8 Keajaiban Al-Qur’an di Dunia Nyata

 


Al-Qur’an ialah sebenar-benarnya kitab suci berisi wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril dan menjadi salah satu mukjizat Rasulullah SAW. Al-Qur’an ialah kitab penyempurna daripada kitab-kitab terdahulu (Taurat, Zabur, Injil).

ads

Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia. Fungsi al-quran bagi umat manusiaadalah Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an (dan hadist shahih Rasulullah) menuntun kita kepada jalan yang benar dan diridhai Allah SWT. Segala macam permasalahan, semuanya ada jawabannya dalam Al-Qur’an. Hal ini pula yang membuktikan bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari kalam Allah SWT, bukan buatan manusia.  Bahkan sejak 1400 tahun lalu detik ini, Al-Qur’an tetap terjamin keaslian isinya karena Allah SWT sendiri yang memeliharanya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 9; “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.”. Maka, hal ini merupakan salah satu daripada keajaiban Al-Qur’an sendiri. Bahkan, masih banyak lagi keajaiban-keajaiban Al-Qur’an, baik yang sudah terbukti dalam ilmu pengetahuan, maupun segala sesuatu yang masih dirahasiakan Allah akan buktinya seperti hari Kiamat. Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan mengenai apa saja bukti keajaiban Al-Qur’an di dunia ini, terutama dalam hal bidang ilmu pengetahuan yang kesemuanya sudah terbukti seperti apa yang Allah SWT terangkan dalam Al-Qur’an.

Berikut adalah beberapa keajaiban al-quran di dunia :

Keajaiban Al-Qur’an tentang Penciptaan Manusia

Allah SWT berfirman yang artinya; “Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?” (QS. Al-Waqi’ah :5 7-59).

Dimulai dari hal mendasar tentang adanya manusia sebagai makhluk cipataan Allah yang istimewa. Dikatakan istimewa karena jika dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lain, hanya manusia yang memiliki akal dan pikiran (dua hal yang sangat penting). Dengan begitu, manusia pun mendapat hak istimewa dari Allah SWT berupa hak untuk memilih; memilih untuk beriman kepada-Nya, atau memilih untuk ingkar. Jika manusia memilih untuk beriman, maka manusia itu akan mendapat derajat yang lebih baik daripada malaikat (makhluk ciptaan Allah yang hanya memiliki akal). Sebaliknya, jika manusia itu memilih untuk tidak mentaati Allah, maka derajatnya sama dengan iblis dan setan (makhluk ciptaan Allah yang hanya memiliki nafsu).

Sebagai makhluk yang istimewa, penciptaan manusia pun bisa dikatakan juga istimewa karena melalui tahapan-tahapan yang luar biasa. Banyak ayat di dalam AL-Qur’an yang menyebutkan bagaimana proses penciptaan manusia, bahkan hal tersebut telah jelas terperinci sebelum manusia dengan ilmu kedokterannya yang mumpuni seperti sekarang ini. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan dengan detail bagaimana kiranya seorang manusia bisa terbentuk, sampai terlahir menjadi wujud seorang manusia. Bahkan hal ini telah jelas sejak 1400 tahun yang lalu, sebelum segala sesuatu telah semodern sekarang ini. Adapun beberapa poin penting mengenai penciptaan manusia yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah:

1. Manusia tercipta bukan dari seluruh sperma yang berasal dari air mani yang masuk ke dalam rahim, melainkan dari satu atau beberapa sperma saja

Seiring perkembangan zaman, dimana teknologi sudah semakin berkembang, sebagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan bahwasanya ada sekitar 250 juta sel sperma yang masuk ke dalam rahim wanita saat melakukan hubungan seksual. Kemudian, sperma-sperma itu seakan berlomba dalam perjalanannya menuju sel telur. Sementara sel telur yang besarnya tidak lebih dari sebutir garam hanya menerima satu sperma saja untuk membuahinya. Semua ini adalah yang diketahui oleh para ilmuan dalam kurun waktu beberapa abad yang lalu saja. Sedangkan dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan hal ini sejak sekian lama (1400 tahunan), sebagaimana firman-Nya yang berarti; “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS. Al-Qiyamah : 36-37).

Bayangkan saja, Allah telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwasanya manusia itu diciptakan hanya dari setitik (sebuah) sel mani, sedangkan masa di mana Al-Qur’an diturunkan, yakni sekitar 14 abad yang lalu adalah masa dimana ilmu pengetahuan bahkan alat-alat kesehatan tidak ada yang secanggih masa kini. Ini adalah salah satu bukti keajaiban Al-Qur’an yang sangat nyata.

