Oleh : Syukri Ilyas, S.Ag. MA
( Penyuluh Agama Islam
Fungsional Kemenag Batam )
Terdapat dua kata bantu yang terdapat dalam al-Qur’an untuk mempelajari pengorganisasian
ini. Kata tersebut adalah ( Shaff ) dan ( ummat
). Penulis akan membahas dua kata tersebut satu per satu.
Penulis mengidentikkan kata ( shaff ) ini
dengan organisasi. Jadi organisasi menurut analisis kata ini adalah suatu
perkumpulan atau jamaah yangmempunyai sistem yang teratur dan tertib untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
surah al-Shaff ayat 4 dikemukakan:
إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ
بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya: Sesungguhnya Allah
menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Maksud
dari shaff disitu menurut al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah barisan
(organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan.
Dalam sebuah hadits diterangkan:
Artinya: “Sesungguhnya
Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan
“tepat, terarah dan tuntas“.
Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan
terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik,
proses juga dilakukan secara terarah dan teratur atau.
Menurut
al-Baghawi maksud dari ayat di atas adalah manusia seyogyanya tetap pada
tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat tersebut. Di samping itu, dalam ayat
tersebut banyak mufassir yang menerangkan bahwa ayat tersebut adalah barisan
dalam perang. Maka ayat tersebut mengindikasikan adanya tujuan dari barisan
perang yaitu berupaya untuk melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah
dan memperoleh kemenangan. Dalam penafsiran versi lain, dikemukakan bahwa ayat
tersebut menunjukkan barisan dalam shalat yang memiliki keteraturan.
Dari
sini dapat dikemukakan bahwa ciri organisasi adalah mempunyai pemimpin dan terjadi itba’ terhadap
kepemimpinan tersebut. Di samping itu, kata( bunyanun marshuusun ) mengindikasikan
bahwa dalam sebuah organisasi hendaknya terdapat pembagian wewenang dan tugas,
sebagaimana yang terjadi dalam sebuah bangunan atau rumah, ada yang bertugas
menjadi tangga, ada yang bertugas menjadi tiang, serta ada yang bertugas
menjadi atap dan sebagainya. Dalam sebuah hadits diterangkan:
“Sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kita untuk
berbuat yang optimal dalam segala sesuatu….”
Dalam menerima delegasi wewenang dan tanggung jawab
hendaknya dilakukan dengan optimal dan sungguh-sungguh.
Janganlah anggota suatu organisasi melakukan tugas dan wewenangnya dengan
asal-asalan. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa apabila seseorang hanya
mementingkan kepentingan sepihak dan melakukan tugas serta tanggung jawabnya
dengan asal-asalan. Hadits yang menerangkan tentang kekalahan umat Islam dalam
perang Uhud menunjukkan bahwa apabila seseorang tidak melaksanakan anggotanya
sebagai bagian dari organisasi perang, maka akibatnya adalah organisasi
tersebut mengalami kekalahan. Jadi dalam sebuah organisasi harus terjadi
koordinasi yang baik dan tidak boleh terjadi penyalahgunaan wewenang.
Dalam ayat
lain diterangkan:
وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
Artinya
: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S.
al-Anfal: 46)
Ayat
tersebut menerangkan bahwa dalam sebuah organisasi tidak boleh terdapat
percekcokan yang membawa kepada
permusuhan yang pada akhirnya mengakibatkan hancurnya kesatuan. Dalam tafsirnya
al-Maraghi menerangkan pertentangan yang menyebabkan rusaknya koordinasi dan
organisasi akan membawa kepada kelemahan dan kegagalan.
Berorganisasi
sangat penting dan merupakan hal yang pokok untuk menjalankan sebuah manajemen.
Al-Qur’an menjelaskan:
أقِيمُوا
الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ…
”….Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…”(Q.S.Al-Syuura:
13)
Ayat di
atas menjelaskan bahwa anggota organisasi dilarang keluar dari organisasi dan
dilarang memecah belah organisasi.Perkataan dari
Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
اَلْحَقُّ
بِلاَ نِظَامٍ يَغْلِبُهُ اْلبَاطِلُ بِالنِّظَامِ
“Kebenaran yang tidak diorganisir dapat dikalahkan
oleh kebatilan yang diorganisir.”
Perkataan ini mengingatkan kita tentang pentingnya berorganisasi dan
sebaliknya bahayanya suatu kebenaran yang tidak diorganisir melalui
langkah-langkah yang kongkrit dan strategi-strategi yang mantap. Maka tidak ada
garansi bagi perkumpulan apa pun yang menggunakan identitas Islam meski
memenangkan pertandingan, persaingan maupun perlawanan jika tidak dilakukan
pengorganisasian yang kuat.
