Bekal Dari Sang Motivator

 PERHATIKAN INTEGRITAS ANDA

Bukan karena anda tak memiliki seorang pun pengikut, anda tak berhak disebut pemimpin. Setiap dari anda tak lepas dari seorang pengikut, yaitu diri anda sendiri. Sebelum memimpin orang lain, anda harus mampu memimpin diri, intelegensi dan perasaan anda sendiri. Pemimpin sejati mencemaskan apa yang terjadi dalam diri sendiri lebih dari apa yang terjadi di belakang mereka.

Karenanya, satukan pikiran, perasaan dan tindakan pada tujuan. Maka anda akan memiliki integritas. Karenanya, pimpinlah diri anda sendiri lebih baik daripada orang lain. Maka anda akan menjadi teladan. Karenanya tunjukkan bahwa anda bertanggung jawab penuh pada diri dan tujuan. Maka anda akan meraih kepercayaan. Tidak ada harga murah bagi sebuah kepercayaan. Hanya integritas kuatlah yang mampu membayarnya tunai.

ANDA MEMERLUKAN KEBERANIAN UNTUK SUKSES

Seperti pucuk-pucuk pohon, semakin tinggi anda berdiri semakin kencang angin menerpa. Seperti puncak-puncak gunung, semakin tinggi anda memanjat, semakin sendiri para pendaki. Berada di atas berarti berada di medan yang semakin berat. Karenanya hanya pendaki-pendaki tangguh saja yang berhasil menjejakkan kakinya di sana. Anda memerlukan keberanian untuk berhasil.

Anda harus meneguhkan tekad dan memompakan keberanian. Anda tahu apa yang terjadi selama perjalanan menuju keberhasilan. Tak ada jalan mudah. Namun bila anda tak memulainya, anda takkan kemana-mana. Kecuali tetap berada di situ; di lingkaran nol besar anda. Jangan gentar untuk melangkah sekecil apa pun. Tak perlu peduli apakah anda kelak bisa menjejakkan kaki di puncak, jangan sampai anda kehilangan keberanian.

MILIKILAH KECERIAAN KANAK-KANAK

Tujuan adalah kebahagiaan anda. Dan kebahagiaan haruslah menjadi tujuan anda. Kebijakan sejati mengatakan bahwa kebahagiaan tidak terletak jauh dimana. Kebahagiaan tertanam di dalam diri anda sendiri. Anda hanya perlu menemukannya. Sayangnya kebahagiaan seringkali tertimbun oleh endapan rasa takut dan sedih akibat hal-hal di luar diri anda. Untuk itu anda harus menyingkirkannya; yaitu dengan memutuskan untuk tetap berbahagia. Dunia mungkin membuat anda bersedih namun dunia tak boleh memiliki anda. Di dalam diri anda harus berjuang keras untuk tidak di batasi oleh kejadian luar. Di dalam anda tetap memiliki kebahagiaan.

Mengapa tak anda perhatikan sorot mata antusias anak-anak? Mereka tetap menemukan permainannya meski di tengah panas terik dan hujan lebat. Mereka melakukan itu karena dorongan keceriaan dan kebahagiaan dari dalam diri.

Diri dalam mereka tidak dibatasi oleh dunia luar. Sedangkan orang tua mereka mungkin menggerutu karena teriknya matahari atau lebatnya hujan. Bukankah, orang bijak adalah orang yang tidak kehilangan kegembiraan kanak-kanaknya

 

 

BERKACALAH PADA DIRI SENDIRI

Ketika dua cermin saling berhadapan, akan muncul pantulan yang tak terhingga. Begitulah bila anda mau bercermin pada diri anda sendiri. Anda

akan menemukan bayangan yang terhingga. Bayangan itu adalah kemampuan anda yang luar biasa; ketakterbatasan yang memberi kekuatan untuk menembus batas rintangan diri. Berkacalah pada diri sendiri, maka anda akan menemukan kekuatan.

Singkirkan cermin diri orang lain. Karena di sana anda hanya akan melihat kekurangan dan kelemahan anda dibanding orang lain. Lebih buruk lagi, anda hanya akan menemukan ketidakpuasan diri. Dan ini akan menjerumuskan anda ke dalam jurang kekecewaan. Anda bukan orang lain. Anda adalah anda yang memiliki jalan keberhasilan sendiri. Mulailah hari ini dengan menatap wajah anda. Carilah bayangan yang tak terhingga itu. Di sana ada kekuatan yang akan membawa anda ke puncak keberhasilan.

KEDAMAIAN YANG KITA DAMBA

Semua orang mendambakan kedamaian hati, tak terkecuali kita. Ada orang mengira bahwa kedamaian tercapai saat dirinya terlupa dari kesedihan.

Padahal, belum tentu ia temukan kedamaian di tengah-tengah kegembiraan.

Seringkali, ketika kegembiraan berlalu, kesedihan kembali merundung dirinya. Kedamaian hati tidak terletak di antara perasaan suka dan duka. Kedamaian bukanlah untuk dirasa-rasakan. Justru, kedamaian ditemukan saat kita mampu menguraikan semua perasaan yang berlalu lalang dalam diri kita, untuk kemudian terlepas dari kemelekatan padanya.

Menemukan kedamaian itu bagai berjalan menembus kabut tebal. Di saat kita tak tergoyahkan dan terus melaju, kabut itu tersibak, terurai dan memudar. Kemudian, di depan sana kita dapati berpendar-pendar terang. Kita pun melihat kenyataan lebih jelas lagi.

PERTANYAAN YANG TAK PERLU DIJAWAB

Jika seseorang bertanya pada anda, "Hal apa yang paling berharga yang telah anda dapatkan dalam hidup ini?" Maka, jawaban apa yang anda berikan? Apakah anda menunjukkan berapa banyak uang, tabungan dan kekayaan yang telah anda peroleh? Padahal siapa pun tahu, seringkali uang bukanlah hal yang paling berharga dalam hidup ini. Apakah anda membanggakan kesehatan dan kekuatan diri anda? Padahal siapa pun tahu, pada waktunya tubuh akan menua dan renta. Atau apakah anda membuktikan kepandaian dan kepiawaian anda? Padahal siapa pun tahu, setinggi-tinggi langit selalu ada langit di atasnya.

Hal yang paling berharga dalam hidup ini sesungguhnya adalah kebahagiaan batin kita. Manusia siap menukar apa pun demi kebahagiaan hidupnya. Sayang, tak seorang pun mampu mengukur seberapa berharga kebahagiaan yang telah kita temukan dalam hidup ini. Kebahagiaan memang bukan untuk diukur, atau bahkan dipertanyakan. Maka mungkin, jawaban terbaik atas pertanyaan itu adalah senyuman tanpa kata, namun penuh makna.

 

JANGAN PANDANG HUTAN DARI SEMAKNYA

Tak ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Anda hanya perlu untuk mengerti. Ketakutan berasal dari keterbatasan pikiran. Bukalah pikiran untuk memahami ketakutan anda. Maka anda akan menemukan keberanian untuk menghadapinya. Jangan sembunyikan, tunda atau berhenti untuk memecahkan masalah anda. Karena bahayanya bukan karena masalah itu semakin membesar, namun pikiran anda yang semakin kerdil; pandangan anda yang semakin sempit.

Berjalan menuju keberhasilan anda adalah berjalan di hutan lebat. Jangan berhenti hanya semak belukar. Dan jangan pandang hutan dari semaknya belaka. Anda harus mampu melewatinya. Sekali anda mampu mengatasi ketakutan, anda memiliki ketahanan untuk menghadapi kesulitan serupa. Pahami bahwa semua itu sangat baik bagi kekuatan anda untuk menghadapi kesulitan yang lebih besar.

SINGKIRKAN KETAKUTAN, RAIHLAH KEBEBASAN

Jalan keberhasilan ini adalah milik anda. Pada saat anda menyadari bahwa anda bertanggung jawab penuh atas segala sesuatunya, dan anda tak menemukan alasan apa pun untuk menyalahkan orang lain, di saat itulah anda menemukan jalan anda sendiri. Di saat itulah anda menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. Hanya anda yang mampu memikul hidup anda, bukan orang lain.

Bila anda menganggap hidup adalah suatu tugas, tunaikanlah. Bila anda menganggap hidup adalah beban, pikullah. Bila anda menganggap hidup adalah harta karun yang tak terhingga, berbagilah. Kerjakan yang terbaik dari diri anda. Tujuan hidup akan anda temukan di saat anda menjalani perjalanan anda.

Dan yang terpenting, anda tak kan menemukan apa-apa bila diam tak melakukan sesuatupun.

Dan yang terpenting, anda tak kan menemukan apa-apa bila ada tidak berubah

MASALAH ADALAH HADIAH

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan di balik setiap masalah. Itu adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi.

Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di

malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang.

Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak kan menjadi seseorang yang sejati.

 

TERIMALAH KESALAHAN APA ADANYA

Bila anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya anda melihat lagi langkah anda. Jangan-jangan anda tak melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan. Kesalahan menuntun anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan memimpin anda untuk mengambil tindakan yang lebih baik. Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus anda kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila kesalahan menimpa anda. Karena, di balik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.

Colombus melakukan "kesalahan" yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti "kesalahan" tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah anda menganggapnya sebagai kesalahan?

BICARALAH DENGAN BAHASA HATI

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.

Semua itu haruslah berasal dari hati anda. Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan anda yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda. Mulailah melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.

TENTUKANLAH TUJUAN ANDA

Anda memang dapat melakukannya. Dan tak seorang pun dapat menghentikan langkah anda kecuali anda sendiri. Yang perlu anda lakukan adalah memutuskan apa yang ingin anda raih. Tanpa tujuan, anda mungkin tak pergi kemana-mana. Atau, malah tiba di tempat yang tak anda inginkan. Tujuan menyediakan garis start untuk memulai, jalan untuk dilalui, dan tempat untuk dituju. Pahamilah bahwa tujuan memberi anda segalanya. Anda hanya perlu memutuskan, maka tujuan takkan menyia-nyiakan anda, kecuali anda memutuskan untuk tak meraihnya.

Tanpa tujuan seluruh kekuatan anda sebagai manusia sejati bisa jadi sia-sia. Tanpa tujuan, anda ibarat perahu kuat dengan layar terkembang yang terombang-ambing ombak tanpa nakhoda. Seberapa tangguh perahu itu mengarungi samudra, ia takkan mencapai pantai mana pun. Alih-alih mendarat di tanah impian, malah tenggelam ke dasar laut menjadi sebongkah rumah ikan.

 

 

KETERBATASAN ANDA ADALAH TANGGUNG JAWAB ANDA UNTUK MEMBEBASKANNYA

Satu-satunya yang membatasi diri anda di jalan keberhasilan adalah pikiran anda sendiri; yaitu pikiran yang mengatakan bahwa anda tak bisa mencapai tujuan anda. Tidak cukup hanya sekedar memiliki tujuan, anda harus berani menyingkirkan pikiran yang menghambat anda. Tanamkan pikiran dan sikap positif. Katakan pada diri anda sendiri bahwa anda akan berhasil, anda mampu meraihnya; anda sanggup mencapainya. Maka sesuatu yang luar biasa terjadi, anda memang benar-benar berhasil meraih tujuan anda. Buanglah keterbatasan pikiran anda, maka anda akan menemukan kebebasan serta kekuatan untuk meraih apa saja yang anda inginkan.

Tak perlu menjadi seorang yang gagah berani untuk mengarungi angkasa luar. Dengan pikiran yang bebas dan tak terbelenggu, Stephen Hawking, jenius cacat yang kesulitan untuk ke kamar kecil itu, mampu bercerita tentang keajaiban alam raya. Kini anda bisa perhatikan, keajaiban itu sebenarnya terletak di pikiran beliau. Anda telah memilikinya, bebaskan dari belenggu keterbatasan, maka anda dapat mewujudkan tujuan anda.

PERCAYA DIRI ADALAH KUNCI KEBERHASILAN

Berpikirlah bahwa anda bisa melakukan sesuatu. Pada saat anda merasa bisa, anda telah memiliki kunci pertama keberhasilan anda, yaitu kepercayaan diri. Jauhilah orang-orang yang berusaha memadamkan obor semangat anda. Mereka takkan pernah bisa menolong anda sebagaimana mereka takkan pernah bisa menolong diri mereka sendiri. Rasa percaya diri bukan saja mendorong anda untuk bisa, ia membentuk diri anda.

Tanamkan rasa percaya diri sekuat mungkin. Teriakkan bahwa anda bisa hingga anda benar-benar mendengarkannya. Gores dalam-dalam di lempengan hati anda. Pukul kuat-kuat dada anda. Pastikan anda merasakan rasa bisa anda membakar seluruh tubuh, sebagaimana bahan bakar membakar roket yang membawa anda melejit pada kenyataan bahwa anda memang bisa melakukannya. Percaya diri adalah bahan bakar yang tak kenal habis. Ia berlipat ganda begitu anda terus melangkah maju.

JANGAN BERHENTI, ATAU MATI

Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Anda hanya perlu menyadari itu. Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberikan kepuasan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari anda.

Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih cepat macet. Mesin yang tak pernah dinyalakan lebih cepat berkarat. Kaki

yang tak pernah berolahraga lebih cepat terkena rematik. Hanya perkakas yang jarang digunakanlah yang kita simpan dalam laci berdebu. Alam telah

mengajarkan kunci kebahagiaan anda. Jangan berhenti untuk bergerak meraih keberhasilan anda, atau anda akan lebih cepat tua dan tak berguna.

ANDA PERLU TERPESONA

Hiduplah dengan penuh antusiasme. Hadapi sesuatu dengan hasrat untuk terpesona. Dunia ini sudah begitu menakjubkan. Jangan biarkan anda

menyia-nyiakan pandangan untuk mereguk rasa kagum. Yang anda perlukan adalah responsi yang spontan. Ada baiknya anda sedikit mengurangi pertimbangan dan penilaian anda mengenai positif atau negatif. Sikap antusias hanya membutuhkan dan hanya melihat sisi positif dari segala sesuatu.

Ini bukan masalah agar anda tampak bersemangat dan ceria dalam menjalani jalur keberhasilan anda. Namun, ini akan meringankan anda dari hal-hal yang mengkhawatirkan. Tak ada gunanya melihat dan mencemaskan sisi negatif. Pikiran anda terlalu jernih untuk dibebani dengan prasangka-prasangka. Kini, biarkan rasa kagum dan imajinasi memenuhi benak anda.

BERLAYARLAH MENUJU PANTAI HARAPAN

Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan, tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Dermaga adalah masa lalu anda. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu menambat anda di situ. Lepaskan diri anda dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah. Berubahlah

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

BERSYUKURLAH PADA APA SAJA

Anda wajib mensyukuri apa pun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa anda tidak realistis. Namun, sebenarnya sikap anda jauh lebih realistis, yaitu

membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan. Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur.

Semakin banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda. Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena, anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan anda.

 

 

 

HARGAILAH DIRI ANDA DENGAN MENGHARGAI TUBUH ANDA

Anda memiliki permata yang harus diletakkan di tempat terhormat, yaitu harga diri anda. Letakkanlah harga diri anda pada tubuh yang terhormat.

Perlakukanlah diri anda seperti meletakkan lukisan di bawah cahaya lampu terbaik. Tubuh adalah anugerah. Hanya orang-orang yang berharga diri rendah saja yang mengabaikan dan menyia-nyiakan tubuhnya.

Di dalam tubuh yang terhormat terdapat diri yang terhormat. Anda takkan bisa memahat patung yang indah dari kayu lapuk. Anda takkan mampu membangun tembok kokoh dari tanah humus. Bukan karena tubuh anda kuat anda menjadi terhormat, namun karena anda terhormatlah tubuh anda menjadi kuat.

 

ORANG BESAR BERPIKIR BESAR

Anda besar dengan berpikir besar. Anda kecil bila berpikir kecil. Keterbatasan anda adalah pikiran anda. Mimpi dianugerahkan agar anda bisa

berpikir besar. Maka bermimpilah menjadi besar. Mulailah dari pikiran anda. Keberhasilan semata-mata bagaimana anda meletakkanya dalam pikiran. Tidak ada yang salah pada lingkungan sekitar. Tidak pula salah pada waktu anda. Semua memberikan tempat dan kesempatan bagi anda untuk meraih keberhasilan. Tinggal anda mengambil langkah pertama, yaitu berpikir besar.

Tak ada yang salah pada katak yang merindukan bulan. Tak ada yang salah pada kera yang ingin menjadi dewa. Jangan hiraukan ucapan orang lain. Bergaullah dengan orang-orang yang berkepribadian besar. Perlakukanlah diri anda dengan penuh rasa hormat, maka orang lain akan menghormati anda sebagai orang besar.

KESULITAN MEMBAWA ANDA PADA KEBERHASILAN

Kita mahfum bahwa perjalanan ini tak mudah. Cepat atau lambat kita akan melintasi daerah yang berbatu, licin dan terjal. Kita menyebutnya sebagai masa sulit. Bagaimana cara anda mengatasinya menentukan apakah anda bisa terus melangkah di jalan keberhasilan atau tidak. Rintangan tampak bagai wajah yang menakutkan, hanya bila anda memalingkan pandangan dari tujuan.

Tapi, bagaimana anda bisa sampai di ujung cakrawala bila terhenti di situ.Bukankah seorang murid saja harus menempuh ujian agar bisa naik kelas.

Bahkan, agar bisa tetap berada dalam kelas pun ia harus menunaikan pekerjaan rumahnya setiap malam.

Kita mendapatkan intan yang terbaik dengan menggosoknya. Pedang yang tajam tercipta karena tempaan dan panas yang melelehkan. Begitu pula, kesejatian kita takkan terujud bila tak diuji dengan kesulitan. Kesulitanlah yang membawa anda naik ke tangga keberhasilan yang lebih tinggi. Sedangkan, kemudahan melenakan anda untuk tetap berputar-putar di lantai bawah.

 

TAK SEORANG PUN KUASA MENOLAK ANDA

Tak seorang pun dapat menolak atau mencampakkan anda, hanya karena mereka mengatakan tidak pada usul anda. Bukankah anda berhak memiliki pendapat sendiri, demikian juga mereka. Jangan menganggap apa ada dalam benak anda harus dapat disepakati oleh orang lain. Bukalah kesempatan lebar-lebar dengan tidak menutup kesempatan bagi orang lain. Saat usul anda tidak disepakati, terbukalah pilihan lain bagi anda. Mengiranya sebagai penolakan sama dengan mencampakkan diri anda dari kemungkinan yang lebih luas. Tak seorang pun kuasa menolak suatu ide kecuali menambah kokohnya ide itu. Hanya bila anda memiliki pikiran yang sempit, ide itu akan gugur begitu saja. Bagai debu terhembus angin.

