KUMPULAN ARTIKEL TARBIYAH BAGUS


JANGAN JADI MAHASISWA PENGUMPUL NILAI, TAPI JADILAH MAHASISWA PEMBELAJAR

Masa mahasiswa adalah masa mengembangkan diri. Merugilah yang waktunya cuma dipakai di ruang kuliah saja.
(Anis Baswedan)

Sejarah telah membuktikan peranan pemuda/mahasiswa begitu penting dalam menggagas sebuah perubahan dalam suatu Negara. Proklamasi NKRI 1945 dan Reformasi 1998 telah menjadi bukti nyata dan konkret akan peranan mahasiswa dalam posisinya menggagas sebuah perubahan. Begitupun revolusi yang terjadi belakangan ini dibeberapa Negara timur tengah seperti di Tunisia, Mesir, Libya, dan yang lainnya tidak lepas dari peranan mahasiswa sebagai kaum intelektual muda sebagai aktornya.

Dalam catatan sejarah dinegeri ini mahasiswa selalu mencatatkan tinta emas dalam setiap lembaran aksi-aksi nyata akan kontribusi dan kerja-kerja konkritnya menggagas perubahan. Mahasiswa sebagai kaum muda yang dekat dengan tradisi-tradisi intelektual (movement intelectual) seperti budaya membaca, menulis dan meneliti yang mengedepankan sikap cerdas, kritis dan reformis juga idealis dalam melihat problematika yang ada sudah seyoganya tidak hanya berfikir dan berpandangan biasa-biasa saja dalam melihat kondisi Indonesia saat ini.

Keterpurukan negeri ini tidak lain karena negeri ini tidak dipimpin oleh jiwa-jiwa muda pemberani yang berjuang dengan nilai-nilai idelisme tinggi. Mahasiswa harus mengambil peran akan perbaikan di negeri ini, dimana ditangan merekalah diharapkan lahir ide-ide segar dengan gagasan rekontruksinya yang diharapkan mampu meberikan solusi-solusi yang solutif tidak spekulatif dan juga kontradiktif dalam perbaikan disegala lini negeri ini.

Sikap apatis dan hedonis terhadap kondisi yang ada disekitarnya hanya akan membuat peran mahasiswa semakin jauh dari harapan dan ekspetasi masyarakat saat ini. Bahkan akan menjatuhkan posisi strategis mahasiswa yang terbangun sudah sejak lama dalam kontribusi nyatanya menggagas perubahan. Tercetusnya sumpah pemuda, semangat perjuangan dan kerasnya perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan para pemuda pada masa penjajahan harusnya harus tetap ada pada masa kini.

Sebab lebel mahasiswa harus menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi setiap pemuda yang dibuktikan dengan kerja-kerja dan karya-karya yang solutif, inspiratif, inovatif dan edukatif untuk perbaikan disegala lini kehidupan bangsa saat ini. Mahasiswa harus mampu menjadi pilar-pilar kebangkitan dan perubahan (agent of change) yang akan merubah dan memperbaiki masa depan negeri ini menuju kegemilangan bukan malah sebaliknya.

Mahasiswa harus senantiasa mengupgade diri dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk mampu mengoptimalkan kecerdasan intelektualitas, moralitas dan kredibilitasnya juga menumbuhkan kecerdasan spiritualitasnya sehingga terciptanya individu-individu mahasiswa yang berstatus great personal dan high quality of student. Dengan begitu diharapkan mahasiswa bisa menjadi Iron stock (cadangan) dimasa depan sebagai SDM atau aset bangsa yang berkwalitas.

Untuk itu mahasiwa tidak hanya harus bergelut dengan buku-buku, sibuk belajar dalam kelas dan aktif dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah saja untuk mengumpulkan nilai. Tanpa mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk terus belajar menanamkan jiwa kepemimpinan dalam semua aspek kehidupan ini baik sosial, politik, ekonomi, budaya, kemasyarakatan dan sebagainya dengan membangun kepekaan dan penyikapan secara nurani sehingga timbulah sikap kritis.

Mahasiswa harus aktif dalam organisasi dikampusnya, karena ilmu dalam kelas tidak akan sebanding dengan tantangan global diera informasi seperti ini. Era industri sudah jauh berlalu jadi mahasiswa harus mampu merubah mindsetnya, bahwa kuliah tidak hanya skedar mendapat gelar saja. Tapi kuliah sebagai tempat pengembangan dan pembelajaran diri bagi setiap potensi yang dimilikinya. Dengan aktif berorganisasi dikampus maka tradisi intelektual seperti membaca, menulis dan meneliti (berdiskusi) akan sering mereka temui.

Diharapkan dengan mereka dekat dengan tradisi intelektual akan mampu merekontruksi dan membuat cakrawala pemikiran mereka akan semakin luas mampu menembus batas. Mereka akan berfikir secara cerdas tidak lagi malas, keratif dan inovatif, kritis juga dinamis. Mereka akan terbuka pemikirannya dan akan berfikir kerah yang lebih progressif tidak lagi normatif. Dengan begitu ketika mereka lulus kuliah mereka tidak lagi berfikir untuk bekerja tapi berfikir bagaimana agar mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Ketika mahasiswa hanya mendapatkan ilmu dari dosen saja tentu akan sangat sedikit dan tidak efektif bagi sarana pengembangan diri, dimana ruang-ruang mengkaji dan berdiskusi sangat minim. Ruang kelas yang sempit tidak akan mampu menampung ide dan gagasan juga rasa keingintahuan mahasiswa. Ini pernah saya rasakan ketika saya masih aktif kuliah dimana antara ilmu yang saya dapatkan dalam kelas jauh berbeda dari segi kebermanfaatan dan efektitifitas pembelajarannya dengan saya berorganisasi. Seperti keterampilan berkomunikasi, sikap responsibility, rasa tanggung jawab, managemen diri, dan yang lainnya.

Gerakan mahasiswa sendiri terbagi dalam 2 arah, yaitu gerakan horisontal dan gerakan vertikal. Dimana gerakan horisontal sendiri lebih kearah melakukan kontrolisasi dan mengevaluasi pemerintahan. Mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dengan aksi-aksi turun kejalan (berdemonstrasi). Mengontrol dan mengawal pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugas negara agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan rakyat.

Adapun arah gerakan yang kedua adalah gerakan vertikal, yaitu mengabdi dimasyarakat. Dengan membuat gerakan-gerakan solutif dan kontributif bagi problematika yang ada dimasyarakat. Melakukan transformasi sosial dan membuat gagasan-gagasan intelektual demi menghentaskan dan meminimalisasi setiap problematika. Contoh mengadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti baksos, membuat komunitas belajar bagi anak-anak putus sekolah, mengajar dipedalaman, membuat taman bacaan, mengadvokasi masyarakat dalam hal ketidakadilan dan lainnya.

Indonesia dimasa depan adalah milik para pemudanya khususnya mahasiswa, karena merekalah nantinya yang akan menjadi aktor dalam peranan penting menggagas perubahan Indonesia. Karena mahasiswalah nantinya yang akan menjadi penggerak roda kehidupan berbangsa dan bernegara baik ditingkatan elit pemerintahan (government) ataupun ditingkatan masyarakat sipil (civil society). Indonesia dimasa depan akan dapat dilhat dari generasi mudanya yang ada pada hari ini.

Mahasiswa adalah nafas dan ruh baru Indonesia untuk menggapai kegemilangan dimasa depan, maju mundurnya Indonesia ada ditangan para pemuda (mahasiswa) hari ini. Sudah seyoganya kita sebagai mahasiswa tidak hanya berfokus sibuk kuliah saja untuk mengumpulkan nilai dan dapat IPK tinggi lantas lulus lalu bekerja, tapi kita harus menjadi mahasiswa pembelajar aktif sehingga paradigma kerdil yang ada selama ini mampu kita rekontruksi menjadi sebuah paradigma reformis idealis demi Indonesia yang lebih baik. Setuju? Hidup mahasiswa Indonesia!

Oleh : Abdul Hajad
Koordinator Dept.Humas KAMMI Komisariat Djuanda
Anggota IMATAS (Ikatan Mahasiswa Tangerang Selatan)

 MELIHAT INDONESIA YANG TIDAK LAGI MERAH PUTIH

 “Apakah Kelemahan kita : Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri sebagai bangsa yang besar, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)

Indonesia negara yang penuh dengan banyak kekayaan, baik sumber daya manusianya dengan total penduduknya yang berjumlah 259 juta orang berdasarkan data statistik tahun 2011. Suku-budayanya yang beraneka ragam, luas wilayahnya dari sabang sampai merauke dan kekayaan alamnya yang melimpah ruah, juga kekayaan laut dengan samudera yang biru. Namun dinegeri ini juga kaya akan kepalsuan dan tipudaya dimana-mana.

Lihat saja dengan kekayaan yang ada, Indonesia harusnya tidak lagi masuk dalam kategori negara berkembang. Indonesia seharusnya masuk dalam kategori negara maju dan mampu bersaing dengan negara-negara besar, tapi lebih ironinya lagi secara realita kita masih masuk dalam kategori negara terbelakang dan itu semua tidak bisa dinafikkan dengan kondisi Indonesia pada hari ini.

Tingkat kemiskinan yang masih tinggi, pengangguran yang semakin bertambah dan merajalela dari hari ke hari. Banyaknya anak negeri ini yang putus sekolah karena tidak ada biaya. Jeritan dan tangisan kelaparan yang masih menggema disetiap sudut penjuru baik dikota dan desa negeri ini,  kasus busung lapar dan semakin kuatnya cengkraman bangsa-bangsa asing dalam semua aspek sehingga negeri ini masih jauh dari kemandirian.

Sungguh menyedihkan memang dengan kekayaan yang ada, negeri yang telah merdeka selama 66 tahun ini belum mampu menunjukkan kepada dunia akan identitas diri yang sebenarnya sebagai negara besar yang membanggakan dimata dunia dengan kekayaan yang ada dan nilai-nilai luhur budayanya dari sejarah bangsa ini berdiri. Indonesia yang memiliki banyak kekayaan namun masih belum bisa berdiri sendiri dalam segala aspek baik dari hal idiology, ekonomi, politik, hukum dan aspek-aspek lainnya. Kondisi yang ada membuat negeri ini seakan tidak pernah merdeka dari jajahan bangsa asing.

Dua hal subtantif yang sangat mengakar dan menjadi hal yang sangat fundamental kenapa negeri ini masih belum bisa bangkit dari krisis multidimensi hingga pada hari ini, adalah faktor kemandirian dan kebanggaan. Negeri ini masih belum bisa lepas dari cengkraman dan juga melepaskan diri dari ketergantungan bangsa asing disebabkan tidak adanya kepercayaan diri pada diri para pemimpin negeri ini dalam bertindak. Ditambah mental kerdil masyarakat kita membuat negeri ini seakan dimatikan oleh bangsanya sendiri untuk bangkit dan berkembang bahkan melesat gemilang diera globalisasi saat ini.

Nasionalisme yang tertanam selama ini hanyalah nasionalisme palsu penuh tipu daya. Idiology pancasila yang selama ini dibanggakan hanyalah pepesan kosong tanpa arti jauh dari implementasi. Contoh sederhana bisa kita lihat berapa banyak orang mengatakan cinta tanah airnya namun tidak menunjukkan sikap nasionalismenya pada negeri ini. Mengatakan cinta pancasila tapi tidak menjalankan nilai-nilai pancasila. Mengaku berbangsa dan bertanah air indonesia tapi tidak menghargai karya-karya anak bangsa.

Disini saya tidak akan membahas semua aspek namun akan saya spesifikasikan dalam 1 aspek yaitu bidang olahraga saja yang menurut saya aspek kecil yaitu permasalahan Timnas Sepakbola Indonesia. Timnas kita yang sudah belang menjadikan negeri ini seakan tidak mampu memaksimalkan potensi-potensi anak negeri yang ada saat ini. Berapa pemain asing dalam tubuh timnas kita, berapa pemain asing dalam 1 klub liga di Indonesia? ada 8 orang pemain naturalisasi dalam timnas kita dan ada 5 orang pemain asing dalam setiap 1 klub liga yang semuanya bahkan bisa masuk dalam tim inti.

Bayangkan apa jadinya negeri ini jika tim sepakbolanya saja dihuni pemain-pemain asing yang bukan asli pribumi. Apakah kita tidak malu dan berkaca diri. Apakah dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia hanya untuk menghasilkan 11 pemain muda timnas sepak bola yang potensial saja tidak bisa? Apakah negeri ini tidak mampu menghasilkan bibit-bibit unggul atau kehabisan stok para pemudanya?, apakah negeri ini tidak memiliki para pemuda yang tertanam jiwa patriotisme dan nasionalisme yang siap membela bangsa dan tanah airnya?

Jawabannya tentu tidak, banyak pemuda dinegeri ini yang potensial. Kita punya Andik Virmasnyah yang lincah dan berskill tinggi bahkan seorang David Beckham-pun mengakuinya. Kita juga punya Boaz Salosa bibit unggul asli tanah papua dengan torehan prestasinya di Liga Indonesia sebagai Top Skore. Kita juga punya Ahmad Bustomi yang bertehnik tinggi sebagai jenderal lapangan tengah. Ternyata banyak pemuda-pemuda potensial yang seharusnya bisa dibanggakan namun sistem bodoh dinegeri ini yang mematikan potensi mereka. Orang -orang bodoh dan bersifat kerdil yang mebuat negeri ini semakin terpuruk dan terjerembab kelubang keterpurukn yang semakin kelam.

Negeri ini dipimpin para begundal-begundal haus kekuasaan, beridiology kapitalis-matrealis dan bersikap pragmatis. Sehingga semua kebijakan yang dihasilkan berdasarkan value (nilai) dan juga popularitas semata demi citra dan kehormatan palsu. Tulisan ini bentuk kritik saya ketika saya menyaksikan pertandingan antara Timnas Indonesia dengan Timnas Arab Saudi di Gelora Bung Karno Senayan belum lama ini dimana timnas kita kalah dengan skore 2-1.

Berapa banyak sdm indonesia yang berkwalitas dinegeri sendiri tidak dihargai tapi dinegeri orang mendapat apresiasi tinggi. Inilah yang saya katakan kita tidak bangga dengan diri sendiri, kita tidak menyadari kekayaan potensi yang kita miliki. Kita selalu membangggakan produk-produk asing. Kita tidak pernah memposisikan negeri sendiri yaitu Indonesia sebagai negara yang besar. Kita seakan lupa dengan warna bendera sendiri. Berkibarnya bendera dihalaman rumah kita menjelang peringatan proklamasi setiap tahunnya menjadi bukti jika nasionalisme yang kita banggakan selama ini adalah ilusi dan fatamorgana karena kita belum mampu memaknai arti nasionalisme itu sendiri.

Silahkan kalian interpretasikan sendiri tulisan saya ini, jika kalian tidak setuju bagi saya tidak jadi masalah, karena ini hanyalah bentuk keperihatinan saya akan masa depan negeri ini jika frame dan paradigma berfikir kita tidak dirubah dari sekarang. Akan jadi apa bangsa ini jika rasa bangga dan kepercayaan diri akan segala potensi yang ada tidak dibangun dalam jiwa-jiwa kita sebagai warga negara dinegeri yang telah berjuang habis-habisan untuk kemerdekaanya sehingga diakui oleh dunia hingga pada hari ini.

Oleh : Abdul Hajad
IMATAS (Ikatan Mahasiswa Tangerang Selatan)
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)

FENOMENA VALENTINE DAY DAN SOLUSINYA

Bulan februari merupakan bulan yang selalu diidentikan dengan bulan penuh cinta yang dinantikan para remaja Indonesia dimana mereka akan selalu mengingat 1 hari pada bulan ini yaitu tepat pada tanggal 14 februari yang sering mereka sebut sebagai hari kasih sayang yaitu valentine atau lebih familiarnya “valentine day”. Bulan februari ini selalu diidentikan dengan warna merah hati dan diwarnai dengan kebiasaan memberikan sesuatu bisa cokelat, bunga dan sebagainya kepada pasangannya yang sedang memadu cinta sebagai bentuk rasa kasih sayang.

Budaya ini sebenernya budaya jahiliyah yang dipropagandakan sangat massif dan progressif oleh kaum non muslim (zionis-salibis) karena jika dilihat dari sejarah valetine day dan perkembangannya  dimana amerika dan sekutunya sebagai  aktor yang ada digarda terdepan. Namun ironis karena di Indonesia mayoritas remajanya beragama islam maka remaja muslimlah yang jadi korban terbanyaknya. Ditambah serangan gencar membabi buta dari media seperti televisi, koran, majalah dan sokongan kaum sepilis (sekuleris, pluralis dan liberalis)  juga sarana lainnya membuat remaja kita sulit untuk melawan budaya valentine day ini yang sudah menjadi kebiasan sejak lama dan turun temurun terwarisi.

Budaya ini sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para pemuda muslim, mengapa ? sebab berdasarkan hasil kajian dan analisa juga fakta-realita yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak remaja  yang melakukan sek bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan, berfoya-foya dan lainnya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek dari gencarnya perayaan hari valentine adalah menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas dalam diri remaja Indonesia juga dapat menghilangkan budaya ketimuran luhur yang selama ini melekat.

Rusaknya remaja kita disebabkan banyak hal mulai dari pergaulan bebas yang tidak terkendali  seperti sex bebas, minum-minuman keras, narkoba, tawuran, konsumtif-hedonistik dan sebagainya adalah buah dari menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas remaja saat ini. Mereka sudah semakin jauh dari tradisi – tradisi agama, dimana tradisi – tradisi tersebut seperti mengaji ,berpakaian sopan, aktif dirohis sekolah, remaja masjid dan mushollah, menghormati orang tua dan guru juga sholat berjamaah tergerus oleh tradisi budaya asing (jahiliyah) yang negatif salah satunya adalah perayaan hari valentine ini.

Pergaulan remaja kita sudah semakin memperihatinkan dari hari ke hari berdasarkan beberapa data yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan lembaga pemerintah lainnya. Dibeberapa kota besar terjadi fenomena yang sangat menyedihkan bagi masa depan bangsa ini, dimana generasi muda yaitu para remaja saat ini yang diharapkan mampu membawa negeri ini kearah yang lebih baik telah teracuni, cacat mental dan fisiknya, dan tidak berdaya (terbelakang) akibat dari tradisi-tradisi jhailiyah yang semakin melekat pada pergaulan remaja kita saat ini seperti free sex (sex bebas) dan drugs (narkoba).

Seperti dikutip dari harian Republika yang memuat hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan  di lima kota, di antaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar SMP dan SMA, belum lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang mungkin dari segi pegaulan bebasnya hampir sama atau bahkan lebih ekstrim dengan maraknya kasus razia, video porno, aborsi dan pembuangan bayi yang selama ini terjadi dan pelakunya adalah para mahasiswa.

Dengan kondisi yang ada saat ini lantas siapakah yang harus disalahkan? Semua harus membuka mata hati, merenungi dan menyesali apa yang terjadi dengan generasi negeri ini. Namun tidak cukup hanya menyesali dan berdiam diri saja semua pihak harus berjuang dan bekerja untuk memperbaiki fenomena yang ada. Remaja indonesia harus kita arahkan pada hal-hal yang positif dan edukatif, sosialisasi dan publikasi sangat penting bagi pencerdasan dan pencerahan mereka mengenai fenomena pergaulan bebas yang ada. Maka dari itu sebagai pemuda apalagi berstatus mahasiswa kaum terpelajar yang berfikiran kritis, idealis, dinamis dan reformis tentu tidak akan tinggal diam melihat fenomena memperihatinkan seperti ini.

Sebuah negara akan maju ketika para pemudanya berkwalitas, sudah seyoganya gerakan penyelamatan dilakukan semua pihak untuk turut serta dalam pembinaan moral dan spiritual generasi muda Indonesia jika negeri ini tidak ingin terjajah untuk kesekian kalinya. Gerakan menutup aurat internasional yang bertepatan pada tanggal 14 februari bersamaan dengan hari valentine merupakan sarana yang sangat efektif dan progressif untuk perlawanan terhadap budaya jahiliyah valentine day. Dimana gerakan ini mengajak seluruh komponen umat islam untuk menolak valentine day dan mempertahankan tradisi keislaman mereka yaitu dengan menutup aurat terutama bagi para remaja. Berawal dari jilbab kita perbaiki moral bangsa.

Oleh : Abdul Hajad
Tulisan ini sebelumnya telah dipublikasikan dan sebagai pernyataan sikap dalam aksi 14 februari sebagai hari menutup internasional dengan tema “tangerang selatan berhijab” mahasiswa tangsel menolak valentine day! gabungan antar beberapa organisasi mahasiswa dari beberapa kampus se-Tangerang Selatan. Seperti KAMMI, IMATAS, LDK, ITJ, SEMA dan TWGI.

 10 TANDA DEGRADASI RUHIYAH AKTIFIS DAKWAH

Anda seorang aktifis dakwah? Waspadailah jika salah satu dari sepuluh hal berikut menimpa Anda, karena ia mengindikasikan terjadinya degradasi ruhiyah.

1. Dusta
Rasulullah pernah mengingatkan bahwa seorang mukmin tak mungkin menjadi pembohong. Jika aktifis dakwah mulai berani berbohong, saat itulah indikasi degradasi ruhiyah terjadi.

Kadang kebohongan terjadi pada saat seseorang terjepit atau ingin mengais keuntungan tertentu. Misalnya untuk mendapatkan “pembenaran” atas ketidaksertaannya dalam aktifitas dakwah yang berat, yang sebenarnya ia tak memiliki alasan untuk meninggalkannya kecuali sikap malas. Di zaman Rasulullah, ini pernah terjadi pada perang Tabuk. Di mana kaum munafikin yang tidak ikut berangkat perang membohongi Rasulullah dengan berbagai alasan saat beliau kembali di Madinah; agar keabsenannya dimaklumi dan dimaafkan.

Kebohongan juga bisa terjadi pada saat munculnya momentum yang memberikan peluang keuntungan besar melalui kebohongan. Yang jika ia jujur, menurut pertimbangannya, peluang itu akan lewat begitu saja. Ingatlah, bahwa tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik.

2. Tak memenuhi janji
Berhati-hatilah jika Anda tidak memenuhi janji untuk menjalankan kewajiban dakwah yang telah Anda sepakati. Atau Anda mulai “toleran” dengan keterlambatan menghadiri forum-forum dakwah pekanan dan sebagainya. Kita patut waspada bahwa itu merupakan ingkar janji yang termasuk tanda-tanda kemunafikan, di mana saat itu terjadi degradasi ruhiyah dan keimanan.

“Ada tiga tanda kemunafikan,” sabda Rasulullah dalam riwayat Al Bukhari, “yaitu bila bicara ia dusta, bila berjanji ia ingkar, dan bila diberi amanah ia berkhianat.”

3. Mengkhianati amanah
Tiga hal pertama, termasuk mengkhianati amanah ini juga merupakan tanda kemunafikan seperti disebutkan dalam terjemah hadits di atas. Sekecil apapun amanah yang diembankan kepada Anda, termasuk amanah kepanitiaan, amanah di wajihah, amanah di struktur dakwah; pada saat Anda menyia-nyiakannya, tidak mau menunaikannya, itu merupakan indikasi degradasi ruhiyah. Perlu sebuah introspeksi mengapa kita tak mau menunaikan amanah yang sudah kita terima; apakah kita menerima amanah karena Allah, atau karena mengincar tujuan duniawi? Jika karena Allah, bangkitlah! Jangan biarkan degradasi ruhiyah berkelanjutan dan menggerogoti keimanan.

4. Takut berjuang dan berdakwah
Ini juga tanda degradasi ruhiyah. Jika Anda tak lagi berani bergerak, berharakah, berjuang mendakwahkan Islam; ketahuilah bahwa saat itu sedang terjadi degradasi ruhiyah. Kembalilah kepada keyakinan yang benar bahwa rezeki ditentukan Allah dan masa depan dalam genggaman Allah.

Mengapa takut lingkungan membenci Anda jika Anda sedang bergerak meraih ridha Allah dan cinta-Nya? Perusahaan mungkin bisa memecat Anda karena aktif berdakwah, tetapi ia takkan melakukannya selama Anda tetap profesional dalam bekerja. Lebih dari itu, tak seorang pun bisa menghalangi Anda dari rezeki yang lebih besar yang sudah Allah siapkan.

“Barangsiapa yang tidak berjihad dan tidak meniatkan dalam hatinya untuk melakukannya, ia membawa satu cabang kemunafikan pada kematiannya.” (HR. Muslim)

5. Su’udhan (Buruk Sangka)
Di saat Anda berprasangka buruk terhadap sesama aktifis dakwah yang berubah menjadi kaya, khawatirlah bahwa degradasi ruhiyah sedang melanda. Aktifis dakwah yang menjadi kaya setelah mendapatkan jabatan publik memang menimbulkan godaan untuk berburuk sangka. Tapi itulah cara syetan menyerang, padahal kita tak pernah tahu bahwa pada saat yang sama usaha atau bisnis aktifis dakwah itu berhasil setelah bertahun-tahun sebelumnya ia rintis dan ia kembangkan.

Kadang buruk sangka juga menjadikan qiyadah dakwah sebagai sasarannya. Bahkan pada kisah haditsul ifki kita bisa mengambil ibrah betapa pemimpin terbaik seperti Rasulullah pun, keluarganya pernah menjadi sasaran buruk sangka sebagian orang.

“Hindarilah oleh kalian prasangka,” sabda Rasulullah dalam riwayat Muslim, “karena itu seburuk-buruknya perkataan.”

6. Ghibah
Tanda degradasi ruhiyah berikutnya adalah ghibah. Yakni ketika seorang aktifis dakwah membincangkan hal-hal yang tak disukai seadainya didengar oleh orang yang dibincangkan. Ghibah juga menjadi tanda memudarnya ukhuwah sehingga ketika ada kelemahan, kekurangan atau kesalahan aktifis dakwah, yang bersangkutan tidak diingatkan dan dikoreksi, malah aibnya disebarkan.

“Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al Hujurat : 12)

7. Hasad (dengki)
Hasad kepada sesama aktifis dakwah umumnya sulit ditemui pada fase awal atau perintisan dakwah. Di masa-masa sulit seperti itu, ketika semua aktifis dakwah berjuang “mati-matian” dalam kesulitan, hasad adalah penyakit hati yang sangat langka.

Namun, seiring dengan kemajuan dakwah, terbukanya kesempatan, dan teraksesnya kekuasaan, hasad bisa menjadi ancaman. Nah, aktifis dakwah yang tidak suka dengan kemajuan saudaranya, kesuksesannya, jabatannya, kekuasaannya, lalu berupaya menghilangkan nikmat itu; itulah hasad yang menjadi tanda degradasi ruhiyah. Bahkan saat ketidaksukaan muncul saja, hanya karena alasan dunia –mengapa dia dan bukan saya- itu saja sudah sangat mengkhawatirkan bahwa keruntuhan ruhiyah kita sedang berjalan.

8. Sering lalai dan mencari-cari alasan
Lalai terhadap komitmen amal ibadah yaumiyahnya, lalai terhadap amanahnya, lalai syura dakwahnya, lalai agenda pekanannya, lalu berupaya mencari alasan pembenar agar bisa disebut udzur adalah bagian dari tanda degradasi ruhiyah. Demikian pula saat aktifis dakwah mencari-cari celah atau menabrak hal-hal makruh dan syubhat sehingga akhirnya terjerembab dalam dosa dan pelanggaran.

“Seorang hamba takkan mencapai derajat ketaqwaan, sehingga ia meninggalkan perkara mubah baginya karena khawatir terjerumus masalah yang mengandung dosa.” (HR. Tirmidzi)

9. Suka popularitas, tak semangat dalam amal rahasia
Di saat mihwar dakwah telah sampai pada mihwar muasasi, gerbang amal amah terbuka gegap gempita. Banyak peluang popularitas di sana, banyak kemasyhuran menanti pelakunya. Jika pada saat seperti ini agenda dakwah khas dinomorduakan, tak ada gairah dan semangat menempuhnya, ketahuilah bahwa itu bagian dari riya’ yang menunjukkan degradasi ruhiyah kita.

10. Menjauhi syura
Jika Anda tak lagi menyukai syura, ingin menghasilkan keputusan dakwah sendiri, ingin mengambil kebijakan sendiri, sangat boleh jadi saat itu ruhiyah sedang melemah. Sebab ia hanya bermuara pada dua hal; pertama, menganggap orang lain dan jamaah dakwah tidak lebih baik dan lebih pintar dari Anda. Artinya ujub dan takabur tengah menjangkiti. Kedua, timbul keinginan untuk “berkuasa” diantaranya dengan bebas menentukan segalanya, termasuk menentukan arah dakwah demi kepentingan pribadi.

Syura adalah prinsip dalam amal jamai dan harus selalu ditegakkan dalam semua marhalah yang dilalui. “..sedang urusan mereka (diputuskan) dengan syura diantara mereka…” (QS. Asy Syura : 38).

