FILM UMAR BIN KHATAB, FORMAT DVD, 30 Episodes ( 3 KEPING ) (Subtitle Indonesia) Harga RP.120.000 Harga promo Rp.90.000
film yang mengisahkan tentang salah satu manusia teragung sepanjang sejarah umat manusia: Umar bin Khattab. Ia bukanlah film asalan dan berformalitas ‘Islam’. Tapi ia adalah proyek besar yang Insya Allah diberkahi. Hâtim ‘Ali Sang Produser dari Syria ini tidak tanggung-tanggung dalam membuatnya. Ia carikan penulis skenario se-kaliber Dr. Walîd Saif yang telah menulis naskah-nakah besar seperti ‘Az-Zair as-Sâlim, al-Khansâ, as-Syajaratud Dur, Salahuddîn al-Ayyûbi, Rabi’ Cordoba dan banyak lagi. Tidak hanya itu, semua skenario serial Umar ini telah diteliti validitas sejarah hingga ke detail-detailnya oleh sebuah tim yang terdiri dari ulama-ulama besar seperti : Dr. Yûsuf al-Qaradhâwi, Dr. Salmân al-‘Audah, Dr. ‘Abdul Wahhâb at-Tharîri, Dr. ‘Ali as-Shallâbi, Dr. Sa’ad al-‘Atîbi, Dr. Akram Dhiyâul ‘Umari.
Sepanjang sejarah sinema Arab, belum pernah diproduksi film sebesar ini.
Tempat shooting diambil di berbagai lokasi dari Maroko hingga Syria. Dengan 322
pemeran dari 5 benua berbeda. Film Umar berhasil membangun ulang suasana kota
Mekkah dan Madinah abad ke-7 dengan 29 bagunan internal untuk shooting dan 89
bangunan eksternal. Yang didesain di pinggiran kota Marakech di Maroko.
Ditambah lagi desain Ka’bah yang persis aslinya di zaman itu sebesar 12.000
meter persegi.
Kerja terberat adalah visualisasi perang. Ia membutuhkan 170 hari untuk
perang saja. Dan untuk keseluruhan momen besar itu membutuhkan 20.000 pemeran
ekstra dalam perang. Tidak hanya dalam perang tapi juga dalam momen-momen
eksternal seperti Thawaf di Ka’bah atau Fathu Mekkah.
Film produksi MBC ini menyiapkan 1.970 pedang, 650 tongkat, 1.050 perisai,
400 busur dan 4.000 anak panahnya, 170 baju besi untuk perang yang disebut dira’,
15 gendang, 1.600 tembikar, 7.550 sandal, 137 patung, 14.200 meter kain, 39
ahli desain dan penjahit, 100.000 koin, 1.500 kuda dan 3.800 unta. Kerja yang
sungguh besar, saat ditanya alasan usaha ini, mereka menjawab, tokoh sebesar
Umar tidak layak dipresentasikan kecuali dalam karya yang besar pula. Sehingga
299 desaigner dari 10 negara pun secara khusus didatangkan.
Film Umar yang menghabiskan 322 hari ini terus melejit menuju dunia
intrnasional, dimulai dari timur tengah, kemudian menuju Turki dengan bekerja
sama dengan TV terbesar mereka yaitu ATV Turkuvaz Media Group. Dan di Indonesia
bekerjasama dengan MNC TV. Hingga saat ini penonton film ini sekitar 700 juta,
atau setengah populasi umat Islam. Dan ia akan terus menyebar dengan
terjemahan-terjemahan ke bahasa asing lain. Sekaligus ini menjadikannya film
yang paling banyak disaksikan dalam sejarah perfilman Arab.
Film Umar ini benar-benar sebuah inspirasi pasca revolusi. Saat panggung
kepemimpinan negeri-negeri muslim kosong ia hadir memberi paket teladan
kepemimpinan yang adil, bijaksana, toleran, dengan bobot kepahlawanan yang
memanaskan adrenalin para pemuda untuk mengikuti jejak langkahnya.
Film ini juga berhasil meluruskan sekian banyak persepsi yang salah di literatur-literatur sejarah palsu
sahabat yang bertebaran di pustaka umat. Seperti pertengkaran Umar dan Ali
karena Ali telat membai’at Abu Bakar, atau ambisi tamak pembesar Anshar untuk
kepemimpinan pasca wafat Rasulullah sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Abu
Bakar karya Muhammad Husein Haikal. Semua itu tidak benar jika dirunut di
buku-buku sejarah sahabat yang valid seperti Abu Bakar karya Dr. ‘Ali Muhammad
as-Shallâbi. Semua diskusi dan perselisihan pendapat antar para sahabat
berlangsung dengan sangat santun dan penuh ukhuwwah. Dan film ini
mengklarifikasi pikiran jutaan umat Islam yang tidak sempat membaca detail dan
tebalnya buku-buku biografi sahabat Rasul.
Film ini memberi konteks yang benar, adil, proporsional tentang makna syûra,
zuhd, qadâ dan qadar, keberanian, tujuan jihad, makna rahmatan lil
‘alamin, universalisme Islam dan banyak lagi nilai Islam yang dipresentasikan
sepanjang 31 seri ini.
Dan yang terutama, film ini memberi umat Islam sebuah model kepahlawanan,
bahwa kisah manusia agung seperti Umar itu bukan mitos tapi pernah ada. Lalu
divisualisasi hingga nyata terasa di darah dan daging penonton. Ia menjadi
model keadilan bagi umat manusia, yang di film itu tersublimasi dalam kegagapan
duta resmi Kaisar Romawi dengan mata terbelalak saat menemui Umar yang sedang
tidur dibawah pohon, tanpa singgasana, tanpa mahkota, tanpa pengawal istana,
hanya beralas kerikil Madinah. “Semua perkataan orang-orang tentangmu sudah
cukup membuatku bingung…dan sekarang keheranan itu telah berubah menjadi
keyakinan, kali ini aku tidak berkata dari lidah orang lain kecuali lidahku
sendiri”. Dengan tergagap ia berkata “Anta Yâ ‘Umar, ‘Adalta, Fa Aminta,
Fa Nimta” [Anda wahai Umar, kau semai keadilan, maka kau merasa aman, maka kau
tidur tenang]. Selamat Menyaksikan
Komentar
Posting Komentar