JANGAN
JADI MAHASISWA PENGUMPUL NILAI, TAPI JADILAH MAHASISWA PEMBELAJAR
Masa mahasiswa adalah masa mengembangkan diri. Merugilah
yang waktunya cuma dipakai di ruang kuliah saja.
(Anis Baswedan)
Sejarah telah membuktikan peranan pemuda/mahasiswa begitu
penting dalam menggagas sebuah perubahan dalam suatu Negara. Proklamasi NKRI
1945 dan Reformasi 1998 telah menjadi bukti nyata dan konkret akan peranan
mahasiswa dalam posisinya menggagas sebuah perubahan. Begitupun revolusi yang
terjadi belakangan ini dibeberapa Negara timur tengah seperti di Tunisia,
Mesir, Libya, dan yang lainnya tidak lepas dari peranan mahasiswa sebagai kaum
intelektual muda sebagai aktornya.
Dalam catatan sejarah dinegeri ini mahasiswa selalu
mencatatkan tinta emas dalam setiap lembaran aksi-aksi nyata akan kontribusi
dan kerja-kerja konkritnya menggagas perubahan. Mahasiswa sebagai kaum muda
yang dekat dengan tradisi-tradisi intelektual (movement intelectual) seperti
budaya membaca, menulis dan meneliti yang mengedepankan sikap cerdas, kritis
dan reformis juga idealis dalam melihat problematika yang ada sudah seyoganya
tidak hanya berfikir dan berpandangan biasa-biasa saja dalam melihat kondisi
Indonesia saat ini.
Keterpurukan negeri ini tidak lain karena negeri ini tidak
dipimpin oleh jiwa-jiwa muda pemberani yang berjuang dengan nilai-nilai
idelisme tinggi. Mahasiswa harus mengambil peran akan perbaikan di negeri ini,
dimana ditangan merekalah diharapkan lahir ide-ide segar dengan gagasan
rekontruksinya yang diharapkan mampu meberikan solusi-solusi yang solutif tidak
spekulatif dan juga kontradiktif dalam perbaikan disegala lini negeri ini.
Sikap apatis dan hedonis terhadap kondisi yang ada
disekitarnya hanya akan membuat peran mahasiswa semakin jauh dari harapan dan
ekspetasi masyarakat saat ini. Bahkan akan menjatuhkan posisi strategis
mahasiswa yang terbangun sudah sejak lama dalam kontribusi nyatanya menggagas
perubahan. Tercetusnya sumpah pemuda, semangat perjuangan dan kerasnya
perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan para pemuda pada masa penjajahan
harusnya harus tetap ada pada masa kini.
Sebab lebel mahasiswa harus menjadi sebuah kebanggan
tersendiri bagi setiap pemuda yang dibuktikan dengan kerja-kerja dan
karya-karya yang solutif, inspiratif, inovatif dan edukatif untuk perbaikan
disegala lini kehidupan bangsa saat ini. Mahasiswa harus mampu menjadi pilar-pilar
kebangkitan dan perubahan (agent of change) yang akan merubah dan memperbaiki
masa depan negeri ini menuju kegemilangan bukan malah sebaliknya.
Mahasiswa harus senantiasa mengupgade diri dan mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya untuk mampu mengoptimalkan kecerdasan
intelektualitas, moralitas dan kredibilitasnya juga menumbuhkan kecerdasan
spiritualitasnya sehingga terciptanya individu-individu mahasiswa yang
berstatus great personal dan high quality of student. Dengan begitu diharapkan
mahasiswa bisa menjadi Iron stock (cadangan) dimasa depan sebagai SDM atau aset
bangsa yang berkwalitas.
Untuk itu mahasiwa tidak hanya harus bergelut dengan
buku-buku, sibuk belajar dalam kelas dan aktif dalam mengerjakan tugas-tugas
kuliah saja untuk mengumpulkan nilai. Tanpa mengoptimalkan seluruh potensi yang
dimilikinya untuk terus belajar menanamkan jiwa kepemimpinan dalam semua aspek
kehidupan ini baik sosial, politik, ekonomi, budaya, kemasyarakatan dan
sebagainya dengan membangun kepekaan dan penyikapan secara nurani sehingga
timbulah sikap kritis.
Mahasiswa harus aktif dalam organisasi dikampusnya, karena
ilmu dalam kelas tidak akan sebanding dengan tantangan global diera informasi
seperti ini. Era industri sudah jauh berlalu jadi mahasiswa harus mampu merubah
mindsetnya, bahwa kuliah tidak hanya skedar mendapat gelar saja. Tapi kuliah
sebagai tempat pengembangan dan pembelajaran diri bagi setiap potensi yang
dimilikinya. Dengan aktif berorganisasi dikampus maka tradisi intelektual
seperti membaca, menulis dan meneliti (berdiskusi) akan sering mereka temui.
Diharapkan dengan mereka dekat dengan tradisi intelektual
akan mampu merekontruksi dan membuat cakrawala pemikiran mereka akan semakin
luas mampu menembus batas. Mereka akan berfikir secara cerdas tidak lagi malas,
keratif dan inovatif, kritis juga dinamis. Mereka akan terbuka pemikirannya dan
akan berfikir kerah yang lebih progressif tidak lagi normatif. Dengan begitu
ketika mereka lulus kuliah mereka tidak lagi berfikir untuk bekerja tapi
berfikir bagaimana agar mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang
lain.
Ketika mahasiswa hanya mendapatkan ilmu dari dosen saja
tentu akan sangat sedikit dan tidak efektif bagi sarana pengembangan diri,
dimana ruang-ruang mengkaji dan berdiskusi sangat minim. Ruang kelas yang
sempit tidak akan mampu menampung ide dan gagasan juga rasa keingintahuan
mahasiswa. Ini pernah saya rasakan ketika saya masih aktif kuliah dimana antara
ilmu yang saya dapatkan dalam kelas jauh berbeda dari segi kebermanfaatan dan
efektitifitas pembelajarannya dengan saya berorganisasi. Seperti keterampilan
berkomunikasi, sikap responsibility, rasa tanggung jawab, managemen diri, dan
yang lainnya.
Gerakan mahasiswa sendiri terbagi dalam 2 arah, yaitu
gerakan horisontal dan gerakan vertikal. Dimana gerakan horisontal sendiri
lebih kearah melakukan kontrolisasi dan mengevaluasi pemerintahan. Mengkritisi
setiap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dengan aksi-aksi turun
kejalan (berdemonstrasi). Mengontrol dan mengawal pemerintahan dalam
menjalankan tugas-tugas negara agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang dapat merugikan rakyat.
Adapun arah gerakan yang kedua adalah gerakan vertikal,
yaitu mengabdi dimasyarakat. Dengan membuat gerakan-gerakan solutif dan
kontributif bagi problematika yang ada dimasyarakat. Melakukan transformasi
sosial dan membuat gagasan-gagasan intelektual demi menghentaskan dan
meminimalisasi setiap problematika. Contoh mengadakan kegiatan-kegiatan sosial
seperti baksos, membuat komunitas belajar bagi anak-anak putus sekolah,
mengajar dipedalaman, membuat taman bacaan, mengadvokasi masyarakat dalam hal
ketidakadilan dan lainnya.
Indonesia dimasa depan adalah milik para pemudanya khususnya
mahasiswa, karena merekalah nantinya yang akan menjadi aktor dalam peranan
penting menggagas perubahan Indonesia. Karena mahasiswalah nantinya yang akan
menjadi penggerak roda kehidupan berbangsa dan bernegara baik ditingkatan elit
pemerintahan (government) ataupun ditingkatan masyarakat sipil (civil society).
Indonesia dimasa depan akan dapat dilhat dari generasi mudanya yang ada pada
hari ini.
Mahasiswa adalah nafas dan ruh baru Indonesia untuk
menggapai kegemilangan dimasa depan, maju mundurnya Indonesia ada ditangan para
pemuda (mahasiswa) hari ini. Sudah seyoganya kita sebagai mahasiswa tidak hanya
berfokus sibuk kuliah saja untuk mengumpulkan nilai dan dapat IPK tinggi lantas
lulus lalu bekerja, tapi kita harus menjadi mahasiswa pembelajar aktif sehingga
paradigma kerdil yang ada selama ini mampu kita rekontruksi menjadi sebuah
paradigma reformis idealis demi Indonesia yang lebih baik. Setuju? Hidup
mahasiswa Indonesia!
Oleh : Abdul Hajad
Koordinator Dept.Humas KAMMI Komisariat Djuanda
Anggota IMATAS (Ikatan Mahasiswa Tangerang Selatan)
MELIHAT
INDONESIA YANG TIDAK LAGI MERAH PUTIH
“Apakah Kelemahan
kita : Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri sebagai bangsa yang
besar, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai
satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato
HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)
Indonesia negara yang penuh dengan banyak kekayaan, baik
sumber daya manusianya dengan total penduduknya yang berjumlah 259 juta orang
berdasarkan data statistik tahun 2011. Suku-budayanya yang beraneka ragam, luas
wilayahnya dari sabang sampai merauke dan kekayaan alamnya yang melimpah ruah,
juga kekayaan laut dengan samudera yang biru. Namun dinegeri ini juga kaya akan
kepalsuan dan tipudaya dimana-mana.
Lihat saja dengan kekayaan yang ada, Indonesia harusnya
tidak lagi masuk dalam kategori negara berkembang. Indonesia seharusnya masuk
dalam kategori negara maju dan mampu bersaing dengan negara-negara besar, tapi
lebih ironinya lagi secara realita kita masih masuk dalam kategori negara
terbelakang dan itu semua tidak bisa dinafikkan dengan kondisi Indonesia pada
hari ini.
Tingkat kemiskinan yang masih tinggi, pengangguran yang
semakin bertambah dan merajalela dari hari ke hari. Banyaknya anak negeri ini
yang putus sekolah karena tidak ada biaya. Jeritan dan tangisan kelaparan yang
masih menggema disetiap sudut penjuru baik dikota dan desa negeri ini,
kasus busung lapar dan semakin kuatnya cengkraman bangsa-bangsa asing dalam
semua aspek sehingga negeri ini masih jauh dari kemandirian.
Sungguh menyedihkan memang dengan kekayaan yang ada, negeri
yang telah merdeka selama 66 tahun ini belum mampu menunjukkan kepada dunia
akan identitas diri yang sebenarnya sebagai negara besar yang membanggakan
dimata dunia dengan kekayaan yang ada dan nilai-nilai luhur budayanya dari
sejarah bangsa ini berdiri. Indonesia yang memiliki banyak kekayaan namun masih
belum bisa berdiri sendiri dalam segala aspek baik dari hal idiology, ekonomi,
politik, hukum dan aspek-aspek lainnya. Kondisi yang ada membuat negeri ini
seakan tidak pernah merdeka dari jajahan bangsa asing.
Dua hal subtantif yang sangat mengakar dan menjadi hal yang
sangat fundamental kenapa negeri ini masih belum bisa bangkit dari krisis
multidimensi hingga pada hari ini, adalah faktor kemandirian dan kebanggaan.
Negeri ini masih belum bisa lepas dari cengkraman dan juga melepaskan diri dari
ketergantungan bangsa asing disebabkan tidak adanya kepercayaan diri pada diri
para pemimpin negeri ini dalam bertindak. Ditambah mental kerdil masyarakat
kita membuat negeri ini seakan dimatikan oleh bangsanya sendiri untuk bangkit
dan berkembang bahkan melesat gemilang diera globalisasi saat ini.
Nasionalisme yang tertanam selama ini hanyalah nasionalisme
palsu penuh tipu daya. Idiology pancasila yang selama ini dibanggakan hanyalah
pepesan kosong tanpa arti jauh dari implementasi. Contoh sederhana bisa kita
lihat berapa banyak orang mengatakan cinta tanah airnya namun tidak menunjukkan
sikap nasionalismenya pada negeri ini. Mengatakan cinta pancasila tapi tidak
menjalankan nilai-nilai pancasila. Mengaku berbangsa dan bertanah air indonesia
tapi tidak menghargai karya-karya anak bangsa.
Disini saya tidak akan membahas semua aspek namun akan saya
spesifikasikan dalam 1 aspek yaitu bidang olahraga saja yang menurut saya aspek
kecil yaitu permasalahan Timnas Sepakbola Indonesia. Timnas kita yang sudah
belang menjadikan negeri ini seakan tidak mampu memaksimalkan potensi-potensi
anak negeri yang ada saat ini. Berapa pemain asing dalam tubuh timnas kita,
berapa pemain asing dalam 1 klub liga di Indonesia? ada 8 orang pemain
naturalisasi dalam timnas kita dan ada 5 orang pemain asing dalam setiap 1 klub
liga yang semuanya bahkan bisa masuk dalam tim inti.
Bayangkan apa jadinya negeri ini jika tim sepakbolanya saja
dihuni pemain-pemain asing yang bukan asli pribumi. Apakah kita tidak malu dan
berkaca diri. Apakah dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia hanya untuk
menghasilkan 11 pemain muda timnas sepak bola yang potensial saja tidak bisa?
Apakah negeri ini tidak mampu menghasilkan bibit-bibit unggul atau kehabisan
stok para pemudanya?, apakah negeri ini tidak memiliki para pemuda yang
tertanam jiwa patriotisme dan nasionalisme yang siap membela bangsa dan tanah
airnya?
Jawabannya tentu tidak, banyak pemuda dinegeri ini yang
potensial. Kita punya Andik Virmasnyah yang lincah dan berskill tinggi bahkan
seorang David Beckham-pun mengakuinya. Kita juga punya Boaz Salosa bibit unggul
asli tanah papua dengan torehan prestasinya di Liga Indonesia sebagai Top
Skore. Kita juga punya Ahmad Bustomi yang bertehnik tinggi sebagai jenderal
lapangan tengah. Ternyata banyak pemuda-pemuda potensial yang seharusnya bisa
dibanggakan namun sistem bodoh dinegeri ini yang mematikan potensi mereka.
Orang -orang bodoh dan bersifat kerdil yang mebuat negeri ini semakin terpuruk
dan terjerembab kelubang keterpurukn yang semakin kelam.
Negeri ini dipimpin para begundal-begundal haus kekuasaan,
beridiology kapitalis-matrealis dan bersikap pragmatis. Sehingga semua
kebijakan yang dihasilkan berdasarkan value (nilai) dan juga popularitas semata
demi citra dan kehormatan palsu. Tulisan ini bentuk kritik saya ketika saya
menyaksikan pertandingan antara Timnas Indonesia dengan Timnas Arab Saudi di
Gelora Bung Karno Senayan belum lama ini dimana timnas kita kalah dengan skore
2-1.
Berapa banyak sdm indonesia yang berkwalitas dinegeri
sendiri tidak dihargai tapi dinegeri orang mendapat apresiasi tinggi. Inilah
yang saya katakan kita tidak bangga dengan diri sendiri, kita tidak menyadari
kekayaan potensi yang kita miliki. Kita selalu membangggakan produk-produk
asing. Kita tidak pernah memposisikan negeri sendiri yaitu Indonesia sebagai
negara yang besar. Kita seakan lupa dengan warna bendera sendiri. Berkibarnya
bendera dihalaman rumah kita menjelang peringatan proklamasi setiap tahunnya
menjadi bukti jika nasionalisme yang kita banggakan selama ini adalah ilusi dan
fatamorgana karena kita belum mampu memaknai arti nasionalisme itu sendiri.
Silahkan kalian interpretasikan sendiri tulisan saya ini,
jika kalian tidak setuju bagi saya tidak jadi masalah, karena ini hanyalah
bentuk keperihatinan saya akan masa depan negeri ini jika frame dan paradigma
berfikir kita tidak dirubah dari sekarang. Akan jadi apa bangsa ini jika rasa
bangga dan kepercayaan diri akan segala potensi yang ada tidak dibangun dalam
jiwa-jiwa kita sebagai warga negara dinegeri yang telah berjuang habis-habisan
untuk kemerdekaanya sehingga diakui oleh dunia hingga pada hari ini.
Oleh : Abdul Hajad
IMATAS (Ikatan Mahasiswa Tangerang Selatan)
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)
FENOMENA
VALENTINE DAY DAN SOLUSINYA
Bulan februari merupakan bulan yang selalu diidentikan
dengan bulan penuh cinta yang dinantikan para remaja Indonesia dimana mereka
akan selalu mengingat 1 hari pada bulan ini yaitu tepat pada tanggal 14
februari yang sering mereka sebut sebagai hari kasih sayang yaitu valentine
atau lebih familiarnya “valentine day”. Bulan februari ini selalu diidentikan
dengan warna merah hati dan diwarnai dengan kebiasaan memberikan sesuatu bisa
cokelat, bunga dan sebagainya kepada pasangannya yang sedang memadu cinta
sebagai bentuk rasa kasih sayang.
Budaya ini sebenernya budaya jahiliyah yang dipropagandakan
sangat massif dan progressif oleh kaum non muslim (zionis-salibis) karena jika
dilihat dari sejarah valetine day dan perkembangannya dimana amerika dan
sekutunya sebagai aktor yang ada digarda terdepan. Namun ironis karena di
Indonesia mayoritas remajanya beragama islam maka remaja muslimlah yang jadi
korban terbanyaknya. Ditambah serangan gencar membabi buta dari media seperti
televisi, koran, majalah dan sokongan kaum sepilis (sekuleris, pluralis dan
liberalis) juga sarana lainnya membuat remaja kita sulit untuk melawan
budaya valentine day ini yang sudah menjadi kebiasan sejak lama dan turun
temurun terwarisi.
Budaya ini sangat berbahaya bagi moral dan akhlak para
pemuda muslim, mengapa ? sebab berdasarkan hasil kajian dan analisa juga
fakta-realita yang ada, dalam merayakan hari valentine (kasih sayang) banyak
remaja yang melakukan sek bebas (hubungan diluar nikah), mabuk-mabukkan,
berfoya-foya dan lainnya yang sangat jauh dari norma-norma agama. Efek dari
gencarnya perayaan hari valentine adalah menghilangnya nilai-nilai
spiritualitas dan moralitas dalam diri remaja Indonesia juga dapat
menghilangkan budaya ketimuran luhur yang selama ini melekat.
Rusaknya remaja kita disebabkan banyak hal mulai dari
pergaulan bebas yang tidak terkendali seperti sex bebas, minum-minuman
keras, narkoba, tawuran, konsumtif-hedonistik dan sebagainya adalah buah dari
menghilangnya nilai-nilai spiritualitas dan moralitas remaja saat ini. Mereka
sudah semakin jauh dari tradisi – tradisi agama, dimana tradisi – tradisi
tersebut seperti mengaji ,berpakaian sopan, aktif dirohis sekolah, remaja
masjid dan mushollah, menghormati orang tua dan guru juga sholat berjamaah tergerus
oleh tradisi budaya asing (jahiliyah) yang negatif salah satunya adalah
perayaan hari valentine ini.
Pergaulan remaja kita sudah semakin memperihatinkan dari
hari ke hari berdasarkan beberapa data yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi
Perlindungan Anak Indonesia) dan lembaga pemerintah lainnya. Dibeberapa kota
besar terjadi fenomena yang sangat menyedihkan bagi masa depan bangsa ini,
dimana generasi muda yaitu para remaja saat ini yang diharapkan mampu membawa
negeri ini kearah yang lebih baik telah teracuni, cacat mental dan fisiknya,
dan tidak berdaya (terbelakang) akibat dari tradisi-tradisi jhailiyah yang
semakin melekat pada pergaulan remaja kita saat ini seperti free sex (sex
bebas) dan drugs (narkoba).
Seperti dikutip dari harian Republika yang memuat hasil
survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang dilakukan di
lima kota, di antaranya Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan
bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan
seks dengan pacar mereka. Mayoritas mereka adalah pelajar SMP dan SMA, belum
lagi data-data dari fenomena mahasiswa sendiri yang mungkin dari segi pegaulan
bebasnya hampir sama atau bahkan lebih ekstrim dengan maraknya kasus razia,
video porno, aborsi dan pembuangan bayi yang selama ini terjadi dan pelakunya
adalah para mahasiswa.
Dengan kondisi yang ada saat ini lantas siapakah yang harus
disalahkan? Semua harus membuka mata hati, merenungi dan menyesali apa yang
terjadi dengan generasi negeri ini. Namun tidak cukup hanya menyesali dan
berdiam diri saja semua pihak harus berjuang dan bekerja untuk memperbaiki
fenomena yang ada. Remaja indonesia harus kita arahkan pada hal-hal yang
positif dan edukatif, sosialisasi dan publikasi sangat penting bagi pencerdasan
dan pencerahan mereka mengenai fenomena pergaulan bebas yang ada. Maka dari itu
sebagai pemuda apalagi berstatus mahasiswa kaum terpelajar yang berfikiran
kritis, idealis, dinamis dan reformis tentu tidak akan tinggal diam melihat
fenomena memperihatinkan seperti ini.
Sebuah negara akan maju ketika para pemudanya berkwalitas,
sudah seyoganya gerakan penyelamatan dilakukan semua pihak untuk turut serta
dalam pembinaan moral dan spiritual generasi muda Indonesia jika negeri ini
tidak ingin terjajah untuk kesekian kalinya. Gerakan menutup aurat
internasional yang bertepatan pada tanggal 14 februari bersamaan dengan hari
valentine merupakan sarana yang sangat efektif dan progressif untuk perlawanan
terhadap budaya jahiliyah valentine day. Dimana gerakan ini mengajak seluruh
komponen umat islam untuk menolak valentine day dan mempertahankan tradisi
keislaman mereka yaitu dengan menutup aurat terutama bagi para remaja. Berawal
dari jilbab kita perbaiki moral bangsa.
Oleh : Abdul Hajad
Tulisan ini sebelumnya telah dipublikasikan dan sebagai pernyataan sikap dalam
aksi 14 februari sebagai hari menutup internasional dengan tema “tangerang
selatan berhijab” mahasiswa tangsel menolak valentine day! gabungan antar
beberapa organisasi mahasiswa dari beberapa kampus se-Tangerang Selatan.
Seperti KAMMI, IMATAS, LDK, ITJ, SEMA dan TWGI.
10
TANDA DEGRADASI RUHIYAH AKTIFIS DAKWAH
Anda seorang aktifis dakwah? Waspadailah jika salah satu
dari sepuluh hal berikut menimpa Anda, karena ia mengindikasikan terjadinya
degradasi ruhiyah.
1. Dusta
Rasulullah pernah mengingatkan bahwa seorang mukmin tak mungkin menjadi
pembohong. Jika aktifis dakwah mulai berani berbohong, saat itulah indikasi
degradasi ruhiyah terjadi.
Kadang kebohongan terjadi pada saat seseorang terjepit atau
ingin mengais keuntungan tertentu. Misalnya untuk mendapatkan “pembenaran” atas
ketidaksertaannya dalam aktifitas dakwah yang berat, yang sebenarnya ia tak
memiliki alasan untuk meninggalkannya kecuali sikap malas. Di zaman Rasulullah,
ini pernah terjadi pada perang Tabuk. Di mana kaum munafikin yang tidak ikut
berangkat perang membohongi Rasulullah dengan berbagai alasan saat beliau
kembali di Madinah; agar keabsenannya dimaklumi dan dimaafkan.
Kebohongan juga bisa terjadi pada saat munculnya momentum
yang memberikan peluang keuntungan besar melalui kebohongan. Yang jika ia
jujur, menurut pertimbangannya, peluang itu akan lewat begitu saja. Ingatlah,
bahwa tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik.
2. Tak memenuhi janji
Berhati-hatilah jika Anda tidak memenuhi janji untuk menjalankan kewajiban
dakwah yang telah Anda sepakati. Atau Anda mulai “toleran” dengan keterlambatan
menghadiri forum-forum dakwah pekanan dan sebagainya. Kita patut waspada bahwa
itu merupakan ingkar janji yang termasuk tanda-tanda kemunafikan, di mana saat
itu terjadi degradasi ruhiyah dan keimanan.
“Ada tiga tanda kemunafikan,” sabda Rasulullah dalam riwayat
Al Bukhari, “yaitu bila bicara ia dusta, bila berjanji ia ingkar, dan bila
diberi amanah ia berkhianat.”
3. Mengkhianati amanah
Tiga hal pertama, termasuk mengkhianati amanah ini juga merupakan tanda
kemunafikan seperti disebutkan dalam terjemah hadits di atas. Sekecil apapun
amanah yang diembankan kepada Anda, termasuk amanah kepanitiaan, amanah di
wajihah, amanah di struktur dakwah; pada saat Anda menyia-nyiakannya, tidak mau
menunaikannya, itu merupakan indikasi degradasi ruhiyah. Perlu sebuah
introspeksi mengapa kita tak mau menunaikan amanah yang sudah kita terima;
apakah kita menerima amanah karena Allah, atau karena mengincar tujuan duniawi?
Jika karena Allah, bangkitlah! Jangan biarkan degradasi ruhiyah berkelanjutan
dan menggerogoti keimanan.
4. Takut berjuang dan berdakwah
Ini juga tanda degradasi ruhiyah. Jika Anda tak lagi berani bergerak,
berharakah, berjuang mendakwahkan Islam; ketahuilah bahwa saat itu sedang
terjadi degradasi ruhiyah. Kembalilah kepada keyakinan yang benar bahwa rezeki
ditentukan Allah dan masa depan dalam genggaman Allah.
Mengapa takut lingkungan membenci Anda jika Anda sedang
bergerak meraih ridha Allah dan cinta-Nya? Perusahaan mungkin bisa memecat Anda
karena aktif berdakwah, tetapi ia takkan melakukannya selama Anda tetap
profesional dalam bekerja. Lebih dari itu, tak seorang pun bisa menghalangi
Anda dari rezeki yang lebih besar yang sudah Allah siapkan.
“Barangsiapa yang tidak berjihad dan tidak meniatkan dalam
hatinya untuk melakukannya, ia membawa satu cabang kemunafikan pada
kematiannya.” (HR. Muslim)
5. Su’udhan (Buruk Sangka)
Di saat Anda berprasangka buruk terhadap sesama aktifis dakwah yang berubah
menjadi kaya, khawatirlah bahwa degradasi ruhiyah sedang melanda. Aktifis
dakwah yang menjadi kaya setelah mendapatkan jabatan publik memang menimbulkan
godaan untuk berburuk sangka. Tapi itulah cara syetan menyerang, padahal kita
tak pernah tahu bahwa pada saat yang sama usaha atau bisnis aktifis dakwah itu
berhasil setelah bertahun-tahun sebelumnya ia rintis dan ia kembangkan.
Kadang buruk sangka juga menjadikan qiyadah dakwah sebagai
sasarannya. Bahkan pada kisah haditsul ifki kita bisa mengambil ibrah betapa
pemimpin terbaik seperti Rasulullah pun, keluarganya pernah menjadi sasaran
buruk sangka sebagian orang.
“Hindarilah oleh kalian prasangka,” sabda Rasulullah dalam
riwayat Muslim, “karena itu seburuk-buruknya perkataan.”
6. Ghibah
Tanda degradasi ruhiyah berikutnya adalah ghibah. Yakni ketika seorang aktifis
dakwah membincangkan hal-hal yang tak disukai seadainya didengar oleh orang
yang dibincangkan. Ghibah juga menjadi tanda memudarnya ukhuwah sehingga ketika
ada kelemahan, kekurangan atau kesalahan aktifis dakwah, yang bersangkutan
tidak diingatkan dan dikoreksi, malah aibnya disebarkan.
“Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya
yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al Hujurat :
12)
7. Hasad (dengki)
Hasad kepada sesama aktifis dakwah umumnya sulit ditemui pada fase awal atau
perintisan dakwah. Di masa-masa sulit seperti itu, ketika semua aktifis dakwah
berjuang “mati-matian” dalam kesulitan, hasad adalah penyakit hati yang sangat
langka.
Namun, seiring dengan kemajuan dakwah, terbukanya
kesempatan, dan teraksesnya kekuasaan, hasad bisa menjadi ancaman. Nah, aktifis
dakwah yang tidak suka dengan kemajuan saudaranya, kesuksesannya, jabatannya,
kekuasaannya, lalu berupaya menghilangkan nikmat itu; itulah hasad yang menjadi
tanda degradasi ruhiyah. Bahkan saat ketidaksukaan muncul saja, hanya karena
alasan dunia –mengapa dia dan bukan saya- itu saja sudah sangat mengkhawatirkan
bahwa keruntuhan ruhiyah kita sedang berjalan.
8. Sering lalai dan mencari-cari alasan
Lalai terhadap komitmen amal ibadah yaumiyahnya, lalai terhadap amanahnya,
lalai syura dakwahnya, lalai agenda pekanannya, lalu berupaya mencari alasan
pembenar agar bisa disebut udzur adalah bagian dari tanda degradasi ruhiyah.
Demikian pula saat aktifis dakwah mencari-cari celah atau menabrak hal-hal
makruh dan syubhat sehingga akhirnya terjerembab dalam dosa dan pelanggaran.
“Seorang hamba takkan mencapai derajat ketaqwaan, sehingga
ia meninggalkan perkara mubah baginya karena khawatir terjerumus masalah yang
mengandung dosa.” (HR. Tirmidzi)
9. Suka popularitas, tak semangat dalam amal rahasia
Di saat mihwar dakwah telah sampai pada mihwar muasasi, gerbang amal amah
terbuka gegap gempita. Banyak peluang popularitas di sana, banyak kemasyhuran
menanti pelakunya. Jika pada saat seperti ini agenda dakwah khas dinomorduakan,
tak ada gairah dan semangat menempuhnya, ketahuilah bahwa itu bagian dari riya’
yang menunjukkan degradasi ruhiyah kita.
10. Menjauhi syura
Jika Anda tak lagi menyukai syura, ingin menghasilkan keputusan dakwah sendiri,
ingin mengambil kebijakan sendiri, sangat boleh jadi saat itu ruhiyah sedang
melemah. Sebab ia hanya bermuara pada dua hal; pertama, menganggap orang lain
dan jamaah dakwah tidak lebih baik dan lebih pintar dari Anda. Artinya ujub dan
takabur tengah menjangkiti. Kedua, timbul keinginan untuk “berkuasa”
diantaranya dengan bebas menentukan segalanya, termasuk menentukan arah dakwah
demi kepentingan pribadi.
Syura adalah prinsip dalam amal jamai dan harus selalu
ditegakkan dalam semua marhalah yang dilalui. “..sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan syura diantara mereka…” (QS. Asy Syura : 38).