Di sini
terdapat perbedaan yang mencolok antara organisasi umum denganorganisasi pendidikan Islam
yang elemen-elemennya diambil dari al-Qur’an dan al-Hadits. Kata ( sabilihi ) dalam
ayat surat al-Shaff di atas menunjukkan perbedaan bahwa orang yang menjadi
anggota organisasi pendidikan Islam ada niat untuk berjuang karena Allah dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Berpijak
dari keterangan dua mufassir di atas, maka dapat ditarik dalam teori manajemen bahwa organisasi
mempunyai anggota yang terdiri dari kumpulan orang-orang, berada dalam suatu
wadah, terdapat keteraturan, mempunyai tujuan, juga mempunyai pemimpin, terjadi
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta ada niat melaksanakan tugas
dengan ikhlas dan berjuang di jalan Allah.
Hal
tersebut nampaknya mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan ciri serta elemen
bahkan manfaat dan tujuan organisasi yang dikemukakan para ahli.
Winardi mengutip Reece yang
mengemukakan bahwa elemen organisasi antara lain: manusia, tujuan tertentu, pembagian
tugas, sebuah sistem untuk mengoordinasi tugas, sebuah batas yang dipatok.
Sedangkan menurut Schein, sebagaimana dikutip Winardi, organisasi mempunyai
empat macam ciri atau karakteristik sebagai berikut: koordinasi upaya, tujuan
umum bersama, pembagian kerja, hierarki otoritas.
Kata kunci untuk memahami
organisasi selanjutnya adalah kata ( ummat).Ummat diartikan
sebagai sekelompok orang yang berada di suatu wilayah tertentu. Dalam term
tertentu ummat juga diartikan sebagai golongan atau
organisasi. Kata ummat disebut dalam al-Qur’an berkali-kali.
Terdapat beberapa sifat yang melekat dalam kata ummat, antara
lain:
1. ummat muqtashidah
2. ummat jasiyah
3. khaira ummah
4. ummat wahidah
5. ummat wasathan
6. ummat qanitan
7. ummat muslimah.
وَلَوْ
أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ
رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ مِنْهُمْ
أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ
مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ
Artinya : Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh
menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada
mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari
bawah kaki mereka.Diantara mereka ada
golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh
kebanyakan mereka.(Q.S.al-Maidah: 66)
Term ummat
muqtashidah memberi pemahaman sebagaimana yang diterangkan
al-Thabari sebagai berikut:
Hendaklah suatu
organisasi itu berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Penyimpangan dari perencanaan tersebut akan menyebabkan organisasi menjadi
berbelok dan sulit untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. AD/ART suatu
organisasi harus dijalankan secara konsekuen agar suatu organisasi mampu
dinamakan organisasi yang efektif. Maka AD/ART juga merupakan elemen
organisasi.
وَتَرَى
كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ
أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya
: Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat
dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi
balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S.al-Jatsiyah:
28)
Term
jatsiyah mengandung arti berlutut dengan lutut untuk mempertanggung jawabkan
perbuatan yang dilakukan. Maka dari itu, organisasiharus mampu
mempertanggungjawabkan apapun yang telah diperbuatnya, walaupun salah satu
anggota yang melakukan perbuatan tersebut, sehingga harus ada kesatuan arah dan
kesatuan komando juga komitmen dari para anggota.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ
آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya
: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S.ali
Imran: 110)
Khaira
ummah di sini merupakan tafsir dari umat Islam akan menjadi umat
yang terbaik apabila mengerjakan pilar-pilar agama Islam. Namun apabila ditarik
dalam masalah organisasi yaitu mengandung pemahaman organisasi yang bermutu
yang melaksanakan pilar-pilar mutu.
كَانَ
النَّاسُ أُمَّةً
وَاحِدَةً فَبَعَثَ
اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ
فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ
Artinya
: Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah
datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan
Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
lurus.(Q.S.al-Baqarah: 213)
Ayat
tersebut menerangkan bahwa sebuah organisasi hendaknya bersatudengan menghindari
konflik yang menyebabkan perpecahan antara satu dengan yang lain. Maka dari
itu, dalam sebuah organisasi hendaknya selalu menjunjung persatuan dan kesatuan
organisasi.
Ayat
tersebut juga menerangkan tentang pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
dan juga berorientasi pada penyelesaian masalah. Hendaknya semua perkara yang
diselisihkan dalam sebuah organisasi itu diselesaikan dengan dikembalikan
kepada metode pengambilan keputusan yang diajarkan oleh Allah, sebagaimana yang
terdapat dalam al-Qur’an dan hadits, yaitu metode musyawarah. Jadi musyawarah
merupakan cara yang tepat untuk mengatasi konflik yang mampu menyebabkan
perpecahan dalam tubuh organisasi, dengan mengambil keputusan yang bijak.
