PESANKAN SAYA TEMPAT DI NERAKA



Pesankan saya tempat di neraka !!! (sebuah kisah tragis dari mesir)

Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat.

Seorang kolumnis majalah Al Manar

mengisahkannya…

 

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat.

Terutama bagi muslimah, untuk tetap

mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah

dan

panas tak lantas menjadikannya menggadaikan

akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan

menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa

dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.Dalam

sebuah perjalanan yang cukup panjang,

Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada

seorang perempuan muda berpakaian kurang layak

untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.

Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung

kursi dekat pintu keluar.

 

Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu

mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan

sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak

setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya

mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa

mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi

dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga

melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

 

Tahukah Anda apa respon perempuan muda

tersebut?

Dengan ketersinggungan yang sangat ia

mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa

privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya

adalah hak prerogatif seseorang.

 

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong

pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!

Sebuah respon yang sangat frontal.

Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus

menggumamkan kalimat-kalimat Allah.

 

Detik-detik berikutnya suasanapun hening.

Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap

dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda

itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung

tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.

 

Kini semua penumpang bersiap-siap untuk

turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan

muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia

berada didekat pintu keluar. “Bangunkan saja!”

begitu kira-kira permintaan para penumpang.

 

Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda

tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui

ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus

beristighfar, menggumamkan kalimat Allah

sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk

disampingnya.

 

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam

keadaan

menantang Tuhan. Seandainya tiap orang

mengetahui akhir hidupnya….

Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa

berakhir setiap saat…

Seandainya tiap orang takut bertemu dengan

Tuhannya dalam keadaan yang buruk…

 

Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan

Allah…

Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih

terus dibimbing-Nya.

Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang

dekat denganNYA semakin dekat.

 

Dan mereka yang terlena seharusnya segera

sadar…

mumpung kesempatan itu masih ada.

 

Nauzubilah mindzaliq.

 

Komentar