Dipublikasi di Uncategorized | 2
Komentar
KONSEP
IKHWANUL MUSLIMIN TENTANG PENEGAKKAN KHILAFAH
Manhaj Ikhwanul Muslimin itu telah jelas tahapan dan langkah
– langkahnya dalam menegakkan khilafah islamiyah. Kalian tahu benar apa yang
kami inginkan dan kami paham benar sarana apa yang dipergunakan untuk
mewujudkan keinginan itu. Berikut ini renstra kerja dan grand desain yang akan
kami lakukan demi tergapainya cita-cita kami :
- Pertama
– tama, kami menginginkan seorang yang muslim dalam pola pikir dan
akidahnya, dalam moralitas dan perasaannya, serta dalam amal dan
perilakunya. Ini merupakan salah satu upaya pembentukan individu mukmin
dalam dakwah kami.
- setelah
itu, kami menginginkan terbangunannya rumah tangga yang islami dalam pola
pikir dan akidahnya, dalam moralitas dan perasaannya, serta dalam amal dan
perilakunya. Untuk itu kami juga memperhatikan kaum wanita sebagaimana
perhatian kami kepada kaum pria. Kami juga memperhatikan anak – anak
sebagaimana perhatian kami kepada para pemuda.
- Setelah
itu, kami juga menginginkan sebuah bangsa yang muslim. Untuk itulah, Kami
berusaha agar dakwah kami sampai kesetiap pelosok, suara kami bisa
didengarkan disetiap tempat, fikroh kami bisa dipahami dengan mudah, serta
bisa menerobos keseluruh penjuru desa, kota dan pusat – pusat kegiatan.
Untuk itu, kami tidak akan menyia – nyiakan potensi dan sarana yang ada.
- Setelah
itu kami menginginkan sebuah pemerintahan Islam yang bisa memimpin bangsa
menuju masjid dan membimbing manusia kepada hidayah Islam, sebagaimana
pemerintahan Islam yang sebelumnya yang telah berhasil membawa mereka
kejalan itu dengan bimbingan para sahabat rosul, seperti Abu Bakar dan
Umar ra. Dari sinilah kami tidak mengakui sistem pemerintahan apapun yang
tidak menekankan dan tidak bertumpu pada asas Islam. Kami juga tidak
mengakui partai – partai politik yang ada dan berbagai bentuk pemerintahan
yang koservatif yang dipaksakan oleh orang – orang kafir dan musuh – musuh
Islam untuk menerapkan dan mengamalkannya. Kami akan berusaha untuk
menghidupkan sistem hukum Islam dalam setiap aspeknya dan membangun
pemerintahan yang Islami dengan berasaskan sistem ini.
- Setiap
itu, kami menginginkan agar setiap jengkal dari negri – negri kami yang
muslim bergabung bersama kami. Negri – negri itulah yang dahulu dijajah
dan dipecah – belah oleh sistem politik barat dan diporak – porandakan
kesatuannya oleh ambisi bangsa – bangsa Eropa. Oleh karena itu, kami tidak
mengakui adanya pembagian – pembagian teritorial yang bersifat politis dan
berbagai kesepakatan Internasional yang ada setelahnya, karena semua
itulah yang telah menjadikan negara Islam yang besar ini terpecah menjadi
negara – negara kecil yang lemah, sehingga mudah dikuasai oleh penjajah.
Kami tidak akan tinggal diam terhadap proyek pemberangusan kemerdekaan
bangsa dan membiarkan mereaka menjadi budak bangsa lainnya.. Mesir,
Syiria, Iraq, Hijaz, Libya, Tunis, Al Jazair, Mauritania dan setiap
jengkal tanah yang didalamnya terdapat seorang muslim yang berseru Laa Ilaaha
Illalloh, semua itu adalah negara Islam Raya. Kami berusaha untuk
memerdekakan, menyelamatkan, memebebaskan dan mempersatukan antara yang
satu dengan yang lain. Kalau penguasa Jerman memaksakan kehendaknya untuk
melindungi setiap orang yang mengalir ditubuhnya darah Aria, maka
sesungguhnya ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim agar menjadikan
dirinya pelindung kepada siapa saja yang relung jiwanya terisi oleh ajaran
Al – Qur an. Oleh karenanya, dalam tradisi Islam, faktor kesukuan tidak
boleh dominan daripada faktor iman. Dalam Islam akidah adalah segalanya.
Bukankah hakikat keimanan seseorang tercermin dari pengungkapan cinta dan
bencinya ?
- Setelah
itu kami menginginkan agar panji Islam kembali berkibar memenuhi jagad
raya. Dahulu pada beberapa kurun waktu wilayah – wilayah itu pernah
berjaya dibawah naungan Islam. Bergema didalamnya suara takbir dan
tahlilnya. Kemudian datanglah masa dimana para penjajah berupaya
memadamkan cahayanya maka kembalilah wilayah – wilayah itu kepada
kekufuran. Andalusia, Cicilia, Balkan, Negara – Negara Italia bagian
selatan dan Cyprus, semua itu dulu merupakan Wilayah – wilayah Islam, dan
diwaktu mendatang harus kembali kepangkuan Islam. Laut tengah dan Laut
Merah yang merupakan laut Islam juga harus kembali seperti sedia kala.
Jika Jendral Musolini berpendapat bahwa imperium Romawi dan Negara –
Negara yang tergabung dalam imperium itu dahulu harus kembali kedalam
rengkuhannya – yang itu hanya didasarkan atas ambisi dan desakan hawa
nafsu – maka tentunya kita lebih berhak untuk mengembalikan kejayaan
imperium Islam, yang pernah tegak diatasnya kebenaran dan keadilan, dan
yang telah menebarkan cahya hidayah kepada sekalian manusia.
- Setelah
itu, dengan berkibarnya panji Islam tadi kami bermaksud mendeklarasikan
dakwah ini kepada seluruh alam menyampaikannya kepada sekalian manusia,
memenuhi seantero bumi dengan ajarannya, dan memaksa setiap penguasa yang
diktaktor untuk tunduk kepadanya. Sampai akhirnya tidak adalagi fitnah dan
agama ini semua milik Allah. Saat itulah kaum muslimin bergembira dengan
pertolongn Allah. Allah menolong siapa saja yang dikehendakinya dan Dia
maha pe rkasa dan maha Pemurah.
Tidak hanya ide-ide liberal yang merusak sendi-sendi dasar
Islam, tapi juga pengaruh negatif budaya, ekonomi, sosial, politik yang
ditawarkan sistem demokrasi liberal. Begitu kuatnya gelombang informasi melalui
media-media juga menambah kesumpekan kehidupan masyarakat muslim di
Indonesia. Budaya populer yang hedonistik dan konsumtif merajalela di
setiap perilaku orang-orang Indonesia.
Ditambah perilaku media massa yang ikut menampilkan
sosok-sosok panutan yang mewakili gaya hidup hedonis dan konsumtif. Atas nama keuntungan
materi, konser-konser musik yang menghabiskan miliaran rupiah pun digelar. Ini
adalah cara efektif mengubah perilaku masyarakat dengan pemberian label
moderen. Pendefinisian moderen pun menjadi tidak jelas. Moderen diartikan
sebagai jika tidak mengikuti gaya rambut artis anu, maka tidak moderen. Jika
tidak mengikuti gaya baju penyanyi anu, maka tidak moderen.
Selain itu, pornografi dan minuman keras yang semakin mudah
didapat dan kian merusak alam pikir generasi muda, juga bagian dari efek
negatif globalisasi. Sialnya, para wakil rakyat di Parlemen justru mengumbar
aksi pornografi di tengah-tengah masyarakat. Video-video porno orang-orang
terhormat itu juga tidak lepas dari perilaku politik Machiavelisme. Sangat
mudah diterka jika penyebaran video cabul tersebut tidak lepas dari intrik
politik untuk menjatuhkan seseorang.
Benturan budaya dan perilaku sosial ini yang menjadi pemicu
aksi-aksi jalanan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok umat Islam. Sementara
negara merasa tidak perlu mengatasi masalah ini, karena berangkat dari filsafat
liberalisme yang individualistik. Filsafat liberalisme mengajarkan bahwa
individu manusia adalah bebas maka tidak perlu ada campur tangan negara. Makna
bebas pun ditafsirkan secara serampangan, dan bertabrakan dengan hakikat yang
menyatakan bahwa kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Dari segi politik dan hukum, negara lebih disibukkan dengan
kasus-kasus korupsi yang dilakukan para penyelenggaranya. Sementara, masyarakat
hanya bisa terhenyak menyaksikan perilaku mereka melalui media-media massa.
Sejak awal reformasi, kita menyaksikan gerakan masyarakat di Indonesia terjadi
begitu mudah. Pemicunya begitu beragam, namun bisa disimpulkan inti dari
gerakan massa adalah ketidakpuasan masyarakat terhadap sesuatu.
Teori kesempatan politik terbuka ini membutuhkan banyak
faktor, selain tentunya dukungan dari pemerintah. Faktor tersebut adalah
mobilisasi struktur. Teori mobilisasi struktur ini menjelaskan bahwa gerakan
sosial membutuhkan lembaga atau organisasi yang dapat dimobilisasi. Teori ini
menekankan jika aktor mampu memobilisasi struktur organisasi maka gerakan
sosial akan dianggap sukses. Bahkan, kelompok-kelompok minoritas mampu
menguasai kelompok mayoritas karena adanya kekuatan-kekuatan modal. Istilah tirani
minoritas menjadi adagium yang pas untuk menggambarkan kondisi sosial di
Indonesia saat ini.
Kehadiran negara pun nihil ketika berhadapan dengan
kepentingan dan suara-suara umat Islam. Tidak berlebihan jika mengatakan umat
Islam tertindas, sementara negara berupaya meninabobokan mereka melalui
pemikiran-pemikiran berbeda berbalut kajian limiah. Salah satu contohnya adalah
dengan gencarnya pembuatan kurikulum pendidikan yang dirasuki pemikiran
sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Kondisi demikian tentunya menambah
parah hubungan sosial muslim dengam muslim atau muslim dengan negara.
Inilah sebenarnya mengapa begitu sulitnya melawan
kelompok-kelompok liberal karena mereka sudah masuk dalam level penyelenggara
negara. Tentunya hal ini seiring berjalan dengan kuatnya dominasi barat atas
Islam di berbagai belahan bumi ini. Secara teoritis, gerakan sosial
dianggap sukses jika para pelopornya mampu menekankan pentingnya innovatice
collective action.
Inovasi aksi kolektif adalah pilihan-pilihan strategi aksi
dalam mencapai tujuan gerakan sosial. Ada dua strategi besar dalam inovasi ini,
yakni pertama, apakah agent atau aktor akan mempergunakan cara-cara kekerasan
atau yang kedua aktor-aktor gerakan sosial mempergunakan di luar cara-cara
kekerasan. Masyarakat pun semakin cerdas membaca perkembangan.
Lalu bagaimanakan peran kita sebagai pemuda muslim yang
menjadi saksi atas Negara yang mulai tertindas perlahan karena perilaku
bangsanya sendiri???. Dimanakah pemuda islam yang didambakan sebagai agen
perubahan ?? Dimanakah keberanian kita sebagai pemuda yang masih terlelap
dengan keadaan negaranya yang sudah mulai jauh dari nilai-nilai moral??
Dimanakah para pemuda yang sennatiasa menjadi garda terdepan
layaknya para pemuda palestina yang berlomba-lomba berada di barisan depan
setiap mereka berhadapan dengan para zionis… hanya pemuda-pemuda terbaiklah
yang mampu berada di barisan paling depan..mereka adalah ” Yang terbaik
penguasaan senjatanya, terbaik fisiknya, terbaik kondisi ruhiyahnya…”
“Yang ada di garis terdepan ini hanya para pemuda yang hafal
Quran 30 juz, bertahun-tahun terbukti solat berjamaah di masjid terutama
subuh..”
“Yang selalu bangun shalat tahajjud”. “Yang paling jauh dari maksiat dan
yang paling menjalankan sunnah”. Karena Kualitas Ruhiyah yang Mutlak
inilah mereka mampu menghadapi para zionis dan syahid dijalanNya. Lalu
Bagaimanakah Kita ???
Yah..pertanyaan itu hanya diri kita yang bisa menjawab
..Apakah kita termasuk yang mengaku pemuda? Apakah kita termasuk yang terus
senantiasa menjadi pemuda yang berada di barisan terdepan dalam menegakkan yang
kebenaran diruang ketidakadilan dan kezhaliman?.. yang senantiasa, menjaga
& meningkatkan kualitas ruhiyahnya agar senantiasa dicintai Robbnya? dan
Apakah kita pemuda yang peduli dalam mengambil sikap atas apa yang terjadi
dengan bangsanya sendiri kemarin, saat ini dan nanti….???
Apa yang kita dambakan selain memohon perlindungan, kekuatan
dan pertolongan Allah. Juga perbaikan diri atas amanah kita sebagai khalifah
dimuka bumi dan Pemuda di Negaranya sendiri??. Wallohu’alam
bisshowab.(oleh : Siti Holidah Hanum/mantan kaput ldk Badaris cabang kramba)
VIRUS-VIRUS
BERBAHAYA DILINGKARAN AKTIVIS DAKWAH
oleh : abdul hajad
“Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu
perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan
jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Nawawi)
Keberhasilan dakwah tidak akan lepas dari kesuksesan para
aktivisnya dalam menjalankan program-program kerja dakwah yang dilaksankannya.
Baik dari strategi, metodologi, instrument ataupun interaksi yang dilakukan
para dai-dai Allah ini pada segmentasi dakwah yang ada. Untuk itu diperlukan
bekal yang cukup dan memumpuni bagi aktivis yang nantinya akan diterjunkan
dimedan dakwah dimana mereka sudah mengetahui hal-hal dasar mengenai tantangan,
ma’rifatul medan, kemungkinan yang akan dihadapi dan peranannya sebagai pembawa
risalah agama ini.
Tentunya itu semua tidak boleh diabaikan dan dinomorduakan
karena sebagai pejuang islam tentu nilai-nilai luhur yang akan jadi brand utama
yang dijual pada segmentasi dakwah yang ada yaitu masyarakat. Karena banyak
aktivis yang kalah sebelum berperang disebabkan minimnya pembekalan-pembekalan
dan kurangnya komitmen. Terutama dalam hal-hal individualis seperti kecakapan
attitude, komunikatif, kedewasaan, kesabaran, kesholehan, dan komitmen.
Seringkali para aktivis mudah tergerus oleh hal-hal yang bisa membuat lemah
semangat dakwah mereka. Memudarkan tujuan, membelokkan niat dan menghancurkan
militansi dikarenakan ketidakmampuan para aktivis untuk survive (bertahan) dan
fight (bertarung) menghadapi cobaan dan godaan yang menerpanya.
Kadangkala dilapangan banyak ditemui aktivis yang terlempar
dari dakwah disebabkan karena masalah-masalah individualis yang tidak ada
kaitannya dengan esensi perjuangan dakwah sesungguhnya. Sepele seperti masalah
hati yaitu percintaan, masalah kedewasaan seperti sifat egoisme, ingin dihormati
atau karena kecewa dengan rekan sesama aktivis. Sungguh ironis tapi semua ini
sering kita temui dan dapati dalam keseharian para aktivis dakwah terutama
dalam lingkup dakwah dikampus. Diperlukan sebuah pembekalan yang baik bagi para
dai-dai Allah ini sebagai nutrisi dalam menjalankan amanah besar ini.
Banyak dari mereka yang kalah lalu mundur dari barisan
perjuangan ini tidak lain hanya karena masalah sepele yang sudah saya sebutkan
diatas. Seperti percintaan dan lainnya yangseharusnya semua itu bisa
diatasi dengan kesungguhan dan komitmen sebagai seorang aktivis islam yang siap
totalitas dalam perjuangan ini. Sesungguhnya penyebabnya tidak lain adalah
virus-virus yang mengendap dihati mereka, senantiasa meneror dan mengelilingi
kesehrian aktivitas mereka dijalan dakwah ini, menyebar dan menjalar kedalam
hati. Mengerogoti dan membuat goyah keyakinan akan kelurusan niat dan tujuan
hanya karena Allah.
Apabila para aktivis tidak memiliki pembekalan berupa
pemahaman yang memadai juga kedekatan mereka dengan tradisi-tradisi spiritual
mereka akan mudah terserang lalu terjangkit. Berkurangnya komitmen dan
menurunnya militansi yang sering disebut futur juga bisa jadi salah satu
penyebabnya. Dan jika tidak segera diobati dan mencari penawarnya akan sangat
sulit untuk dilawan, virus ini akan terus menyebar dengan kuat menguasai hati
kita. Butuh proses yang cukup lama, yang pasti kesadaran dari masing-masing
individualis si aktivis untuk segera melakukan muhasabah diri dan minta
bimbingan pencerahan dari murobbi.
Virus-virus ini senantisa mengancam para aktivis
dikeseharian aktivitas dakwah mereka terutama generasi-generasi baru yang
notabennya masih fresh dan belum faham sepenuhnya secara sempurna manhaj dakwah
ini. Dibutuhkan kontrolisasi dan pencerdasan edukasi secara komprehensif dan
simultan untuk para aktivis yang baru terjun dimedan dakwah kampus demi
menghindari serangan virus-virus ini. Hati yang lemah, jiwa yang rapuh dan
militansi yang berkurang akan mudah terserang, maka inputan tarbiyah menjadi perisai
utamanya. Tahapan pembentukan dan proses pencerdasan sangat diprioritaskan
dengan menggalakkan program mentoring wajib bagi kader-kader baru.
Berikut ini virus-virus yang mesti dihindari bahkan wajib
untuk dilawan para aktivis dakwah demi menjaga hati mereka dari niat dan tujuan
yang menyimpang. Karena apabila virus ini dibiarkan menjalar ditubuh dan
pikiran kita sudah dipastikan kegagalan dan kemerosotan dakwah akan semakin
terlihat. Pertolongan Allah akan jauh dan kekalahan para pejuang islam akan Allah
perlihatkan secara nyata ditengah-tengah umat.
1. Virus Merah Jambu (percintaan)
Virus ini biasa disebut virus vmj atau virus cinta, yaitu
sebuah penyakit hati yang sangat mematikan dan mengkhawatirkan apabila
para aktivis dakwah dikampus terserang olehnya. Memang secara psikologis sebuah
perasaan jatuh cinta kepada seseorang yang notabennya lawan jenis adalah
sesuatu yang tidak dipersalahkan karena itu sebuah fitrah. Hanya saja
kadangkala konteks proses dan tahapannya yang banyak dilanggar dan jauh dari
koridor syar’i atau nilai-nilai yang benar.
Virus ini sangat berbahaya karena virus ini menyebar dari
alam bawah sadar manusia yang biasanya dimulai dari pandangan. Biasanya virus
ini bergerak secara diam-diam dihati para aktivis antara lawan jenis ikhwan dan
akhwat. Virus ini sangat sulit terdeteksi dikarenakan peranan hati sangat
sentral dalam penyebaran dan pengembangbiakan virus ini jadi sulit terlihat
dipermukaan dimana hanya yang terjangkiti saja yang mengetahuinya.
Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan
wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya
manisnya iman sampai hari kiamat”. (Hr. Ahmad)
Semakin tidak dicegah dan ditahan gerakannya virus ini akan
semakin memebesar dan kuat menempel dan menguasai hati para aktivis.Yang
berbahaya dampaknya bagi dakwah adalah virus ini bisa menghambat militansi
seorang kader dakwah, memalingkan niat dan meghancurkan semangat. Banyak kasus
dilapangan yang saya temui melempemnya semangat seorang pejuang islam salah satunya
sahabat saya di dakwah tidak lain hanya karena disebabkan virus ini.
Ketika kita diperintahkan untuk menjaga hati, maka kita
diperintahkan untuk tidak mengotori hati. Kotornya hati adalah karena maksiat.
Maksiat yang kita lakukan seperti noda yang menutupi hati kita. “Sekali-kali
tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka.” (Qs. Al-Muthofifin : ayat 83)
Virus ini juga bisa membuat dakwah tercoreng karena aktivis
yang terkena virus ini kadangkala bertingkah laku tidak selayaknya bahkan
menodai risalah perjuangan dakwah yang suci. Dan juga bisa menyebabkan
tersendatnya dakwah bahkan bisa meluluhlantakkan bangunan kerja-kerja dakwah
yang selama ini dibangun. Karena ternyata kemaksiatan tersembunyi yang
dibangun, Allah tidak akan ridho dan pertolongan Allah akan semakin jauh.
Dakwah yang suci ini tidak boleh dikotori oleh hal-hal yang malah bisa menodai
dakwah itu sendiri baik dari niat, cara, proses dan lainnya. Maka bagi para
aktivis yang terjangkit virus ini sadarlah dan segera bertobatlah demi menjaga
kesucian kerja dakwah ini.
2. Virus Eksistensi (over confident)
Yang disebut dengan virus eksistensi disini maksudnya adalah
sebuah sikap dan sifat dari seseorang kader dakwah yang berlebihan dalam segala
hal senantiasa selalu ingin mengeksiskan diri. Dalam perpektif normal memang
bisa dikatakan positif pemaknaannya. Akan tetapi yang saya maksud disini adalah
sebuah sikap lebay yang ingin selalu dan sungguh terlalu.
Selalu ingin tampil didepan, selalu ingin dihargai atau
dituakan, dihormati, tidak mau dinasehati dan hanya mau menang sendiri, selalu
ingin dijadikan panutan dan selalu ingin menjadi yang terbaik tanpa
memberi kesempatan yang lain layaknya super man.Virus ini apabila didiamkan
mengendap dalam hati para kader dakwah akan berbahaya dampak kedepannya. Karena
akan menimbulkan sikap sombong, jumawa, keras kepala dan merasa paling hebat.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs.
Luqman: ayat 18)
Sehingga sikap egoisme dan sikap merasa paling benar sendiri
yang akan timbul. Virus ini banyak menyerang dan mengendap dalam hati
pada diri kader-kader senior dalam sebuah organisasi dakwah. Mereka merasa
mengetahui segala-galanya dengan jam terbang dan pengalaman yang ada namun
tidak memberikan arahan dan kemandirian sehingga mematikan potensi yang ada
pada junior-juniornya.Virus ini bisa menghancurkan konsep amal jama’i karena
lebih mengedepankan sikap egoisme. Virus ini juga bisa menghancurkan sikap taat
dan tsiqoh antara jundiyah kepada qiyadahnya.
“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan
kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah
dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian lebih
tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan tidak akan
menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan yang akan
menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan semangat,
beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran…”(syahid
hasan al banna)
Biasanya aktivis yang terjangkit virus ini banyak yang tidak
sadar bahwa dia terkena virus ini. Maka dibutuhkan sikap saling mengingatkan,
menegur dan nasehat menasehati sesama aktivis dalam kesehariannya. Demi menjaga
kekuatan ukhuwah, sikap ta’awun, kelurusan niat dan tujuan rekan-rekan
dakwahnya agar terhindar dari penyimpangan. Dengan demikian terjalinnya
hubungan yang harmonis antar kader dakwah dengan terus menumbuhkan rasa kasih
sayang dan menguatkan konsep kerja beramal jama’i antar sesama demi kesatuan
arah dan tujuan memperjuangkan agama ini.
3. Virus Muntaber (mundur tanpa berita)
Virus ini meyerang semua lapisan aktivis baik yang senior
maupun level junior karena memang virus ini menyebar secara luas eskalasinya.
Baik kader baru maupun kader lama hanya saja biasanya kader lama lebih mampu
bisa melawan virus ini. Virus ini biasanya menjagkiti orang-orang yang
berfikiran kerdil yang takut menghadapi resiko perjuangan dijalan dakwah ini.
Orang-orang yang tidak mau menanggung beban dan diberi tanggung jawab untuk
mengemban amanah dakwah.
Virus ini juga bisa disebabkan karena beberapa hal seperti
sikap frustasi atau kejenuhan yang hinggap dihati para aktivis. Atau karena
tidak kuatnya para aktivis menghadapi tekanan, tantangan, tanggung jawab,
tribulasi dan beratnya beban dijalan dakwah ini sehingga timbullah sikap putus
asa, menyerah, kalah, lalu keluar dari barisan perjuangan ini tanpa memberi
alasan yang jelas dan syar’i. contoh sederhana ada seorang ikhwah yang
sebelumnya sangat aktif hadir dalam setiap ivent dan nongkrong disekret tetapi
tidak pernah muncul batang hidungnya setelah diberi amanah.
“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal
satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup
bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa
yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan
tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka
dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah
ini…”(syahid hasan al banna)
Biasanya aktivis yang terjangkiti virus ini diawali dengan
malas dateng syuro atau pertemuan-pertemuan yang membahas agenda dakwah dan
juga acara-acara yang biasa diadakan dikampus, jarang balas sms, dan sulit
untuk ditemui ataupun dihubungi dengan memberikan banyak alasan-alasan yang
penuh retorika demi menutupi kekerdilan yang ada dalam hatinya. Kadangkala
ketika ditemuipun biasanya menghindar, pura-pura tidak tahu dan bahkan ada yang
menjauh dengan alasan sibuk dan lainnya. Astagfirullah, padahal Allah SWT
memberi kita waktu 24 jam dalam sehari, apakah untuk berjuang dijalannya demi
menegakkan agama Allah ini meskipun hanya 1 jam saja kita tidak punya waktu
karena kesibukan kita? tentu kita sendiri yang bisa menjawabnya.
“ Tidaklah beranjak telapak kaki seorang hamba pada hari
kiamat hingga dia ditanyakan tentang usianya, untuk apa dihabiskannya, tentang
ilmunya, apa yang telah dia amalkan, tentang hartanya, dari mana ia
memperolehnya, untuk apa ia belanjakan, dan tentang tubuhnya, untuk apa ia
gunakan”(HR. Tirmidzi )
Virus ini bisa juga menyerang para aktivis yang pikirannya
terbelah, biasanya para aktivis yang memilki kesibukan diluar selain kuliah
seperti bekerja dan lainnya. Sehingga sulit untuk membagi waktu ataupun membagi
skala prioritas. Ada juga yang takut ipknya turun kalo aktif berdakwah dan
lainnya. Sungguh mengherankan, padahal jika dia mampu memanage waktu dengan
baik saya yakin semua bisa terhandle dengan pas sesuai porsinya. Bukankah
Allah mengingatkan kita untuk bersikap tawajun (seimbang) antara mengejar dunia
dunia dan akhirat, Allah juga meyakinkan kita semua dalam surat muhammad ayat
7.
“Ketakutan menghadapi resiko perjuangan, merupakan cermin
lemahnya unsur keyakinan dan kebaikan dalam dirimu” (sayyid quthb).
4. Virus Ngaret (suka terlambat)
Maksud dari virus ngaret disini adalah budaya molor waktu
yang menjadi kesukaan dan kebiasaan pada keseharian aktivis dalam menjalankan
kerja-kerja dakwahnya yang berdampak sangat buruk bagi kemajuan dakwah. Sikap
tidak disiplin seperti ini apabila didiamkan akan semakin merajalela melanda
jiwa-jiwa aktivis yang membuat kemerosotan dan kurangnya komitmen. Dakwah ini
dibangun diatas komitmen bukan sikap main-main ataupun ketidakseriusan.
Hendaklah engkau benar – benar memperhatikan penunaian
tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan
waktu yang telah disepakati (disiplin).(syahid hasan al banna)
Virus ini paling banyak meyerang para aktivis karena kadang
dianggap sepele dengan berbagai argumentasinya. Padahal sangat jelas dengan
membiarkan virus ini berkembang biak akan menghancurkan bangunan dakwah dan
komitmen kebersamaan para aktivis dijalan ini. Berkurangnya rasa tsiqoh
(percaya) terhadap rekan sesama aktivis dan menghilangnya rasa tanggung jawab
terhadap komitmen. Dampak lainnya adalah merebaknya penyikapan bahwa budaya
telat waktu menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja dan dianggap hal yang lumrah.
5. Virus Apatis (tidak peduli)
Yang dimaksud virus apatis disini adalah sebuah sikap dan
tindakan ataupun tingkah laku seorang kader dakwah yang tidak perduli dan
acuh terhadap situasi dan kondisi yang ada terkait problematika dakwah yang
ditemuinya. Aktivis-aktivis yang terserang virus ini biasanya suka bersikap dan
bertindak individualis dan hedonis (mementingkan diri sendiri). Virus ini berefek
pada hilangnya sikap responsibility para kader dakwah dalam melihat
problematika umat yang ditemui dijalan dakwah.
Tidak memiliki skala prioritas dan ide solutif demi
melakukan perbaikan dan mencari ide untuk mendapatkan solusi terkait
permasalahan yang ditemuinya dijalan dakwah. Dampak lain dari virus ini adalah
sikap malas berkorban dan cuek bebek melihat problematika dakwah yang ada.
Miskin ide, mudah jenuh, malas bergerak, dan tidak bergairah dalam
agenda-agenda dakwah yang akan dijalankan.
Untuk melawan virus-virus ini dibutuhkan anti virus yang
ampuh yaitu back to tarbiyah al quran dan as sunnah. Dengan meguatkan para
aktivis untuk dekat dengan tradisi-tradisi spiritual sebagai benteng perisai
untuk melawan serangan virus-virus ini. Senantiasa mampu membersihkan hati dari
segala jenis penyakit hati yang bisa merusak niat dan tujuan dari dakwah yang
dilakukannya. Senantiasa mengevaluasi diri dan selalu mengistiqomahkan untuk
terus bisa hadir dalam agenda rutin mingguan halaqoh atau mentoring demi menetralisir
racun-racun yang ada dihati.
Sehingga timbul sikap kehati-hatian dalam melangkah dijalan
ini selalu kita kedepankan para aktivis, senantiasa mengupgrade tingkat
kefahaman akan manhaj dakwah ini demi penigkatan kwalitas, integritas dan
kredibilitas dari segi tsaqofah. Berjalan dengan hujjah, bekerja dengan pedoman
dan bergerak dengan semangat, yaitu semangat akan kemuliaan. Agama ini agama
mulia dan wajib diperjuangkan dengan cara-cara yang mulia karena hanya
orang-orang mulialah yang berani mengemban amanah perjuangan ini. Wallahu’alam.
oleh : andry al azzam (sekretaris ldk badaris ciputat)
Aku mengenal organisasi sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD)
ketika aku mengikuti eskul Pramuka di Sekolahku,disana aku di ajarkan
berbaur dengan teman, bekerja sama dengan tim. Aku merasa ada perubahan dalam
hidupku, pola pikir dan tingkah lakuku berubah cenderung kearah positif, aku
lebih berani untuk tampil di umum misalnya untuk menjadi pemimpin upacara
bendera setiap hari senin, disitulah aku mulai yakin bahwa aku ingin menjadi
seorang aktivis.