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي
كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ
عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى
اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ
لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya : Dan demikian (pula) Kami telah
menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihanagar kamu menjadi saksi
atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu(Q.S.al-Baqarah: 143)
Term
wasathan menurut pendapat ahli tafsir adalah pilihan. Jadi apabila kita tarik
dalam hal manajemen, hendaklah sebuah organisasi itu dibuat menjadi
organisasi yang pilihan
yang unggul serta yang efektif. Dalam ayat tersebut juga dikemukakan bahwa
tujuan digunakan sebagai arah gerak organisasi dan untuk mengetahui kinerja
kesetiaan anggota organisasi.
إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ
Artinya
: Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi
patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang
yang mempersekutukan (Tuhan.(Q,S.al-Nahl: 120)
Kata
ummat qanitan menurut Ibn Mas’ud, sebagaimana yang dikutip oleh al-Thabari,
umat yang mengajari kebaikan kepada manusia. Qanit dalam arti yang lain
diidentikkan dengan muthi’ Maka, dalam sebuah organisasi harus
ada ketaatan dari para anggota organisasi kepada seorang pemimpin organisasi.
Di samping itu, seorang pemimpin organisasi harus mampu menjadi seorang teladan
bagi para anggotanya.Organisasi yang sukses harus mampu mengaplikasikan nikmat
yang diberikan kepadanya dengan mensyukurinya, sedangkan implementasi dari
syukur tersebut adalah menggunakan nikmat dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut
terwujud dengan menjalankan tugas sebaik-baiknya.
رَبَّنَا
وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya : Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang
yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat
yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan
tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(Q.S.al-Qur’an:128)
Ayat tersebut walaupun
konteksnya adalah doa yang menunjukkan ketaatan kepada sang khaliq, memberi
isyarat bahwa dalam organisasi anggota harus taat kepada pemimpin, dan
senantiasa meminta petunjuk kepada pemimpin tentang apa yang akan dilakukannya
serta meminta maaf kepada pemimpin apabila ia melakukan kesalahan. Dalam ayat
lain disebutkan bahwa taat kepada pemimpin juga merupakan bagian dari ketaatan
kepada Allah.
Kesimpulan
Terdapat dua kata bantu
yang terdapat dalam al-Qur’an untuk mempelajari pengorganisasian ini. Kata
tersebut adalah Shaff dan ummat. Untuk
kata shaff menginspirasi konsep bahwa organisasi harus
mempunyai anggota yang terdiri dari kumpulan orang-orang, berada dalam suatu
wadah, terdapat keteraturan, mempunyai tujuan, juga mempunyai pemimpin, terjadi
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta ada niat melaksanakan tugas
dengan ikhlas dan berjuang di jalan Allah. Kata ummat menginspirasi konsep
bahwa organisasi ideal harus mempunyai elemen Ketaatan anggota, keteladanan
pemimpin, tujuan organisasi, kesatuan komando dan AD/ART. Dalam pengambilan
keputusan memakai sistem musyawarah. Sedangkan untuk menuju organisasi yang
bermutu, organisasi harus menjalankan pilar-pilar mutu.
.
DAFTAR
RUJUKAN
al-Baghawi, Abu
Muhammad Hasan ibn Mas’ud, Mu’alim al Tanzil, Dar Tayyibah
lin Nasr: Dalam Software Maktabah Samilah, 2005.
al-Bukhari, Abu
Abdillah Muhammad ibn Isma’il, Shahih Bukhari juz 12, Mauqi’u
al-Islam: dalam Software Maktabah Samilah, 2005.
al-Hajaj,
Muslim, Shahih Muslim, juz 10, Mauqi’u al-Islam Dalam Software
Maktabah Syamilah, 2005.
al-Hawary, Sayyid
Mahmud, Idarah al-Asas wa al-Ushul al-Ilmiyah, Dar
al-Kutub: Mesir, 1976.
al-Maraghi,
Mustofa, Tafsir al-Maraghi, Kairo: Mustofa Babil Halabi, 1966.
al-Qurtubi, Samsyu
al-Din, Jami’ al-Bayan li al-Ahkam al-Qur’an, juz 1, Mauqi’u
al-Tafasir: Dalam Software Maktabah Samilah, 2005.
al-Thabari, Ibn
Jarir, Tafsir Jami’ al Bayan fi ta’wil al-Qur’an, Mauqiu
Majma’ al Mulk: dalam Software Maktabah Samilah, 2005.
al-Thabrani, Mu’jam
al-Kabir, juz 6, Mauqi’u al-Islam Dalam Software Maktabah Syamilah,
2005.
Amrullah, Haris
Budiyono, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Tanthowi,
Jawahir, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, Jakarta:
Pustaka al-Husna, 1983.
Usman, Husaini, Manajemen
Pendidikan: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Winardi, Teori
dan Pengorganisasian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Iklan
Komentar
Posting Komentar