Dipublikasi di Uncategorized | 2 Komentar

KONSEP IKHWANUL MUSLIMIN TENTANG PENEGAKKAN KHILAFAH

Manhaj Ikhwanul Muslimin itu telah jelas tahapan dan langkah – langkahnya dalam menegakkan khilafah islamiyah. Kalian tahu benar apa yang kami inginkan dan kami paham benar sarana apa yang dipergunakan untuk mewujudkan keinginan itu. Berikut ini renstra kerja dan grand desain yang akan kami lakukan demi tergapainya cita-cita kami :

  1. Pertama – tama, kami menginginkan seorang yang muslim dalam pola pikir dan akidahnya, dalam moralitas dan perasaannya, serta dalam amal dan perilakunya. Ini merupakan salah satu upaya pembentukan individu mukmin dalam dakwah kami.
  2. setelah itu, kami menginginkan terbangunannya rumah tangga yang islami dalam pola pikir dan akidahnya, dalam moralitas dan perasaannya, serta dalam amal dan perilakunya. Untuk itu kami juga memperhatikan kaum wanita sebagaimana perhatian kami kepada kaum pria. Kami juga memperhatikan anak – anak sebagaimana perhatian kami kepada para pemuda.
  3. Setelah itu, kami juga menginginkan sebuah bangsa yang muslim. Untuk itulah, Kami berusaha agar dakwah kami sampai kesetiap pelosok, suara kami bisa didengarkan disetiap tempat, fikroh kami bisa dipahami dengan mudah, serta bisa menerobos keseluruh penjuru desa, kota dan pusat – pusat kegiatan. Untuk itu, kami tidak akan menyia – nyiakan potensi dan sarana yang ada.
  4. Setelah itu kami menginginkan sebuah pemerintahan Islam yang bisa memimpin bangsa menuju masjid dan membimbing manusia kepada hidayah Islam, sebagaimana pemerintahan Islam yang sebelumnya yang telah berhasil membawa mereka kejalan itu dengan bimbingan para sahabat rosul, seperti Abu Bakar dan Umar ra. Dari sinilah kami tidak mengakui sistem pemerintahan apapun yang tidak menekankan dan tidak bertumpu pada asas Islam. Kami juga tidak mengakui partai – partai politik yang ada dan berbagai bentuk pemerintahan yang koservatif yang dipaksakan oleh orang – orang kafir dan musuh – musuh Islam untuk menerapkan dan mengamalkannya. Kami akan berusaha untuk menghidupkan sistem hukum Islam dalam setiap aspeknya dan membangun pemerintahan yang Islami dengan berasaskan sistem ini.
  5. Setiap itu, kami menginginkan agar setiap jengkal dari negri – negri kami yang muslim bergabung bersama kami. Negri – negri itulah yang dahulu dijajah dan dipecah – belah oleh sistem politik barat dan diporak – porandakan kesatuannya oleh ambisi bangsa – bangsa Eropa. Oleh karena itu, kami tidak mengakui adanya pembagian – pembagian teritorial yang bersifat politis dan berbagai kesepakatan Internasional yang ada setelahnya, karena semua itulah yang telah menjadikan negara Islam yang besar ini terpecah menjadi negara – negara kecil yang lemah, sehingga mudah dikuasai oleh penjajah. Kami tidak akan tinggal diam terhadap proyek pemberangusan kemerdekaan bangsa dan membiarkan mereaka menjadi budak bangsa lainnya.. Mesir, Syiria, Iraq, Hijaz, Libya, Tunis, Al Jazair, Mauritania dan setiap jengkal tanah yang didalamnya terdapat seorang muslim yang berseru Laa Ilaaha Illalloh, semua itu adalah negara Islam Raya. Kami berusaha untuk memerdekakan, menyelamatkan, memebebaskan dan mempersatukan antara yang satu dengan yang lain. Kalau penguasa Jerman memaksakan kehendaknya untuk melindungi setiap orang yang mengalir ditubuhnya darah Aria, maka sesungguhnya ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim agar menjadikan dirinya pelindung kepada siapa saja yang relung jiwanya terisi oleh ajaran Al – Qur an. Oleh karenanya, dalam tradisi Islam, faktor kesukuan tidak boleh dominan daripada faktor iman. Dalam Islam akidah adalah segalanya. Bukankah hakikat keimanan seseorang tercermin dari pengungkapan cinta dan bencinya ?
  6. Setelah itu kami menginginkan agar panji Islam kembali berkibar memenuhi jagad raya. Dahulu pada beberapa kurun waktu wilayah – wilayah itu pernah berjaya dibawah naungan Islam. Bergema didalamnya suara takbir dan tahlilnya. Kemudian datanglah masa dimana para penjajah berupaya memadamkan cahayanya maka kembalilah wilayah – wilayah itu kepada kekufuran. Andalusia, Cicilia, Balkan, Negara – Negara Italia bagian selatan dan Cyprus, semua itu dulu merupakan Wilayah – wilayah Islam, dan diwaktu mendatang harus kembali kepangkuan Islam. Laut tengah dan Laut Merah yang merupakan laut Islam juga harus kembali seperti sedia kala. Jika Jendral Musolini berpendapat bahwa imperium Romawi dan Negara – Negara yang tergabung dalam imperium itu dahulu harus kembali kedalam rengkuhannya – yang itu hanya didasarkan atas ambisi dan desakan hawa nafsu – maka tentunya kita lebih berhak untuk mengembalikan kejayaan imperium Islam, yang pernah tegak diatasnya kebenaran dan keadilan, dan yang telah menebarkan cahya hidayah kepada sekalian manusia.
  7. Setelah itu, dengan berkibarnya panji Islam tadi kami bermaksud mendeklarasikan dakwah ini kepada seluruh alam menyampaikannya kepada sekalian manusia, memenuhi seantero bumi dengan ajarannya, dan memaksa setiap penguasa yang diktaktor untuk tunduk kepadanya. Sampai akhirnya tidak adalagi fitnah dan agama ini semua milik Allah. Saat itulah kaum muslimin bergembira dengan pertolongn Allah. Allah menolong siapa saja yang dikehendakinya dan Dia maha pe rkasa dan maha Pemurah.

PEMUDA & BANGSA HARI INI

Tidak hanya ide-ide liberal yang merusak sendi-sendi dasar Islam, tapi juga pengaruh negatif budaya, ekonomi, sosial, politik yang ditawarkan sistem demokrasi liberal. Begitu kuatnya gelombang informasi melalui media-media juga menambah kesumpekan kehidupan masyarakat muslim di Indonesia. Budaya populer yang hedonistik dan konsumtif merajalela di setiap perilaku orang-orang Indonesia.

Ditambah perilaku media massa yang ikut menampilkan sosok-sosok panutan yang mewakili gaya hidup hedonis dan konsumtif. Atas nama keuntungan materi, konser-konser musik yang menghabiskan miliaran rupiah pun digelar. Ini adalah cara efektif mengubah perilaku masyarakat dengan pemberian label moderen. Pendefinisian moderen pun menjadi tidak jelas. Moderen diartikan sebagai jika tidak mengikuti gaya rambut artis anu, maka tidak moderen. Jika tidak mengikuti gaya baju penyanyi anu, maka tidak moderen.

Selain itu, pornografi dan minuman keras yang semakin mudah didapat dan kian merusak alam pikir generasi muda, juga bagian dari efek negatif globalisasi. Sialnya, para wakil rakyat di Parlemen justru mengumbar aksi pornografi di tengah-tengah masyarakat. Video-video porno orang-orang terhormat itu juga tidak lepas dari perilaku politik Machiavelisme. Sangat mudah diterka jika penyebaran video cabul tersebut tidak lepas dari intrik politik untuk menjatuhkan seseorang.

Benturan budaya dan perilaku sosial ini yang menjadi pemicu aksi-aksi jalanan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok umat Islam. Sementara negara merasa tidak perlu mengatasi masalah ini, karena berangkat dari filsafat liberalisme yang individualistik. Filsafat liberalisme mengajarkan bahwa individu manusia adalah bebas maka tidak perlu ada campur tangan negara. Makna bebas pun ditafsirkan secara serampangan, dan bertabrakan dengan hakikat yang menyatakan bahwa kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.

Dari segi politik dan hukum, negara lebih disibukkan dengan kasus-kasus korupsi yang dilakukan para penyelenggaranya. Sementara, masyarakat hanya bisa terhenyak menyaksikan perilaku mereka melalui media-media massa. Sejak awal reformasi, kita menyaksikan gerakan masyarakat di Indonesia terjadi begitu mudah. Pemicunya begitu beragam, namun bisa disimpulkan inti dari gerakan massa adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap sesuatu.

Teori kesempatan politik terbuka ini membutuhkan banyak faktor, selain tentunya dukungan dari pemerintah. Faktor tersebut adalah mobilisasi struktur. Teori mobilisasi struktur ini menjelaskan bahwa gerakan sosial membutuhkan lembaga atau organisasi yang dapat dimobilisasi. Teori ini menekankan jika aktor mampu memobilisasi struktur organisasi maka gerakan sosial akan dianggap sukses. Bahkan, kelompok-kelompok minoritas mampu menguasai kelompok mayoritas karena adanya kekuatan-kekuatan modal. Istilah tirani minoritas menjadi adagium yang pas untuk menggambarkan kondisi sosial di Indonesia saat ini.

Kehadiran negara pun nihil ketika berhadapan dengan kepentingan dan suara-suara umat Islam. Tidak berlebihan jika mengatakan umat Islam tertindas, sementara negara berupaya meninabobokan mereka melalui pemikiran-pemikiran berbeda berbalut kajian limiah. Salah satu contohnya adalah dengan gencarnya pembuatan kurikulum pendidikan yang dirasuki pemikiran sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Kondisi demikian tentunya menambah parah hubungan sosial muslim dengam muslim atau muslim dengan negara.

Inilah sebenarnya mengapa begitu sulitnya melawan kelompok-kelompok liberal karena mereka sudah masuk dalam level penyelenggara negara. Tentunya hal ini seiring berjalan dengan kuatnya dominasi barat atas Islam di berbagai belahan bumi ini. Secara teoritis, gerakan sosial dianggap sukses jika para pelopornya mampu menekankan pentingnya innovatice collective action.

Inovasi aksi kolektif adalah pilihan-pilihan strategi aksi dalam mencapai tujuan gerakan sosial. Ada dua strategi besar dalam inovasi ini, yakni pertama, apakah agent atau aktor akan mempergunakan cara-cara kekerasan atau yang kedua aktor-aktor gerakan sosial mempergunakan di luar cara-cara kekerasan. Masyarakat pun semakin cerdas membaca perkembangan.

Lalu bagaimanakan peran kita sebagai pemuda muslim yang menjadi saksi atas Negara yang mulai tertindas perlahan karena perilaku bangsanya sendiri???. Dimanakah pemuda islam yang didambakan sebagai agen perubahan ?? Dimanakah keberanian kita sebagai pemuda yang masih terlelap dengan keadaan negaranya yang sudah mulai jauh dari nilai-nilai moral??

Dimanakah para pemuda yang sennatiasa menjadi garda terdepan layaknya para pemuda palestina yang berlomba-lomba berada di barisan depan setiap mereka berhadapan dengan para zionis… hanya pemuda-pemuda terbaiklah yang mampu berada di barisan paling depan..mereka adalah ” Yang terbaik penguasaan senjatanya, terbaik fisiknya, terbaik kondisi ruhiyahnya…”

“Yang ada di garis terdepan ini hanya para pemuda yang hafal Quran 30 juz, bertahun-tahun terbukti solat berjamaah di masjid terutama subuh..”
“Yang selalu bangun shalat tahajjud”. “Yang paling jauh dari maksiat dan yang paling menjalankan sunnah”. Karena Kualitas Ruhiyah yang Mutlak inilah mereka mampu menghadapi para zionis dan syahid dijalanNya. Lalu Bagaimanakah Kita ???

Yah..pertanyaan itu hanya diri kita yang bisa menjawab ..Apakah kita termasuk yang mengaku pemuda? Apakah kita termasuk yang terus senantiasa menjadi pemuda yang berada di barisan terdepan dalam menegakkan yang kebenaran diruang ketidakadilan dan kezhaliman?.. yang senantiasa, menjaga & meningkatkan kualitas ruhiyahnya agar senantiasa dicintai Robbnya? dan Apakah kita pemuda yang peduli dalam mengambil sikap atas apa yang terjadi dengan bangsanya sendiri kemarin, saat ini dan nanti….???

Apa yang kita dambakan selain memohon perlindungan, kekuatan dan pertolongan Allah. Juga perbaikan diri atas amanah kita sebagai khalifah dimuka bumi dan Pemuda di Negaranya sendiri??. Wallohu’alam bisshowab.(oleh : Siti Holidah Hanum/mantan kaput ldk Badaris cabang kramba)

VIRUS-VIRUS BERBAHAYA DILINGKARAN AKTIVIS DAKWAH

oleh : abdul hajad

“Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Nawawi)

Keberhasilan dakwah tidak akan lepas dari kesuksesan para aktivisnya dalam menjalankan program-program kerja dakwah yang dilaksankannya. Baik dari strategi, metodologi, instrument ataupun interaksi yang dilakukan para dai-dai Allah ini pada segmentasi dakwah yang ada. Untuk itu diperlukan bekal yang cukup dan memumpuni bagi aktivis yang nantinya akan diterjunkan dimedan dakwah dimana mereka sudah mengetahui hal-hal dasar mengenai tantangan, ma’rifatul medan, kemungkinan yang akan dihadapi dan peranannya sebagai pembawa risalah agama ini.

Tentunya itu semua tidak boleh diabaikan dan dinomorduakan karena sebagai pejuang islam tentu nilai-nilai luhur yang akan jadi brand utama yang dijual pada segmentasi dakwah yang ada yaitu masyarakat. Karena banyak aktivis yang kalah sebelum berperang disebabkan minimnya pembekalan-pembekalan dan kurangnya komitmen. Terutama dalam hal-hal individualis seperti kecakapan attitude, komunikatif, kedewasaan, kesabaran, kesholehan, dan komitmen. Seringkali para aktivis mudah tergerus oleh hal-hal yang bisa membuat lemah semangat dakwah mereka. Memudarkan tujuan, membelokkan niat dan menghancurkan militansi dikarenakan ketidakmampuan para aktivis untuk survive (bertahan) dan fight (bertarung) menghadapi cobaan dan godaan yang menerpanya.

Kadangkala dilapangan banyak ditemui aktivis yang terlempar dari dakwah disebabkan karena masalah-masalah individualis yang tidak ada kaitannya dengan esensi perjuangan dakwah sesungguhnya. Sepele seperti masalah hati yaitu percintaan, masalah kedewasaan seperti sifat egoisme, ingin dihormati atau karena kecewa dengan rekan sesama aktivis. Sungguh ironis tapi semua ini sering kita temui dan dapati dalam keseharian para aktivis dakwah terutama dalam lingkup dakwah dikampus. Diperlukan sebuah pembekalan yang baik bagi para dai-dai Allah ini sebagai nutrisi dalam menjalankan amanah besar ini.

Banyak dari mereka yang kalah lalu mundur dari barisan perjuangan ini tidak lain hanya karena masalah sepele yang sudah saya sebutkan diatas.  Seperti percintaan dan lainnya yangseharusnya semua itu bisa diatasi dengan kesungguhan dan komitmen sebagai seorang aktivis islam yang siap totalitas dalam perjuangan ini. Sesungguhnya penyebabnya tidak lain adalah virus-virus yang mengendap dihati mereka, senantiasa meneror dan mengelilingi kesehrian aktivitas mereka dijalan dakwah ini, menyebar dan menjalar kedalam hati. Mengerogoti dan membuat goyah keyakinan akan kelurusan niat dan tujuan hanya karena Allah.

Apabila para aktivis tidak memiliki pembekalan berupa pemahaman yang memadai juga kedekatan mereka dengan tradisi-tradisi spiritual mereka akan mudah terserang lalu terjangkit. Berkurangnya komitmen dan menurunnya militansi yang sering disebut futur juga bisa jadi salah satu penyebabnya. Dan jika  tidak segera diobati dan mencari penawarnya akan sangat sulit untuk dilawan, virus ini akan terus menyebar dengan kuat menguasai hati kita. Butuh proses yang cukup lama, yang pasti kesadaran dari masing-masing individualis si aktivis untuk segera melakukan muhasabah diri dan minta bimbingan pencerahan dari murobbi.

Virus-virus ini senantisa mengancam para aktivis dikeseharian aktivitas dakwah mereka terutama generasi-generasi baru yang notabennya masih fresh dan belum faham sepenuhnya secara sempurna manhaj dakwah ini. Dibutuhkan kontrolisasi dan pencerdasan edukasi secara komprehensif dan simultan untuk para aktivis yang baru terjun dimedan dakwah kampus demi menghindari serangan virus-virus ini. Hati yang lemah, jiwa yang rapuh dan militansi yang berkurang akan mudah terserang, maka inputan tarbiyah menjadi perisai utamanya. Tahapan pembentukan dan proses pencerdasan sangat diprioritaskan dengan menggalakkan program mentoring wajib bagi kader-kader baru.

Berikut ini virus-virus yang mesti dihindari bahkan wajib untuk dilawan para aktivis dakwah demi menjaga hati mereka dari niat dan tujuan yang menyimpang. Karena apabila virus ini dibiarkan menjalar ditubuh dan pikiran kita sudah dipastikan kegagalan dan kemerosotan dakwah akan semakin terlihat. Pertolongan Allah akan jauh dan kekalahan para pejuang islam akan Allah perlihatkan secara nyata ditengah-tengah umat.

1. Virus Merah Jambu (percintaan)

Virus ini biasa disebut virus vmj atau virus cinta, yaitu sebuah  penyakit hati yang sangat mematikan dan mengkhawatirkan apabila para aktivis dakwah dikampus terserang olehnya. Memang secara psikologis sebuah perasaan jatuh cinta kepada seseorang yang notabennya lawan jenis adalah sesuatu yang tidak dipersalahkan karena itu sebuah fitrah. Hanya saja kadangkala konteks proses dan tahapannya yang banyak dilanggar dan jauh dari koridor syar’i atau nilai-nilai yang benar.

Virus ini sangat berbahaya karena virus ini menyebar dari alam bawah sadar manusia yang biasanya dimulai dari pandangan. Biasanya virus ini bergerak secara diam-diam dihati para aktivis antara lawan jenis ikhwan dan akhwat. Virus ini sangat sulit terdeteksi dikarenakan peranan hati sangat sentral dalam penyebaran dan pengembangbiakan virus ini jadi sulit terlihat dipermukaan dimana hanya yang terjangkiti saja yang mengetahuinya.

Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”. (Hr. Ahmad)

Semakin tidak dicegah dan ditahan gerakannya virus ini akan semakin memebesar dan kuat menempel dan menguasai hati para aktivis.Yang berbahaya dampaknya bagi dakwah adalah virus ini bisa menghambat militansi seorang kader dakwah, memalingkan niat dan meghancurkan semangat. Banyak kasus dilapangan yang saya temui melempemnya semangat seorang pejuang islam salah satunya sahabat saya di dakwah tidak lain hanya karena disebabkan virus ini.

Ketika kita diperintahkan untuk menjaga hati, maka kita diperintahkan untuk tidak mengotori hati. Kotornya hati adalah karena maksiat. Maksiat yang kita lakukan seperti noda yang menutupi hati kita. “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Qs. Al-Muthofifin : ayat 83)

Virus ini juga bisa membuat dakwah tercoreng karena aktivis yang terkena virus ini kadangkala bertingkah laku tidak selayaknya bahkan menodai risalah perjuangan dakwah yang suci. Dan juga bisa menyebabkan tersendatnya dakwah bahkan bisa meluluhlantakkan bangunan kerja-kerja dakwah yang selama ini dibangun. Karena ternyata kemaksiatan tersembunyi yang dibangun, Allah tidak akan ridho dan pertolongan Allah akan semakin jauh. Dakwah yang suci ini tidak boleh dikotori oleh hal-hal yang malah bisa menodai dakwah itu sendiri baik dari niat, cara, proses dan lainnya. Maka bagi para aktivis yang terjangkit virus ini sadarlah dan segera bertobatlah demi menjaga kesucian kerja dakwah ini.

2. Virus Eksistensi (over confident)

Yang disebut dengan virus eksistensi disini maksudnya adalah sebuah sikap dan sifat dari seseorang kader dakwah yang berlebihan dalam segala hal senantiasa selalu ingin mengeksiskan diri. Dalam perpektif normal memang bisa dikatakan positif pemaknaannya. Akan tetapi yang saya maksud disini adalah sebuah sikap lebay yang ingin selalu dan sungguh terlalu.

Selalu ingin tampil didepan, selalu ingin dihargai atau dituakan, dihormati, tidak mau dinasehati dan hanya mau menang sendiri, selalu ingin dijadikan panutan  dan selalu ingin menjadi yang terbaik tanpa memberi kesempatan yang lain layaknya super man.Virus ini apabila didiamkan mengendap dalam hati para kader dakwah akan berbahaya dampak kedepannya. Karena akan menimbulkan sikap sombong, jumawa, keras kepala dan merasa paling hebat.

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs. Luqman: ayat 18)

Sehingga sikap egoisme dan sikap merasa paling benar sendiri yang akan timbul.  Virus ini banyak menyerang dan mengendap dalam hati pada diri kader-kader senior dalam sebuah organisasi dakwah. Mereka merasa mengetahui segala-galanya dengan jam terbang dan pengalaman yang ada namun tidak memberikan arahan dan kemandirian sehingga mematikan potensi yang ada pada junior-juniornya.Virus ini bisa menghancurkan konsep amal jama’i karena lebih mengedepankan sikap egoisme. Virus ini juga bisa menghancurkan sikap taat dan tsiqoh antara jundiyah kepada qiyadahnya.

“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian lebih tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan yang akan menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan semangat, beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran…”(syahid hasan al banna)

Biasanya aktivis yang terjangkit virus ini banyak yang tidak sadar bahwa dia terkena virus ini. Maka dibutuhkan sikap saling mengingatkan, menegur dan nasehat menasehati sesama aktivis dalam kesehariannya. Demi menjaga kekuatan ukhuwah, sikap ta’awun, kelurusan niat dan tujuan rekan-rekan dakwahnya agar terhindar dari penyimpangan. Dengan demikian terjalinnya hubungan yang harmonis antar kader dakwah dengan terus menumbuhkan rasa kasih sayang dan menguatkan konsep kerja beramal jama’i antar sesama demi kesatuan arah dan tujuan memperjuangkan agama ini.

3. Virus Muntaber (mundur tanpa berita)

Virus ini meyerang semua lapisan aktivis baik yang senior maupun level junior karena memang virus ini menyebar secara luas eskalasinya. Baik kader baru maupun kader lama hanya saja biasanya kader lama lebih mampu bisa melawan virus ini. Virus ini biasanya menjagkiti orang-orang yang berfikiran kerdil yang takut menghadapi resiko perjuangan dijalan dakwah ini. Orang-orang yang tidak mau menanggung beban dan diberi tanggung jawab untuk mengemban amanah dakwah.

Virus ini juga bisa disebabkan karena beberapa hal seperti sikap frustasi atau kejenuhan yang hinggap dihati para aktivis. Atau karena tidak kuatnya para aktivis menghadapi tekanan, tantangan, tanggung jawab, tribulasi dan beratnya beban dijalan dakwah ini sehingga timbullah sikap putus asa, menyerah, kalah, lalu keluar dari barisan perjuangan ini tanpa memberi alasan yang jelas dan syar’i. contoh sederhana ada seorang ikhwah yang sebelumnya sangat aktif hadir dalam setiap ivent dan nongkrong disekret tetapi tidak pernah muncul batang hidungnya setelah diberi amanah.

“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini…”(syahid hasan al banna)

Biasanya aktivis yang terjangkiti virus ini diawali dengan malas dateng syuro atau pertemuan-pertemuan yang membahas agenda dakwah dan juga acara-acara yang biasa diadakan dikampus, jarang balas sms, dan sulit untuk ditemui ataupun dihubungi dengan memberikan banyak alasan-alasan yang penuh retorika demi menutupi kekerdilan yang ada dalam hatinya. Kadangkala ketika ditemuipun biasanya menghindar, pura-pura tidak tahu dan bahkan ada yang menjauh dengan alasan sibuk dan lainnya. Astagfirullah, padahal Allah SWT memberi kita waktu 24 jam dalam sehari, apakah untuk berjuang dijalannya demi menegakkan agama Allah ini meskipun hanya 1 jam saja kita tidak punya waktu karena kesibukan kita? tentu kita sendiri yang bisa menjawabnya.

“ Tidaklah beranjak telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga dia ditanyakan tentang usianya, untuk apa dihabiskannya, tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan, tentang hartanya, dari mana ia memperolehnya, untuk apa ia belanjakan, dan tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan”(HR. Tirmidzi )

Virus ini bisa juga menyerang para aktivis yang pikirannya terbelah, biasanya para aktivis yang memilki kesibukan diluar selain kuliah seperti bekerja dan lainnya. Sehingga sulit untuk membagi waktu ataupun membagi skala prioritas. Ada juga yang takut ipknya turun kalo aktif berdakwah dan lainnya. Sungguh mengherankan, padahal jika dia mampu memanage waktu dengan baik saya  yakin semua bisa terhandle dengan pas sesuai porsinya. Bukankah Allah mengingatkan kita untuk bersikap tawajun (seimbang) antara mengejar dunia dunia dan akhirat, Allah juga meyakinkan kita semua dalam surat muhammad ayat 7.

“Ketakutan menghadapi resiko perjuangan, merupakan cermin lemahnya unsur keyakinan dan kebaikan dalam dirimu” (sayyid quthb).

4. Virus Ngaret (suka terlambat)

Maksud dari virus ngaret disini adalah budaya molor waktu yang menjadi kesukaan dan kebiasaan pada keseharian aktivis dalam menjalankan kerja-kerja dakwahnya yang berdampak sangat buruk bagi kemajuan dakwah. Sikap tidak disiplin seperti ini apabila didiamkan akan semakin merajalela melanda jiwa-jiwa aktivis yang membuat kemerosotan dan kurangnya komitmen. Dakwah ini dibangun diatas komitmen bukan sikap main-main ataupun ketidakseriusan.

Hendaklah engkau benar – benar memperhatikan penunaian tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan waktu yang telah disepakati (disiplin).(syahid hasan al banna)

Virus ini paling banyak meyerang para aktivis karena kadang dianggap sepele dengan berbagai argumentasinya. Padahal sangat jelas dengan membiarkan virus ini berkembang biak akan menghancurkan bangunan dakwah dan komitmen kebersamaan para aktivis dijalan ini. Berkurangnya rasa tsiqoh (percaya) terhadap rekan sesama aktivis dan menghilangnya rasa tanggung jawab terhadap komitmen. Dampak lainnya adalah merebaknya penyikapan bahwa budaya telat waktu menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja dan dianggap hal yang lumrah.

5. Virus Apatis (tidak peduli)

Yang dimaksud virus apatis disini adalah sebuah sikap dan tindakan ataupun tingkah laku seorang kader dakwah yang  tidak perduli dan acuh terhadap situasi dan kondisi yang ada terkait problematika dakwah yang ditemuinya. Aktivis-aktivis yang terserang virus ini biasanya suka bersikap dan bertindak individualis dan hedonis (mementingkan diri sendiri). Virus ini berefek pada hilangnya sikap responsibility para kader dakwah dalam melihat problematika umat yang ditemui dijalan dakwah.

Tidak memiliki skala prioritas dan ide solutif demi melakukan perbaikan dan mencari ide untuk mendapatkan solusi terkait permasalahan yang ditemuinya dijalan dakwah. Dampak lain dari virus ini adalah sikap malas berkorban dan cuek bebek melihat problematika dakwah yang ada. Miskin ide, mudah jenuh, malas bergerak, dan tidak bergairah dalam agenda-agenda dakwah yang akan dijalankan.

Untuk melawan virus-virus ini dibutuhkan anti virus yang ampuh yaitu back to tarbiyah al quran dan as sunnah. Dengan meguatkan para aktivis untuk dekat dengan tradisi-tradisi spiritual sebagai benteng perisai untuk melawan serangan virus-virus ini. Senantiasa mampu membersihkan hati dari segala jenis penyakit hati yang bisa merusak niat dan tujuan dari dakwah yang dilakukannya. Senantiasa mengevaluasi diri dan selalu mengistiqomahkan untuk terus bisa hadir dalam agenda rutin mingguan halaqoh atau mentoring demi menetralisir racun-racun yang ada dihati.

Sehingga timbul sikap kehati-hatian dalam melangkah dijalan ini selalu kita kedepankan para aktivis, senantiasa  mengupgrade tingkat kefahaman akan manhaj dakwah ini demi penigkatan kwalitas, integritas dan kredibilitas dari segi tsaqofah. Berjalan dengan hujjah, bekerja dengan pedoman dan bergerak dengan semangat, yaitu semangat akan kemuliaan. Agama ini agama mulia dan wajib diperjuangkan dengan cara-cara yang mulia karena hanya orang-orang mulialah yang berani mengemban amanah perjuangan ini. Wallahu’alam.