Sekolah kami sering mengikuti perlombaan Pramuka baik di
tingkat Kwaran ataupun Kwarcab meskipun kami tak pernah mendapatkan juara,
keikutsertaan serta kontribusi kami tehadap acara tersebutlah yang terpenting
bagi kami. Meskipun aku aktif di organisasi tapi nilai setiap pelajaranku
tak pernah turun,aku selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas, karena bagiku
harus seimbang antara akademik dan organisasi.
Waktu berjalan begitu cepat hingga mendesak aku untuk segera
memutuskan dimana aku akan melanjutkan sekolahku selepas lulus dari sekolah
dasar, SMPN 4 lah yang aku pilih, karena sekolah itu berada di pusat Kota kami,aku
memutuskan masuk ke sekolah itu karena selain sekolah favorit di sekolahitu
juga terdapat banyak organisasi .
Aku masih ingat pada waktu itu minggu pertama masuk
disekolah baruku di adakan MOS (Masa Orientasi Siswa) untuk siswa baru,
panitia MOS itu di ambildari para aktivis dari berbagai eskul yang ada disana.
MOS berjalan selama 4hari, dan di hari terakhir itu di adakan demo organisasi
(memperkenalkan organisasi-organisasi yang ada di sekolah), lapangan sekolahlah
yang menjadi tempatnya, disana para siswa baru di suguhi
pertunjukan-pertunjukan menarik,dari mulai kerapihan gerakan baris-berbaris
oleh pasukan Paskibra, cara menanggulangi pasien di medan perang oleh pasukan
PMR dll.
Setelah melihat demo organisasi tersebut aku merasa
tertarikuntuk terjun ke dunia organisasi, hingga aku mulai rajin mengikuti
latihan-latihan,seingatku hari rabu jadwal aku latihan Paskibra, jum’at
latihan Pramuka dan sabtu latihan PMR, selang waktu satu tahun aku sudah
menjadi anggota ,saat itu aku kelas dua semester dua , diSMP ku di adakan
pendaftaran calon Ketua OSIS, aku sama sekali tidak berniat mendaftarkan, tapi
karena dorongan dari teman-temanku akhirnya mendaftarkan diri, untuk sampai ke
tahap Pemilu aku harus melewati beberapa seleksi, salah satunya seleksi interview,
para seniorlah yang menseleksinya.
Alhamdulillah aku bisa sampai ke tahap Pemilu, karena
lawan-lawanku adalah orang-orang yang luar biasa persaingan di Pemilu pun
begitu sengit, akhirnya hasil pemilu sudah bisa di publikasikan, aku
mendapatkan jabatan sebagai Sekretaris Umum, ini adalahsebuah amanah yang harus
di laksanakan dengan baik, karena aku tidak ingin mengecewakan orang-orang yang
mendukungku.
Aku mengikuti eskul OSIS sebagai Sekretaris
Umum, Pramuka sebagai Divisi Oprasional, Paskibra Divisi PHBN, dan PMR sebagai
Divisi Humas, Setelah amanah-amanah itu hari-hariku disibukan dengan
organisasi-organisasi yang aku ikuti, mulai dari rapat mingguan, rapat bulanan,
pelantikan-pelantikan dll.
Setiap hari aku menghabiskan waktu di sekolah untuk belajar
dan berorganisasi, pulang ke rumah menjelang malam, hingga aku tidak sempatu
ntuk mengaji di tempat pengajian dekat rumahku, saat itulah aku mulai berpikir
kenapa aku tidak kost saja di dekat sekolahku, mengingat jarak dari rumahku
kesekolah lumayan jauh, aku mencoba membicarakannya dengan orang tuaku, dan
berusaha meyakinkan mereka, dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya orang
tuaku mengizinkannya.
Teman-teman aktivis pun mendukung keputusanku, bahkan ada
beberapa orang diantara mereka mempunyai keinginan yang sama denganku,
teman-teman memberikan solusi daripada aku kost lebih baik aku tinggal
disekolah tepatnya di Sekretariatan OSIS atau Pramuka, akhirnya aku memutuskan
untuk tinggal di sekolah bersama dua orang temanku.
Aku memandang bahwa jalan inilah yang terbaik buatku, yang
akan mengantarkanku kepada kesusksesan, bagiku menjadi aktivis adalah sebuah
anugrah, disaat kebanyakan para remaja se-usiaku sedang asik dengan budaya
konsumtif dan hedonisnya, tetapi aku dan teman-temanku sedang sibuk untuk
membentuk sebuah karakter diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin
yang mandiri, banyak hal yang aku dapatkan di jalan ini, mungkin jika
hanya dikenaloleh guru dan warga sekolah itu hal yang biasa menurutku, aku
merasakan sendiri apresiasi orang lain terhadap orang yang berorganisasi atau
berilmu dengan yang biasa-biasa saja.
Tetapi untuk mencapai itu semua di butuhkan sebuah
azzam (keyakinan dan keputusan) di dalam diri untuk bersungguh-sungguh di jalan
ini, karena untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa harus di kerjakan dengan
kesungguhan, semangat untuk para aktivis, salam perjuangan. Wallahu’alam.
PERANAN
PEMUDA DALAM PERJUANGAN ISLAM
oleh : abdul hajad
”Tentukanlah di mana posisimu: penonton yang mencari
hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada
yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau penuntun dan pengikut dengan
pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut
tetap bergelombang dan di seberang ada pantai harapan.” ( Ust. Rahmat
Abdullah )
Sahabat fillah, pada awal kesempatan tulisan kali ini saya
akan mencoba menceritakan sebuah cerita indah para aktivis dalam menjalankan
amanah dakwahnya yaitu sahabat saya sendiri sebagai aktivis dakwah dikampus.
sebut saja namanya al akh jahid, meskipun bukan berlatar belakang
tarbiyah beliau orang yang beretika, komunikatif, hanif dan memiliki idealisme
keislaman yang tinggi. beliau diamanahkan sebagai ketua ldk dikampusnya masa
amanah kurang lebih satu tahun, sebuah amanah yang berat dan penuh resiko. Tapi
sebagai seorang ikhwan sejati dan pemuda muslim amanah tersebut dia terima
meskipun dengan kesedihan dan keterpaksaan. Beliau tidak ingin megecewakan
orang-orang yang telah mepercayainya untuk mengemban amanah sebagai ketua.
Sebagai seorang manusia biasa yang pasti memiliki rasa
takut, gusar dan bimbang sudah dipastikan tidak mudah bagi beliau menjalankan
amanah tersebut. Amanah yang besar membutuhkan pengorbanan besar, ranah
perjuangan yang berat membutuhkan energi kuat. Namun lambat laun, hari berganti
hari dan bulan berganti bulan. Kurang dari 3 bulan akhirnya beliau bisa
beradaptasi dan mulai berfikir visioner dalam melangkah kedepan akan dibawa
kemana dakwahnya nanti . Beliau sudah mulai menikmati dan menjalankan
amanah tersebut dengan keyakinan dan optimisme tinggi. Militasi beliau
tunjukkan, progresivitas beliau perlihatkan dan inovasi beliau lakukan dalam
setiap kebijakan juga arah gerak dalam setiap kerja dakwahnya.
Posisinya sekarang saya analogikan sebagai seorang mujahid
muda yang siap bertempur dimedan perang mengarungi perjuangan dakwah dikampus.
Tantangan dan rintangan beliau hadapi degan senyuman meskipun keletihan kerap
menghampirinya namun wajah semangat seantiasa beliau tunjukkan. Terakhir saya
bertemu dengannya ada sebuah kebanggaan yang saya rasakan beliau begitu
terlihat letih namun tetap tersenyum dan memancarkan cahaya cerah diwajahnya
akan optimisme perjuangan yang siap beliau laksankan kedepannya nanti. Meskipun
saya tidak tanyakan langsung kepada beliau, namun saya yakin beliau telah
merasakan nikmatnya berjuang dijalan dakwah sebab saya telah lebih dulu
merasakannya meski bukan berstatus ketua ldk.
Sahabat fillah, dari kisah diatas bisa kita ambil hikmah dan
pembelajaran yang begitu banyak untuk diterapkan pada diri kita masing-masing
selaku para aktivis dakwah dikampus. Terutama yang masih eggan dan
malas-malasan memegang amanah dikampus. Kepada kalian saya hanya bisa katakan
beristighfarlah dan bukalah mata hati kalian lalu bersegeralah bergabung
bersama kami. Kadang memang beban dalam mengemban amanah yang diterima
menjadikan kita kerdil dan malas untuk bergerak padahal dengan amanah tersebut
bisa saja Allah meninggikan derajat kita sebagai seorang mujahid. Begitu banyak
sahabat kita yang terlempar dari jalan dakwah karena tidak sanggup mengemban
amanah dakwah ini dikarenakan takutnya menghadapi resiko dan begitu beratnya
tanggung jawab yang akan dipegang.
Sahabat fillah, coba kalian telaah nasehat seorang muajahid
dakwah berikut ini: “Ketakutan menghadapi resiko perjuangan, merupakan
cermin lemahnya unsur keyakinan dan kebaikan dalam dirimu” (sayyid
quthb). Ketakutan kita merupakan sebuah pembodohan dan pengkerdilan
diri kita sebagai seorang muslim. Apa lagi kalian wahai para pemuda aktivis
kampus!. Tidakkah kita terketuk dan sadar akan kondisi disekitar kita dimana
kejahiliyahan merajalela, kemaksiatan dimana-mana dan ghowzul fikri didepan
mata. Masihkan kita bersikap apatis dan acuh tidak perduli tehadap kondisi umat
islam hari ini, kondisi saudara-saudara kita, sahabat-sahabat kita bahkan
mungkin keluarga kita. Mereka tergerus arus jahiliyah dan modernisasi zaman
tanpa bisa memfilter antara yang hak dan bathil.
Dalam kondisi sekarang dimana arus kejahiliyahan semakin tak
terkendalikan tanpa disadari atau tidak dakwah menjadi sebuah agenda wajib pada
setiap diri seorang muslim. Apalagi bagi para pemuda yang masih memiliki
kekuatan semangat, energi bergerak dan masa panjang dalam perjuangannya. Usia
muda yang kita miliki jangan sampai hanya menjadi masa-masa bodoh penuh ketidak
bermanfaatan. Syahid hasa al banna memberikan sebuah informasi penting
bahwasannya tegaknya peradaban islam ada ditangan para pemuda. karena memang
jika kita telaah dokumen kisah perjuangan Rasullullah SAW tidak akan
lepas dari peran para pemuda. Sebut saja mushaf bin umair, abu dzar al ghifary,
ali bin abi thalib dan lainnya tidak saya sebutkan satu persatu karena begitu
banyak.
Peran pemuda dalam menegakkan al islam sangatlan penting
kedudukannya dikarenakan generasi muda adalah generasi revolusioner, generasi
militan yang senantiasa digarda terdepan dalam setiap perjuangan. Porsi para
pemuda dalam setiap perjuangan seakan menjadikan kekhususan dalam setiap
perjuangan karena memang pemudalah yang akan selalu memiliki kobaran semangat
reformis. Dakwah kampus merupakan ranah dakwah para pemuda. Pemuda intelektual
yang dibina dikampus dan ditarbiyah dengan terjun langsung dimedan juang dakwah
yaitu kampus. Sudah seharusnya para aktivis kampus menjadikan kesempatan ini
sebagai ajang pembentukan diri dan peningkatan kwalitas keislamannya dalam hal
pemahaman islam secara menyerluruh dan universal.
Sahabat fillah, dakwah sesungguhnya adalah dimasyarakat.
Kampus hanya sebagai tempat training dan edukasi bagi para pemuda islam untuk
mampu berkontribusi bagi perbaikan sebuah tatanan masyarakat. Dinegara-negara
islam umat muslim saat ini berada dalam kondisi memperihatinkan, terserang penyakit
kronis yang begitu dahsyat hebatnya. Keterpurukan dan ketidakberdayaan umat
islam dalam menghadapi tantangan globalisasi membuat kita tertinggal dan
terjajah oleh pihak asing. Kebodohan disegala tataan, ketertinggalan dalam
kompetensi dan mudahnya kita terprovokasi membuat umat saat ini membutuhkan
imunitas dan asupan gizi yang baik sebagai bentuk penguatan nutrisi dan
membangkitkan semangat untuk terus berkompetisi diera globalisasi.
Dalam sebuah buku yang saya baca risalah manajemen dakwah
kampus ada sebuah optimisme yang tinggi diawal prakata buku tersebut akan
keyakinan pada orientasi perjuangan ini. Dimana para aktivis dakwah kampus
memiliki idealisme yang begitu menggelora dalam setiap visi dan misi dakwahnya.
Berikut saya cantumkan dalam tulisan singkat saya ini.
Idealisme kami
Betapa inginnya kami agar bangsa ini
mengetahui bahwa
mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri.
Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur
sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan.
Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan,
kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka
jika memang itu harga yang harus dibayar.
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami,
menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami, dan
mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.
Betapa berat rasa di hati kami menyaksikan bencana
yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada
kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.
Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa
kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia,
dan bersih dari hawa nafsu.
Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia,
tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.
Yang kami harap adalah
terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat
serta kebaikan dari Allah – Pencipta alam semesta
Pemuda adalah harapan masa depan suatu bangsa, bangsa yang
kuat akan membutuhkan pemuda-pemuda yang cerdas, pemuda-pemuda yang senantiasa
dekat dengan tradisi-tradisi spiritual, pemuda-pemuda patriotik yang senantiasa
siap mati membela negaranya. Bukan para pemuda yang tenggelam dalam arus
kejahiliyahan, pemuda- pemuda koruptor, pemabuk dan penzinah yang senantiasa
berlumuran dosa dan kemaksiatan. Ditangan pemudalah peradaban ini akan bertahan
dan ditangan pemuda jualah sebuah bangsa akan tetap bertahan dan mampu melawan
dalam kompetisi global. wahai pemuda bangkitlah dan bersiap siagalah telah
datang masa dimana kalian untuk berjuang dan berkorban membala agama dan
negara. Wallahu’alam…
MENJAGA
KEMURNIAN ASHOLAH DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AKTIVIS
“Niat adalah ukuran
dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar,
maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”.
(Imam An Nawawi)
Dakwah memiliki karakteristik yang sangat penting untuk
difahami dalam kerja-kerjanya terutama untuk para aktivis. Kadangkala banyak
aktivis yang terlempar dan terpental dari barisan dakwah karena ketidakfahaman
akan karakteristik dakwah. maka dari itu dibutuhkan sebuah pemahaman dan
pengetahuan yang mendalam terkait pembahasan ini. pergerakan dakwah saat ini
begitu varian lingkupnya maka diwajibkan bagi para aktivis untuk selalu
mengasah pola pikir dan pergerakan dalam setiap kerja-kerja dakwahnya. Sehingga
dengan itu semua akan terbangun sebuah polarisasi pergerakan dakwah yang
komprehensif dan universal dalam goal of targetnya.
Belakangan ini sudah terlalu banyak dan bahkan sangat
berlebihan dilapangan yang ditemukan kasus penyimpangan dan pembelokan akan
pentingnya pemahaman pergerakan dan tujuan dakwah sebenarnya. Sehingga
penurunan idealisme, lunturnya kobaran semangat juang dan budaya permisifme
tidak terkendalikan. Dakwah merupakan pekerja apra arsitek peradaban yang
mementingkan nilai-nilai kebenaran dan syariat bukan kemenagan apalagi
keberhasilan. Sehingga tujaun bukanlah menjadi orientasi tetapi proseslah yang
akan senantiasa dievaluasi sebagai filterisasi dari hal-hal penyimpangan.
Dakwah membutuhkan para aktivis pemberani yang siap tahan
uji, penuh motivasi dan selalu mengevaluasi setiap kerja-kerja dakwahnya demi
menjaga kemurnian dakwah yang dilakukannya dari segala sikap, perilaku dan
niat-niat buruk penyimpangan. Belakanagn banyak dilihat aktivis bermental
tempe, bersikap pragmatis dan bertindak opportunis sehingga progresifitas
dakwahnya bukan dilandasi pada kemaslahatan umat tapi didasari kepentingan
pribadi dan golongannya saja bukan pada objek dakwah sesungguhnya yaitu
tegakknya panji islam dimuka bumi sebagai agama yang memberikan petunjuk jalan
kebenaran dan kasih sayang kepada semua umat manusia.
Seorang aktivis harus berani mengatakan yang hitam itu hitam
dan yang putih itu putih, bertindak adil dan bersikap tegas dalam setiap
keputusan yang terkait masalah keumatan. Berani mengatakan kebenaran meskipun
pahit dan melawan setiap kebathilan meskipun nyawa jadi pengorbanan. Karena
dengan indikasi tersebut kemuliaan islam akan tetap terjaga, izzah para
pengemban dakwah ini senantiasa dijadikan teladan bagi semua umat muslim
sebagai contoh heroik dalam penegakkan agama islam. Belakangan banyak sekali
terlihat aktivis yang bersikap plin plan dan berpikir secara materi bukan dalam
batas nilai-nilai syar’i sehingga kepercayaan tersebut mulai memudar.
Dalam sebuah nasehatnya syahid hasan al banna memberikan
sebuah peringatan kewajiban bagi aktivis yang begitu indah dan perfeksionis
untuk senantiasa dijadikan bahan refleksi. “Hendaklah engkau menjadi seorang
pemberani yang tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah sikap terus
terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui
kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan menguasai diri ketika marah
sekalipun”. Pertanyaan sederhana sekarang untuk kita semua para aktivis adalah
bagaimana dengan kondisi saat ini? sudahkah kita mengaplikasikan nasehat
tersebut dan mengambil hikmah sehingga kita bisa mengimplementasikannya. Atau
malah melupakan dan menghilangkannya dari kamus kita sebagai aktivis karena
memberatkan dan sudah usang ditelan zaman. Jawabanya tentu kita semua yang bisa
menjawabnya selaku aktivis.
Begitu banyak kisah-kisah heroik para mujahid dakwah dimasa
lampau yang seharusnya bisa dijadikan teladan dalam kerja-kerja dakwah kita
saat ini. Diamna begitu banyak contoh dan hikmah yang bisa diambil dan menjadi
referensi kita dalam berkecimpung didunia dakwah. Baik dakwah dikampus,
dimasyarakat, dipemerintahan dan dimana saja. Baik para pemuda dan pemudi,
mahasiswa-mhasiswi, kiyai, ustad-ustad, habib dan para ulama-ulama yang
memperjuangkan agama ini. Selama mereka masih berpegang teguh pada hujjah yang
jelas yaitu al quran dan assunah seperti para pendahulu dakwah ini maka isnya
allah kelurusan niat dan tujuan dakwah akan tetap terjaga meskipun berbeda
dalam pergerakan dakwahnya.
Diabad ini, eraglobalisasi yang membuat dimana budaya
asing begitu mudah masuk kenegara-negara muslim tanpa pensortiran membuat
pergerakan dawkah mengalami perubahan dan penyesuaian dalam
pengaktualisasiannya. Teknologi yang semakin canggih seperti internet dengan
banyak fasilitasnya dijadikan alat yang sangat mudah untuk dijadikan sarana
dalam berdakwah. Belum lagi media cetak dan elektronik baik televisi, radio,
koran-koran, majalah, buletin dan lain sebagainya. Maka dakwah akan senantiasa
mengikuti segmentasi dilapangan berdasarkan fakta dan analisa yang
kompleksitasnya harus senantiasa terjaga dan dikedepankan dalam setiap
kebijakan dan arahan strategis sebuah organisasi dakwah.
Karakteristik dakwah yang mengikuti perkembangan zaman harus
disesuaikan dengan kondisi para aktivisnya. Kefahaman dan kesesuaian metode
pergerakan menjadi orientasi yang sangat penting. Menjaga kemurnian tujuan dan
kemuliaan gerakan tanpa mencampuradukkan antara yang syubhat dan tidak sesuai
syariat. keberhasilan dakwah seharusnya tidak dilihat denagn kacamata
sempitdari sebuah proses dan hasil jangka pendek. Keberhasilan akan dijadikan
bahan percontohan jangka panjang yang akan senantiasa diupgrade sebagai benteng
pengokohan dari kerja dakwah tersebut. Sehingga pengembangan dan pola
pergerkaan dakwah bisa senantiasa berubah sesuai dengan kondisi dilapangan akan
tetapi tetap pada nilai-nilai syariat.
Banyak dikalanganaktivis dakwah yangterjebak dalam
metodegerak yangmenyimpang. Dengan alasan kemaslahatan dakwah mereka dengan
mudahnya melakuakn inovasi dan reformasi dalam setiap pergerakan dakwahnya dan
menegakkan sistem baru yang tidak sesuai dengan koridor-koridor manhaj
peregrekan dakwah islam. Padahalsemua terjadi karena kecerobohan dan
keterburuan para aktivis dalam menggapai hasil kemenangan dakwahnya sehingga berbagai
cara dilakukan demi memenuhui hawa nafsu akan kemenagan bukan dari perspektif
kemashlatan umat sesungguhnya.
Perjuangan menagkkan al islam memang membutuhkan waktu
yang lama, kemenangan dakwah seharusnya tidak hanya dilihat dari hasil yang
singkat tapi dari proses perjuangan panjang dan kesabaran para aktivisnya
sehingga Allah SWT mengirimkan pertolongannya dalam menggapai kemenangan. Bukan
dengan cara-cara spekulatif atau bahkan kontradiktif dimana saat ini banyak
harakah islamiyah yang menerapkan kebijakannya tersebut dengan alasan
kemaslahatan dakwah. Arahan gerakyang telah berubah sehingga banyak terjadi
penyimpangan dalam tubuh harakah islamiyah dari tujuan awal untuk menagakkan
panji islam berubah menjadi keinginan merebut kekuasaan dan mengharapakan ketenaran
juga popularitas.
Lihatlah perjuangan syekh ahmad yasin dalam membela dan
memperjuangkan kemerdekaan palestina dari penjajah zionis israel. Beliau
berjuang dengan penuh militansi meski tubuhnya cacat dan berbagai kekurangan
dalam segala hal ada dalam dirinya. Semangat pengorbanannya, ketulusan dan
kemurnian niat yang beliau tancapkan dalam relung hatinya dan para pengikutnya.
Dari hasil pemikirannya terbentuklah sebuah organsiasi perlawanan terhadap
israel yang besar dan kuat dalam bidang politik dan militer yaitu hamas. Selama
perjuangan beliau tidak sedikitpun merubah filosofi perjuangannya yaitu
memerdekakan dan membebaskan palestina dari penjajah. Sikap keras beliau
perlihatkan kepada musuh-musuh islam, ketegasan beliau tunjukkan, idealisme perjuangan
senantiasa dipertahankan sehingga dalam kamus beliau tidak ada kata diplomasi
dengan imperalis.
Hingga kesyahidan beliau dapatkan filosofi perjuangan
organisasi bentukannya yaitu hamas sedikitpun tidak pernah berubah yaitu
memperjuangkan kemerdekaan palestina. Meskipun saat ini palestina masih dalam
cengkraman yahudi laknatullah akan tetapi hasil dari buah pemikiran dan dakwah
syekh ahmad yasin rakyat palestina memilki sebuah harapan, energi,
mimpi-mimpi, semangat perlawanan dan kemenangan juga masa depan islam dibumi
palestina tetap terjaga. Beliau menanamkan semangat jihad dan perlawaan pada
rakyat palestina terhadap zionis yang membuat semangat jihad tetap
terjaga hingga kini. Kisah seorang mujahid dakwah yang senantiasa menjaga
orientasi tujuan dari filosofi pergerakan dakwahnya sehingga beliau tidak
pernah merubah jalan juangnya yaitu perlawanan terhadap imperalis zionis.
Semoga kita senantiasa menjadi aktivis yang selalu menjaga
niat dan tujuan dalam berdakwah menegakkan agama mulia ini. menjaga kemurnian
filosofi perjuangan dan senantiasa mengevaluasi setiap pergerakan dakwah kita.
Sehingga kemenangan islam yang kita impikan bisa terealisasi dengan perjuangan
yang didasari kebenaran meskipun membutuhkan perjuangan yang lama dan
pengorbanan yang besar. Apalah arti dari sebuah hasil yang memuaskan jikalau
proses yang dilaksanakan dalam menggapai hasil tersebut tidak didasari
kebenaran. Seperti seorang murid siswa sd yang mendapat nilai bagus dan
berpringkat 1 disekolahnya akan tetapi dari hasil mencontek temannya,
naudzubillah. Wallahu’alam..(oleh : abdul hajad/aktivis kampus)
MEMBANGUN
SOLIDITAS DALAM TUBUH LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
“Tiada kemenangan
tanpa adanya kekuatan,tiada kekuatan tanpa adanya persatuan, tiada persatuan
tanpa adanya persaudaraan, tiada persaudaran tanpa adanya kebersamaan dan
silaturahim”. (panglima besar jendral soedirman/pahlawan nasional)
Dalam setiap pergerakan kinerja-kinerjanya sebuah organisasi
baik dakwah maupun umum akan selalu memperhatikan masalah analisa SWOT dimana
kekuatan team dan soliditas para kadernya senantiasa dimonitoring dan
dievaluasi. Soliditas sering diartikan sebagai kesatuan dalam hal gerak baik
kerja maupun hati para kader penggerak organisasi tersebut. Disni saya akan
bahas dan mengaitkan kedalam hal yang lebih sfesifik yaitu permasalahan
organisasi dakwah dikampus yang disebut LDK (lembaga dakwah kampus). Coba kita
telah permasalahan soliditaas dalam lembaga dakwah kampus yang belakangan ini
begitu banyak problematika yang saya lihat dilapangan.
Sebenarnya jika kita coba kritisi permasalahan dalam tubuh
lembaga dakwah kampus selama ini yang sering bahkan hampir selalu muncul kepermukaan
adalah tidak jauh dari hal klasik. Yaitu kaderisasi yang tersendat
dan permasalahan 3 k ( komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi)
yang tidak pernah berjalan dengan baik. Permasalahan tersebut selalu muncul dan
berkembang dengan banyak variatif kasusnya meskipun secara substansial tidak
lepas dari 2 hal tersebut. Permasalahan tersebut seakan terus menerus terjadi
dan turun temurun dari generasi kegenerasi tidak pernah bisa terselesaikan
dengan baik.
Banyak ide, konsep, dan instrumen yang dibuat dengan pola
pergerkan yang sesuai segmentasi permasalahan yang ada tetapi beluma mmpu
meminimalisasi hal tersebut. Seakan kerja-kerja selama ini tidak menghasilkan
hal yang solutif tetapi banyak yang spekulatif bahkan kontradiktif dengan fakta
yang ada dilapangan. Pola-pola dan ide tersebut tidak pernah berhasil
menuntaskan permasalahan dan menyembuhkan penyakit dari 2 hal tersebut.
Menurut ibnu kholdun kemenangan terdapat dipihak yang
mempunyai solidaritas lebih kuat, anggota-anggotanya sanggup berjuang dan bersedia
mati guna kepentingan bersama. Maka yang pertama harus dibangun dalam sebuah
organsiasi baik dakwah ataupun umum adalah masalah kebersamaan (soliditas).
Dengan adanya kebersamaan maka akan terjalin kesatuan hati dan kesatuan emosi.
Membangun soliditas memang tidak mudah harus didahului
dengan harmonisasi antar lini dalam sebuah struktural organsiasi. Degan
berbagai macam kepala dan pemikiranyang berbeda-beda satu sama lain memang
sulit jika secara teori dijadikan dalam satu pemikiran. Akan tetapi seorang
organisastoris yang baik pasti sudah faham konsep berorgansiasi sebagaimana
mestinya.
Budaya bermusyawarah yang akan senantiasa dikedepankan,
toleransi dan equality menjadi hal terdepan dalam setiap penyikapan. Dalams
ebuah hadits shohih rasulullah teelah meberikan contoh akan pentingnya
kebersamaan dalam tubuh umat islam seperti hadits berikut “Perumpamaan
orang-orang Mukmin dalam hal berkasih-sayang dan saling mencintai dan mengasihi
di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh
merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan
tidak bisa tidur dan demam” (Mutafaq ‘alaih).
3 hal yang mesti selalu disolidkan dalam tubuh lembaga
dakwah kampus demi menjaga stabilitas organisasi dakwah dalam perjalanan
waktunya sehingga terbangunnya harmoniasi, sinergisasi dan integrasi disetiap
pergerakan dakwahnya yaitu :
1. Soliditas Personal
soliditas personal maksudnya adalah kekuatan akan kebersamaan antar personal
dalam sebuah tubuh organisasi senantiasa dijaga dan dirawat keharmonisannya.
Karena sebuah organsiasi ldk tidak akan berjalan tanpa adanya dukugan sdm dan
kontribusi pengurusnya. Keberlangsungan kerja sebuah ldk akan dilihat dari
seberapa aktifnya sdm yang ada dan seberapa besar kontribusinya terhadap dakwah
dikampus. Maka dari itu dibutuhkan kesatuan hati, arah gerak dan visi misi
bersama antar personalnya.
Kepeduian antar sesama aktivis dikampus, saling menjaga hati
dan perasaan tiap-tiap personal dan membangun komunikasi yang interaktif antar
pengurus ldk harus senantiasa dikedepankan. Keterbukaan, kepedulian, budaya
silaturahim dan sikap saling pengertian antara qiyadah dan jundiyah, antara
pemimpin dan anggota harus selalu diperhatikan. Sehingga tidak adanya
konflik-konflik kecil yang berkepanjangan. Setiap personal saling menghargai
dan meghormati satu sama lain. Sikap tenggang rasa dan kepedulian antar sesama
senantiasa di perlihatkan. Solidaritas dan simpati selalu dikedepankan dan
diimplementasikan dalam kesehariannya.
Sebuah ldk tidak hanya terfokus pada pembahasan programkerja
saja tetapi lihat daperhatikankondisi masing-masing dari personal ldk tersebut.
Jangan sampai qiyadah tidak mengetahui jundiyahnya ada yang sakit atau terkena
musibah. Juga terbangun sikap saling tidak percaya antar qiyadah dan
jundiyahnya dalam hal kebijakan organsiasi dikarenakan kurangnya keterbukaan
antar persoal. Kesolidan personallah yang menentukan keberhasilan sebuah ldk
dalam kerja-kerja dakwahnya.