Di sisi lain juga dijelaskan bahwa apa yang disebut dengan air mani sendiri, tidak hanya berisi sel sperma saja. Menurut ilmu kedokteran sendiri, ai mani terdiri dari sperma dan berbagai cairan yang berbeda. Unsur ini bermanfaat sebagai pemberi energi bagi sperma sekaligus sebagai penetral asam pada alat kelamin wanita. Bahkan cairan ini juga yang membantu melicinkan sekitar sperma agar pergerakannya semakin mudah. Maka, dalam Al-Qur’an pun Allah SWT juga telah menjelaskannya; “Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan : 2).

2. Jenis kelamin ditentukan oleh sel kelamin laki-laki

Allah SWT berfiman yang artinya; “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.” (QS. An-Najm : 45-46).

Sebelumnya, dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan oleh kromosom wanita, atau paling tidak merupakan campuran daripada kromosom laki-laki dan wanita. Namun, berdasarkan ayat di atas, Allah menjelaskan bahwasanya penentu jenis kelami bayi berasal dari air mani yang dipancarkan. Air mani ini sendiri berasal dari si Ayah yakni laki-laki. Maksudnya, ialah sel kromosom yang mana dari si laki-laki yang kemudian bergabung dengan sel kromosom pada wanita yang menentukan jenis kelamin si anak. Maka, pada zaman sekarang, hal ini juga telah dibuktikan oleh penelitian para ilmuan bahwasanya benar bahwa penentu jenis kelamin bayi adalah sel kromosom laki-laki.

3. Janin dapat melekat pada dinding rahim ibu layaknya lintah

Berkat kemajuan teknologi, manusia dapat melihat bahwa zigot yang terbentuk di dalam kandung telur (rahim ibu) kemudian menempel pada dinding rahim. Dari perlekatan ini pula zigot mendapat asupan nutrisi  dan secara bertahap perkembangan dan pertumbuhan dimulai hingga zigot terlebut terlahir menjadi seorang bayi. Ingat, ini adalah informasi yang diperoleh manusia saat mikroskop telah berhasil dikembangkan dengan canggih. Sementara Allah SWT telah menjelaskan semua ini dalam Al-Qur’an sejak 14 abad yang lalu. Allah SWT berfirman yang artinya; “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-‘Alaq : 1-3).

Dalam bahasa Arab, kata “Alaq” berarti sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Secara harfiah, kata ini diibaratkan sebagai lintah yang menempel pada tubuh manusia untuk menghisap darah. Jadi, ketika kita merujuk pada ayat di atas, jelas sudah bahwa Allah telah menjelaskan dengan serinci-rincinya bahwasanya manusia itu saat masih berbentuk segumpal darah (zigot), ia melekat erat pada dinding rahim sang Ibu layaknya lintah yang menempel pada tubuh manusia. Allah menjelaskan semua ini bahkan sebelum adanya teknologi canggih seperti sekarang.

4. Manusia berkembang di dalam tiga bagian yang gelap di dalam rahim

Allah SWT berfirman yang artinya; “… Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar : 6).

Dari ayat di atas Allah menerangkan bahwa selama dalam kandungan, manusia melalui tiga bagian kegelapan di dalam rahim ibu. Secara ilmiah kemudian diketahui bahwa apa yang dimaksudkan Allah dengan tiga bagian kegelapan itu ialah tiga tahapan pertumbuhan janin yang jika dijelakan adalah sebagai berikut:

·         Tahap Pre-embrionik – Zigot yang terbentuk dari pembelahan sel kemudian berkembang menjadi segumpal darahlalu menempel pada dinding rahim. Zigot ini terus berkembang sampai kemudian terbentuk tiga lapisan yang menyelubunginya.

·         Tahap Embrionik – Zigot telah berkembang menjadi embrio, dimana lapisan-lapisan tadi berkembang membentuk organ dan sistem tubuh bayi.

·         Tahap Fetus – Pada tahap ini embrio telah berkembang menjadi fetus, terus dan terus bertumbuh dan berkembang sampai akhirnya tiba waktunya melahirkan.

Maka, semua informasi itu baru diketahui oleh manusia setelah mereka melakukan berbagai penelitian. Sedangkan awal telah jauh-jauh hari menjelaskannya dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, dengan adanya penelitian ini pun maka terbukti bahwa apa-apa yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an memang tak perlu diragukan lagi kebenarannya.

Keajaiban Al-Qur’an tentang Fungsi Otak

ads

Selama ini kita mengenal bahwa otak ialah pusat daripada seluruh sistem tubuh kita. Hal itu terbukti dari penelitian para ilmuan yang kemudian dituangkan dalam buku teks pelajaran di sekolah-sekolah sehingga kita mengetahui bahwa fungsi otak ialah sebagai kendali tubuh. Namun ternyata, Allah SWT telah menjelaskan semua itu lebih dulu sekali di dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya yang berarti;

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al-Alaq : 15-16).