MENJADI AKTIVISLAH PILIHANKU

oleh : andry al azzam (sekretaris ldk badaris ciputat)

Aku mengenal organisasi sejak kelas  4 Sekolah Dasar (SD)  ketika aku mengikuti eskul Pramuka di Sekolahku,disana aku di ajarkan berbaur dengan teman, bekerja sama dengan tim. Aku merasa ada perubahan dalam hidupku, pola pikir dan tingkah lakuku berubah cenderung kearah positif, aku lebih berani untuk tampil di umum misalnya untuk menjadi pemimpin upacara bendera setiap hari senin, disitulah aku mulai yakin bahwa aku ingin menjadi seorang aktivis.

Sekolah kami sering mengikuti perlombaan Pramuka baik di tingkat Kwaran ataupun Kwarcab meskipun kami tak pernah mendapatkan juara, keikutsertaan serta kontribusi kami tehadap acara tersebutlah yang terpenting bagi kami. Meskipun aku aktif di organisasi tapi nilai setiap pelajaranku tak pernah turun,aku selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas, karena bagiku harus seimbang antara akademik dan organisasi.

Waktu berjalan begitu cepat hingga mendesak aku untuk segera memutuskan dimana aku akan melanjutkan sekolahku selepas lulus dari sekolah dasar, SMPN 4 lah yang aku pilih, karena sekolah itu berada di pusat Kota kami,aku memutuskan masuk ke sekolah itu karena selain sekolah favorit di sekolahitu juga terdapat banyak organisasi .

Aku masih ingat pada waktu itu minggu pertama masuk disekolah baruku di adakan MOS (Masa Orientasi Siswa)  untuk siswa baru, panitia MOS itu di ambildari para aktivis dari berbagai eskul yang ada disana. MOS berjalan selama 4hari, dan di hari terakhir itu di adakan demo organisasi (memperkenalkan organisasi-organisasi yang ada di sekolah), lapangan sekolahlah yang menjadi tempatnya, disana para siswa baru di suguhi pertunjukan-pertunjukan menarik,dari mulai kerapihan gerakan baris-berbaris oleh pasukan Paskibra, cara menanggulangi pasien di medan perang oleh pasukan PMR dll.

Setelah melihat demo organisasi tersebut aku merasa tertarikuntuk terjun ke dunia organisasi, hingga aku mulai rajin mengikuti latihan-latihan,seingatku hari rabu jadwal aku latihan Paskibra, jum’at latihan  Pramuka dan sabtu latihan PMR, selang waktu satu tahun aku sudah menjadi anggota ,saat itu aku kelas dua semester dua , diSMP ku di adakan pendaftaran calon Ketua OSIS, aku sama sekali tidak berniat mendaftarkan, tapi karena dorongan dari teman-temanku akhirnya mendaftarkan diri, untuk sampai ke tahap Pemilu aku harus melewati beberapa seleksi, salah satunya seleksi interview, para seniorlah yang menseleksinya.

Alhamdulillah aku bisa sampai ke tahap Pemilu, karena lawan-lawanku adalah orang-orang yang luar biasa persaingan di Pemilu pun  begitu sengit, akhirnya hasil pemilu sudah bisa di publikasikan, aku mendapatkan jabatan sebagai Sekretaris Umum, ini adalahsebuah amanah yang harus di laksanakan dengan baik, karena aku tidak ingin mengecewakan orang-orang yang mendukungku.

Aku mengikuti eskul OSIS  sebagai  Sekretaris Umum, Pramuka sebagai Divisi Oprasional, Paskibra Divisi PHBN, dan PMR sebagai Divisi Humas, Setelah amanah-amanah  itu hari-hariku disibukan dengan organisasi-organisasi yang aku ikuti, mulai dari rapat mingguan, rapat bulanan, pelantikan-pelantikan dll.

Setiap hari aku menghabiskan waktu di sekolah untuk belajar dan berorganisasi, pulang ke rumah menjelang malam, hingga aku tidak sempatu ntuk mengaji di tempat pengajian dekat rumahku, saat itulah aku mulai berpikir kenapa aku tidak kost saja di dekat sekolahku, mengingat jarak dari rumahku kesekolah lumayan jauh, aku mencoba membicarakannya dengan orang tuaku, dan berusaha meyakinkan mereka, dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya orang tuaku mengizinkannya.

Teman-teman aktivis pun mendukung keputusanku, bahkan ada beberapa orang diantara mereka  mempunyai keinginan yang sama denganku, teman-teman memberikan solusi  daripada aku kost lebih baik aku tinggal disekolah tepatnya di Sekretariatan OSIS atau Pramuka, akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di sekolah bersama dua orang temanku.

Aku memandang bahwa jalan inilah yang terbaik buatku, yang akan mengantarkanku kepada kesusksesan, bagiku menjadi aktivis adalah sebuah anugrah, disaat kebanyakan para remaja se-usiaku sedang asik dengan budaya konsumtif dan hedonisnya, tetapi aku dan teman-temanku sedang sibuk untuk membentuk sebuah karakter  diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang mandiri, banyak hal yang aku dapatkan di jalan ini, mungkin jika hanya dikenaloleh guru dan warga sekolah itu hal yang biasa menurutku, aku merasakan sendiri apresiasi orang lain terhadap orang yang berorganisasi atau berilmu dengan yang biasa-biasa saja.

Tetapi  untuk mencapai itu semua di butuhkan sebuah azzam (keyakinan dan keputusan) di dalam diri untuk bersungguh-sungguh di jalan ini, karena untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa harus di kerjakan dengan kesungguhan, semangat untuk para aktivis, salam perjuangan. Wallahu’alam.

PERANAN PEMUDA DALAM PERJUANGAN ISLAM

 oleh : abdul hajad 

‎”Tentukanlah di mana posisimu:  penonton yang mencari hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau penuntun dan pengikut dengan pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut tetap bergelombang dan di seberang ada pantai harapan.” ( Ust. Rahmat Abdullah )

Sahabat fillah, pada awal kesempatan tulisan kali ini saya akan mencoba menceritakan sebuah cerita indah para aktivis dalam menjalankan amanah dakwahnya yaitu sahabat saya sendiri sebagai aktivis dakwah dikampus.  sebut saja namanya al akh jahid, meskipun bukan berlatar belakang tarbiyah beliau orang yang beretika, komunikatif, hanif dan memiliki idealisme keislaman yang tinggi. beliau diamanahkan sebagai ketua ldk dikampusnya masa amanah kurang lebih satu tahun, sebuah amanah yang berat dan penuh resiko. Tapi sebagai seorang ikhwan sejati dan pemuda muslim amanah tersebut dia terima meskipun dengan kesedihan dan keterpaksaan. Beliau tidak ingin megecewakan orang-orang yang telah mepercayainya untuk mengemban amanah sebagai ketua.

Sebagai seorang manusia biasa yang pasti memiliki rasa takut, gusar dan bimbang sudah dipastikan tidak mudah bagi beliau menjalankan amanah tersebut. Amanah yang besar membutuhkan pengorbanan besar, ranah perjuangan yang berat membutuhkan energi kuat. Namun lambat laun, hari berganti hari dan bulan berganti bulan. Kurang dari 3 bulan akhirnya beliau bisa beradaptasi dan mulai berfikir visioner dalam melangkah kedepan akan dibawa kemana dakwahnya nanti .  Beliau sudah mulai menikmati dan menjalankan amanah tersebut dengan keyakinan dan optimisme tinggi. Militasi beliau tunjukkan, progresivitas beliau perlihatkan  dan inovasi beliau lakukan dalam setiap kebijakan juga arah gerak dalam setiap kerja dakwahnya.

Posisinya sekarang saya analogikan sebagai seorang mujahid muda yang siap bertempur dimedan perang mengarungi perjuangan dakwah dikampus. Tantangan dan rintangan beliau hadapi degan senyuman meskipun keletihan kerap menghampirinya namun wajah semangat seantiasa beliau tunjukkan. Terakhir saya bertemu dengannya ada sebuah kebanggaan yang saya rasakan beliau begitu terlihat letih namun tetap tersenyum dan memancarkan cahaya cerah diwajahnya akan optimisme perjuangan yang siap beliau laksankan kedepannya nanti. Meskipun saya tidak tanyakan langsung kepada beliau, namun saya yakin beliau telah merasakan nikmatnya berjuang dijalan dakwah sebab saya telah lebih dulu merasakannya meski bukan berstatus ketua ldk.

Sahabat fillah, dari kisah diatas bisa kita ambil hikmah dan pembelajaran yang begitu banyak untuk diterapkan pada diri kita masing-masing selaku para aktivis dakwah dikampus. Terutama yang masih eggan dan malas-malasan memegang amanah dikampus. Kepada kalian saya hanya bisa katakan beristighfarlah dan bukalah mata hati kalian lalu bersegeralah bergabung bersama kami. Kadang memang beban dalam mengemban amanah yang diterima menjadikan kita kerdil dan malas untuk bergerak padahal dengan amanah tersebut bisa saja Allah meninggikan derajat kita sebagai seorang mujahid. Begitu banyak sahabat kita yang terlempar dari jalan dakwah karena tidak sanggup mengemban amanah dakwah ini dikarenakan takutnya menghadapi resiko dan begitu beratnya tanggung jawab yang akan dipegang.

Sahabat fillah, coba kalian telaah nasehat seorang muajahid dakwah berikut ini: “Ketakutan menghadapi resiko perjuangan, merupakan cermin lemahnya unsur keyakinan dan kebaikan dalam dirimu” (sayyid quthb). Ketakutan kita merupakan sebuah pembodohan dan pengkerdilan diri kita sebagai seorang muslim. Apa lagi kalian wahai para pemuda aktivis kampus!. Tidakkah kita terketuk dan sadar akan kondisi disekitar kita dimana kejahiliyahan merajalela, kemaksiatan dimana-mana dan ghowzul fikri didepan mata. Masihkan kita bersikap apatis dan acuh tidak perduli tehadap kondisi umat islam hari ini, kondisi saudara-saudara kita, sahabat-sahabat kita bahkan mungkin keluarga kita. Mereka tergerus arus jahiliyah dan modernisasi zaman tanpa bisa memfilter antara yang hak dan bathil.

Dalam kondisi sekarang dimana arus kejahiliyahan semakin tak terkendalikan tanpa disadari atau tidak dakwah menjadi sebuah agenda wajib pada setiap diri seorang muslim. Apalagi bagi para pemuda yang masih memiliki kekuatan semangat, energi bergerak dan masa panjang dalam perjuangannya. Usia muda yang kita miliki jangan sampai hanya menjadi masa-masa bodoh penuh ketidak bermanfaatan. Syahid hasa al banna memberikan sebuah informasi penting bahwasannya tegaknya peradaban islam ada ditangan para pemuda. karena memang jika kita telaah dokumen kisah perjuangan  Rasullullah SAW tidak akan lepas dari peran para pemuda. Sebut saja mushaf bin umair, abu dzar al ghifary, ali bin abi thalib dan lainnya tidak saya sebutkan satu persatu karena begitu banyak.

Peran pemuda dalam menegakkan al islam sangatlan penting kedudukannya dikarenakan generasi muda adalah generasi revolusioner, generasi militan yang senantiasa digarda terdepan dalam setiap perjuangan. Porsi para pemuda dalam setiap perjuangan seakan menjadikan kekhususan dalam setiap perjuangan karena memang pemudalah yang akan selalu memiliki kobaran semangat reformis. Dakwah kampus merupakan ranah dakwah para pemuda. Pemuda intelektual yang dibina dikampus dan ditarbiyah dengan terjun langsung dimedan juang dakwah yaitu kampus. Sudah seharusnya para aktivis kampus menjadikan kesempatan ini sebagai ajang pembentukan diri dan peningkatan kwalitas keislamannya dalam hal pemahaman islam secara menyerluruh dan universal.

Sahabat fillah, dakwah sesungguhnya adalah dimasyarakat. Kampus hanya sebagai tempat training dan edukasi bagi para pemuda islam untuk mampu berkontribusi bagi perbaikan sebuah tatanan masyarakat. Dinegara-negara islam umat muslim saat ini berada dalam kondisi memperihatinkan, terserang penyakit kronis yang begitu dahsyat hebatnya. Keterpurukan dan ketidakberdayaan umat islam dalam menghadapi tantangan globalisasi membuat kita tertinggal dan terjajah oleh pihak asing. Kebodohan disegala tataan, ketertinggalan dalam kompetensi dan mudahnya kita terprovokasi membuat umat saat ini membutuhkan imunitas dan asupan gizi yang baik sebagai bentuk penguatan nutrisi dan membangkitkan semangat untuk terus berkompetisi diera globalisasi.

Dalam sebuah buku yang saya baca risalah manajemen dakwah kampus ada sebuah optimisme yang tinggi diawal prakata buku tersebut akan keyakinan pada orientasi perjuangan ini. Dimana para aktivis dakwah kampus memiliki idealisme yang begitu menggelora dalam setiap visi dan misi dakwahnya. Berikut saya cantumkan dalam tulisan singkat saya ini.

Idealisme kami

 Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui bahwa
mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri.

Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan.

Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan,
kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka
jika memang itu harga yang harus dibayar.

Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami,
menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami, dan
mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa berat rasa di hati kami menyaksikan bencana
yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada
kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa
kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia,
dan bersih dari hawa nafsu.

Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia,
tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.

Yang kami harap adalah
terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat
serta kebaikan dari Allah –  Pencipta alam semesta

Pemuda adalah harapan masa depan suatu bangsa, bangsa yang kuat akan membutuhkan pemuda-pemuda yang cerdas, pemuda-pemuda yang senantiasa dekat dengan tradisi-tradisi spiritual, pemuda-pemuda patriotik yang senantiasa  siap mati membela negaranya. Bukan para pemuda yang tenggelam dalam arus kejahiliyahan, pemuda- pemuda koruptor, pemabuk dan penzinah yang senantiasa berlumuran dosa dan kemaksiatan. Ditangan pemudalah peradaban ini akan bertahan dan ditangan pemuda jualah sebuah bangsa akan tetap bertahan dan mampu melawan dalam kompetisi global. wahai pemuda bangkitlah dan bersiap siagalah telah datang masa dimana kalian untuk berjuang dan berkorban membala agama dan negara. Wallahu’alam…

 

 

 

 

MENJAGA KEMURNIAN ASHOLAH DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AKTIVIS

 “Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Nawawi)

Dakwah memiliki karakteristik yang sangat penting untuk difahami dalam kerja-kerjanya terutama untuk para aktivis. Kadangkala banyak aktivis yang terlempar dan terpental dari barisan dakwah karena ketidakfahaman akan karakteristik dakwah. maka dari itu dibutuhkan sebuah pemahaman dan pengetahuan yang mendalam terkait pembahasan ini. pergerakan dakwah saat ini begitu varian lingkupnya maka diwajibkan bagi para aktivis untuk selalu mengasah pola pikir dan pergerakan dalam setiap kerja-kerja dakwahnya. Sehingga dengan itu semua akan terbangun sebuah polarisasi pergerakan dakwah yang komprehensif dan universal dalam goal of targetnya.

Belakangan ini sudah terlalu banyak dan bahkan sangat berlebihan dilapangan yang ditemukan kasus penyimpangan dan pembelokan akan pentingnya pemahaman pergerakan dan tujuan dakwah sebenarnya. Sehingga penurunan idealisme, lunturnya kobaran semangat juang dan budaya permisifme tidak terkendalikan. Dakwah merupakan pekerja apra arsitek peradaban yang mementingkan nilai-nilai kebenaran dan syariat bukan kemenagan apalagi keberhasilan. Sehingga tujaun bukanlah menjadi orientasi tetapi proseslah yang akan senantiasa dievaluasi sebagai filterisasi dari hal-hal penyimpangan.

Dakwah membutuhkan para aktivis pemberani yang siap tahan uji, penuh motivasi dan selalu mengevaluasi setiap kerja-kerja dakwahnya demi menjaga kemurnian dakwah yang dilakukannya dari segala sikap, perilaku dan niat-niat buruk penyimpangan. Belakanagn banyak dilihat aktivis bermental tempe, bersikap pragmatis dan bertindak opportunis sehingga progresifitas dakwahnya bukan dilandasi pada kemaslahatan umat tapi didasari kepentingan pribadi dan golongannya saja bukan pada objek dakwah sesungguhnya yaitu tegakknya panji islam dimuka bumi sebagai agama yang memberikan petunjuk jalan kebenaran dan  kasih sayang kepada semua umat manusia.

Seorang aktivis harus berani mengatakan yang hitam itu hitam dan yang putih itu putih, bertindak adil dan bersikap tegas dalam setiap keputusan yang terkait masalah keumatan. Berani mengatakan kebenaran meskipun pahit dan melawan setiap kebathilan meskipun nyawa jadi pengorbanan. Karena dengan indikasi tersebut kemuliaan islam akan tetap terjaga, izzah para pengemban dakwah ini senantiasa dijadikan teladan bagi semua umat muslim sebagai contoh heroik dalam penegakkan agama islam. Belakangan banyak sekali terlihat aktivis yang bersikap plin plan dan berpikir secara materi bukan dalam batas nilai-nilai syar’i sehingga kepercayaan tersebut mulai memudar.

Dalam sebuah nasehatnya syahid hasan al banna memberikan sebuah peringatan kewajiban bagi aktivis yang begitu indah dan perfeksionis untuk senantiasa dijadikan bahan refleksi. “Hendaklah engkau menjadi seorang pemberani yang tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah sikap terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan menguasai diri ketika marah sekalipun”. Pertanyaan sederhana sekarang untuk kita semua para aktivis adalah bagaimana dengan kondisi saat ini? sudahkah kita mengaplikasikan nasehat tersebut dan mengambil hikmah sehingga kita bisa mengimplementasikannya. Atau malah melupakan dan menghilangkannya dari kamus kita sebagai aktivis karena memberatkan dan sudah usang ditelan zaman. Jawabanya tentu kita semua yang bisa menjawabnya selaku aktivis.

Begitu banyak kisah-kisah heroik para mujahid dakwah dimasa lampau yang seharusnya bisa dijadikan teladan dalam kerja-kerja dakwah kita saat ini. Diamna begitu banyak contoh dan hikmah yang bisa diambil dan menjadi referensi kita dalam berkecimpung didunia dakwah. Baik dakwah dikampus, dimasyarakat, dipemerintahan dan dimana saja. Baik para pemuda dan pemudi, mahasiswa-mhasiswi, kiyai, ustad-ustad, habib dan para ulama-ulama yang memperjuangkan agama ini. Selama mereka masih berpegang teguh pada hujjah yang jelas yaitu al quran dan assunah seperti para pendahulu dakwah ini maka isnya allah kelurusan niat dan tujuan dakwah akan tetap terjaga meskipun berbeda dalam pergerakan dakwahnya.

Diabad ini, eraglobalisasi yang membuat dimana budaya asing begitu mudah masuk kenegara-negara muslim tanpa pensortiran membuat pergerakan dawkah mengalami perubahan dan penyesuaian dalam pengaktualisasiannya. Teknologi yang semakin canggih seperti internet dengan banyak fasilitasnya dijadikan alat yang sangat mudah untuk dijadikan sarana dalam berdakwah. Belum lagi media cetak dan elektronik baik televisi, radio, koran-koran, majalah, buletin dan lain sebagainya. Maka dakwah akan senantiasa mengikuti segmentasi dilapangan berdasarkan fakta dan analisa yang kompleksitasnya harus senantiasa terjaga dan dikedepankan dalam setiap kebijakan dan arahan strategis sebuah organisasi dakwah.

Karakteristik dakwah yang mengikuti perkembangan zaman harus disesuaikan dengan kondisi para aktivisnya. Kefahaman dan kesesuaian metode pergerakan menjadi orientasi yang sangat penting. Menjaga kemurnian tujuan dan kemuliaan gerakan tanpa mencampuradukkan antara yang syubhat dan tidak sesuai syariat. keberhasilan dakwah seharusnya tidak dilihat denagn kacamata sempitdari sebuah proses dan hasil jangka pendek. Keberhasilan akan dijadikan bahan percontohan jangka panjang yang akan senantiasa diupgrade sebagai benteng pengokohan dari kerja dakwah tersebut. Sehingga pengembangan dan pola pergerkaan dakwah bisa senantiasa berubah sesuai dengan kondisi dilapangan akan tetapi tetap pada nilai-nilai syariat.

Banyak dikalanganaktivis dakwah yangterjebak dalam metodegerak yangmenyimpang. Dengan alasan kemaslahatan dakwah mereka dengan mudahnya melakuakn inovasi dan reformasi dalam setiap pergerakan dakwahnya dan  menegakkan sistem baru yang tidak sesuai dengan koridor-koridor manhaj peregrekan dakwah islam. Padahalsemua terjadi karena kecerobohan dan keterburuan para aktivis dalam menggapai hasil kemenangan dakwahnya sehingga berbagai cara dilakukan demi memenuhui hawa nafsu akan kemenagan bukan dari perspektif kemashlatan umat sesungguhnya.

Perjuangan menagkkan al islam  memang membutuhkan waktu yang lama, kemenangan dakwah seharusnya tidak hanya dilihat dari hasil yang singkat tapi dari proses perjuangan panjang dan kesabaran para aktivisnya sehingga Allah SWT mengirimkan pertolongannya dalam menggapai kemenangan. Bukan dengan cara-cara spekulatif atau bahkan kontradiktif dimana saat ini banyak harakah islamiyah yang menerapkan kebijakannya tersebut dengan alasan kemaslahatan dakwah. Arahan gerakyang telah berubah sehingga banyak terjadi penyimpangan dalam tubuh harakah islamiyah dari tujuan awal untuk menagakkan panji islam berubah menjadi keinginan merebut kekuasaan dan mengharapakan ketenaran juga popularitas.

Lihatlah perjuangan syekh ahmad yasin dalam membela dan memperjuangkan kemerdekaan palestina dari penjajah zionis israel. Beliau berjuang dengan penuh militansi meski tubuhnya cacat dan berbagai kekurangan dalam segala hal ada dalam dirinya. Semangat pengorbanannya, ketulusan dan kemurnian niat yang beliau tancapkan dalam relung hatinya dan para pengikutnya. Dari hasil pemikirannya terbentuklah sebuah organsiasi perlawanan terhadap israel yang besar dan kuat dalam bidang politik dan militer yaitu hamas. Selama perjuangan beliau tidak sedikitpun merubah filosofi perjuangannya yaitu memerdekakan dan membebaskan palestina dari penjajah.  Sikap keras beliau perlihatkan kepada musuh-musuh islam, ketegasan beliau tunjukkan, idealisme perjuangan senantiasa dipertahankan sehingga dalam kamus beliau tidak ada kata diplomasi dengan imperalis.

Hingga kesyahidan beliau dapatkan filosofi perjuangan organisasi bentukannya yaitu hamas sedikitpun tidak pernah berubah yaitu memperjuangkan kemerdekaan palestina. Meskipun saat ini palestina masih dalam cengkraman yahudi laknatullah akan tetapi hasil dari buah pemikiran dan dakwah  syekh ahmad yasin rakyat palestina memilki sebuah harapan, energi, mimpi-mimpi, semangat perlawanan dan kemenangan juga masa depan islam dibumi palestina tetap terjaga. Beliau menanamkan semangat jihad dan perlawaan pada rakyat palestina terhadap zionis  yang membuat semangat jihad tetap terjaga hingga kini. Kisah seorang mujahid dakwah yang senantiasa menjaga orientasi tujuan dari filosofi pergerakan dakwahnya sehingga beliau tidak pernah merubah jalan juangnya yaitu perlawanan terhadap imperalis zionis.

Semoga kita senantiasa menjadi aktivis yang selalu menjaga niat dan tujuan dalam berdakwah menegakkan agama mulia ini. menjaga kemurnian filosofi perjuangan dan senantiasa mengevaluasi setiap pergerakan dakwah kita. Sehingga kemenangan islam yang kita impikan bisa terealisasi dengan perjuangan yang didasari kebenaran meskipun membutuhkan perjuangan yang lama dan pengorbanan yang besar. Apalah arti dari sebuah hasil yang memuaskan jikalau proses yang dilaksanakan dalam menggapai hasil tersebut tidak didasari kebenaran. Seperti seorang murid siswa sd yang mendapat nilai bagus dan berpringkat 1 disekolahnya akan tetapi dari hasil mencontek temannya, naudzubillah. Wallahu’alam..(oleh : abdul hajad/aktivis kampus)

MEMBANGUN SOLIDITAS DALAM TUBUH LEMBAGA DAKWAH KAMPUS

 “Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan,tiada kekuatan tanpa adanya persatuan, tiada persatuan tanpa adanya persaudaraan, tiada persaudaran tanpa adanya kebersamaan dan silaturahim”. (panglima besar jendral soedirman/pahlawan nasional)

Dalam setiap pergerakan kinerja-kinerjanya sebuah organisasi baik dakwah maupun umum akan selalu memperhatikan masalah analisa SWOT dimana kekuatan team dan soliditas para kadernya senantiasa dimonitoring dan dievaluasi. Soliditas sering diartikan sebagai kesatuan dalam hal gerak baik kerja maupun hati para kader penggerak organisasi tersebut. Disni saya akan bahas dan mengaitkan kedalam hal yang lebih sfesifik yaitu permasalahan organisasi dakwah dikampus yang disebut LDK (lembaga dakwah kampus). Coba kita telah permasalahan soliditaas dalam lembaga dakwah kampus yang belakangan ini begitu banyak problematika yang saya lihat dilapangan.

Sebenarnya jika kita coba kritisi permasalahan dalam tubuh lembaga dakwah kampus selama ini yang sering bahkan hampir selalu muncul kepermukaan adalah tidak jauh dari hal klasik. Yaitu kaderisasi yang tersendat dan permasalahan 3 k ( komunikasi, koordinasi dan  kontrolisasi) yang tidak pernah berjalan dengan baik. Permasalahan tersebut selalu muncul dan berkembang dengan banyak variatif kasusnya meskipun secara substansial tidak lepas dari 2 hal tersebut. Permasalahan tersebut seakan terus menerus terjadi dan turun temurun dari generasi kegenerasi tidak pernah bisa terselesaikan dengan baik.

Banyak ide, konsep, dan instrumen yang dibuat dengan pola pergerkan yang sesuai segmentasi permasalahan yang ada tetapi beluma mmpu meminimalisasi hal tersebut. Seakan kerja-kerja selama ini tidak menghasilkan hal yang solutif tetapi banyak yang spekulatif bahkan kontradiktif dengan fakta yang ada dilapangan. Pola-pola dan ide tersebut tidak pernah berhasil menuntaskan permasalahan dan menyembuhkan penyakit dari 2 hal tersebut.

Menurut ibnu kholdun kemenangan terdapat dipihak yang mempunyai solidaritas lebih kuat, anggota-anggotanya sanggup berjuang dan bersedia mati guna kepentingan bersama. Maka yang pertama harus dibangun dalam sebuah organsiasi baik dakwah ataupun umum adalah masalah kebersamaan (soliditas). Dengan adanya kebersamaan maka akan terjalin kesatuan hati dan kesatuan emosi.

Membangun soliditas memang tidak mudah harus didahului dengan harmonisasi antar lini dalam sebuah struktural organsiasi. Degan berbagai macam kepala dan pemikiranyang berbeda-beda satu sama lain memang sulit jika secara teori dijadikan dalam satu pemikiran. Akan tetapi seorang organisastoris yang baik pasti sudah faham konsep berorgansiasi sebagaimana mestinya.

Budaya bermusyawarah yang akan senantiasa dikedepankan, toleransi dan equality menjadi hal terdepan dalam setiap penyikapan. Dalams ebuah hadits shohih rasulullah teelah meberikan contoh akan pentingnya kebersamaan dalam tubuh umat islam seperti hadits berikut “Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal berkasih-sayang dan saling mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam” (Mutafaq ‘alaih).

3 hal yang mesti selalu disolidkan dalam tubuh lembaga dakwah kampus demi menjaga stabilitas organisasi dakwah dalam perjalanan waktunya sehingga terbangunnya harmoniasi, sinergisasi dan integrasi disetiap pergerakan dakwahnya yaitu :

1. Soliditas Personal 
soliditas personal maksudnya adalah kekuatan akan kebersamaan antar personal dalam sebuah tubuh organisasi senantiasa dijaga dan dirawat keharmonisannya. Karena sebuah organsiasi ldk tidak akan berjalan tanpa adanya dukugan sdm dan kontribusi pengurusnya. Keberlangsungan kerja sebuah ldk akan dilihat dari seberapa aktifnya sdm yang ada dan seberapa besar kontribusinya terhadap dakwah dikampus. Maka dari itu dibutuhkan kesatuan hati, arah gerak dan visi misi bersama antar personalnya.

Kepeduian antar sesama aktivis dikampus, saling menjaga hati dan perasaan tiap-tiap personal dan membangun komunikasi yang interaktif antar pengurus ldk harus senantiasa dikedepankan. Keterbukaan, kepedulian, budaya silaturahim dan sikap saling pengertian antara qiyadah dan jundiyah, antara pemimpin dan anggota harus selalu diperhatikan. Sehingga tidak adanya konflik-konflik kecil yang berkepanjangan. Setiap personal saling menghargai dan meghormati satu sama lain. Sikap tenggang rasa dan kepedulian antar sesama senantiasa di perlihatkan. Solidaritas dan simpati selalu dikedepankan dan diimplementasikan dalam kesehariannya.