Himbauan syahid hasan al banna sebagai kewajiban aktivis
dakwah dalam bukunya risalah dakwah jilid.1 “Hendaklah engkau mengenali atau
mengetahui anggota katibahmu satu per satu dengan sempurna (pengetahuan yang
lengkap), dan kenalkan juga dirimu pada mereka dengan selengkapnya. Tunaikanlah
hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya, hak kecintaan dan kasih sayang,
penghargaan, pertolongan dan itsar. Hendaklah senantiasa engkau menghadiri
majelis (pertemuan) mereka, dan tidak absen kecuali udzur darurat yang tidak
dapat dielakkan. Dan hendaklah engkau berpegang teguh sikap itsar dan
memprioritaskan mereka dalam pergaulanmu”.
2. Soliditas Struktural
Soliditas struktural menjadi hirarki kedua yang sangat penting dalam tubuh
sebuah ldk dikarenakan struktural merupakan elemen fundamental dam sebuah
organisasi baik dakwah ataupunumum.karena strukturalmerupakan kunci pergerakan
dan terealisasinya sebuah programkerja organiasasi. Maka dibutuhkan
keharmonisan struktural dari yang atas hingga yang terbawah. Kesolidan antara
qiyadah dan jundiyahnya, kekuatan kerja sama dan tanggung jawab antar pemimpin
dan bawahan. Komunikasi dan koordinasi senantiasa dijaga sehingga terbangun
keakraban antar internal pengurus ldk.
Sebuah team sepak bola super besar meskipun diisi oleh
pemain-pemain hebat dan berkelas dunia dengan gaji termahal tidak akan mampu
meamenangkan sebuah pertandingan dengan team gurem apabila tidak ada kesolidan
antar pemainnya dalam tim tersebut. Seorang lionel messi 2 tahun berturut-turut
terpilih sebagai pemain terbaik dunia dengan menciptakan banyak gol tidak
mungkin bisa mencetak gol dan menjadi pemain heabt tanpa bantuan rekan-rekan
seteamnya. Yang dibutuhkan bukan kehebatan individualitas dalam sebuah
organisasi dakwah akan tetapi yang dibutuhkan kehebatan kolektivitas.
Dakwah merupakan tugas berat dan membutuhkan amal jama’i
dalam setiap pergerakannya. Tanpa kerja sama dan kesadaran bersama akan sulit
membendung arus jahiliyah dan perlawanan dari musuh-musuh islam saat ini. Ingat
kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak
terorganisir. Cobalah kita lihat kondisi organisasi-organsiasi islam saat ini
dimana begitu mudahnya vakum dan mati suri dalam pergerakannya disebabkan
perpecahan dan kebobrokan dalam strukturalnya. Dibutuhkan sebuah kerja sama,
kesadaran bersama, kerapihan dan kedisiplinan yang baik dalam tubuh
organisasi islam untuk mempertahankan eksistensi dalam setiap gerak dakwahnya
Maka budaya saling ta’aruf, tafahum, takaful, ta’awun dan
bahu membahu antar bph dan tiap departemen sesuai dengan fungsionalitas dari
masing-masing departemen berjalan dengan baik dalam setiap proker.
Memperhatikan kondisi masing-masing departemen dan kinerjanya sehingga evaluasi
dan kontrolisasi menjadi kewajiban bagi setiap pengurus. Araha gerak yang
terintegrasi, koordinasi dan komunikasi antar lini struktural senantiasa
terbangun sehingga kerja-kerja tiap departemen tidak ada yang tertelantarkan
atau terabaikan. tanamkan dalam setiap pengurus tidak ada istilah superman akan
tetapi super team.
Nasehat syahid hasan al banna Hendaklah engkau berhati
lembut (belas kasihan), dermawan, lapang dada (toleran), pemaaf, lemah lembut
kepada sesama manusia maupun hewan. Juga baik dalam pergaulan dengan semua
orang, berakhlak mulia dan menjaga etika-etika Islam dalam berinteraksi,
mengasihi yang kecil dan menghormati yang tua, memberi tempat pada orang lain
dalam majelis, tidak memata -matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, tidak
berteriak-teriak, meminta izin ketika mendatangi suatu tempat/rumah atau
meninggalkannya, dan lain sebagainya.
Ketika semua fungsi dari sebuah struktural organiasai dakwah
terjalin kuat dan bekerja sesuai dengan fungsionalitas masing-masing
sesuai dengan kewenangan dalam kebijakannya maka akan banyak hasil-hasil
yang didapatkan. Terciptanya sebuah program kerja yang bersimultan. Progresifitas
dalam hal kinerja menjadi motivasi tersendiri. Pemberdayaan sdmpun akan
maksimal tidak ada tumpang tindih dalam hal pembebanan kewajiaban dan tanggung
jawab sehingga setiap pengurus tidak merasa bekerja sendirian tapi bekerja
secara bersama-sama (kolektif).
3. Soliditas manajerial
Ditingkatan hirarki yang ke 3 yang perlu dibangun kesolidannya dalam tubuh ldk
adalah dalam hal manajerial. Maksud dari manajerial adalah kesolidan dalam
mengatur dan memposisikan setiap sdm dan permasalah sesuai pada bidangnya
masing-masing. Right man in the right place (orang yang sesuai ditempatkan pada
posisi yang sesuai). Kerapihan dalam membangun fungsionalitas struktural
yang ada. Spesialisasi tindakan dan ketepatan dalam menganalisis suatu masalah
dan problematika yang ada. Efektifitas dan efisiensi selalu dikedepankan dan
berjalan dengan baik sehingga agenda-agenda dakwah tidak ada yang terbengkalai.
Nasehat syahid hasan al banna Hendaklah engkau
benar – benar memperhatikan penunaian tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan,
kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan waktu yang telah disepakati (disiplin).
Apabila ketiga kekuatan soliditas diatas telah terealisasi
Insya Allah sebuah lembaga dakwah kampus akan terus mengalami perbaikan dan
peningkatan atau mungkin kegemilangan dalamsetiapkinerjanya dengan izin Allah
SWT. Sebagai manusia kita hanya bisa berusaha Allah Ar Rahman Ar Rahimlah yang
maha menetukan segalanya. Ikhtiar yang dilakukan dengan mujahadah dan istiqomah
pasti akan menghasilkan hasil kerja yang luar biasa dan keberhasilannya.
Diakhir tulisan ini saya ingin sahabat fillah mengambil
hikmah dari prakata seorang aktivis dakwah yang telah banyak memakan asam garam
perjuangan dalam jalan dakwahnya yaitu M. Lili Nur Aulia. “Ketika Kami
Membangun Kebersamaan tak semua batu bata diletakkan pada posisi yang tinggi,
dan tidak juga harus semuanya ada di bawah. Bahkan terkadang si tukang batu,
akan memotong batu bata tertentu jika dibutuhkan untuk menutup posisi batu bata
yang masih kosong guna melengkapi bangunannya”. Semoga bermanfaat,
wallahu’alam..(oleh : abdul hajad/mujahid dakwah aktivis kampus)
MENDAMBAKAN
KADER DAKWAH VISIONER
Oleh : Abdul Hajad A.Md
“Janganlah kalian jadikan impian kalian kecil, sebab
kulihat tak ada yang lebih menjauhkan kemuliaan dari pada impian yang rendah”
(Umar Bin Khattab)
mujahid dakwah
Dakwah merupakan sebuah tugas mulia dimana orang-orang yang
menginginkan kemuliaan yang akan berani mengembannya. Agama ini agama mulia yang
Allah turunkan kepada umat manusia, makhluk mulia yang diciptakan Allah dengan
berbagai macam kelebihan maka harus diperjuangkan dengan cara-cara mulia. Sudah
barang tentu kemuliaan didapatkan tidak dengan berleha-leha tapi dengan
perjuangan dan pengorbanan. Kerja dakwah merupakan kerja-kerja nyata yang
membutuhkan langkah-langkah konkrit, tepat, efektif dan akumulatif
sehingga progresifitasnya akan terlihat.
Kegemilangan dakwah akan didapat ketika para pengemban
dakwah memilki visi dan misi yang jauh kedepan, idealis, reformis dan
senantiasa optimis. Akan dibawa kemanakah arah perjuangan dakwahnya?, untuk
siapa perjuangan dakwahnya?, dan atas dasar apa perjuangan dakwah ini
ditegakkan?. Fenomena banyaknya kader dakwah yang berguguran dijalan dakwah sudah
menjadi makanan sehari-hari dalam dunia aktivitas dakwah belakangan ini. Itu
disebabkan karena begitu banyaknya kader dakwah yang tidak memiliki idealisme
juga mimpi-mimpi tinggi. Beberapa hal yang ditinggalkan sebgaian para kader
dakwah salah satunya masalah jelasnya tujuan dari dakwah mereka.
Seorang kader dakwah yang memiliki mimpi-mimpi kedepan tentu
akan selalu mencari inovasi-inovasi baru dalam pergerakan dakwahnya ketika
mengalami kebuntuan dalam kinerjanya. Dia tidak akan bosan melakukan instrument-instrumen
baru yang penuh imajinatif dan daya kreatif tinggi meskipun kegagalan kerap
menghampiri. Mimpi-mimpinya tidak hanya sebatas dalam waktu singkat
antara 1 sampai 3 tahun saja tapi untuk beberapa tahun kedepan dan untuk masa
depan dengan harapan meskipun dia sudah tiada semangat dakwahnya akan terus
bertahan dan beregenerasi. Karena dia akan faham bahwasannya seorang kader
dakwah yang baik dia tidak akan melihat keberhasilan dakwah secara singkat tapi
melihat secara jauh kedepan.
Dunia dakwah saat ini membutuhkan kader-kader dakwah
visioner, yang bergerak atas dasar keyakinan dan kesungguhan meyakini
kemenangan. Penuh sifat perjuangan dan keteguhan akan janji Allah pada
kemenangan islam. Niat dan tujuannya tidak sedikitpun berubah dan terlempar dalam
asholah dakwah sesungguhnya. Halangan dan rintangan yang datang dan pergi
dilaluinya dengan optimisme dan kesabaran. Duri dan batu terjal yang menghadang
dilewati dengan kerja keras dan kerja cerdas tanpa mengeluh dan menyerah.
Pergerakan dakwahnya akan senantiasa berorientasi pada kemenangan bukan
kekalahan apalagi keterpurujan dan keputusasaan.
Seorang kader dakwah yang visioner akan senantiasa berada
pada garda terdepan dan selalu istiqomah dalam menghadapi setiap problematika
dakwah yang diahdapinya. Dia tidak akan pernah gentar sedikitpun terhadap
tribulasi (hambatan-hambatan) dakwah yang ditemuinya. Dia akan selalu
menancapkan keyakinan dalam dirinya bahwasannya semua problematika akan bisa
dilalui dengan penuh keindahan pada akhirnya. Setiap halangan dan rintangan
tidak akan pernah merubah dan menggoyahkan mimpi-mimpinya meskipun terasa
mustahil untuk direalisasikan namun dia akan senantiasa yakin akan jalan yang
dilalui.
Dia yakin dengan mimpi-mimpi, optimisme akan tetap terjaga
dan perjuangan akan selamanya berkobar dalam dadanya. Pesimisme dan kelemahan
akan senantiasa di tinggalkan dalam lubang hitam khayalan yang tak pasti dalam
relung hatinya. Semangat akan perjuangan akan terlihat dalam kesehariannya
meskipun keterpurukan dan ketidak berdayaan sedang dialami. Raut wajahnya tidak
akan menunjukkan sikap lemah dan frustasi tetapi senyum semangat yang akan
selalu terlihat, itulah ciri-ciri pribadi kader dakwah yang visioner.
Saya teringat perkataan sayyid quthb ketika beliau akan
dihukum gantung. Beliau mengajak kita untuk meneruskan perjuangan mulia ini
dengan harapan bahwa keyakinan akan kemuliaan islam senantiasa menjadikan kita
teguh dan kuat dalam perjalanan ini. Beliau mengajak kita untuk senantiasa
berfikir kedepan dan jauh nan luas dimasa yang akan datang akan kemenangan
islam.
Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
maka di atas tulangku yang hancur luluh
nyalakanlah obor buat umat mulia ini
dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya
Kematianku adalah suatu perjalanan
mendapatkan kekasih yang sedang merinduku
taman-taman di surga bangga menerimaku
burung-burung berkicau riang menyambutku
bahagialah hidupku di alam abadi
Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
maka di atas tulangku yang hancur luluh
nyalakanlah obor buat umat mulia ini
dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya
Kuasa kegelapan pasti akan hancur
dan alam ini akan di sinari fajar lagi
biarlah rohku terbang mendapatkan rinduNya
janganlah gentar berkelana di alam abadi
nun di sana fajar sedang memencar
Begitu idealis dan perfeksionis bagi saya seorang sayyid
quthb belum ada mujahid dakwah yang mampu berjuang secara totalitas sebagaimana
yang beliau lakukan msa itu. Seorang mujahid dakwah yang senantiasa memberikan
hidupnya untuk dakwah dan hari-harinya untuk umat ini. Keyakinannya akan
kemenangan islam begitu sulit untuk dilihat secara rasioalitas. Meskipun
hukuman mati sedang dihadapinya tapi tak sedikitpun jiwa gentar dan rasa takut
beliau perlihatkan kepada kita. Meskipun kita tidak berada pada kondisi zaman
saat itu, tapi semua bisa dilihat dari kata-kata terakhirnya yang begitu
menginspirasi kita semua.
Seorang kader dakwah yang visioner tidak akan pernah
berorientasi pada hasil dalam setiap kerja dakwahnya. Dia akan senantiasa
berorientasi pada proses kerja-kerjan nyata. Pergerakan dakwahnya akan dibangun
diatas kesunguhan, tujuan yang jelas, manhaj yang benar dan militansi tanpa
batas. Dia akan senantiasa berpedoman pada nasehat syahid hasan al
banna “dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap
totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah
dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam
memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama
orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi
lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini” .
Dakwah yang dibangun diatas keputusasaan akan melahirkan
generasi muda muslim yang layu dan tak berkembang. Dakwah yang dibangun diatas
keterpurukan akan melahirkan peradaban islam yang kotor dan jahiliyah.
Kemuliaan islamakan terealisasi ketika dakwah dilakuakn dengan perjuangan yang
mulia penuh dengan pengorbanan dan impian mulia. Dikerjakan oleh orang-orang
dengan totalitas dan kwalitas yang baik tidak terkontaminasi syubhat-syubhat
dan nilai-nilai kejahiliyahan. Kader dakwah yang visioner akan senantiasa
menghambakan dirinya untuk perjuangan demi kemuliaan islam. Berkorban harta,benda
bahkan nyawa menjadi kewajiban baginya, berada dalam aktivitas perjuangan
menjadi keseharianya.
Saya berharap untuk kalian semua wahai para aktivis dakwah,
baik aktivis dakwah kampus, sekolah, kantor, keliling dan lainnya dai-dai muda
pilihan Allah. Teruslah gelorakan semangat perjuangan ini, semoga Allah selalu
memberikan keistiqomahan, keikhlasan dan kesungguhan hati kepada kalian semua.
Janganlah menyerah dalam perjuangan ini, yakinlah akan janji Allah, teruslah
bekerja dalam dakwah, percayalah pertolongan Allah amatlah dekat untuk kalian
semua. Jagalah keistiqomahan kalian ikhwah, senantiasa bersabarlah terhadap
setiap halangan dan rintangan dalam dakwah itu semua akan menjaga
kemuliaanmudisi Allah SWT.
Berikut ini sebuah nasehat dari seorang mujahid dakwah
sayyid quthb semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya. “Sabar mesti ada
dalam semua ini, sabar mesti ada dalam ketaatan, dalam menahan diri dari
kemaksiatan, dalam memerangi org2 yang menentang Allah, dalam menghadapi
muslihat dengan beragam coraknya, dalam menanti lamanya pertolongan, dalam
menanggung lamanya keletihan, dalam mengenyahkan kebatilan, dlm sedikitnya
penolong, dalam panjangnya jalan berduri, dalam menghadapi kebengkokan jiwa,
kesesatan hati, kepayahan penentangan, dan terobeknya kehormatan.”
Wallahu’alam…
KEWAJIBAN
BAGI SEORANG AKTIVIS DAKWAH
Ada 40 Kewajiban yang senantiasa diperintahkan oleh seorang
Syahid Hasan Al Banna kepada kita. Tentu hal ini bukanlah hadist karena ia
merupakan hasil ijtihad seorang mujtahid besar dalam kurun ini. Bacalah dan
laksanakanlah, kelak engkau akan merasakan betapa syumulnya Islam ini. Ada 40
kewajiban bagi seorang aktivis dakwah yang senantiasa mesti dijaga dan terus
disempurnakan dalam kesehariannya . Sehingga dakwah yang diperjuangkan bisa
mencapai kegemilangan.
1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah
(Al Qur’an) yang tidak kurang dari satu juz. Berusahalah dengan sungguh –
sungguh untuk mengkhatamkan Al Quran dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan
tidak kurang dari tiga hari.
2. Hendaklah engkau membaca Al Qur’an dan memperbaiki
bacaannya, mendengarkannya, memperhatikannya dengan seksama dan merenungkan
(men -tadabburi) makna (arti) ayat-ayatnya.
3. Hendaklah engkau mengkaji Shirah Nabawiyah yang suci dan
sejarah para pendahulu (salafus shalih) sesuai dengan waktu yang tersedia
untukmu. Buku yang dirasa mencukupi kebutuhan ini minimal adalah ‘Hummatul
Islam’ (Pembela-pembela Islam). Hendaklah engkau juga banyak membaca haditsAl
Arba’in An-Nawawiyah. Hendaklah engkau mengkaji risalah tentang pokok-pokok
aqidah dan cabang-cabang dalam bidang fiqih.
4. Hendaklah engkau bersegera melakukan pemeriksaan
menyeluruh (general check-up) secara berkala, segera mengobati penyakit yang
ada padamu. Disamping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan
perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor yang mengganggu kesehatan.
5. Hendaklah engkau menghindari sikap berlebihan dalam
mengkonsumsi kopi, teh dan minuman perangsang sejenisnya. Janganlah engkau
meminumnya kecuali dalam keadaan terpaksa (darurat) dan hendaklah engkau
menghindarkan diri sama sekali dari rokok.
6. Hendaklah engkau memperhatikan masalah kebersihan dalam
segala hal, menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, tempat makan, badan
dan tempat kerja, karena agama ini dibangun diatas dasar kebersihan.
7. Hendaklah engkau menjadi orang yang selalu jujur dalam
berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
8. Hendaklah engkau menjadi orang yang selau setia
(menepati) janji dan ucapan. Janganlah mengingkarinya bagaimanapun kondisi yang
engkau hadapi.
9. Hendaklah engkau menjadi seorang pemberani yang tahan
uji. Keberanian yang paling utama adalah sikap terus terang dalam mengatakan kebenaran,
ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri
sendiri, dan menguasai diri ketika marah sekalipun.
10. Hendaklah engkau menjadi orang yang memiliki wibawa
(kharisma) yang lebih mengutamakan keseriusan. Namun hendaknya kewibawaan yang
serius tersebut tidak menghalangimu dari canda yang benar (tidak melampaui
batas), senyum dan tertawa.
11. Hendaklah engkau menjadi orang yang memiliki rasa malu
yang kuat, berperasaan yang halus (sensitif), dan peka oleh kebaikan dan keburukan,
yakani berbahagia untuk yang pertama (kebaikan) dan merasa tersiksa untuk yang
kedua (keburukan). Hendaklah engkau menjadi orang yang rendah hati (tawadhu’)
tanpa harus menghinakan diri, renda h, lemah dan mengambil muka. Tidak bersikap
taklid dan tidak terlalu berlunak hati. Dan hendaklah engkau menuntut (posisi)
yang lebih rendah dari martabatmu agar engkau dapat mencapai martabat
sesungguhnya.
12. Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dala m
memutuskan hukum dalam suatu perkara pada setiap keadaan / situasi. Janganlah
kemarahan melalaikanmu dari berbuat kebaikan, janganlah mata keredhoanmu buta
dari melihat keburukan, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa
baik (orang lain). Dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu
atau merugikan orang yang paling dekat denganmu, atau meskipun itu pahit
rasanya.
13. Hendaklah engkau menjadi pekerja keras (dengan banyak
aktivitas) dan terlatih memberikan pelayanan-pelayanan sosial. Hendaklah engkau
merasa bahagia ketika dapat mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar
menjenguk orang sakit, membantu orang yang membutuhkan, menanggung orang yang
lemah, meringankan beban orang yang tertimpa musibah, meskipun hanya
(menghibur) dengan ucapan-ucapan yang baik. Hendaklah engkau senantiasa
bersegera untuk berbuat kebaikan.
14. Hendaklah engkau berhati lembut (belas kasihan),
dermawan, lapang dada (toleran), pemaaf, lemah lembut kepada sesama manusia
maupun hewan. Juga baik dalam pergaulan dengan semua orang, berakhlak mulia dan
menjaga etika-etika Islam dalam berinteraksi, mengasihi yang kecil dan
menghormati yang tua, memberi tempat pada orang lain dalam majelis, tidak
memata -matai, tidak menggunjing, tidak mengumpat, tidak berteriak-teriak,
meminta izin ketika mendatangi suatu tempat/rumah atau meninggalkannya, dan
lain sebagainya.
15. Hendaklah engkau meningkatkan kemampuan membaca dan
pandai menulis, memperbanyak bacaan risalah-risalah Ikhwan, koran, majalah, dan
tulisan lainnya. Hendaklah engkau berusaha memiliki perpustakaan pribadi,
seberapapun ukurannya, walau sangat sederhana. Bila engkau seorang spesialis,
hendaklah engkau memperdalam (menekuni) spesifikasi keilmuan dan keahlianmu.
Dan hendaklah engkau benar-benar mengenal (menguasai) masalah-masalah keislaman
secara umum, sehingga memiliki gambaran tentangnya dan dapat menentukan hukumya
yang sejalan dengan tuntutan-tuntutan fikrah.
16. Hendaklah engkau memiliki proyek usaha ekonomi,
betapapun kayanya engkau. Utamakanlah proyek -proyek yang mandiri, tidak
mengekang serta mengikat (wiraswasta), meskipun sangat kecil dan sederhana. Dan
terjunlah dibidang ini bagaimanapun bakat ilmiahmu.
17. Janganlah engkau terlalu berharap / berambisi menjadi
pegawai negeri. Anggaplah itu sebagai sesempit-sempit pintu rezeki. Namun
jangan menolak bila diberi peluang untuk itu. Dan janganlah engkau
meninggalkannya kecuali jika benar-benar bertentangan dengan tugas -tugas
da’wahmu.
18. Hendaklah engkau benar – benar memperhatikan penunaian
tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan
waktu yang telah disepakati (disiplin).
19. Hendaklah engkau baik-baik dalam menuntut hakmu, dan
tunaikanlah hak orang lain dengan sempurna tanpa diminta. Tidak dikurangi atau
dilebihkan. Dan janganlah sekali-kali menunda –nunda (penunaian hak tersebut).
20. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari perjudian dan
segala jenisnya, apapun motif dibelakangnya. Hendaklah engkau juga menjauhi
mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan besar yang dapat segera
diperolehnya.
21. Hendaklah engkau menjauhkan diri dari riba dalam setiap
aktivitas (bidang mu’amalat) dan sucikanlah dirimu dan hartamu dari riba secara
total.
22. Hendaklah engkau membantu dan memelihara sumber kekayaan
(umat) Islam secara umum dengan mendorong pendirian dan berkembangnya
perusahaan, lembaga perekonomian Islam, pabrik dan proyek. Hendaklah engkau
menjaga setiap keping mata uang agar tidak jatuh ke tangan orang non Islam
dalam kondisi bagaimanapun. Juga jangan memakai (pakaian) dan mengkonsumsi
(makanan) kecuali hasil produksi negeri Islammu sendiri.
23. Hendaklaah engkau berpartisipasi dalam da’wah dengan
memberikan sebagian hartamu. Tunaikanlah kewajiban zakat hartamu, dan
sisihkanlah sebagian yang jelas dari hartamu untuk orang yang meminta, dan
orang yang kekurangan, betapapun kecilnya penghasilanmu.
24. Hendaklah engkau menabung sebagian dari penghasilanmu,
sekecil apapun untuk persediaan masa -masa sulit. Janganlah sekali-kali
menyusahkan dirimu untuk mengejar kesempurnaan (kebutuhan tersier)
25. Hendaklah engkau bekerja semampunya untuk menghidupkan
tradisi-tradisi Islam dan menghilangkan tradisi-tradisi asing dalam setiap
aspek kehidupan. Misalnya ucapan salam penghormatan, bahasa, sejarah, kalender
(penanggalan), pakaian, perabot rumah tangga, jadwal dan cara kerja juga
istirahat, makan, minum, cara datang dan pergi, gaya dan ekspresi pelampiasan
kesedihan dan kegembiraan, dan lain sebagainya. Hendaklah engkau menjaga sunnah
yang suci dalam aktivitas tersebut.
26. Hendaklah egkau memboikot peradilan-peradilan swasta
setempat atau seluruh hukum peradilan yang tidak Islami. Demikian juga
klub-klub, gelanggang, penerbitan-penerbitan, organisasi-organisasi, sekolah
dan lembaga yang jelas-jelas menentang fikrohmu yang Islami. Boikotlah semua
itu dengan sebenar-benarnya.
27. Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah,
mengingat akhirat, mempersiapkan diri untuk menghadapinya, menempuh fase demi
fase menuju keridhoan Allah SWT dengan tekad kuat dan semangat membaja, serta
mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunnah, seperti shalat malam, puasa
tiga hari – minimal – setiap bulan, memperbanyak dzikir dengan lisan dan hati,
dan berusaha sekuat tenaga mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah pada
setiap kesempatan.
28. Hendaklah engkau memperbaiki thaharah (bersuci) dengan
baik dan usahakan selalu dalam keadaan “prajurit yang berada di barak dan
sedang menunggu instruksi komandan”berwudlu (suci) di sebgaian besar waktumu.
29. Hendaklah engkau meningkatkan kualitas shalatmu dengan
baik, biasakan tepat waktu dan lakukanlah berjamaah di masjid tepat waktu bila
mungkin dilakukan.
30. Hendaklah engkau berpuasa dibulan Ramadhan, menunaikan
ibadah haji ke Baitullah bila mampu, dan berusahalah untuk menunaikannya bila
sekarang mampu melaksanakannya.
31. Hendaklah engkau senantiasa menyertai dirimu dengan niat
jihad dan mencintai mati syahid. Persiapkanlah dirimu untuk itu kapan saja bila
kesempatan itu tiba.
32. Hendaklah engkau senantiasa memperbaharui taubat dan
istighfarmu. Jaga diri dan berhati-hatilah terhadap dosa kecil, apalagi
dosa-dosa besar. Sediakanlah untuk dirimu waktu khusus sebelum tidur untuk
mengintrospeksi diri terhadap apa-apa yang telah kamu lakukan, yang baik maupun
yang buruk. Bersungguh-sungguhlah dalam memperhatikan dan memelihara waktu,
karena waktu adalah kehidupan. Janganlah engkau gunakan – sedikitpun – waktumu
untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Dan waspadalah (jangan ceroboh) terhadap
hal-hal yang syubhat, agar tidak tercebur ke dalam kubangan yang haram.
33. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kemampuanmu
dengan sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan.
Hendaklah engkau bersungguh-sungguh memerangi nafsumu, agar dapat dengan mudah
mengendalikannya. Hendaklah engkau menundukkan pandangan, mengendalikan emosi,
dan memerangi selera-selera rendah dari dorongan naluri-jiwa(insting). Dan
selalu mengarahkannya kepada yang halal lagi baik, serta membentenginya dari
hal yang haram dan tercela, dalam keadaan bagaimanapun.
34. Hendaklah engkau menghindari sejauh-jauhnya dari arak
(khamar), dan segala makanan dan minuman yang memabukkan, segala yang
melemahkan sejauh-jauhnya.
35. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan orang jahat,
persahabatan yang rusak dan tidak bermoral, dan jauhilah tempat-tempat maksiat
serta dosa.
36. Hendaklah engkau memerangi tempat-tempat iseng (hiburan)
yang sia -sia dan haram, jangan sekalikali mendekatinya, serta jauhilah segala
gaya hidup glamour (mewah) atau bersantai-santai.
37. Hendaklah engkau mengenali atau mengetahui anggota
katibahmu satu per satu dengan sempurna (pengetahuan yang lengkap), dan
kenalkan juga dirimu pada mereka dengan selengkapnya. Tunaikanlah hak-hak
ukhuwah mereka dengan seutuhnya, hak kecintaan dan kasih sayang, penghargaan,
pertolongan dan itsar. Hendaklah senantiasa engkau menghadiri majelis
(pertemuan) mereka, dan tidak absen kecuali udzur darurat yang tidak dapat
dielakkan. Dan hendaklah engkau berpegang teguh sikap itsar dan memprioritaskan
mereka dalam pergaulanmu.
38. Hendaklah engkau menghidari hubungan dengan organisasi
atau jamaah manapun, bila hubungan tersebut tidak membawa maslahat bagi
fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.
39. Hendaklah engkau menyebarkan da’wahmu disemua tempat,
dimanapun, dan memberikan informasi kepada pemimpin tentang segala kondisi yang
melingkupimu. Janganlah engkau berbuat sesuatu yang berdampak strategis kecuali
dengan seizinnya (pimpinan).
40. Hendaklah engkau senantiasa menjalin hubungan baik,
kontak ruhani dan operasional (‘amali) dengan pimpinan dan Jamaah.
(Sumber : Buku Risalah Dakwah Hasan Al Banna Jilid.1)
HIKMAH DIBALIK MUSIBAH BAGI AKTIVIS DAKWAH
oleh : Abdul Hajad A. Md
“Wahai saudara-saudaraku. Jalan dakwah itu dikelilingi oleh
“makaruh” (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara,
dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau
menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah ada dalam perhitungannya.
Dan barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang
menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yang terang
dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan
para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang
pertama kalinya sampai sekarang ini… “(Dr. Abdullah Azzam)
Sahabat, begitu tidak terasa 3 tahun berlalu bergelut dalam
dinamika dakwah kampus. Sebuah aktivitas perjuangan yang melelahkan tapi begitu
nikmat dan indah dirasakan. Aktivitas yang tidak semua orang merasakan, hanya
orang-orang pilihanlah yang akan merasakannya. Dakwah merupakan tugas mulia dan
hanya orang-orang yang menginginkan kemuliaan yang akan berani mengembannya
apapun konsekuensinya. Tidak terasa status sebagai mahasiwa telah menghilang
dalam diri ini terputuslah juga amanah-amanah dikampus sebagai aktivis. Karena
memang regenerasi harus berlanjut dan dakwah kampus membutuhkan semangat baru,
energy baru dan perjuangan baru yang lebih progresif sesuai kebutuhan dakwah
masa kini.