Seandainya cuma ada satu nada tercipta, betapa membosankannya semua komposisi. Bahkan agar kuat, bangunan pun harus terbuat dari batu bata yang tersusun selang seling. Sedangkan tikar tak bisa dianyam hanya dengan selajur lurus daun lontar. Perbedaan bukan hanya melahirkan keindahan, juga kekuatan dan manfaat. Hanya mereka yang tak mengerti yang menganggapnya sebagai bencana.

BUSANAILAH UCAPAN ANDA DENGAN SENYUM

Tersenyumlah. Karena senyuman akan meluluhkan banyak hal. Ia menghangatkan kepalan tangan yang menggigil. Ia menyejukkan dada yang membara. Tak cukup anda hanya berkata-kata, lebih baik anda meriasnya dengan busana terindah; yaitu senyuman. Tersenyumlah saat bertatap muka, berbicara di telepon, atau menulis surat. Anda akan dikejutkan betapa hebatnya secarik senyuman mengubah diri anda dan orang lain. Senyuman adalah bahasa bibir yang langsung mengetuk hati. Karena tersenyum adalah sedekah termudah, termurah dan terindah yang bisa anda berikan, jangan sembunyikan itu di balik kebekuan hati anda.

Entah darimana anak-anak belajar melukis wajah matahari pagi dengan selengkung senyum. Mungkin mereka tahu, segarnya senyuman tak kalah dari segarnya matahari pagi. Mungkin pula mereka teringat, semasa bayi dahulu, para orangtua rela berjungkir balik atau menampakkan mimik lucu mereka, demi sebuah senyuman tulus seorang bayi. Atau, mungkin anak-anak itu mengajari anda bahwa memulai hari dengan senyuman jauh lebih berharga daripada memikirkan rencana-rencana lain. Cobalah.

CARILAH KESADARAN DIRI ANDA

Akuilah bahwa anda takkan memiliki semua jawaban atas pertanyaan hidup ini. Hidup tak sekedar pertanyaan. Hidup adalah misteri. Mudahnya, kita tak perlu mencari semua jawaban. Carilah kesadaran akan diri anda. Tak bisa anda memberikan sesuatu pada dunia ini bila tak tahu siapa diri anda sendiri. Anda adalah sosok unik yang tercipta dari keputusan dan pengalaman hidup, bagaimana anda akan menggunakan cermin orang lain untuk menemukan kesadaran akan diri sendiri.

 

Dan perjalanan terpenting bagi setiap manusia adalah perjalanan ke dalam hati, menemukan diri sejati. Semakin tinggi anda mendaki bukit, anda tiba di kaki gunung. Semakin tinggi anda mendaki gunung, anda tiba di kaki mahameru. Semakin tinggi anda memanjat mahameru, anda tiba di kaki langit. Kini anda tak mungkin mendaki lagi, anda perlu terbang melayang. Hingga seperti Icarus yang lebur dalam sentuhan cahaya matahari.

HARI ISTIRAHAT ADALAH HARI MATAHARI

Hargailah waktu istirahat anda. Istirahat bukanlah saat berhenti yang tak menghasilkan produktivitas apa-apa. Atau sekedar waktu luang di antara

kesibukan. Istirahat adalah bergerak maju dengan nafas yang teratur dan langkah yang ringan. Jangan memacu diri anda dengan kecepatan yang sama.

Suatu saat anda akan melalui tikungan, tanjakan atau curaman. Di situ anda perlu memindahkan persneling diri anda, menurunkan kecepatan, meringankan kumparan. Saat itulah anda harus menghirup nafas dalam-dalam, dan merasakan kesegaran baru. Istirahat diadakan bukan untuk melupakan tujuan, namun memberikan kesempatan untuk memperoleh kesadaran akan diri anda, demi sebuah langkah baru, penciptaan baru, pada jalan keberhasilan anda. Itulah maksud dari rekreasi.

Tak salah bila orang Inggris menyebut hari Minggu sebagai Sunday, hari matahari. Dan, itu bukanlah hari libur untuk melangkah, namun hari untuk

menyadari bahwa ada matahari dalam hidup anda. Cahaya matahari adalah sumber energi yang menumbuhkan kehidupan, dan juga menggugah kesadaran bahwa anda memiliki bayang-bayang hitam di balik sinarnya. Bila anda menjauhi cahaya, anda berjalan mengikuti bayang-bayang hitam anda. Namun bila anda berjalan menuju cahayanya, bayang-bayang itu tertinggal di belakang. Setiap hari adalah hari matahari, hari cahaya, hanya bagi mereka menyadari.

PERTANDINGAN BELUM USAI HINGGA BENAR-BENAR USAI

Jangan pernah berkata "tidak akan pernah". Itu menutup semua pintu. Mengabaikan semua kesempatan dan perbaikan. Sekaligus mengecilkan arti diri anda. Tak seorang pun tahu semua jawaban. Namun sebuah kemungkinan pasti datang bila kita bersedia membuka pintu cukup lebar. Ubahlah ketertutupan dengan memberikan maaf. Sediakan ruang yang lebar bagi orang lain utuk mengetuk pikiran anda. Mengatakan "tidak akan pernah" berarti menolak masa depan yang pasti datang. Tidak pernah adalah tidak ada, kecuali dalam kesempitan pikiran yang berasal dari kesombongan anda.

Tak seorang pun bisa menolak anda kecuali pikiran anda sendiri. Begitu pula, anda takkan kuasa menolak orang lain kecuali dalam pikiran anda. Terimalah segala kemungkinan biarpun tampaknya bagai keajaiban. Katakan bahwa mereka boleh datang kembali suatu saat. Sampaikan bahwa mereka diijinkan untuk menghubungi lagi esok. Jangan sekali-kali memaku harga mati. Sebelum peluit ditiupkan, pertandingan masih berlagsung. Bola masih berputar. Goal pun masih mungkin tercipta. Bahkan kemenangan pun masih bisa dirayakan.

 

MULAILAH MEMBERI

Bila tak seorang pun berbelas kasih pada kesulitan anda. Atau, tak ada yang mau merayakan keberhasilan anda. Atau tak seorang pun bersedia mendengarkan, memandang, memperhatikan apa pun pada diri anda. Jangan masukkan ke dalam hati. Manusia selalu disibukkan oleh urusannya sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri. Anda tak perlu memasukkan itu ke dalam hati. Karena hanya akan menyesakkan dan membebani langkah anda. Ringankan hidup anda dengan memberi pada orang lain. Semakin banyak anda memberi semakin mudah anda memikul hidup ini.

Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa

anda hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung anda. Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya.

MENGAKUI KESALAHAN MENDAPATKAN KEHORMATAN

Akuilah kesalahan anda. Mengakui kesalahan bukanlah pertanda kelemahan. Justru diperlukan kekuatan yang luar biasa besar untuk mampu melihat dan mengakui kesalahan. Terlebih lagi untuk meminta maaf sekaligus membangun komitmen baru untuk memperbaikinya. Sebagai manusia, anda takkan bisa mencapai kesempurnaan. Kebijakan dan pelajaran hidup takkan tercapai dengan mengejar kesempurnaan. Namun, kesalahan adalah teman terbaik yang membisikkan bagaimana kita sebaiknya bertindak. Dengan mengakui kesalahan anda membungkam semua celotehan dan mengubahnya menjadi rasa hormat. Yang perlu anda lakukan adalah bertindak benar. Salah satunya, anda harus berani mengakui kesalahan.

Anda mungkin masih teringat sewaktu kanak-kanak dulu, betapa ngerinya mengakui kesalahan. Anda dihukum berdiri di depan kelas, atau menerima

jeweran, yang meski tak menyakitkan namun membuat hati terluka. Anda tahu, anda dihukum bukan karena mengakui kesalahan, namun karena tak mau mengakui kesalahan pada waktunya. Bahkan, kini pun masih banyak orang takut mengakui kesalahan. Padahal, dengan mengakui kesalahan dan bersedia menerima konsekuensinya, anda dapat tertidur dengan tenang di malam hari. Anda pun tak perlu takut untuk bangun keesokan harinya. Memang, esok hari hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berani menghadapinya.

JANGAN BIARKAN BISA MENJADI TIDAK BISA

Mulailah mengerjakan sesuatu. Jangan biarkan pertanyaan memenuhi benak anda sehingga melunturkan kemampuan anda untuk melakukan sesuatu. Memang, banyak hal yang tidak bisa kita lakukan saat ini. Karena itu tinggalkan saja. Kerjakan sesuatu yang anda bisa, meski hanya menuliskan sebuah titik. Jangan biarkan sesuatu yang tak bisa anda kerjakan malah menyurutkan niat anda untuk mengerjakan sesuatu yang bisa anda kerjakan. Perhatikan saja keberanian anda untuk mengambil tindakan. Sekecil apa pun langkah pertama yang anda tapakkan adalah langkah besar bagi keberanian anda.

Tak perlu disibukkan dengan pertanyaan: mana yang lebih dulu, "Telor" atau "Ayam". Yang perlu anda lakukan adalah melihat apa yang ada dalam genggaman dan menghargainya. Yaitu, dengan mengerjakan sesuatu sebaik-baiknya. Bila telur yang berada dalam genggaman, eramilah hingga ia menetas menjadi seekor anak ayam. Sedangkan, bila ayam yang berada dalam genggaman, peliharalah sampai bisa menghasilkan telur-telur. Lebih dari sekedar mempertanyakannya namun mengerjakannya.

BERHENTILAH MENGKRITIK, MULAILAH MENOLONG

Anda akan memiliki lebih banyak "waktu" dengan tidak mengkritik. Setiap orang memahami sesuai dengan prasangkanya. Dan mereka berhak mempertahankan pendiriannya. Jadi untuk apa membebani diri anda dengan mengkritik apa yang terjadi pada diri orang lain. Anda tak selalu memahami segala sesuatu. Mungkin saja anda tidak melihat sesuatu yang dilihat orang lain. Namun, keterbatasan pikiran anda mengaburkannya sehingga seolah anda yang melihat sesuatu yang tak dilihat orang lain. Bersikaplah jujur. Sungguh jauh berbeda antara mengecam dengan menolong. Kecaman melemahkan. Sedangkan pertolongan memperkokoh. Dan itu berlaku bagi yang memberi maupun yang menerima.

Bila perahu anda bocor di tengah lautan. Kritik anda pada si pembuat perahu tidak akan menolong anda dari ketenggelaman. Anda harus menambal lubang itu atau terjun ke air untuk berenang. Ini akan menolong anda sendiri. Semua tindakan anda merupakan tabungan bagi diri anda sendiri, yang akan anda tarik kelak. Dan seburuk-buruknya simpanan adalah kecaman. Sedangkan pertolongan selalu memberikan bunga yang terbaik.

BUKAN HANYA MENDENGAR, TETAPI DENGARKAN

Dengarkan. Bukan cuma mendengar, namun anda harus mendengarkan. Mendengarkan adalah menyengaja mendengar. Berikan perhatian yang tulus pada saat orang lain berbicara. Anda harus membekukan lidah dan menutup rapat-rapat bibir anda. Orang terbiasa hidup dalam keriuhan yang terjadi di luar dan dalam diri mereka. Mendengarkan adalah berusaha mensepikan diri dalam anda dari perkataan anda sendiri. Tak perlu menyepakati atau menolak ucapan orang lain. Karena mendengarkan bukanlah menilai. Mendengarkan menangkap fakta sepolos mungkin tanpa penilaian apa-apa. Tunggulah hingga orang lain selesai berbicara. Berikan komentar setelah anda yakin anda mendengarkan dengan seksama.

Mendengarkan adalah kualitas untuk hidup dalam ketenangan. Bila anda bersedia mendengarkan anda akan mendengar suara-suara yang tak terucapkan. Hembusan nafas, degub jantung, gemeretak otot, semilir rambut, adalah suara-suara jujur yang tak terucapkan lewat kata-kata. Anda dianugerahi sepasang telinga untuk mendengar, dan sebongkah hati untuk mendengarkan. Gunakan itu, maka anda akan menemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi, termasuk spasi di antara dua buah kata.

 

 

BERBUAT BAIK ADALAH ANDA

Salah satu harapan yang diucapkan oleh orangtua ketika kita kecil dulu adalah "Semoga kau menjadi anak baik." Baik merupakan kata dengan makna yang luar biasa. Anda tak perlu menjadi pintar untuk mengetahui apa arti kata baik. Anda telah mengetahuinya semenjak anda belum mengenal kata itu sendiri. Karena, baik adalah sifat dasar anda. Berbuatlah baik seolah anda tak mengetahui bahwa itu kebaikan. Memang, semestinya anda tak perlu merasa baik, karena ketika anda merasa baik, maka kebaikan itu berjarak dari anda. Ia menjadi sesuatu yang baru bagi anda.

Saat anda mengasah pisau, anda takkan mendapatinya menjadi tajam, hingga anda berhenti untuk menyentuh dan merasakan ketajaman mata pisau. Saat anda memandangi kuntum bunga, anda takkan mendapatinya merekah, hingga anda memalingkan muka untuk menemukan kembali ia telah benar-benar mekar. Semua ini, sama dengan saat anda melakukan kebaikan, anda tak perlu berusaha untuk menyadari kebaikan anda, karena suatu waktu anda akan berhenti untuk menerima imbalan atas kebaikan yang telah anda perbuat. Keinginan anda untuk merasakan buah dari kebaikan anda sekarang akan mengaburkan motivasi juga kebaikan itu sendiri. Seperti debu yang tertiup angin.

TAPAKKAN LANGKAH PERTAMA UNTUK KEBERHASILAN ANDA

Anda telah menuliskan tujuan anda dan mengetahui arah yang harus dituju, maka semua itu tak akan tercapai bila anda tidak bersedia mengambil langkah pertama. Bagian terberat dalam perjalanan keberhasilan anda adalah keberanian untuk menapakkan langkah pertama anda. Seluruh inti terwujudnya keberhasilan anda terletak pada saat anda memulainya. Begitu anda telah memulai, keraguan sirna, ketakutan memudar, kekhawatiran memupus. Semua itu terkalahkan oleh keberanian. Dan, keberanian adalah api yang membakar habis daun kering.

Tak mudah bagi setiap pengarang untuk mengetikkan kata pertama pada artikelnya. Tak mudah bagi setiap pelukis untuk menyapukan goresan pertama pada kanvasnya. Tak mudah bagi setiap komponis untuk menekan tuts nada pertama pada gubahannya. Langkah pertama adalah batu ujian terberat bagi keberanian anda. Sebagaimana bangun di pagi buta terasa berat. Namun anda harus melakukannya atau anda takkan beranjak dari tempat anda.

TAK ADA YANG SIA-SIA

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tiada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan.

Pasti ada maksud. Mungkin anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah ceria. Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.

 

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui di selokan rumah anda?

JANGAN MENGELUH, ANDA TELAH SEMPURNA UNTUK MISI ANDA

Ketika anda bercermin pagi ini, yakinlah bahwa sosok yang anda temui di sana adalah diri anda yang sempurna. Tiada cacat. Tiada kurang. Tak perlu anda mempertanyakan mengapa anda berparas seperti itu, berwarna kulit ini atau bertubuh demikian. Anda telah dianugerahi sosok terbaik; perlengkapan sempurna untuk menjalankan misi anda. Carilah kekuatan pada diri anda sendiri. Terlalu banyak orang takut pada bayangannya sehingga mencari bayangan orang lain. Anda hanya perlu mensyukuri apa yang ada pada diri anda sendiri, maka anda akan menemukan kekuatan yang tak terbayangkan. Nilai anda adalah apa yang anda karyakan bukan apa yang anda keluhkan.

Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau, kata pepatah. Namun, rumput di halaman sendiri jauh lebih berharga. Hidup ini bukan untuk mempersoalkan apa yang kita miliki, namun apa yang dapat kita lakukan dengan apa yang kita miliki. Hidup ini terlalu singkat untuk mencari semua jawaban, namun cukup untuk melakukan pekerjaan. Berhentilah mengeluh. Pandanglah betapa sempurnanya anda. Jadilah kuat. Jadilah diri anda sendiri.

PEREKAT KEMBALI PERSAHABATAN ANDA

Periksalah kembali persahabatan yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang di sana? Atau anda telah melupakannya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan anda dari persahabatan. Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apa pun sendiri. Memang pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Demikiankah hidup yang ingin anda jalani? Bukan. Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari hidup anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup anda. Berbagi kesedihan pada sahabat, mengurangi kesedihan. Berbagai kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.

Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan. Di sana anda belajar menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

 

 

 

 

BELAJARLAH SEUMUR HIDUP ANDA

Bila anda menganggap bahwa anda sudah tak perlu lagi belajar selepas meraih ijazah sekolah, maka anda salah besar. Dunia sedang berjalan semakin cepat. Manusia bekerja semakin baik. Persoalan yang muncul semakin rumit. Anda memerlukan ketrampilan-ketrampilan baru. Bukan hanya sebagai alat untuk meraih kemajuan. Namun untuk berada di tempat, anda dituntut untuk tahu bagaimana menjaga posisi. Karena itu, jangan berhenti belajar. Pelajarilah hal-hal baru dengan penuh antusias. Belajar berarti membuka diri anda pada dunia yang maha luas ini. Belajar mengingatkan, sesungguhnya anda tak mungkin tahu semua jawaban. Belajar mengajarkan pelajaran terpenting dalam hidup, yaitu kerendahan hati untuk bertanya.

Memang benar, sarang burung Manyar tak mengalami perubahan sejak beabad-abad lalu. Mungkin, hingga berabad-abad ke depan. Juga benar, ikan Salmon mungkin takkan mengubah perjalanannya ke sungai air tawar untuk meletakkan telur-telur mereka. Namun, kehidupan manusia selalu berubah. Bukan hanya dari tahun ke tahun, atau dari bulan ke bulan. Tetapi, dari hari ke hari.

Manusia akan menemukan cara-cara terbaik bagi hidup mereka. Rahasia alam ini terlalu Maha Besar untuk dimengerti dalam seumur yang fana ini. Anda tidak harus mengetahui semua jawaban. Namun, anda harus berusaha tahu apa yang terbaik bagi hidup anda. Untuk itu anda harus belajar. Seumur hidup anda.

AKUILAH, ANDA MANUSIA BIASA

Ketika anda melakukan kesalahan, sadarilah bahwa anda hanyalah manusia biasa. Dan, inti kemanusiaan adalah ketidaksempurnaan. Anda hanya perlu menjadi lebih baik. Ini bukan berarti anda harus melakukan kesalahan. Namun, anda harus menyadari bahwa kesempurnaan itu tak usah diupayakan. Bila anda menuntut kesempurnaan pada diri anda sendiri, terlebih pada orang lain, maka anda berjalan di jalur yang menyesatkan. Kesempurnaan semacam ini tak mengijinkan kesalahan dan membunuh daya cipta. Kesempurnaan ini hanya akan membebani langkah anda. Alih-alih melangkah maju, anda salah melangkah atau tak memiliki kekuatan untuk berjalan. Bila anda ingin meraih yang terbaik dari diri anda dan orang lain, maka biarkan kemanusiaan anda menuntun arah anda, yaitu dengan petunjuk kesalahan.