Sebuah ldk tidak hanya terfokus pada pembahasan programkerja saja tetapi lihat daperhatikankondisi masing-masing dari personal ldk tersebut. Jangan sampai qiyadah tidak mengetahui jundiyahnya ada yang sakit atau terkena musibah. Juga terbangun sikap saling tidak percaya antar qiyadah dan jundiyahnya dalam hal kebijakan organsiasi dikarenakan kurangnya keterbukaan antar persoal. Kesolidan personallah yang menentukan keberhasilan sebuah ldk dalam kerja-kerja dakwahnya.

Himbauan syahid hasan al banna sebagai kewajiban aktivis dakwah dalam bukunya risalah dakwah jilid.1 “Hendaklah engkau mengenali atau mengetahui anggota katibahmu satu per satu dengan sempurna (pengetahuan yang lengkap), dan kenalkan juga dirimu pada mereka dengan selengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya, hak kecintaan dan kasih sayang, penghargaan, pertolongan dan itsar. Hendaklah senantiasa engkau menghadiri majelis (pertemuan) mereka, dan tidak absen kecuali udzur darurat yang tidak dapat dielakkan. Dan hendaklah engkau berpegang teguh sikap itsar dan memprioritaskan mereka dalam pergaulanmu”.

2. Soliditas Struktural
Soliditas struktural menjadi hirarki kedua yang sangat penting dalam tubuh sebuah ldk dikarenakan struktural merupakan elemen fundamental dam sebuah organisasi baik dakwah ataupunumum.karena strukturalmerupakan kunci pergerakan dan terealisasinya sebuah programkerja organiasasi. Maka dibutuhkan keharmonisan struktural dari yang atas hingga yang terbawah. Kesolidan antara qiyadah dan jundiyahnya, kekuatan kerja sama dan tanggung jawab antar pemimpin dan bawahan. Komunikasi dan koordinasi senantiasa dijaga sehingga terbangun keakraban antar internal pengurus ldk.

Sebuah team sepak bola super besar meskipun diisi oleh pemain-pemain hebat dan berkelas dunia dengan gaji termahal tidak akan mampu meamenangkan sebuah pertandingan dengan team gurem apabila tidak ada kesolidan antar pemainnya dalam tim tersebut. Seorang lionel messi 2 tahun berturut-turut terpilih sebagai pemain terbaik dunia dengan menciptakan banyak gol tidak mungkin bisa mencetak gol dan menjadi pemain heabt tanpa bantuan rekan-rekan seteamnya. Yang dibutuhkan bukan kehebatan individualitas dalam sebuah organisasi dakwah akan tetapi yang dibutuhkan kehebatan kolektivitas.

Dakwah merupakan tugas berat dan membutuhkan amal jama’i dalam setiap pergerakannya. Tanpa kerja sama dan kesadaran bersama akan sulit membendung arus jahiliyah dan perlawanan dari musuh-musuh islam saat ini. Ingat kejahatan yang terorganisir akan  mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Cobalah kita lihat kondisi organisasi-organsiasi islam saat ini dimana begitu mudahnya vakum dan mati suri dalam pergerakannya disebabkan perpecahan dan kebobrokan dalam strukturalnya. Dibutuhkan sebuah kerja sama, kesadaran bersama,  kerapihan dan kedisiplinan yang baik dalam tubuh organisasi islam untuk mempertahankan eksistensi dalam setiap gerak dakwahnya

Maka budaya saling ta’aruf, tafahum, takaful, ta’awun dan bahu membahu antar bph dan tiap departemen sesuai dengan fungsionalitas dari masing-masing departemen berjalan dengan baik dalam setiap proker. Memperhatikan kondisi masing-masing departemen dan kinerjanya sehingga evaluasi dan kontrolisasi menjadi kewajiban bagi setiap pengurus. Araha gerak yang terintegrasi, koordinasi dan komunikasi antar lini struktural senantiasa terbangun sehingga kerja-kerja tiap departemen tidak ada yang tertelantarkan atau terabaikan. tanamkan dalam setiap pengurus tidak ada istilah superman akan tetapi super team.

Nasehat syahid hasan al banna Hendaklah engkau berhati lembut (belas kasihan), dermawan, lapang dada (toleran), pemaaf, lemah lembut kepada sesama manusia maupun hewan. Juga baik dalam pergaulan dengan semua orang, berakhlak mulia dan menjaga etika-etika Islam dalam berinteraksi, mengasihi yang kecil dan menghormati yang tua, memberi tempat pada orang lain dalam majelis, tidak memata -matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, tidak berteriak-teriak, meminta izin ketika mendatangi suatu tempat/rumah atau meninggalkannya, dan lain sebagainya.

Ketika semua fungsi dari sebuah struktural organiasai dakwah terjalin kuat dan bekerja sesuai dengan fungsionalitas masing-masing  sesuai dengan kewenangan dalam kebijakannya maka akan banyak hasil-hasil yang didapatkan. Terciptanya sebuah program kerja yang bersimultan. Progresifitas dalam hal kinerja menjadi motivasi tersendiri. Pemberdayaan sdmpun akan maksimal tidak ada tumpang tindih dalam hal pembebanan kewajiaban dan tanggung jawab sehingga setiap pengurus tidak merasa bekerja sendirian tapi bekerja secara bersama-sama (kolektif).

3. Soliditas manajerial
Ditingkatan hirarki yang ke 3 yang perlu dibangun kesolidannya dalam tubuh ldk adalah dalam hal manajerial. Maksud dari manajerial adalah kesolidan dalam mengatur dan memposisikan setiap sdm dan permasalah sesuai pada bidangnya masing-masing. Right man in the right place (orang yang sesuai ditempatkan pada posisi yang sesuai). Kerapihan dalam membangun fungsionalitas struktural yang ada. Spesialisasi tindakan dan ketepatan dalam menganalisis suatu masalah dan problematika yang ada. Efektifitas dan efisiensi selalu dikedepankan dan berjalan dengan baik sehingga agenda-agenda dakwah tidak ada yang terbengkalai.

Nasehat syahid hasan al banna Hendaklah engkau benar – benar memperhatikan penunaian tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan waktu yang telah disepakati (disiplin).

Apabila ketiga kekuatan soliditas diatas telah terealisasi Insya Allah sebuah lembaga dakwah kampus akan terus mengalami perbaikan dan peningkatan atau mungkin kegemilangan dalamsetiapkinerjanya dengan izin Allah SWT. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha Allah Ar Rahman Ar Rahimlah yang maha menetukan segalanya. Ikhtiar yang dilakukan dengan mujahadah dan istiqomah pasti akan menghasilkan hasil kerja yang luar biasa dan keberhasilannya.

Diakhir tulisan ini saya ingin sahabat fillah mengambil hikmah dari prakata seorang aktivis dakwah yang telah banyak memakan asam garam perjuangan dalam jalan dakwahnya yaitu M. Lili Nur Aulia. “Ketika Kami Membangun Kebersamaan tak semua batu bata diletakkan pada posisi yang tinggi, dan tidak juga harus semuanya ada di bawah. Bahkan terkadang si tukang batu, akan memotong batu bata tertentu jika dibutuhkan untuk menutup posisi batu bata yang masih kosong guna melengkapi bangunannya”. Semoga bermanfaat, wallahu’alam..(oleh : abdul hajad/mujahid dakwah aktivis kampus)

MENDAMBAKAN KADER DAKWAH VISIONER

Oleh : Abdul Hajad A.Md

“Janganlah kalian jadikan impian kalian kecil, sebab kulihat tak ada yang lebih menjauhkan kemuliaan dari pada impian yang rendah” (Umar Bin Khattab)

 

mujahid dakwah

Dakwah merupakan sebuah tugas mulia dimana orang-orang yang menginginkan kemuliaan yang akan berani mengembannya. Agama ini agama mulia yang Allah turunkan kepada umat manusia, makhluk mulia yang diciptakan Allah dengan berbagai macam kelebihan maka harus diperjuangkan dengan cara-cara mulia. Sudah barang tentu kemuliaan didapatkan tidak dengan berleha-leha tapi dengan perjuangan dan pengorbanan. Kerja dakwah merupakan kerja-kerja nyata yang membutuhkan langkah-langkah konkrit,  tepat, efektif dan akumulatif sehingga progresifitasnya akan terlihat.

Kegemilangan dakwah akan didapat ketika para pengemban dakwah memilki visi dan misi yang jauh kedepan, idealis, reformis dan senantiasa optimis. Akan dibawa kemanakah arah perjuangan dakwahnya?, untuk siapa perjuangan dakwahnya?, dan atas dasar apa perjuangan dakwah ini ditegakkan?. Fenomena banyaknya kader dakwah yang berguguran dijalan dakwah sudah menjadi makanan sehari-hari dalam dunia aktivitas dakwah belakangan ini. Itu disebabkan karena begitu banyaknya kader dakwah yang tidak memiliki idealisme juga mimpi-mimpi tinggi. Beberapa hal yang ditinggalkan sebgaian para kader dakwah salah satunya masalah jelasnya tujuan dari dakwah mereka.

Seorang kader dakwah yang memiliki mimpi-mimpi kedepan tentu akan selalu mencari inovasi-inovasi baru dalam pergerakan dakwahnya ketika mengalami kebuntuan dalam kinerjanya. Dia tidak akan bosan melakukan instrument-instrumen baru yang penuh imajinatif dan daya kreatif tinggi meskipun kegagalan kerap menghampiri. Mimpi-mimpinya tidak hanya sebatas dalam waktu  singkat antara 1 sampai 3 tahun saja tapi untuk beberapa tahun kedepan dan untuk masa depan dengan harapan meskipun dia sudah tiada semangat dakwahnya akan terus bertahan dan beregenerasi. Karena dia akan faham bahwasannya seorang kader dakwah yang baik dia tidak akan melihat keberhasilan dakwah secara singkat tapi melihat secara jauh kedepan.

Dunia dakwah saat ini membutuhkan kader-kader dakwah visioner, yang bergerak atas dasar keyakinan dan kesungguhan meyakini kemenangan. Penuh sifat perjuangan dan keteguhan akan janji Allah pada kemenangan islam. Niat dan tujuannya tidak sedikitpun berubah dan terlempar dalam asholah dakwah sesungguhnya. Halangan dan rintangan yang datang dan pergi dilaluinya dengan optimisme dan kesabaran. Duri dan batu terjal yang menghadang dilewati dengan kerja keras dan kerja cerdas tanpa mengeluh dan menyerah. Pergerakan dakwahnya akan senantiasa berorientasi pada kemenangan bukan kekalahan apalagi keterpurujan dan keputusasaan.

Seorang kader dakwah yang visioner akan senantiasa berada pada garda terdepan dan selalu istiqomah dalam menghadapi setiap problematika dakwah yang diahdapinya. Dia tidak akan pernah gentar sedikitpun terhadap tribulasi (hambatan-hambatan) dakwah yang ditemuinya. Dia akan selalu menancapkan keyakinan dalam dirinya bahwasannya semua problematika akan bisa dilalui dengan penuh keindahan pada akhirnya. Setiap halangan dan rintangan tidak akan pernah merubah dan menggoyahkan mimpi-mimpinya meskipun terasa mustahil untuk direalisasikan namun dia akan senantiasa yakin akan jalan yang dilalui.

Dia yakin dengan mimpi-mimpi, optimisme akan tetap terjaga dan perjuangan akan selamanya berkobar dalam dadanya. Pesimisme dan kelemahan akan senantiasa di tinggalkan dalam lubang hitam khayalan yang tak pasti dalam relung hatinya. Semangat akan perjuangan akan terlihat dalam kesehariannya meskipun keterpurukan dan ketidak berdayaan sedang dialami. Raut wajahnya tidak akan menunjukkan sikap lemah dan frustasi tetapi senyum semangat yang akan selalu terlihat, itulah ciri-ciri pribadi kader dakwah yang visioner.

Saya teringat perkataan sayyid quthb ketika beliau akan dihukum gantung. Beliau mengajak kita untuk meneruskan perjuangan mulia ini dengan harapan bahwa keyakinan akan kemuliaan islam senantiasa menjadikan kita teguh dan kuat dalam perjalanan ini. Beliau mengajak kita untuk senantiasa berfikir kedepan dan jauh nan luas dimasa yang akan datang akan kemenangan islam.

Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
maka di atas tulangku yang hancur luluh
nyalakanlah obor buat umat mulia ini
dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya

Kematianku adalah suatu perjalanan
mendapatkan kekasih yang sedang merinduku
taman-taman di surga bangga menerimaku
burung-burung berkicau riang menyambutku
bahagialah hidupku di alam abadi

Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
maka di atas tulangku yang hancur luluh
nyalakanlah obor buat umat mulia ini
dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya

Kuasa kegelapan pasti akan hancur
dan alam ini akan di sinari fajar lagi
biarlah rohku terbang mendapatkan rinduNya
janganlah gentar berkelana di alam abadi
nun di sana fajar sedang memencar

Begitu idealis dan perfeksionis bagi saya seorang sayyid quthb belum ada mujahid dakwah yang mampu berjuang secara totalitas sebagaimana yang beliau lakukan msa itu. Seorang mujahid dakwah yang senantiasa memberikan hidupnya untuk dakwah dan hari-harinya untuk umat ini. Keyakinannya akan kemenangan islam begitu sulit untuk dilihat secara rasioalitas. Meskipun hukuman mati sedang dihadapinya tapi tak sedikitpun jiwa gentar dan rasa takut beliau perlihatkan kepada kita. Meskipun kita tidak berada pada kondisi zaman saat itu, tapi semua bisa dilihat dari kata-kata terakhirnya yang begitu menginspirasi kita semua.

Seorang kader dakwah yang visioner tidak akan pernah berorientasi pada hasil dalam setiap kerja dakwahnya. Dia akan senantiasa berorientasi pada proses kerja-kerjan nyata. Pergerakan dakwahnya akan dibangun diatas kesunguhan, tujuan yang jelas, manhaj yang benar dan militansi tanpa batas. Dia akan senantiasa berpedoman pada nasehat syahid hasan al banna “dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini” .

Dakwah yang dibangun diatas keputusasaan akan melahirkan generasi muda muslim yang layu dan tak berkembang. Dakwah yang dibangun diatas keterpurukan akan melahirkan peradaban islam yang kotor dan jahiliyah. Kemuliaan islamakan terealisasi ketika dakwah dilakuakn dengan perjuangan yang mulia penuh dengan pengorbanan dan impian mulia. Dikerjakan oleh orang-orang dengan totalitas dan kwalitas yang baik tidak terkontaminasi syubhat-syubhat dan nilai-nilai kejahiliyahan. Kader dakwah yang visioner akan senantiasa menghambakan dirinya untuk perjuangan demi kemuliaan islam. Berkorban harta,benda bahkan nyawa menjadi kewajiban baginya, berada dalam aktivitas perjuangan menjadi keseharianya.

Saya berharap untuk kalian semua wahai para aktivis dakwah, baik aktivis dakwah kampus, sekolah, kantor, keliling dan lainnya dai-dai muda pilihan Allah. Teruslah gelorakan semangat perjuangan ini, semoga Allah selalu memberikan keistiqomahan, keikhlasan dan kesungguhan hati kepada kalian semua. Janganlah menyerah dalam perjuangan ini, yakinlah akan janji Allah, teruslah bekerja dalam dakwah, percayalah pertolongan Allah amatlah dekat untuk kalian semua. Jagalah keistiqomahan kalian ikhwah, senantiasa bersabarlah terhadap setiap halangan dan rintangan dalam dakwah itu semua akan menjaga kemuliaanmudisi Allah SWT.

Berikut ini sebuah nasehat dari seorang mujahid dakwah sayyid quthb semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya. “Sabar mesti ada dalam semua ini, sabar mesti ada dalam ketaatan, dalam menahan diri dari kemaksiatan, dalam memerangi org2 yang menentang Allah, dalam menghadapi muslihat dengan beragam coraknya, dalam menanti lamanya pertolongan, dalam menanggung lamanya keletihan, dalam mengenyahkan kebatilan, dlm sedikitnya penolong, dalam panjangnya jalan berduri, dalam menghadapi kebengkokan jiwa, kesesatan hati, kepayahan penentangan, dan terobeknya kehormatan.” Wallahu’alam… 

KEWAJIBAN BAGI SEORANG AKTIVIS DAKWAH

Ada 40 Kewajiban yang senantiasa diperintahkan oleh seorang Syahid Hasan Al Banna kepada kita. Tentu hal ini bukanlah hadist karena ia merupakan hasil ijtihad seorang mujtahid besar dalam kurun ini. Bacalah dan laksanakanlah, kelak engkau akan merasakan betapa syumulnya Islam ini. Ada 40 kewajiban bagi seorang aktivis dakwah yang senantiasa mesti dijaga dan terus disempurnakan dalam kesehariannya . Sehingga dakwah yang diperjuangkan bisa mencapai kegemilangan.

1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah (Al Qur’an) yang tidak kurang dari satu juz. Berusahalah dengan sungguh – sungguh untuk mengkhatamkan Al Quran dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.

2. Hendaklah engkau membaca Al Qur’an dan memperbaiki bacaannya, mendengarkannya, memperhatikannya dengan seksama dan merenungkan (men -tadabburi) makna (arti) ayat-ayatnya.

3. Hendaklah engkau mengkaji Shirah Nabawiyah yang suci dan sejarah para pendahulu (salafus shalih) sesuai dengan waktu yang tersedia untukmu. Buku yang dirasa mencukupi kebutuhan ini minimal adalah ‘Hummatul Islam’ (Pembela-pembela Islam). Hendaklah engkau juga banyak membaca haditsAl Arba’in An-Nawawiyah. Hendaklah engkau mengkaji risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang dalam bidang fiqih.

4. Hendaklah engkau bersegera melakukan pemeriksaan menyeluruh (general check-up) secara berkala, segera mengobati penyakit yang ada padamu. Disamping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor yang mengganggu kesehatan.

5. Hendaklah engkau menghindari sikap berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh dan minuman perangsang sejenisnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan terpaksa (darurat) dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.

6. Hendaklah engkau memperhatikan masalah kebersihan dalam segala hal, menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, tempat makan, badan dan tempat kerja, karena agama ini dibangun diatas dasar kebersihan.

7. Hendaklah engkau menjadi orang yang selalu jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.

8. Hendaklah engkau menjadi orang yang selau setia (menepati) janji dan ucapan. Janganlah mengingkarinya bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.

9. Hendaklah engkau menjadi seorang pemberani yang tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah sikap terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan menguasai diri ketika marah sekalipun.

10. Hendaklah engkau menjadi orang yang memiliki wibawa (kharisma) yang lebih mengutamakan keseriusan. Namun hendaknya kewibawaan yang serius tersebut tidak menghalangimu dari canda yang benar (tidak melampaui batas), senyum dan tertawa.

11. Hendaklah engkau menjadi orang yang memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang halus (sensitif), dan peka oleh kebaikan dan keburukan, yakani berbahagia untuk yang pertama (kebaikan) dan merasa tersiksa untuk yang kedua (keburukan). Hendaklah engkau menjadi orang yang rendah hati (tawadhu’) tanpa harus menghinakan diri, renda h, lemah dan mengambil muka. Tidak bersikap taklid dan tidak terlalu berlunak hati. Dan hendaklah engkau menuntut (posisi) yang lebih rendah dari martabatmu agar engkau dapat mencapai martabat sesungguhnya.

12. Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dala m memutuskan hukum dalam suatu perkara pada setiap keadaan / situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari berbuat kebaikan, janganlah mata keredhoanmu buta dari melihat keburukan, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik (orang lain). Dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling dekat denganmu, atau meskipun itu pahit rasanya.

13. Hendaklah engkau menjadi pekerja keras (dengan banyak aktivitas) dan terlatih memberikan pelayanan-pelayanan sosial. Hendaklah engkau merasa bahagia ketika dapat mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar menjenguk orang sakit, membantu orang yang membutuhkan, menanggung orang yang lemah, meringankan beban orang yang tertimpa musibah, meskipun hanya (menghibur) dengan ucapan-ucapan yang baik. Hendaklah engkau senantiasa bersegera untuk berbuat kebaikan.

14. Hendaklah engkau berhati lembut (belas kasihan), dermawan, lapang dada (toleran), pemaaf, lemah lembut kepada sesama manusia maupun hewan. Juga baik dalam pergaulan dengan semua orang, berakhlak mulia dan menjaga etika-etika Islam dalam berinteraksi, mengasihi yang kecil dan menghormati yang tua, memberi tempat pada orang lain dalam majelis, tidak memata -matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, tidak berteriak-teriak, meminta izin ketika mendatangi suatu tempat/rumah atau meninggalkannya, dan lain sebagainya.

15. Hendaklah engkau meningkatkan kemampuan membaca dan pandai menulis, memperbanyak bacaan risalah-risalah Ikhwan, koran, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah engkau berusaha memiliki perpustakaan pribadi, seberapapun ukurannya, walau sangat sederhana. Bila engkau seorang spesialis, hendaklah engkau memperdalam (menekuni) spesifikasi keilmuan dan keahlianmu. Dan hendaklah engkau benar-benar mengenal (menguasai) masalah-masalah keislaman secara umum, sehingga memiliki gambaran tentangnya dan dapat menentukan hukumya yang sejalan dengan tuntutan-tuntutan fikrah.

16. Hendaklah engkau memiliki proyek usaha ekonomi, betapapun kayanya engkau. Utamakanlah proyek -proyek yang mandiri, tidak mengekang serta mengikat (wiraswasta), meskipun sangat kecil dan sederhana. Dan terjunlah dibidang ini bagaimanapun bakat ilmiahmu.

17. Janganlah engkau terlalu berharap / berambisi menjadi pegawai negeri. Anggaplah itu sebagai sesempit-sempit pintu rezeki. Namun jangan menolak bila diberi peluang untuk itu. Dan janganlah engkau meninggalkannya kecuali jika benar-benar bertentangan dengan tugas -tugas da’wahmu.

18. Hendaklah engkau benar – benar memperhatikan penunaian tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan waktu yang telah disepakati (disiplin).

19. Hendaklah engkau baik-baik dalam menuntut hakmu, dan tunaikanlah hak orang lain dengan sempurna tanpa diminta. Tidak dikurangi atau dilebihkan. Dan janganlah sekali-kali menunda –nunda (penunaian hak tersebut).

20. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari perjudian dan segala jenisnya, apapun motif dibelakangnya. Hendaklah engkau juga menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan besar yang dapat segera diperolehnya.

21. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitas (bidang mu’amalat) dan sucikanlah dirimu dan hartamu dari riba secara total.

22. Hendaklah engkau membantu dan memelihara sumber kekayaan (umat) Islam secara umum dengan mendorong pendirian dan berkembangnya perusahaan, lembaga perekonomian Islam, pabrik dan proyek. Hendaklah engkau menjaga setiap keping mata uang agar tidak jatuh ke tangan orang non Islam dalam kondisi bagaimanapun. Juga jangan memakai (pakaian) dan mengkonsumsi (makanan) kecuali hasil produksi negeri Islammu sendiri.

23. Hendaklaah engkau berpartisipasi dalam da’wah dengan memberikan sebagian hartamu. Tunaikanlah kewajiban zakat hartamu, dan sisihkanlah sebagian yang jelas dari hartamu untuk orang yang meminta, dan orang yang kekurangan, betapapun kecilnya penghasilanmu.

24. Hendaklah engkau menabung sebagian dari penghasilanmu, sekecil apapun untuk persediaan masa -masa sulit. Janganlah sekali-kali menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan (kebutuhan tersier)

25. Hendaklah engkau bekerja semampunya untuk menghidupkan tradisi-tradisi Islam dan menghilangkan tradisi-tradisi asing dalam setiap aspek kehidupan. Misalnya ucapan salam penghormatan, bahasa, sejarah, kalender (penanggalan), pakaian, perabot rumah tangga, jadwal dan cara kerja juga istirahat, makan, minum, cara datang dan pergi, gaya dan ekspresi pelampiasan kesedihan dan kegembiraan, dan lain sebagainya. Hendaklah engkau menjaga sunnah yang suci dalam aktivitas tersebut.

26. Hendaklah egkau memboikot peradilan-peradilan swasta setempat atau seluruh hukum peradilan yang tidak Islami. Demikian juga klub-klub, gelanggang, penerbitan-penerbitan, organisasi-organisasi, sekolah dan lembaga yang jelas-jelas menentang fikrohmu yang Islami. Boikotlah semua itu dengan sebenar-benarnya.

27. Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat akhirat, mempersiapkan diri untuk menghadapinya, menempuh fase demi fase menuju keridhoan Allah SWT dengan tekad kuat dan semangat membaja, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunnah, seperti shalat malam, puasa tiga hari – minimal – setiap bulan, memperbanyak dzikir dengan lisan dan hati, dan berusaha sekuat tenaga mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah pada setiap kesempatan.

28. Hendaklah engkau memperbaiki thaharah (bersuci) dengan baik dan usahakan selalu dalam keadaan “prajurit yang berada di barak dan sedang menunggu instruksi komandan”berwudlu (suci) di sebgaian besar waktumu.

29. Hendaklah engkau meningkatkan kualitas shalatmu dengan baik, biasakan tepat waktu dan lakukanlah berjamaah di masjid tepat waktu bila mungkin dilakukan.

30. Hendaklah engkau berpuasa dibulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji ke Baitullah bila mampu, dan berusahalah untuk menunaikannya bila sekarang mampu melaksanakannya.

31. Hendaklah engkau senantiasa menyertai dirimu dengan niat jihad dan mencintai mati syahid. Persiapkanlah dirimu untuk itu kapan saja bila kesempatan itu tiba.

32. Hendaklah engkau senantiasa memperbaharui taubat dan istighfarmu. Jaga diri dan berhati-hatilah terhadap dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar. Sediakanlah untuk dirimu waktu khusus sebelum tidur untuk mengintrospeksi diri terhadap apa-apa yang telah kamu lakukan, yang baik maupun yang buruk. Bersungguh-sungguhlah dalam memperhatikan dan memelihara waktu, karena waktu adalah kehidupan. Janganlah engkau gunakan – sedikitpun – waktumu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan waspadalah (jangan ceroboh) terhadap hal-hal yang syubhat, agar tidak tercebur ke dalam kubangan yang haram.

33. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah engkau bersungguh-sungguh memerangi nafsumu, agar dapat dengan mudah mengendalikannya. Hendaklah engkau menundukkan pandangan, mengendalikan emosi, dan memerangi selera-selera rendah dari dorongan naluri-jiwa(insting). Dan selalu mengarahkannya kepada yang halal lagi baik, serta membentenginya dari hal yang haram dan tercela, dalam keadaan bagaimanapun.

34. Hendaklah engkau menghindari sejauh-jauhnya dari arak (khamar), dan segala makanan dan minuman yang memabukkan, segala yang melemahkan sejauh-jauhnya.

35. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan orang jahat, persahabatan yang rusak dan tidak bermoral, dan jauhilah tempat-tempat maksiat serta dosa.

36. Hendaklah engkau memerangi tempat-tempat iseng (hiburan) yang sia -sia dan haram, jangan sekalikali mendekatinya, serta jauhilah segala gaya hidup glamour (mewah) atau bersantai-santai.

37. Hendaklah engkau mengenali atau mengetahui anggota katibahmu satu per satu dengan sempurna (pengetahuan yang lengkap), dan kenalkan juga dirimu pada mereka dengan selengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya, hak kecintaan dan kasih sayang, penghargaan, pertolongan dan itsar. Hendaklah senantiasa engkau menghadiri majelis (pertemuan) mereka, dan tidak absen kecuali udzur darurat yang tidak dapat dielakkan. Dan hendaklah engkau berpegang teguh sikap itsar dan memprioritaskan mereka dalam pergaulanmu.

38. Hendaklah engkau menghidari hubungan dengan organisasi atau jamaah manapun, bila hubungan tersebut tidak membawa maslahat bagi fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.

39. Hendaklah engkau menyebarkan da’wahmu disemua tempat, dimanapun, dan memberikan informasi kepada pemimpin tentang segala kondisi yang melingkupimu. Janganlah engkau berbuat sesuatu yang berdampak strategis kecuali dengan seizinnya (pimpinan).

40. Hendaklah engkau senantiasa menjalin hubungan baik, kontak ruhani dan operasional (‘amali) dengan pimpinan dan Jamaah.

(Sumber : Buku Risalah Dakwah Hasan Al Banna Jilid.1)

 

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH BAGI AKTIVIS DAKWAH
oleh : Abdul Hajad A. Md

“Wahai saudara-saudaraku. Jalan dakwah itu dikelilingi oleh “makaruh” (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah ada dalam perhitungannya. Dan barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yang terang dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang pertama kalinya sampai sekarang ini… “(Dr. Abdullah Azzam)

Sahabat, begitu tidak terasa 3 tahun berlalu bergelut dalam dinamika dakwah kampus. Sebuah aktivitas perjuangan yang melelahkan tapi begitu nikmat dan indah dirasakan. Aktivitas yang tidak semua orang merasakan, hanya orang-orang pilihanlah yang akan merasakannya. Dakwah merupakan tugas mulia dan hanya orang-orang yang menginginkan kemuliaan yang akan berani mengembannya apapun konsekuensinya. Tidak terasa status sebagai mahasiwa telah menghilang dalam diri ini terputuslah juga amanah-amanah dikampus sebagai aktivis. Karena memang regenerasi harus berlanjut dan dakwah kampus membutuhkan semangat baru, energy baru dan perjuangan baru yang lebih progresif sesuai kebutuhan dakwah masa kini.

