Al-Qur’an ialah sebenar-benarnya kitab suci berisi wahyu yang diturunkan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril dan
menjadi salah satu mukjizat Rasulullah SAW. Al-Qur’an ialah kitab penyempurna
daripada kitab-kitab terdahulu (Taurat, Zabur, Injil).
ads
Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia. Fungsi al-quran
bagi umat manusiaadalah Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an (dan hadist shahih Rasulullah)
menuntun kita kepada jalan yang benar dan diridhai Allah SWT.
Segala macam permasalahan, semuanya ada jawabannya dalam Al-Qur’an. Hal ini
pula yang membuktikan bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari kalam Allah
SWT, bukan buatan manusia. Bahkan sejak 1400 tahun lalu detik ini,
Al-Qur’an tetap terjamin keaslian isinya karena Allah SWT sendiri yang
memeliharanya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat
9; “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya
Kami pula yang benar-benar memeliharanya.”. Maka, hal ini merupakan salah
satu daripada keajaiban Al-Qur’an sendiri. Bahkan, masih banyak lagi
keajaiban-keajaiban Al-Qur’an, baik yang sudah terbukti dalam ilmu pengetahuan,
maupun segala sesuatu yang masih dirahasiakan Allah akan buktinya seperti hari
Kiamat. Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan mengenai apa saja bukti
keajaiban Al-Qur’an di dunia ini, terutama dalam hal bidang ilmu pengetahuan
yang kesemuanya sudah terbukti seperti apa yang Allah SWT terangkan dalam
Al-Qur’an.
Berikut adalah beberapa keajaiban al-quran di dunia :
Keajaiban Al-Qur’an tentang Penciptaan Manusia
Allah SWT berfirman yang artinya; “Kami telah menciptakan kamu;
maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih
manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?” (QS. Al-Waqi’ah :5 7-59).
Dimulai dari hal mendasar tentang adanya manusia sebagai makhluk cipataan
Allah yang istimewa. Dikatakan istimewa karena jika dibandingkan dengan ciptaan
Allah yang lain, hanya manusia yang memiliki akal dan pikiran (dua hal yang
sangat penting). Dengan begitu, manusia pun mendapat hak istimewa dari Allah
SWT berupa hak untuk memilih; memilih untuk beriman kepada-Nya,
atau memilih untuk ingkar. Jika manusia memilih untuk beriman, maka manusia itu
akan mendapat derajat yang lebih baik daripada malaikat (makhluk ciptaan Allah
yang hanya memiliki akal). Sebaliknya, jika manusia itu memilih untuk tidak
mentaati Allah, maka derajatnya sama dengan iblis dan setan (makhluk ciptaan
Allah yang hanya memiliki nafsu).
Sebagai makhluk yang istimewa, penciptaan manusia pun bisa dikatakan juga
istimewa karena melalui tahapan-tahapan yang luar biasa. Banyak ayat di dalam
AL-Qur’an yang menyebutkan bagaimana proses penciptaan manusia, bahkan hal
tersebut telah jelas terperinci sebelum manusia dengan ilmu kedokterannya yang
mumpuni seperti sekarang ini. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan
dengan detail bagaimana kiranya seorang manusia bisa terbentuk, sampai terlahir
menjadi wujud seorang manusia. Bahkan hal ini telah jelas sejak 1400 tahun yang
lalu, sebelum segala sesuatu telah semodern sekarang ini. Adapun beberapa poin
penting mengenai penciptaan manusia yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah:
1. Manusia tercipta bukan dari seluruh
sperma yang berasal dari air mani yang masuk ke dalam rahim, melainkan dari
satu atau beberapa sperma saja
Seiring perkembangan zaman, dimana teknologi sudah semakin berkembang,
sebagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan bahwasanya
ada sekitar 250 juta sel sperma yang masuk ke dalam rahim wanita saat melakukan
hubungan seksual. Kemudian, sperma-sperma itu seakan berlomba dalam
perjalanannya menuju sel telur. Sementara sel telur yang besarnya tidak lebih
dari sebutir garam hanya menerima satu sperma saja untuk membuahinya. Semua ini
adalah yang diketahui oleh para ilmuan dalam kurun waktu beberapa abad yang
lalu saja. Sedangkan dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan hal ini sejak
sekian lama (1400 tahunan), sebagaimana firman-Nya yang berarti; “Apakah
manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?” (QS. Al-Qiyamah : 36-37).