Mungkin menyenangkan menonton film dimana sang jagoan selalu menang dan tak mungkin terluka. Tapi, anda tahu itu tidak ada. Meski hanya di film, suatu saat anda akan merasa bosan dan dikibuli. Itulah mengapa, bila anda merasa harus selalu benar dan menganggapnya sebagai kesempurnaan, anda menipu diri anda sendiri. Jangan biarkan anda melakukan kesalahan. Demikian halnya, jangan paksa diri anda untuk melakukan kesempurnaan. Akuilah bahwa anda manusia biasa. Maka, anda akan sangat terhormat di mata anda sendiri dan orang lain.

SINGKIRKAN PRASANGKA, TEMUKAN KEJERNIHAN PANDANGAN

Ketika anda memandang suatu persoalan, tanggalkan prasangka-prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan yang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan yang lebih lebar.

 

Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata anda. Bukan kacamata anda. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan yang terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula halnya dengan diri anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata anda. Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak mampu melihat dengan baik. Usaplah

prasangka sebagaimana anda menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi.

KETEKUNAN ADALAH KEKUATAN ANDA

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus-menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk tetap berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Anda harus tetap mengambil langkah selanjutnya. Jangan hanya berhenti di langkah pertama. Memang semakin jauh anda berjalan, semakin banyak rintangan yang menghadang. Bayangkan, andai saja kemarin anda berhenti, maka anda tidak berada di sini sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai diri anda. Apa pun yang anda lakukan, jangan sampai kehilangan ketekunan anda. Karena ketekunan adalah daya tahan anda.

Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah di mulai dengan satu langkah. Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari banyak langkah-langkah kecil. Dan langkah pertama keberhasilan harus anda mulai dari rumah anda. Rumah anda yang paling baik adalah hati anda. Itulah sebaik-baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali. Karena itu mulailah kemajuan anda dengan memajukan hati anda, kemudian pikiran anda dan usaha-usaha anda. Ketekunan hadir bila apa yang anda lakukan benar-benar berasal dari hati anda.

MERENUNGLAH UNTUK KETENTRAMAN BATIN

Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.

Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran. Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya dengan pikiran anda yang bening.

PEKERJAAN ANDA BISA MENUNGGU

Seberapa luas dunia yang anda ciptakan? Banyak orang hanya memiliki dunia seluas meja tulisnya. Atau sepetak ruang kerjanya. Atau mungkin sebesar gedung kantornya saja. Pandanglah keluar. Tebarkan pandangan anda. Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya matahari sore menemani perjalanan pulang anda ke rumah. Dunia anda jauh lebih luas dari yang anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara rumah dan ruang kerja anda. Anda dianugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air dan berbagai keindahan alam lainnya. Sadarilah bahwa semua ini tak kalah berharganya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu anda untuk tidak melebur dengan keindahan yang tiada tara. Jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaan anda. Esok masih ada. Kecuali anda mau menyesal karena di saat pandangan anda telah lamur, anda baru tersadar akan keelokan alam ini.

Ayolah, pekerjaan bisa menunggu. Namun umur anda takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang. Anda tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu masih tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran anda di bumi ini. Ketika anda menyadari betapa berharganya itu semua, anda pun menyadari betapa berharganya anda yang mungil ini di alam semesta yang maha luas ini. Kehadiran anda bagian dari alam ini. Hiduplah penuh keseimbangan.

JANGAN BERSEMBUNYI DI BALIK BAYANGAN ORANG LAIN

Banyak orang bersembunyi di balik bayang-bayang orang lain, sekedar untuk ikut menikmati sedikit keberhasilan. Mereka mengakui ide, jerih payah, karya dan keberhasilan orang lain sebagai milik mereka. Bila anda melakukan hal ini, maka ini bukan saja kegagalan anda, namun juga kekalahan telak bagi integritas anda. Akuilah keberhasilan orang lain dengan menghargai dan menghormati apa yang telah mereka raih. Nyatakan dengan tulus bahwa keberhasilan ini bukan milik anda. Keberhasilan semu bagaikan pakaian indah yang terpajang di etalase toko. Seberapa bagus itu anda katakan, tetap saja anda tidak berhak mengenakannya. Mulailah meniti keberhasilan anda sendiri. Meski hanya setetes, keberhasilan sejati adalah mata air bagi padang pasir anda.

Bersembunyi di balik bayang-bayang mungkin membuat anda nyaman. Namun apa yang bisa diberikan sebuah bayangan hanyalah kegelapan. Selama anda berjalan di bawah remang-remang, bagaimana anda bisa mengetahui tempat yang dituju? Karena itu, keluarlah. Tunjukkan kemampuan anda sendiri. Berjalan di bawah terik matahari selalu melelahkan. Namun, keringat itu adalah keringat anda sendiri. Itulah kehormatan anda, yang jauh lebih berharga daripada keberhasilan semu dengan menipu diri sendiri.

MERENDAHKAN HATI BUKAN MENYEPELEKAN DIRI

Anda tidak pelu mencari sanjungan, ucapan terima kasih dan pujian dari orang lain. Sama sekali tak ada alasan untuk itu. Anda berkarya karena anda

menyadari bahwa keberadaan anda di sini bukan untuk sia-sia. Anda adalah anda dengan suatu tujuan. Anda sadar betul hal ini. Oleh karena itu, lakukan segala sesuatunya dengan merendahkan hati. Wujudkan karya anda karena ketulusan hati. Alangkah hebatnya anda bila sanjungan tidak membesarkan diri anda; dan pujian tidak meledakkan kepala anda. Orang lain tak perlu tahu bahwa anda yang melakukannya. Kata orang bijak, biarkan kebaikan lahir dari tangan kananmu seolah-olah tangan kirimu tidak mengetahuinya.

Ini sama sekali bukan anjuran agar menjadi seperti Lone Ranger yang datang dan pergi tanpa diketahui. Namun, kemampuan untuk merebahkan diri bagaikan padi yang masak. Semakin berarti semakin merunduk. Bukan kehadiran anda yang berarti, namun kehadiran karya anda. Ketika anda merendahkan diri anda di hadapan orang lain, dunia menghormati anda. Sebaliknya, saat anda menyombongkan diri, dunia merendahkan anda.

KALAHKAN DIRI ANDA, BUKAN ORANG LAIN

Kemenangan anda bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan anda atas diri anda sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan anda adalah

pertandingan untuk mengalahkan ketakutan, keengganan, keangkuhan dan semua beban-beban yang menambat diri anda di tempat start anda. Jerih payah anda untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi bukan lahir karena rasa iri, dengki atau dendam pada orang lain. Anda tahu, keberhasilan sejati akan memberikan kebahagiaan sejati. Sedangkan kebahagiaan sejati tak mungkin diraih oleh motivasi yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju orang lain. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah orang lain akan menyusulnya. Inilah pelari sejati yang mengejar perbaikan diri. Ia tidak peduli dimana dan siapa

lawan-lawannya. Ia mencurahkan diri untuk memecahkan rekornya sendiri. Ia ingin lebih baik. Ia berkompetisi dengan dirinya sendiri bukan dengan orang lain. Dengan demikian ia merasa tak perlu melakukan kecurangan-kecurangan atau trik-trik agar orang lain terkalahkan. Mengalahkan orang lain bisa jadi kekalahan anda sendiri.

DAYA CIPTA HADIR BILA ANDA PEKA PADA SUARA ALAM

Dengan suara apakah anda memulai hari anda? Teriakan bahwa hari sudah siang? Berita TV pagi yang menayangkan kegelisahan? Pekik radio tetangga yang bersahut-sahutan? Betapa banyak orang memulai harinya dengan keriuhan. Padahal mereka tahu, sepanjang harinya mereka akan mengalami keributan yang lebih ribut. Lalu, dengan suara apakah anda menutup hari anda? Omelan yang menyuruh anda tidur dan mematikan lampu? Dialog TV yang membingungkan? Kentongan peronda bertalu-talu? Betapa banyak orang menutup harinya dengan keriuhan pula. Bertanyalah pada diri sendiri, manakah yang lebih menentramkan hati, memulai dan menutup hari dengan keriuhan atau ketenangan? Pilihlah ketenangan! Bertemanlah dengan kesunyian. Akrabilah kesenyapan.

Bila anda lebih suka berada dalam keriuhan, maka pilihlah keriuhan suara alam. Suara air terjun yang bergemuruh jauh lebih menyehatkan pikiran dan jiwa anda. Demikian pula, suara semilir angin, hujan deras, halilintar, deburan ombak, kicau burung, kukuruyuk ayam, gemerisik pepohonan, kecipak ikan di kolam. Berilah waktu pada diri anda untuk menyadari keberadaan anda di alam ini. Ini bukan cara untuk meninggalkan kehidupan anda sehari-hari. Ini adalah cara untuk memperkaya jiwa. Motivasi, inspirasi, daya cipta datang dari kepekaan anda pada suara alam.

 

CARILAH SISI BAIK ORANG LAIN

Satu-satunya hal yang akan ditunjukkan oleh orang lain, bila anda meminta, adalah sisi baiknya. Orang cenderung menutupi kelemahannya. Orang selalu berharap kebaikannya bisa dirasakan oleh orang lain. Bila anda memuji dengan tulus kebaikan seseorang, ia akan berbuat lebih baik lagi. Bila anda menunjukkan minat dan penghargaan pada karya seseorang, ia akan melakukan lebih bagus lagi. Jadi, untuk apa mencari sisi buruk orang lain. Ini bukan saran agar anda menjadi menyenangkan dan disukai oleh orang. Namun, agar anda bertindak efektif, produktif dan efisien. Bukankah tujuan manajemen anda adalah menggali apa yang lebih baik dari organisasi anda? Carilah sisi baik orang lain, anda akan mendapatkannya.

Bila anda mencela lukisan anak TK, ia takkan menggambar lagi untuk anda. Bila anda mencemooh hasil kerja tukang batu, ia takkan memenuhi panggilan anda lagi. Mencari sisi baik orang lain, bukan sekedar memuji. Namun memberikan kepercayaan. Hanya orang yang percaya yang mau mengeluarkan seluruh kemampuannya. Pada akhirnya, dengan mencari sisi baik orang lain, anda akan menemukan sisi baik anda sendiri. Yaitu, anda mampu menemukan hidup yang penuh kebaikan.

SINGKIRKAN KETERBURU-BURUAN, TINGKATKAN KESIAGAAN

Bekerjalah lebih cepat. Lebih cepat. Lebih cepat. Tak usah heran bila sekejap saja anda terperangkap dalam kesulitan. Banyak orang menganggap lebih cepat lebih baik. Sehingga mereka menggerakkan tangan, kaki dan tubuhnya sedemikian rupa. Namun, dalam kenyataannya bekerja lebih cepat seringkali berarti bekerja lebih keras. Yang anda perlukan adalah bekerja lebih cerdik. Kecerdikan tidak bertumpu pada kecepatan. Namun, pada kesiagaan dan keterjagaan. Kesiagaan menuntun anda pada ketajaman melihat, yang mungkin tak anda dapatkan saat berlari kencang.

Kita hidup di jaman yang menghargai kecepatan. Komputer tercepat yang anda miliki hari ini, esok cuma seonggok mesin lambat. Namun, kecepatan tak selalu mengalahkan kecerdikan. Juara balap formula satu bukanlah pembalap tercepat di lintasan. Ia pembalap yang paling sigap dan waspada. Ia pembalap yang paling cerdik mengatur kapan harus menikung, mengerem bahkan berhenti untuk mengisi bahan bakar. Tujuan tak mungkin tercapai dengan terburu-buru. Bersikaplah tenang, andapun jadi pemenang. Tujuan anda takkan lari jauh kemana.

RAIHLAH SUKSES DENGAN MEMBANTU ORANG LAIN SUKSES

Ada dua cara untuk mendaki karier anda. Menginjak pundak orang lain, atau meminta orang lain mengangkat anda. Keduanya bisa membawa anda ke atas. Bedanya hanya pada berapa lama anda sanggup bertahan di sana. Mungkin anda beranggapan, tak semua orang mau menolong anda. Bukankah mereka disibukkan dengan langkah mereka sendiri. Jika demikian, mulailah dengan menolong orang lain meraih keberhasilan. Karier anda harus ditopang oleh tiang kokoh. Yaitu, keberhasilan orang-orang di sekitar anda berkat bantuan anda.

 

Dalam lomba panjat pinang, anda harus merelakan pundak anda diinjak oleh orang lain. Dan pundak orang di atas anda pun diinjak oleh orang lain lagi. Menaklukkan licinnya pinang tak bisa dilakukan sendiri. Sadarilah ketika anda di atas karier, sadar atau tidak, anda mungkin telah menginjak pundak orang lain. Atau, orang lain telah membantu anda naik. Seorang bijak pernah berkata, raihlah sukses dengan membantu orang lain menggapai sukses mereka.

ORANG BEBAS ADALAH MEREKA YANG BERTANGGUNG JAWAB PENUH

Di hari anda menyatakan bertanggung jawab atas semua tindakan anda, termasuk kegagalan, di saat itulah anda memahami arti kebebasan. Banyak orang mencari kebebasan dengan menyudutkan orang lain atas kegagalan yang terjadi. Ini bukanlah kebebasan. Ini adalah ketakutan. Bila anda telah bertekad menempuh jalan keberhasilan, yang anda perlukan adalah rasa bebas dan keberanian. Sungguh berbeda antara keberanian dengan ketakutan. Kebebasan melahirkan keberanian dan tanggung jawab. Anda tak pernah tiba di puncak dengan melemparkan tanggung jawab pada orang lain.

Pepatah mengatakan, semakin tinggi cemara semakin kencang angin menerpa. Berdiri di puncak keberhasilan memerlukan keberanian yang tinggi. Bukan hanya karena persoalan yang anda hadapi semakin sulit. Namun, yang terpenting adalah anda harus mempertanggungjawabkan semuanya sendiri. Tak da tempat lagi untuk meletakkan beban anda kecuali pundak anda sendiri. Semua itu membutuhkan satu kualitas, yaitu keberanian.

JANGAN ABAIKAN SEKECIL APA PUN USAHA ANDA

Apa pun tindakan anda, selalu memberikan hasil. Sekecil apa pun upaya yang anda lakukan tak pernah berakhir dengan hampa. Bila usaha anda tidak lagi penting bagi anda, mungkin anda tak memiliki tujuan yang jelas. Atau anda tidak menatap cukup fokus pada tujuan anda. Jangan abaikan tujuan anda. Upaya kecil di arah yang tepat pada tujuan jauh lebih berharga daripada usaha raksasa yang menghabiskan tenaga. Susunlah prioritas kegiatan anda. Bukan masalah kecil atau besar. Namun harga yang harus dibayar oleh tujuan anda.

Seorang pelompat jauh takkan mampu melompat cukup jauh hanya dengan satu sentakan kuat. Ia memerlukan lari-lari kecil, sebelum menghempaskan diri pada lompatan yang besar. Jangan remehkan langkah-langkah kecil anda. Bobot tidak harus berbentuk besar. Karena nilai tidak cukup diukur di atas timbangan atau mistar. Nilai adalah seberapa dekat anda dengan tujuan dan harapan-harapan. Dan hanya anda yang bisa mengukurnya. Karena anda yang memiliki dan meraih tujuan itu.

NIKMATILAH PEKERJAAN ANDA

Sudah terlalu banyak orang yang mengeluh betapa pekerjaan mereka sungguh tak menyenangkan. Tak perlu anda menambah daftar panjang ini. Memang pekerjaan yang diangankan tidak selalu bisa diraih. Namun menikmati pekerjaan bukan soal apakah anda mengangankan pekerjaan itu atau tidak. Menikmati adalah bagaimana anda menghargai diri anda sendiri. Semakin anda mampu menghargai bahwa anda bisa mengerjakannya lebih baik, semakin anda penuh menikmati apa yang anda kerjakan. Maka kerjakan segala sesuatunya lebih baik. Ini bukan hanya memberikan lebih banyak keberhasilan. Tetapi, juga memberikan lebih banyak hal yang bisa anda nikmati. Dan hidup anda pun jauh lebih menyenangkan.

 

Anak-anak kecil yang bermain di pantai tahu bagaimana menikmati apa yang mereka kerjakan. Membangun istana pasir boleh jadi adalah kegiatan yang paling menjengkelkan. Itu bila anda menganggap ombak laut selalu menghancurkan istana megah yang baru saja dibentuk. Namun, bila anda

menganggap ombak sebagai bagian dari permainan ini, maka tiada alasan bagi anda untuk tidak membangun istana pasir yang jauh lebih megah. Menikmati pekerjaan adalah memahami setiap hal sebagai bagian dari permainan. Dan, bukankah sesungguhnya semua ini hanyalah permainan?

TAK PERNAH TERLALU TUA UNTUK BERUSAHA

Jangan risaukan berapa usia anda sekarang. Pepatah mengatakan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Bahkan, tiada kata terlambat untuk memulai langkah di jalan keberhasilan anda. Bagaimana pun umur sudahlah lewat dan tak perlu ditarik kembali. Tak perlu juga berpanjang-panjang menyesali betapa sedikit yang telah anda raih dalam umur anda. Yang anda miliki adalah saat ini. Dan saat ini selalu saat yang tepat untuk merasakan hal baru. Lepaskan tambatan anda dengan masa lalu. Berupayalah seolah-olah anda hidup selamanya. Namun raihlah kebahagiaan anda seolah-olah esok akan mati.

Mahatma Gandhi memulai perundingan demi kemerdekaan India di usia 77. Dan kita semua tahu, India mendapatkan kemerdekaannya. Bertahun-tahun, Nelson Mandela menyerukan kebangkitan bangsa Afrika Selatan dari balik terali penjara. Dan kita semua tahu, ia menjadi presiden Afrika Selatan di usia 75. Masih panjang daftar pembaharu dunia yang menapaki keberhasilannya di usia senja. Bila demikian masihkah anda beranggapan bahwa anda terlalu tua untuk berusaha?

HANYA DALAM DIAM ANDA DAPAT MEMPERHATIKAN

Saat anda tak memiliki kata-kata yang perlu dibicarakan, diamlah. Cukup mudah untuk mengetahui kapan waktunya berbicara. Namun, mengetahui kapan anda harus diam adalah hal yang jauh berbeda. Salah satu fungsi bibir adalah untuk dikatupkan. Bagaimana anda bisa memperhatikan dan mendengarkan dengan lidah yang berkata-kata. Diamlah demi kejernihan pandangan anda. Orang yang mampu diam di tengah keinginan untuk berbicara mampu menemukan kesadaran dirinya. Sekali anda membuka mulut, anda akan temui betapa banyak kalimat-kalimat meluncur tanpa disadari. Mungkin sebagian kecil kata-kata itu tidak anda kehendaki. Seringkali orang tergelincir oleh kerikil kecil,bukan batu besar.

