REVOLUSI MENTAL

 

REVOLUSI MENTAL

 

Al Qur’an Sebagai mukjizat sejatinya mempunyai kekuatan energi yang maha dahsyat untuk merevolusi mental manusia, membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal positip lainnya.

 

Seandainya manusia mau merenungi dan mengamalkan satu ayat saja, akan terjadi perubahan besar atau “revolusi mental” pada dirinya. Dalam kitab lathaif al-Qur’an wa al ‘arabiyyah terdapat satu bab berjudul “Hikamun ‘Ajibatun Fi Ayatin Karimatin”. Bab tersebut mengupas satu ayat saja, tetapi menyimpan energi yang dahsyat.

Idż-hab anta wa akhuka bi`aayaatii wa laa taniyaa fii żikrii

 “Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku. ( Surat At thaha ayat 42 )

 

Para pakar ahli manajemen dan pengembangan manusia atau HRD (Human Resource Development) berpendapat bahwa untuk mewujudkan tujuan, haruslah ada program keberhasilan yang berdasarkan pilar-pilar ilmiah. Pilar-pilar ilmiah tersebut adalah sikap positif (positive attitude), kerja tim (team work), pengetahuan (knowledge), kerja keras (hard work), dan keyakinan hubungan pribadi dengan Sang Pencipta (Spritual).

Ada Hikmah yang sungguh ajaib pada ayat tersebut, dimana pada satu ayat tersebut terhimpun semua sarat sarat ilmiah untuk mencapai revolusi mental sebagaimana yang disaratkan oleh pakar pakar pengembangan sumber daya manusia.

Kalimat pertama Idzhab,  Pergilah, berangkatlah.

Berisi ajaran moral untuk memporak porandakan sifat-sifat negatif, membangun keaktifan dan kedinamisan, sikap yang positif (positive attitude). Kata “Pergilah”, mengisyaratkan pergi, hijrah, bergerak, dari sikap statisme menuju “aktif-dinamis”. Action. Tidak berpangku tangan. Dari diam menuju gerak.

Kalimat kedua, anta wa akhuuka,  Engkau dan saudaramu.

Mereduksi egosentris dan individualisme serta membangun kerja kolektif (team work). Kata “Engkau dan saudaramu” memberi isyarat kerja dalam sebuah tim. Bersatu padu menuju kekuatan. Bukan sendiri-sendiri.

Kalimat ketiga, bi-aayaatii, Dengan ayat-ayat-Ku.

Menghapus kebodohan dan tak punya arah, membangun pengetahuan, manhaji, terprogram, dan mempunyai visi-misi. Yaitu beralaskan ilmu pengetahuan (knowledge).

Kalimat keempat, wa laa taniyaa,  Dan jangan kalian berdua lupa.

Mendelegimitasi kemalasan, membangun hasrat, pengorbanan, dan kerja keras (hard work).

Kalimat ketiga fii dzikrii, mengingat-Ku.

Menghancurkan materialisme semata dan membangun “spritual rabbaniah” (spiritual or obvious aim). Jadikan segala sesuatu berdasar pada niat mengingat, menyebut, dan membesarkan nama-Nya.

Satu ayat itu saja sudah bisa menjadi sumber energi maha dahsyat untuk melakukan perubahan mental.  Lantas, bagaimana jika seluruh ayat al-Qur’an ?

 

Komentar