Mensucikan jiwa atau disebut juga tazkiyatun nafs, merupakan
salah satu tugas yang diemban oleh Rasulullah. Allah berfirman : “Dialah yang
mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah : 2).
Dalam doa Nabi Ibrahim as, disebutkan : “Ya Tuhan kami,
utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mensucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS.
Al-Baqarah : 129).
Karenanya, siapapun yang mengharapkan Allah dan hari akhir,
mesti memperhatikan kesucian jiwanya. Jiwa yang penuh ketundukkan kepada Allah
lah yang akan menjadi jiwa tanpa penyesalan.
Sahabat dermawan, jiwa manusia memiliki dua sisi (baik dan
buruk), sangatlah penting untuk diperhatikan. Allah ta’ala telah bersumpah
dengan sejumlah makhlukNya yang agung, yang menunjukkan keagunganNya dalam
surat Asy-Syams, bahwasanya di sana ada jiwa yang beruntung dan ada jiwa yang
tidak beruntung.
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila
mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya.
Dan langit serta pembinaannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan
jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS. Asy-Syams :
1-10).
Mensucikan Jiwa
Makna asal kata “az-zakaat” adalah bertambahnya kebaikan,
sehingga yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah bahwa siapa saja yang
berusaha untuk menyucikan, memperbaiki, dan mengisi jiwa dengan memperbanyak
amalan ketaatan dan kebaikan, serta menjauhi segala keburukan, maka pastilah
dia akan beruntung.
Orang yang bermaksiat, artinya dia telah menutupi jiwanya
yang mulia dengan melakukan berbagai macam dosa, menguburnya dengan berbagai
hal yang rendah dan hina, menghancurkan dan merusaknya dengan melakukan
berbagai hal yang tercela, sehingga jiwanya pun menjadi jiwa yang rendah dan hina.
Sehingga dengan hal itu, jiwa tersebut berhak mendapatkan kesengsaraan dan
kerugian (di akhirat).
Sarana untuk mensucikan jiwa adalah amalan dan ibadah.
Semisal shalat, zakat, puasa, zikir dan lainnya. Berusaha untuk menyempurnakan
amalan merupakan langkah untuk mensucikan hati. Ketika setiap amalan kita telah
sempurna dengan tingkat ihsan tanpa ada riya’ sedikitpun, maka itulah awal dari
hati yang tersucikan.
Hasil paling nyata dari hati yang telah tersucikan itu
adalah adab dan muamalah yang baik kepada Allah dan manusia. Kepada Allah
dengan menunaikan hak-haknya, termasuk berkorban di jalan-Nya. Sedangkan kepada
manusia, seseorang yang telah memiliki hati bersih itu akan berinteraksi sesuai
dengan ajaran, posisi dan taklif rabbani yang ada.
Ketika amal dan ibadah tersebut dilakukan secara sempurna
maka semua itu akan melahirkan spirit dan nilai-nilai luhur di dalam hati
semisal tauhid, ikhlas, sabar, khauf, raja’ serta mahabbatullah. Selain itu, ia
juga dapat mengusir nilai-nilai buruk dalam hati, semisal riya, ujub, ghurur
dan marah karena dorongan nafsu atau setan.
Sahabat, Yuk memohon kepada Allah ta’ala untuk menyucikan
jiwa kita, memperbaiki amal kita, meluruskan ucapan kita, menunjukkan kebenaran
kepada kita, dan memberikan taufik untuk mengikutinya, menjauhkan dari fitnah,
baik yang tampak atau yang tersembunyi. Aamiin.
HARGA BUKU 245.000
HARGA DISKON DI TOKO IQROBOOKSTORE 170.000 ( DISKON 30 % )
PEMESANAN & PEMBELIAN, WA : 0812-8091926
DAPAT JUGA DI BELI DI TOKO ONLINE SHOPEE, TOKOPEDIA, BUKALAPAK DAN LAZADA ATAS NAMA TOKO IQROBOOKSTORE
Komentar
Posting Komentar