Butiran mutiara indah hanya bisa tercipta bila kerang mutiara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia membuka lebar-lebar cangkangnya, maka pasir dan kotoran laut segera memenuhi mulutnya. Inilah ibarat, kekuatan anda untuk diam. Kebijakan seringkali tersimpan rapat dalam diamnya para bijak. Untuk itu, anda perlu berusaha membukanya sekuat tenaga. Bukankah pepatah mengatakan, "diam adalah emas"

 

 

 

SETIAP KEPUTUSAN MELAHIRKAN HARAPAN

Anda berjalan di atas keputusan yang anda buat; bukan rencana yang anda susun. Rencana hanyalah rencana sebelum anda mengambil keputusan. Bolehlah anda menyusun rencana sebaik mungkin, namun takkan pernah ada rencana yang sempurna. Jangan tunda sampai semua statistik menguntungkan anda; atau semua keadaan mendukung anda. Justru keputusan andalah yang akan mengubah semua angka dan keadaan agar dapat mendukung anda. Keputusanlah yang mewujudkan dan memperbaiki rencana anda. Karena itu, jangan buang waktu terlalu banyak.

Ambillah keputusan pada waktunya.

Bagi seorang pemain basket yang baik, bukan soal apakah lemparannya masuk atau gagal. Yang paling penting adalah melakukan lemparan sebaik mungkin pada saat itu. Kesempatan untuk melempar tidak selalu datang setiap saat. Namun, keputusan harus diambil saat itu. Dan tindakan harus diwujudkan sebaik-baiknya. Setiap lemparan melahirkan harapan baik. Keputusan selalu menumbuhkan optimisme untuk meraih lebih baik lagi.

TIDAK PERLU MENYERAH PADA SEBUAH CEMOOHAN

Cara anda menangani cemoohan menunjukkan bagaimana anda meletakkan kehormatan diri. Yang penting dilakukan adalah menanyakan ke dalam diri sendiri, mengapa anda merasa dicemoohkan? Rasa dicemoohkan terbit dari dalam, bukan dari ucapan orang lain. Semata-mata dibiarkan menguasai diri anda sendiri. Anda memiliki pilihan untuk mau menganggap sebuah ucapan sebagai sekedar ucapan, atau melebih-lebihkannya menjadi sebuah cemoohan. Bila anda menyadari kehormatan yang seharusnya anda jaga dalam diri, maka anda berhak menolak rasa tidak enak itu jauh-jauh. Jangan biarkan cemoohan menggerogoti harga diri anda.

Apa yang menyala dalam diri para pemain dari kesebelasan yang tidak diunggulkan, ketika mereka mampu menyamakan kedudukan, padahal mereka telah jauh tertinggal angka dari tim lawan? Hanya butuh seorang pemain saja yang masih menyimpan kejernihan dalam memandang; bahwa kalau toh kalah, mereka harus kalah dengan terhormat. Ketika kehormatan dijunjung tinggi, ia menjadi angin sejuk yang meniupkan nyawa rangkap, tenaga baru dan inspirasi segar bagi pemain lainnya. Maka, dalam sekejap kekalahan pun dijungkirkan. Kemenangan hanya berpihak pada mereka yang bertanding dengan penuh harga diri.

BERHASIL ATAU GAGAL, ANDA TAK BOLEH BERHENTI

Tidak pernah ada orang yang selalu berhasil atau terus-menerus gagal selama hidupnya. Suatu saat mereka pasti gagal; atau meraih keberhasilan.

Keberhasilan dan kegagalan adalah dua sisi mata uang yang sama. Semua itu berada di cara anda memandang. Bila anda belum pernah gagal, barangkali anda sedang terlena atau tidak berani mengambil resiko apapun. Namun, bila anda tak pernah berhasil, mungkin anda tak punya tujuan atau cepat berputus asa. Semua ini adalah sikap sekaligus hasil. Lihatlah ke seluruh mata uang; bukan sisi sebelahnya saja. Maka anda akan menemukan keberanian untuk terus melangkah. Tak peduli apakah anda berhasil atau gagal.

 

Seorang pemain sepak bola ditarik keluar oleh pelatihnya. Ia sangat kecewa. Bukankah permainannya cemerlang, bahkan telah mencetak beberapa goal kemenangan? Terlebih lagi, penggantinya hanya berebut bola di tengah lapangan. Meski meraih kemenangan, ia tetap memprotes keputusan pelatih. Bila saja ia tak diganti, tak mustahil mereka menang lebih banyak. Namun, sang pelatih bersikeras, bahwa bila ia tak diganti, tak mustahil mereka jatuh kalah. Karena ia melupakan satu hal; pertahanan. Maka pertimbangkan, keberhasilan manakah yang lebih berharga?

KETIDAKPUASAN HANYALAH PERSEPSI ANDA

Anda boleh mengeluh atau malah memprotes kondisi yang tidak anda sukai. Namun, anda sama sekali tak berhak meruntuhkan apa yang telah dibangun bersama. Ketidakpuasan anda tidak harus menjadi milik orang lain. Itu hanya persepsi pikiran anda atas sebuah kenyataan; bukan kenyataan yang pasti dirasakan semua orang. Bila anda ingin mengubah kondisi, ubahlah pikiran anda terlebih dahulu. Pahami mengapa anda merasa tidak puas. Jangan tularkan ketidakpuasan anda pada orang lain, sebelum anda memahami pikiran mereka. Dan sesungguhnya, anda tak pernah mampu memahami pikiran orang lain sepenuhnya. Memperbaiki keadaan dilakukan dengan membangun; bukan menyiram bara dengan bahan bakar ketidakpuasan.

Jadilah lebah. Meski hinggap dan menghisap sari, lebah tak pernah merusak bunga barang sekelopakpun. Begitu pula seharusnya anda. Dengan menularkan ketidakpuasan, mungkin anda mendorong orang lain untuk memperbaiki keadaan, namun menimbulkan lebih banyak kerusakan di dalam diri mereka dan anda sendiri. Karena itu tularkanlah semangat membangun hanya karena rasa cinta kasih anda. Madu adalah cairan terbaik yang pernah diberikan oleh alam. Itu karena lebah mewujudkan cinta kasih antar putik-putik bunga.

KENDALIKAN PIKIRAN ANDA

Antara anda dan realitas terdapat kaca tembus pandang. Kaca itu mudah sekali buram sehingga anda tak dapat memandang apa adanya. Tugas anda adalah menjaga agar kaca anda tetap bersih dan bening. Seperti air danau yang tenang. Kaca itu bernama pikiran. Jernihkanlah pikiran anda agar anda dapat melihat dengan jelas. Buramnya pikiran disebabkan oleh debu-debu prasangka, persepsi, khayalan dan persepsi indrawi. Singkirkan debu perlahan-lahan. Maka kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan anda pun sirna. Tergantikan oleh keberanian dan kegembiraan dalam memandang kenyataan.

Pikiran adalah kuda liar yang tak mudah dikendalikan. Anda mungkin memerlukan cemeti untuk mengalihkan pandangannya pada tujuan. Pusatkan

pikiran anda pada apa yang sedang anda kerjakan. Jangan biarkan pikiran anda terpecah ke sana kemari. Ini bukan sekedar pelajaran berkonsentrasi, namun kehati-hatian para orang bijak dalam menemukan ketentraman jiwa. Semua yang bermula dari pikiran harus berakhir dalam pikiran pula.

JADILAH CERMIN POSITIF BAGI ORANG LAIN

Mengkritik itu mudah, karena melihat kesalahan orang lain itu gampang. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari kesalahan orang lain tak mungkin dapat mempermudah keadaan. Anda tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga anda untuk menilai apakah orang lain telah berbuat salah atau benar. Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri. Waspadailah bila anda begitu pandai mengkritik. Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan sebuta-butanya orang ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya kebenaran.

Sekali anda gembira bisa menemukan sebutir debu kesalahan orang lain, anda tergoda untuk mendapatkan yang sebesar kerikil. Begitu seterusnya, hingga tanpa sadar anda telah menciptakan gunung kesalahan orang. Orang tak pernah suka berkaca pada cermin yang memantulkan kekurangan wajahnya. Maka dari itu janganlah anda menjadi bayangan atas kesalahan orang lain. Bantulah mereka menemukan sisi positif diri mereka. Di saat itu pula orang lain akan memantulkan sisi baik anda sendiri.

LEPASKAN BEBAN ANDA DENGAN BERTERUS TERANG

Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat; atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Bersikaplah apa adanya. Bila anda kesulitan, jangan tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain. Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama; yaitu keakraban di antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam kejujuran dan sikap terus terang.

Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya. Mengapa? Karena ada detak kehidupan alam di sana. Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Anda bisa memilih untuk hidup apa adanya; dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau, hidup berpura-pura dalam dunia ilusi.

BEKERJALAH DENGAN TENANG DAN DAMAI

Jangan terburu-buru. Anda tak mungkin memutar waktu lebih cepat. Atau melipat jalan lebih ringkas. Kerjakan segala sesuatunya dengan tenang dan

damai. Anda mungkin dituntut bekerja lebih cepat dan tepat. Namun, semua itu bukan berarti mengabaikan ketenangan dan kehati-hatian. Sungguh jauh berbeda, antara kecepatan dengan kesembronoan. Anda boleh berjalan bergegas atau bertindak dengan tangkas, namun pikiran anda harus pada tempatnya dengan tenang. Kecepatan yang tepat hanya tercapai dalam pengendalian diri.

Malam terasa panjang bagi mereka yang sulit tidur. Namun, apakah waktu memang berjalan lambat? Tidak. Pikiran andalah yang mendahului pagi seolah waktu tertinggal jauh di belakang. Jalan terasa panjang bagi pejalan yang kelelahan. Namun, apakah jarak memang bertambah jauh? Tidak. Pikiran andalah yang sudah tiba di tujuan seolah jarak meregang panjang. Perhatikan, betapa pikiran melompat begitu jauh meninggalkan tindakan anda. Jangan biarkan pikiran memecah keutuhan diri anda. Bersikaplah damai dan tenang.

 

 

TAK ADA KEBERHASILAN TANPA KESABARAN

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun, bila anda terkagum pada ketegaran seseorang dalam berusaha, anda menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Berusahalah terus.

Pohon besar mampu menahan terjangan badai karena memiliki batang dan akar yang kokoh. Belasan tahun diperlukan untuk menumbuhkan dan melatih kekuatan. Bulan demi bulan, hujan menguatkan jaringan kayunya. Tahun demi tahun, pohon-pohon besar lain melindunginya dari terpaan hujan. Tak ada hitungan malam untuk mencetak sebongkah batang yang tegar. Tak ada hitungan siang untuk menumbuhkan akar yang kekar mencengkeram bumi. Hanya dengan kesabaranlah anda bisa meraih keberhasilan. Tumbuhkan kesabaran bukan sekedar kecepatan meraih sukses.

KESALAHAN ADALAH BAGIAN DARI PERTUMBUHAN

Kesalahan adalah bagian dari pertumbuhan menuju keberhasilan. Bila anda meyakini hal ini, maka anda dapat selalu mempertahankan kejernihan pandangan anda. Tentu, ini bukan agar anda membolehkan orang lain berbuat salah setiap saat. Namun, bagaimana anda berhati-hati dengan penilaian anda terhadap kesalahan orang lain. Sebuah kesalahan bukan berarti akhir dari segalanya. Anda mampu membaliknya menjadi sebuah keberhasilan yang tak terduga. Jangan tergesa-gesa mengubah pandangan anda terhadap orang lain sebelum memberikan kesempatan bagi sebuah perubahan.

Dunia ini mencerminkan pikiran anda. Anda yang sedih akan mendengar setiap nada lagu sebagai rintihan yang memilukan. Sedangkan anda yang gembira akan membaca keceriaan dari setiap bait puisi. Keburukan yang tampak di benak anda, mungkin berasal dari buramnya cermin pikiran anda. Hentikan penilaian salah atau benar. Bersihkan dulu cermin diri agar dunia tampak jelas apa adanya.

HADAPI KRISIS DENGAN MENYELESAIKANNYA

Selalu ada bagian krisis dalam perjalanan anda. Di saat bertumpuk persoalan menghadang; di saat itu anda tak tahu harus berbuat apa; kecuali merasa tak berdaya dan hampir putus asa. Satu-satunya jalan adalah menghadapinya. Jangan lari meninggalkan arena. Segala sesuatunya takkan selesai hingga anda benar-benar menyelesaikannya. Tenangkan diri anda. Mengatasi krisis bukan dengan panik, namun dengan mengerjakannya sebaik mungkin. Percayalah tak ada masalah yang tak bisa dipecahkan selama anda berniat menyelesaikannya.

Sebagaimana tanaman, agar tumbuh sehat anda memerlukan lahan terbaik; berupa masa kritis dengan persoalan-persoalan rumit. Di saat itulah anda

berkesempatan untuk mengembangkan kepribadian yang tangguh. Karena itu jangan hindari masalah. Kelak anda berterima kasih pada setiap persoalan yang menghadang anda sekarang. Bukankah, akar rumput yang tertanam di batu padas lebih sulit tercerabut, ketimbang yang tumbuh di tanah gembur.

 

MENGATASI MASA SULIT SELALU LAYAK DIKENANG

Setiap pengalaman itu berharga. Karena, hanya anda yang memiliki pengalaman anda sendiri. Dari setiap lembar catatan hidup anda, pengalaman di masa sulitlah yang memberikan paling banyak makna bagi diri anda sekarang. Pandanglah jauh ke depan. Masa depan hanya menampakkan sinarnya bila anda tak pernah putus asa menghadapi persoalan anda sekarang. Bila anda tak mampu melihat cahaya di ujung terowongan, mungkin anda sedang berjalan berbalik arah.

Bertemanlah dengan orang-orang tua yang telah mengecap asam garam kehidupan. Amati mereka dan ambil pelajarannya. Mereka selalu membanggakan bagaimana mereka mampu mengatasi kesusahan hidup di masa lalu. Betapa kesulitan hidup justru membuat mereka bersemangat dan segar. Melewati kesusahan membuat orang bergairah. Bila anda tidak mampu menertawakan kesulitan anda sekarang, anda tak akan memiliki pengalaman untuk dikenang dan ditertawakan di hari kemudian.

BEKERJA SAMA LEBIH BERHARGA KETIMBANG BERDEBAT

Menjauhlah dari pertengkaran dan perdebatan. Berbeda paham itu mungkin saja. Namun, perselisihan selalu menjerumuskan anda dalam perhitungan menang atau kalah. Bila demikian, anda menyuburkan benih kebencian dan ketidakpuasan. Menang atau kalah, anda tetap menderita oleh panasnya keburukan dalam diri anda. Jangan menjadi orang yang menakutkan dan ingin selalu mengungguli orang lain. Ide baik anda bukan untuk dipertahankan dalam perselisihan, namun diwujudkan dalam kerja sama.

Kepintaran mengucapkan kata-kata tanpa disertai tindakan bagaikan bunga yang tak menyebarkan wangi. Kelihaian berdebat tanpa diujudkan dalam kerja sama ibarat batang tebu yang tak memberikan gula. Tidak jadi soal bila anda tak mampu mengutarakan ide baik dalam kata-kata. Asalkan anda berusaha keras menyatakannya dalam tindakan. Orang-orang lebih menghargai tindakan ketimbang ucapan. Berkata seribu kalimat jauh lebih mudah dibanding mengayunkan lengan anda.

RAIHLAH KEBAHAGIAAN DI SETIAP LANGKAH ANDA

Tujuan menunjukkan arah langkah anda. Namun, alangkah naif bila anda berkata, anda berbahagia bila telah mencapai tujuan. Jangan mencari kebahagiaan di dalam kata "bila telah". Kebahagiaan tidak terletak di depan sana. Nikmatilah setiap langkah yang anda lalui dengan perhatian penuh.

Kebahagiaan terletak di mana pun anda berada. Tujuan memang bisa memberi anda kebahagiaan. Namun yang terpenting adalah bagaimana kebahagiaan bisa menjadi tujuan anda.

Tiba di puncak gunung selalu memberikan kepuasan. Kemasyhuran seorang pendaki tertoreh pada daftar panjang gunung yang telah ditaklukkannya.

Namun, sesungguhnya bukan puncak gunung yang membuat mereka begitu hebat. Pendakianlah, baik yang sukses maupun yang gagal, yang membentuk kekuatan mereka. Tujuan akhir memang penting, namun perjalanan mendaki jauh lebih berharga bagi kebahagiaan anda.

 

TERTAWALAH, PERSOALAN TIDAK SESERIUS YANG ANDA TAKUTKAN

Terserah bagaimana anda memandang pekerjaan anda. Namun, tidak cukup menyikapinya dengan mengerutkan dahi dalam-dalam dan memikirkannya dengan serius. Anda membutuhkan humor. Dan sesungguhnya hidup ini sarat dengan humor yang membuat anda tertawa. Jawablah, mengapa komputer anda macet ketika anda menghadapi deadline? Atau, mengapa semua orang jatuh sakit ketika pekerjaan sedang padat-padatnya? Jangan coba-coba menjawabnya dengan keluh kesah. Hidup sedang menghibur anda dengan humor agar anda bisa menikmatinya lebih sungguh-sungguh.

Jangan dikira pelawak, badut atau komedian dapat melucu dengan mudah. Justru mereka sedang bersusah payah menghibur anda. Kehidupan yang keras membuat otot-otot pipi dan bibir begitu kaku, sampai lupa bagaimana caranya tertawa. Mereka pun diperlukan untuk mengobati semua itu. Padahal setiap saat hidup menghibur anda dengan lelucon yang nyata. Jangan terlalu tegang dan serius. Tertawalah. Sikapilah humor lebih serius lagi.

TEMUKAN KESEIMBANGAN HIDUP DENGAN MENCIPTAKAN KEHIDUPAN

Milikilah minat dan hobby. Jangan habiskan seluruh waktu anda untuk pekerjaan. Selamanya pekerjaan tak akan pernah habis. Carilah keseimbangan

hidup. Pelajari hal-hal baru sehingga anda dapat menciptakan sesuatu melalui kedua belah tangan anda sendiri. Cobalah membuat ketrampilan tangan, seperti; tas rajut, kotak surat, hiasan dinding, atau apa saja. Tak perlu hebat. Sadari saja bahwa anda telah mencipta sesuatu yang berguna. Betapa itu sangat baik bagi pembentukan diri anda.