Teringat masa-masa indah saat mengarungi perjuangan ini dengan sahabat terbaik. Membuka lembaran baru dan membuat catatan perjalanan hidup yang lebih bewarna sungguh begitu nikmat. Selama 3 tahun bergelut didunia dakwah kampus sedikit akan coba saya bagi pengalaman yang dapat  diambil hikmahnya dari manis sampai pahit. Cita rasa dakwah kampus begitu sulit untuk dilupakan dalam memori ini mengingat begitu banyak hal-hal baru yang edukatif saya dapatkan. Ada hal indah dan bahagia ada juga hal buruk dan menyedihkan begitulah cita rasanya. Nikmatnya kebersamaan dijalan ini begitu terasa, rasa kepedulian terhadap sesama selalu dijaga, halangan dan rintangan datang menghadang silih berganti tidak pernah berhenti kami hadapi dengan ketegaran dan semangat juang. Musibah dan cobaan selalu menghampiri datang dan pergi hingga banyak sahabat saya yang harus berguguran dijalan ini.

Mereka yang dulunya begitu militan dan sitiqomah harus kalah dikarenakan ujian, cobaan dan musibah yang datang tak kenal henti menghampiri mereka. Meskipun tidak semua kalah tetapi begitu banyak yang harus mundur dan terpental dari trek jalur dakwah dengan alasan karena kondisi yang tidak memungkinkan dan permasalahan keluarga ataupun permasalahan lainnya. Semangat yang mulai melemah, orientasi yang mulai terbelah antara dakwah dan kuliah, antara dakwah dan keluarga, antara dakwah dan kerja begitu banyak juga begitu sulit untuk diuraikan. Padahal seharusnya semua bisa berjalan beriringan dan seimbang jika dimanage dengan baik dan dengan kejernihan pikiran. Selama ini memang permaslahan internal individu dikalangan para kader dakwah dikampus masih menjadi masalah yang sulit untuk bisa diselesaikan. Karena banyak sahabat dakwah saya dikampus yang menutupi dan tidak mau berbagi keluh dan kesah mungkin merasa tidak mau membebani orang lain atau apapun saya tidak tahu. Sehingga permaslahan itu di emban sendiri tanpa ada yang mengetahui baik rekan sesama aktivis juga orang-orang terdekatnya seperti murobi/ahnya.

Sahabat, banyak rekan-rekan dakwah saya yang berguguran dijalan ini disebabkan mendapatkan ujian, cobaan dan musibah dari yang ringan, berat, sampai yang sangat berat sekali yang mungkin bila saya yang merasaknnya tidak tahu apa yang terjadi. Saya begitu beruntung dikarenakan musibah dan cobaan yang saya alami tidak begitu rumit dan berat seperti rekan-rekan saya yang alami. Kadang diri ini malu jikalau harus kalah dan mundur dari dakwah hanya karena permasalahan yang saya dapati. Rekan- rekan saya begitu variatif, ada yang ibunya sakit parah dan harus dioperasi yang membutuhkan biaya begitu besar, ada yang orang ayahnya terkena penyakit jantung dan dioperasi, ada yang orang tuanya terlilit utang rentenir, tidak diijinkan berorganisasi dikampus disuruh fokus kuliah oleh orang tuanya, ada yang tidak punya biaya dan miskin secara keluarga, ada yang terkena musibah tertabrak motor, dan sampai yang kehilangan motor bahkan laptop.

Bagi saya ujian, cobaan dan musibah bagi seorang aktivis dakwah merupakan sunnatullah dari konsekuensi hakekat perjuangan sesungguhnya. Dimana Allah akan memberikan sesuai dengan kadar kemampuan setiap muslim. Tinggal bagaimana kita bisa menyikapi ujian tersebut dengan bijak dan penuh kesabaran. Menurut Dr. Najib Ibrahim musibah itu ibarat tamu yang tidak akan lama mampir, jadi sambutlah tamu tersebut dengan senyum dan penuh kesabaran ada didalam bukunya “tausiyah untuk para aktivis islam”. Ujian bagi seorang aktivis seharusnya dijadikan bumbu penyedap perjalanan dakwahnya karena memang yang namanya perjuangan sudah pasti akan banyak ujian dan cobaan yang menerpa. Bisa jadi ujian yang diberikan oleh Allah SWT sebagai tahapan peningkatan keimanan dan ketakwaaanya sehingga dengan ujian tersebut Allah memberikan kemuliaan yang tinggi kepadanya.

Setiap manusia memang diberikan musibah dan cobaan oleh Allah berbeda-beda semua sudah sesuai dengan ketentuannya. Maka dari itu kita harus tetap bersabar dan berhuznudzhon bahwasannya Allah SWT memberikan kita musibah sebagai penggugur dosa-dosa kita, sebagai pengingat sehingga kita senantiasa muhasabah diri . Dengan adanya cobaan dan musibah kita bisa menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur dan bersabar. Berlapang dada atas setiap hal yang didapati mungkin dengan kesabaran akan tertanam sifat kuat dan teguh dalam setiap permasalahan. Dalam sebuah hadits shohih yang pernah saya baca setiap musibah yang diterima setiap musilm tidak lain sebagai penghapus dosa meskipun itu hanya tertusuk duri. Jadi sekecil apapun musibah yang kita terima bahwasannya semua telah dijelaskan sebagai penghapus dosa-dosa kita. Insya allah dengan begitu kita akan lebih baik lagi dan senantiasa berhati-hati dalam mengarungi perjuangan hidup ini terutama untuk para aktivis dakwah.

Sahabat, yakinlah akan janji Allah dalam firmannya “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7)Coba juga kita fahami dan ambil ibroh firman Allah berikut ini “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS al-Baqarah : 214). Dua ayat diatas jelas sekali untuk bisa kita ambil kesimpulannya dan meyakini bahwasannya setiap musibah dan cobaan yang kita alami akan ada pembelajaran dan hikmah yang bisa dijadikan pijakan dalam mengarungi dakwah ini. Sesungguhnya pertolongan Allah itu amatlah dekat, ujian yang Allah berikan kepada kita sebagai bentuk kecintaan dan rasa kasih sayang kepada setiap hambanya.

Yakinlah sahabat, Allah SWT memberikan musibah pasti sepaket dengan jalan keluar solusinya karena Dialah yang maha pengasih dan penyayang. Tidak ada yang tidak mungkin baginya semua akan indah pada waktunya nanti sahabat. Tetaplah kalian tersenyum hadapilah cobaan dengan kesabaran dan kelapangan dada. Tetap teguhlah dalam barisan perjuangan dakwah ini, jangan pernah kendur dan mundur apapun halangan, rintangan dan cobaan yang menghampiri yakinlah akan janji Allah dan pertolongannya. Renungkanlah ayat berikut ini “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS Fushshilat : 30)

Sahabat, coba kita lihat sejarah dan kisah para pendahulu mujahid dakwah ini. Perjuangan mereka tidak mudah, mereka memperjuangkan agama ini tidak hanya dengan tenaga, pikiran dan materi tapi juga dengan nyawa mereka. Lihat perjuangan KH. Zainal mustafa yang harus rela nyawanya hilang karena menolak menyembah matahari sedangkan pra kiyai dan santrinya waktu itu banyak yang ikut menyembah matahari atas tekanan penjajah jepang waktu itu dikarenakan takut mati. Perjuangan Adnan Oktar atau yang sering kita sebut Harun Yahya yang begitu heroik dan fantastis, makar-makar musuh begitu dahsyat beliau rasakan dari dipenjara, disetrum, disiksa dan bahkan sampai dimasukan dalam rumah sakit jiwa dengan alasan yang tidak rasional. Perjuangan Syekh Ahmad Yasin dalam menjaga semangat jihad dan perlawanan terhadap zionis demi membela palestina dan kesucian agama ini meskipun cacat secara fisik tetap digarda terdepan hingga ajal menjemputnya sebagai syuhada. Beliau tidak sedikitpun gentar hingga syahid ketika dibombardir tentara zionis laknatullah yahudi israel.

Perjuangan panglima besar Jendral Soedirman ketika memimpin perang geriliya melawan imprealis demi kemerdakaan negeri ini dalam kondisi sakit parah hingga ditandu tapi tak sedikitpun semangatnya melemah. Kisah mujahid dakwah syahid Hasan Al Banna pendiri jamaah ikhwanul muslimin yang begitu fenomena meskipun banyak menerima ancaman pembunuhan, beberapa kali keluar masuk penjara dan intimidasi sedikitpun tidak melemahkan semangatnya hingga dibunuh dengan kejam kesyahidan akhirnya ia dapati. Syekh Abu A’la Al Maududi seorang mujahid dakwah dari pakistan yang begitu konsisten menyuarakan syariat islam dan menegakkan cahaya islam dibumi pakistan. Meskipun makar-makar dan fitnah dari musuh-musuh islam tidak pernah berhenti menerpanya. Ketika beliau sakit dan harus menggunakan kursi roda tidak pernah sedikitpun melemah dan kalah beliau tetap bergerak dan terus bergerak hingga ajal menjemputnya.

Perjuangan sultan Muhammad Al Fatih dalam menaklukan kota konstantinopel, beliau berperang selama 54 hari perang. Mengorbankan beribu-ribu pasukan mujahidin dan umat islam terbaik kala itu hingga berhasil ditaklukannya kota tersebut. Sayyid Quthb harus dihukum gantung karena mengeritik pemerintah sekuler mesir saat itu dipimpin oleh Gamal Abdu Nasser seorang diktator komunis anti islam. Beliau menolak meminta maaf demi menjaga kemuliaan agama ini karena beliau yakin apa yang dilakukannya merupakan sebuah kebenaran. Begitu idealismenya mereka, halangan dan rintangan yang menghadang tidak sedikitpun menegendurkan semangat perjuangan ini. Kita lihat sahabat apakah cobaan dan musibah yang kita alami seberat mereka para pendahulu dakwah ini. Saya belum membahas kisah perjuangan generasi awalun para sahabat Rasulullah SAW dan para tabiin dalam menegakkan agama ini. Agama ini diperjuangkan dengan pengorbanan dan perjuangan, totalitas dan loyalitas, militansi dan idealisme tinggi.

Sahabat, musibah yang kita alami tidak seperti para pendahulu kita dijalan ini, mereka mendapatkan ujian yang begitu diluar raionalitas kita. Tetapi apakah mereka kalah? tidak sahabat, mereka tetap teguh dijalan ini. Dimanapun nanti kita berada, apapun yang terjadi, ada ataupun tiadanya kita, dakwah harus tetap dikumandangkan dan dakwah harus menjadi aktivitas rutinitas bagi kita semua. Dakwah adalah satu-satunya solusi bagi setiap problematka hidup ini. Dengan dakwah setiap manusia akan menyadari fitrahnya dan akan senantiasa menjaga dirinya dari hal-hal yang buruk. Dakwah harus tetap ditegakkan sebagai perisai dan pemberi cahaya bagi umat manusia yang saat ini banyak  tersesat dan jauh dari nilai-nilai agama.  Sahabat, tetap bekerjalah untuk islam dimana kalian akan mendapatkan hasilnya diakhirat nanti insya Allah sebagai penghuni syurganya kelak sebagai balasan dari perjuangan dakwah selama hidup didunia. Jangan pernah kalian kalah, yakinlah semua akan indah pada waktunya nanti. Salam perjuangan dari saya semoga kita semua bisa istiqomah dalam mengarungi perjuangan dakwah ini. Amin, wallahu’alam.

 

5 KEKUATAN KEGEMILANGAN DAKWAH KAMPUS

”Berjuanglah untuk kebaikan dan kebenaran, sepahit dan sesulit apapun. Bersatulah dalam jama’ah, sebenci dan sekecewa apapun, karena berjama’ah lebih baik daripada sendirian. Bangkitlah ketika jatuh dan jangan menyerah. Peganglah prinsip kita selama itu benar. Bertaushiahlah setiap saat, agar saudaramu merasa memiliki dan dimiliki. Jangan tinggalkan yang dibelakangmu, tunggu dengan kesabaran dan keikhlasan.” (syahid hasan al banna)

Dakwah mengajarkan kita tentang ukhuwah, kasih sayang, kebersamaan dan perjuangan juga pengorbanan. Lika-liku perjalanan dakwah begitu indah untuk dirangkai dalam kata-kata. Dimana tawa, canda,  derita, bahagia, tangisan, tetesan darah dan air mata sulit untuk dihapuskan dalam memori hidup bagi seorang aktivis dakwah. Itulah yang saya rasakan selama 3 tahun berkecimpug dalam dunia dakwah kampus. Bertemu dengan orang-orang sholeh dan sholeha yang senantiasa menasehati dan mengingatkan ketika lupa dan salah. Bertemu dengan orang-orang  idealis yang bangga akan keislamannya. Berjumpa dengan sahabat-sahabat muslim terbaik dalam mengarungi kerasnya hidup saat ini dimana sistem sekuler begitu terasa dan ghowzul fikri dimana-mana.

Dinamika dakwah kampus memang ada keunikan tersendiri. Tidak semua mahasiswa beruntung seperti saya yang tercebur dalam dunia dakwah kampus. Saya menyadari masih banyak orang-orang sholeh diluar sana yang layak mendapatkan porsi perjuangan sebagai aktivis dakwah dikampus. Hanya saja memang fenomena saat ini semakin jarang dan sangat minim mahasiwa-mahasiwa yang mau dan ingin terjuan dalam dunia dakwah kampus dengan banyak problematika dari yang takut nilai jelek, takut ikut aliran sesat dan lainnya. Lagi-lagi ini masalah hidayah Allah dan kesadaran individu yang belum terbangun pada diri pemuda-pemudi muslim saat ini. Mereka telah terbuai dengan budaya permisifme dan hedonisme bahkan pemikiran atheisme telah banyak menjangkiti mereka sehingga mereka tidak perduli dengan agama dan nilai-nilai spiritual.

Dakwah kampus tidak hanya harus diisi oleh orang-orang yang faham manhaj harokah saja tanpa memahami hakekat dakwah sesungguhnya. Karena kekuatan dakwah kampus sesungguhnya adalah terdapat pada internal lembaga dakwah dikampus yaitu tanzhim dakwah. Ketika struktural dakwah berfungsi dengan baik, kesatuan gerak antar lini strategis berjalan solid dan terkoordinasi maka akan terjalin kekuatan integral gerak dakwah secara kompleksitas yang disebut sinergisasi. Selama ini permaslahan dakwah kampus terletak pada problematika internal dalam tanzhim kampus dikarenakan para aktivis yang bergerak dalam dakwah kampus banyak yang menyepelekan masalah-masalah internal organsiasi. Seperti kesatuan ruh visi dan misi, ukhuwah, kasih sayang dan kepedulian terhadap rekan-rekan sesama aktivis dakwah.

Itulah yang menyebabkan kelesuan dan mudahnya perpecahan terjadi dalam tubuh lembaga dakwah kampus sehingga gerak dakwah mereka tidak lagi terkontrol dengan baik. Masalah 3 k (komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi)seakan menjadi hal yang klasik untuk dibahas sehingga kesatuan gerak tidak berjalan dengan baik. Ruh kebersamaan memudar, sikap simpaty juga empty terbuang, dan rasa kasih sayang menghilang. Mereka bergerak tanpa didasari kepedulian dan kesatuan gerak yang  terkoordinasi dengan baik. Budaya bergerak dan jalan sendiri-sendiri, masing-masing ingin berjuang atas keegoisan, malas berkomunikasi dan lebih suka otoriter dengan ide-ide yang digelontorkan. Tidak suka menerima masukan dan lebih mengedepankan kesombongan sehingga sulit untuk berjamaah dan menerima hasil syuro.

Beberapa indikator yang saya sebutkan diatas banyak dialami lembaga dakwah kampus belakangan ini. Karena banyak aktivis-aktivis hebat dalam hal individualitas saja tetapi tidak secara kolektivitas. Padahal sangat sulit jikalau sebuah organisasi dakwah hanya mengandalkan kerja satu orang saja tanpa kerja bersama. Dakwah ini begitu berat jika hanya diemban perorangan tanpa konsep berjamaah. Dakwah kampus harus dikerjakan secara berjamaah dalam struktural yang rapih, harmonis, dan dinamis tidak statis. Semua berjalan sesuai dengan fungsionalitasnya masing-masing sehingga dakwah bisa berjalan dengan kekuatan dan kegemilangan. Dinamisasi antar struktural dan sinergisasi antar personal akan memudahkan eskalasi dan manajerial pergerakan dakwah.

Bagi saya yang ada 5 kekuatan yang mesti diprioritaskan sebagai hal fundamental dan tidak dapat dipisah-pisahkan yang membuat dakwah dikampus bisa tegak dan tetap bertahan dalam dinamika perjuangan dakwahnya yaitu sebagai berikut akan coba saya paparkan.

1. Kekuatan Niat dan semangat
Niat dan semangat menjadi tingkatan pertama dalam setiap individu mengarungi dakwah, dikarenakan dengan niat dan semangatlah keistiqomahan akan senantiasa tetap terjaga. . Kekuatan niat adalah keharusan yag mesti dimiliki para aktivis dakwah. Karena niat adalah sebuah orientasi yang mesti tetap dijaga sebagai ikrar dan semangat pertama dalam mengarungi perjuangan dakwah. Niat yang didasari kepedulian dan keikhlasan hanya karena mengharap ridho Allah SWT. Lihat hadits berikut in tentang kekuatan niat “Barang siapa yang meminta kepada allah swt untuk memperoleh mati syahid dengan sebenarnya niscaya Allah akan mengantarkannya pada kedudukan orang-orang yang mati syahid walaupun ia meninggal diatas tempat tidur” (HR. Muslim).

Niat bisa dikaitkan dengan masalah komitmen, karena sebuah komitmen akan didahului dengan niat. Maka untuk mengukur komitmen perjuangan seorang aktivis dalam mengarungi dakwah ini akan dilihat dari niatan awalnya. Saat ini banyak aktivis yang kalah ditengah perjalanan karena masalah sepele. Itu bsemua disebabkan awal dari tujuan atau niat si aktivis tersebut apakah benar atau salah, lurus ataupun melenceng. Semua akan mudah terlihat seiring perjalanan waktu. Seleksi alam akan terlihat mana yang niatnya  tulus karena memang ingin berjuang mengharap ridho Allah dan mana yang berniat karena hal lain seperti jabatan, wanita atau lainnya.

2. Kekuatan Ukhuwah
Ukhuwah didefinisikan sebagai persaudaraan dalam persatuan dan kesatuan. Dakwah yang dibangun dengan kebersamaan dan kesatuan akan membuat bangunan dakwah ini semakin kokoh dan tegak berdiri. Kemenangan dakwah kampus adalah ada pada persatuan dan kesatuan juga kesolidan para pejuangnya. Mereka saling bahu membahu dan beklerja sama saling menutupi kekurangan dan kelebihan masing-masing personilnya.

“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian lebih tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan yang akan menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan semangat, beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran” (hasan al banna)

3. Kekuatan Kasih sayang
Kasih sayang adalah sebuah penyikapan dan perasaan yang penuh dengan nilai-nilai empaty dan kepedulian terhadap sesama. Ketika rasa kasih sayang menyelimuti hari-hari para aktivis dakwah dikampus akan menciptakan budaya saling menasehati dan menghargai antar sesama. Sehingga harmonisasi akan tetap terjaga dan rasa kekeluargaan bisa terbina dengan baik. Tidak hanya kepada sesama aktivis dakwah kampus saja tetapi dengan semua elemen masyarakat kampus. coba sahabat ambil hikmah dari hadits beikut ini “Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal berkasih-sayang dan saling mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam” (Mutafaq ‘alaih)

4. Kekuatan Kebersamaan
Kebersamaan disini dimaksudkan sebagai kesatuan hati dan ikatan kekuatan perjuangan dalam jalan dakwah. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, semua sama-sama bekerja dan berkontribusi tidak saling melempar tanggung jawab.”Tiada kemenangan tanpa kekuatan, tiada kekuatan tanpa persatuan, tiada persatuan tanpa persaudaraan, dan tiada persaudaraan tanpa silaturahim dan kebersamaan” (Jend. Soedirman). Kebersamaan akan menjadi tongkat penunjang bagi setiap kelemahan para aktivis dakwah kampus. Dia akan senantiasa memberikan energy dan nutrisi gizi yang baik yang akan senantiasa mengontrol semangat dan kekuatan kolektif para aktivis dakwah kampus. Sinergisasi antar adk dan kolektifitas dalam kerja akan terlihat ketika sikap kebersamaan senantiasa dijaga.

5. Kekuatan Perjuangan dan pengorbanan
Salah satu hal yang menjadi kekuatan dalam kegemilangan dakwah kampus yaitu masalah perjuangan dan pengorbanan. Berapa banyak para aktivis yang kalah lalu menyerah dan mundur dalam dakwah. Berapa banyak aktivis yang frustasi lalu pergi meninggalkan dakwah. Berapa banyak para aktivis yang terlempar dengan kasar karena tidak mampu berjuang dan berkorban. Itulah sebabnya perjuangan adan pengorbana akan senantiasa menjadi tembok besar bagi para aktivis dakwah siapa yang dapat melewati tembok besar tersebut maka dia akan berhasil sebagai pejuang dakwah dan yang gagal sudah pasti terlempar sebagai pecundang.

Kemenangan terdapat dipihak yang mempunyai solidaritas lebih kuat, anggota-anggotanya sanggup berjuang dan bersedia mati guna kepentingan bersama. (ibnu khaldun). Para aktivis harus senantiasa mengambil porsi dalam setiap perjuangan dan pengorbanan yang ada. Tidak boleh lemah dan kalah dengan melempar tanggung jawab dan amanah ke orang lain. “Hidup ini adalah keyakinan dan perjuangan, dan perjuangan mukmin sejati tidak akan berhenti kecuali kedua telapak kakinya telah menginjak pintu syurga” (Syahid Hasan Al Bana)

Apabila 5 kekuatan diatas sudah tertanam dan teraplikasikan dalam jiwa-jiwa aktivis kampus, insya Allah keistiqomahan dan keteguhan akan ada pada mereka dan tertanam kuat sikap militansi. Dengan begitu perjuangan dakwah mereka akan senantiasa berorientasi pada kemashlahtan untuk umat bukan individu. Mereka akan mengedepankan kemaslahatan dari pada kepentingan pribadi dan sikap egoismenya. 5 kekuatan ini akan mensinergikan gerak tanzhim struktural kampus yang baik dan efektif. Orientasi perjuangan akan mengedepankan prinsip jamaah dan gerak kolektif. Sehingga kegemilangan dakwah bisa tercapai dan terealisasikan sebagai hasil yang baik untuk tegaknya cahaya agama islam dan nilai-nilai islam dikampus.

Yakinlah sahabat kunci kemenangan dakwah ada pada keyakinan dan keteguhan para pengembannya. Bahwasannya setiap perjuangan yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. Semua akan dicatat sebagai amal kebaikan oleh Allah SWT sebagai bekal kita diakhirat nanti. Maka dari itu janganlah kalian menyerah hanya karena kelemahan diri dan kelesuhan semangat. Sesungguhnya para pendahulu kita telah mencontohkan keteladanan yang begitu fenomenal dalam perjuangan ini. Dakwah ini tidak bisa hanya dikerajakan secara individualis tapi harus secara kolektvitas. Dakwah ini juga tidak akan pernah jaya ketika para aktivisnya hanya berorientasi pada hasil dan pencapaian bukan proses dan perjuangan yang membuat mereka selalu terburu-buru dalam bergerak.

Semoga senantiasa kita menjadi aktivis-aktivis yang selalu bekerja dan berkontribusi untuk perbaikan umat tidak hanya sekedar retorika ataupun mengedepankan egoisme semata. Diakhir tulisan ini mari kita ambil makna dari perkataan seorang mujahi dakwah ”Seandainya ada 100 orang pejuang Islam, pastikan salah seorangnya adalah kamu. Seandainya ada 10 orang pejuang Islam, pastikan salah seorangnya adalah kamu. Seandainya hanya tinggal seorang pejuang Islam, pastikan dia ialah kamu”(Abu al-A’la al-Maududi). Wallahu’alam..

Catatan Perjalanan Seorang Aktivis Dakwah bag.2

BIDADARI TERBAIK UNTUK PARA PEJUANG DAKWAH
oleh : abdul hajad A.Md

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Ar-Rum: 21)

Merebaknya wabah virus merah jambu dikalangan aktivis dakwah sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari fenomenanya saat ini terutama dikalangan aktivis dakwah kampus. Ketika beberapa hari lalu saya mendengar 2 orang rekan saya sesama aktivis akan melangsungkan walimah dan ada yang sedang berta’arufan dengan akhwat sesama aktivis organisasi dakwah dikampus. Ketika awal  mendengar berita tersebut kegalauan, kaget dan bingung yang saya rasakan, seperti  tersambar petir di siang bolong. Kadang saya merenung harus menanggapinya seperti apa berita ini meskipun dibalut rasa bahagia  . Tapi itulah realitas dengan berhuznudzhon memang ini skenario Allah semoga saja proses yang mereka jalani sesuai dengan syariat.

Perasaan saling mencintai memang sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia. Karena memang mereka diciptakan berpasang-pasangan, ada wanita dan pria ada ikhwan dan akhwat, ada suami dan istri dan sebutan lainnya. Cinta sebuah ungkapan prakata yang dahsyat bila diucapkan dengan kesungguhan dan ketulusan. Definisi cinta juga beragam banyak orang mengartikannya karena memang cakupannya luas. Perasaan cinta tidak hanya tertuju pada lawan jenis saja tapi semua orang yang memang membutuhkan rasa cinta dari kita terutama sesama muslim. seperti hadits berikut : “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (HR.Bukhari Muslim)

Namun budaya virus merah jambu yang menjangkiti para aktivis dakwah sudah semakin meluas dan tak terkontrol. Hal-hal yang diluar koridor syar’ipun mulai dilanggar terang-terangan dan terexpose diluar kalangan para aktivis dakwah. Yang lebih parah lagi sebab virus merah jambu membuat semangat dakwah dan militansi malah memudar dari budaya syuro yang tidak jelas arahnya hingga aktivitas-aktivitas dakwah yang mulai dibaluti perasaan-perasaan romantisme semu. Merebaknya slogan romantisme dalam balutan profesionalisme dan lainya sampai budaya sms ria hingga larut malam sudah tidak asingl lagi terdengar . Ini semua tidak hanya terjadi dikampus saya dan beberapa kampus saja, tapi info yang saya dapat hampir mayoritas aktivis kampus terjangkit virus merah jambu.

Jika coba kita cermati maka bisa dipastikan penyebab salah satunya kemunduran progresifitas dakwah kampus belakangan ini adalah masalah virus merah jambu. Para aktivis telah kehilangan identitasnya, orientasinya tidak lagi lurus dan pergerakannya tidak lagi diatas kebenaran. Kegemilangan dan kecemerlangan dakwah mulai memudar. Semangat dakwah yang harusnya ditujukkan untuk kemuliaan agama dan umat berubah menjadi pragmatisme individualistik. Ternyata benar nasihat ustadz Ihsan Tandjung “Bagaimana mungkin seorang aktivis dakwah yang selalu menyuarakan agar muslimin kembali ke jalan Allah dan menegakkan SyariatNya, lantas jadi pesakitan, hanya karena masalah asmara yang sepele”. Dunia dakwah kampus saat ini banyak melahirkan para aktivis pesakitan bukan para pejuang yang tangguh dalammengarungi perjuangan dakwah saat ini.

Saya menulis sedikit curahan hati ini bukan berarti saya yang paling benar dan suci dari segala dosa. Saya juga pernah merasakan dan pernah terjangkiti virus merah jambu. Tapi memang itu semua balik lagi kemasalah pemahaman dan tsaqofah para aktivis. Mereka yang belajar setengah-setengah dan hanya menjadi aktivis abangan sudah dipastikan akan mudah terjangkiti virus ini. Berbicara hati memang sagat sulit diterka dan dibaca oleh orang lain,tetapi penyakit hati apapun itu bisa dicegah bahkan dihindari dengan cara-cara yang solutif dan produktif. Sehingga dapat meminimalisasi merebaknya dan meluasnya virus merah jambu dikalangan para aktivis dakwah kampus, karena berbicara cinta tidak akan lepas dengan masalah hati.

