Berjatuhan di Jalan Dakwah (Fathi Yakan)

Berjatuhan di Jalan Dakwah (Fathi Yakan)

16APR


Mukadimah

Fenomena insilakh (melepaskan diri dari dakwah) dan tasaquth (berguguran di jalan dakwah) seringkali menjadi pemicu tersebarnya penyakit lain. Yaitu, munculnya perbedaan – baik pemikiran maupun misi – di medan perjuangan Islam. Sehingga, terbuka peluang terjadinya bentrokan antar sesama aktivis di dalamnya. Beberapa dampak buruk fenomena berjatuhannya aktivis di jalan dakwah pada kancah amal Islami adalah:

  1. Menyebabkan terkurasnya waktu dan energi pergerakan dalam menangani hal-hal yang sedikit sekali menfaatnya.
  2. Menyebabkan tersebarnya bebagai fitnah, perpecahan, dan kehancuran dalam tubuh pergerakan, hingga mementahkan kembali orang-orang yang baru masuk Islam dan baru mengenal dunia dakwah.
  3. Menyebabkan terbongkarnya berbagai rahasia yang seharusnya tersimpan rapi.
  4. Menyebabkan lemahnya pergerakan, serta memancing musuh agar segera menyerang dan menghancurkannya.
  5. Menyebabkan jauhnya kaum muslimin dari pergerakan, melemahnya kepercayaan dan terjadinya pelecehan terhadapnya.

 

Fenomena berjatuhan di Masa Kenabian

Bebrapa fenomena berjatuhan di jalan dakwah pada masa kenabian tercermin pada beberapa kisah, diantaranya kisah Ka’ab bin Malik pada perang tabuk, Hanthib bin Abi Balta’ah, masjid dlirar, kisah fitnah yang menimpa ‘Aisyah binti Abu Bakar, dan kisah Abu Lubabah. Tetapi kebanyakan dari mereka sadar dan bertaubat terhadap apa yang dilakukannya kepada Allah SWT.

Problem dan krisis yang sering muncul di masyarakat, dan menimpa umat Islam, kebanyakan bersumber dari buruknya tarbiyah serta lemahnya komitmen seseorang pada syari’at Allah SWT. Pergerakan Islam harus memberikan perhatian besar pada aspek pendidikan aqidah, ruhaniah, dan akhlak. Juga, mencegah dominasi aspek-aspek lainnya, seperti birokrasi dan politik. Sebab aspek itu (pendidikan aqidah, ruhaniah, dan akhlak) merupakan kendali pengaman kepribadian.

 

Sebab-Sebab Tasaquth

Beberapa sumber penyebab fenomena berjatuhan di jalan dakwah antara lain:

  1. Dari pergerakan
  2. Dari personal itu sendiri
  3. Dari tekanan kondisi dan situasi

 

Pertama : Sebab-Sebab yang Bersumber dari Pergerakan

            penyebab yang bersumber dari tubuh pergerakan dan strukturnya adalah:

  1. Lemahnya aspek tarbiyah

Porsi terbatas dari aspek tarbiyah dibanding aspek-aspek lainnya mengalahkan segala hal. Menyebabkan aktivitas-aktivitas dari seorang aktivis menjadi kering dan sepi dari kehidupan Robbani juga kesegaran ruhani. Perhatian setiap individu, baik sebagai bawahan maupun atasan, terhadap tarbiyah seharusnya menjadi kesibukan utama bagi pergerakan. Landasan Q.S Muhammad: 17

  1. Tidak Proporsional dalam memposisikan anggota

Problem ini selalu mengantar pada kegagalan aktivitas dan bergugurannya sebagian aktivis. Pergerakan yang profesional dan matang adalah pergerakan yang mengetahui kemampuan, kecenderungan, dan bakat para anggotanya. Juga, mengenal titik-titik kekuatan dan kelemahan mereka. Jika tidak, maka tidak akan dapat pergerakan memposisikan anggotanya dengan tepat dan tidak terisinya tiap pos aktivitas secara benar dan baik.

  1. Tidak memberdayakan semua anggota

Menyebabkan aktivitas menjadi menumpuk pada kelompok tertentu, sementara mayoritas tidak mendapat tugas sehingga muncul rasa tidak produktif karena lemahnya ikatan keanggotaannya.

  1. Lemahnya Kontrol

Anggota pergerakan juga menghadapi situasi sulit, krisis, dan aneka ragam problem. Hal ini menuntut adanya perhatian dan kontrol terhadap anggota. Sehingga muncul kemampuan mengatasi berbagai problem dan krisis yang menimpanya. Landasan H.R Muslim.

  1. Kurang sigap dalam menyelesaikan persoalan

Hal ini dapat mengakibatkan semakin rumitnya persoalan serta mengantarkan pada jalan buntu. Setiap pergerakan psti menemui persoalan yang butuh penyelesaian. Dan, setiap pergerakan memiliki cara dan bentuk tersendiri dalam menangani setiap persoalan tersebut. Penyelesaian harus dilakukan dengan sigap.