Atau, mulailah bercocok tanam. Anda tak memerlukan ladang yang luas. Cukup beberapa pot, tanah, rabuk dan benih-benih tanaman. Rawatlah tanaman anda hingga tunas-tunas baru bersemi. Lihatlah betapa anda telah meneruskan sebuah kehidupan. Rasakan betapa Sang Pencipta melalui diri anda menghidupkan benih-benih itu. Kini anda dapat merasakan bahwa kegembiraan seorang petani bukan hanya pada saat memanen hasil, namun juga saat menanam dan memeliharanya.

SEMUA ITU BERASAL DARI PIKIRAN ANDA

Hidup memang tak selalu mudah. Namun itu hanya buah dari persepsi anda terhadap lingkungan dan kejadian yang menimpa anda. Keberhasilan yang anda raih adalah keberhasilan yang anda pikirkan akan berhasil. Sedangkan kegagalan yang anda keluhkan juga kegagalan yang anda pikirkan untuk gagal. Kenyataannya adalah anda mengalami sesuatu. Kemudian anda memberikan penilaian atas kenyataan tersebut. Anda harus melihat tujuan jauh ke depan. Dan meletakkan setiap kegagalan anda sebagai bagian dari keberhasilan tujuan anda. Jangan pedulikan berapa kali anda merasa gagal, asal anda tetap di jalan menuju keberhasilan anda.

Tak peduli berapa kali seorang anak kecil terjatuh. Namun sepanjang pikiran dan semangatnya tertuju pada keberhasilannya mengendarai sepeda, ia akan bangkit kembali. Dan, selama ia bangkit, ia akan mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah keberhasilan. Kegagalan dan keberhasilan adalah hasil dari pikiran anda. Dunia ini cermin apa yang ada dalam benak anda.

 

BERIKANLAH MAAF

Jangan mencari-cari kesalahan orang lain. Ini bisa memenuhi ingatan anda dengan kekeliruan dan mengobarkan kebencian pada orang. Dengan demikian, anda mengaburkan pandangan untuk kemajuan diri. Terlebih lagi, ini menjadi beban yang berat bagi anda. Bebaskan diri anda dari beban-beban ini. Lepaskan, maka diri anda menjadi ringan untuk melangkah. Anda mungkin tak bisa menghapus luka yang sudah tertoreh. Namun anda bisa memberikan maaf. Meski tak diminta, tetap berikan maaf.

Yang terpenting, anda harus meminta maaf pada diri anda sendiri karena telah memberatkan hidup anda dengan hal-hal yang tak perlu. Bila sudah, maafkanlah. Rasakan betapa ringannya hati anda. Rasakan bagai balon gas yang terlepas di udara. Selama anda menyimpan maaf maka anda menyediakan ruang kosong yang memungkinkan anda terbang melepaskan diri dari belenggu bumi.

JANGAN TERPAKU PADA HASIL ORANG LAIN

Anda adalah sosok unik. Tiada seorang pun yang dapat menyamai anda. Dengan demikian, anda pun tak perlu berusaha menyamai orang lain. Jangan berkaca pada hasil yang dicapai oleh orang lain. Berkacalah pada diri anda sendiri. Dalam diri anda terdapat keistimewaan yang tak dimiliki oleh orang lain. Dan orang lain pun memiliki keistimewaan yang tak dimiliki oleh anda. Jadi, mengapa anda harus terpaku pada pencapaian orang lain.

Setiap apa yang ada di alam ini berbeda. Dengan demikian kita mengenal adanya keindahan. Yang harus anda lakukan anda menemukan keunggulan yang tersimpan dalam diri anda, dan mempersembahkannya pada alam ini. Itulah keberhasilan hakiki. Seorang pemenang sejati senantiasa berusaha memperbaiki catatannya, bukan mengalahkan orang lain. Apalagi meniru-niru orang lain.

MILIKILAH PIKIRAN YANG HENING

Pejamkan mata anda. Amati apa yang terlintas dalam benak anda. Barangkali anda melihat berkelebat-kelebat bayangan. Mungkin anda menemukan kesenangan, ketakutan atau keinginan anda. Mungkin juga anda mendapati imajinasi, perasaan dan emosi anda. Itu semua adalah bentuk-bentuk pikiran anda. Ia melompat-lompat kesana-kemari. Bagai kuda liar bertera baja panas di pahanya. Tak mudah ditangkap. Namun anda bisa mengamatinya dan sedikit-demi-sedikit menenangkannya. Hingga anda mampu melampirkan tali kendali dan menungganginya.

Hampir setiap sudut hidup kita berkenaan dengan pikiran kita. Pikiran menguasai banyak tindakan dan sikap. Namun, pikiran, seperti anda lihat

dalam pejaman mata, sangat mudah berkeliaran. Jangan biarkan pikiran liar menguasai diri anda. Berkonsentrasilah untuk memusatkan pikiran, dan

menenangkan pikiran. Dalam keheningan pikiran, anda tidak hanya menemukan fenomena yang luar biasa. Justru, keheningan pikiran adalah fenomena luar biasa itu.

 

 

KEBEBASAN MENJADIKAN ANDA BERTANGGUNG JAWAB PENUH

Anda memiliki kebebasan yang menjadikan anda kuat tiada tara. Yaitu, kebebasan untuk memilih bagaimana anda menanggapi semua yang terjadi di

sekitar anda dan memasukkannya ke dalam diri anda. Ketika sesuatu yang tak diharapkan terjadi, anda bisa memilih untuk mengumbar kemarahan, atau tenang untuk menerimanya. Ketika kesulitan melanda, anda bisa memilih untuk terbenam dalam kepedihan, atau bersabar menghadapinya. Kekuatan anda terletak pada bagaimana anda menggunakan kebebasan anda untuk memilih. Kebebasan menjadikan anda bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi dalam diri anda. Itu hanya terjadi bila anda senantiasa sadar dan waspada. Milikilah kesadaran, temukan kebebasan anda.

Anda tahu kulit jeruk berasa pahit. Sedangkan di balik kulit itu tersimpan buah yang segar dan manis. Anda memiliki kebebasan untuk memilih kulit jeruk atau buah jeruk. Anda mengupas kulit yang pahit dan memilih buah jeruk yang manis. Kesadaran menuntun anda menggapai yang terbaik. Sedangkan kebebasan menunjukkan betapa kokohnya anda yang berani memikul semua beban sendiri.

BERTINDAKLAH JUJUR DAN MENERIMA APA ADANYA

Jangan ragu-ragu untuk bersikap, berkata dan bertindak jujur. Kejujuran bukanlah sesuatu yang harus anda cari-cari. Anda tak perlu melakukan apa-apa untuk berlaku jujur. Justru anda memerlukan usaha untuk menyampaikan kebohongan. Sungguh mengejutkan, banyak orang takut untuk bertindak jujur. Padahal kejujuran menjauhkan anda dari semua ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran. Dan itu dapat anda temukan bila anda berkenan menerima segala sesuatu apa adanya; hidup penuh syukur dan berterima kasih.

Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan menerima sesuatu apa adanya. Persepsi pikiran dapat mengaburkan pandangan; dan menumbuhkan kekhawatiran-kekhawatiran. Bagaikan kacamata yang menampilkan pakaian orang lain kotor, padahal dirinyalah yang berdebu. Jangan takut untuk jujur. Jangan takut untuk menjadi benar.

DAPATKAN DUKUNGAN BUKAN SANJUNGAN

Seringkali orang membangun tembok tebal yang menenggelamkan di kesendirian kerja. Tembok itu berupa jabatan, status dan perbedaan struktural lain. Bagaimana pun semua itu diperlukan dalam kerja. Namun tak seharusnya mengubah anda dari seseorang apa adanya. Seseorang yang bergaul secara sehat dan segar. Seseorang yang menjadi dirinya sendiri tanpa terbebani oleh predikat-predikat rapuh. Inti sebuah kerja sama adalah kebersamaan. Anda tak mungkin lebur dalam kebersamaan bila anda memperkokoh perbedaan.

Anda bekerja dengan orang-orang, bukan dengan pangkat-pangkat. Anda memerlukan dukungan bukan sanjungan. Jangan cemas untuk meruntuhkan

tembok-tembok itu. Lingkungan lebih mencintai anda yang bersedia bersama-sama berkeringat mengerjakan sesuatu, ketimbang sibuk memperkilat

bintang tanda jasa di dada sendiri.

 

INTEGRITAS ADALAH KEUTUHAN DIRI

Satu-satunya cara mendapatkan integritas adalah dengan mewujudkannya. Integritas tidak diperoleh dari mana-mana. Anda tak mungkin memperolehnya di jalan, atau membelinya di toko terlengkap sekali pun. Anda adalah pembuat, penjaja, sekaligus pembeli integritas diri anda sendiri. Integritas berada dalam keutuhan diri anda. Kesatuan ucapan dan tindakan. Kesesuaian pikiran dan sikap. Kebulatan tekad dan perjuangan. Karena itu, tak ada kehilangan yang lebih berarti selain kehilangan integritas.

Setiap upaya anda dengan integritas menumbuhkan buah kewibawaan. Namun, sekali anda tidak melakukan sesuatu yang anda katakan, anda mengembangbiakkan ulat rakus yang menggerogotinya. Mungkin anda menganggap orang lain masih mempercayai anda, padahal mereka mengamati semua gerak-gerik anda. Seperti buah yang tampak ranum, namun membusuk di dalam tanpa anda sadari. Integritas adalah sesuatu yang harus terus-menerus dinyatakan bukan sekedar dimiliki.

PERDALAM KEHIDUPAN SPIRITUAL ANDA

Anda tak perlu menjadi ahli agama atau mistikus untuk memahaminya. Anda pasti mampu menghayati sisi kehidupan spiritual. Hanya dibutuhkan kesadaran batin yang halus. Temukan dalam diri, ikatan yang menyatukan anda dengan orang-orang, alam, kehidupan dan realita yang lebih besar. Ambillah beberapa saat dalam waktu anda untuk menarik diri ke dalam. Sunyikan pikiran. Rasakan ketenangan yang jernih. Orang menyebutnya dengan istilah khusyu', meditasi, semadhi, atau kontemplasi. Apa pun namanya, semua itu agar anda bisa memandang kehidupan ini dengan lebih suci dan penuh keberanian.

Bangunlah jauh sebelum matahari terbit. Temukan kesunyian. Rasakan bagaimana bumi menggerakkan hari. Berjalan-jalanlah keluar. Biarkan dingin embun dan kabut menyentuh anda. Pandanglah ke timur. Mungkin ada guratan-guratan jingga semburat di ufuk pertanda matahari mulai membangunkan malam. Tebarkan senyum pada orang-orang yang bergerak di keremangan. Carilah burung yang berkicau atau bunga yang membuka kelopaknya. Bebaskan pikiran anda. Serahkan pada alam raya. Apakah anda mampu melebur dalam pagi nan agung ini? Bila ya, besarkan dan pujilah Yang Maha Besar.

TIDAK PERNAH BERHENTI BELAJAR

Hidup ini adalah sekolah yang tak pernah usai. Jadi, jangan pernah berhenti belajar. Anda mungkin tak tahu apa yang akan terjadi esok. Itu berarti esok adalah waktu anda untuk mempelajari hal-hal baru. Dan sesungguhnya setiap saat selalu baru. Selalu ada hal baru untuk diserap dan diketahui. Anda bisa memutuskan untuk kembali ke bangku sekolah untuk mendapatkan gelar. Atau, mengikuti kursus-kursus singkat. Atau sekedar bertanya,dan membaca buku. Yang terpenting, bukalah diri anda. Jangan biarkan kepekaan anda lenyap. Anda tak pernah tua untuk menjadi baru.

 

Sepanjang jaman, burung Manyar membentuk sarangnya dengan arsitektur yang itu-itu saja. Sedangkan manusia mampu mendirikan bangunan di atas gunung, celah-celah lembah atau dasar laut. Sejak semula, buaya dan ular harus berjemur di bawah panas matahari untuk menghangatkan tubuhnya. Sedangkan manusia menciptakan pendingin dan penghangat untuk menyamankan dirinya. Beda dari semua itu adalah kemampuan belajar yang luar biasa yang kita miliki.

Percayalah, anda takkan pernah kehabisan menemukan hal baru dari alam ini. Apa yang manusia temukan selama ini hanya setitik tinta dari samudra ilmu luas.

CIPTAKAN HUBUNGAN DENGAN ORANG-ORANG

Ketrampilan tehnis dan pengetahuan tentang pekerjaan belumlah cukup. Anda perlu mengenal orang-orang yang terlibat di dalamnya. Cepat atau lambat, anda akan membutuhkan bantuan mereka. Karena itu, jalinlah hubungan dengan orang-orang lain. Menciptakan hubungan bukan hanya dengan mengingat wajah, atau mengumpulkan kartu nama mereka. Anda harus menumbuhkan ikatan batin.

Anda harus hadir di sana memberikan sesuatu dari anda. Dan, sesuatu itu adalah bantuan anda; dukungan anda. Prinsip hubungan itu sangat sederhana: hubungan itu selalu imbal balik; saling memberi dan menerima; dan tolong menolong.

Atau, anda bisa menjadi matahari, yang tak membutuhkan apa-apa dari orang lain. Tak henti memancarkan sinarnya demi keberlangsungan kehidupan. Matahari tak melakukan transaksi. Namun, untuk itu anda harus berada jauh tinggi, melepaskan diri dari kepentingan sendiri, membebaskan diri dari perbedaan-perbedaan, dan yang terpenting mengisi diri penuh dengan cinta kasih. Bila demikian, maka pantaslah bila bumi yang mengitari matahari.

TAHANLAH AMARAH ANDA

Mungkin anda beranggapan, marah itu perlu untuk melepaskan sumbat emosi. Atau, agar orang lain tahu apa yang tidak anda sukai. Atau, agar dada anda terasa lebih ringan. Sesungguhnya, nasehat para bijak itu sederhana; jangan sia-siakan energi anda dengan mengumbar kemarahan. Marah tak pernah memperkokoh diri anda. Marah justru melemahkan sendi dan tulang anda. Kesabaranlah yang memperkuat kepribadian anda. Kesabaran tak mengenal batas, karena itu bersabar adalah kekuatan.

Ada tiga alasan mengapa anda tak perlu marah. Pertama, marah membutakan pandangan. Anda tak bisa berpikir jernih dalam kemarahan. Kedua, marah mengundang musuh. Kerja sama dibangun di atas semangat bantu-membantu. Bukan, paksa-memaksa. Apalagi disertai kemarahan. Ketiga, marah berarti kelemahan. Anda kalah saat marah. Orang yang membuat anda marah, mengalahkan anda.

BERUSAHALAH SEBAIK MUNGKIN, SETELAH ITU LEPASKAN

Lakukan segala sesuatunya dengan upaya terbaik anda. Yaitu, dengan sekuat tenaga, kecerdasan tinggi, dan sepenuh hati. Anda pun akan mampu menahan beban yang berat, memecahkan persoalan yang rumit dan menikmati kehidupan kerja anda. Namun, setelah itu pandanglah hasil kerja anda dari kejauhan.

Akuilah bahwa anda tak mungkin mengetahui semua hal. Oleh karenanya, anda tak memiliki kekuasaan untuk memastikan bahwa semua upaya anda akan berhasil. Tugas anda adalah berusaha sebaik mungkin. Itu saja.

Harapan terkadang menjadi beban. Itu bila anda beranggapan bahwa semua harapan yang setinggi langit itu harus terwujud. Anda tak berhak mengucapkan kata "harus". Sungguh berbeda antara menaruh harapan dengan memaksakan kehendak. Anda boleh berkemauan. Untuk itu anda harus berupaya. Namun, anda tak memiliki hak untuk memutuskan apakah kenyataan akan sesuai dengan harapan. Sekali lagi, berusahalah sebaik mungkin.

HANYA PEMIMPIN SEJATI BERTINDAK BAK PEMIMPIN SEJATI

Tak ada pemimpin yang tiba-tiba turun dari langit. Mereka semua harus melalui perjalanan hidup yang panjang dan berat. Mungkin anda tak bisa melihat betapa deras keringat mereka bercucuran, atau betapa tegang otot mereka meregang. Karena mereka mampu mengubah semua itu menjadi kekuatan yang gilang gemilang. Anda tak perlu harus menjadi seorang pemimpin. Bukan anda yang memutuskannya. Namun, anda dapat bersikap, bertarung dan berjuang sebagaimana pemimpin sejati lakukan. Dan, memang itulah yang senantiasa mereka lakukan.

Singa yang tak pernah merasakan perihnya luka cakar dan patah kuku bukanlah raja rimba terhebat. Elang yang tak pernah menerjang topan badai dan menembus awan gelap bukanlah kaisar langit terkuat. Kayu terbaik didapat dari pohon yang tumbuh dalam tempaan hujan lebat dan panas terik. Pemimpin sejati ditemukan dalam situasi sulit dan kritis. Pertempuran hanya diperuntukkan bagi mereka yang berani. Pecundang yang lari dan bersembunyi tak pantas merayakan kemenangan.

AMATILAH DIRI ANDA DAN BERTANGGUNGJAWABLAH

Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri anda. Karena andalah yang menjalani semua ini. Bukan orang lain. Hanya saja, terlalu banyak orang tak mau memikul tanggung jawab itu.

Bagi mereka mempertanggungjawabkannya adalah beban. Padahal, tak seorang pemimpin pun tak merasakan kebebasan setelah berani mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dan, tanggung jawab tertinggi untuk mencapai kebebasan murni adalah bertanggung jawab atas diri sendiri.

Seorang bijak pernah menulis demikian: "Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu. / Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu. / Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. / Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. / Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu."

Di atas semua itu, amatilah diri anda. Hanya mereka yang mengenal dirinyalah yang akan mencapai ketenangan diri yang sesungguhnya.

 

 

DENGARKAN HATI NURANI ANDA

Kalimat-kalimat ini tak lebih berharga ketimbang yang tertera dalam diri anda. Tak perlu takjub pada apa yang terbaca ini. Karena anda memiliki sesuatu yang luar biasa tiada tara. Ia selalu memancarkan cahaya terang bagi jalan keberhasilan anda. Ia juga menyampaikan petunjuk penuntun langkah anda. Ia lebih indah dari puisi mana pun. Ia lebih merdu dari nyanyian mana pun. Ia adalah hati nurani anda. Mari, luangkan waktu untuk mendengar dan bercakap-cakap dengan hati nurani anda sendiri. Dan temukan cahaya itu; temukan bisikan itu.

Kepekaan itu bagai pisau. Kian tajam mata pisau, kian halus sayatannya. Namun, anda harus mengasahnya tak kenal lelah. Asahlah kepekaan anda.

Gunakan setiap waktu untuk menajamkan rasa. Yaitu dengan melembutkan hati, membeningkan batin dan menjernihkan pikiran. Ini memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun ini cara terbaik untuk menemukan harta yang tersembunyi itu.