Beberapa kali saya hampir dan bahkan mungkin sudah terjangkiti virus ini ketika diawal terjun didunia dakwah kampus. Karena memang pemahaman saya yang masih sangat kurang ditambah fase pembentukan yang tidak terpola dengan marhalah yang sesusai saat itu  sehingga levelisasi kader tidak berjalan dengan baik. Membuat saya tidak maksimal dalam memahami manhaj dakwah ini. Dari pengalaman itulah saya belajar dan belajar bahwasannya benteng utama terkait perlawanan terhadap virus merah jambu adalah masalah kefahaman. Orang yang sudah faham saja kadang masih kalah apalagi yang belum faham jika dilogikakan seperti itu mungkin analogi yang tepat. dengan kefahamn aktivis kampus akan mampu memfilter dan memiliki hujjah sehingga dia bisa mensortir antara yang baik dan buruk. Antara kepentingan dakwah dan kepentingan pribadi juga antara yang syar’i dan yang mengikuit hawa nafsu.

Perasaan saling mencintai seseorang diawali dari pandangan bersimultan dan turun kehati terpendam dalam lama-lama menjadi sebuah bola panas besar yang siap meledak kapanpun ketika sudah tidak bisa dikontrol lagi. Dan apabila tidak segera dipadamkan bola tersebut maka akan keluar dan meledak dengan tidak terkendalikan. Itulah perasaan cinta yang menggelayuti para aktivis dakwah kampus saat ini danyang saya rasakan. Terkhusus para ikhwan yang memang mudah tergoda dengan kecantikan dan keanggunan akhwat-akhwat sesama aktivis dikampus. Dengan kesahajaannya, serba rapat,berjilbab panjang lebar, berkacamata, bertutur kata lembut dan berwajah teduh menjadi sangat sulit mata ini untuk menghindar dari melihatnya.

Ditambah kecanggihan teknologi saat ini sehingga memeprmudah dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar ikhwan dan akhwat yang tidak mudah terdeteksi. Dengan fasilitas yang ada saat ini seperti facebook, twiter, yahoo masanger dan lainnya yang membuat orang mudah mengakses informasi dan berinteraksi dari satu orang ke orang lain meskipun tidak bertemu langsung. Sehingga budaya tersebut sudah dipastikan akan sangat sulit membentenginya selain dengan kefahaman akan keyakinan pada janji Allah SWT dalam firmannya “Perempuan jahat untuk laik – laki jahat dan laki – laki yang jahat untuk perempuan yang jahat. Dan perempuan yang baik untuk laki – laki yang baik dan laki laki yang baik untuk perempuan yang baik.” (Qs. An – Nur : 26).

Teruntuk para ikhwan aktivis bersabarlah dan tetap bersiagalah dalam barisan jangan sampai kendur da keluar jalur hanya karena masalah percintaan. Kurangilah mendengar nasyid – nasyid romantis dan melow. Perbanyaklah membaca kisah-kisah heroik para mujahid dakwah dan kisah-kisah perjuangan para ulama-ulama terdahulu. Tokoh-tokoh perjuangan dakwah ini dimana mereka tidak pernah kalah dalam dakwah selama nyawa mereka belum tercabut.  Sehingga dari kisah mereka kita bisa mendapatkan nutrisi dan gizi yang baik untuk terus bergerak dalam perjuangan dakwah ini. Dengan demikian semoga bisa mengurangi dan menghilangkan jiwa-jiwa cengeng dalam diri kalian semua para aktivis.

Fahamilah manhaj dakwah ini dengan bersungguh-sungguh, perbanyaklah tilawahmu,teruslah perbaiki kesolehanmu, janganlah kalian tinggalkan halaqoh meskipun dalam keadaan sempit. Buang kebimbangan akan masalah pendamping hidup karena semua sudah Allah skenariokan. Janganlah kalian menebar janji pada akhwat-akhwat aktivis karena mereka begitu lemah. Teruslah istiqomah dan berjuanglah hanya karena allah yang didasarai keikhlasan bukan karena hal lain. Jangalah kalian kalah hanya karena masalah cinta. Dunia ini begitu luas, dakwah ini begitu mulia, agama ini begitu suci jangan kau kotori hanya karena nafsu belaka. Dakwah akan tegak ketika orang-orang yang memperjuangkannya memiliki juga mempertahankan nilai-nilai kemuliaan, cara-cara yang mulia, menjauhi kehinaan dan meninggalkan kelalaian.

Saya hanya berpedoman pada ayat diatas dan nasehat murobbi saya terkait kisah cinta sayidina ali dan siti fatimah bahwasannya jikalau kita mengiginkan seorang pendamping seperti seorang fatimah maka kita harus seperti ali bin abi thalib begitupun sebaliknya.  Kisah asmara dua insan yang saling mencintai penuh dengan keteladanan dan kesyar’ian dimana bukan hawa nafsu yang dikedepankan. Ketika kita mengiginkan wanita soleha sebagai pendamping maka lihatlah diri kita ikhwah apakah pantas atau tidak untuk berdampingan dengannya begitupun sebaliknya. Diakhir tulisan singkat ini saya hanya berdoa dan berharap semoga Allah SWT memberikan bidadari-bidadari terbaik untuk para pejuang dakwah terutama untuk saya sebagai pendamping dan penopang diperjalanan dakwah ini kedepannya nanti.

KUAT DAN BERTAHAN DIJALAN DAKWAH


“Teguh adalah nafas pejuang kebenaran sepanjang zaman mereka tidak hanyut di air, tak hangus diapi dan tidak melayang diudara, tidak goyah oleh tumpukan harta, kemilau tahta dan rayuan dunia. kiprah mereka hanya satu tetap teguh dalam bergerak dan terus bergerak  dalam keteguhan”( Ust. Rahmat Abdullah )

 

Disadari atau tidak sebagai manusia kita mempunyai tugas yang sangat berat yaitu sebagai penyeru manusia lain kepada kebenaran (berdakwah). Sebuah tugas mulia namun  amat besar  yang dipercayakan oleh Allah SWT. Dimana Gunung  dan makhluk-makhluk  lainnya tidak sanggup mengembannya. Dakwah merupakan kewajiban yang harus diimplementasikan oleh seluruh umat islam baik lelaki ataupun wanita. Dimana diharapkan setiap muslim mampu bahu membahu mengokohkan bangunan dakwah ini hingga berdiri kokoh, kuat dan bisa bertahan lama hingga hari akhir nanti.

Akan tetapi realitas saat ini banyak dijumpai fenomena yang memperihatinkan dimana para pengemban dakwah semakin mengalami keterpurukan dikarenakan beberapa indicator. Diantaranya kelemahan semangat (futur),terburu-buru (selabatan), sikap frustasi, tidak meyakini fikrah, meninggalkan manhaj,  lupa akan tanggung jawab, amanah dan berbagai hal lainnya. Ketidakteguhan para da’i dalam menjalankan amanah dakwah, sehingga banyak yang berguguran dan kalah dalam perjuangan dijalan dakwah. Salah satu sebab hal yang fundamental terkait fenomena ketidaktegaran para da’i dijalan dakwah adalah factor persiapan dan pembekalan yang kurang memadai.

Mereka parada’i seperti berjuang tanpa persiapan dan bekal cukup yang membuat mereka mudah menyerah dan kalah sebelum berjuang secara totalitas. Fase pembentukan (takwin) kader dakwah yang tidak maksimal dan optimal akan melahirkan rijal-rijal dakwah yang lemah. Diperlukan metode yang baik berdasarkan segmentasi dakwah saat ini. Dimana diperlukan pola instrumen yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Penyesuaian dan peremajaan metode pembinaan dan polarisasi juga kajian strategi dakwah yang harus mengikuti perkembangan zaman harus dikedepankan dalam setiap kebijakan dalam organisasi dakwah saat ini.

Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh, teguh, kuat dan fenomenal dalam bergerak disetiap perjuangan dakwahnya. Sehingga kegemilangan dakwahnya bisa terealisasikan dan kemenagan terlihat nyata dimata. Sebut saja Keteguhan para sahabat Rosulullah SAW, seperti abu bakaras shidiq, umar bin khatab, usman bin affan dan ali bin abi thalib juga beberapa sahabat lainnya. Dimana fase dakwah saat itu begitu penuh intimidasi dan tekanan bahkan ancaman pembunuhan dari banyak fihak. Penyiksaan dan hinaan jadi makanan keseharian dalam perjuangan mereka bahkan ada yang syahid karena penyiksaan yang begitu keji ketika itu. Tapi apakah mereka melemah, menyerah atau kalah dan mundur dari perjuangan ini? jawabannya tidak ikhwah, mereka tetap teguh dan istiqomah.

Maka dari itu untuk mempersiapkan rijal dakwah yang memumpuni ada beberapa persiapan yang  harus diperhatikan yaitu :

1. Persiapan Ruhiyah (spiritual)

Kematangan spiritual sangat penting bagi para pengemban dakwah karena kematangan ruhiyah akan menjadi nutrisi energi dalam kerja-kerja dan aktivitas dakwah. Tanpanya seorang da’i akan mudah goyah, kalah dan menyerah ketika banyak menghadapi tekanan dan problematika dalam perjuangan dakwahnya. Ruhiyah sebagai imunitas yang akan senantiasa mencharge, menjaga dan menstabilan semangat dan pergerakan da’i dalam medan perjuangan dakwah.

2. Persiapan Karakter (prinsip)

Kebenaran lebih layak diikuti  walaupun harganya terlalu mahal dan menuntut pengorbanan yang besar.. (dr.fathi yakan). Prinsip bagi da’i menjadi hal yang harus diperhatikan. Seorang pejuang dakwah harus memiliki prinsip atau karakter yang kuat, tidak mudah goyah dan selalu istiqomah. Karakter disebut juga sebagai idealisme yang membedakan antara pejuang dan pecundang, orang yang amanat dan penghianat, penjahat dan pahlawan. Seorang da’i harus berani mengatakan yang hak itu hak dan yang bathil itu bathil, antara yang hitam dan yang putih, tidak mudah dilobi dan senantiasa kokoh pada kebenaran.

3. Persiapan Tsaqofah (intelektual)

“Luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah, jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai..” (Cahyadi Takariawan). Seorang da’i haruslah memiliki pemahan dan ilmu yang luas dalam berbagai bidang tidak hanya masalah kegamaan saja, meskipun pemahaman agama menjadi skala prioritas. Karena da’i akan selalu dituntut memberikan solusi dan pencerahan dalam setiap roblematika kehidupan saat ini. Dimana solusi yang diberikan berlandaskan nilai-nilai islam dan berorientasi pada kemaslahatan dimasa yang akan datang.

4. Persiapan Jasadiyah (fisik)

Muslim yang kuat lebih Allah sukai dari muslim yang lemah (al hadits). Seorang da’i harus memiliki fisik yang sehat, jiwa yang kuat, tidak pesakitan dan senantiasa keep moving (siap bergerak) setiap saat. Maka dari itu dianjurkan untuk berolahraga dan berpola hidup sehat serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Baik lingkungan rumah, kerja, pergaulan dan lainnya. Diharapkan seorang da’i memiliki fisik yang sehat dan prima Sehingga aktivitas dakwahnya tidak memiliki hambatan, ketersendatan dan terus bergerak secara progresif.

5. Persiapan Maliyah (material)

Setiap da’i diarahkan pada prinsip kemandirian dan kemapanan dalam hal ekonomi. Berjiwa mandiri, berdiri dikaki sendiri,  berjuang atas dasar empati, dan menghilangkan rasa ketergantungan dengan orang/pihak lain. Karena sebagai da’i wajib menjadi teladan bagi orang lain bukan malah menjadi beban orang lain. Kemapanan da’i dalam hal materi memudahkan dalam eskalasi gerak dakwahnya sehingga tidak terkendala masalah finansial (keuangan).

6. Persiapan Kompetensi (keahlian)

Seorang da’i diharapkan memiliki kemampuan dalam bidang spesialis sebagai ajang kompetisi dan kompetensi dalam era globalisasi saat ini. Dimana kompetisi dalam kehidupan saat ini begitu ketat. Degan menguasai bidang spesialis profesi seperti dokter, politikus, it, konsultan dan lainnya akan mempermudah para da’i masuk keberbagai lini strategis dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat saat ini. Jangan sampai da’i yang seharusnya menjadi pilar kebangkitan islam tidak mampu bersaing dengan para antek kapitalis dan zionis  yang saat ini menguasai berbagai bidang keahlian.

Dakwah ini dibangun diatas perjuangan bukan kepututusasaan, bukan oleh orang-orang yang lemah, orang-orang yang suka bersantai ria, berleha-leha dan hanya berangan-angan saja. Dakwah ini harus disii oleh orang-orang yang kuat yang memiliki visi dan misi idealis, mimpi-mimpi tinggi tanpa henti yang tidak akan terbeli oleh apapun selain kemuliaan islam. Dakwah ini akan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisasikan cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan kerja nyata bukan sekedar retorika, mujahadah dan kekuatan tekad.

sudah saat kesadaran dan evaluasi dijadikan pedoman dalam pergerakan dakwah kedepan sehingga para rijal dakwah senantiasa bergerak atas dasar dan manhaj yang benar. Memiliki visi idealis dan pergerakan reformis dalam setiap aktivitas dakwahnya. Sudah saatnya kebangkitan ini didengungkan dan digelorakan oleh para rijal dakwah bahwasannya kemenangan akan segera terealisasi ketika perjuangan dakwah ini didasari atas kesungguhan dan militansi tanpa batas dengan tetap berharap ridho Allah SWT sehingga tidak melenceng dari asholah dakwah sesungguhnya. Wallahu’alam…

Oleh : Abdul Hajad A.Md                

                                           

KITA HARUS TERUS BERJUANG  SAHABAT
Oleh : Abdul Hajad A.Md 


“Aku merasa seperti baru berusia sembilan tahun. Tujuh setengah tahun jihad di Afghanistan, satu setengah tahun jihad di Palestina, dan tahun-tahun yang selebihnya tidak bernilai apa-apa..” (Dr.abdullah azzam)

Teringat masa awal gabung di organisasi rohis kampus yang disebut Ldk (lembaga dakwah kampus) 3 tahun lalu kira-kira tahun 2009 bulan februari. Muka polos ini, ketika itu saya baru masuk sebagai mahasiswa baru disebuah kampus. Saya hanyalah seorang mahasiswa biasa yang mencoba mengarungi dunia kampus yang katanya penuh dengan nilai-nilai intelektual dan moral dengan optimisme tinggi. Ketika itu saya Berharap banyak hal-hal baru yang penuh pembelajaran yang bisa saya dapatkan untuk menambah kedewasaan diri.

Tetapi kurang lebih 4 bulan bersosialisasi, berkawan dan berdinamika dalam dunia kampus tidak ada yang spesial saya dapatkan. Semua terlihat normatif hanya kekecewaan dan kemirisan yang saya dapatkan dimana saya tidak melihat generasi-generasi intelektual yang terlihat tapi sekelompok pemuda tanpa visi dan misi, juga tanpa mimpi. Mereka hanya sekelompok pemuda yang tidak punya tujuan jelas dalam hidup, kuliah hanya dijadikan sarana untuk bersenang-senang belaka. Budaya konsumtif, hedonistik dan apatis saya temui dalam kesehariannya. Kuliah hanya sekedar dijadikan pengisi waktu senggang dan tidak berarti sedikitpun meskipun tidak semua teman sekelas saya berfikiran seperti tapi mayoritas hampir semua berpikiran seperti itu.

Tapi semua berubah ketika saya mulai gabung dan aktif di ukm rohis yang disebut lembaga dakwah kampus dimana saya merasa ada kenyamanan dan ketenangan meski diawal agak sulit beradaptasi dikarenakan background (latar belakang)  saya yang tidak terlalu agamis. Hari-hari terlalui dengan tarbiyah islamiyah, keteladanan, kemuliaan dan kecemerlangan dalam beraktivitas. Hikmah dan pembelajaran saya dapatkan dalam keseharian bergaul dengan teman-teman rohis kampus. Pepatah lama mengatakan “bergaul dengan tukang minyak wangi akan terbawa wangi, bersahabat dengan pencuri akan ikut menjadi pencuri” lingkungan pergaulan sangat menetukan masa depan dalam menggapai mimpi begitupun hadits nabi mengatakan demikian meskipun saya tidak tahu seperti apa kata-kata haditsnya.

Kegemilangan hari-hari terlalui dengan mimpi-mimpi indah, arah gerak penuh visi da misi kedepan dan idealisme kebanggaan akan islam tertanam kuat dalam hati dan jiwa ini. Dari sekedar ikut-ikutan, berubah menjadi simpatisan, berubah hingga menjadi pejuang dan ikut terjun dalam medan dakwah kampus. Dengan penuh kebanggan saya mengikrarkan diri sekarang degan lebel adk. Saya bukan hanya mahasiswa biasa yang kuliah pulang saja tapi sebagai seorang aktivis dakwah kampus yag kesehariannya memikirkan permaslaahan umat. Senantiasa berkontribusi dalam perbaikan umat dan melakukan aktivitas-aktivitas positif demi syiar islam dikampus. kerja-kerja dakwah, kajian keislaman dan ta’lim menjadi rutinitas agenda penting dalam kalender saya juga rapat-rapat organisasi yang membahas arah gerak dan strategi dakwah dikampus.

Saya teringat perkataan seorang mujahid dakwah “Pilar-pilar kebangkitan islam ada ditangan pemuda” (hasan al banna). Saya lihat dakwah kampus identik dengan dakwah generasi muda. Generasi fresh yang memiliki visi dan misi yang solutif, inovatif, kreatif, imajinatif dan bahkan spekulatif. Sehingga banyak terobosan-terobosan dan hal-hal baru yang identik dengan pergerakan reformis yang kadang sulit dijangkau oleh rasional akal manusia. Dimana para pemuda yang melakoni dan menjadi pelakunya baik kaum adam dan hawa senantiasa terlihat antusias dan idealis. Pemuda identik dengan gerakan perlawanan karena ditangan pemudalah peradaban ini akan tetap bertahan dan berubah menjadi lebih baik. Ditangan pemuda juga cahaya agama islam ini akan tetap tegak hingga akhir nanti sejarah telah membuktikan itu.

Pertanyaannya pemuda seperti apa..? muhammad al fatih di diusia 24 tahun berhasil menaklukan konstatinopel, umar bin abdul aziz diangkat menjadi panglima perang pada usia 21 tahun, panglima jendral sudirman memimpin perang geriliya melawan penjajah diusia 24 tahun, harun ar rasyid memimpin imperium raksasa yag terdiri dari 3 benua (afrika, eropa dan asia) diusia 22 tahun, hasan al banna mendirikan organisasi super besar al ikhwanul al muslimin yang akhirnya tersebar di 70 negara pada usia 22 tahun.

Pemuda identik dengan jiwa revoluisioner dan dakwah kampus adalah sarana juga aktivitas yang tepat untuk membangkitkan jiwa revolusioner tersebut. Kampus adalah tempat yang kondusif untuk menempa militansi, membangun potensi, mengupgrade diri dan melatih pemuda berkontribusi dalam segala hal karena kampus disebut sebagai miniatur sebuah negara. Dimana ada masyarakat, ada sistem politik, ada kehidupan sosial, ada regulasi (peraturan) dan lainnya yang apabila kita definisikan kampus adalah sebuah kedaulatan negara dalam eskalasi kecil.

Kampus juga sering dijadikan tempat yang idealis untuk penyebaran fikrah (idiologi) dan perang pemikiran (ghowzul fikri) dimana setiap pengusung idiologi tertentu berlomba-lomba mencari dukungan baik komunis-sosialis, kapitalis-liberalis ataupun islam. Kelompok-kelompok kiri dan liberal begitu banyak masuk dalam ligkungan kampus karena mereka faham mahasiswa adalah target empuk dan sasaran tepat untuk meregenerasi keberlangsungan idiologi mereka..

Dakwah kampus adalah perisai dan senjata perlawanan yang seharusnya bisa jadi benteng penghalang dan pasukan penyerang setiap idiologi sekuler tersebut. Menjadi penerang dari setiap tindakan dan  perbuatan melenceng (tidak sesuai dengan kebenaran/fitrah) yang dilakukan mahasiswa belakangan ini seperti free sex, drugs, tindakan anarki dan sebagainya. Dakwah kampus membentuk individu-individu muda muslim menjadi faham akan tujuan esensial hidup mereka. mengembalikan mereka kepada ajaran agama dan mengenal tuhan. Mengenal fitrah mereka sebagai seorag muslim, membentuk shaksiyah islamiyah (pribadi muslim) yang berperilaku dan bertindak sesuai dengan cara danilai-nilai islam.

Mahasiwa yangberlebel aktivis dakwah kampus juga diharapkan mampu melakukan dakwah demi menjaga agama ini dan melakukan transformasi sosial pasca dari kampus demi perbaikan dalam setiap tatanan kehidupan menuju masyarakat sejahtera. Maka dari itu mahassiwa harus faham jikalau mereka adalah geenrasi masa depan yang akan membawa perubahan bagi bangsa dan negara ini. Dimana jika tidak ada nilai-nilai agama dalam jiwa mereka sudah dipastikan kehancuran dan keterpurukan ada didepan mata mereka. Ketika tradisi-tradisi spiritual menghilang dalam keseharian mereka akan terjadi yang namanya dekadensi moral dan budaya demoralisasi.

Maka dari itu teruslah berjuang  sahabat, umat sangat membutuhkan kalian. Kalian adalah pilar-pilar kebangkitan islam, kebangkitan sebuah bangsa dan negara, kebangkitan sebuah peradaban yang penuh dengan nilai-nilai kebenaran. Ditangan kalianlah masa depan dan keberlangsungan tegaknya cahaya agama ini. Ditangan kalianlah kemunafikan bisa dihapuskan dari muka bumi. Ditangan kalianlah cahaya kebathilan bisa dipadamkan. Digenggaman kalianlah masa depan yang penuh kecemerlangan dan kegemilangan akan terwujud.

Jalan ini memang penuh dengan onak dan duri batu terjal selalu mengganjal akan tetapi apakah kalian lupa akan janji allah dalam surat Muhammad ayat 7 “intanshurullah yan shurkum wa yutsabbit aqdamakum” (Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu). Cukuplah ayat ini kalian jadikan motivasi dan inspirasi dalam bergerak diranah perjuangan ini. Memang tidak mudah sahabat! Tapi siapa lagi yang harus mengemban amanah ini jika bukan kita ?? Apakah pemuda dan pemudi dipingiran jalan, dimal-mal, bioskop-bioskop yang maaf harus saya katakan berpenampilan dan berperilaku jahiliyah. Mereka yang tanpa mimpi, atau kita berharap kepada para pecundang yang bergerak atas dasar pragmatisme semata.

Buanglah jauh-jauh ketakutanmu, hilangkanlah secepat mungkin kegelisahanmu, tanamkanlah jiwa semangat perjuangan dalam dadamu. Pergerakan dan kontribusimu akan mengubah peradaban ini, uluran tangan ikhlasmu akan mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Bangkitlah ketika kau terpuruk, bangunlah ketika kau terjatuh, lawanlah ketika itu tidak sesuai hati nuranimu. Berdiamlah ketika orang lain sibuk bergerak dan bergeraklah ketika yang lain berdiam sehingga dakwah ini bisa simultan, efektif,  kontinue, berestafet,  tidak vakum, dan melemah. melainkan tetap bertahan dalam lingkaran perjuangannya.

Kegemilangan didapatkan dengan perjuangan, perjuangan digelorakan dengan kemuliaan dan kemuliaan diperjuangkan oleh para reformis idealis yang tidak akan pernah menjual mimpi-mimpinya dengan apapun kecuali untuk perubahan dan perbaikan dimasa depan. “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Qs. Al ‘Ashr :1-3). Wallahu’alam…

UJIAN SEORANG AKTIVIS

(Oleh: Siska Lis sulistiani, S.Sy / http://www.dakwatuna.com)

Bertambah kegalauan kaum musyrikin Mekah kala itu, saat mengetahui masuknya kedua pembesar Quraisy yaitu Umar bin Khathab dan Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam. Tawaran diplomasi dari kalangan elit Mekah saat itu ditolak oleh Muhammad Saw, yaitu menukar kegigihannya dalam menyebarkan Islam dengan tiga hal (Harta, wanita dan tahta), yang dapat memukau semua mata namun tidak bagi sosok Al-AminMuhammad Saw. Setelah kebingungan menyelimuti kaum muslimin. Mereka pun mengadakan pertemuan di Darun Nadwah untuk merumuskan strategi pembunuhan Muhammad Saw, namun mereka mengetahui jika hal itu terjadi maka Bani Hasyim dan Bani Muthalib akan menuntut balas, mengingat paham kesukuan pada saat itu sangat kental. Jelas lah hal ini membuat kaum musyrikin Mekah memutar otak dan menyusun rencana yang jitu dalam memutus rantai pergerakan dakwah Rasulullah Saw yang saat itu mulai dianut oleh berbagai kalangan.

Maka disusunlah strategi yang akan digencarkan kepada kaum muslimin agar membuat gentar dakwah Rasulullah Saw. Di sebuah lembah yang subur, di wilayah Bani Kinanah, musyrikin Mekah berkumpul dan menyepakati sebuah perjanjian. Di antara isi perjanjian itu adalah mereka bersekongkol untuk tidak menikah dengan wanita Bani Hasyim dan Bani Muthalib (yang sebagian besar adalah muslim), tidak melakukan jual beli dengan mereka, tidak masuk ke rumah mereka dan tidak juga berbicara dengan mereka, hingga kedua suku tersebut menyerahkan Rasulullah saw untuk dibunuh. Kesepakatan yang menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam Zaadul Maad-nya itu, ditulis oleh Baghid bin Amir bin Hasyim, dia lah yang di doakan Rasulullah saw hingga tangannya lumpuh.

Dengan adanya perjanjian ini maka kaum muslimin diembargo dari sisi ekonomi dan sosial jelas hal ini tidak mudah, mengingat embargo ini berlangsung selama tiga tahun lamanya. Bayi-bayi menangis kelaparan, bahkan penderitaan mereka tergambar dengan kisah Sa’ad bin Waqash yang ketika itu hendak buang air kecil, saat mendengar gemericik air kencingnya yang sepertinya banyak dia begitu gembira. Setelah selesai ternyata suara gemericik itu berasal dari kulit yang dia biarkan terpanggang di atas api supaya kering dan dapat dimakan. Dan ternyata kulitnya menjadi sangat kering, sehingga terpaksa dia memakannya bersama-sama air.

Namun dibalik kerasnya penderitaan muslim masa itu, Allah pun menurunkan pertolongan-Nya dengan menggerakkan hati sebagian orang Quraisy yang tidak menyetujui pemboikotan. Mereka ‘menyelundupkan’ makanan untuk kaum muslimin. Di antaranya Hisyam bin Umar, Zuhair bin Umayyah, Muth’am bin Adi, Abul Bukhturi bin Hisyam dan Zam’ah al-Aswad. Lima tokoh Quraisy ini memelopori pembatalan pemboikotan. Sampai Akhirnya terjadi keajaiban dengan hancurnya perjanjian yang ditempel di depan pintu Ka’bah itu yang hanya menyisakan lafazh Allah saja.

Penderitaan itu tidak begitu saja hilang, para sahabat seperti Bilal bin Rabah di tindih batu besar di tengah panasnya udara padang pasir, keluarga Yasir pun menerima penyiksaan yang tidak kalah pedih, sehingga menyampaikan sumayyah pada kematian dan menjadikannya syahidah pertama dalam Islam. Penyiksaan itu pun terjadi pada masa orde baru dimana dengan mudahnya orang-orang diculik dan bahkan dibunuh. Tak hanya di Indonesia, penyiksaan pun terjadi pada para aktivis Islam di belahan dunia lain seperti Sayyid Qutb yang dipenjara dan dieksekusi mati,  Zainab al-Ghazali yang dipenjara dan disiksa karena keteguhannya dalam menyampaikan dakwah, dan tanpa terkecuali para muslimah yang berjuang mempertahankan hijab mereka tak sedikit mendapat banyak intimidasi, seperti kisah Marwa al-Sharbini yang dibunuh di hadapan pengadilan yang disaksikan oleh anak dan suaminya.

Para penentang dakwah ini, tidak pernah berhenti menghalangi langkah para penyeru kebenaran, serangan itu dilakukan dengan mengintimidasi secara dzahir maupun sirriy, dari menyebarkan propaganda serta stigma terorisme terhadap jihad hingga menyebarkan paham Sepilis (Sekuler, pluralis dan liberal). Hal ini lah yang menuntut kejelian para pelaku dakwah agar mampu terus bertahan.

“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (As-Shaf: 8)

Jika kita mengukur sebuah kemuliaan dengan adanya kenikmatan hidup, kecukupan, kelapangan dan bergelimangan harta. Jelas hal ini adalah kesalahan besar, terlebih bagi para aktivis dakwah yang mengikrarkan dirinya untuk memperjuangkan kalimah Allah, mengingat para pendahulu kita begitu dekat dengan kemiskinan dan penderitaan, mereka menolak menggadai aqidahnya demi keridhaan Rabbnya. Sudah takdirnya jika perjuangan itu begitu bersahabat dengan penderitaan sebagai sebuah ujian akan kesungguhan dan membangun militansi dakwah. “Laa rohata illa fil jannah” (tidak ada istirahat kecuali kelak di syurga). Dan semestinya ujian itu dapat menambah keimanan seorang aktivis mengingat tugasnya begitu panjang dan penuh dengan duri namun imbalan yang akan menggantinya jauh lebih berharga dari dunia dan seisinya.