Teringat masa-masa indah saat mengarungi perjuangan ini
dengan sahabat terbaik. Membuka lembaran baru dan membuat catatan perjalanan
hidup yang lebih bewarna sungguh begitu nikmat. Selama 3 tahun bergelut didunia
dakwah kampus sedikit akan coba saya bagi pengalaman yang dapat diambil
hikmahnya dari manis sampai pahit. Cita rasa dakwah kampus begitu sulit untuk
dilupakan dalam memori ini mengingat begitu banyak hal-hal baru yang edukatif
saya dapatkan. Ada hal indah dan bahagia ada juga hal buruk dan menyedihkan
begitulah cita rasanya. Nikmatnya kebersamaan dijalan ini begitu terasa, rasa
kepedulian terhadap sesama selalu dijaga, halangan dan rintangan datang
menghadang silih berganti tidak pernah berhenti kami hadapi dengan ketegaran
dan semangat juang. Musibah dan cobaan selalu menghampiri datang dan pergi
hingga banyak sahabat saya yang harus berguguran dijalan ini.
Mereka yang dulunya begitu militan dan sitiqomah harus kalah
dikarenakan ujian, cobaan dan musibah yang datang tak kenal henti menghampiri
mereka. Meskipun tidak semua kalah tetapi begitu banyak yang harus mundur dan
terpental dari trek jalur dakwah dengan alasan karena kondisi yang tidak
memungkinkan dan permasalahan keluarga ataupun permasalahan lainnya. Semangat
yang mulai melemah, orientasi yang mulai terbelah antara dakwah dan kuliah,
antara dakwah dan keluarga, antara dakwah dan kerja begitu banyak juga begitu
sulit untuk diuraikan. Padahal seharusnya semua bisa berjalan beriringan dan
seimbang jika dimanage dengan baik dan dengan kejernihan pikiran. Selama ini
memang permaslahan internal individu dikalangan para kader dakwah dikampus
masih menjadi masalah yang sulit untuk bisa diselesaikan. Karena banyak sahabat
dakwah saya dikampus yang menutupi dan tidak mau berbagi keluh dan kesah
mungkin merasa tidak mau membebani orang lain atau apapun saya tidak tahu.
Sehingga permaslahan itu di emban sendiri tanpa ada yang mengetahui baik rekan
sesama aktivis juga orang-orang terdekatnya seperti murobi/ahnya.
Sahabat, banyak rekan-rekan dakwah saya yang berguguran
dijalan ini disebabkan mendapatkan ujian, cobaan dan musibah dari yang ringan,
berat, sampai yang sangat berat sekali yang mungkin bila saya yang merasaknnya
tidak tahu apa yang terjadi. Saya begitu beruntung dikarenakan musibah dan
cobaan yang saya alami tidak begitu rumit dan berat seperti rekan-rekan saya
yang alami. Kadang diri ini malu jikalau harus kalah dan mundur dari dakwah
hanya karena permasalahan yang saya dapati. Rekan- rekan saya begitu variatif,
ada yang ibunya sakit parah dan harus dioperasi yang membutuhkan biaya begitu
besar, ada yang orang ayahnya terkena penyakit jantung dan dioperasi, ada yang
orang tuanya terlilit utang rentenir, tidak diijinkan berorganisasi dikampus
disuruh fokus kuliah oleh orang tuanya, ada yang tidak punya biaya dan miskin
secara keluarga, ada yang terkena musibah tertabrak motor, dan sampai yang
kehilangan motor bahkan laptop.
Bagi saya ujian, cobaan dan musibah bagi seorang aktivis
dakwah merupakan sunnatullah dari konsekuensi hakekat perjuangan sesungguhnya.
Dimana Allah akan memberikan sesuai dengan kadar kemampuan setiap muslim.
Tinggal bagaimana kita bisa menyikapi ujian tersebut dengan bijak dan penuh
kesabaran. Menurut Dr. Najib Ibrahim musibah itu ibarat tamu yang tidak
akan lama mampir, jadi sambutlah tamu tersebut dengan senyum dan penuh
kesabaran ada didalam bukunya “tausiyah untuk para aktivis islam”.
Ujian bagi seorang aktivis seharusnya dijadikan bumbu penyedap perjalanan
dakwahnya karena memang yang namanya perjuangan sudah pasti akan banyak ujian
dan cobaan yang menerpa. Bisa jadi ujian yang diberikan oleh Allah SWT sebagai
tahapan peningkatan keimanan dan ketakwaaanya sehingga dengan ujian tersebut
Allah memberikan kemuliaan yang tinggi kepadanya.
Setiap manusia memang diberikan musibah dan cobaan oleh
Allah berbeda-beda semua sudah sesuai dengan ketentuannya. Maka dari itu kita
harus tetap bersabar dan berhuznudzhon bahwasannya Allah SWT memberikan kita
musibah sebagai penggugur dosa-dosa kita, sebagai pengingat sehingga kita
senantiasa muhasabah diri . Dengan adanya cobaan dan musibah kita bisa menjadi
orang-orang yang senantiasa bersyukur dan bersabar. Berlapang dada atas setiap
hal yang didapati mungkin dengan kesabaran akan tertanam sifat kuat dan teguh
dalam setiap permasalahan. Dalam sebuah hadits shohih yang pernah saya baca setiap
musibah yang diterima setiap musilm tidak lain sebagai penghapus dosa meskipun
itu hanya tertusuk duri. Jadi sekecil apapun musibah yang kita terima
bahwasannya semua telah dijelaskan sebagai penghapus dosa-dosa kita. Insya
allah dengan begitu kita akan lebih baik lagi dan senantiasa berhati-hati dalam
mengarungi perjuangan hidup ini terutama untuk para aktivis dakwah.
Sahabat, yakinlah akan janji Allah dalam firmannya “Hai
orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7). Coba
juga kita fahami dan ambil ibroh firman Allah berikut ini “Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya
pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
(QS al-Baqarah : 214). Dua ayat diatas jelas sekali untuk bisa kita ambil
kesimpulannya dan meyakini bahwasannya setiap musibah dan cobaan yang kita
alami akan ada pembelajaran dan hikmah yang bisa dijadikan pijakan dalam
mengarungi dakwah ini. Sesungguhnya pertolongan Allah itu amatlah dekat, ujian
yang Allah berikan kepada kita sebagai bentuk kecintaan dan rasa kasih sayang
kepada setiap hambanya.
Yakinlah sahabat, Allah SWT memberikan musibah pasti sepaket
dengan jalan keluar solusinya karena Dialah yang maha pengasih dan penyayang.
Tidak ada yang tidak mungkin baginya semua akan indah pada waktunya nanti
sahabat. Tetaplah kalian tersenyum hadapilah cobaan dengan kesabaran dan
kelapangan dada. Tetap teguhlah dalam barisan perjuangan dakwah ini, jangan
pernah kendur dan mundur apapun halangan, rintangan dan cobaan yang menghampiri
yakinlah akan janji Allah dan pertolongannya. Renungkanlah ayat berikut ini
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu” (QS Fushshilat : 30)
Sahabat, coba kita lihat sejarah dan kisah para pendahulu
mujahid dakwah ini. Perjuangan mereka tidak mudah, mereka memperjuangkan agama
ini tidak hanya dengan tenaga, pikiran dan materi tapi juga dengan nyawa
mereka. Lihat perjuangan KH. Zainal mustafa yang harus rela nyawanya hilang
karena menolak menyembah matahari sedangkan pra kiyai dan santrinya waktu itu
banyak yang ikut menyembah matahari atas tekanan penjajah jepang waktu itu
dikarenakan takut mati. Perjuangan Adnan Oktar atau yang sering kita sebut
Harun Yahya yang begitu heroik dan fantastis, makar-makar musuh begitu dahsyat
beliau rasakan dari dipenjara, disetrum, disiksa dan bahkan sampai dimasukan
dalam rumah sakit jiwa dengan alasan yang tidak rasional. Perjuangan Syekh
Ahmad Yasin dalam menjaga semangat jihad dan perlawanan terhadap zionis demi
membela palestina dan kesucian agama ini meskipun cacat secara fisik tetap
digarda terdepan hingga ajal menjemputnya sebagai syuhada. Beliau tidak
sedikitpun gentar hingga syahid ketika dibombardir tentara zionis laknatullah
yahudi israel.
Perjuangan panglima besar Jendral Soedirman ketika memimpin
perang geriliya melawan imprealis demi kemerdakaan negeri ini dalam kondisi
sakit parah hingga ditandu tapi tak sedikitpun semangatnya melemah. Kisah
mujahid dakwah syahid Hasan Al Banna pendiri jamaah ikhwanul muslimin yang
begitu fenomena meskipun banyak menerima ancaman pembunuhan, beberapa kali
keluar masuk penjara dan intimidasi sedikitpun tidak melemahkan semangatnya
hingga dibunuh dengan kejam kesyahidan akhirnya ia dapati. Syekh Abu A’la Al
Maududi seorang mujahid dakwah dari pakistan yang begitu konsisten menyuarakan
syariat islam dan menegakkan cahaya islam dibumi pakistan. Meskipun makar-makar
dan fitnah dari musuh-musuh islam tidak pernah berhenti menerpanya. Ketika
beliau sakit dan harus menggunakan kursi roda tidak pernah sedikitpun melemah
dan kalah beliau tetap bergerak dan terus bergerak hingga ajal menjemputnya.
Perjuangan sultan Muhammad Al Fatih dalam menaklukan kota
konstantinopel, beliau berperang selama 54 hari perang. Mengorbankan
beribu-ribu pasukan mujahidin dan umat islam terbaik kala itu hingga berhasil
ditaklukannya kota tersebut. Sayyid Quthb harus dihukum gantung karena
mengeritik pemerintah sekuler mesir saat itu dipimpin oleh Gamal Abdu Nasser
seorang diktator komunis anti islam. Beliau menolak meminta maaf demi menjaga
kemuliaan agama ini karena beliau yakin apa yang dilakukannya merupakan sebuah
kebenaran. Begitu idealismenya mereka, halangan dan rintangan yang menghadang
tidak sedikitpun menegendurkan semangat perjuangan ini. Kita lihat sahabat
apakah cobaan dan musibah yang kita alami seberat mereka para pendahulu dakwah
ini. Saya belum membahas kisah perjuangan generasi awalun para sahabat
Rasulullah SAW dan para tabiin dalam menegakkan agama ini. Agama ini diperjuangkan
dengan pengorbanan dan perjuangan, totalitas dan loyalitas, militansi dan
idealisme tinggi.
Sahabat, musibah yang kita alami tidak seperti para
pendahulu kita dijalan ini, mereka mendapatkan ujian yang begitu diluar
raionalitas kita. Tetapi apakah mereka kalah? tidak sahabat, mereka tetap teguh
dijalan ini. Dimanapun nanti kita berada, apapun yang terjadi, ada ataupun
tiadanya kita, dakwah harus tetap dikumandangkan dan dakwah harus menjadi
aktivitas rutinitas bagi kita semua. Dakwah adalah satu-satunya solusi bagi
setiap problematka hidup ini. Dengan dakwah setiap manusia akan menyadari
fitrahnya dan akan senantiasa menjaga dirinya dari hal-hal yang buruk. Dakwah
harus tetap ditegakkan sebagai perisai dan pemberi cahaya bagi umat manusia
yang saat ini banyak tersesat dan jauh dari nilai-nilai agama.
Sahabat, tetap bekerjalah untuk islam dimana kalian akan mendapatkan hasilnya
diakhirat nanti insya Allah sebagai penghuni syurganya kelak sebagai balasan
dari perjuangan dakwah selama hidup didunia. Jangan pernah kalian kalah,
yakinlah semua akan indah pada waktunya nanti. Salam perjuangan dari saya
semoga kita semua bisa istiqomah dalam mengarungi perjuangan dakwah ini. Amin,
wallahu’alam.
5
KEKUATAN KEGEMILANGAN DAKWAH KAMPUS
”Berjuanglah untuk kebaikan dan kebenaran, sepahit dan
sesulit apapun. Bersatulah dalam jama’ah, sebenci dan sekecewa apapun, karena
berjama’ah lebih baik daripada sendirian. Bangkitlah ketika jatuh dan jangan
menyerah. Peganglah prinsip kita selama itu benar. Bertaushiahlah setiap saat,
agar saudaramu merasa memiliki dan dimiliki. Jangan tinggalkan yang
dibelakangmu, tunggu dengan kesabaran dan keikhlasan.” (syahid hasan al banna)
Dakwah mengajarkan kita tentang ukhuwah, kasih sayang,
kebersamaan dan perjuangan juga pengorbanan. Lika-liku perjalanan dakwah begitu
indah untuk dirangkai dalam kata-kata. Dimana tawa, canda, derita,
bahagia, tangisan, tetesan darah dan air mata sulit untuk dihapuskan dalam
memori hidup bagi seorang aktivis dakwah. Itulah yang saya rasakan selama 3
tahun berkecimpug dalam dunia dakwah kampus. Bertemu dengan orang-orang sholeh
dan sholeha yang senantiasa menasehati dan mengingatkan ketika lupa dan salah.
Bertemu dengan orang-orang idealis yang bangga akan keislamannya.
Berjumpa dengan sahabat-sahabat muslim terbaik dalam mengarungi kerasnya hidup
saat ini dimana sistem sekuler begitu terasa dan ghowzul fikri dimana-mana.
Dinamika dakwah kampus memang ada keunikan tersendiri. Tidak
semua mahasiswa beruntung seperti saya yang tercebur dalam dunia dakwah kampus.
Saya menyadari masih banyak orang-orang sholeh diluar sana yang layak
mendapatkan porsi perjuangan sebagai aktivis dakwah dikampus. Hanya saja memang
fenomena saat ini semakin jarang dan sangat minim mahasiwa-mahasiwa yang mau
dan ingin terjuan dalam dunia dakwah kampus dengan banyak problematika dari
yang takut nilai jelek, takut ikut aliran sesat dan lainnya. Lagi-lagi ini
masalah hidayah Allah dan kesadaran individu yang belum terbangun pada diri
pemuda-pemudi muslim saat ini. Mereka telah terbuai dengan budaya permisifme
dan hedonisme bahkan pemikiran atheisme telah banyak menjangkiti mereka
sehingga mereka tidak perduli dengan agama dan nilai-nilai spiritual.
Dakwah kampus tidak hanya harus diisi oleh orang-orang yang
faham manhaj harokah saja tanpa memahami hakekat dakwah sesungguhnya. Karena
kekuatan dakwah kampus sesungguhnya adalah terdapat pada internal lembaga
dakwah dikampus yaitu tanzhim dakwah. Ketika struktural dakwah berfungsi dengan
baik, kesatuan gerak antar lini strategis berjalan solid dan terkoordinasi maka
akan terjalin kekuatan integral gerak dakwah secara kompleksitas yang disebut
sinergisasi. Selama ini permaslahan dakwah kampus terletak pada problematika
internal dalam tanzhim kampus dikarenakan para aktivis yang bergerak dalam
dakwah kampus banyak yang menyepelekan masalah-masalah internal organsiasi.
Seperti kesatuan ruh visi dan misi, ukhuwah, kasih sayang dan kepedulian
terhadap rekan-rekan sesama aktivis dakwah.
Itulah yang menyebabkan kelesuan dan mudahnya perpecahan
terjadi dalam tubuh lembaga dakwah kampus sehingga gerak dakwah mereka tidak
lagi terkontrol dengan baik. Masalah 3 k (komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi)seakan
menjadi hal yang klasik untuk dibahas sehingga kesatuan gerak tidak berjalan
dengan baik. Ruh kebersamaan memudar, sikap simpaty juga empty terbuang, dan
rasa kasih sayang menghilang. Mereka bergerak tanpa didasari kepedulian dan
kesatuan gerak yang terkoordinasi dengan baik. Budaya bergerak dan jalan
sendiri-sendiri, masing-masing ingin berjuang atas keegoisan, malas
berkomunikasi dan lebih suka otoriter dengan ide-ide yang digelontorkan. Tidak
suka menerima masukan dan lebih mengedepankan kesombongan sehingga sulit untuk
berjamaah dan menerima hasil syuro.
Beberapa indikator yang saya sebutkan diatas banyak dialami
lembaga dakwah kampus belakangan ini. Karena banyak aktivis-aktivis hebat dalam
hal individualitas saja tetapi tidak secara kolektivitas. Padahal sangat sulit
jikalau sebuah organisasi dakwah hanya mengandalkan kerja satu orang saja tanpa
kerja bersama. Dakwah ini begitu berat jika hanya diemban perorangan tanpa
konsep berjamaah. Dakwah kampus harus dikerjakan secara berjamaah dalam
struktural yang rapih, harmonis, dan dinamis tidak statis. Semua berjalan
sesuai dengan fungsionalitasnya masing-masing sehingga dakwah bisa berjalan
dengan kekuatan dan kegemilangan. Dinamisasi antar struktural dan sinergisasi
antar personal akan memudahkan eskalasi dan manajerial pergerakan dakwah.
Bagi saya yang ada 5 kekuatan yang mesti diprioritaskan
sebagai hal fundamental dan tidak dapat dipisah-pisahkan yang membuat dakwah
dikampus bisa tegak dan tetap bertahan dalam dinamika perjuangan dakwahnya
yaitu sebagai berikut akan coba saya paparkan.
1. Kekuatan Niat dan semangat
Niat dan semangat menjadi tingkatan pertama dalam setiap individu
mengarungi dakwah, dikarenakan dengan niat dan semangatlah keistiqomahan akan
senantiasa tetap terjaga. . Kekuatan niat adalah keharusan yag mesti dimiliki
para aktivis dakwah. Karena niat adalah sebuah orientasi yang mesti tetap
dijaga sebagai ikrar dan semangat pertama dalam mengarungi perjuangan dakwah.
Niat yang didasari kepedulian dan keikhlasan hanya karena mengharap ridho Allah
SWT. Lihat hadits berikut in tentang kekuatan niat “Barang siapa yang meminta
kepada allah swt untuk memperoleh mati syahid dengan sebenarnya niscaya Allah
akan mengantarkannya pada kedudukan orang-orang yang mati syahid walaupun ia meninggal
diatas tempat tidur” (HR. Muslim).
Niat bisa dikaitkan dengan masalah komitmen, karena sebuah
komitmen akan didahului dengan niat. Maka untuk mengukur komitmen perjuangan
seorang aktivis dalam mengarungi dakwah ini akan dilihat dari niatan awalnya.
Saat ini banyak aktivis yang kalah ditengah perjalanan karena masalah sepele.
Itu bsemua disebabkan awal dari tujuan atau niat si aktivis tersebut apakah
benar atau salah, lurus ataupun melenceng. Semua akan mudah terlihat seiring
perjalanan waktu. Seleksi alam akan terlihat mana yang niatnya tulus
karena memang ingin berjuang mengharap ridho Allah dan mana yang berniat karena
hal lain seperti jabatan, wanita atau lainnya.
2. Kekuatan Ukhuwah
Ukhuwah didefinisikan sebagai persaudaraan dalam persatuan dan kesatuan.
Dakwah yang dibangun dengan kebersamaan dan kesatuan akan membuat bangunan
dakwah ini semakin kokoh dan tegak berdiri. Kemenangan dakwah kampus adalah ada
pada persatuan dan kesatuan juga kesolidan para pejuangnya. Mereka saling bahu
membahu dan beklerja sama saling menutupi kekurangan dan kelebihan
masing-masing personilnya.
“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan
kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah
dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian lebih
tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan tidak akan
menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan yang akan
menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan semangat,
beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran” (hasan al
banna)
3. Kekuatan Kasih sayang
Kasih sayang adalah sebuah penyikapan dan perasaan yang penuh dengan
nilai-nilai empaty dan kepedulian terhadap sesama. Ketika rasa kasih sayang
menyelimuti hari-hari para aktivis dakwah dikampus akan menciptakan budaya
saling menasehati dan menghargai antar sesama. Sehingga harmonisasi akan tetap
terjaga dan rasa kekeluargaan bisa terbina dengan baik. Tidak hanya kepada
sesama aktivis dakwah kampus saja tetapi dengan semua elemen masyarakat kampus.
coba sahabat ambil hikmah dari hadits beikut ini “Perumpamaan orang-orang
Mukmin dalam hal berkasih-sayang dan saling mencintai dan mengasihi di antara
mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa
sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak
bisa tidur dan demam” (Mutafaq ‘alaih)
4. Kekuatan Kebersamaan
Kebersamaan disini dimaksudkan sebagai kesatuan hati dan ikatan kekuatan
perjuangan dalam jalan dakwah. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, semua
sama-sama bekerja dan berkontribusi tidak saling melempar tanggung jawab.”Tiada
kemenangan tanpa kekuatan, tiada kekuatan tanpa persatuan, tiada persatuan
tanpa persaudaraan, dan tiada persaudaraan tanpa silaturahim dan kebersamaan”
(Jend. Soedirman). Kebersamaan akan menjadi tongkat penunjang bagi setiap
kelemahan para aktivis dakwah kampus. Dia akan senantiasa memberikan energy dan
nutrisi gizi yang baik yang akan senantiasa mengontrol semangat dan kekuatan
kolektif para aktivis dakwah kampus. Sinergisasi antar adk dan kolektifitas
dalam kerja akan terlihat ketika sikap kebersamaan senantiasa dijaga.
5. Kekuatan Perjuangan dan pengorbanan
Salah satu hal yang menjadi kekuatan dalam kegemilangan dakwah kampus yaitu
masalah perjuangan dan pengorbanan. Berapa banyak para aktivis yang kalah lalu
menyerah dan mundur dalam dakwah. Berapa banyak aktivis yang frustasi lalu
pergi meninggalkan dakwah. Berapa banyak para aktivis yang terlempar dengan kasar
karena tidak mampu berjuang dan berkorban. Itulah sebabnya perjuangan adan
pengorbana akan senantiasa menjadi tembok besar bagi para aktivis dakwah siapa
yang dapat melewati tembok besar tersebut maka dia akan berhasil sebagai
pejuang dakwah dan yang gagal sudah pasti terlempar sebagai pecundang.
Kemenangan terdapat dipihak yang mempunyai solidaritas lebih
kuat, anggota-anggotanya sanggup berjuang dan bersedia mati guna kepentingan
bersama. (ibnu khaldun). Para aktivis harus senantiasa mengambil porsi dalam
setiap perjuangan dan pengorbanan yang ada. Tidak boleh lemah dan kalah dengan
melempar tanggung jawab dan amanah ke orang lain. “Hidup ini adalah keyakinan
dan perjuangan, dan perjuangan mukmin sejati tidak akan berhenti kecuali kedua
telapak kakinya telah menginjak pintu syurga” (Syahid Hasan Al Bana)
Apabila 5 kekuatan diatas sudah tertanam dan teraplikasikan
dalam jiwa-jiwa aktivis kampus, insya Allah keistiqomahan dan keteguhan akan
ada pada mereka dan tertanam kuat sikap militansi. Dengan begitu perjuangan
dakwah mereka akan senantiasa berorientasi pada kemashlahtan untuk umat bukan
individu. Mereka akan mengedepankan kemaslahatan dari pada kepentingan pribadi
dan sikap egoismenya. 5 kekuatan ini akan mensinergikan gerak tanzhim
struktural kampus yang baik dan efektif. Orientasi perjuangan akan
mengedepankan prinsip jamaah dan gerak kolektif. Sehingga kegemilangan dakwah
bisa tercapai dan terealisasikan sebagai hasil yang baik untuk tegaknya cahaya
agama islam dan nilai-nilai islam dikampus.
Yakinlah sahabat kunci kemenangan dakwah ada pada keyakinan
dan keteguhan para pengembannya. Bahwasannya setiap perjuangan yang kita
lakukan tidak akan pernah sia-sia. Semua akan dicatat sebagai amal kebaikan
oleh Allah SWT sebagai bekal kita diakhirat nanti. Maka dari itu janganlah
kalian menyerah hanya karena kelemahan diri dan kelesuhan semangat.
Sesungguhnya para pendahulu kita telah mencontohkan keteladanan yang begitu
fenomenal dalam perjuangan ini. Dakwah ini tidak bisa hanya dikerajakan secara
individualis tapi harus secara kolektvitas. Dakwah ini juga tidak akan pernah
jaya ketika para aktivisnya hanya berorientasi pada hasil dan pencapaian bukan
proses dan perjuangan yang membuat mereka selalu terburu-buru dalam bergerak.
Semoga senantiasa kita menjadi aktivis-aktivis yang selalu
bekerja dan berkontribusi untuk perbaikan umat tidak hanya sekedar retorika
ataupun mengedepankan egoisme semata. Diakhir tulisan ini mari kita ambil makna
dari perkataan seorang mujahi dakwah ”Seandainya ada 100 orang pejuang Islam,
pastikan salah seorangnya adalah kamu. Seandainya ada 10 orang pejuang Islam,
pastikan salah seorangnya adalah kamu. Seandainya hanya tinggal seorang pejuang
Islam, pastikan dia ialah kamu”(Abu al-A’la al-Maududi). Wallahu’alam..
Catatan
Perjalanan Seorang Aktivis Dakwah bag.2
BIDADARI TERBAIK UNTUK PARA PEJUANG DAKWAH
oleh : abdul hajad A.Md
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Ar-Rum: 21)
Merebaknya wabah virus merah jambu dikalangan aktivis dakwah
sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari fenomenanya saat ini terutama
dikalangan aktivis dakwah kampus. Ketika beberapa hari lalu saya mendengar 2
orang rekan saya sesama aktivis akan melangsungkan walimah dan ada yang sedang
berta’arufan dengan akhwat sesama aktivis organisasi dakwah dikampus. Ketika
awal mendengar berita tersebut kegalauan, kaget dan bingung yang saya
rasakan, seperti tersambar petir di siang bolong. Kadang saya merenung
harus menanggapinya seperti apa berita ini meskipun dibalut rasa bahagia
. Tapi itulah realitas dengan berhuznudzhon memang ini skenario Allah semoga
saja proses yang mereka jalani sesuai dengan syariat.
Perasaan saling mencintai memang sudah menjadi fitrah bagi
setiap manusia. Karena memang mereka diciptakan berpasang-pasangan, ada wanita
dan pria ada ikhwan dan akhwat, ada suami dan istri dan sebutan lainnya. Cinta
sebuah ungkapan prakata yang dahsyat bila diucapkan dengan kesungguhan dan
ketulusan. Definisi cinta juga beragam banyak orang mengartikannya karena
memang cakupannya luas. Perasaan cinta tidak hanya tertuju pada lawan jenis
saja tapi semua orang yang memang membutuhkan rasa cinta dari kita terutama
sesama muslim. seperti hadits berikut : “Tidak beriman seseorang di antara kamu
sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) seperti ia
mencintai dirinya sendiri”. (HR.Bukhari Muslim)
Namun budaya virus merah jambu yang menjangkiti para aktivis
dakwah sudah semakin meluas dan tak terkontrol. Hal-hal yang diluar koridor
syar’ipun mulai dilanggar terang-terangan dan terexpose diluar kalangan para
aktivis dakwah. Yang lebih parah lagi sebab virus merah jambu membuat semangat
dakwah dan militansi malah memudar dari budaya syuro yang tidak jelas arahnya
hingga aktivitas-aktivitas dakwah yang mulai dibaluti perasaan-perasaan
romantisme semu. Merebaknya slogan romantisme dalam balutan profesionalisme dan
lainya sampai budaya sms ria hingga larut malam sudah tidak asingl lagi terdengar
. Ini semua tidak hanya terjadi dikampus saya dan beberapa kampus saja, tapi
info yang saya dapat hampir mayoritas aktivis kampus terjangkit virus merah
jambu.
Jika coba kita cermati maka bisa dipastikan penyebab salah
satunya kemunduran progresifitas dakwah kampus belakangan ini adalah masalah
virus merah jambu. Para aktivis telah kehilangan identitasnya, orientasinya
tidak lagi lurus dan pergerakannya tidak lagi diatas kebenaran. Kegemilangan
dan kecemerlangan dakwah mulai memudar. Semangat dakwah yang harusnya
ditujukkan untuk kemuliaan agama dan umat berubah menjadi pragmatisme
individualistik. Ternyata benar nasihat ustadz Ihsan Tandjung “Bagaimana
mungkin seorang aktivis dakwah yang selalu menyuarakan agar muslimin kembali ke
jalan Allah dan menegakkan SyariatNya, lantas jadi pesakitan, hanya karena
masalah asmara yang sepele”. Dunia dakwah kampus saat ini banyak melahirkan
para aktivis pesakitan bukan para pejuang yang tangguh dalammengarungi
perjuangan dakwah saat ini.
Saya menulis sedikit curahan hati ini bukan berarti saya
yang paling benar dan suci dari segala dosa. Saya juga pernah merasakan dan
pernah terjangkiti virus merah jambu. Tapi memang itu semua balik lagi
kemasalah pemahaman dan tsaqofah para aktivis. Mereka yang belajar setengah-setengah
dan hanya menjadi aktivis abangan sudah dipastikan akan mudah terjangkiti virus
ini. Berbicara hati memang sagat sulit diterka dan dibaca oleh orang
lain,tetapi penyakit hati apapun itu bisa dicegah bahkan dihindari dengan
cara-cara yang solutif dan produktif. Sehingga dapat meminimalisasi merebaknya
dan meluasnya virus merah jambu dikalangan para aktivis dakwah kampus, karena
berbicara cinta tidak akan lepas dengan masalah hati.
Beberapa kali saya hampir dan bahkan mungkin sudah
terjangkiti virus ini ketika diawal terjun didunia dakwah kampus. Karena memang
pemahaman saya yang masih sangat kurang ditambah fase pembentukan yang tidak
terpola dengan marhalah yang sesusai saat itu sehingga levelisasi kader
tidak berjalan dengan baik. Membuat saya tidak maksimal dalam memahami manhaj
dakwah ini. Dari pengalaman itulah saya belajar dan belajar bahwasannya benteng
utama terkait perlawanan terhadap virus merah jambu adalah masalah kefahaman.