Bayangkan saja, Allah telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwasanya
manusia itu diciptakan hanya dari setitik (sebuah) sel mani, sedangkan masa di
mana Al-Qur’an diturunkan, yakni sekitar 14 abad yang lalu adalah masa dimana
ilmu pengetahuan bahkan alat-alat kesehatan tidak ada yang secanggih masa kini.
Ini adalah salah satu bukti keajaiban Al-Qur’an yang sangat nyata.
Di sisi lain juga dijelaskan bahwa apa yang disebut dengan air mani
sendiri, tidak hanya berisi sel sperma saja. Menurut ilmu kedokteran sendiri,
ai mani terdiri dari sperma dan berbagai cairan yang berbeda. Unsur ini
bermanfaat sebagai pemberi energi bagi sperma sekaligus sebagai penetral asam
pada alat kelamin wanita. Bahkan cairan ini juga yang membantu melicinkan
sekitar sperma agar pergerakannya semakin mudah. Maka, dalam Al-Qur’an pun
Allah SWT juga telah menjelaskannya; “Sungguh, Kami ciptakan manusia
dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah
dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS.
Al-Insan : 2).
2. Jenis kelamin ditentukan oleh sel
kelamin laki-laki
Allah SWT berfiman yang artinya; “Dialah yang menciptakan
berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.” (QS.
An-Najm : 45-46).
Sebelumnya, dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan oleh kromosom wanita,
atau paling tidak merupakan campuran daripada kromosom laki-laki dan wanita.
Namun, berdasarkan ayat di atas, Allah menjelaskan bahwasanya penentu jenis
kelami bayi berasal dari air mani yang dipancarkan. Air mani ini
sendiri berasal dari si Ayah yakni laki-laki. Maksudnya, ialah sel kromosom
yang mana dari si laki-laki yang kemudian bergabung dengan sel kromosom pada
wanita yang menentukan jenis kelamin si anak. Maka, pada zaman sekarang, hal
ini juga telah dibuktikan oleh penelitian para ilmuan bahwasanya benar bahwa
penentu jenis kelamin bayi adalah sel kromosom laki-laki.
3. Janin dapat melekat pada dinding
rahim ibu layaknya lintah
Berkat kemajuan teknologi, manusia dapat melihat bahwa zigot yang
terbentuk di dalam kandung telur (rahim ibu) kemudian menempel pada dinding
rahim. Dari perlekatan ini pula zigot mendapat asupan nutrisi dan secara
bertahap perkembangan dan pertumbuhan dimulai hingga zigot terlebut terlahir
menjadi seorang bayi. Ingat, ini adalah informasi yang diperoleh manusia saat
mikroskop telah berhasil dikembangkan dengan canggih. Sementara Allah SWT telah
menjelaskan semua ini dalam Al-Qur’an sejak 14 abad yang lalu. Allah SWT
berfirman yang artinya; “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah).
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-‘Alaq : 1-3).
Dalam bahasa Arab, kata “Alaq” berarti sesuatu yang menempel
pada suatu tempat. Secara harfiah, kata ini diibaratkan sebagai lintah yang
menempel pada tubuh manusia untuk menghisap darah. Jadi, ketika kita merujuk
pada ayat di atas, jelas sudah bahwa Allah telah menjelaskan dengan
serinci-rincinya bahwasanya manusia itu saat masih berbentuk segumpal darah
(zigot), ia melekat erat pada dinding rahim sang Ibu layaknya lintah yang
menempel pada tubuh manusia. Allah menjelaskan semua ini bahkan sebelum adanya
teknologi canggih seperti sekarang.
4. Manusia berkembang di dalam tiga
bagian yang gelap di dalam rahim
Allah SWT berfirman yang artinya; “… Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat)
demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS.
Az-Zumar : 6).