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (As-shaf: 10-12)

Selain itu terkadang pertolongan Allah dalam dakwah ini pun dapat dijemput dengan berbagai strategi dakwah. Salah satunya berdiplomasi dengan pihak non muslim selama dibutuhkan, serta selama tidak berdiplomasi dalam urusan yang mungkar dan jelas hal tersebut bertujuan demi kemashlahatan dakwah dan kaum muslimin secara umum. Dimana sabda Rasulullah saw, yaitu:

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وإن الله يؤيد هذا الدين بالرجل الفاجر

Dari Abi Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya Allah (bisa jadi) menolong agama ini melalui perantaraan orang fajir” [HR. Bukhari nomor 2897 dan Muslim nomor 111]

Dalam kaitannya dengan upaya musuh-musuh Islam untuk menyerang umat Islam dan menyingkirkan da’i-da’inya dari muka bumi ini, maka Islam mewajibkan kepada umatnya melalui nash-nash syar’i dan hukum-hukum fiqih untuk menyatukan barisan kaum muslimin walaupun berada di wilayah yang berbeda. Ujian seorang aktivis adalah sebuah konsumsi sehari-hari yang akan menjadi pupuk terhadap suburnya keimanannya. Begitulah cara Allah Swt mendidik para pejuangnya agar mampu menjadi orang-orang terpilih dalam mengemban amanah yang bernilai investasi dunia akhirat.

 

MEMBANGUN KOLEKTIVITAS, MENTALITAS, DAN MILITANSI DALAM JIWA AKTIVIS DAKWAH KAMPUS

oleh : abdul hajad

 “Sesungguhnya allah mencintai orang-orang yang berperang dijalannya dalam barisan yang teratur mereka seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh..”( Qs. As shaff : 4 )

 “Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian lebih tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan yang akan menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan semangat, beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran. (Syahid Hasan Al-Banna)

Melihat kondisi umat saat ini tidak selayaknya seorang aktivis dakwah berleha-leha dan terlena dalam kesenangan duniawi. Dia harus segera mungkin bangkit dari keterpurukan dunia dan senantiasa berada dalam kondisi siap bergerak (keep moving) setiap saat. Karena umat sangat membutuhkan kerja-kerjanya, membutuhkan pencerahan darinya dan membutuhkan uluran kasih dan cintanya.

Seorang aktivis dakwah tidak boleh selalu memperioritaskan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umat dikarenakan ditakutkan akan timbul sifat futur (lemah), menghindar dari dakwah dan kelalaian dalam jiwanya. Dia akan terbuai dan lupa terhadap kepentingan dakwah ini, menghilangnya sikap amanah, dan tanggung jawab dalam dirinya sebagai pembawa risalah. Dan juga ditakutkan dia terjerembab dalam lubang cinta dunia dan takut akhirat (wahn).

Perjuangan seorang aktivis dakwah akan senantiasa ditunggu umat ini. Umat yang tersesat dalam lubang kemaksiatan, umat yang terjerembab dalam kehinaan dan ketidakberdayaan, umat yang terdiagnosa penyakit kronis dahsyat yang hanya dengan cahaya islam penyakit tersebut bisa disembuhkan. Kemujahadahan dalam keseharian seorang aktivis dakwah menjadikannya cahaya-cahaya penerang ditengah kegelapan, menjadikannya pahlawan ditengah gemuruh perang idiologi sekuler saat ini, menjadikannya pemberi peta petunjuk jalan bagi kesesatan, menjadikannya pilar-pilar penyanggah bangunan besar kebangkitan islam yang kokoh dan kuat.

Dakwah kampus dakwah yang perlu inovasi, spekulasi dan imajinasi, berintegrasi antar satu sama lain, dan sinergisitas antar lini dalam struktural. Maka dari itu membutuhkan kerja kolektif dan interaktif dalam implementasinya. Bangunan kokoh ini tidak bisa hanya dibangun oleh satu atau dua orang tapi memerlukan banyak sdm yang menyanggahnya, aktivis-aktivis  yang punya niat tulus, ikhlas dan istiqomah dalam perjuangan.

Tentunya mentalitas dan loyalitas harus selalu dijunjung tinggi para pelaku dakwah kampus. Lingkungan Kampus yang heterogen dan beraneka ragam individu mengharuskan aktivis kampus selalu mencari solusi dari setiap problematika dakwah yang mereka hadapi. Mereka membutuhkan ide-ide cemerlang dari para rekan-rekan dakwahnya. Tentunya semakin banyak orang semakin banyak pemikiran dan ide-ide terlontar.

Medan dakwah kampus yang menantang akan sulit diemban hanya dengan segelintir orang tanpa visi dan misi,  tanpa prinsip yang kuat dan semangat yang dahsyat. Dakwah kampus harus dibangun diatas idealisme kuat para aktivisnya, medan yang heterogen dan menantang  membutuhkan orang-orang yang memiliki semangat tanpa batas, militansi tiada mati dan pergerakan yang tiada henti. Menancapkan nilai-nilai idealisme dalam tubuh aktivis kampus memang tidak mudah, akan tetapi akan lebih sulit lagi jika tidak dibangun dari awal.

Itulah sebabnya mereka semua harus ditempa dalam lapangan perjuangan sesungguhnya bagaimana mereka bisa mengambil  setiap persitiwa sebagai bahan pembelajaran mereka. Pelatihan totalitas dan loyalitas senantiasa dikedepankan sebagai pembelajaran untuk mereka dan refrensi dalam landasan pergerakan yang lebih progresif. Ketika totalitas dan loyalitas terbentuk dan terpasung didada mereka, sudah diapstikan sikap militansi perjuangan akan terbangun dengan sendirinya dijiwa para aktivis kampus.

Ketika seorang aktivis kampus yang masih belum berpengalaman atau hasil rekrutan kampus dibina dengan benar dan didik dengan matang tentu inputan tarbiyah dan pembentukan fikrah akan menjadikanya aktivis sesungguhnya. Memahami metode pergerakan dan akan menjadi bagian dari kontribusi perjuangan tidak hanya mendukung tapi ikut terjun dilapangan. Tidak mencla mencle, apatis, lemah, penakut dan juga manja.

Sayyid Quthb dalam Dirasah Islamiyah; bab Islam Berjuang ,berkata “ Islam adalah aqidah revolusioner yang aktif. Artinya kalau ia menyentuh hati manusia dengan cara yang benar, maka dalam hati itu akan terjadi suatu revolusi: revolusi dalam konsepsi, revolusi dalam perasaan, revolusi dalam cara menjalani kehidupan, dan hubungan individu dan kelompok. Revolusi yang berdasarkan persamaan mutlak antara seluruh umat manusia. Seorang tidak lebih baik dari yang lainnya selain dengan taqwa”.

Berikut ini beberapa indikator yang mesti ditegakkan dalam tubuh organisasi dakwah untuk membangun kolektivitas, mentalitas dan militansi para kader dakwahnya sehingga mereka menjadi aktivis-aktivis dakwah yang bermental kesatria :

             Kolektivitas

  1. Menanamkan matang-matang pada kader dakwah untuk selalu berorientasi pada proses bukan hasil. Sehingga mereka tidak selabatan (asal-asalan),terburu-buru dan main hantam dalam bergerak tanpa mengindahkan konsep beramal jama’i.
  2. Memahami peran dan fungsionalitas struktural organisasi dakwah dalam bergerak. Dakwah ini dibangun diatas kerapihan, kefahaman dan kedisiplinan. Kefahaman disini dimaksudkan memahami antara struktural garis komando dan koordinasi, antara rekomendasi dan intruksi.
  3. Membangun ukhuwah islamiyah antar kader dakwah dalam tingkatan hirarki (taaruf, tafahum, takaful dan it’sar). sehingga budaya nasehat menasehati antara qiyadah dan jundiyah menjadi kewajiban dan kebutuhan.

             Mentalitas

  1. Menanamkan kecintaan akan dakwah yang berorientasi pada ruhul istijabah (panggilan hati dan responsibility).
  2. Menumbuhkan sikap totalitas dan loyalitas dalam berdakwah.dakwah ini dibangun diatas perjuangan bukan keputusasaan apalagi keterpurukan. dakwah hanya akan dipikul oleh orang-orang yang kuat dan teguh dalam perjuangan, bermental baja dan berjiwa kesatria.
  3. Mengadakan dauroh-dauroh (pelatihan) yang membangun mentalitas dan keberanian baik rukhiyah, fikhriyah dan jasadiyah

    Militansi
  1. Mengikut sertakan kader dakwah dalam setiap kepanitiaan kecil meskipun masih kader baru dan  belum berpengalaman.
  2. Menanamkan manhaj dakwah dan pergerakan dalam perspektif perjuangan sesungguhnya.
  3. Bedah tokoh (pejuang dakwah) masa lalu, degan tujuan membiasakan para kader dakwah untuk senantiasa mengambil hikmah dari kisah para pendahulu dakwah ini, dimana mereka semua penuh dengan ujian dan tekanan bahkan ancaman pembunuhan.

Saya teringat kata seorang syuhada pendiri harakah islamiyah yang sangat fenomenal al ikhwanul al muslimin “Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini” (Syahid Hasan Al Banna ).

Jika kita ambil hikmah dari perkataan beliau jelas bahwa dakwah ini hanya pantas diemban oleh orang-orang yang bermental baja, tsiqoh pada jamaah, teguh dalam manis pahit perjuangan dan bekerja secara kolektif dalam pergerakan dakwahnya. Tidak individualistik, tapi berjamaah, totalitas dalam berjuang dan terstruktur rapi dalam aplikasiya.

Ketika sikap kolektifitas, mentalitas dan militansi sudah terbangun dalam jiwa aktivis kampus sudah dipastikan sifat responsibility (cepat tanggap) terhadap situasi dan kondisi umat (masyarakat kampus : mahasiswa) mereka akan cepat bergerak secara  terstruktur, rapih, inovasi, dinamis dan kolektif untuk merncari problem solvingnya dari setiap situasi dan kondisi.

Mereka akan cepat menanggapi isu-isu dan informasi-informasi terbaru, tidak mudah mengeluh,teguh dalam perjuangan dan senantiasa berusaha dalam mecari akar permasalahan dan solusi dari setiap problematika yang mereka temui. Analisa dan kajian akan jadi agenda wajib dikeseharian mereka, diskusi dan konsolidasi menjadi kebutuhan dan kekuatan bagi mereka.

Mereka seakan tidak punya waktu untuk bersantai ria, tidak punya waktu untuk bercanda tawa dan tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak berguna diluar aktivitas dakwah mereka. Mereka akan menjadi palang pintu yang sulit ditembus dari setiap kemaksiatan. Mereka akan menjadi perisai bagi umat dikondisi perang pemikiran saat ini. Mereka akan selalu ada digarda barisan terdepan dalam membela nilai-nilai kebenaran.

Mereka akan selalu berdiri diatas kemuliaan, berjalan diatas perjuangan dan bekerja bersama -sama dalam membangun islamisasi kampus menuju kampus madani dimana nilai-nilaiislam yang akan dijadikan referensi juga sumber hukum dalam kesehariannya. Wallahu’alam

‎”Tentukanlah di mana posisimu ; penonton yang mencari hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau penuntun dan pengikut dengan pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut tetap bergelombang dan di seberang ada pantai harapan.” ( Ust. Rahmat Abdullah )

REALITAS UMAT ISLAM HARI INI

Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:” Kamu pasti akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu akan mengikutinya”. Sahabat bertanya:” Wahai Rasulullah saw apakah mereka Yahudi dan Nashrani”. Rasul saw menjawab:”Siapa lagi!” (HR Bukhari dan Muslim).

Beginilah nasib umat Islam di akhir jaman yang diprediksikan Rasulullah saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan Nashrani, kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut sekarang benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam. Dari segi kehidupan sosial umat Islam hampir sama dengan mereka. Hiburan yang disukai, mode pakaian yang dipakai, makanan yang dinikmati, film-film yang ditonton, bebasnya hubungan lawan jenis dll. Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani melanda kehidupan umat Islam dengan dipandu mas media khususnya televisi. Dalam kehidupan ekonomi, sistem bunga atau riba mendominasi persendian ekonomi dunia dimana dunia Islam secara terpaksa atau sukarela harus mengikutinya. Riba’ yang sangat zhalim dan merusak telah begitu kuat mewarnai ekonomi dunia, termasuk dunia Islam. Lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bangk Dunia, WTO dll mendikte semua laju perekonomian di dunia Islam. Akibatnya krisis ekonomi dan keuangan disebabkan hutang dan korupsi menimpa sebagian besar dunia Islam.

Begitu juga pengekoran umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani terjadi dalam kehidupan politik. Politik dibangun atas dasar nilai-nilai sekuler, mencampakkan agama dan moral dalam dunia politik, bahkan siapa yang membawa agama dalam politik dianggap mempolitisasi agama. Islam memang melarang menjadikan agama sebagai dagangan politik, tetapi Islam harus dijadikan landasan moral dalam berpolitik. Bahkan Islam telah memberikan landasan yang kuat dalam segala macam aktifitas berpolitik dan bernegara. Buruknya realitas sosial politik umat Islam di akhir zaman disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw, beliau bersabda yang artinya:

Dari Tsauban berkata, Rasulullah saw. bersabda:” Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat:” Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu ?” Rasul saw. menjawab:” Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat:” Wahai Rasulullah saw., apa itu Wahn ?”. Rasul saw. Berkata: “Cinta dunia dan takut mati” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Inilah sebab utama dari realitas umat Islam, yaitu Wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi mayoritas umat Islam, sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan menjadi bulan-bulanan orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan menjadi kaki-tangan musuh Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa Amerika, Israel dan sekutunya menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap negeri musuh banyak agen dan boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah dari itu agen AS dan Israel itu para penguasa di negeri muslim atau kelompok yang dekat dengan penguasa. Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak sebagia umat Islam sehingga mereka menjadi budak para penjajah, baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena banyak dosa. Bebera kemiripian dan sikap mengekor yang dilakukan umat Islam terhadap Yahudi dan Nashrani, diantaranya:

I. Pensikapan terhadap Wahyu Allah SWT.

Pensikapan sebagian umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an sebagaimana Yahudi dan Nashrani mensikapi Taurat dan Injil. Kemiripan sikap ini pula menimbulkan fenomena dan dampak yang agak sama yang menimpa antara umat Islam dengan mereka. Beberapa kemiripan tersebut seperti disebutkan dalam informasi Al-Qur’an dan Hadits sbb:

1. Umiyah (Buta Huruf tentang Al-Qur’an) Allah swt berfirman yang artinya:“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga” (QS Al-Baqarah 78). Sifat yang menimpa bangsa Yahudi terkait dengan kitab Tauratnya juga menimpa umat Islam terkait dengan Al-Qur’an, dimana mayoritas umat Islam buta huruf tentang Al-Qur’an, dalam arti tidak pandai membacanya apalagi memahaminya dengan baik.

2. Juz’iyah Al-Iman (Parsial dan Tidak Utuh dalam Mengimani Al-Qur’an) Allah swt berfirman yang artinya:“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS Al-Baqarah 85).

Ayat yang menyebutkan sikap Bani Israil terhadap Taurat ini juga menimpa umat Islam dimana banyak diantara mereka yang beriman pada sebagian ayat Al-Qur’an dan ingkar pada sebagian ayat yang lain. Umat Islam banyak yang beriman pada ayat yang mengajarkan shalat, puasa dan haji, tetapi mereka juga mengingkari ayat atau ajaran lain seperti tidak mengimani pengharaman riba’, tidak beriman pada ayat-ayat yang terkait hukum pidana (qishash dan hudud) dan hukum-hukum lain yang terkait dengan masalah politik dan pemerintahan.

3. Ittiba Manhaj Al-Basyari (Mengikuti Hukum Produk Manusia)“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maa-idah 49-50)

Inilah musibah terbesar yang menimpa umat Islam di hampir seluruh dunia Islam pada akhir zaman, mereka mengikuti hukum sekuler buatan manusia. Bahkan di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam, mereka tidak berdaya bahkan menolak terhadap pemberlakuan hukum Islam. Kondisi ini akan tetap berlangsung sehingga mereka merubah dirinya sendiri, berda’wah dan membebaskan dari semua pengaruh asing yang menimpa umat Islam.

4. Tidak Memahami Kedudukan Al-Qur’an“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (QS Al-Israa’ 9)

Umat Islam tidak mengetahui dan tidak mendudukkan Al-Qur’an sesuai fungsinya. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai hidayah untuk manusia yang hidup tetapi banyak diselewengkan, Sebagian umat Islam hanya menggunakan Al-Qur’an terbatas sebagai bacaan untuk orang meninggal dan dibaca saat ada orang yang meninggal. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pedoman hidup hanya ramai di musabaqahkan. Sebagaian yang lain hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai kaligrafi yang menjadi hiasan dinding di masjid-masjid atau di tempat lainnya. Sebagian yang lain menjadikan Al-Qur’an sebagai jimat, yang lain hanya menjadi pajangan pelengkap perpustakaan yang jarang dibaca atau bahkan tidak pernah dibaca.

5. Hajr Al-Qur’an (Meninggalkan Al-Qur’an) Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan.” Meninggalkan Al-Qur’an adalah salah satu masalah besar yang menimpa umat Islam. Umat Islam banyak yang meninggalkan Al-Qur’an, dalam arti tidak memahami, tidak membaca, tidak mentadaburi, tidak membaca, tidak mengamalkan dan tidak menjadikan pedoman hidup dalam kehidupan mereka. Umat Islam lebih asyik dengan televisi, koran, majalah, lagu-lagu, musik dan lainnya. Jauhnya umat Islam menyebabkan hinanya mereka dalam kehidupan dunia. Salah satu rahasia kejayaan umat Islam apabila mereka komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman hidup.

II. Pensikapan terhadap Ahli Agama

Allah SWT. Berfirman yang artinya:

Artinya: ”Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS At-Taubah 31)

Inilah sikap Yahudi dan Nasrani terhadap ahli agama mereka. Dan ternyata banyak dari umat Islam yang mengkultuskan ulama dan kyai dan menempatkan mereka pada posisi Tuhan yang suci dan tidak pernah salah. Terkait dengan surat At-Taubah 31, diriwayatkan dalam beberapa hadits diantaranya oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan At-Tabrani bahwa Adi bin Hatim yang baru masuk Islam datang kepada Rasulullah saw. yang masih memakai kalung salib dan Rasulullah saw. memerintahkan untuk melepaskannya. Kemudian Rasul saw. membacakan ayat tadi. Adi menyanggahnya:” Wahai Rasulullah kami tidak menyembahnya”. Tetapi Rasulullah saw menjawabnya:” Bukankah mereka mengharamkan yang dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah ?” Betul, kata Adi. Rasul saw. meneruskan:” Itulah ibadah mereka”. Demikianlah pendapat mayoritas ulama jika sudah menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan mentaatinya maka itulah bentuk penyembahan terhadap ahli agama. Dan ini pula yang banyak menimpa umat Islam, mereka mentaati secar buta apa yang dikatakan ulama atau kyai padahal bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.

III. Pensikapan terhadap Dunia

Penyakit utama Yahudi adalah sangat rakus terhadap dunia, baik harta, kekuasaan maupun wanita sebagaimana direkam dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman yang Artinya: ”Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS Al-Baqarah 96). Penyakit ini pula yang menimpa sebagian besar umat Islam sebagaimana disebutkan dalam hadits Wahn. Perlombaan sebagian umat Islam terhadap dunia telah membuat mereka buta dan tuli sehingga menghalalkan segala cara. Inilah fenomena yang terjadi di Indonesia dan sebagian negeri muslim lainnya. Mayoritas penduduknya muslim tetapi menjadi negera terkorup di dunia, paling banyak hutangnya, paling jorok, paling rusak dll. Sungguh sangat jauh antara Islam dan realitas umat Islam.

Diantara dorongan dunia yang paling kuat daya tariknya adalah syahwat wanita. Dan inilah yang sedang menimpa kita. Fenomena seks bebas, pornografi merupakan santapan harian bagi sebagian umat Islam. Dan realitas ini sangat cerdas dimanfaatkan oleh si Inul. Manusia yang sedang rakus dan lahap terhadap syahwat mendapatkan makanan dan pemandangan yang sangat cocok bagi mereka, yaitu Inul. Lebih ironis lagi si Inul dianggap paling berjasa oleh sebagian kyai dan ulama, karena dapat menghibur manusia Indonesia yang lagi stress. Memang manusia Indonesi sedang terkena penyakit dan penyakit itu adalah penyakit hati dan syahwat. Dan Inul memuaskan rasa sakit itu, sebagaimana NARKOBA memuaskan orang yang sedang kecanduan NORKOBA itu.

Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Said Al-Khudri ra. Nabi saw. bersabda:” Sesungguhnya itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian, maka Allah akan melihat bagaimana kamu memperlakukan dunia. Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah yang pertama menimpa Bani Israil adalah pada wanita” (HR Muslim)

IV. Pensikapan terhadap Akhirat. Allah SWT. Berfirman yang artinya: Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqarah 80-81).

Inilah sikap mereka yaitu Yahudi terhadap akhirat, lebih khusus lagi terhadap neraka. Mereka meremehkan siksa api neraka. Dan ternyata penyakit ini juga banyak menimpa umat Islam. Sebagian umat Islam yang meremehkan siksa api neraka membuat mereka melalaikan kewajiban Islam, seperti menegakkan shalat, zakat, puasa, haji, menutup aurat dll. Pada saat yang sama mereka juga tidak takut berbuat dosa. Inilah fenomena potret umat Islam. Umat Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang dalam kehidupan politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam kehidupan ekonomi. Umat Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi dalam keremangan malam, bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi meja-meja judi disetiap pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi korban NARKOBA. Umat Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan telanjang ditonton masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain umat yang mengaku umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari ini.

sumber : dari berbagai sumber/google.com

DAKWAH INI DIBANGUN DIATAS PERJUANGAN BUKAN KEPUTUSASAAN

Oleh : abdul hajad

Penulis adalah salah satu pengurus di ldk (lembaga dakwah kampus) bsi yang sudah aktif malang melintang selama kurang lebih 3 tahun didunia dakwah kampus.

“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini”.( Syahid Hasan Al Banna )

Pejuang adalah seorang yang berjuang dalam barisan kebenaran dengan sepenuh hati, mujahadah (sungguh-sungguh), tanpa pamrih dan penuh keikhlasan. Tegaknya dakwah islam sudah pasti aka terjadi ketika para pelaku dakwahnya bermental pejuang dan totalitas bukan pecundang. Teringat kata-kata seorang mujahid dr. Abdullah Azzam “Peradaban Islam diukir oleh dua hal: hitam tinta para ulama dan merah darah para syuhada. Keduanya bersinergi mengguncang dunia, memecah simpul-simpul zalim yang mengikat kejayaan Islam sekian lama. Jika tak ada ruang untuk memilih diantara keduanya, maka melaksanakan keduanya adalah puncak kemuliaan”

Kata-kata yang sarat makna dan motivasi tinggi dalam langkah perjuangan ini, medan dakwah yang penuh onak dan duri. Dimana batu terjal, halangan, rintangan cacian dan makian bahkan ancaman menjadi makanan kesehariannya. Medan dakwah itu bernama kampus, kampus adalah medan dakwah yang sulit dan unik dalam aktualisasi. Dimana sasaran dakwah diarahkan keorang-orang muda yang berintelektual bukan orang umum. Kampus meruapakan medan dakwah gersang yang penuh dengan tantangan. Berdakwah dikalangan intelektual muda pasti sangat berbeda dengan berdakwah dikalangan orang-orang awam. Maka dari itu diperlukan strategi dan analisa mendalam demi keberhasilan dakwahnya.

Medan dakwah yang sulit memerlukan sdm (sumber daya manusia) yang kuat dan energik. Dakwah dibangun diatas perjuangan dan pengorbanan bukan kelemahan apalagi keputusasaan. Pengemban dakwah adalah orang-orang terpilih yang secara empaty ikut berkontribusi dalam perjuangan dakwah didasari ketulusan hati dan keikhlasan tanpa pamrih semata-mata hanya karena ridho Allah SWT. Ada sebuah hadits shahih yang harusnya menginspirasi para pejuang dakwah kampus saat ini “Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari pada muslim yang lemah”. Kuat disini bukan dalam arti fisik saja, tapi komprehensif, seperti mental, jiwa, keistiqomahan dan semangatnya.

Seorang aktivis dakwah kampus harus survive (bertahan) dan tetap fight (bertarung) dalam kondisi apapun itu. Baik dalam keadaan ringan ataupun berat (qs. At – taubah : 41). Dia teteap sitiqomah dan mampu membuat sebuah terobosan dan instrumen baru dalam metode pergerakan dakwahnya. Keberhasilan dakwah dipastikan karena para pelaku dakwahnya memiliki nilai-nilai keistiqomahan, intelektual yang tinggi, tidak mudah putus asa, menyerah,  apalagi mengeluh kesah. Usaha dan kerja keras harus selalu jadi jargon perjuangan dan jadi semangat tanpa batas juga militansi tinggi dihati para aktivis dakwah. Dimana mereka harus seantiasa menanamkan azzam dalam setiap aktivitas dakwahnya meskipun keberhasilan belum terlihat sama sekali karena semangat tanpa batas adalah kunci masa depan yang gemilang.

Seorang aktivis dakwah kampus tidak boleh kalah oleh tribulasi-tribulasi (masalah-masalah) pribadi yag menimpanya. Dia harus bisa memanage emosinya dan tetap berkontribusi dalam dakwah bukan sebaliknya mundur dan menyerah dengan alasan tidak sanggupmenghadapi masalah. Harusnya dia melihat sejarah para generasi awalun dan catatan sejarah para pejuang dakwah terdahulu yang rela mengorbankan harta, nyawa, dan masalah pribadinya demi tegaknya dakwah islam ini. Dakwah akan tegak ketika para pengembannya lebih mencintai dakwah ini dari pada pribadinya. Aka tetapi bukan berarti tidak sama sekali megurusi atau meninggalkan udzur (masalah) pribadinya, tetapi sikap tawajun (seimbang) yang jadi pedoman dan sandaran.

Apabila dakwah ini dipikul oleh orang-orang yang lemah maka sudah dipastikan kemenangan hanya akan jadi mimpi tanpa visi. Dimana harapan kosong yang akan selalu terbayang dalam hati dan terbuang dikala sepi. Orang yang bertindak atas pragmatisme dan oportunisme maka sudah pasti sikap pengecut dan kerdilyang akan terlihat. Maka dari itu pelaku dakwah kampus haruslah meluruska niat dan mengazamkan kekuatan tanpa berfikir untung dan rugi karena hanya allahlah yang bisa menilai dan memberi imbalan itu semua berupa nikmat sebagai syuhada dan syurga. Setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan pejuang dakwah gagal atau berhasilnya hendaklah dijadikan pelajaran untuk kesempurnaan bukan kelalaian. Sehingga akan terjadi transformasi, inovasi juga evaluasi dalam pergerakan dakwah ketika dakwahnya gagal atau berhasil. Karena pengalaman adalah guru terbaik dan catatan manis peta petunjuk jalan yang dijadikan referensi dalam pergerakan dakwah.

Dakwah yang dibangun diatas kelemahan sudah pasti tidak akan bertahan lama dimana akanmudah pudar dan hancur disertai keterpurukan yang berkepanjangan. Karena akanmenimbulkan sikap dan mental tempe para aktivisnya. Dakwah kampus harus dibangun diatas kefahaman, manhaj yang jelas dan militansi tanpa batas. Sehingga para pelaku dakwah kampus bisa melakuka explorasi dan instrumen yang visioner dalam melangkah. Dakwah kampus hendaklah diemban oleh orang-orang yang tangguh, kuat, teguh dan ikhlas, keistiqomahan adalah kunci kemenagan dan keputusasaan adalah kunci kekalahan. Wallahu’alam..

 

PROBLEMATIKA DAKWAH KAMPUS SAAT INI

‎oleh : abdul hajad

“Luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah, jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai..”(Cahyadi Takariawan)

Berbicara dakwah kampus maka saya akan mencoba mendefinisikan kampus berdasarkan pengetahuan saya.Kampus adalah tempat dimana generasi muda yang disebut mahasiswa menimba ilmu, wawasan,pendewasaan dan sarana bersosialisasi dalam interaksi sosial dengan sekelompok orang yang berbeda-beda watak, karakter dan latar belakang. Kampus adalah sarana yang memfasilitasi pengembangan potensi generasi muda dalam mencari dan memperdalam bidang keilmuannya sesuai dengan jurusannya masing-masing.

Kampus adalah tempat dimana kaum intelektual bergelut dengan buku dan pelajaran kuliah yang seyoganya mendidik mereka menjadi individu-individu yang berlebel great personal. Sehingga setelah mereka keluar dari kampus mereka mampu berkontribusi dalam perbaikan dan melakukan transformasi sosial bagi bangsa dan negara.Kampus adalah miniatur sebuah negara dalam eskalasi kecil, dimana hampir seluruh lingkungan kampus terdapat organisasi-organisasi mahasiswa yang dalam kelembagaan kampus statusnya formal.