TETAPLAH BERSEMANGAT MESKI SITUASI SULIT

Seringkali situasi berjalan tak sesuai kehendak. Atau mungkin meninggalkan anda. Mulai dari, promosi terhambat, usulan ditolak, hingga hal sepele: data komputer rusak. Semua itu bisa jadi mengecewakan dan getir. Anda dipersilakan memilih sikap apa pun yang anda mau, namun jangan sampai kehilangan semangat. Saat anda memilih untuk tetap semangat dan positif, sesungguhnya pilihan itu tak banyak. Pertahankan semangat anda meski situasi sulit dan tidak memihak anda.

Percayalah, anda takkan sanggup kecewa selama dua puluh empat jam terus-menerus. Pada saatnya semangat anda menemukan harapan baru. Tetaplah optimis untuk mengerjakan segala sesuatunya. Kesulitan itu hanya sementara datang untuk pergi. Janganlah kehilangan antusiasme dan semangat, karena itulah pegangan yang kokoh. Semangat adalah milik anda yang hakiki.

Bukankah semangat adalah kata lain dari "spirit"? Sedangkan "spirit" adalah ruh dan jiwa anda.

JANGAN PERMALUKAN ORANG LAIN

Orang mungkin bisa melupakan kemarahan anda. Tapi, ingatan bagaimana mereka dipermalukan tak mudah dihapus begitu saja. Rasa malu dan kehormatan berpadu satu. Bila salah satunya luruh, maka hancurlah yang lain. Janganlah mempermalukan orang lain. Itu seburuk-buruknya sikap yang dapat dilakukan oleh seseorang pada orang lain. Jagalah kehormatan siapa pun. Tidaklah anda menghormati orang lain kecuali menghormati diri anda sendiri.

Tahukah anda mengapa ayam aduan disebut ayam jago? Karena ayam jago tak pernah mengalami kekalahan. Pemilik yang baik selalu menghentikan

pertarungan sebelum ayamnya jatuh tersungkur. Ia tak ingin sang jagoan dipermalukan dan kehilangan harga diri untuk kembali bertarung. Seseorang yang dipermalukan bagaikan ayam jago yang tak bernyali berkukuruyuk lantang. Seorang yang kehilangan harga diri tak kuasa menghadapi matahari esok hari. Bantulah orang lain menemukan harga dirinya. Tiada kehilangan yang lebih menyedihkan selain kehilangan harga diri.

 

TUNJUKKAN KEPEDULIAN ANDA

Peduli selalu berbalas peduli. Tunjukkanlah minat pribadi anda. Dan perlakukan orang lain dengan penuh penghargaan. Orang pun akan menanggapinya lebih dari apa yang anda harapkan. Bahkan, hanya karena anda peduli, orang akan memberikan sesuatu sebelum anda memintanya. Kita tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata, namun juga dengan perasaan-perasaan. Karena itu, tunjukkan kepedulian setulus dan sejujurnya. Ketidaktulusan dan kepura-puraan mudah sekali tercium. Peduli bukan basa-basi.

Tunjukkan minat anda pada seorang anak kecil, maka ia akan menggambar lebih indah dari Leonardo Da Vinci. Atau, memainkan piano lebih hebat dari Mozart. Tunjukkan kepedulian anda pada siapa pun, maka mereka akan melampaui keterbatasannya. Perhatian anda bagaikan pemantik yang menyalakan api harapan dan semangat dalam diri orang lain. Sekaligus menghangatkan hubungan-hubungan. Dan itu muncul bila anda melakukannya penuh ketulusan. Bila tidak, orang mungkin menganggap anda sedang mengecoh mereka.

SOPAN SANTUN ITU BERHARGA

Banyak orang bersikap menuruti label-label yang melekat pada dirinya. Hanya karena berkedudukan tinggi, seseorang seolah boleh meletakkan kakinya di atas meja. Atau, tertawa terbahak-bahak memecahkan keheningan. Sedangkan, orang lain tak berhak melakukannya. Memang benar, kepercayaan diri yang tinggi dapat ditumbuhkan dengan sikap dominan. Namun, kekuatan anda terletak pada bagaimana bersikap tanpa terikat pada label-label itu. Dan, sikap terbaik adalah sopan dan santun.

Tak seorang pun menolak perilaku sopan dan tindakan santun. Itulah yang diajarkan oleh semua ajaran kebajikan. Keramahtamahan adalah bahasa yang melintasi negara-negara. Ketinggian peradaban diukur dari bagaimana sebuah bangsa memperlakukan manusia sebaik-baiknya. Keunggulan organisasi anda terletak pada penghormatan karyawan mulai dari aksi terkecil hingga keputusan terpenting.

TEMUKAN TELAGA JERNIH ANDA

Ada sebuah telaga indah. Airnya sejuk, jernih dan tenang. Permukaannya berkilauan, bukan hanya karena memantulkan sinar rembulan, namun batu-batu pualam yang ada di dasarnya juga memancarkan cahaya. Kedamaian selalu meliputinya. Sayangnya, telaga itu tak mudah di jangkau. Ia terletak di tengah hutan lebat yang dipagari oleh semak berduri. Pepohonan tinggi dan binatang buas menghadang setiap langkah ke sana. Siapa pun yang mampu menemui dan mereguk keindahannya, raja rimba pun tunduk dan patuh padanya.

Telaga itu adalah hati nurani anda, yang senantiasa menyerukan ketentraman batin. Kesejukan regukan airnya memberi makna pada hidup anda. Sedangkan rimba lebat penuh onak dan binatang buas adalah wujud dari pikiran, emosi, hawa nafsu dan persepsi indrawi yang selalu menghalangi jalan anda. Tanpa disadari ia pun dapat melukai diri anda. Namun, bila anda telah menemukan suara hati nurani itu, maka kekuatan dan kedamaian melingkupi anda. Temukan telaga jernih milik anda. Itulah anugrah paling berharga yang harus anda pegang teguh dalam hidup ini.

 

JADILAH DIRI ANDA SENDIRI

Renungkan kembali peran-peran yang anda jalankan selama ini. Adakah kejujuran dan kesederhanaan di sana? Atau, kepura-puraan yang merumitkan anda sendiri? Dimaklumi, banyak orang membangun benteng berupa topeng-topeng diri yang dapat ditukar pakai di setiap keadaan. Tak heran bila ada orang berkata, dalam sebuah karnaval, kita menggunakan topeng di atas topeng kita.

Percayalah, itu semua menyiksa dan semu. Temukan diri anda sesaat sebelum tertidur malam, atau segera setelah bangun pagi. Rasakan betapa sederhana dan polosnya diri anda. Saat itu, renungkan kembali peran yang anda jalankan.

Seorang bijak menganjurkan, "Jadilah seperti kayu Cendana yang menerbarkan keharuman ke seluruh udara. Mereka yang menyentuhnya turut menjadi harum. Bahkan ketika dipotong pun, kayu Cendana memberi wangi pada pisau yang membelahnya." Anda bisa menuliskan kembali peran anda. Peran yang "everlasting"; yang jauh melebihi usia anda; yang layak dikenang dalam sejarah anda di bumi ini. Yaitu, peran untuk menjadi diri anda sendiri; diri anda yang sederhana dan apa adanya.

SADARILAH KETERBATASAN ANDA, MINTALAH BANTUAN

Demi kebaikan diri anda, mintalah tolong pada orang lain. Meminta tolong adalah bentuk penghormatan yang selalu menumbuhkan gairah. Pujian mungkin dapat menyejukkan telinga pendengarnya. Namun, meminta pertolongan bagaikan tungku pembangkit energi yang menggerakkan hati, otot dan tulang. Semua orang senang membantu bila diminta. Namun, itu hanya bila anda menyadari betapa terbatasnya diri anda. Dan, betapa luasnya kemungkinan yang tersedia karena anda menghargai kemampuan dan itikad baik. Salah satu batu setapak kepemimpinan adalah bila anda dapat meraih ketulusan dari orang lain.

Tukang cukur terbaik pun tak sanggup mencukur rambutnya sendiri. Ia memerlukan pertolongan orang lain. Demi hasil yang lebih baik dan tak membuat celaka. Ketrampilan tinggi dapat menumbuhkan kepercayaan diri.

Namun, keangkuhan yang mengabaikan keterbatasan diri dapat melukai anda. Bila anda berkeras menolak bantuan orang lain, anda mengabaikan keluasan kesempatan. Namun, bila anda tergantung pada tali orang lain, anda menutup mata pada kekuatan genggaman anda.

SESUATU DIKUMPULKAN UNTUK DIBERIKAN

Seberapa tinggi anda mendaki karier. Seberapa luas anda meraih cakrawala. Selalu ada batas yang tak bisa dilewati. Ini bukan batas yang menghentikan langkah; tapi batas untuk menyesuaikan makna hidup ini. Anda pun dapat melangkah lebih ringan. Bila selama ini anda mengumpulkan sesuatu, maka batas itu menuntun anda untuk merelakannya lepas dari genggaman. Sadarilah kapan saatnya batas itu tiba.

 

Meski ada jutaan dahan kayu di hutan, seekor Pipit cukup membutuhkan sebatang ranting untuk menggayutkan sarangnya. Keselamatan telur-telur mereka lebih berharga dibanding seberapa banyak ranting yang bisa dikuasai. Bagaimana anda melihat kata "cukup"? Apakah penting bagi anda memiliki kue sebanyak-banyaknya? Padahal anda takkan bisa menelan lebih besar dari lubang tenggorokan. Selalu ada batas untuk hal-hal yang anda miliki. Namun, tiada kata cukup bila anda berkenan memberi. Itulah mengapa para serdadu sejati bersedia menjadi martir di medan tempur.

RAYAKAN KEBERHASILAN BERSAMA

Bagilah keberhasilan anda. Seberapa pun keberhasilan yang anda akui, pasti tak luput dari peran serta orang lain. Mereka membukakan pintu dan kesempatan, meski anda tak menyadarinya. Mereka menunjukkan jalan dan menuntun anda, melalui kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Diam-diam anda pun mengambil banyak pelajaran dan keuntungan dari mereka.

Bila demikian, apa makna keberhasilan bagi anda? Hadiah yang pantas diterima?

Atau, sesuatu yang patut dibagi pada setiap orang? Keberhasilan takkan kekurangan arti bila anda mau merayakan bersama orang-orang sekitar anda.

Seorang pemain basket melakukan "coast to coast" dan mencetak angka sambil meliuk gemilang. Hebatkah ia? Pelatih yang jeli justru mengacungkan jempol pada ke empat pemain lainnya. Karena, merekalah yang menyediakan ruang tembak kosong dengan menghadang seluruh pemain lawan hingga tak berkutik?

Amati sekali lagi apa yang anda nyatakan sebagai keberhasilan. Apakah semata-mata hasil jerih payah upaya anda sendiri? Atau anda mampu melihat

begitu banyak orang telah menyediakan jalan itu pada anda?

BERSIKAPLAH OBYEKTIF, HARGAI SEMUA PENDAPAT

Seringkali pemecahan masalah tidak datang dari para ahlinya. Namun, disampaikan oleh mereka yang berpikir sederhana dan tak dinyana-nyana. Bersikaplah obyektif, jujur dan terbuka. Jangan sekedar memandang siapa yang menyampaikan. Hargailah apa yang disampaikan. Tak jarang perbaikan dipacu oleh cemoohan. Dan, itu jauh lebih berharga daripada seribu pujian yang melenakan. Bila anda cukup terbuka terhadap semua saran, anda menemukan betapa luasnya kesempatan.

Keindahan lukisan takkan berkurang hanya karena anda tak mengenal pelukisnya. Jangan biarkan pendapat subyektif menyesatkan anda. Keindahan lukisan ataupun kemerduan nyanyian tidak terletak dalam pikiran anda. Namun, ada karena memang benar-benar ada. Bila anda tak mampu merasakan kehadirannya, jangan-jangan anda sedang kehilangan obyektivitas anda.

Hargailah sesuatu karena sesuatu itu memang berharga, bukan karena sudut pandang sempit anda.

 

 

 

 

PENGHARGAAN ADALAH PENGINGAT TERBAIK BAGI YANG ALPA

Bila anda hendak menghukum seseorang karena kesalahannya, tundalah sejenak. Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda telah memberikan penghargaan pada mereka yang berkinerja baik? Penghargaan yang disampaikan secara tepat merupakan pengingat bagi mereka yang lalai. Ini adalah "hukuman" terhalus yang langsung menyentuh hati seseorang. Sekaligus pemantik motivasi tanpa anda memintanya. Tak perlu menjadi orang yang ditakuti. Sisihkan dulu berbagai tuduhan dan ancaman hukuman. Mulailah dengan menghargai pekerjaan yang benar. Lebih banyak orang tergerak untuk berprestasi karena kehormatan daripada hukuman.

Pelatih yang baik tidak menghukum lumba-lumba yang tak melompat cukup tinggi. Ia justru menghadiahi ikan segar pada lumba-lumba yang beratraksi lebih baik. Lumba-lumba pun tak senang dihukum. Lumba-lumba pun tak mau dicemooh. Namun, perlu didorong untuk memperbaiki kesalahan tanpa kehilangan kehormatannya. Dan, dorongan terbaik datang dari dalam diri sendiri.

HIDUPLAH APA ADANYA

Dalam upaya anda mencari ketenangan, jangan lantas lari dari hiruk-pikuknya kehidupan. Pandanglah sesuatu itu melalui kacamata sederhana dan sepolos mungkin. Lalu lintas yang riuh rendah; Anak kecil yang menangis kencang; Atau, hilir mudiknya orang-orang. Semua itu berjalan sesuai dengan sifat alaminya. Semua itu berjalan wajar. Dan tidak mengganggu ketenangan anda.

Karena ketenangan bukanlah gemericik air di kolam, semilir angin perlahan atau senyapnya malam. Ketenangan tidak berada di luar sana. Ketenangan berada dalam diri anda. Bila anda berkenan memandang segala sesuatu apa adanya, anda dapatkan ketenangan yang tak terhingga.

Dunia adalah cermin pikiran. Anda yang mengatakan dunia itu ribut, sebenarnya berasal dari pikiran yang ribut. Pikiran yang tenang adalah

pikiran yang menerima kenyataan sewajarnya. Hiduplah tenang. Hiduplah apa adanya.

BILA ANDA HARUS MEMBUANG APEL YANG BUSUK

Bila saat untuk melakukan penyelamatan tiba, jangan ragu untuk mengambil tindakan tegas, segera dan menyeluruh. Jangan tunda-tunda keputusan anda. Jangan ambil tindakan setengah-setengah. Lakukan sepenuh hati. Jangan rasa kasihan menyurutkan langkah anda untuk bertindak. Penyelamatan adalah penyelamatan bagi seluruh penumpang kapal kepemimpinan anda. Meski begitu, jangan kehilangan maaf anda. Orang-orang hanya mengikuti pemimpin yang memiliki ketegaran batu karang prinsip dan kelembutan arus air sikap.

Ibarat, bila anda membiarkan pil larut dalam mulut, maka anda akan merasakan betapa pahitnya. Alih-alih menyembuhkan, khasiatnya lenyap dalam air liur anda. Anda harus menelannya utuh-utuh. Demikian pula tindakan anda untuk menyelamatkan keadaan. Jangan tunggu sebutir apel busuk merusak seluruh apel dalam keranjang. Buang yang busuk. Selamatkan yang masih segar. Bersikaplah tegar dalam melihat konsekuensi. Dan, tegas dalam mengambil keputusan.

 

ANDA BEBAS MEMILIH PERSEPSI

 

Anda dapat memilih untuk bersikap optimis atau pesimis. Dan, semestinya itu dilakukan dengan penuh kesadaran. Sesungguhnya, apa pun sikap yang anda pilih, ia takkan menambah atau mengurangi sebuah realita. Sikap adalah pantulan cermin realita yang ingin anda lihat; bukan realita itu sendiri.

Pahami keadaan sebagaimana adanya, maka anda dapat membuka pintu kebebasan bersikap. Hanya dalam kebebasan, sebuah tanggung jawab dapat dipikul sepenuhnya.

 

Udara dingin mungkin membuai anda bermalasan dalam selimut hangat. Namun, guyuran air dingin justru menyegarkan sekujur tubuh. Dingin itu adalah dingin yang sama. Tak ada yang salah padanya. Persepsilah yang menggerakkan tindakan ke arah yang anda mau. Anda hanya perlu memahami dingin sebagaimana dingin itu adanya. Temukan kemandirian untuk memutuskan tindakan. Saat anda bersedia memanggul tanggung jawab atas hidup anda, saat itu anda menemukan makna kebebasan bertindak.

 

TINDAKAN DAN WASPADA MEMUPUSKAN KERAGUAN

 

Bila anda ragu, maka janganlah ragu. Keraguan menghalangi tindakan. Keraguan adalah rasa takut yang memudarkan kesempatan. Memang, semua orang butuh kepastian. Namun, saat badai, siapa yang berani menjamin kemana arah angin melaju. Jangan biarkan pikiran membelenggu anda dalam keraguan. Pupuskan keraguan dengan perhitungan cermat dan tindakan penuh waspada.

 

Serdadu yang maju ke medan tempur tak pernah tahu dari mana peluru musuh datang memburu. Mereka pun tak tahu berapa banyak ranjau tertebar dihadapannya. Bagi serdadu tempur sejati, perlindungan terbaik adalah keberanian dan kewaspadaan. Keduanya menumbuhkan keyakinan serta menyingkirkan rasa takut dan ragu. Namun, keraguan tak hanya dipupuskan dengan keyakinan. Di saat anda benar-benar tak tahu apa yang akan terjadi, anda harus mengakui dengan setakjim-takjimnya bahwa anda benar-benar tidak tahu; dan menyerahkan seluruh tindakan anda pada ketidaktahuan. Kerendahan hati pun mengatasi keraguan.

 

JANGAN GENTAR, HADAPILAH TANTANGAN

 

Bukan apa yang terlihat di penampakan; diri dalam anda jauh lebih berharga. Penampilan luar mudah dibeli. Padahal kekuatan anda tertanam di dalam diri melalui perjalanan hidup yang panjang, terjal dan licin; sesuatu yang anda alami sehari-hari. Jujurlah pada diri sendiri. Luruhkan sedikit demi sedikit topeng-topeng semu yang anda kenakan. Ketidakjujuran mungkin tempat berlindung yang baik, namun sama sekali bukan tempat tinggal yang menentramkan.

 

Tikus yang mengaum bagai singa tetap saja lari menghindari terkaman kucing. Dua petinju yang saling bertatapan tajam harus mengalahkan kegentaran hatinya terlebih dahulu. Bukan soal kerasnya tulang atau besarnya otot, namun tegarnya hati yang mampu mengalahkan kegentaran anda. Jangan takut menghadapi tantangan yang terbentang di hadapan. Sesulit apapun masalah, ia takkan melebihi kemampuan anda untuk memikulnya. Ayo, selesaikan semua persoalan. Untuk itulah anda berada di sini.