Dari ayat di atas Allah menerangkan bahwa selama dalam kandungan, manusia
melalui tiga bagian kegelapan di dalam rahim ibu. Secara
ilmiah kemudian diketahui bahwa apa yang dimaksudkan Allah dengan tiga
bagian kegelapan itu ialah tiga tahapan pertumbuhan janin yang jika
dijelakan adalah sebagai berikut:
·
Tahap Pre-embrionik – Zigot yang terbentuk
dari pembelahan sel kemudian berkembang menjadi segumpal darahlalu
menempel pada dinding rahim. Zigot ini terus berkembang sampai kemudian
terbentuk tiga lapisan yang menyelubunginya.
·
Tahap Embrionik – Zigot telah berkembang
menjadi embrio, dimana lapisan-lapisan tadi berkembang membentuk organ dan
sistem tubuh bayi.
·
Tahap Fetus – Pada tahap ini embrio telah
berkembang menjadi fetus, terus dan terus bertumbuh dan berkembang sampai
akhirnya tiba waktunya melahirkan.
Maka, semua informasi itu baru diketahui oleh manusia setelah mereka
melakukan berbagai penelitian. Sedangkan awal telah jauh-jauh hari
menjelaskannya dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, dengan adanya penelitian ini pun
maka terbukti bahwa apa-apa yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an memang tak
perlu diragukan lagi kebenarannya.
Keajaiban Al-Qur’an tentang Fungsi Otak
ads
Selama ini kita mengenal bahwa otak ialah pusat daripada seluruh sistem
tubuh kita. Hal itu terbukti dari penelitian para ilmuan yang kemudian
dituangkan dalam buku teks pelajaran di sekolah-sekolah sehingga kita
mengetahui bahwa fungsi otak ialah sebagai kendali tubuh. Namun ternyata, Allah
SWT telah menjelaskan semua itu lebih dulu sekali di dalam Al-Qur’an,
sebagaimana firman-Nya yang berarti;
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka.” (QS. Al-Alaq : 15-16).
Allah menyebutkan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”,
maka, jika kita ingin menjelaskan mengenai apa maksud dari ubun-ubun tersebut,
kita bisa merujuk pada ilmu anatomi dan fisiologi mengenai otak manusia.
Sebagaimana dijelaskan dalam ilmu tersebut, bagian prefrontal yang mengatur
fungsi khusus otak ternyata terletak pada bagian dengan tulang tengkorak.
Daerah ini yang kemudian kita kenal sebagai otak besar atau serebrum.
Bagian ini adalah yang terlibat dalam pengaturan fungsi perencanaan dan
permulaan gerakan. Tepatnya dibagian lobi frontal dan bagian prefrontal. Dengan
kata lain, serebrum atau otak besar bertugas sebagai
perencana, pendorong, dan starter daripada perilaku manusia
serta yang bertanggung jawab atas perkataan jujur atau dusta. Terbukti bahwa
firman Allah yang menyatakan bahwa “ubun-ubun orang yang mendustakan
lagi durhaka” ialah penggambaran bahwasanya otak besar, bagian
frontal, dekat dengan ubun-ubun, ialah bagian yang berfungsi untuk menentukan
ucapan jujur maupun dusta. Dalam hal ini, ilmu pengetahuan baru bisa
mengungkapkannya sekitar setengah abad belakangan sementara Al-Qur’an telah
menjelaskannya sejak 14 abad yang lalu.
Keajaiban Al-Qur’an tentang Air Susu Ibu
Air Susu Ibu (ASI) ialah makanan paling sempurna bagi seorang bayi. Air
susu ibu mengandung banyak gizi dan nutrisi lainnya yang sangat dibutuhkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tidak ada ilmu pengetahuan yang menampik hal
tersebut karena secara ilmiah sekalipun air susu ibu telah terbukti manfaatnya.