Orang yang sudah faham saja kadang masih kalah apalagi yang belum faham jika
dilogikakan seperti itu mungkin analogi yang tepat. dengan kefahamn aktivis
kampus akan mampu memfilter dan memiliki hujjah sehingga dia bisa mensortir
antara yang baik dan buruk. Antara kepentingan dakwah dan kepentingan pribadi
juga antara yang syar’i dan yang mengikuit hawa nafsu.
Perasaan saling mencintai seseorang diawali dari pandangan
bersimultan dan turun kehati terpendam dalam lama-lama menjadi sebuah bola
panas besar yang siap meledak kapanpun ketika sudah tidak bisa dikontrol lagi.
Dan apabila tidak segera dipadamkan bola tersebut maka akan keluar dan meledak
dengan tidak terkendalikan. Itulah perasaan cinta yang menggelayuti para
aktivis dakwah kampus saat ini danyang saya rasakan. Terkhusus para ikhwan yang
memang mudah tergoda dengan kecantikan dan keanggunan akhwat-akhwat sesama
aktivis dikampus. Dengan kesahajaannya, serba rapat,berjilbab panjang lebar,
berkacamata, bertutur kata lembut dan berwajah teduh menjadi sangat sulit mata
ini untuk menghindar dari melihatnya.
Ditambah kecanggihan teknologi saat ini sehingga memeprmudah
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar ikhwan dan akhwat yang tidak mudah
terdeteksi. Dengan fasilitas yang ada saat ini seperti facebook, twiter, yahoo
masanger dan lainnya yang membuat orang mudah mengakses informasi dan
berinteraksi dari satu orang ke orang lain meskipun tidak bertemu langsung.
Sehingga budaya tersebut sudah dipastikan akan sangat sulit membentenginya
selain dengan kefahaman akan keyakinan pada janji Allah SWT dalam firmannya
“Perempuan jahat untuk laik – laki jahat dan laki – laki yang jahat untuk
perempuan yang jahat. Dan perempuan yang baik untuk laki – laki yang baik dan
laki laki yang baik untuk perempuan yang baik.” (Qs. An – Nur : 26).
Teruntuk para ikhwan aktivis bersabarlah dan tetap
bersiagalah dalam barisan jangan sampai kendur da keluar jalur hanya karena
masalah percintaan. Kurangilah mendengar nasyid – nasyid romantis dan melow.
Perbanyaklah membaca kisah-kisah heroik para mujahid dakwah dan kisah-kisah
perjuangan para ulama-ulama terdahulu. Tokoh-tokoh perjuangan dakwah ini dimana
mereka tidak pernah kalah dalam dakwah selama nyawa mereka belum tercabut.
Sehingga dari kisah mereka kita bisa mendapatkan nutrisi dan gizi yang
baik untuk terus bergerak dalam perjuangan dakwah ini. Dengan demikian semoga
bisa mengurangi dan menghilangkan jiwa-jiwa cengeng dalam diri kalian semua
para aktivis.
Fahamilah manhaj dakwah ini dengan bersungguh-sungguh,
perbanyaklah tilawahmu,teruslah perbaiki kesolehanmu, janganlah kalian
tinggalkan halaqoh meskipun dalam keadaan sempit. Buang kebimbangan akan
masalah pendamping hidup karena semua sudah Allah skenariokan. Janganlah kalian
menebar janji pada akhwat-akhwat aktivis karena mereka begitu lemah. Teruslah
istiqomah dan berjuanglah hanya karena allah yang didasarai keikhlasan bukan
karena hal lain. Jangalah kalian kalah hanya karena masalah cinta. Dunia ini
begitu luas, dakwah ini begitu mulia, agama ini begitu suci jangan kau kotori
hanya karena nafsu belaka. Dakwah akan tegak ketika orang-orang yang
memperjuangkannya memiliki juga mempertahankan nilai-nilai kemuliaan, cara-cara
yang mulia, menjauhi kehinaan dan meninggalkan kelalaian.
Saya hanya berpedoman pada ayat diatas dan nasehat murobbi
saya terkait kisah cinta sayidina ali dan siti fatimah bahwasannya jikalau kita
mengiginkan seorang pendamping seperti seorang fatimah maka kita harus seperti
ali bin abi thalib begitupun sebaliknya. Kisah asmara dua insan yang
saling mencintai penuh dengan keteladanan dan kesyar’ian dimana bukan hawa
nafsu yang dikedepankan. Ketika kita mengiginkan wanita soleha sebagai
pendamping maka lihatlah diri kita ikhwah apakah pantas atau tidak untuk
berdampingan dengannya begitupun sebaliknya. Diakhir tulisan singkat ini saya
hanya berdoa dan berharap semoga Allah SWT memberikan bidadari-bidadari terbaik
untuk para pejuang dakwah terutama untuk saya sebagai pendamping dan penopang
diperjalanan dakwah ini kedepannya nanti.
KUAT
DAN BERTAHAN DIJALAN DAKWAH
“Teguh adalah nafas pejuang kebenaran sepanjang zaman mereka tidak hanyut
di air, tak hangus diapi dan tidak melayang diudara, tidak goyah oleh tumpukan
harta, kemilau tahta dan rayuan dunia. kiprah mereka hanya satu tetap teguh
dalam bergerak dan terus bergerak dalam keteguhan”( Ust. Rahmat Abdullah
)
Disadari atau tidak sebagai manusia kita mempunyai tugas
yang sangat berat yaitu sebagai penyeru manusia lain kepada kebenaran
(berdakwah). Sebuah tugas mulia namun amat besar yang dipercayakan
oleh Allah SWT. Dimana Gunung dan makhluk-makhluk lainnya tidak
sanggup mengembannya. Dakwah merupakan kewajiban yang harus diimplementasikan
oleh seluruh umat islam baik lelaki ataupun wanita. Dimana diharapkan setiap
muslim mampu bahu membahu mengokohkan bangunan dakwah ini hingga berdiri kokoh,
kuat dan bisa bertahan lama hingga hari akhir nanti.
Akan tetapi realitas saat ini banyak dijumpai fenomena yang
memperihatinkan dimana para pengemban dakwah semakin mengalami keterpurukan
dikarenakan beberapa indicator. Diantaranya kelemahan semangat
(futur),terburu-buru (selabatan), sikap frustasi, tidak meyakini fikrah,
meninggalkan manhaj, lupa akan tanggung jawab, amanah dan berbagai hal
lainnya. Ketidakteguhan para da’i dalam menjalankan amanah dakwah, sehingga
banyak yang berguguran dan kalah dalam perjuangan dijalan dakwah. Salah satu
sebab hal yang fundamental terkait fenomena ketidaktegaran para da’i dijalan
dakwah adalah factor persiapan dan pembekalan yang kurang memadai.
Mereka parada’i seperti berjuang tanpa persiapan dan bekal
cukup yang membuat mereka mudah menyerah dan kalah sebelum berjuang secara
totalitas. Fase pembentukan (takwin) kader dakwah yang tidak maksimal dan
optimal akan melahirkan rijal-rijal dakwah yang lemah. Diperlukan metode yang
baik berdasarkan segmentasi dakwah saat ini. Dimana diperlukan pola instrumen
yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Penyesuaian dan peremajaan metode
pembinaan dan polarisasi juga kajian strategi dakwah yang harus mengikuti
perkembangan zaman harus dikedepankan dalam setiap kebijakan dalam organisasi
dakwah saat ini.
Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh
orang-orang yang bersungguh-sungguh, teguh, kuat dan fenomenal dalam bergerak
disetiap perjuangan dakwahnya. Sehingga kegemilangan dakwahnya bisa
terealisasikan dan kemenagan terlihat nyata dimata. Sebut saja Keteguhan para
sahabat Rosulullah SAW, seperti abu bakaras shidiq, umar bin khatab, usman bin
affan dan ali bin abi thalib juga beberapa sahabat lainnya. Dimana fase dakwah
saat itu begitu penuh intimidasi dan tekanan bahkan ancaman pembunuhan dari
banyak fihak. Penyiksaan dan hinaan jadi makanan keseharian dalam perjuangan
mereka bahkan ada yang syahid karena penyiksaan yang begitu keji ketika itu.
Tapi apakah mereka melemah, menyerah atau kalah dan mundur dari perjuangan ini?
jawabannya tidak ikhwah, mereka tetap teguh dan istiqomah.
Maka dari itu untuk mempersiapkan rijal dakwah yang
memumpuni ada beberapa persiapan yang harus diperhatikan yaitu :
1. Persiapan Ruhiyah (spiritual)
Kematangan spiritual sangat penting bagi para pengemban
dakwah karena kematangan ruhiyah akan menjadi nutrisi energi dalam kerja-kerja
dan aktivitas dakwah. Tanpanya seorang da’i akan mudah goyah, kalah dan
menyerah ketika banyak menghadapi tekanan dan problematika dalam perjuangan
dakwahnya. Ruhiyah sebagai imunitas yang akan senantiasa mencharge, menjaga dan
menstabilan semangat dan pergerakan da’i dalam medan perjuangan dakwah.
2. Persiapan Karakter (prinsip)
Kebenaran lebih layak diikuti walaupun harganya
terlalu mahal dan menuntut pengorbanan yang besar.. (dr.fathi yakan). Prinsip
bagi da’i menjadi hal yang harus diperhatikan. Seorang pejuang dakwah harus
memiliki prinsip atau karakter yang kuat, tidak mudah goyah dan selalu istiqomah.
Karakter disebut juga sebagai idealisme yang membedakan antara pejuang dan
pecundang, orang yang amanat dan penghianat, penjahat dan pahlawan. Seorang
da’i harus berani mengatakan yang hak itu hak dan yang bathil itu bathil,
antara yang hitam dan yang putih, tidak mudah dilobi dan senantiasa kokoh pada
kebenaran.
3. Persiapan Tsaqofah (intelektual)
“Luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam
dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan
hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika
tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah,
jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai..” (Cahyadi Takariawan).
Seorang da’i haruslah memiliki pemahan dan ilmu yang luas dalam berbagai bidang
tidak hanya masalah kegamaan saja, meskipun pemahaman agama menjadi skala
prioritas. Karena da’i akan selalu dituntut memberikan solusi dan pencerahan
dalam setiap roblematika kehidupan saat ini. Dimana solusi yang diberikan
berlandaskan nilai-nilai islam dan berorientasi pada kemaslahatan dimasa yang
akan datang.
4. Persiapan Jasadiyah (fisik)
Muslim yang kuat lebih Allah sukai dari muslim yang lemah
(al hadits). Seorang da’i harus memiliki fisik yang sehat, jiwa yang kuat,
tidak pesakitan dan senantiasa keep moving (siap bergerak) setiap saat. Maka
dari itu dianjurkan untuk berolahraga dan berpola hidup sehat serta senantiasa
menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Baik lingkungan rumah, kerja,
pergaulan dan lainnya. Diharapkan seorang da’i memiliki fisik yang sehat dan
prima Sehingga aktivitas dakwahnya tidak memiliki hambatan, ketersendatan dan
terus bergerak secara progresif.
5. Persiapan Maliyah (material)
Setiap da’i diarahkan pada prinsip kemandirian dan kemapanan
dalam hal ekonomi. Berjiwa mandiri, berdiri dikaki sendiri, berjuang atas
dasar empati, dan menghilangkan rasa ketergantungan dengan orang/pihak lain.
Karena sebagai da’i wajib menjadi teladan bagi orang lain bukan malah menjadi
beban orang lain. Kemapanan da’i dalam hal materi memudahkan dalam eskalasi
gerak dakwahnya sehingga tidak terkendala masalah finansial (keuangan).
6. Persiapan Kompetensi (keahlian)
Seorang da’i diharapkan memiliki kemampuan dalam bidang
spesialis sebagai ajang kompetisi dan kompetensi dalam era globalisasi saat
ini. Dimana kompetisi dalam kehidupan saat ini begitu ketat. Degan menguasai
bidang spesialis profesi seperti dokter, politikus, it, konsultan dan lainnya
akan mempermudah para da’i masuk keberbagai lini strategis dalam tatanan
kehidupan sosial masyarakat saat ini. Jangan sampai da’i yang seharusnya
menjadi pilar kebangkitan islam tidak mampu bersaing dengan para antek
kapitalis dan zionis yang saat ini menguasai berbagai bidang keahlian.
Dakwah ini dibangun diatas perjuangan bukan kepututusasaan,
bukan oleh orang-orang yang lemah, orang-orang yang suka bersantai ria,
berleha-leha dan hanya berangan-angan saja. Dakwah ini harus disii oleh
orang-orang yang kuat yang memiliki visi dan misi idealis, mimpi-mimpi tinggi tanpa
henti yang tidak akan terbeli oleh apapun selain kemuliaan islam. Dakwah ini
akan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisasikan cita-cita, harapan dan
angan-angan mereka dengan kerja nyata bukan sekedar retorika, mujahadah dan
kekuatan tekad.
sudah saat kesadaran dan evaluasi dijadikan pedoman dalam
pergerakan dakwah kedepan sehingga para rijal dakwah senantiasa bergerak atas
dasar dan manhaj yang benar. Memiliki visi idealis dan pergerakan reformis
dalam setiap aktivitas dakwahnya. Sudah saatnya kebangkitan ini didengungkan
dan digelorakan oleh para rijal dakwah bahwasannya kemenangan akan segera
terealisasi ketika perjuangan dakwah ini didasari atas kesungguhan dan
militansi tanpa batas dengan tetap berharap ridho Allah SWT sehingga tidak
melenceng dari asholah dakwah sesungguhnya. Wallahu’alam…
Oleh : Abdul Hajad A.Md
KITA HARUS TERUS BERJUANG SAHABAT
Oleh : Abdul Hajad A.Md
“Aku merasa seperti baru berusia sembilan tahun. Tujuh setengah tahun jihad di
Afghanistan, satu setengah tahun jihad di Palestina, dan tahun-tahun yang
selebihnya tidak bernilai apa-apa..” (Dr.abdullah azzam)
Teringat masa awal gabung di organisasi rohis kampus yang
disebut Ldk (lembaga dakwah kampus) 3 tahun lalu kira-kira tahun 2009 bulan
februari. Muka polos ini, ketika itu saya baru masuk sebagai mahasiswa baru
disebuah kampus. Saya hanyalah seorang mahasiswa biasa yang mencoba mengarungi
dunia kampus yang katanya penuh dengan nilai-nilai intelektual dan moral dengan
optimisme tinggi. Ketika itu saya Berharap banyak hal-hal baru yang penuh
pembelajaran yang bisa saya dapatkan untuk menambah kedewasaan diri.
Tetapi kurang lebih 4 bulan bersosialisasi, berkawan dan
berdinamika dalam dunia kampus tidak ada yang spesial saya dapatkan. Semua
terlihat normatif hanya kekecewaan dan kemirisan yang saya dapatkan dimana saya
tidak melihat generasi-generasi intelektual yang terlihat tapi sekelompok
pemuda tanpa visi dan misi, juga tanpa mimpi. Mereka hanya sekelompok pemuda yang
tidak punya tujuan jelas dalam hidup, kuliah hanya dijadikan sarana untuk
bersenang-senang belaka. Budaya konsumtif, hedonistik dan apatis saya temui
dalam kesehariannya. Kuliah hanya sekedar dijadikan pengisi waktu senggang dan
tidak berarti sedikitpun meskipun tidak semua teman sekelas saya berfikiran
seperti tapi mayoritas hampir semua berpikiran seperti itu.
Tapi semua berubah ketika saya mulai gabung dan aktif di ukm
rohis yang disebut lembaga dakwah kampus dimana saya merasa ada kenyamanan dan
ketenangan meski diawal agak sulit beradaptasi dikarenakan background (latar
belakang) saya yang tidak terlalu agamis. Hari-hari terlalui dengan
tarbiyah islamiyah, keteladanan, kemuliaan dan kecemerlangan dalam
beraktivitas. Hikmah dan pembelajaran saya dapatkan dalam keseharian bergaul
dengan teman-teman rohis kampus. Pepatah lama mengatakan “bergaul dengan tukang
minyak wangi akan terbawa wangi, bersahabat dengan pencuri akan ikut menjadi
pencuri” lingkungan pergaulan sangat menetukan masa depan dalam menggapai mimpi
begitupun hadits nabi mengatakan demikian meskipun saya tidak tahu seperti apa
kata-kata haditsnya.
Kegemilangan hari-hari terlalui dengan mimpi-mimpi indah,
arah gerak penuh visi da misi kedepan dan idealisme kebanggaan akan islam
tertanam kuat dalam hati dan jiwa ini. Dari sekedar ikut-ikutan, berubah
menjadi simpatisan, berubah hingga menjadi pejuang dan ikut terjun dalam medan
dakwah kampus. Dengan penuh kebanggan saya mengikrarkan diri sekarang degan
lebel adk. Saya bukan hanya mahasiswa biasa yang kuliah pulang saja tapi
sebagai seorang aktivis dakwah kampus yag kesehariannya memikirkan permaslaahan
umat. Senantiasa berkontribusi dalam perbaikan umat dan melakukan
aktivitas-aktivitas positif demi syiar islam dikampus. kerja-kerja dakwah, kajian
keislaman dan ta’lim menjadi rutinitas agenda penting dalam kalender saya juga
rapat-rapat organisasi yang membahas arah gerak dan strategi dakwah dikampus.
Saya teringat perkataan seorang mujahid dakwah “Pilar-pilar
kebangkitan islam ada ditangan pemuda” (hasan al banna). Saya lihat dakwah
kampus identik dengan dakwah generasi muda. Generasi fresh yang memiliki visi
dan misi yang solutif, inovatif, kreatif, imajinatif dan bahkan spekulatif.
Sehingga banyak terobosan-terobosan dan hal-hal baru yang identik dengan
pergerakan reformis yang kadang sulit dijangkau oleh rasional akal manusia.
Dimana para pemuda yang melakoni dan menjadi pelakunya baik kaum adam dan hawa
senantiasa terlihat antusias dan idealis. Pemuda identik dengan gerakan
perlawanan karena ditangan pemudalah peradaban ini akan tetap bertahan dan
berubah menjadi lebih baik. Ditangan pemuda juga cahaya agama islam ini akan
tetap tegak hingga akhir nanti sejarah telah membuktikan itu.
Pertanyaannya pemuda seperti apa..? muhammad al fatih di diusia
24 tahun berhasil menaklukan konstatinopel, umar bin abdul aziz diangkat
menjadi panglima perang pada usia 21 tahun, panglima jendral sudirman memimpin
perang geriliya melawan penjajah diusia 24 tahun, harun ar rasyid memimpin
imperium raksasa yag terdiri dari 3 benua (afrika, eropa dan asia) diusia 22
tahun, hasan al banna mendirikan organisasi super besar al ikhwanul al muslimin
yang akhirnya tersebar di 70 negara pada usia 22 tahun.
Pemuda identik dengan jiwa revoluisioner dan dakwah kampus
adalah sarana juga aktivitas yang tepat untuk membangkitkan jiwa revolusioner
tersebut. Kampus adalah tempat yang kondusif untuk menempa militansi, membangun
potensi, mengupgrade diri dan melatih pemuda berkontribusi dalam segala hal
karena kampus disebut sebagai miniatur sebuah negara. Dimana ada masyarakat,
ada sistem politik, ada kehidupan sosial, ada regulasi (peraturan) dan lainnya
yang apabila kita definisikan kampus adalah sebuah kedaulatan negara dalam
eskalasi kecil.
Kampus juga sering dijadikan tempat yang idealis untuk
penyebaran fikrah (idiologi) dan perang pemikiran (ghowzul fikri) dimana setiap
pengusung idiologi tertentu berlomba-lomba mencari dukungan baik
komunis-sosialis, kapitalis-liberalis ataupun islam. Kelompok-kelompok kiri dan
liberal begitu banyak masuk dalam ligkungan kampus karena mereka faham
mahasiswa adalah target empuk dan sasaran tepat untuk meregenerasi
keberlangsungan idiologi mereka..
Dakwah kampus adalah perisai dan senjata perlawanan yang
seharusnya bisa jadi benteng penghalang dan pasukan penyerang setiap idiologi
sekuler tersebut. Menjadi penerang dari setiap tindakan dan perbuatan
melenceng (tidak sesuai dengan kebenaran/fitrah) yang dilakukan mahasiswa
belakangan ini seperti free sex, drugs, tindakan anarki dan sebagainya. Dakwah
kampus membentuk individu-individu muda muslim menjadi faham akan tujuan
esensial hidup mereka. mengembalikan mereka kepada ajaran agama dan mengenal
tuhan. Mengenal fitrah mereka sebagai seorag muslim, membentuk shaksiyah
islamiyah (pribadi muslim) yang berperilaku dan bertindak sesuai dengan cara
danilai-nilai islam.
Mahasiwa yangberlebel aktivis dakwah kampus juga diharapkan
mampu melakukan dakwah demi menjaga agama ini dan melakukan transformasi sosial
pasca dari kampus demi perbaikan dalam setiap tatanan kehidupan menuju
masyarakat sejahtera. Maka dari itu mahassiwa harus faham jikalau mereka adalah
geenrasi masa depan yang akan membawa perubahan bagi bangsa dan negara ini.
Dimana jika tidak ada nilai-nilai agama dalam jiwa mereka sudah dipastikan kehancuran
dan keterpurukan ada didepan mata mereka. Ketika tradisi-tradisi spiritual
menghilang dalam keseharian mereka akan terjadi yang namanya dekadensi moral
dan budaya demoralisasi.
Maka dari itu teruslah berjuang sahabat, umat sangat
membutuhkan kalian. Kalian adalah pilar-pilar kebangkitan islam, kebangkitan
sebuah bangsa dan negara, kebangkitan sebuah peradaban yang penuh dengan
nilai-nilai kebenaran. Ditangan kalianlah masa depan dan keberlangsungan
tegaknya cahaya agama ini. Ditangan kalianlah kemunafikan bisa dihapuskan dari
muka bumi. Ditangan kalianlah cahaya kebathilan bisa dipadamkan. Digenggaman
kalianlah masa depan yang penuh kecemerlangan dan kegemilangan akan terwujud.
Jalan ini memang penuh dengan onak dan duri batu terjal
selalu mengganjal akan tetapi apakah kalian lupa akan janji allah dalam surat
Muhammad ayat 7 “intanshurullah yan shurkum wa yutsabbit aqdamakum” (Jika kamu
menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu).
Cukuplah ayat ini kalian jadikan motivasi dan inspirasi dalam bergerak diranah
perjuangan ini. Memang tidak mudah sahabat! Tapi siapa lagi yang harus
mengemban amanah ini jika bukan kita ?? Apakah pemuda dan pemudi dipingiran
jalan, dimal-mal, bioskop-bioskop yang maaf harus saya katakan berpenampilan
dan berperilaku jahiliyah. Mereka yang tanpa mimpi, atau kita berharap kepada
para pecundang yang bergerak atas dasar pragmatisme semata.
Buanglah jauh-jauh ketakutanmu, hilangkanlah secepat mungkin
kegelisahanmu, tanamkanlah jiwa semangat perjuangan dalam dadamu. Pergerakan
dan kontribusimu akan mengubah peradaban ini, uluran tangan ikhlasmu akan
mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Bangkitlah ketika kau terpuruk,
bangunlah ketika kau terjatuh, lawanlah ketika itu tidak sesuai hati nuranimu.
Berdiamlah ketika orang lain sibuk bergerak dan bergeraklah ketika yang lain
berdiam sehingga dakwah ini bisa simultan, efektif, kontinue, berestafet,
tidak vakum, dan melemah. melainkan tetap bertahan dalam lingkaran
perjuangannya.
Kegemilangan didapatkan dengan perjuangan, perjuangan
digelorakan dengan kemuliaan dan kemuliaan diperjuangkan oleh para reformis
idealis yang tidak akan pernah menjual mimpi-mimpinya dengan apapun kecuali
untuk perubahan dan perbaikan dimasa depan. “Demi masa, sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang
beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling
menasehati dalam kesabaran.” (Qs. Al ‘Ashr :1-3). Wallahu’alam…
UJIAN SEORANG AKTIVIS
(Oleh: Siska Lis sulistiani, S.Sy / http://www.dakwatuna.com)
Bertambah kegalauan kaum musyrikin Mekah kala itu, saat
mengetahui masuknya kedua pembesar Quraisy yaitu Umar bin Khathab dan Hamzah
bin Abdul Muthalib masuk Islam. Tawaran diplomasi dari kalangan elit Mekah saat
itu ditolak oleh Muhammad Saw, yaitu menukar kegigihannya dalam menyebarkan
Islam dengan tiga hal (Harta, wanita dan tahta), yang dapat memukau semua mata
namun tidak bagi sosok Al-AminMuhammad Saw. Setelah kebingungan
menyelimuti kaum muslimin. Mereka pun mengadakan pertemuan di Darun Nadwah
untuk merumuskan strategi pembunuhan Muhammad Saw, namun mereka mengetahui jika
hal itu terjadi maka Bani Hasyim dan Bani Muthalib akan menuntut balas,
mengingat paham kesukuan pada saat itu sangat kental. Jelas lah hal ini membuat
kaum musyrikin Mekah memutar otak dan menyusun rencana yang jitu dalam memutus
rantai pergerakan dakwah Rasulullah Saw yang saat itu mulai dianut oleh
berbagai kalangan.
Maka disusunlah strategi yang akan digencarkan kepada kaum
muslimin agar membuat gentar dakwah Rasulullah Saw. Di sebuah lembah yang
subur, di wilayah Bani Kinanah, musyrikin Mekah berkumpul dan menyepakati
sebuah perjanjian. Di antara isi perjanjian itu adalah mereka bersekongkol
untuk tidak menikah dengan wanita Bani Hasyim dan Bani Muthalib (yang sebagian
besar adalah muslim), tidak melakukan jual beli dengan mereka, tidak masuk ke
rumah mereka dan tidak juga berbicara dengan mereka, hingga kedua suku tersebut
menyerahkan Rasulullah saw untuk dibunuh. Kesepakatan yang menurut Ibnul Qayyim
al-Jauziyyah dalam Zaadul Maad-nya itu, ditulis oleh Baghid bin
Amir bin Hasyim, dia lah yang di doakan Rasulullah saw hingga tangannya lumpuh.
Dengan adanya perjanjian ini maka kaum muslimin diembargo
dari sisi ekonomi dan sosial jelas hal ini tidak mudah, mengingat embargo ini
berlangsung selama tiga tahun lamanya. Bayi-bayi menangis kelaparan, bahkan penderitaan
mereka tergambar dengan kisah Sa’ad bin Waqash yang ketika itu hendak buang air
kecil, saat mendengar gemericik air kencingnya yang sepertinya banyak dia
begitu gembira. Setelah selesai ternyata suara gemericik itu berasal dari kulit
yang dia biarkan terpanggang di atas api supaya kering dan dapat dimakan. Dan
ternyata kulitnya menjadi sangat kering, sehingga terpaksa dia memakannya
bersama-sama air.
Namun dibalik kerasnya penderitaan muslim masa itu, Allah
pun menurunkan pertolongan-Nya dengan menggerakkan hati sebagian orang Quraisy
yang tidak menyetujui pemboikotan. Mereka ‘menyelundupkan’ makanan untuk kaum
muslimin. Di antaranya Hisyam bin Umar, Zuhair bin Umayyah, Muth’am bin Adi,
Abul Bukhturi bin Hisyam dan Zam’ah al-Aswad. Lima tokoh Quraisy ini memelopori
pembatalan pemboikotan. Sampai Akhirnya terjadi keajaiban dengan hancurnya
perjanjian yang ditempel di depan pintu Ka’bah itu yang hanya menyisakan lafazh
Allah saja.
Penderitaan itu tidak begitu saja hilang, para sahabat
seperti Bilal bin Rabah di tindih batu besar di tengah panasnya udara padang
pasir, keluarga Yasir pun menerima penyiksaan yang tidak kalah pedih, sehingga
menyampaikan sumayyah pada kematian dan menjadikannya syahidah pertama dalam
Islam. Penyiksaan itu pun terjadi pada masa orde baru dimana dengan mudahnya
orang-orang diculik dan bahkan dibunuh. Tak hanya di Indonesia, penyiksaan pun
terjadi pada para aktivis Islam di belahan dunia lain seperti Sayyid Qutb yang
dipenjara dan dieksekusi mati, Zainab al-Ghazali yang dipenjara dan
disiksa karena keteguhannya dalam menyampaikan dakwah, dan tanpa terkecuali
para muslimah yang berjuang mempertahankan hijab mereka tak sedikit mendapat
banyak intimidasi, seperti kisah Marwa al-Sharbini yang dibunuh di hadapan
pengadilan yang disaksikan oleh anak dan suaminya.
Para penentang dakwah ini, tidak pernah berhenti menghalangi
langkah para penyeru kebenaran, serangan itu dilakukan dengan mengintimidasi
secara dzahir maupun sirriy, dari menyebarkan
propaganda serta stigma terorisme terhadap jihad hingga menyebarkan paham
Sepilis (Sekuler, pluralis dan liberal). Hal ini lah yang menuntut kejelian
para pelaku dakwah agar mampu terus bertahan.
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci.” (As-Shaf: 8)
Jika kita mengukur sebuah kemuliaan dengan adanya kenikmatan
hidup, kecukupan, kelapangan dan bergelimangan harta. Jelas hal ini adalah
kesalahan besar, terlebih bagi para aktivis dakwah yang mengikrarkan dirinya
untuk memperjuangkan kalimah Allah, mengingat para pendahulu kita begitu dekat
dengan kemiskinan dan penderitaan, mereka menolak menggadai aqidahnya demi
keridhaan Rabbnya. Sudah takdirnya jika perjuangan itu begitu bersahabat dengan
penderitaan sebagai sebuah ujian akan kesungguhan dan membangun militansi
dakwah. “Laa rohata illa fil jannah” (tidak ada istirahat kecuali
kelak di syurga). Dan semestinya ujian itu dapat menambah keimanan seorang
aktivis mengingat tugasnya begitu panjang dan penuh dengan duri namun imbalan
yang akan menggantinya jauh lebih berharga dari dunia dan seisinya.