  1. Konflik Internal

Bebrapa faktor yang menjadi penyebab munculnya konflik internal dapat memicu timbulnya konflik dalam pergerakan, dan meletupnya perselisihan. Bila tidak segera diselesaikan, maka akan mengakibatkan hancurnya pergerakan. Landasan pada Q.S Ali Imran 100-105

  1. Pemimpin yang lemah

Pemimpin yang lemah ketika ia hanya bisa memipin pada anggota dengan tingkat umur tertentu, tsaqofah tertentu dan pada situasi tertentu. Padahal adalah hal yang lumrah bahwa hal tersebut selalu mengalami perubahan setiap waktu.

 

Sifat yang harus dimiliki pemimpin pergerakan

  1. Mengenal dakwah : penguasaan ideologi, doktrin, dan struktur dakwah.
  2. Mengenal diri : mengetahui titik-titik kekuatan dan kelemahan pada dirinya.
  3. Perhatian yang utuh : memberi perhatian kepada anggota, mengenali pribadi, dan memantau
  4. Teladan yang baik : mampu menjadi figur teladan dan ditiru para anggotanya.
  5. Pandangan yang tajam : mampu menilai secara cepat dan tepat terhadap peristiwa, mengambil keputusan secara tegas dan bijaksana terhadap persoalan yang muncul.
  6. Kemauan yang kuat : pilar pribadi dalam menaklukkan berbagai tantangan dakwah.
  7. Fitrah yang mengundang simpati : Sifat pembawaan dari pemimpin
  8. Optimisme : memandang masa depan dengan penuh harap dan kelapangan dada serta tetap mawas diri.

 

Kedua : Sebab-Sebab yang Bersumber dari Individu

  1. Watak yang indisipliner : tidak mampu beradaptasi dengan kebijakan pergerakan, serta mendengar dan taat kepadanya. Landasan Q.S Al-Mujadilah : 22
  2. Takut mati dan miskin : mengakibatkan frustasi pelaku dakwah yang dapat melemahkan jiwa manusia. Landasan Q.S Al-Fath:11
  3. Sikap ekstrem dan berlebihan : orang yang membebani diri melebihi kemampuannya, tidak menerima sikap moderat, dan bersikeras untuk berlebih-lebihan dalam segala hal pasti akan mengalami frustasi kejiwaan dan keimanan. Landasan Q.S Al-Isra’: 27
  4. Sikap mempermudah dan menganggap enteng : mempermudah pelaksanaan hukum Allah SWT dan menganggap enteng komitmen pada hukum-hukum syariat. Landasan H.R Nasa’i dan lainnya.
  5. Ghurur dan senang tampil : dapat menghancurkan jiwa para aktivis dakwah, merusak amal, menghapus pahala dan mencelakakan mereka di akhirat. Landasa Q.S Al-Qashash: 83
  6. Cemburu terhadap orang lain : terhadap orang-orang yang terdepan, terpandang, sukses, dan dikaruniai keahlian yang tidak dimiliki orang lain. Landasan Q.S Al-Maidah 27-30
  7. Fitnah senjata : kerancuan penggunaan kekuatan yang dapat menimpa personal maupun keseluruhan wadah pergerakan.

 

Sebab Timbulnya Fitnah dan Faktor Penyebab Kehancuran Pergerakan

  1. Tidak jelasnya tujuan pembentukan kekuatan
  2. Tidak memenuhi syarat penggunaan kekuatan

Syarat-syarat yang paling penting adalah:

  1. Mengoptimalkan penggunaan sarana-sarana lain terlebih dahulu, sehingga penggunaan kekuatan fisik menjadi penyelesaian terakhir. Hal ini merupakan ijma’ para ulama.
  2. Menyerahkan persoalan pada kebijakan imam dan jamaatul muslimin (Khilafah Islam), bukan pada perorangan atau masyarakat umum.
  3. Tidak mengundang kerusakan atau fitnah
  4. Tidak melanggar kebijakan syariat
  5. Disesuaikan dengan skala prioritas
  6. Dipersiapkan dengan benar dan matang
  7. Tidak gegabah dan reaksioner
  8. Tidak menjerumuskan umat Islam dalam pertarungan yang tidak seimbang

 

Ketiga : Sebab-Sebab Eksternal

  1. Tekanan tribulasi : merupakan penyiksaan fisik dalam kehidupan dakwah dan da’inya. Landasan Q.S AL-Ankabut: 1-3
  2. Tekanan keluarga : sedikit sekali aktivis muslim yang bisa terbebas dari tekanan keluarga. Landasan Q.S Maryam: 41-46
  3. Tekanan lingkungan : terkadang seorang muslim tumbuh dalam lingkungan yang komitmen terhadap islam, ketika ia harus begerak ke lingkungan yang sebaliknya maka sesungguhnya di sinilah komitmennya terhadap Islam dan pergerakan diuji.
  4. Tekanan gerakan destruktif : berupa propaganda yang mendiskreditkan pergerakan Islam, gerakan merusak pemikiran umat, dan gerakan tasykik (pengkaburan) nilai-nilai Islam.
  5. Tekanan dari figuritas : berupa munculnya rasa ujub (bangga diri), ghurur (tertipu)terlalu mencintai diri sendiri, sombong, dan egois. Landasan Q.S ‘Abasa: 17-23

Komentar