Begitu istimewanya ciptaan Allah yang satu ini, bahkan sebaik-baiknya sumber
makanan yang dapat diciptakan manusia modern sekalipun tidak ada yang bisa
menandingi kehebatan ASI. Bahkan, program ASI Eksklusif, dimana ibu menyusui
dilarang memberikan makanan tambahan kepada bayinya sampai umur 6 bulan dan
tetap memberikan ASI sampai bayi berumur sekitar 2 tahun baru kemudian
dilakukan penyapihan, Allah SWT telah menjelaskannya sejak ratusan tahun yang
lalu dalam firman-Nya yang artinya;
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14).
Keajaiban Al-Qur’an tentang Lapisan
Atmosfer
Mengenai bumi yang terdiri dari berbagai lapisan atmosfer, di dalam
Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan sebagai berikut:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 29).
“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya.” (QS. Fussilat : 11-12).
Dijelaskan bahwasanya kata “langit” yang sering muncul dalam ayat-ayat
Al-Qur’an ialah perumpamaan daripada langit bumi dan keseluruhan alam semesta.
Dengan demikian, Allah telah menjelaskan bahwasanya bumi itu memang terdiri
dari berbagai lapisan (atmosfer). Adapun atmosfer yang terbentuk itu ternyata
memang terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda dan saling bertumpuk. Para
ilmuan kemudian menemukan bahwasanya hal itu memang benar (bahwa atmosfer
terdiri dari beberapa lapisan;) dan tiap-tiap lapisan memiliki ciri
tersendiri.
Lapisan atmosfer yang paling dekat dengan bumi ialah Troposfer (6-20
KM jarak dari bumi) yang membentuk 90% keseluruhan massa atmosfer. Di atasnya
ada Stratosfer (50 KM jarak dari bumi) dimana lapisan ozon
merupakan bagian dari lapisan ini yang memungkinkan terjadinya penyerapan sinar
UV. Di atas stratosfer, ada Mesosfer (85 KM jarak
dari bumi), Termosfer (690 KM jarak dari bumi), dan
bagian terluar lagi ialah Eksosfer (10.000 KM jarak dari
bumi).
“… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat :
12). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa dalam tiap-tiap lapisan atmosfer
itu ada tugas dan fungsinya masing-masing. Hal ini terbukti setelah dilakukan
penelitian, sebagaimana contoh pada lapisan terdekat atmosfer dengan bumi
yakni Troposfer dimana pada lapisan inilah terjadi hujan,
salju, dan angin. Hal ini baru diketahui setelah dilakukan penelitian,
sementara Allah telah menjelaskannya dalam jauh hari.
Keajaiban Al-Qur’an tentang Fungsi
Gunung
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi
itu (tidak) goncang bersama mereka...” (QS. Al-Anbiya : 31).
Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an di atas, sungguh Allah Yang Maha Kuasa
telah menjelaskan kepada kita bahwa sebenar-benarnya Dia menciptakan
gunung-gunung yang kokoh adalah untuk menahan bumi daripada goncangan, yang
dalam hal ini bisa kita artikan sebagai salah satu peristiwa alam seperti
gempa. Padahal, hal ini baru bisa terbukti pada masa geologi modern dengan
alat-alat yang canggih.
Menurut penelitian, gunung terbentuk dari adanya hasil pergerakan dan
tumbukan antara lempeng-lempeng raksasa pembentuk kerak bumi. Ketika dua
lempengan saling bertumbukkan, maka lempeng yang paling kuat akan menyelip
dibawah lempeng yang lemah hingga kemudian terbentuk dataran tinggi berupa
gunung dari lipaatannya, sementara pada lapisan bawah akan terbentuk bagian
yang menghujam ke dalam dan sangat besar. Struktur ini kemudian digambarkan
sebagai pasak di dalam Al-Qur’an;
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan
gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’ : 6-7).
Yang mana dikemudian hari diketahui, bahwa gunung dan pasaknya ialah yang
menahan lempengan-lempengan bumi dibagian titil-titik pertemuannya. Dengan
begitu, bumi akan tercegah dari goncangan dan tidak akan terombang-ambing
karena oleh magma yang berada dilapisan paling bawahnya.