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan
suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah
akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (As-shaf: 10-12)
Selain itu terkadang pertolongan Allah dalam dakwah ini pun
dapat dijemput dengan berbagai strategi dakwah. Salah satunya berdiplomasi
dengan pihak non muslim selama dibutuhkan, serta selama tidak berdiplomasi
dalam urusan yang mungkar dan jelas hal tersebut bertujuan demi kemashlahatan
dakwah dan kaum muslimin secara umum. Dimana sabda Rasulullah saw, yaitu:
عن أبي هريرة قال
قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم وإن
الله يؤيد هذا الدين
بالرجل الفاجر
Dari Abi Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata: Telah
bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya Allah (bisa
jadi) menolong agama ini melalui perantaraan orang fajir” [HR. Bukhari
nomor 2897 dan Muslim nomor 111]
Dalam kaitannya dengan upaya musuh-musuh Islam untuk
menyerang umat Islam dan menyingkirkan da’i-da’inya dari muka bumi ini, maka
Islam mewajibkan kepada umatnya melalui nash-nash syar’i dan hukum-hukum fiqih
untuk menyatukan barisan kaum muslimin walaupun berada di wilayah yang berbeda.
Ujian seorang aktivis adalah sebuah konsumsi sehari-hari yang akan menjadi
pupuk terhadap suburnya keimanannya. Begitulah cara Allah Swt mendidik para
pejuangnya agar mampu menjadi orang-orang terpilih dalam mengemban amanah yang
bernilai investasi dunia akhirat.
MEMBANGUN
KOLEKTIVITAS, MENTALITAS, DAN MILITANSI DALAM JIWA AKTIVIS DAKWAH KAMPUS
oleh : abdul hajad
“Sesungguhnya allah mencintai orang-orang yang
berperang dijalannya dalam barisan yang teratur mereka seakan-akan seperti
bangunan yang tersusun kokoh..”( —Qs. As
shaff : 4 )
“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan
diarahkan kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata
mentaati Allah dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih
hati. Kalian lebih tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian
dan tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan
yang akan menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan
semangat, beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran.
(Syahid Hasan Al-Banna)
Melihat kondisi umat saat ini tidak selayaknya seorang
aktivis dakwah berleha-leha dan terlena dalam kesenangan duniawi. Dia harus
segera mungkin bangkit dari keterpurukan dunia dan senantiasa berada dalam
kondisi siap bergerak (keep moving) setiap saat. Karena umat sangat membutuhkan
kerja-kerjanya, membutuhkan pencerahan darinya dan membutuhkan uluran kasih dan
cintanya.
Seorang aktivis dakwah tidak boleh selalu memperioritaskan
kepentingan pribadi dari pada kepentingan umat dikarenakan ditakutkan akan
timbul sifat futur (lemah), menghindar dari dakwah dan kelalaian dalam jiwanya.
Dia akan terbuai dan lupa terhadap kepentingan dakwah ini, menghilangnya sikap
amanah, dan tanggung jawab dalam dirinya sebagai pembawa risalah. Dan juga ditakutkan
dia terjerembab dalam lubang cinta dunia dan takut akhirat (wahn).
Perjuangan seorang aktivis dakwah akan senantiasa ditunggu
umat ini. Umat yang tersesat dalam lubang kemaksiatan, umat yang terjerembab
dalam kehinaan dan ketidakberdayaan, umat yang terdiagnosa penyakit kronis
dahsyat yang hanya dengan cahaya islam penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Kemujahadahan dalam keseharian seorang aktivis dakwah menjadikannya
cahaya-cahaya penerang ditengah kegelapan, menjadikannya pahlawan ditengah
gemuruh perang idiologi sekuler saat ini, menjadikannya pemberi peta petunjuk
jalan bagi kesesatan, menjadikannya pilar-pilar penyanggah bangunan besar
kebangkitan islam yang kokoh dan kuat.
Dakwah kampus dakwah yang perlu inovasi, spekulasi dan
imajinasi, berintegrasi antar satu sama lain, dan sinergisitas antar lini dalam
struktural. Maka dari itu membutuhkan kerja kolektif dan interaktif dalam
implementasinya. Bangunan kokoh ini tidak bisa hanya dibangun oleh satu atau
dua orang tapi memerlukan banyak sdm yang menyanggahnya, aktivis-aktivis
yang punya niat tulus, ikhlas dan istiqomah dalam perjuangan.
Tentunya mentalitas dan loyalitas harus selalu dijunjung
tinggi para pelaku dakwah kampus. Lingkungan Kampus yang heterogen dan beraneka
ragam individu mengharuskan aktivis kampus selalu mencari solusi dari setiap
problematika dakwah yang mereka hadapi. Mereka membutuhkan ide-ide cemerlang
dari para rekan-rekan dakwahnya. Tentunya semakin banyak orang semakin banyak
pemikiran dan ide-ide terlontar.
Medan dakwah kampus yang menantang akan sulit diemban hanya
dengan segelintir orang tanpa visi dan misi, tanpa prinsip yang kuat dan
semangat yang dahsyat. Dakwah kampus harus dibangun diatas idealisme kuat para
aktivisnya, medan yang heterogen dan menantang membutuhkan orang-orang
yang memiliki semangat tanpa batas, militansi tiada mati dan pergerakan yang
tiada henti. Menancapkan nilai-nilai idealisme dalam tubuh aktivis kampus
memang tidak mudah, akan tetapi akan lebih sulit lagi jika tidak dibangun dari
awal.
Itulah sebabnya mereka semua harus ditempa dalam lapangan
perjuangan sesungguhnya bagaimana mereka bisa mengambil setiap persitiwa
sebagai bahan pembelajaran mereka. Pelatihan totalitas dan loyalitas senantiasa
dikedepankan sebagai pembelajaran untuk mereka dan refrensi dalam landasan
pergerakan yang lebih progresif. Ketika totalitas dan loyalitas terbentuk dan
terpasung didada mereka, sudah diapstikan sikap militansi perjuangan akan
terbangun dengan sendirinya dijiwa para aktivis kampus.
Ketika seorang aktivis kampus yang masih belum berpengalaman
atau hasil rekrutan kampus dibina dengan benar dan didik dengan matang tentu
inputan tarbiyah dan pembentukan fikrah akan menjadikanya aktivis sesungguhnya.
Memahami metode pergerakan dan akan menjadi bagian dari kontribusi perjuangan
tidak hanya mendukung tapi ikut terjun dilapangan. Tidak mencla mencle, apatis,
lemah, penakut dan juga manja.
Sayyid Quthb dalam Dirasah Islamiyah; bab Islam Berjuang
,berkata “ Islam adalah aqidah revolusioner yang aktif. Artinya kalau ia menyentuh
hati manusia dengan cara yang benar, maka dalam hati itu akan terjadi suatu
revolusi: revolusi dalam konsepsi, revolusi dalam perasaan, revolusi dalam cara
menjalani kehidupan, dan hubungan individu dan kelompok. Revolusi yang
berdasarkan persamaan mutlak antara seluruh umat manusia. Seorang tidak lebih
baik dari yang lainnya selain dengan taqwa”.
Berikut ini beberapa indikator yang mesti ditegakkan dalam
tubuh organisasi dakwah untuk membangun kolektivitas, mentalitas dan militansi
para kader dakwahnya sehingga mereka menjadi aktivis-aktivis dakwah yang
bermental kesatria :
Kolektivitas
- Menanamkan
matang-matang pada kader dakwah untuk selalu berorientasi pada proses
bukan hasil. Sehingga mereka tidak selabatan (asal-asalan),terburu-buru
dan main hantam dalam bergerak tanpa mengindahkan konsep beramal jama’i.
- Memahami
peran dan fungsionalitas struktural organisasi dakwah dalam bergerak.
Dakwah ini dibangun diatas kerapihan, kefahaman dan kedisiplinan.
Kefahaman disini dimaksudkan memahami antara struktural garis komando dan
koordinasi, antara rekomendasi dan intruksi.
- Membangun
ukhuwah islamiyah antar kader dakwah dalam tingkatan hirarki (taaruf,
tafahum, takaful dan it’sar). sehingga budaya nasehat menasehati antara
qiyadah dan jundiyah menjadi kewajiban dan kebutuhan.
Mentalitas
- Menanamkan
kecintaan akan dakwah yang berorientasi pada ruhul istijabah (panggilan
hati dan responsibility).
- Menumbuhkan
sikap totalitas dan loyalitas dalam berdakwah.dakwah ini dibangun diatas
perjuangan bukan keputusasaan apalagi keterpurukan. dakwah hanya akan
dipikul oleh orang-orang yang kuat dan teguh dalam perjuangan, bermental
baja dan berjiwa kesatria.
- Mengadakan
dauroh-dauroh (pelatihan) yang membangun mentalitas dan keberanian baik
rukhiyah, fikhriyah dan jasadiyah
Militansi
- Mengikut
sertakan kader dakwah dalam setiap kepanitiaan kecil meskipun masih kader
baru dan belum berpengalaman.
- Menanamkan
manhaj dakwah dan pergerakan dalam perspektif perjuangan sesungguhnya.
- Bedah
tokoh (pejuang dakwah) masa lalu, degan tujuan membiasakan para kader
dakwah untuk senantiasa mengambil hikmah dari kisah para pendahulu dakwah
ini, dimana mereka semua penuh dengan ujian dan tekanan bahkan ancaman
pembunuhan.
Saya teringat kata seorang syuhada pendiri harakah islamiyah
yang sangat fenomenal al ikhwanul al muslimin “Dakwah ini tidak mengenal sikap
ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu,
maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya.
Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari
pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu
Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih
sanggup memikul beban da’wah ini” (Syahid Hasan Al Banna ).
Jika kita ambil hikmah dari perkataan beliau jelas bahwa
dakwah ini hanya pantas diemban oleh orang-orang yang bermental baja, tsiqoh
pada jamaah, teguh dalam manis pahit perjuangan dan bekerja secara kolektif
dalam pergerakan dakwahnya. Tidak individualistik, tapi berjamaah, totalitas
dalam berjuang dan terstruktur rapi dalam aplikasiya.
Ketika sikap kolektifitas, mentalitas dan militansi sudah
terbangun dalam jiwa aktivis kampus sudah dipastikan sifat responsibility
(cepat tanggap) terhadap situasi dan kondisi umat (masyarakat kampus :
mahasiswa) mereka akan cepat bergerak secara terstruktur, rapih, inovasi,
dinamis dan kolektif untuk merncari problem solvingnya dari setiap situasi dan
kondisi.
Mereka akan cepat menanggapi isu-isu dan informasi-informasi
terbaru, tidak mudah mengeluh,teguh dalam perjuangan dan senantiasa berusaha
dalam mecari akar permasalahan dan solusi dari setiap problematika yang mereka
temui. Analisa dan kajian akan jadi agenda wajib dikeseharian mereka, diskusi dan
konsolidasi menjadi kebutuhan dan kekuatan bagi mereka.
Mereka seakan tidak punya waktu untuk bersantai ria, tidak
punya waktu untuk bercanda tawa dan tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal
yang tidak berguna diluar aktivitas dakwah mereka. Mereka akan menjadi palang
pintu yang sulit ditembus dari setiap kemaksiatan. Mereka akan menjadi perisai
bagi umat dikondisi perang pemikiran saat ini. Mereka akan selalu ada digarda
barisan terdepan dalam membela nilai-nilai kebenaran.
Mereka akan selalu berdiri diatas kemuliaan, berjalan diatas
perjuangan dan bekerja bersama -sama dalam membangun islamisasi kampus menuju
kampus madani dimana nilai-nilaiislam yang akan dijadikan referensi juga sumber
hukum dalam kesehariannya. Wallahu’alam
”Tentukanlah di mana posisimu ; penonton yang mencari
hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada
yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau penuntun dan pengikut dengan
pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut
tetap bergelombang dan di seberang ada pantai harapan.” ( Ust. Rahmat
Abdullah )
Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:” Kamu pasti
akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal,
sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu akan
mengikutinya”. Sahabat bertanya:” Wahai Rasulullah saw apakah mereka Yahudi dan
Nashrani”. Rasul saw menjawab:”Siapa lagi!” (HR Bukhari dan Muslim).
Beginilah nasib umat Islam di akhir jaman yang diprediksikan
Rasulullah saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan
Nashrani, kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut
sekarang benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam. Dari segi
kehidupan sosial umat Islam hampir sama dengan mereka. Hiburan yang disukai,
mode pakaian yang dipakai, makanan yang dinikmati, film-film yang ditonton,
bebasnya hubungan lawan jenis dll. Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani
melanda kehidupan umat Islam dengan dipandu mas media khususnya televisi. Dalam
kehidupan ekonomi, sistem bunga atau riba mendominasi persendian ekonomi dunia
dimana dunia Islam secara terpaksa atau sukarela harus mengikutinya. Riba’ yang
sangat zhalim dan merusak telah begitu kuat mewarnai ekonomi dunia, termasuk
dunia Islam. Lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bangk Dunia, WTO dll
mendikte semua laju perekonomian di dunia Islam. Akibatnya krisis ekonomi dan
keuangan disebabkan hutang dan korupsi menimpa sebagian besar dunia Islam.
Begitu juga pengekoran umat Islam terhadap Yahudi dan
Nashrani terjadi dalam kehidupan politik. Politik dibangun atas dasar
nilai-nilai sekuler, mencampakkan agama dan moral dalam dunia politik, bahkan
siapa yang membawa agama dalam politik dianggap mempolitisasi agama. Islam
memang melarang menjadikan agama sebagai dagangan politik, tetapi Islam harus
dijadikan landasan moral dalam berpolitik. Bahkan Islam telah memberikan
landasan yang kuat dalam segala macam aktifitas berpolitik dan bernegara.
Buruknya realitas sosial politik umat Islam di akhir zaman disebutkan dalam
sebuah hadits Rasulullah saw, beliau bersabda yang artinya:
Dari Tsauban berkata, Rasulullah saw. bersabda:” Hampir
saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap
makanan”. Berkata seorang sahabat:” Apakah karena jumlah kami sedikit pada
waktu itu ?” Rasul saw. menjawab:” Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi
kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari
musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”.
Berkata seorang sahabat:” Wahai Rasulullah saw., apa itu Wahn ?”. Rasul saw.
Berkata: “Cinta dunia dan takut mati” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Inilah sebab utama dari realitas umat Islam, yaitu Wahn.
Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi mayoritas umat Islam,
sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan menjadi bulan-bulanan
orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan menjadi kaki-tangan musuh
Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa Amerika, Israel dan sekutunya
menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap negeri musuh banyak agen dan
boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah dari itu agen AS dan Israel itu
para penguasa di negeri muslim atau kelompok yang dekat dengan penguasa. Dunia
dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya
memperbudak sebagia umat Islam sehingga mereka menjadi budak para penjajah,
baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya
mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka
takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena
banyak dosa. Bebera kemiripian dan sikap mengekor yang dilakukan umat Islam
terhadap Yahudi dan Nashrani, diantaranya:
I. Pensikapan terhadap Wahyu Allah SWT.
Pensikapan sebagian umat Islam terhadap kitab suci Al-Qur’an
sebagaimana Yahudi dan Nashrani mensikapi Taurat dan Injil. Kemiripan sikap ini
pula menimbulkan fenomena dan dampak yang agak sama yang menimpa antara umat
Islam dengan mereka. Beberapa kemiripan tersebut seperti disebutkan dalam
informasi Al-Qur’an dan Hadits sbb:
1. Umiyah (Buta Huruf tentang Al-Qur’an) Allah swt berfirman
yang artinya:“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al
Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya
menduga-duga” (QS Al-Baqarah 78). Sifat yang menimpa bangsa Yahudi
terkait dengan kitab Tauratnya juga menimpa umat Islam terkait dengan
Al-Qur’an, dimana mayoritas umat Islam buta huruf tentang Al-Qur’an, dalam arti
tidak pandai membacanya apalagi memahaminya dengan baik.
2. Juz’iyah Al-Iman (Parsial dan Tidak Utuh dalam Mengimani
Al-Qur’an) Allah swt berfirman yang artinya:“Apakah kamu beriman kepada
sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah
balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang
sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS
Al-Baqarah 85).
Ayat yang menyebutkan sikap Bani Israil terhadap Taurat ini
juga menimpa umat Islam dimana banyak diantara mereka yang beriman pada
sebagian ayat Al-Qur’an dan ingkar pada sebagian ayat yang lain. Umat Islam
banyak yang beriman pada ayat yang mengajarkan shalat, puasa dan haji, tetapi
mereka juga mengingkari ayat atau ajaran lain seperti tidak mengimani
pengharaman riba’, tidak beriman pada ayat-ayat yang terkait hukum pidana
(qishash dan hudud) dan hukum-hukum lain yang terkait dengan masalah politik
dan pemerintahan.
3. Ittiba Manhaj Al-Basyari (Mengikuti Hukum Produk Manusia)“Dan
hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu
terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum
Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maa-idah 49-50)
Inilah musibah terbesar yang menimpa umat Islam di hampir
seluruh dunia Islam pada akhir zaman, mereka mengikuti hukum sekuler buatan
manusia. Bahkan di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam, mereka tidak
berdaya bahkan menolak terhadap pemberlakuan hukum Islam. Kondisi ini akan
tetap berlangsung sehingga mereka merubah dirinya sendiri, berda’wah dan
membebaskan dari semua pengaruh asing yang menimpa umat Islam.
4. Tidak Memahami Kedudukan Al-Qur’an“Sesungguhnya Al
Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar” (QS Al-Israa’ 9)
Umat Islam tidak mengetahui dan tidak mendudukkan Al-Qur’an
sesuai fungsinya. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai hidayah untuk manusia yang
hidup tetapi banyak diselewengkan, Sebagian umat Islam hanya menggunakan
Al-Qur’an terbatas sebagai bacaan untuk orang meninggal dan dibaca saat ada
orang yang meninggal. Al-Qur’an yang berfungsi sebagai pedoman hidup hanya
ramai di musabaqahkan. Sebagaian yang lain hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai
kaligrafi yang menjadi hiasan dinding di masjid-masjid atau di tempat lainnya.
Sebagian yang lain menjadikan Al-Qur’an sebagai jimat, yang lain hanya menjadi
pajangan pelengkap perpustakaan yang jarang dibaca atau bahkan tidak pernah
dibaca.
5. Hajr Al-Qur’an (Meninggalkan Al-Qur’an) Berkatalah
Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang
tidak diacuhkan.” Meninggalkan Al-Qur’an adalah salah satu masalah
besar yang menimpa umat Islam. Umat Islam banyak yang meninggalkan Al-Qur’an,
dalam arti tidak memahami, tidak membaca, tidak mentadaburi, tidak membaca,
tidak mengamalkan dan tidak menjadikan pedoman hidup dalam kehidupan mereka.
Umat Islam lebih asyik dengan televisi, koran, majalah, lagu-lagu, musik dan
lainnya. Jauhnya umat Islam menyebabkan hinanya mereka dalam kehidupan dunia.
Salah satu rahasia kejayaan umat Islam apabila mereka komitmen dengan Al-Qur’an
dan menjadikannya pedoman hidup.
II. Pensikapan terhadap Ahli Agama
Allah SWT. Berfirman yang artinya:
Artinya: ”Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan)
Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha
Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan.” (QS At-Taubah 31)
Inilah sikap Yahudi dan Nasrani terhadap ahli agama mereka.
Dan ternyata banyak dari umat Islam yang mengkultuskan ulama dan kyai dan
menempatkan mereka pada posisi Tuhan yang suci dan tidak pernah salah. Terkait
dengan surat At-Taubah 31, diriwayatkan dalam beberapa hadits diantaranya oleh
Ahmad, At-Tirmidzi dan At-Tabrani bahwa Adi bin Hatim yang baru masuk Islam
datang kepada Rasulullah saw. yang masih memakai kalung salib dan Rasulullah
saw. memerintahkan untuk melepaskannya. Kemudian Rasul saw. membacakan ayat
tadi. Adi menyanggahnya:” Wahai Rasulullah kami tidak menyembahnya”. Tetapi
Rasulullah saw menjawabnya:” Bukankah mereka mengharamkan yang dihalalkan Allah
dan menghalalkan yang diharamkan Allah ?” Betul, kata Adi. Rasul saw. meneruskan:”
Itulah ibadah mereka”. Demikianlah pendapat mayoritas ulama jika sudah
menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan
Allah dan mentaatinya maka itulah bentuk penyembahan terhadap ahli agama. Dan
ini pula yang banyak menimpa umat Islam, mereka mentaati secar buta apa yang
dikatakan ulama atau kyai padahal bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.
III. Pensikapan terhadap Dunia
Penyakit utama Yahudi adalah sangat rakus terhadap dunia,
baik harta, kekuasaan maupun wanita sebagaimana direkam dalam Al-Qur’an, Allah
Ta’ala berfirman yang Artinya: ”Dan sungguh kamu akan mendapati mereka,
manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi)
dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu
tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari
siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS Al-Baqarah
96). Penyakit ini pula yang menimpa sebagian besar umat Islam sebagaimana
disebutkan dalam hadits Wahn. Perlombaan sebagian umat Islam terhadap dunia
telah membuat mereka buta dan tuli sehingga menghalalkan segala cara. Inilah
fenomena yang terjadi di Indonesia dan sebagian negeri muslim lainnya.
Mayoritas penduduknya muslim tetapi menjadi negera terkorup di dunia, paling
banyak hutangnya, paling jorok, paling rusak dll. Sungguh sangat jauh antara
Islam dan realitas umat Islam.
Diantara dorongan dunia yang paling kuat daya tariknya
adalah syahwat wanita. Dan inilah yang sedang menimpa kita. Fenomena seks
bebas, pornografi merupakan santapan harian bagi sebagian umat Islam. Dan
realitas ini sangat cerdas dimanfaatkan oleh si Inul. Manusia yang sedang rakus
dan lahap terhadap syahwat mendapatkan makanan dan pemandangan yang sangat
cocok bagi mereka, yaitu Inul. Lebih ironis lagi si Inul dianggap paling
berjasa oleh sebagian kyai dan ulama, karena dapat menghibur manusia Indonesia
yang lagi stress. Memang manusia Indonesi sedang terkena penyakit dan penyakit
itu adalah penyakit hati dan syahwat. Dan Inul memuaskan rasa sakit itu,
sebagaimana NARKOBA memuaskan orang yang sedang kecanduan NORKOBA itu.
Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Said Al-Khudri
ra. Nabi saw. bersabda:” Sesungguhnya itu manis dan hijau, dan sesungguhnya
Allah akan menguji kalian, maka Allah akan melihat bagaimana kamu memperlakukan
dunia. Hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena
fitnah yang pertama menimpa Bani Israil adalah pada wanita” (HR
Muslim)
IV. Pensikapan terhadap Akhirat. Allah SWT. Berfirman yang artinya:
Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api
neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima
janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu
hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (Bukan
demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh
dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS
Al-Baqarah 80-81).
Inilah sikap mereka yaitu Yahudi terhadap akhirat, lebih
khusus lagi terhadap neraka. Mereka meremehkan siksa api neraka. Dan ternyata
penyakit ini juga banyak menimpa umat Islam. Sebagian umat Islam yang
meremehkan siksa api neraka membuat mereka melalaikan kewajiban Islam, seperti
menegakkan shalat, zakat, puasa, haji, menutup aurat dll. Pada saat yang sama
mereka juga tidak takut berbuat dosa. Inilah fenomena potret umat Islam. Umat
Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang dalam kehidupan
politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam kehidupan ekonomi. Umat
Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi dalam keremangan malam,
bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi meja-meja judi disetiap
pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi korban NARKOBA. Umat
Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan telanjang ditonton
masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain umat yang mengaku
umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari ini.
sumber : dari berbagai sumber/google.com
DAKWAH
INI DIBANGUN DIATAS PERJUANGAN BUKAN KEPUTUSASAAN
Oleh : abdul hajad
Penulis adalah salah satu pengurus di ldk (lembaga dakwah
kampus) bsi yang sudah aktif malang melintang selama kurang lebih 3 tahun
didunia dakwah kampus.
“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal
satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup
bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa
yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan
tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan
generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini”.(
Syahid Hasan Al Banna )
Pejuang adalah seorang yang berjuang dalam barisan kebenaran
dengan sepenuh hati, mujahadah (sungguh-sungguh), tanpa pamrih dan penuh
keikhlasan. Tegaknya dakwah islam sudah pasti aka terjadi ketika para pelaku
dakwahnya bermental pejuang dan totalitas bukan pecundang. Teringat kata-kata
seorang mujahid dr. Abdullah Azzam “Peradaban Islam diukir oleh dua hal: hitam
tinta para ulama dan merah darah para syuhada. Keduanya bersinergi mengguncang
dunia, memecah simpul-simpul zalim yang mengikat kejayaan Islam sekian lama.
Jika tak ada ruang untuk memilih diantara keduanya, maka melaksanakan keduanya
adalah puncak kemuliaan”
Kata-kata yang sarat makna dan motivasi tinggi dalam langkah
perjuangan ini, medan dakwah yang penuh onak dan duri. Dimana batu terjal,
halangan, rintangan cacian dan makian bahkan ancaman menjadi makanan
kesehariannya. Medan dakwah itu bernama kampus, kampus adalah medan dakwah yang
sulit dan unik dalam aktualisasi. Dimana sasaran dakwah diarahkan keorang-orang
muda yang berintelektual bukan orang umum. Kampus meruapakan medan dakwah
gersang yang penuh dengan tantangan. Berdakwah dikalangan intelektual muda
pasti sangat berbeda dengan berdakwah dikalangan orang-orang awam. Maka dari
itu diperlukan strategi dan analisa mendalam demi keberhasilan dakwahnya.
Medan dakwah yang sulit memerlukan sdm (sumber daya manusia)
yang kuat dan energik. Dakwah dibangun diatas perjuangan dan pengorbanan bukan
kelemahan apalagi keputusasaan. Pengemban dakwah adalah orang-orang terpilih
yang secara empaty ikut berkontribusi dalam perjuangan dakwah didasari
ketulusan hati dan keikhlasan tanpa pamrih semata-mata hanya karena ridho Allah
SWT. Ada sebuah hadits shahih yang harusnya menginspirasi para pejuang dakwah
kampus saat ini “Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari pada muslim yang
lemah”. Kuat disini bukan dalam arti fisik saja, tapi komprehensif, seperti
mental, jiwa, keistiqomahan dan semangatnya.
Seorang aktivis dakwah kampus harus survive (bertahan) dan
tetap fight (bertarung) dalam kondisi apapun itu. Baik dalam keadaan ringan
ataupun berat (qs. At – taubah : 41). Dia teteap sitiqomah dan mampu membuat
sebuah terobosan dan instrumen baru dalam metode pergerakan dakwahnya.
Keberhasilan dakwah dipastikan karena para pelaku dakwahnya memiliki
nilai-nilai keistiqomahan, intelektual yang tinggi, tidak mudah putus asa,
menyerah, apalagi mengeluh kesah. Usaha dan kerja keras harus selalu jadi
jargon perjuangan dan jadi semangat tanpa batas juga militansi tinggi dihati
para aktivis dakwah. Dimana mereka harus seantiasa menanamkan azzam dalam
setiap aktivitas dakwahnya meskipun keberhasilan belum terlihat sama sekali
karena semangat tanpa batas adalah kunci masa depan yang gemilang.
Seorang aktivis dakwah kampus tidak boleh kalah oleh
tribulasi-tribulasi (masalah-masalah) pribadi yag menimpanya. Dia harus bisa
memanage emosinya dan tetap berkontribusi dalam dakwah bukan sebaliknya mundur
dan menyerah dengan alasan tidak sanggupmenghadapi masalah. Harusnya dia
melihat sejarah para generasi awalun dan catatan sejarah para pejuang dakwah
terdahulu yang rela mengorbankan harta, nyawa, dan masalah pribadinya demi
tegaknya dakwah islam ini. Dakwah akan tegak ketika para pengembannya lebih
mencintai dakwah ini dari pada pribadinya. Aka tetapi bukan berarti tidak sama
sekali megurusi atau meninggalkan udzur (masalah) pribadinya, tetapi sikap
tawajun (seimbang) yang jadi pedoman dan sandaran.
Apabila dakwah ini dipikul oleh orang-orang yang lemah maka
sudah dipastikan kemenangan hanya akan jadi mimpi tanpa visi. Dimana harapan
kosong yang akan selalu terbayang dalam hati dan terbuang dikala sepi. Orang
yang bertindak atas pragmatisme dan oportunisme maka sudah pasti sikap pengecut
dan kerdilyang akan terlihat. Maka dari itu pelaku dakwah kampus haruslah
meluruska niat dan mengazamkan kekuatan tanpa berfikir untung dan rugi karena
hanya allahlah yang bisa menilai dan memberi imbalan itu semua berupa nikmat
sebagai syuhada dan syurga. Setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan
pejuang dakwah gagal atau berhasilnya hendaklah dijadikan pelajaran untuk
kesempurnaan bukan kelalaian. Sehingga akan terjadi transformasi, inovasi juga
evaluasi dalam pergerakan dakwah ketika dakwahnya gagal atau berhasil. Karena
pengalaman adalah guru terbaik dan catatan manis peta petunjuk jalan yang
dijadikan referensi dalam pergerakan dakwah.
Dakwah yang dibangun diatas kelemahan sudah pasti tidak akan
bertahan lama dimana akanmudah pudar dan hancur disertai keterpurukan yang
berkepanjangan. Karena akanmenimbulkan sikap dan mental tempe para aktivisnya.
Dakwah kampus harus dibangun diatas kefahaman, manhaj yang jelas dan militansi
tanpa batas. Sehingga para pelaku dakwah kampus bisa melakuka explorasi dan
instrumen yang visioner dalam melangkah. Dakwah kampus hendaklah diemban oleh
orang-orang yang tangguh, kuat, teguh dan ikhlas, keistiqomahan adalah kunci
kemenagan dan keputusasaan adalah kunci kekalahan. Wallahu’alam..
PROBLEMATIKA
DAKWAH KAMPUS SAAT INI
oleh : abdul hajad
“Luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam
dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan
hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika
tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah,
jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai..”(Cahyadi Takariawan)
Berbicara dakwah kampus maka saya akan mencoba
mendefinisikan kampus berdasarkan pengetahuan saya.Kampus adalah tempat dimana
generasi muda yang disebut mahasiswa menimba ilmu, wawasan,pendewasaan dan
sarana bersosialisasi dalam interaksi sosial dengan sekelompok orang yang
berbeda-beda watak, karakter dan latar belakang. Kampus adalah sarana yang
memfasilitasi pengembangan potensi generasi muda dalam mencari dan memperdalam
bidang keilmuannya sesuai dengan jurusannya masing-masing.