Allah menyebutkan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”, maka, jika kita ingin menjelaskan mengenai apa maksud dari ubun-ubun tersebut, kita bisa merujuk pada ilmu anatomi  dan fisiologi mengenai otak manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam ilmu tersebut, bagian prefrontal yang mengatur fungsi khusus otak ternyata terletak pada bagian dengan tulang tengkorak. Daerah ini yang kemudian kita kenal sebagai otak besar atau serebrum. Bagian ini adalah yang terlibat dalam pengaturan fungsi perencanaan dan permulaan gerakan. Tepatnya dibagian lobi frontal dan bagian prefrontal. Dengan kata lain, serebrum atau otak besar bertugas sebagai perencana, pendorong, dan starter daripada perilaku manusia serta yang bertanggung jawab atas perkataan jujur atau dusta. Terbukti bahwa firman Allah yang menyatakan bahwa “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” ialah penggambaran bahwasanya otak besar, bagian frontal, dekat dengan ubun-ubun, ialah bagian yang berfungsi untuk menentukan ucapan jujur maupun dusta. Dalam hal ini, ilmu pengetahuan baru bisa mengungkapkannya sekitar setengah abad belakangan sementara Al-Qur’an telah menjelaskannya sejak 14 abad yang lalu.

Keajaiban Al-Qur’an tentang Air Susu Ibu

Air Susu Ibu (ASI) ialah makanan paling sempurna bagi seorang bayi. Air susu ibu mengandung banyak gizi dan nutrisi lainnya yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tidak ada ilmu pengetahuan yang menampik hal tersebut karena secara ilmiah sekalipun air susu ibu telah terbukti manfaatnya. Begitu istimewanya ciptaan Allah yang satu ini, bahkan sebaik-baiknya sumber makanan yang dapat diciptakan manusia modern sekalipun tidak ada yang bisa menandingi kehebatan ASI. Bahkan, program ASI Eksklusif, dimana ibu menyusui dilarang memberikan makanan tambahan kepada bayinya sampai umur 6 bulan dan tetap memberikan ASI sampai bayi berumur sekitar 2 tahun baru kemudian dilakukan penyapihan, Allah SWT telah menjelaskannya sejak ratusan tahun yang lalu dalam firman-Nya yang artinya;

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14).

Keajaiban Al-Qur’an tentang Lapisan Atmosfer

Mengenai bumi yang terdiri dari berbagai lapisan atmosfer, di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan sebagai berikut:

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 29).

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat : 11-12).

Dijelaskan bahwasanya kata “langit” yang sering muncul dalam ayat-ayat Al-Qur’an ialah perumpamaan daripada langit bumi dan keseluruhan alam semesta. Dengan demikian, Allah telah menjelaskan bahwasanya bumi itu memang terdiri dari berbagai lapisan (atmosfer). Adapun atmosfer yang terbentuk itu ternyata memang terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda dan saling bertumpuk. Para ilmuan kemudian menemukan bahwasanya hal itu memang benar (bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan;) dan  tiap-tiap lapisan memiliki ciri tersendiri.

Lapisan atmosfer yang paling dekat dengan bumi ialah Troposfer (6-20 KM jarak dari bumi) yang membentuk 90% keseluruhan massa atmosfer. Di atasnya ada Stratosfer (50 KM jarak dari bumi) dimana lapisan ozon merupakan bagian dari lapisan ini yang memungkinkan terjadinya penyerapan sinar UV. Di atas stratosfer, ada Mesosfer (85 KM jarak dari bumi), Termosfer (690 KM jarak dari bumi), dan bagian terluar lagi ialah Eksosfer (10.000 KM jarak dari bumi).

“… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat : 12). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa dalam tiap-tiap lapisan atmosfer itu ada tugas dan fungsinya masing-masing. Hal ini terbukti setelah dilakukan penelitian, sebagaimana contoh pada lapisan terdekat atmosfer dengan bumi yakni Troposfer  dimana pada lapisan inilah terjadi hujan, salju, dan angin. Hal ini baru diketahui setelah dilakukan penelitian, sementara Allah telah menjelaskannya dalam jauh hari.

Keajaiban Al-Qur’an tentang Fungsi Gunung

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka...” (QS. Al-Anbiya : 31).

Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an di atas, sungguh Allah Yang Maha Kuasa telah menjelaskan kepada kita bahwa sebenar-benarnya Dia menciptakan gunung-gunung yang kokoh adalah untuk menahan bumi daripada goncangan, yang dalam hal ini bisa kita artikan sebagai salah satu peristiwa alam seperti gempa. Padahal, hal ini baru bisa terbukti pada masa geologi modern dengan alat-alat yang canggih.