Keajaiban Al-Qur’an tentang Dasar Laut
Dalam ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa dalam kedalaman air laut sekitar
200 meter, hampir tidak ada dijumpai cahaya. Bahkan dengan kedalaman mencapai 1
Km atau lebih, dipastikan tidak akan ada cahaya yang tembus ke dalam. Hal ini
diketahui setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan alat modern yang
mampu menyelam sampai ke dalaman terjatuh di samudera. Padahal, jika menengok
ke dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan tentang kondisi lautan ini
sebagaimana firman-Nya yang artinya;
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak,
yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (Q.S An-Nuur : 40).
Sungguh tiada ada yang dapat mendahului ilmu yang disampaikan Allah SWT
melalui Al-Qur’an bahkan alat tercanggih apapun yang mampu diciptakan oleh
manusia.
Keajaiban Al-Qur’an tentang Sungai
dibawah Laut
Beberapa waktu yang lalu kita pernah dihebohkan dengan adanya penemuan
berupa sungai yang berada di dalam lautan. Secara awam, kita benar-benar
kesulitan untuk menjelaskan fenomena tersebut, lantas menganggap semua itu
adalah hal yang sangat luar biasa yang bahkan seorang ilmuan yang sangat ahli
pun tidak mampu menjelaskannya. Padahal, dalam Al-Qur’an sudah Allah jelaskan
sebagai berikut:
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti
kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri,
sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup
bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (Q.S Fushshilat :
53).
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini
tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al-Furqan : 53).
Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa ayat tentang pertemuan dua
lautan namun airnya tak bercampur ini digambarkan sebagai muara sungai, di mana
terjadi pertemuan antara air asin dari laut dan air tawar dari sungai. Dengan
adanya penjelasan ini, terbukti bahwa Kuasa Allah tentu saja melebihi dari apa
yang mampu dipikirkan oleh makhluknya. Bahkan untuk fenomena yang terkesan aneh
demikian pun, Allah selalu mempunyai jawabannya melalui Al-Qur’an.
Keajaiban Al-Qur’an tentang Raltivitas
Waktu
Mengenai teori tentang relativitas waktu, kita mungkin mengenal seorang
ilmuan kenamaan bernama Albert Einstein sebagai pencetusnya. Menurut Einstein,
waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan yang dengan kata lain, waktu dapat
berubah sesuai dengan situasi dan kondisinya. Allah SWT menjelaskan di
dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia terkadang akan merasa bahwa waktu yang
mereka lalui terasa berbeda. Kadang waktu yang singkat terasa melambat, atau
sebaliknya waktu yang lambat justru terasa singkat.
Sponsors Link
Allah SWT berfirman yang artinya;
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S Al-Hajj :
47).
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS As-Sajadah : 5).
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (Q.S Al-Ma’arij : 4).
Berdasarkan tiga ayat tersebut saja, sudah jelas bahwa perubahan waktu yang
disebut sebagai teori relativitas itu sebenarnya telah ada bahkan sebelum
Albert Einstein menemukannya. Allah telah menjelaskan segalanya di dalam
Al-Qur’an, kemudian hal itu tersebut terbukti kebenarannya oleh para ilmuan.
Demikianlah beberapa keajaiban Al-Qur’an di dunia ini, terutama jika
ditinjau dari segi ilmu pengetahuan maka sangat mudah untuk diterima oleh akal
manusia. Perlu diingat juga bahwa itu semua hanyalah sedikit daripada keajaiban
Al-Qur’an yang mulia. Maka, jika jika seseorang ingin mengenal Islam, hendaknya
belajarlah dari Al-Qur’an dan hadist-hadist shahih, bukan melihat kepada
seorang muslim. Karena seorang muslim sendiri ialah manusia yang tidak terlepas
dari dosa. Karenanya banyak kesalahpahaman yang beredar di dunia bahwasanya
Islam ialah agama yang keras, radikal, dan berbagai hal negatif lainnya. Itu
semua dikarenakan mereka melihat Islam dari manusianya (umat
muslim), bukan dari petunjuk Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan Hadist shahih
Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan mengetahui semua itu bisa meningkatkan
keimanan kita kepada Allah SWT.
Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.
Baca juga artikel
tentang islam lainnya
Komentar
Posting Komentar