Kampus adalah tempat dimana kaum intelektual bergelut dengan
buku dan pelajaran kuliah yang seyoganya mendidik mereka menjadi
individu-individu yang berlebel great personal. Sehingga setelah mereka keluar
dari kampus mereka mampu berkontribusi dalam perbaikan dan melakukan
transformasi sosial bagi bangsa dan negara.Kampus adalah miniatur sebuah negara
dalam eskalasi kecil, dimana hampir seluruh lingkungan kampus terdapat
organisasi-organisasi mahasiswa yang dalam kelembagaan kampus statusnya formal.
Dakwah masa kini begitu terlihat bebas dan terexpose luas
dilingkungan kita baik dikampus-kampus ataupun tempat-tempat lain. Semua sangat
berbanding terbalik, tidak seperti dulu era rezim presiden soeharto ketika
dakwah begitu penuh intimidasi dan tekanan. Dengan kebebasan saat ini dakwah
bisa berkembang dimana saja baik dilingkungan kampus ataupun tempat lainnya.
Kebangkitan dan tegaknya islam yang dinanti-nanti umat muslim hanyalah tinggal
menunggu waktu. Akan tetapi ada yang hilang dari segi militansi dan idealisme
perjuangannya, semua seakan terlupakan dan terabaikan dimakan waktu dan
modernisasi zaman.
Budaya permisif dikalangan para pendakwah dan harokah dakwah
sudah mulai sangat terlihat jelas dalam realitas saat ini. Militansi dan
idealisme perjuangan yang telah menorehkan tinta emas dan kinerja-kinerja yang
monumental ketika para generasi pendahulu aplikasikan kini hanyalah menjadi
sebuah catatan manis sejarah yang terlupakan.
Disini saya akan mencoba menggali problematika dakwah kampus
melihat kondisi dan realitas saat ini. Dakwah kampus memang masih menjadi ujung
tombak dalam melahirkan para aktivis-aktivis dakwah yang matang dari segi
manhaj dan harokah. Dimana nantinya mereka diharapkan dari dunia dakwah pasca
kampus bisa berkontribusi dan melakukan transformasi sosial dimasyarakat demi
perbaikan bangsa dan negara dengan ide-ide dan konsep-konsep brilian yang penuh
dengan nilai-nilai islam baik dari segi moral dan intelektual.
Hanya saja belakangan ini banyak terjadi krisis multidimensi
dalam aktulisasi, dimana banyak sekali para aktivis abangan ( hanya ikut-ikutan
) yang mencoba ikut dan berkecimpung dalam aktivitas dakwah dan mendukung
secara fanatik terhadap dakwah tanpa memahami manhaj dan esensi dari tujuan
dakwah itu sendiri. Kebodohan dan kekeringan nilai-nilai idealisme perjuagan
juga harokah menjangkiti hampir keseluruh aktivis dakwah kampus saat ini.
Mereka bergerak tanpa hujjah yang jelas, tidak faham manhaj,
kering tsaqofah islamiyah, sempit dalam cakrawala pemikiran keislaman sehingga
dakwah menjadi begitu hambar dan monoton. Dakwah saat ini tidak mendapat
dukungan secara baik akan tetapi permusuhan dan cacian disebabkan para
aktivisdakwah yang kurang faham dalam pemahaman pergerakan dakwah. Budaya malas
belajar dan lebih asyik dalam hal-hal yang tidak berguna seakan menjadi
keseharian para aktivis dakwah kampus.
Mereka lebih suka berlama-lama berdiskusi tentang masalah
percintaan (virus merah jambu) ataupun hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan
dakwah dari pada harus membaca buku dan berdiskusi yang bisa menambah wawasan
khazanah keislaman mereka. Sikap apatispun muncul diantara para aktivis dakwah,
mereka seakan acuh terhadap lingkungan dan kondisi sekitar mereka. mereka tidak
lagi cekatan dan sensitif mengenai isu-isu yang berkembang dikampus.
Dari segi analisa saya ada dua hal yang menjadi masalah
substansial terkait problematika dakwah kampus saat ini, yaitu masalah
kefahaman dan keteladanan pada ruh para aktivisnya ditubuh lembaga dakwah
kampus. Sehingga menyebabkan akhir-akhir ini banyak tuduhan-tuduhan
miring yang menghambat kinerja dakwah kampus dari segi tujuan dan harapan
demi terciptanya islamisasi kampus menuju kampus madani.
1. Kefahaman
Dalam 10 rukun baiat syahid hasan albanna menempatkan al
fahmu (pemahaman) dalam hirarki pertama. Itu semua dikarenakan pemahaman
menjadi hal foundamental bagi para pelaku dakwah dalam menjalankanaktivitasnya.
Pemahaman adalah sumber pergerakan dan militansi juga kuatnya idealisme.
Pemahaman disini bisa dikaitkan dengan pemahaman manhaj, harokah, tsaqofah dan
esensi perjuangan sesungguhnya. Ketika pemahaman tidak ada pada aktivis maka
akan timbul keraguan dan kerancuan dalam tubuh sebuah lembaga dakwah kampus.
Mereka tidak memahami konsep dan instrument baik grand
design metode pergerakan dan ranah perjuanagn seperti apa. Mereka hanya menjadi
simpatisan ataupun supporter yang hanya fanatic mendukung tanpa faham tujuan
sebenarnya. Begitu banyak para aktivis dakwah kampus yang tidak faham manhaj.
Kaerna mereka memang rata-rata hasil rekruta kampus tanpa terfollow up dalam
pembinaan yang baik.
Mereka bekerja tanpa prinsip, mereka berjalan tanpa peta dan
bergerak tanpa arah. Masih banyak para aktivis dakwah kampus yang belum
mengerti kaidah dan filosofi perjuangan, itu semua yang menyebabkan adanya
ketimpangan antara dakwah siyasi (politik kampus) dan dakwah tarbawi (syiar
islam) yang seharusnya saling bersinergisasi satu sama lain. Banyak aktivis
dakwah yang mengkotak-kotakan dan memisahkan antara dakwah siyasi dan tarbawi.
Padahal jelas-jelas islam adalah agama yang komprehensif dan
universal dalam semua aspek kehidupan ada dalam perkataan syahid hasan al
banna ”kami meyakini bahwa hukum dan ajaran islam itu menyeluruh, ia
mengatur seluruh urusan manusia didunia dan akhirat. Dan bahwa orang-orang yang
menduga bahwa ajaran ini hanya menyentuh aspek ibadah ritual atau ruhani tanpa
memperhatikan aspek-aspek yang lain adalah salah. Sebab islam adalah aqidah dan
ibadah, tanah air dan kewarganegaraan, agama dan negara, spiritualisme dan
amal, serta mushaf dan pedang”. ( majmu’atur rasail risalah dakwah jilid 1)
Karena ketidak fahaman itu yang membuat budaya-budaya
permisif dan sikap apatis tumbuh menjamur dalam tubuh lembaga dakwah kampus.
Kerig ukhuwah islamiyah dan melempemnya semanagt militansi pergerakan. Sikap
fanatikpun timbul tanpa memahami hakekat sesungguhnya, merasa paling benar, dan
bangga terhadap organsiasi dakwahnya. Ketidak fahaman juga yang menyebabkan
banyaknya perpecahan ditubuh lembaga dakwah kampus, saling menjatuhkan dan
meninggalkan amanah karena masalah-masalah internal organsiasi.
Padahal jika mereka merenungi kata-kata sang pejuang dakwah
yang sangat monumental syahid hasan al banna “Berjuanglah
untuk kebaikan dan kebenaran, sepahit dan sesulit apapun. Bersatulah dalam
jama’ah, sebenci dan sekecewa apapun, karena berjama’ah lebih baik daripada
sendirian. Bangkitlah ketika jatuh dan jangan menyerah. Peganglah prinsip kita
selama itu benar. Bertaushiahlah setiap saat, agar saudaramu merasa memiliki
dan dimiliki. Jangan tinggalkan yang dibelakangmu, tunggu dgn kesabaran dan
keikhlasan” tentu itu semua tidak akan terjadi.
2. Keteladanan
Permsalahan yang substansial terkait kondisi dakwah kampus saat
ini adalah masalah keteladanan. Para aktivis dakwah saat ini telah banyak
meninggalkan prinsip-prinsip luhur para generasi awalaun yang luhur dan penuh
hikmah. Mereka mulai meninggalkan kisah-kisan fenomenal para ulama-ulama dan
pejuang islam terdahulu baik sikap dan perilaku. Aktivis dakwah yang seharusnya
jadi teladan malah dibenci dan dicaci banyak pihak dikarenakan sikap fanatik
kebablasan dan main hantam dalam segala hal tanpa memiliki kefahaman yang
matang dan pertimbangan-pertimbangan ilmu syar’i.
Keteladan yang seharusnya menjadi brand (modal) utama dalam
dakwah sebaliknya menjadi hal yang merusak kinerja dakwah dikarena para aktivis
dakwah kampus tidak mampu mengaplikasikannya baik dari segi pergaulan,
perilaku, moral dan sikap terhadap orang lain. Saat ini yang terlihat hanyalah
eksistensi, kuantitas dan identitas bukan kwalitas tanpa nilai-nilai luhur yang
mampu menjadi teladan yang baik bagi orang lain.
Krisis keteladan sangat terlihat dalam keseharian para
aktivis dakwah kampus.Mereka lebih suka berlama-lama mengobrol tentnag hal yang
tidajk berguna dari pada harus mengkaji dan menanalisa kondisi umat. Kemalasan
membaca dan mempelajari manhaj, berbaur dengan lawan jenis yang bukan muhrim,
bersalaman dengan lawan jenis dan interaksi dengan lawan jenis sesama aktivis
(ikhwan dan akhwat) yang sudah keluar dari koridor-koridor syar’i. Sebab krisis
keteladan inilah yang menimbulkan adanya krisis kepemimpinan, dimana aktivis
dakwah yang seharusnya jadi bahan panutan sebaliknya malah jadi bahan cemoohan.
Justifikasi dan krisis kepercayaan timbul pada lembaga
dakwah kampus selaku organisasi dakwah dikampus yang seharusnya menjadi sarana
untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menuntut ilmu agama dikarenakan ulah para
aktivisnya. Ingatlah kata-kata sayyid quthb dalam dirasah Islamiyah; bab
bagaimana kita menyeru manusia kepada islam ” kita
tidak mungkin menyeru manusia kepada sesuatu kalau kehidupan pribadi kita tidak
merupakan terjemahan hidup darinya. Da’wah tidak akan ada nilainya, jika para
da’inya sendiri tidak menjadi bukti yang mendukung da’wah itu ”.
Semoga sedikit tulisan ini mampu memberikan pencerahan dan
informasi yang baik buat kita semua selaku para pelaku dakwah kampus. Idealisme
perjuangan harus selalu kita tancapkan dalam hati dan jiwa ini sebagai perisai
juga tombak yang akan selalu menjadi senjata dalam menjalani aktivitas dakwah
saat ini yang begitu penuh halangan dan tantangan. Karena idealismelah yang
membedakan antara pejuang dan pecundang, banjingan dan pahlawan, juga para
penghianat dan orang yang amanah.
Idealismelah yang menentukan hasil perjuangan, tanpa
idealisme semua perjuangan yang kita lakukan hanyalah akan sia –sia dan hambar
karena mudah terbuai dengan hal-hal duniawi, sikap oportunis dan pragmatis
dalam tubuh aktivis dakwah. Tetap semangat dan terus berjuang sahabat
sesungguhya pertolonganAllah SWT amatlah dekat. Salam progresif perjuangan!,
Allahu Akbar.
3
PILAR TEGAKNYA DAKWAH KAMPUS
Oleh : abdul hajad/aktivis dakwah kampus Amik BSI
“kesadaran intelektual, politik dan harakah; pendidikan jiwa
dan pergerakan; keorganisasian dan perencanaan; persiapan sumber daya manusia
dan materi pada setiap aspek adalah unsur-unsur yang harus selalu ada dan
terhimpun dalam sebuah harakah islamiyyah. Tidak mungkin mengambil sebagian dan
mengabaikan yang lainnya untuk membangnu totalitas dalam perjuangan islam
supaya benar-benar dapat merealisasikan tujuan yang diinginkan”. (Dr.
fathi yakan )
Berbicara tentang dunia dakwah kampus harus diakui
belakangan ini ada kemunduran dalam hal idealisme pergerakan dan eksistensinya
baik dalam lingkup tarbawi (syiar islam) maupun siyasi (perpolitikan kampus).
Saya heran kenapa rata-rata problematika yang dihadapi lembaga – lembaga dakwah
kampus dibeberapa universitas hampir sama dan tidak lain adalah masalah –
masalah yang bersifat klasik. Seharusnya problematika ini bisa dengan mudah
dicarikan problem solvingnya sehingga tidak berlarut dan stagnan disatu tempat
atau bahkan bisa mengalami keterpurukan jauh lebih dalam jika tidak
segera dicarikan solusinya. Dengan adanya indikator tersebut bisa dilihat
pergerakan dakwah kampus dibeberapa universitas sudah mulai mengalami masa –
masa krodit dimana dibutuhkan sebuah pencerahan sehingga adanya revolusi dan
proses perbaikan meskipun bertahap dikemudian hari.
Kegelisahan saya terkait menurunnya dunia dakwah kampus saya
dapatkan ketika saya mengikuti acara sarasehan fsldk nasional di UGM Yogyakarta
dimana acara tersebut dihadiri LDK (lembaga dakwah kampus) hampir seluruh
Indonesia dari berbagai macam universitas dan wilayah tingkat provinsi . Hasil
sharing saya dengan teman-teman adk beberapa LDK dikampus daerah masing-masing
hampir sama problematikanya yaitu terkait masalah kaderisasi yang terhambat
ataupun minimnya sdm (sumber daya manusia).
Semua problematika sama seperti yang saya alami terjadi
dikampus saya, Selama 3 tahun lebih berkecimpung didunia dakwah kampus masalah
sdm menjadi hal yang selalu jadi hambatan. Saya bertanya-tanya ada apa
gerangan? Kenapa dakwah kampus semakin hari semakin terlihat lesu dan tak
bergigi. Seakan-akan para pendukung dakwah ini semakin lama semakin sedikit
kehilangan pendukung-pendukung. Apakah ada yang salah terkait system dan pola kerjanya?
Ataukah ini semua sebuah tribulasi yang memang sebagai sunnatullah dari
hakekat jalan perjuangan dakwah?
Saya rasa tidak, ada beberapa indicator mengapa dunia dakwah
kampus belakangan ini mengalami kemunduran.semua disebabkan karena kuranngya
idealisme pergerakan yang tertanam dalam jiwa para aktivisnya. Entah itu
niatnya, manhajnya pola geraknya ataupun banyak hal-hal yang dilupakan atau
bahkan ditinggal para pelaku dakwah kampus saat ini. Flasback beberapa tahun
lalu dimana dunia dakwah kampus begitu gemilang dengan keberhasilannya
melakukan revolusi, kerja-kerja nyata teori maupun implementasi dan
gerakan-gerakan pencerdasan baik intelektual, moral, social dan politiknya
membuat saya beranggapan bahwa ada yang salah dengan para pelaku dakwah kampus
saat ini. Dari analisa saya dan beberapa hasil identifikasi yang saya temukan
dilapangan ada beberapa indikator untuk mengakkan kembali dakwah kampus.
Ada 3 pilar fundamental yang mesti ada dalam setiap tubuh
LDK sehingga kegemilangan dakwah kampus bisa terealisasi ,yaitu :
1.Kaderisasi (regenerasi yang akumulatif)
Regenerasi yang akumulatif disini didefiniskan sebuah system
pengkaderan yang tidak terputus akan tetapi kontinu bersimultan terus menerus
sehingga tidak adanya kekosongan profil-profil adk idaman. Sehebat apapun
sebuah organisasi kampus dengan berbagai macam ukiran prestasi,
pencapaian-pencapaian yang fenomenal bahkan monumental semua tidaklepas dari
sdm-sdm yang ada didalamnya. Bakat-bakat potensial setiap individu adk harus
diarahkansesuai dengan bidang keahliannya masing-masing maka semua itu tak
lepas dari siapa pelaku atau orang yang ada diorganisasi tersebut tidak lain
adalah masalah sumber daya manusia.
Dimana pilar kaderisasi menjadi sangat penting baik dari
urgensinitas ataupun segmentasi dakwah saat ini.disaat tantangan dan
goncangan dakwah semakin kuat dan tinggi.Maka dibutuhkan kader-kader dalkwah
yang sudah matang dan faham akan dakwah dengan manhaj yang benar dan aqidah
yang kokoh.Maka diperlukan adanya pembentukan dan penjagaan dari sdm-sdm yang
sudah terbina yang nantinya akan menjadi cikal-bakal juru-juru dakwah dikampus
kepengurusan selanjutnya.
2. Kelembagaan (advokasi dan birokrasi)
Penguasaan dan pengendalian medan dakwah menjadi hal penting
yang harus diprioritaskan oleh para pelaku dakwah kampus. dimana kedekatan
antara pihak kampus selaku lembaga tertinggi (pihak universitas sepert rektor,
pudir bid.kemahasiswaan dll) dengan pengurus LDK harus selalu diperhatikan,
Harus senantiasa dijaga dan dikuatkan dalam ranah perjuangan dakwah kampus.
Harmoniasasi, komunikasi dan kordinasi jadi skala prioritas agar tidak terjadi
dikotomi ataupun diskriminasi baik dari segi kebijakan ataupun dari hal lainnya
terhadap para adk yang berkecimpung di dakwah. Maka dari itu para adk tidak hanya
focus dalam satu ranah saja tetapi ranah-ranah lainpun harus jadi sekala
prioritas dalam menegakkan dakwah kampus, seperti ranah siyasi (politik
kampus).
Peranan adk di ormawa (organisasi mahasiswa) internal kampus
lainnya seperti MPM, BEM dan UKM lain akan mempermudah birokrasi dan advokasi.
Permainan politik kampus yang begitu menantang dan penuh perjuangan harus
senantiasa dijaga para adk sehingga bargening position adk tetap terjaga dimata
fihak kampus. imaje LDK dengan lembaga harus selalu positif sehingga pihak
lembaga kampus lebih mempercayai adk dari aktivis ormawa lain. Sehigga
kemudahan birokrasi dan advokasi bias terealiasasi dakebijakan-kebijakan yang
diterapkan pihak kampus akan bisa diwarnai oleh fikrah-fikrah islam yang
mementingkan kemaslahatan. Akan tetapi bukan berarti adk tidak berani menentang
kebijakan kampus yang tidak pro ke mahasiswa. Dimaksudkan disini adk diharapkan
tidak menjadi kaki tangan pihak kampus.
3. Pers Kampus (penguasaan informasi media
propaganda)
Saya teringat kata – kata ini “siapa yang menguasai
informasi maka dia akan menguasai dunia, siapa yang menguasai dunia maka dia
akan meguasai segala-galanya”. Penguasaan dan pengendalian informasi
dunia kampus menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk menegakkan dakwah kampus.
Karena sebuah pergerakan dan tindakan diawali dari adanya informasi. Sehingga
para adk wajib selalu uptudate dalam mencari infromasi – informasi ataupun
isu-isu yang berkembang disekitar masyarakat kampusnya.
Peranan LDK menjadi cekatan dan selalu ada digarda terdepan
dalam memberikan solusi setiap permasalahan yang ada. Apa lagi diera perang
pemikiran ( ghowzul fikri ) saat ini dimana sarana media cetak dan elektronik
menjadi alat perjuangan para musuh-msusuh islam, maka para aktivis dakwah harus
mampu menandinginya. Sehingga fikrah islam bisa tetap tersebar dimasyarakat
kampus. Dan mampu menghalangi idiologi – idiologi kiri dan liberal seperti
sosialis, komunis dan sepilis masuk ke pemikiran para mahasiswa. Adk diharapkan
senantiasa mampu menandingi perang propaganda melalui media cetak seperti
buleti kampus, zine-zine terbitan kampus, mading-mading dan lembaga pers
mahasiswa
Ketika 3 pilar tersebut sudah mampu ditepkan dalam konsep 3
K ( komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi ) yang baik dalam implementasinya
saya yakin teman-teman adk akan mampu bekerja dengan optimalisasi yang tinggi.
Ditambah lagi sikap militant dan cekatan para aktivis dakwah dalam melihat
sensitivitas sebuah keadaan situasi dan kondisi dikampus maka akan tertanam
idealisme pergerakan yang sesungguhnya.bahwa para adk adalah solusi dari setiap
problematika yang ada. Bahwa LDK adalah wasilah cahaya penerang yang mampu
megarahkan dan memfasilitasi mahasiswa kejalan yang benar dalam menatap masa
depan.
Karena hanya dengan cahaya islamlah kehidupan ini menjadi
berarti dimana keridhoan allah menjadi tujuan utamanya. Semoga bisa diterapkan
dalama tubuh internal LDK masing-masing antum. Tetap semangat saudaraku kalian
semua adalah cahaya penunjuk jalan bagi umat jangan menyerah, jangan bersedih
dan jangan berputus asa sesungguhnya pertolongan allah itu amat dekat. Salam
progresifitas, salam pergerakan, hidup dakwah. Wallahu’alam.
DAKWAH
KAMPUS ADALAH JALAN JUANG KAMI
Kami bukanlah mahasiswa biasa yang hanya kuliah pulang, kami
adalah cahaya penerang dikegelapan. kami tidak akan menyerah dalam perjuangan
karena kami adalah para pemimpin masa depan. Kami adalah pengemban amanah yang
akan selalu berjalan diatas tanggung jawab dan komitmen perjuangan.Kami adalah
para visioner sejati yang hidup bukan hanya untuk hari ini, esok hari
ataupun lusa nanti tapi kami ada untuk masa depan yang gemilang dimana cahaya
islam akan jadi penerangnya.
Kami meyakini bahwa jalan ini adalah jalan perjuangan kami
bahwa aktivitas ini adalah aktivitas terbaik kami. Yang akan mengantarkan kami
ke tempat yang didamba-dambakan oleh semua umat manusia. Kami ditempa dijalan
ini karena kami yakin akan kebangkitan islam, kami yakin akan kemenangan islam,
dan kami yakin akan kejayaan islam. Kami bukan para pecundang yang hanya
berjuang didasari atas keuntungan pribadi. Kami berjuang dengan hati, nurani
dan empaty bukan naluri ataupun emosi.
Kami adalah senjata api yang berisi peluru panas yang siap
dilontarkan kejantung musuh, kami adalah busur panah yang siap ditancapkan
kearah musuh. Kami adalah meriam yang akan senantiasa menghantui dan
menghentakkan musuh-musuh hingga mereka tidak bisa tenang beristirahat. kami
akan selalu meneror para penzholim, pendusta, penghianat, pemfitnah dan
pendosa.Kami akan selalu ada disetiap mereka ada karena kami adalah penyelamat
yang akan senantiasa berjuang untuk umat manusia.
Kami kumpulan mahasiswa beriman dengan aqidah islam sebagai
fundamen, perjuagan sebagai aktivitas kami dalam keseharian. Tilawah al quran
kebiasaan, Teladan Nabi sebagai pedoman dalam akhlak dan perbuatan. Kami akan
selalu ada dalam kondisi apapun, baik lapang ataupun sempit. Baik kecewa
ataupun bahagia baik kesenangan atupun dalam keterpurukan karena kami sudah
mengazzamkan diri kami untuk perjuangan ini.. Salam dakwah kampus kami untuk
kalian semua yang kami cintai. Allahuakbar!!!!
SEMANGAT
DAKWAH MENUJU KEBANGKITAN ISLAM
Oleh : abdul hajad/aktivis dakwah kampus amik bsi
Totalitas dakwah masih sering jadi bahan argumenmtasi para
aktivis dakwah. dikarenakan definisi setiap orang berbeda-beda dan tidak pernah
ada kasamaan persepsi baik itu dari segi teori ataupun implementasinya.
Sesungguhnya totalitas adalah sebuah kuallitas seorang aktivis dakwah dimana
dia berjuang dengan sepenuh hati penuh empaty dan kontribusi tanpa embel-embel
pragmatis. Seorang aktivis yang memiliki totalitas mungkin jarang kita lihat
secara zohir dalam dunia dakwah akan tetapi selama kurang lebih 3 tahun saya
berkecimpung didunia dakwah kampus khususnya saya melihat banyak para aktivis
dakwah yang memiliki totalitas dan loyalitas tinggi terhadap dakwah. Bahkan mereka
berani mengorbankan kepentingan aktivitas pribadi dan keluarganya demi
menjalankan aktivitas dakwah.
“Saudaraku, Janganlah engkau putus asa, karena
putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari
ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari
esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam
dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan
menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat
tidak akan selamanya kuat..”(hasan al banna)
Disaat ini porsi dan kondisi dakwah khususnya di Indonesia
memiliki keunikan tersendiri, itu semua disebabkan semakin menjamurnya
organisasi-organisasi islam dengan metode harakah islamiyahnya yang
berbeda-beda. Dan masuknya pergerakan islam transnasional yang bersifat global
(seperti :ikhwanul muslimin, hizbut tahrir, jama’ah tabligh, dll) . Ditambah
tetap eksisnya dua organsiasi besar islam yang sudah ada sejak zaman proklamasi
kemerdekaan RI yaitu NU (nahdatul Ulama) dan Muhammadiyah yang tetap bertahan
dalam kompetisi sehingga kondisi dakwah di Indonesia bervariatif dan penuh
warna. Setiap organisasi dakwah islam ataupun harakah islamiyah memiliki
cara dan ciri khas tersendiri dalam berdakwah menyiarkan agama islam sehingga
dakwah tidak lagi berdefinisi dalam arti sempit. Ini semua sangat berbeda
ketika dimasa orde baru soeharto dimana dakwah dibatasi dalam lingkup sempit,
penuh resiko, pengawasan dan intimidasi sehingga dakwah islam tidak bisa
berkembang.
Jadi jangan salah jika akhir-akhir ini aktivitas dakwah
begitu menggeliat dimana-mana baik dikampus, kantor, perkampungan dan
masjid-masjid bahkan ditempat-tempat umum. Sarananya pun berbeda -beda dan
penuh daya imajinatif juga kreatif, ada yang melalui sarana media cetak,
elektronik dan juga sarana internet. Itu semua membuktikan akan ghiroh dan
kepedulian umat terhadap dakwah sudah mulai menyentuh relung hati setiap
individu muslim. sehingga motivasi untuk menegakkan cahaya islam disegenap
penjuru telah mendapat porsi sendiri disetiap individu muslim dalam jiwanya.
dengan tersentuhnya setiap elemen masyarakat baik kebawah, menengah dan atas
memudahkan gerak dawkah untuk terus berkembang dan mewarnai setiapaktivitas
masyarakatnya. Karang taruna disetiap kelurahan sudah mulai membuat program
kerja yang berkonsep keuamatan, tidak hanya bersifat umum dan sosial tapi juga
bernuansa dakwah islam baik pemberdayaan umat dan pengajian-pengajian yang
memberikan pemahaman keislaman untuk umat.
Masjid-masjid diperkampungan ramai akan musik hadroh dan
marawis maupun tilawah al qur’an. Masjid perkantoran-perkantoran ramai dengan
majelis, ta’lim rutin, halaqoh ataupun pengajian bersama. Sarana umum seperti
Monas, Bundaran HI dan Glora Bung Karno senayan dan tempat-tempat lain sering
dijadikan sebagai tempat syiar islam seperti aksi yang dilakukan umat islam
terkait isu-isu penghinaan terhadap agama islam: aksi palestina, pembakaran al
quran, pengesahan uu anti pornografi dan porno aksi, pencabutan perda miras
dll, juga acara syiar islam seperti tabligh akbar, perayaan maulid nabi
muhammad SAW juga perayaan PHBI lainnya yang rata-rata antusiasme masyarakat
islam diindonesia begitu bersemangat dan cinta akan agamanya.
Masjid-masjid kampus ramai dengan suasana ta’lim dan halaqoh
rutinan. Kajian-kajian islami, bedah film dan buku islami, seminar-seminar
motivasi keislaman dan kajian-kaiian ilmiah yang bersifat intelektual. Hidupnya
syiar islam dikampus-kampus dimana ukm islam dan lembaga dakwah kampus begitu
bersemangat dalam menghidupkan cahaya islam dikampus-kampus masing-masing.
Mereka memiliki visi dan misi yang terorganisir untuk tetap eksis dalam dunia
dakwah kampus yang bisa dikatakan sangat penuh tantangan diera ghowzul fikri
(perang pemikiran). Dikarenakan banyaknya penyimpangan dan pemikiran islam
liberal ataupun idiologi zionis salibis seperti sosialis dan kapitalis
yangmulaimasuk doorganisasi-organsiasi kampus lain yang bersifat umum.
Dakwah islam juga sudah mulai masuk diparlemen pemerintahan
ataupun instansi-instansi pemerintah yang notabennya selama ini sangatlah minim
nilai-nilai spiritual diapliaksikan dalam kesehariannya. itu semua disebabkan
karena banyaknya aktivis dakwah yang masuk kepemerintahan dengan sebuah visi
dan misi dalam menegakkan cahaya islam. banyaknya da’i-da’i, ustad-ustad, dan
kyai-kyai yang masuk lembaga formal pemerintahan baik di pusat kota ataupun
didaerah-daerah melalui jalur parta islam. Sehingga mereka bisa mewarnai tempat
dimana mereka bekerja. Seyoganya seorang dai harus mampu merubah kultur
dan kebiasaan dilingkungan tempat dimana dia berada, dai yang dikatakan
sukses adalah ketika ia mampu mewarnai orang-orang disekitarnya.
Kata-kata itu, bisa mati. Kata-kata juga akan menjadi
beku, meskipun ditulis dengan lirik yang indah atau semangat. Kata-kata akan
menjadi seperti itu bila tidak muncul dari hati orang yang kuat meyakini apa
yang dikatakannya. Dan seseorang mustahil memiliki keyakinan kuat terhadap apa
yang dikatakannya, kecuali jika ia menerjemahkan apa yang ia katakan dalam
dirinya sendiri, lalu menjadi visualisasi nyata apa yang ia katakan. (Sayyid
Quthb)
Semoga dengan mengeliatnya aktivitas dakwah disegala bidang
dan aspek elemen-elemen lainnya, menghasilkan terbentuknya pribadi-pribadi
islami sehingga mampu membentuk keluarga islami dan masyarakat islami menuju
negara islam dan tegaknya daulah islamiyah, sehingga cahaya islam bisa
tegak disetiap penjuru dunia. Jangan menyerah saudaraku tetaplah bersinar dan
teguh dalam menegakkan al islam sesungguhnya pertolongan itu amatlah dekat.
Wallahu’alam..
Komentar
Posting Komentar