 

PANDANGLAH SEGALA SESUATUNYA SECARA UTUH DAN BERHARGA

 

Sebagaimana bulan, selalu ada sisi yang tampak dan tak tampak. Kita menyebut sisi yang terlihat sebagai sisi positif penunjuk jalan terang yang

menumbuhkan gairah optimisme. Sedangkan, sisi yang tak terlihat adalah sisi negatif yang mencerminkan gambaran gelap suatu kejadian. Namun, bulan adalah keseluruhan bulan. Anda tak dapat menyebut bulan hanya pada sisi yang berkilauan, dan meninggalkan yang buram. Begitulah selayaknya anda memandang perjalanan hidup dan karier anda. Pandanglah secara utuh. Pahami setiap jatuh bangun sebagai baut kecil dari sebuah mesin raksasa kehidupan. Tak ada yang percuma. Esok hari atau bertahun-tahun kemudian, mungkin anda menyadari tindakan kecil anda menjadi begitu berharga.

 

Selalu ada sisi yang anda pahami dan tak anda pahami. Hadapilah sisi yang tak anda pahami dengan penuh kerendahan hati. Bukan untuk pasrah tak

berdaya. Namun, sebuah bentuk penyerahan diri yang takjim pada misteri kehidupan. Dalam alam raya ini, kita hanyalah setitik debu dalam ke-Maha-Agung-an yang tiada bertepi.

 

PEMIMPIN SEJATI MEMENANGKAN SEMUA ORANG

 

Kepemimpinan itu berada dalam jiwa. Bukan pada tongkat komando, atau simbol-simbol kehormatan lain. Bintang tanda jasa yang bertaburan di dada

dan garis kepangkatan yang tertoreh di pundak hanyalah gula-gula pemanis kepemimpinan anda. Jangan mudah terkecoh. Dan jangan pula biarkan orang lain mengikuti anda karena pernak-pernik itu. Ujian terberat kepemimpinan terletak pada kemampuan anda melepaskan seluruh atribut yang melekat pada diri anda. Kepemimpinan diri sendiri tidak memerlukan semua hiasan itu, namun keberanian untuk memandang diri anda sejujur-jujurnya.

 

Sekelompok elang yang dipimpin seekor parkit dapat dengan mudah dikalahkan oleh sekelompok parkit yang dipimpin seekor elang. Jiwa yang kuat mengatasi kerentaan tubuh fisik. Sesungguhnya tubuh sarat dengan kelemahan. Sedangkan jiwa mampu membumbung melampaui batas-batas. Bersama pemimpin sejati, siapa pun senantiasa mengalami kemenangan.

 

TEMUKAN MOTIVASI TERTINGGI ANDA

 

Anda tidak hanya harus bekerja sebaik mungkin. Anda pun semestinya memiliki motivasi terbaik. Anda boleh tulis kehormatan jabatan, gelimang harta atau sanjungan ketenaran dalam daftar motivasi anda. Namun, pastikan semua itu tercantum pada baris terbawah yang anda sendiri nyaris tak sempat membacanya. Jangan campur-adukkan motivasi luhur dengan pencapaian sesaat. Mulailah memotivasi diri untuk memberikan sesuatu yang jauh berkepanjangan demi kesejahteraan hidup umat manusia.

 

Embun turun ke bumi diam-diam, jauh di pagi hari kelam, saat kebanyakan mata masih terpejam. Ia membasahi rumput dan memberi air bagi akar-akar halus. Bunga pun bermekaran dan kehidupan dilanjutkan. Motivasi luhur tidak tertanam di pikiran. Ia adalah pemahaman yang tak perlu dijabarkan dengan pengertian. Terimalah peran anda dalam kehidupan ini. Lakukan saja segala sesuatunya sekuat tenaga penuh ketulusan tanpa pamrih. Bila anda mampu menemukan kebahagiaan, anda boleh tulis itu sebagai motivasi nomor satu anda.

 

JANGAN BANGKITKAN AMARAH ORANG LAIN

 

Hampir-hampir saja kemarahan itu sia-sia. Kecuali sebagai pertanda alam akan adanya sesuatu untuk dibela, amarah bukanlah pertahanan ataupun penyerangan. Ketika sabar adalah cahaya gilang-gemilang, maka amarah bagai ruang gelap yang membutakan penglihatan. Anda mungkin mampu mendorong semangat orang lain dengan membangkitkan amarahnya. Tapi, itu hanya berlaku seperti detik pertama goresan korek api. Bila tidak, amarah akan membakar habis dirinya. Dan anda takkan mendapatkan apa-apa kecuali abu hitam kehancurannya.

 

Percayakah anda, sebuah kapal selam ultra modern terpuruk karam hanya karena tak sengaja menabrak ranjau kuno yang ditebar saat Perang Dunia ke dua berpuluh-puluh tahun silam? Inilah contoh; amarah tak bisa begitu saja padam meski damai telah dijabat-tangankan. Peperangan memang telah dihentikan. Namun, kerusakan muncul tiada terduga. Dan mungkin berlangsung hingga beberapa generasi ke depan. Sadarkah anda, kemarahan kecil yang anda umbar kelak menjadi ranjau yang dapat mencelakakan banyak orang? Termasuk diri anda sendiri.

 

CURAHKAN YANG TERBAIK DARI DIRI ANDA

 

Teruslah memperbaiki diri. Keunggulan diraih melalui pengembangan tiada henti. Reputasi dibangun dengan memberi arti pada tiap langkah yang anda

tapaki. Karakter terpahat oleh tempaan kehidupan sehari-hari. Mungkin anda tak mencapai akhir kesempurnaan. Namun, anda dapat menjadi sempurna untuk saat ini. Yaitu dengan mencurahkan seluruh karya anda sekuat tenaga dan sepenuh hati. Setiap detik adalah detik baru menuju penyempurnaan diri. Bila anda terus melaju di jalan ini, anda temukan yang terbaik dari diri anda dan dari mana pun anda berada. Saat anda menjadi sosok terbaik, anda dapat nikmati segenap kehidupan ini.

 

Sutra adalah kain terbaik yang ditenun manusia. Kelembutan dan ketinggian nilainya nyaris tak kenal pudar. Sutra baru dibiarkan tergerai menyelendang. Sedangkan yang lebih matang menjadi pakaian kehormatan. Bahkan sutra usang pun disimpan sebagai pelindung batu permata. Tak ada yang sirna begitu saja dari sesuatu yang berkualitas tinggi. Terbaik berarti terbaik di mana pun dan kapan pun. Kelembutan hati dan ketinggian budi adalah sutra yang dapat anda tenun sebagai pakaian kemuliaan diri.

 

BERDAMAILAH DENGAN DIRI ANDA SENDIRI

 

Dapatkah anda berada di sana dengan pikiran tenang, meski keriuhan caci-maki berterbangan di udara? Dapatkah anda duduk di situ dengan hati sejuk, meski kericuhan carut-marut hadir di sekitar anda? Dapatkah anda berdiri dengan pijakan tegar, meski keributan menderu-deru tak tentu? Dapatkah anda melindungi pikiran, hati dan pijakan agar senantiasa tenang, sejuk dan tegar? Dapatkah anda tak terganggu oleh caci-maki, cela dan hujat yang ditebarkan tiada arah? Apa pun yang terjadi di luar sana, tetaplah singsingkan lengan baju, berkaryalah tanpa penuh harap, dan temukan

kedamaian dalam diri anda sendiri.

 

Anda perlu memiliki kekokohan batu karang yang tak goyah walau badai menerpa. Ini adalah prinsip kedamaian diri. Anda pun perlu memiliki

kelenturan air sungai yang lincah melewati batu-batu kali. Ini adalah prinsip keceriaan dalam menikmati perjalanan kehidupan dan karier anda. Bila

anda mampu bergembira bersama diri anda sendiri, anda sungguh-sungguh bergembira.

 

BERWELAS ASIHLAH

 

Hiduplah sedemikian rupa sehingga anda selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai anda. Tak peduli, apakah anda berada di rumah, kantor, jalan atau dimana pun anda berpijak, pastikan anda menemukannya. Sesungguhnya prinsip cara hidup ini sederhana; anda harus memberi sebelum menerima. Tebarkan welas asih anda ke segala penjuru. Anda tak perlu membidik. Cinta akan menemukan sasaran setepat-tepatnya. Kasih tak kenal pamrih. Hanya dari rasa rendah hati yang terdalamlah sosok cinta sejati mengalir.

 

Air terjun dikenal dari deras cucurannya. Bunga dinamai dari apa yang kuncup dan mekar. Anda dikenang dari apa yang anda berikan. Kasih yang anda

berikan, kasih pula yang anda terima. Hiduplah sedemikian rupa sehingga cinta kasih selalu memancar dari diri anda.

 

AMBILAH KEPUTUSAN

 

Yang membedakan anda sekarang dari kemarin adalah keputusan-keputusan yang anda ambil. Keputusan membuat anda bergerak. Keputusan mengubah anda. Keputusan menuntaskan keraguan; dan membuka jalan bagi pemecahan masalah. Tak seorang pun merasa nyaman tinggal dalam keraguan. Bila anda tidak mengambil keputusan, waktu akan tetap menemukan caranya sendiri untuk menyusun keadaan baru. Hukum alam tak membiarkan keraguan berdiam terlalu lama.

 

Kita berjalan bukan di atas rencana-rencana, tetapi di atas keputusan-keputusan. Perencanaan yang baik memang diperlukan. Namun, jangan

harap semua keadaan mendukung rencana anda. Tak ada perencanaan yang sempurna. Jangan tunda-tunda, ambillah keputusan pada saatnya. Sadarilah, selalu saja ada hal yang dapat dipersalahkan dalam keputusan anda. Namun, bagaimana anda bisa mengetahuinya tanpa memutuskan? Sebuah keputusan justru memperbaiki rencana-rencana. Dan yang terpenting, keputusan dapat mewujudkan harapan-harapan anda.

 

KESEMPATAN BERSEMBUNYI DI BALIK KEGAGALAN

 

Bila anda mencari alasan untuk sebuah kegagalan, anda bisa temukan berjuta-juta dengan mudahnya. Namun, alasan tetaplah alasan. Ia takkan

mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan anda dari keberhasilan; sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari alasan untuk menutupi egagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.

 

Belajarlah dari penambang yang tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari

logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya anda memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti

pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka anda akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.

 

PAHAMI KETAKUTAN ANDA

 

Rasa takut adalah kebutuhan pertumbuhan diri. Ia membunyikan alarm jiwa agar anda melakukan sesuatu. Ketakutan adalah pertanda anda telah terlalu lama diam tak bertindak. Jangan perlakukan rasa takut dengan melangkah surut atau menyingkir jauh-jauh. Alih-alih dijauhi, anda perlu memahami ketakutan anda.

Memang setiap hal baru memicu rasa cemas. Ketidaktahuan membuat anda khawatir. Tapi, bila anda paham, rasa takut sebenarnya penyedap yang membuat suatu masalah menjadi menarik. Ambillah tindakan dengan berani, maka ketakutan pun tak lagi menampakkan wajah yang menyeramkan.

 

Letakkan kerikil kecil dekat ke cahaya lampu. Bila anda alihkan pandangan ke arah dinding di balik kerikil, anda temukan bayangan hitam besar. Ketakutan melahirkan bayangan hitam besar pada masalah anda. Namun, itu hanyalah bayangan bukan persoalan yang semestinya anda hadapi. Jangan biarkan ketakutan mengalihkan pandangan anda dan melupakan masalah yang sesungguhnya. Tetaplah tekun memusatkan pada tujuan anda. Niscaya, anda melihat cahaya terang bukan bayangan hitam.

 

KUAT, CERDAS, DAN BERBUDI

 

Anda memiliki tubuh; agar mampu memikul beban berat. Namun, bertubuh kuat belumlah cukup; tubuh mudah rapuh termakan usia. Anda dianugerahi akal pikiran; yang mampu mengolah pengetahuan untuk memecahkan masalah. Namun, intelektualitas tinggi belum jua cukup; terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab. Di atas semua itu, anda membutuhkan nurani; yang membisikkan kebijakan yang tak lekang ditelan waktu. Sesungguhnya, anda pun dibekali hati; agar senantiasa menebarkan budi baik dari dalam diri anda pada lingkungan sekitar.

 

Pesilat yang paripurna adalah ia yang senantiasa mengolah tubuhnya sekuat mungkin agar mampu bergerak cepat dan bertenaga; mengasah kecerdasannya setajam mungkin agar lihai memainkan jurus jitu untuk bertahan dan menyerang; serta menghaluskan hatinya selembut mungkin agar mampu mengalahkan tanpa melukai dan merendahkan kehormatan lawan. Saat anda mampu mengendalikan kesemuanya, saat itulah anda menemukan integritas diri yang sejati.

 

BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN KERJA SAMA

 

Mungkin anda merasa mampu mengerjakannya sendiri. Namun yang pasti, mustahil anda mengerjakan segalanya tanpa bantuan orang lain. Seluruh pekerjaan yang ada di dunia ini dilakukan melalui kerja sama. Anda mengambil sesuatu; anda pun memberikan sesuatu. Sadar atau tidak, anda bertukar-terima dengan siapa pun yang anda jumpai; tanpa melihat atribut-atribut khayali yang tertangkap di permukaan. Sudahlah..., tak perlu begitu naif untuk memantabkan perbedaan. Kita semua hidup di bumi yang satu.

 

Agar dapat membasahi seluruh ladang, diperlukan butir-butir air hujan yang turun bersama-sama. Dan, hujan pun tak hanya turun pada satu ladang saja. Alam mengajarkan, kemakmuran hanya tercapai bila anda bekerja bersama-sama untuk meraihnya. Dan, ketika kemakmuran itu turun, ia tak hanya dianugerahkan pada anda sendiri. Bersedialah untuk memberi dan menerima dengan siapa pun. Dua belah tangan anda takkan cukup untuk merengkuh bumi. Bekerjalah bahu-membahu. Itu jauh lebih baik.

 

SAMPAIKAN SALAM

 

Jangan langsung bicara. Jangan ambil tindakan begitu saja. Jangan terburu berprasangka. Awali dengan sepatah sapaan. Sertai dengan selengkung

senyuman. Dan, mantabkan dengan serengkuh jabatan hangat. Jadilah sosok yang menebarkan kedamaian. Kemurahan hati tercermin dari bagaimana orang lain merasa damai bersama anda.

 

Sebuah hari tak dimulai dengan teriknya matahari; namun sejuknya pagi.

Sebuah malam pun tak diawali dengan dinginnya kelam, tetapi hangatnya senja.

Semua dibuka dengan sapaan. Dan, sapaan terbaik adalah salam. Ucapan ringan yang berat bobotnya. Karena di situlah kehormatan anda bertumpu, dan seberapa dalam orang membuka hatinya untuk anda. Tak banyak yang dapat anda harapkan dari seseorang yang bahkan untuk sebuah sapaan dan salam pun ia begitu kikir.

 

ANDA TIDAK IDENTIK DENGAN PERASAAN ANDA

 

Bila anda marah, katakan anda mengalami perasaan marah. Bila anda bimbang, katakan anda mengalami perasaan bimbang. Demikian pula bila anda mengalami rasa sedih, cemas, gembira, takut dan perasaan-perasaan lain. Anda bukan perasaan anda. Dan, jangan lekatkan anda dengan perasaan itu. Anda adalah anda yang tenang dan tekun meneliti apa yang terjadi dalam diri. Anda bukanlah anda yang tenggelam dalam rawa perasaan. Anda adalah sosok yang bebas memilih dengan kendali penuh dalam diri. Bila anda mampu membebaskan diri dari jerat perasaan, anda akan temukan secercah pencerahaan.

 

Bintang di langit terbit dan tenggelam. Demikian pula perasaan, muncul dan lenyap dari diri anda. Perasaan adalah signal-signal alam yang ditawarkan

pada anda. Namun, jangan jadikan diri anda sebagaimana perasaan anda. Angin badai boleh menderu-deru. Ombak permukaan boleh bergejolak liar. Tetapi, di laut yang dalam, air tetap tenang. Bahkan, pasir laut tak terusik barang sebutir pun. Itulah diri anda yang tenang.

 

TANGGALKAN KEANGKUHAN, KENAKAN KEPERCAYAAN DIRI

 

Jangan anda campur-adukkan kepercayaan diri dengan keangkuhan. Kepercayaan diri merupakan kendali pribadi. Sedangkan keangkuhan hanya memberikan kehormatan semu. Dan, itu tidak terletak di mahkota kepala anda, melainkan duri di telapak kaki yang menjerembabkan anda secara tak terduga. Keangkuhan akan menyia-nyiakan anda. Bahkan, tak seorang pun menyukai keangkuhan melintas di hadapan mereka. Karenanya, tanggalkan keangkuhan dan berjalanlah dengan takjim penuh percaya diri.

 

Merak diburu dan dibunuh karena sesuatu yang dibanggakannya; yaitu bulu-bulu indahnya. Demikian pula, para raja takluk dan terguling karena sesuatu yang diangkuhkannya; yaitu kekuasaan. Keangkuhan itu meruntuhkan. Kebanggaan itu menjatuhkan. Ia bagaikan binatang buruan yang membuat mata pemburu liar untuk segera menangkap dan melumpuhkannya. Jangan biarkan diri anda menjadi sasaran empuk jerat yang memerangkap sia-sia. Singkirkan keangkuhan, karena itu bukan milik anda.

 

PAHAMI MISI ANDA

 

Sadari misi anda; yaitu makna anda di kehidupan ini. Jangan berhenti pada yang tampak. Temukan misi anda yang jauh melampaui pandangan dan mengatasi pikiran. Setiap dari kita memiliki misi yang pasti ditunaikan. Anda hanya perlu memahaminya; maka hidup pun tak lagi terasa sia-sia.

 

Seorang pengemudi angkutan pedesaan ditanya, mengapa ia berangkat pagi-pagi untuk menjalankan kendaraan tuanya? Jawabnya, agar ia bisa mengantarkan orang-orang segera sampai di pasar sehingga mereka bisa saling bertukar-beli barang-barang kebutuhan. Setelah itu, mengantar anak-anak agar tidak terlambat tiba di sekolah. Kemudian, membawa pekerja-pekerja turun ke kota agar bisa mengusahakan nafkahnya. Lalu, ia beristirahat dan membenahi kendaraannya. Ia tidak mencari penumpang. Ia hanya melayani apa yang menjadi kebutuhan orang.

Soal rejeki adalah soal pembagian, bukan perburuan mati-matian. Itulah makna kehadiran diri dan kendaraannya di gunung itu.