Menurut penelitian, gunung terbentuk dari adanya hasil pergerakan dan tumbukan antara lempeng-lempeng raksasa pembentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan saling bertumbukkan, maka lempeng yang paling kuat akan menyelip dibawah lempeng yang lemah hingga kemudian terbentuk dataran tinggi berupa gunung dari lipaatannya, sementara pada lapisan bawah akan terbentuk bagian yang menghujam ke dalam dan sangat besar. Struktur ini kemudian digambarkan sebagai pasak di dalam Al-Qur’an;

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’ : 6-7).

Yang mana dikemudian hari diketahui, bahwa gunung dan pasaknya ialah yang menahan lempengan-lempengan bumi dibagian titil-titik pertemuannya. Dengan begitu, bumi akan tercegah dari goncangan dan tidak akan terombang-ambing karena oleh magma yang berada dilapisan paling bawahnya.

Keajaiban Al-Qur’an tentang Dasar Laut

Dalam ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa dalam kedalaman air laut sekitar 200 meter, hampir tidak ada dijumpai cahaya. Bahkan dengan kedalaman mencapai 1 Km atau lebih, dipastikan tidak akan ada cahaya yang tembus ke dalam. Hal ini diketahui setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan alat modern yang mampu menyelam sampai ke dalaman terjatuh di samudera. Padahal, jika menengok ke dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan tentang kondisi lautan ini sebagaimana firman-Nya yang artinya;

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (Q.S An-Nuur : 40).

Sungguh tiada ada yang dapat mendahului ilmu yang disampaikan Allah SWT melalui Al-Qur’an bahkan alat tercanggih apapun yang mampu diciptakan oleh manusia.

Keajaiban Al-Qur’an tentang Sungai dibawah Laut

Beberapa waktu yang lalu kita pernah dihebohkan dengan adanya penemuan berupa sungai yang berada di dalam lautan. Secara awam, kita benar-benar kesulitan untuk menjelaskan fenomena tersebut, lantas menganggap semua itu adalah hal yang sangat luar biasa yang bahkan seorang ilmuan yang sangat ahli pun tidak mampu menjelaskannya. Padahal, dalam Al-Qur’an sudah Allah jelaskan sebagai berikut:

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (Q.S Fushshilat : 53).

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al-Furqan : 53).

Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa ayat tentang pertemuan dua lautan namun airnya tak bercampur ini digambarkan sebagai muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air asin dari laut dan air tawar dari sungai. Dengan adanya penjelasan ini, terbukti bahwa Kuasa Allah tentu saja melebihi dari apa yang mampu dipikirkan oleh makhluknya. Bahkan untuk fenomena yang terkesan aneh demikian pun, Allah selalu mempunyai jawabannya melalui Al-Qur’an.

Keajaiban Al-Qur’an tentang Raltivitas Waktu

Mengenai teori tentang relativitas waktu, kita mungkin mengenal seorang ilmuan kenamaan bernama Albert Einstein sebagai pencetusnya. Menurut Einstein, waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan yang dengan kata lain, waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisinya. Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia terkadang akan merasa bahwa waktu yang mereka lalui terasa berbeda. Kadang waktu yang singkat terasa melambat, atau sebaliknya waktu yang lambat justru terasa singkat.

Sponsors Link

 

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S Al-Hajj : 47).

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As-Sajadah : 5).

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (Q.S Al-Ma’arij : 4).

Berdasarkan tiga ayat tersebut saja, sudah jelas bahwa perubahan waktu yang disebut sebagai teori relativitas itu sebenarnya telah ada bahkan sebelum Albert Einstein menemukannya. Allah telah menjelaskan segalanya di dalam Al-Qur’an, kemudian hal itu tersebut terbukti kebenarannya oleh para ilmuan.

Demikianlah beberapa keajaiban Al-Qur’an di dunia ini, terutama jika ditinjau dari segi ilmu pengetahuan maka sangat mudah untuk diterima oleh akal manusia. Perlu diingat juga bahwa itu semua hanyalah sedikit daripada keajaiban Al-Qur’an yang mulia. Maka, jika jika seseorang ingin mengenal Islam, hendaknya belajarlah dari Al-Qur’an dan hadist-hadist shahih, bukan melihat kepada seorang muslim. Karena seorang muslim sendiri ialah manusia yang tidak terlepas dari dosa. Karenanya banyak kesalahpahaman yang beredar di dunia bahwasanya Islam ialah agama yang keras, radikal, dan berbagai hal negatif lainnya. Itu semua dikarenakan mereka melihat Islam dari manusianya (umat muslim), bukan dari petunjuk Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan Hadist shahih Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan mengetahui semua itu bisa meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.

Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.

Baca juga artikel tentang islam lainnya

 

Komentar