MEMPERPANJANG USIA SEJARAH KITA

 

🧭 MEMPERPANJANG UMUR SEJARAH KITA 

✒️ Oleh : Nanang, pengamat & penikmat buku

📚 Siapa yang tidak kenal kitab Riyadhush Shalihih, Arba’in An-Nawawi, Al-Adzkar, At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, itu hanya sebagian kecil dari karya karya  Imam Nawawi, ulama dengan segudang prestasi, karya karyanya mengabadi sampai hari ini, walau beliau wafat dalam usia muda 45 tahun, namun umur sejarahnya lebih panjang dari umur biologisnya.

Lain lagi dengan Ibnu Jauzi, seorang ulama yang menulis berbagai bidang ilmu dan buku-bukunya yang sangat banyak menghiasi perpustakaan Islam. Dalam kitab Tatimmatul Mukhtashor fi Akhbaril Basyar,  Ibnul Warid mengatakan : “ Bila lembaran-lembaran buku yang berhasil ditulis oleh Ibnul Jauzi dikumpulkan, lalu dikalkulasi dengan umur yang beliau miliki, maka ditetapkan bahwa beliau menulis dalam sehari sebanyak sembilan buah buku seukuran buku tulis.”  Diceritakan juga bahwa bekas rautan pena Ibnul Jauzi dapat digunakan untuk memanasi air yang dipakai untuk memandikan mayat beliau, itupun masih tersisa. Setelah diadakan kalkulasi judul-judul tulisannya, ternyata karya Ibnul Jauzi mencapai 519 buku. Al-Muwafiq mengatakan bahwa Ibnul Jauzi senantiasa menulis dalam sehari setara empat buku tulis.

Ibnu Aqil salah satu dari mereka yang memiliki karya tulis yang beraneka ragam dan yang paling spektakuler adalah kitab “ Al-Funun “, sebuah ensiklopedia yang  memuat beragam ilmu yang sangat berharga, terdapat di dalamnya berbagai macam nasehat, tafsir, fiqih, ushul fiqih, aqidah, bahasa Arab, sya’ir, sejarah,  bahkan juga hikayat.  Kitab “ Al-funun  “ ini terdiri dari 800 jilid. Kitab ini hanya salah satu karya beliau saja. Beliau juga mempunyai karya-karya lain yang sangat banyak. . Berkata Imam Ad- Dzahabi : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” .

itulah mereka orang orang besar yang pernah hidup dan menorehkan karya karya besar yang tidak ada bandingnya, kesungguhan, kegigihan & perjuangan mereka memaknai jenak jenak waktu dengan torehan amal dan prestasi sungguh membuat umur sejarah mereka lebih panjang dari umur biologis mereka.

Tulisan dan karya karya mereka mengabadi dalam sejarah, melintasi zaman dalam kurun waktu yang panjang, dari generasi ke generasi hingga peradaban dan tak lekang oleh zaman.

 Ada adagium terkenal “ Kalau anda ingin mengenal dunia maka bacalah buku, namun kalau anda ingin dikenal dunia, maka tulislah buku “, Ya menulis sejatinya adalah mengingatkan bahwa kita pernah ada, kita pernah hidup dan kita tak ingin hidup tapi tanpa memberi makna pada kehidupan. Dengan menulis kita telah memberi makna pada kehidupan, dengan menulis kita telah meninggalkan jejak di dunia ini. Dengan menulis kita telah mengigatkan pada dunia bahwa kita pernah ada.

Menulis sejatinya adalah memberi makna tentang arti kehidupan, maka menulislah agar hidupmu bermakna, lebih jauh dari itu menulis adalah cara kita memperpanjang usia sejarah kita, usia sejarah adalah usia yang melampau usia biologis kita, bagaimana agar usia sejarah kita lebih panjang dari umur biologis kita, jawabannya ada pada kata “menulislah”  karena sejatinya menulis adalah bekerja untuk keabadian kata Pramoedya Ananta Toer. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. 

Menulis juga merupakan ladang pahala sekaligus amal jariah yang pahalanya akan terus mengalir walau sang penulis telah tiada, “Ibnu Qudamah Al Maqdisi pernah ditanya, "Siapakah sebenarnya orang yang paling berbahagia itu?" Ia menjawab, "Orang yang bahagia sebenarnya adalah orang yang apabila nafasnya telah berhenti, namun pahalanya tetap mengalir. Nah menulis adalah salah satu jalan agar pahala kita tetap mengalir saat kita telah tiada.

Sejarawan besar Al Muntanabi mengatakan:” Kalau hidup ini tanpa perjuangan maka semua manusia akan jadi pahlawan”  maka sejarah mencatat hanya sedikit jumlah pahlawan, karena sejatinya untuk menjadi pahlawan butuh pengorbanan dan perjuangan yang tidak semua manusia sanggup dan mau melakukanya.

Maka mereka para orang besar itu sekali lagi  adalah mereka yang umur sejarahnya lebih panjang dari umur biologisnya, apa yang menyebabkan umur sejarah mereka lebih panjang dari umur biologisnya, jawabanya terletak pada karya dan perjuangan yang telah mereka torehkan. walaupun mereka telah tiada, bahkan kitapun mungkin tak pernah tahu dimana kuburnya, berapa usia hidupnya, namun karya karya besar mereka tetap abadi dalam sejarah yang akan terus dikenang sepanjang zaman.


Ujung Aspal, Sehabis Hujan 
Medio November 2021

Komentar