SAYYID QUTHB DAN FI ZHILALIL QURAN


Para aktivis dakwah pasti mengenal Sayyid Quthb  Salah satu pemikir besar islam kontemporer di zaman modern yang mempunyai pengaruh yang luas terhadap perkembangan  gerakan islam.  Beliau merupakan salah satu ideolog terkemukan Ikhwanul Muslimin setelah Hasan Al-Banna.  Setelah Hasan Al-Bana wafat bisa dikatakan Sayyid Qutb merupakan ideolog kedua Ikhwanul Muslimin yang mampu membangkitkan militansi pergerakan Ikhwanul Muslimin.

 

Semasa hidupnya Sayyid Quthb telah menulis beberapa buku yang cukup fenomenal, diantaranya : Ma'alim fi ath-Thariq ( Petunjuk Jalan),  Al-'adala l-Ijtima'iyya fi-l-Islam

( Keadilan Sosial dalam Islam ) ,  al-Taswir al-Fanni fi al-Qur'an  Dll.

 

Namun dapat dikatakan Tafsir Fi Zhilalil Qur’an adalah masterpiece atau Maha Karya terbaiknya,  Fi Zhilalil Qur’an adalah masterwork, demikian menurut Paul Berman yang menulis buku tentang Sayyid Quthb. Kitab tafsir ini adalah karya raksasa yang ditulis hanya dengan mengandalkan daya hafal (Sayyid Quthb telah hafal alquran sejak usia 10 tahun).  Kondisi buruk dan penyiksaan dalam penjara tak menghalangi Quthb untuk menulis dan merampungkan tafsir ini.

 

Ia adalah tafsir paling monumental abad 20 kata Anis Matta, tafsir ini ditulis dengan metodologi yang sama sekali baru dan mencoba menghadirkan Al Quran dengan semangat dan nuasa seperti  ketika ia pertama kali diturunkan kepada rasullulah saw, agar wahyu ini bekerja sebagaimana dahulu ia bekerja. Membangun sebuah komunitas kecil yang mendiami gurun tandus jazirah arab dan mengubah para pengembala kambing itu menjadi pembangun peradaban dan pemimpin umat manusia.  Al Quran adalah telaga tempat umat ini menemukan kebesaranya. Dan yang menulis tasir ini, kata Sayyid Quthb tentang dirinya, adalah seorang yang telah melanglang buana selama lebih dari empat puluh tahun dalam dunia pemikiran dan kebudayaan, membaca semua karya pemikiran manusia, untuk kemudian kembali kepada Al Quran dan menemukan semua yang ia cari disana ; dalam lembaran lembaran wahyu yang  selama ini ada disisinya.

Sayyid Quthb merampungkan tafsir ini didalam penjara selama kurun waktu  lebih dari sepuluh tahun, kemudian mengahiri hidupnya di tiang gantungan sebagai syahid. Ia membayar keyakinanya dengan darahnya, Dan tafsir ini adalah lukisan keyakinannya yang terpatri dan tergambar kuat dalam lembaran lembaran halaman yang ditulisnya.

 

Lalu apa yang menyebabkan tafsir ini begitu luar biasa, Mungkin jawabanya adalah pada kejujuran Sayyid Quthb dalam hidupnya, perkataan dan prilakunya serta kebenaran lisanya, cinta dan jihadnya. Saat eksekusi ditiang gantungan akan dilaksanakan, seorang pejabat utusan pemerintah dari departemen urusan agama Mesir kala itu mendatanginya dan membujuknya agar ia mau mengaku bersalah dan meminta maaf pada rezim penguasa saat itu, dengan harapan rezim akan memberikan pengampunan dan membatalkan eksekusi di tiang gantungan padanya.  Namun dengan tegas Ia malah mengatakan :

 

,”Jari telunjuk yang setiap hari memberikan kesaksian tauhid kepada Allah saat shalat menolak menulis satu kata pengakuan untuk penguasa tiran. Jika saya dipenjara karena kebenaran, saya rela dengan hukum kebenaran. Jika saya dipenjara dengan kebatilan, pantang bagi saya meminta belas kasih kepada kebatilan,”

 

Sayyid Quthb memerangi kejahiliyahan disekitarnya dan berakhir  dengan mempersembahkan nyawa dan darah segarnya sebagai maharnya, Ia membayar keyakinanya dengan darahnya dan tafsir ini adalah lukisan keyakinanya, ia adalah tafsir iman atas Al Qur’an kata adiknya Muhammad Quthb.

 

Mungkin inilah yang menyebabkan Fi Zhilalil Qur’an menjelajahi penjuru dunia, menganti sang syahid yang telah tiada.

 

Ujung Aspal 20 September 2019

By :  Nanang

Pengamat & Penikmat Buku, Owner Iqrobookstore

 

Maraji / referensi  :

1.      Biografi Sayyid Quthb, “Sang Syahid Yang Melegenda”  karya Dr. Shalah al-Khalidiy

2.      Ma'alim fi ath-Thariq Karya Sayyid Quthb

3.      Tafsir Fi Zhilalil Quran Karya Sayyid Quthb

Komentar