Dakwah masa kini begitu terlihat bebas dan terexpose luas dilingkungan kita baik dikampus-kampus ataupun tempat-tempat lain. Semua sangat berbanding terbalik, tidak seperti dulu era rezim presiden soeharto ketika dakwah begitu penuh intimidasi dan tekanan. Dengan kebebasan saat ini dakwah bisa berkembang dimana saja baik dilingkungan kampus ataupun tempat lainnya. Kebangkitan dan tegaknya islam yang dinanti-nanti umat muslim hanyalah tinggal menunggu waktu. Akan tetapi ada yang hilang dari segi militansi dan idealisme perjuangannya, semua seakan terlupakan dan terabaikan dimakan waktu dan modernisasi zaman.

Budaya permisif dikalangan para pendakwah dan harokah dakwah sudah mulai sangat terlihat jelas dalam realitas saat ini. Militansi dan idealisme perjuangan yang telah menorehkan tinta emas dan kinerja-kinerja yang monumental ketika para generasi pendahulu aplikasikan kini hanyalah menjadi sebuah catatan manis sejarah yang terlupakan.

Disini saya akan mencoba menggali problematika dakwah kampus melihat kondisi dan realitas saat ini. Dakwah kampus memang masih menjadi ujung tombak dalam melahirkan para aktivis-aktivis dakwah yang matang dari segi manhaj dan harokah. Dimana nantinya mereka diharapkan dari dunia dakwah pasca kampus bisa berkontribusi dan melakukan transformasi sosial dimasyarakat demi perbaikan bangsa dan negara dengan ide-ide dan konsep-konsep brilian yang penuh dengan nilai-nilai islam baik dari segi moral dan intelektual.

Hanya saja belakangan ini banyak terjadi krisis multidimensi dalam aktulisasi, dimana banyak sekali para aktivis abangan ( hanya ikut-ikutan ) yang mencoba ikut dan berkecimpung dalam aktivitas dakwah dan mendukung secara fanatik terhadap dakwah tanpa memahami manhaj dan esensi dari tujuan dakwah itu sendiri. Kebodohan dan kekeringan nilai-nilai idealisme perjuagan juga harokah menjangkiti hampir keseluruh aktivis dakwah kampus saat ini.

Mereka bergerak tanpa hujjah yang jelas, tidak faham manhaj, kering tsaqofah islamiyah, sempit dalam cakrawala pemikiran keislaman sehingga dakwah menjadi begitu hambar dan monoton. Dakwah saat ini tidak mendapat dukungan secara baik akan tetapi permusuhan dan cacian disebabkan para aktivisdakwah yang kurang faham dalam pemahaman pergerakan dakwah. Budaya malas belajar dan lebih asyik dalam hal-hal yang tidak berguna seakan menjadi keseharian para aktivis dakwah kampus.

Mereka lebih suka berlama-lama berdiskusi tentang masalah percintaan (virus merah jambu) ataupun hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan dakwah dari pada harus membaca buku dan berdiskusi yang bisa menambah wawasan khazanah keislaman mereka. Sikap apatispun muncul diantara para aktivis dakwah, mereka seakan acuh terhadap lingkungan dan kondisi sekitar mereka. mereka tidak lagi cekatan dan sensitif mengenai isu-isu yang berkembang dikampus.

Dari segi analisa saya ada dua hal yang menjadi masalah substansial terkait problematika dakwah kampus saat ini, yaitu masalah kefahaman dan keteladanan pada ruh para aktivisnya ditubuh lembaga dakwah kampus.  Sehingga menyebabkan akhir-akhir ini banyak tuduhan-tuduhan miring yang menghambat kinerja dakwah kampus  dari segi tujuan dan harapan demi terciptanya islamisasi kampus menuju kampus madani.

1. Kefahaman

Dalam 10 rukun baiat syahid hasan albanna menempatkan al fahmu (pemahaman) dalam hirarki pertama. Itu semua dikarenakan pemahaman menjadi hal foundamental bagi para pelaku dakwah dalam menjalankanaktivitasnya. Pemahaman adalah sumber pergerakan dan militansi juga kuatnya idealisme. Pemahaman disini bisa dikaitkan dengan pemahaman manhaj, harokah, tsaqofah dan esensi perjuangan sesungguhnya. Ketika pemahaman tidak ada pada aktivis maka akan timbul keraguan dan kerancuan dalam tubuh sebuah lembaga dakwah kampus.

Mereka tidak memahami konsep dan instrument baik grand design metode pergerakan dan ranah perjuanagn seperti apa. Mereka hanya menjadi simpatisan ataupun supporter yang hanya fanatic mendukung tanpa faham tujuan sebenarnya. Begitu banyak para aktivis dakwah kampus yang tidak faham manhaj. Kaerna mereka memang rata-rata hasil rekruta kampus tanpa terfollow up dalam pembinaan yang baik.

Mereka bekerja tanpa prinsip, mereka berjalan tanpa peta dan bergerak tanpa arah. Masih banyak para aktivis dakwah kampus yang belum mengerti kaidah dan filosofi perjuangan, itu semua yang menyebabkan adanya ketimpangan antara dakwah siyasi (politik kampus) dan dakwah tarbawi (syiar islam) yang seharusnya saling bersinergisasi satu sama lain. Banyak aktivis dakwah yang mengkotak-kotakan dan memisahkan antara dakwah siyasi dan tarbawi.

Padahal jelas-jelas islam adalah agama yang komprehensif dan universal dalam semua aspek kehidupan ada dalam perkataan syahid hasan al banna ”kami meyakini bahwa hukum dan ajaran islam itu menyeluruh, ia mengatur seluruh urusan manusia didunia dan akhirat. Dan bahwa orang-orang yang menduga bahwa ajaran ini hanya menyentuh aspek ibadah ritual atau ruhani tanpa memperhatikan aspek-aspek yang lain adalah salah. Sebab islam adalah aqidah dan ibadah, tanah air dan kewarganegaraan, agama dan negara, spiritualisme dan amal, serta mushaf dan pedang”. ( majmu’atur rasail risalah dakwah jilid 1)

Karena ketidak fahaman itu yang membuat budaya-budaya permisif dan sikap apatis tumbuh menjamur dalam tubuh lembaga dakwah kampus. Kerig ukhuwah islamiyah dan melempemnya semanagt militansi pergerakan. Sikap fanatikpun timbul tanpa memahami hakekat sesungguhnya, merasa paling benar, dan bangga terhadap organsiasi dakwahnya. Ketidak fahaman juga yang menyebabkan banyaknya perpecahan ditubuh lembaga dakwah kampus, saling menjatuhkan dan meninggalkan amanah karena masalah-masalah internal organsiasi.

Padahal jika mereka merenungi kata-kata sang pejuang dakwah yang sangat monumental syahid hasan al banna “Berjuanglah untuk kebaikan dan kebenaran, sepahit dan sesulit apapun. Bersatulah dalam jama’ah, sebenci dan sekecewa apapun, karena berjama’ah lebih baik daripada sendirian. Bangkitlah ketika jatuh dan jangan menyerah. Peganglah prinsip kita selama itu benar. Bertaushiahlah setiap saat, agar saudaramu merasa memiliki dan dimiliki. Jangan tinggalkan yang dibelakangmu, tunggu dgn kesabaran dan keikhlasan” tentu itu semua tidak akan terjadi.

2. Keteladanan

Permsalahan yang substansial terkait kondisi dakwah kampus saat ini adalah masalah keteladanan. Para aktivis dakwah saat ini telah banyak meninggalkan prinsip-prinsip luhur para generasi awalaun yang luhur dan penuh hikmah. Mereka mulai meninggalkan kisah-kisan fenomenal para ulama-ulama dan pejuang islam terdahulu baik sikap dan perilaku. Aktivis dakwah yang seharusnya jadi teladan malah dibenci dan dicaci banyak pihak dikarenakan sikap fanatik kebablasan dan main hantam dalam segala hal tanpa memiliki kefahaman yang matang dan pertimbangan-pertimbangan ilmu syar’i.

Keteladan yang seharusnya menjadi brand (modal) utama dalam dakwah sebaliknya menjadi hal yang merusak kinerja dakwah dikarena para aktivis dakwah kampus tidak mampu mengaplikasikannya baik dari segi pergaulan, perilaku, moral dan sikap terhadap orang lain. Saat ini yang terlihat hanyalah eksistensi, kuantitas dan identitas bukan kwalitas tanpa nilai-nilai luhur yang mampu menjadi teladan yang baik bagi orang lain.

Krisis keteladan sangat terlihat dalam keseharian para aktivis dakwah kampus.Mereka lebih suka berlama-lama mengobrol tentnag hal yang tidajk berguna dari pada harus mengkaji dan menanalisa kondisi umat. Kemalasan membaca dan mempelajari manhaj, berbaur dengan lawan jenis yang bukan muhrim, bersalaman dengan lawan jenis dan interaksi dengan lawan jenis sesama aktivis (ikhwan dan akhwat) yang sudah keluar dari koridor-koridor syar’i. Sebab krisis keteladan inilah yang menimbulkan adanya krisis kepemimpinan, dimana aktivis dakwah yang seharusnya jadi bahan panutan sebaliknya malah jadi bahan cemoohan.

Justifikasi dan krisis kepercayaan timbul pada lembaga dakwah kampus selaku organisasi dakwah dikampus yang seharusnya menjadi sarana untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menuntut ilmu agama dikarenakan ulah para aktivisnya. Ingatlah kata-kata sayyid quthb dalam dirasah Islamiyah; bab bagaimana kita menyeru manusia kepada islam ” kita tidak mungkin menyeru manusia kepada sesuatu kalau kehidupan pribadi kita tidak merupakan terjemahan hidup darinya. Da’wah tidak akan ada nilainya, jika para da’inya sendiri tidak menjadi bukti yang mendukung da’wah itu ”.

Semoga sedikit tulisan ini mampu memberikan pencerahan dan informasi yang baik buat kita semua selaku para pelaku dakwah kampus. Idealisme perjuangan harus selalu kita tancapkan dalam hati dan jiwa ini sebagai perisai juga tombak yang akan selalu menjadi senjata dalam menjalani aktivitas dakwah saat ini yang begitu penuh halangan dan tantangan. Karena idealismelah yang membedakan antara pejuang dan pecundang, banjingan dan pahlawan, juga para penghianat dan orang yang amanah.

Idealismelah yang menentukan hasil perjuangan, tanpa idealisme semua perjuangan yang kita lakukan hanyalah akan sia –sia dan hambar karena mudah terbuai dengan hal-hal duniawi, sikap oportunis dan pragmatis dalam tubuh aktivis dakwah. Tetap semangat dan terus berjuang sahabat sesungguhya pertolonganAllah SWT amatlah dekat. Salam progresif perjuangan!, Allahu Akbar.

 

3 PILAR TEGAKNYA DAKWAH KAMPUS

Oleh : abdul hajad/aktivis dakwah kampus Amik BSI

“kesadaran intelektual, politik dan harakah; pendidikan jiwa dan pergerakan; keorganisasian dan perencanaan; persiapan sumber daya manusia dan materi pada setiap aspek adalah unsur-unsur yang harus selalu ada dan terhimpun dalam sebuah harakah islamiyyah. Tidak mungkin mengambil sebagian dan mengabaikan yang lainnya untuk membangnu totalitas dalam perjuangan islam supaya benar-benar dapat merealisasikan tujuan yang diinginkan”. (Dr. fathi yakan )

Berbicara tentang dunia dakwah kampus harus diakui belakangan ini ada kemunduran dalam hal idealisme pergerakan dan eksistensinya baik dalam lingkup tarbawi (syiar islam) maupun siyasi (perpolitikan kampus). Saya heran kenapa rata-rata problematika yang dihadapi lembaga – lembaga dakwah kampus dibeberapa universitas hampir sama dan tidak lain adalah masalah – masalah yang bersifat klasik. Seharusnya problematika ini bisa dengan mudah dicarikan problem solvingnya sehingga tidak berlarut dan stagnan disatu tempat atau bahkan bisa mengalami keterpurukan jauh lebih dalam  jika tidak segera dicarikan solusinya. Dengan adanya indikator tersebut bisa dilihat pergerakan dakwah kampus dibeberapa universitas sudah mulai mengalami masa – masa krodit dimana dibutuhkan sebuah pencerahan sehingga adanya revolusi dan proses perbaikan meskipun bertahap dikemudian hari.

Kegelisahan saya terkait menurunnya dunia dakwah kampus saya dapatkan ketika saya mengikuti acara sarasehan fsldk nasional di UGM Yogyakarta dimana acara tersebut dihadiri LDK (lembaga dakwah kampus) hampir seluruh Indonesia dari berbagai macam universitas dan wilayah tingkat provinsi . Hasil sharing saya dengan teman-teman adk beberapa LDK dikampus daerah masing-masing hampir sama problematikanya yaitu terkait masalah kaderisasi yang terhambat ataupun minimnya sdm (sumber daya manusia).

Semua problematika sama seperti yang saya alami terjadi dikampus saya, Selama 3 tahun lebih berkecimpung didunia dakwah kampus masalah sdm menjadi hal yang selalu jadi hambatan. Saya bertanya-tanya ada apa gerangan? Kenapa dakwah kampus semakin hari semakin terlihat lesu dan tak bergigi. Seakan-akan para pendukung dakwah ini semakin lama semakin sedikit kehilangan pendukung-pendukung. Apakah ada yang salah terkait system dan pola kerjanya? Ataukah  ini semua sebuah tribulasi yang memang sebagai sunnatullah dari hakekat jalan perjuangan dakwah?

Saya rasa tidak, ada beberapa indicator mengapa dunia dakwah kampus belakangan ini mengalami kemunduran.semua disebabkan karena kuranngya idealisme pergerakan yang tertanam dalam jiwa para aktivisnya. Entah itu niatnya, manhajnya pola geraknya ataupun banyak hal-hal yang dilupakan atau bahkan ditinggal para pelaku dakwah kampus saat ini. Flasback beberapa tahun lalu dimana dunia dakwah kampus begitu gemilang dengan keberhasilannya melakukan revolusi, kerja-kerja nyata teori maupun implementasi dan gerakan-gerakan pencerdasan baik intelektual, moral, social dan politiknya membuat saya beranggapan bahwa ada yang salah dengan para pelaku dakwah kampus saat ini. Dari analisa saya dan beberapa hasil identifikasi yang saya temukan dilapangan ada beberapa indikator untuk mengakkan kembali dakwah kampus.

Ada 3 pilar fundamental yang mesti ada dalam setiap tubuh LDK sehingga kegemilangan dakwah kampus bisa terealisasi ,yaitu :

1.Kaderisasi (regenerasi yang akumulatif)

Regenerasi yang akumulatif disini didefiniskan sebuah system pengkaderan yang tidak terputus akan tetapi kontinu bersimultan terus menerus sehingga tidak adanya kekosongan profil-profil adk idaman. Sehebat apapun sebuah organisasi kampus dengan berbagai macam ukiran prestasi, pencapaian-pencapaian yang fenomenal bahkan monumental semua tidaklepas dari sdm-sdm yang ada didalamnya. Bakat-bakat potensial setiap individu adk harus diarahkansesuai dengan bidang keahliannya masing-masing maka semua itu tak lepas dari siapa pelaku atau orang yang ada diorganisasi tersebut tidak lain adalah masalah sumber daya manusia.

Dimana pilar kaderisasi menjadi sangat penting baik dari urgensinitas ataupun segmentasi dakwah saat ini.disaat  tantangan dan goncangan dakwah semakin kuat dan tinggi.Maka dibutuhkan kader-kader dalkwah yang sudah matang dan faham akan dakwah dengan manhaj yang benar dan aqidah yang kokoh.Maka diperlukan adanya pembentukan dan penjagaan dari sdm-sdm yang sudah terbina yang nantinya akan menjadi cikal-bakal juru-juru dakwah dikampus kepengurusan selanjutnya.

2. Kelembagaan (advokasi dan birokrasi)

Penguasaan dan pengendalian medan dakwah menjadi hal penting yang harus diprioritaskan oleh para pelaku dakwah kampus. dimana kedekatan antara pihak kampus selaku lembaga tertinggi (pihak universitas sepert rektor, pudir bid.kemahasiswaan dll) dengan pengurus LDK harus selalu diperhatikan, Harus senantiasa dijaga dan dikuatkan dalam ranah perjuangan dakwah kampus. Harmoniasasi, komunikasi dan kordinasi jadi skala prioritas agar tidak terjadi dikotomi ataupun diskriminasi baik dari segi kebijakan ataupun dari hal lainnya terhadap para adk yang berkecimpung di dakwah. Maka dari itu para adk tidak hanya focus dalam satu ranah saja tetapi ranah-ranah lainpun harus jadi sekala prioritas dalam menegakkan dakwah kampus, seperti ranah siyasi (politik kampus).

Peranan adk di ormawa (organisasi mahasiswa) internal kampus lainnya seperti MPM, BEM dan UKM lain akan mempermudah birokrasi dan advokasi. Permainan politik kampus yang begitu menantang dan penuh perjuangan harus senantiasa dijaga para adk sehingga bargening position adk tetap terjaga dimata fihak kampus. imaje LDK dengan lembaga harus selalu positif sehingga pihak lembaga kampus lebih mempercayai adk dari aktivis ormawa lain. Sehigga kemudahan birokrasi dan advokasi bias terealiasasi dakebijakan-kebijakan yang diterapkan pihak kampus akan bisa diwarnai oleh fikrah-fikrah islam yang mementingkan kemaslahatan. Akan tetapi bukan berarti adk tidak berani menentang kebijakan kampus yang tidak pro ke mahasiswa. Dimaksudkan disini adk diharapkan tidak menjadi kaki tangan pihak kampus.

 3. Pers Kampus (penguasaan informasi media propaganda)

Saya teringat kata – kata ini “siapa yang menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia, siapa yang menguasai dunia maka dia akan meguasai segala-galanya”. Penguasaan dan pengendalian informasi dunia kampus menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk menegakkan dakwah kampus. Karena sebuah pergerakan dan tindakan diawali dari adanya informasi. Sehingga para adk wajib selalu uptudate dalam mencari infromasi – informasi ataupun isu-isu yang berkembang disekitar masyarakat kampusnya.

Peranan LDK menjadi cekatan dan selalu ada digarda terdepan dalam memberikan solusi setiap permasalahan yang ada. Apa lagi diera perang pemikiran ( ghowzul fikri ) saat ini dimana sarana media cetak dan elektronik menjadi alat perjuangan para musuh-msusuh islam, maka para aktivis dakwah harus mampu menandinginya. Sehingga fikrah islam bisa tetap tersebar dimasyarakat kampus. Dan mampu menghalangi idiologi – idiologi kiri dan liberal seperti sosialis, komunis dan sepilis masuk ke pemikiran para mahasiswa. Adk diharapkan senantiasa mampu menandingi perang propaganda melalui media cetak seperti buleti kampus, zine-zine terbitan kampus, mading-mading dan lembaga pers mahasiswa

Ketika 3 pilar tersebut sudah mampu ditepkan dalam konsep 3 K ( komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi ) yang baik dalam implementasinya saya yakin teman-teman adk akan mampu bekerja dengan optimalisasi yang tinggi. Ditambah lagi sikap militant dan cekatan para aktivis dakwah dalam melihat sensitivitas sebuah keadaan situasi dan kondisi dikampus maka akan tertanam idealisme pergerakan yang sesungguhnya.bahwa para adk adalah solusi dari setiap problematika yang ada. Bahwa LDK adalah wasilah cahaya penerang yang mampu megarahkan dan memfasilitasi mahasiswa kejalan yang benar dalam menatap masa depan.

Karena hanya dengan cahaya islamlah kehidupan ini menjadi berarti dimana keridhoan allah menjadi tujuan utamanya. Semoga bisa diterapkan dalama tubuh internal LDK masing-masing antum. Tetap semangat saudaraku kalian semua adalah cahaya penunjuk jalan bagi umat jangan menyerah, jangan bersedih dan jangan berputus asa sesungguhnya pertolongan allah itu amat dekat. Salam progresifitas, salam pergerakan, hidup dakwah. Wallahu’alam.

DAKWAH KAMPUS ADALAH JALAN JUANG KAMI

 

Kami bukanlah mahasiswa biasa yang hanya kuliah pulang, kami adalah cahaya penerang dikegelapan. kami tidak akan menyerah dalam perjuangan karena kami adalah para pemimpin masa depan. Kami adalah pengemban amanah yang akan selalu berjalan diatas tanggung jawab dan komitmen perjuangan.Kami adalah para  visioner sejati yang hidup bukan hanya untuk hari ini, esok hari ataupun lusa nanti tapi kami ada untuk masa depan yang gemilang dimana cahaya islam akan jadi penerangnya.

Kami meyakini bahwa jalan ini adalah jalan perjuangan kami bahwa aktivitas ini adalah aktivitas terbaik kami. Yang akan mengantarkan kami ke tempat yang didamba-dambakan oleh semua umat manusia. Kami ditempa dijalan ini karena kami yakin akan kebangkitan islam, kami yakin akan kemenangan islam, dan kami yakin akan kejayaan islam. Kami bukan para pecundang yang hanya berjuang didasari atas keuntungan pribadi. Kami berjuang dengan hati, nurani dan empaty bukan naluri ataupun emosi.

Kami adalah senjata api yang berisi peluru panas yang siap dilontarkan kejantung musuh, kami adalah busur panah yang siap ditancapkan kearah musuh. Kami adalah meriam yang akan senantiasa menghantui dan menghentakkan musuh-musuh hingga mereka tidak bisa tenang beristirahat. kami akan selalu meneror para penzholim, pendusta, penghianat, pemfitnah dan pendosa.Kami akan selalu ada disetiap mereka ada karena kami adalah penyelamat yang akan senantiasa berjuang untuk umat manusia.

Kami kumpulan mahasiswa beriman dengan aqidah islam sebagai fundamen, perjuagan sebagai aktivitas kami dalam keseharian. Tilawah al quran kebiasaan, Teladan Nabi sebagai pedoman dalam akhlak dan perbuatan. Kami akan selalu ada dalam kondisi apapun, baik lapang ataupun sempit. Baik kecewa ataupun bahagia baik kesenangan atupun dalam keterpurukan karena kami sudah mengazzamkan diri kami untuk perjuangan ini.. Salam dakwah kampus kami untuk kalian semua yang kami cintai. Allahuakbar!!!!

SEMANGAT DAKWAH MENUJU KEBANGKITAN ISLAM

Oleh : abdul hajad/aktivis dakwah kampus amik bsi

Totalitas dakwah masih sering jadi bahan argumenmtasi para aktivis dakwah. dikarenakan definisi setiap orang berbeda-beda dan tidak pernah ada kasamaan persepsi baik itu dari segi teori ataupun implementasinya. Sesungguhnya totalitas adalah sebuah kuallitas seorang aktivis dakwah dimana dia berjuang dengan sepenuh hati penuh empaty dan kontribusi tanpa embel-embel pragmatis. Seorang aktivis yang memiliki totalitas mungkin jarang kita lihat secara zohir dalam dunia dakwah akan tetapi selama kurang lebih 3 tahun saya berkecimpung didunia dakwah kampus khususnya saya melihat banyak para aktivis dakwah yang memiliki totalitas dan loyalitas tinggi terhadap dakwah. Bahkan mereka berani mengorbankan kepentingan aktivitas pribadi dan keluarganya demi menjalankan aktivitas dakwah.

“Saudaraku, Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat..”(hasan al banna)

Disaat ini porsi dan kondisi dakwah khususnya di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, itu semua disebabkan semakin menjamurnya organisasi-organisasi islam dengan metode harakah islamiyahnya yang berbeda-beda. Dan masuknya pergerakan islam transnasional yang bersifat global (seperti :ikhwanul muslimin, hizbut tahrir, jama’ah tabligh, dll) . Ditambah tetap eksisnya dua organsiasi besar islam yang sudah ada sejak zaman proklamasi kemerdekaan RI yaitu NU (nahdatul Ulama) dan Muhammadiyah yang tetap bertahan dalam kompetisi sehingga kondisi dakwah di Indonesia bervariatif dan penuh warna. Setiap organisasi dakwah islam ataupun harakah islamiyah memiliki cara dan ciri khas tersendiri dalam berdakwah menyiarkan agama islam sehingga dakwah tidak lagi berdefinisi dalam arti sempit. Ini semua sangat berbeda ketika dimasa orde baru soeharto dimana dakwah dibatasi dalam lingkup sempit,  penuh resiko, pengawasan dan intimidasi sehingga dakwah islam tidak bisa berkembang.

Jadi jangan salah jika akhir-akhir ini aktivitas dakwah begitu menggeliat dimana-mana baik dikampus, kantor, perkampungan dan masjid-masjid bahkan ditempat-tempat umum. Sarananya pun berbeda -beda dan penuh daya imajinatif juga kreatif, ada yang melalui sarana media cetak, elektronik dan juga sarana internet. Itu semua membuktikan akan ghiroh dan kepedulian umat terhadap dakwah sudah mulai menyentuh relung hati setiap individu muslim. sehingga motivasi untuk menegakkan cahaya islam disegenap penjuru telah mendapat porsi sendiri disetiap individu muslim dalam jiwanya. dengan tersentuhnya setiap elemen masyarakat baik kebawah, menengah dan atas memudahkan gerak dawkah untuk terus berkembang dan mewarnai setiapaktivitas masyarakatnya. Karang taruna disetiap kelurahan sudah mulai membuat program kerja yang berkonsep keuamatan, tidak hanya bersifat umum dan sosial tapi juga bernuansa dakwah islam baik pemberdayaan umat dan pengajian-pengajian yang memberikan pemahaman keislaman untuk umat.

Masjid-masjid diperkampungan ramai akan musik hadroh dan marawis maupun tilawah al qur’an. Masjid perkantoran-perkantoran ramai dengan majelis, ta’lim rutin, halaqoh ataupun pengajian bersama. Sarana umum seperti Monas, Bundaran HI dan Glora Bung Karno senayan dan tempat-tempat lain sering dijadikan sebagai tempat syiar islam seperti aksi yang dilakukan umat islam terkait isu-isu penghinaan terhadap agama islam: aksi palestina, pembakaran al quran, pengesahan uu anti pornografi dan porno aksi, pencabutan perda miras dll, juga acara syiar islam seperti tabligh akbar, perayaan maulid nabi muhammad SAW juga perayaan PHBI lainnya yang rata-rata antusiasme masyarakat islam diindonesia begitu bersemangat dan cinta akan agamanya.

Masjid-masjid kampus ramai dengan suasana ta’lim dan halaqoh rutinan. Kajian-kajian islami, bedah film dan buku islami, seminar-seminar motivasi keislaman dan kajian-kaiian ilmiah yang bersifat intelektual. Hidupnya syiar islam dikampus-kampus dimana ukm islam dan lembaga dakwah kampus begitu bersemangat dalam menghidupkan cahaya islam dikampus-kampus masing-masing. Mereka memiliki visi dan misi yang terorganisir untuk tetap eksis dalam dunia dakwah kampus yang bisa dikatakan sangat penuh tantangan diera ghowzul fikri (perang pemikiran). Dikarenakan banyaknya penyimpangan dan pemikiran islam liberal ataupun idiologi zionis salibis seperti sosialis dan kapitalis yangmulaimasuk doorganisasi-organsiasi kampus lain yang bersifat umum.

Dakwah islam juga sudah mulai masuk diparlemen pemerintahan ataupun instansi-instansi pemerintah yang notabennya selama ini sangatlah minim nilai-nilai spiritual diapliaksikan dalam kesehariannya. itu semua disebabkan karena banyaknya aktivis dakwah yang masuk kepemerintahan dengan sebuah visi dan misi dalam menegakkan cahaya islam. banyaknya da’i-da’i, ustad-ustad, dan kyai-kyai yang masuk lembaga formal pemerintahan baik di pusat kota ataupun didaerah-daerah melalui jalur parta islam. Sehingga mereka bisa mewarnai tempat dimana mereka bekerja.  Seyoganya seorang dai harus mampu merubah kultur dan kebiasaan dilingkungan tempat dimana dia berada,  dai yang dikatakan sukses adalah ketika ia mampu mewarnai orang-orang disekitarnya.

Kata-kata itu, bisa mati. Kata-kata juga akan menjadi beku, meskipun ditulis dengan lirik yang indah atau semangat. Kata-kata akan menjadi seperti itu bila tidak muncul dari hati orang yang kuat meyakini apa yang dikatakannya. Dan seseorang mustahil memiliki keyakinan kuat terhadap apa yang dikatakannya, kecuali jika ia menerjemahkan apa yang ia katakan dalam dirinya sendiri, lalu menjadi visualisasi nyata apa yang ia katakan. (Sayyid Quthb)

Semoga dengan mengeliatnya aktivitas dakwah disegala bidang dan aspek elemen-elemen lainnya, menghasilkan terbentuknya pribadi-pribadi islami sehingga mampu membentuk keluarga islami dan masyarakat islami menuju negara islam dan tegaknya daulah islamiyah, sehingga cahaya islam bisa tegak disetiap penjuru dunia. Jangan menyerah saudaraku tetaplah bersinar dan teguh dalam menegakkan al islam sesungguhnya pertolongan itu amatlah dekat. Wallahu’alam..

 

Komentar