Apakah anda melihat sesuatu yang luhur dalam apa yang anda kerjakan? Lihatlah lebih dalam; maka kerja anda sangatlah berharga.

 

TEBARKAN CINTA KASIH

 

Tebarkan cinta kasih pada setiap hembusan nafas anda. Pancarkan cinta kasih pada apa pun yang anda jumpai maupun yang tak tampak. Seluruh apa yang ada di alam ini tercipta karena cinta kasih yang Maha Besar; suatu kekuatan tiada bertepi yang menyentuh semua benda dan makhluk. Bahkan, tak seekor cacing lembut pun di ujung laut gelap yang tak merasakannya. Cinta kasih menembus ke lorong-lorong di mana sinar matahari tak mampu menembusnya.

Barangkali, tak perlu bagi anda untuk mengubah dunia, cukuplah dimulai dengan menebarkan cinta kasih anda sebesar-besarnya pada siapa pun dan apa pun.

 

Ini bukan dogma keimanan suatu agama tertentu, karena ajaran tentang cinta kasih terdapat pada setiap agama. Namun, tak seorang pun bisa mengajarkan bagaimana anda menebarkan cinta kasih itu dari dalam diri anda. Karena, sesungguhnya potensi tak terbatas itu ada pada tiap diri manusia. Anda hanya perlu memancarkannya begitu saja. Tanpa pertimbangan. Tanpa pemikiran. Tanpa pamrih.

 

TAK ADA YANG DIBERIKAN IRI SELAIN KESEDIHAN

 

Detik pertama sebuah pertanyaan muncul, "Mengapa ia lebih baik dari aku", anda diajak untuk merefleksikan diri. Namun, ketika ego lebih senang

memuaskan "aku"-nya sendiri, maka yang tampak adalah sebuah ketidakberuntungan. Terlebih lagi, saat pikiran yang malas mencari-cari

pembenaran bagi ego, refleksi pun berubah menjadi benih iri. Itulah mengapa orang bijak mengatakan iri itu membutakan. Iri menghancurkan diri sendiri

terlebih dahulu. Karena, iri adalah sesuatu yang diada-adakan. Itu berarti anda memiliki kemampuan untuk melenyapkannya dengan tetap membisikkan pada diri sendiri, "jangan iri".

 

Iri adalah ketikdakmampuan untuk melihat kelimpahruahan yang ada di sekitar kita. Sedangkan refleksi menunjukkan betapa kaya-rayanya segala hal yang diturunkan pada anda. Iri memperbesar kesedihan. Refleksi sebaliknya menghibur dengan kegembiraan. Jangan biarkan iri menguasai diri anda. Jangan biarkan kesusahan menyelimuti anda. Bergembira sajalah.

 

KESEMPATAN TAK MEMIHAK SIAPA-SIAPA

 

Kesempatan adalah waktu; karena ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah peluang; karena anda dapat mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan; karena ia membuka jalan-jalan baru di masa depan. Di hadapan anda berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi anda. Nasib tidak memihak pada siapa-siapa; melainkan pada keputusan anda.

 

Kata pepatah; matahari pagi takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak. Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar anda mau membukakan pintu keputusan anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yang berbeda. Dan, kesempatan terbaik yang anda miliki adalah hidup yang hanya sekali ini. Pergunakanlah bukan hanya sebaik-baiknya; namun yang terbaik-baiknya.

 

KETEKUNAN YANG MEMBERI KEKUATAN

 

Memang benar, ketekunan adalah kekuatan. Namun, kekuatan yang sebenarnya berada pada bagaimana anda menghayati setiap detil pekerjaan. Di sanalah anda menemukan kesenangan. Dan, di situlah anda memberikan rasa cinta dan penghargaan. Kekuatan ketekunan bukan hanya terletak pada kemampuan untuk melakukannya terus-menerus tanpa henti. Melainkan, pada tekad dan peleburan diri dalam setiap gerak waktu. Hargailah sebuah ketekunan dengan menghargai penyerahan diri yang ditunjukkan.

 

Hujan rintik-rintik yang turun setiap hari dapat meluapkan sungai hingga meruah banjir. Sedangkan kebocoran setetes demi tetes dapat mengeringkan

samudera menjadi gurun gersang. Ketekunan adalah kebijakan yang diajarkan di setiap jaman. Ketekunan pada akhirnya membawa anda pada tujuan besar.

Bukankah, sebagaimana kata pepatah, perjalanan seribu Li dilakukan dengan melangkah setapak demi setapak?

 

PIMPINLAH DENGAN KETELADANAN

 

Kepemimpinan itu dimulai dengan dada yang lapang. Karena, terlebih dahulu anda harus mengajari diri sendiri dan membenahi perilaku sehingga menjadi teladan; sebelum mengajari orang lain melalui ucapan lidah anda. Keteladanan bukanlah perintah, namun dipatuhi lebih dari kerasnya teriakan aba-aba komando. Memiliki dada yang lapang berarti menyediakan tempat yang luas bagi tindakan belajar. Dan, belajar adalah menangkap kebijakan dan hikmah dari mana pun; termasuk dari pihak-pihak yang anda anggap musuh anda.

 

Kesan pertama dinilai dari penampilan anda; namun kesan terakhir selalu dinilai pada kelapangan dada anda. Bila anda menaruh kepemimpinan anda pada kegagahan seragam, maka pastikan itu hanyalah pengetuk perhatian pertama orang-orang anda. Pastikan, anda dapat mewariskan sesuatu yang tak mudah lekang; yaitu keteladanan.

 

JAUHI SIKAP YANG DIBUAT-BUAT

 

Bergaullah secara wajar dan sehat. Jauhilah sikap yang dibuat-buat.

Kelanggengan hubungan dengan sesama terjalin oleh perilaku normal. Anda mungkin sedang belajar untuk memperindah gerak-gerik dan sikap tubuh anda. Atau, anda boleh saja sedang membenahi kepribadian diri. Namun, di atas semua itu, orang lain lebih menyukai dan menghormati anda sebagaimana adanya.

Berbicaralah dengan logat anda sendiri; tersenyumlah dengan keceriaan anda sendiri; berjalanlah dengan derap langkah anda sendiri. Benar-benar, jadilah diri anda sendiri.

 

Meski orang bijak mengatakan, "dunia adalah panggung sandiwara", itu bukan berarti anda harus ber-"acting" sepanjang hayat. Anda mendapat suatu peran yang harus dimainkan. Maka, mainkan peran itu sebaik-baiknya. Jangan ambil alih peran orang lain; karena anda akan membuat-buat sikap anda. Hayati diri anda dan bersikaplah sewajarnya. Dimana pun sikap yang dibuat-buat itu membosankan; malah barangkali memuakkan.

 

CARILAH PERTOLONGAN DALAM SIKAP TABAH

 

Pada saatnya anda akan menghadapi persoalan menyangkut nama baik anda. Itu pertanda telah tiba waktunya bagi ujian ketabahan hati. Pergunjingan,

desas-desus atau fitnah mungkin menerpakan hawa panas yang memerahkan wajah anda. Bila anda yakin telah berusaha sebaik mungkin mengasah dan mengukir indah citra anda, maka tiada sesuatu yang patut ditakutkan. Ketakutan hanya untuk mereka yang belum membersihkan cela. Jauhi sikap cengeng, karena hanya akan menyenangkan "musuh-musuh" nama baik anda. Tetaplah tabah dan tegar.

 

Hujan lebat membasahi tubuh harimau, namun takkan bisa melunturkan lorengnya. Kesulitan boleh saja menghantam anda dari segala penjuru, namun

tak perlu melunturkan kekuatan anda. Yakinlah, persoalan yang tak menggoyahkan anda, justru menguatkan. Temukan pertolongan dari ketabahan

diri. Jangan biarkan kesulitan meluruhkan nama anda. Karena itu, pepatah mengatakan, harimau mati meninggalkan belang.

 

HANYA ADA SATU BUMI

 

Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu. Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhati-hati. Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya, yang diturunkan dua juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?

 

Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau, perjalanan agung ke dalam diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta. Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang melimpah-ruah. Karena itu, sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi dan menerima; saling mengasihi.

 

ANDA BERTANGGUNG JAWAB ATAS MOTIVASI DIRI ANDA

 

Adalah keliru menuntut orang lain memotivasi anda. Tak seorang pun bertanggung jawab atas timbul tenggelamnya motivasi itu dalam diri anda,

melainkan anda sendiri. Pidato pemimpin yang menggebu-gebu, program pelatihan yang menggairahkan atau pernyataan visi yang penuh kalimat indah,

semua itu hanya usaha mengetuk pintu motivasi diri anda. Bila anda tak berkenan membukanya, gedoran sekeras apa pun takkan berguna. Karena anda bertanggung jawab atas perjalanan karier dan hidup anda, maka bangun... bangunkan diri anda sendiri.

 

Anda pun tak bertanggung jawab pada naik turunnya motivasi orang lain. Karena anda tak selalu tahu apa harapan mereka. Motivasi selalu bertalian

dengan harapan. Sediakan tempat bagi mereka untuk memenuhi harapan bersama; antara anda dan mereka. Kemudian bekerjalah bahu-membahu untuk mewujudkannya. Motivasi selalu muncul dari kegembiraan. Sedangkan kegembiraan ditemukan dalam kerja bersama.

 

BUKAN SEKEDAR BERTAHAN, TETAPLAH TUMBUH

 

Apakah daya tahan itu? Daya tahan bukan sekedar kekuatan untuk bertahan di tengah kesulitan. Namun, menjaga agar tak kehilangan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang ketika situasi memungkinkan. Ini berarti bukan sekedar memupuk ketegaran dalam menghadapi apa yang sedang terjadi. Tapi tetap melihat masa depan tanpa kehabisan harapan dan peluang. Karena itu daya tahan adalah seni untuk tumbuh. Sedangkan daya tumbuh adalah seni menghadapi hidup. Kehilangan pertumbuhan sama dengan mandegnya kehidupan anda.

 

Biji rumput yang runtuh di gurun gersang takkan kehilangan daya tumbuhnya, meski ia terpendam berbulan-bulan jauh di dalam pasir panas. Dan, ketika rintik hujan pertama turun, seketika itu biji bergeliat merekah, menumbuhkan akar dan beranak-pinak. Demikian buah kelapa yang bertahan di tengah ombang-ambing gelombang samudera, tetap tak kehilangan daya tumbuhnya sesaat setelah menyentuh pantai harapan. Jangan hanya sekedar bertahan, asahlah agar anda tak kehilangan daya tumbuh; yaitu daya hidup anda yang sesungguhnya.

 

BERMAINLAH DEMI KESEGARAN GAIRAH ANDA

 

Hal yang kita pelajari di masa kecil adalah bermain. Kita berlari, bersembunyi, bahkan berkelahi pun sambil bermain. Orang tua yang bijak

membiarkan anak-anaknya bermain demi mengajarkan kegembiraan. Entah mengapa ketika beranjak dewasa, semuanya begitu berubah. Hubungan bukan lagi pertemanan. Persaingan kehilangan kelakarnya. Kerja hanya demi kepentingan diri sendiri. Tak musykil bila keceriaan cepat memudar; tergantikan oleh prasangka dan tekanan. Padahal dunia dapat dipandang sebagai sebuah permainan. Usia membawa kebijakan; namun itu tak berarti anda harus kehilangan keriangan tanpa menjadi kekanak-kanakan.

 

Amati perilaku hewan-hewan; kambing muda saling tanduk-menanduk; lumba-lumba berlompatan di permukaan air; anak kucing pun berguling bercakaran. Bahkan hewan pun melatih dirinya lewat bermain. Bermain pertanda gerak intelegensi dan kesegaran emosi. Kata orang bijak, anda mengenal orang lebih baik dengan mengajaknya bermain satu jam daripada berbicara berjam-jam. Jagalah gairah. Namun, tetaplah bersungguh-sungguh dalam komitmen.

 

JANGAN MENGHARDIK

 

Bila anda meminta sesuatu, sampaikan dengan baik. Janganlah menghardik. Meski anda memiliki hak untuk memerintah, tak seorang pun merasa telah membolehkan anda menghardik mereka. Hardikan itu mudah menggoyahkan harga diri pendengarnya. Ia memerahkan telinga, memadamkan muka dan menumbuhkan dendam. Menghardik adalah tindakan semena-mena yang dapat dilakukan oleh pita suara anda. Jangan rancukan kewibawaan dengan suara yang hingar bingar.

Menghardik sama sekali bukan bagian dari kepemimpinan, karena ia hanya dilakukan oleh seseorang yang putus asa.

 

Suara kekasih yang lembut terdengar; sedangkan halilintar menggelegar tak terhiraukan. Pemimpin sejati selalu menjadi sosok yang dikasihi oleh pengikutnya. Maka sudah cukup bagi mereka berdehem perlahan; bukannya berteriak, menjerit-jerit tak tentu untuk menarik takjim orang lain. Bagi mereka, menghardik hanya dibolehkan pada satu saat saja; yaitu untuk membangunkan dirinya sendiri yang mulai terlenakan oleh kekeliruan.

 

LAKUKAN SESUATU YANG BARU

 

Cobalah pengalaman baru; pengalaman yang menantang diri anda; membangkitkan gairah anda; namun tidak bertentangan dengan kode moral pribadi anda. Dengan mengerjakan sesuatu yang baru, anda dapat mengukur diri; sampai sejauh mana anda telah tumbuh dan berkembang. Pengalaman-pengalaman itu mengajarkan bahwa tiada sesuatu yang patut ditakutkan ketika kita bersedia mengalaminya. Dengan menantang diri sendiri anda dapat melihat sebuah persoalan dari perspektif yang berbeda. Kepercayaan diri tumbuh ketika kita berhasil melewati berbagai tantangan dan pengalaman hidup.

 

Cobalah, mendaki gunung dan nikmati setiap perubahan ketinggian. Atau, susuri sungai deras dan rasakan percikan airnya. Atau, tidurlah di alam

bebas dan biarkan dingin menggigilkan anda. Atau, melayanglah dengan parasut dan dengarlah kesunyian desir angin di angkasa. Atau, lakukan apa pun yang baru demi perumbuhan diri anda, kejernihan pikiran anda dan keceriaan perasaan anda. Hidup ini adalah waktu belajar yang tak kenal henti.

Belajarlah setiap saat. Dan, jadilah pemberani. TAK PERLU MENGHARAP TERIMA KASIH

 

Tetaplah berbuat kebaikan, meski tak seorang pun berterima kasih pada anda. Jangan urungkan sebuah niat mulia hanya karena soal pamrih terima kasih. Acapkali orang yang anda tuju tak mengetahui perbuatan anda. Namun, orang yang tak anda nyana-nyana justru amat merasakan manfaat itu. Cukuplah kebaikan itu mengalir dari tangan anda; tanpa harus disadari. Bukankah ini lebih meringankan benak anda ketimbang menimbunnya dengan beban perasaan berjasa. Itulah mengapa orang bijak pernah mengatakan, berikan derma sedemikian rupa sehingga punggung tanganmu sendiri tak mengetahuinya.

 

Mentari memancarkan cahayanya tanpa menuntut terima kasih anda. Begitu pula, awan gelap yang menurunkan hujan. Dan semua yang beredar di antara langit dan bumi memenuhi kebaikan-kebaikannya tanpa pamrih apa pun dari anda. Namun kenikmatan-kenikmatan itu segera lenyap bila anda tak mensyukurinya.

Berterima kasihlah pada setiap kebaikan yang anda rasakan maupun tidak. Ini sama sekali bukan demi langgengnya mentari, awan, dan semua itu. Namun, semata-mata untuk anda sendiri.

 

PERHATIKAN KESEJAHTERAAN PASUKAN ANDA

 

Barangkali, ketrampilan dan kecakapan tehnislah yang membawa anda ke puncak kedudukan. Tak heran, karena pencapaian tujuan menuntut kemampuan tinggi. Namun, kepemimpinan bukan hanya soal kecakapan tehnis. Kepemimpinan juga adalah bagaimana anda memperlakukan orang-orang yang anda pimpin. Perlakuan adalah perhatian. Sedangkan memperhatikan tidak sekedar menawarkan angan-angan. Orang akan merasa sungguh-sungguh diperhatikan bila anda melakukan sesuatu yang nyata demi kesejahteraan mereka.

 

Seorang jendral sejati akan menyelesaikan kebutuhan ransum, tempat berteduh dan kesehatan bagi pasukannya, sebelum ia memikirkan kebutuhan dirinya sendiri. Bila tiada lagi makanan yang tersisa, cukuplah baginya akar umbi-umbian. Bila tiada lagi tempat bernaung yang tersisa, tugasnyalah berteduh di ranting-ranting pepohonan. Seorang pemimpin sejati memperhatikan kesejahteraan pasukannya terlebih dahulu. Ini berarti menempatkan dirinya sebagai orang terakhir yang memperhatikan dirinya sendiri. Karena itulah seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin; bukan pengikut.

 

PIKULLAH TANGGUNG JAWAB MESKI AMAT BERAT

 

Kepercayaan itu terletak di telapak tangan. Sedangkan tanggung jawab terpikul di pundak. Anda dapat memberikan kepercayaan pada orang lain. Namun, sekali-kali tak boleh anda melempar tanggung jawab. Semua yang terjadi pada diri dan kepemimpinan anda sepenuhnya tanggung jawab anda. Karenanya, anda harus berjiwa besar untuk mengakui kesalahan; bahkan bersedia memikul kesalahan orang lain atas nama tanggung jawab kepemimpinan anda.

 

Kelalaian kecil seorang sersan, tak peduli seberapa pun besarnya kegagalan, tetap merupakan tanggung jawab sang Jenderal. Tenggelamnya kapal akibat kealpaan seorang kelasi rendah tak serta merta membebaskan sang Nahkoda dari tuntutan. Ini bukan soal kesetiakawanan. Ini adalah sebuah prinsip harga diri. Bupati yang melakukan kesalahan, namun Presidenlah yang menjawab pertanyaan dunia luas. Anda tak boleh hanya mau menyandang nama baik, tanpa bersedia menerima kemungkinan sesuatu yang buruk terjadi.

 

PADUKAN TEAM ANDA DENGAN TUJUAN YANG JELAS

 

Tujuan merekatkan orang-orang. Akan tetapi, bagaimana mereka menyadarinya bila tak seorang pun mampu menjelaskan apa tujuan organisasi anda?

Seharusnya anda adalah orang pertama yang menghayati betul tujuan kepemimpinan anda. Tanpa itu, tak ada pondasi yang kokoh bagi sebuah kerja sama tim. Ibarat pagar tanaman yang harus dipangkas bila rantingnya mulai melewati batas. Semua karakter, perbedaan dan kebebasan tunduk pada tujuan yang jelas. Tujuan adalah kekuatan. Nyatakan tujuan anda, maka orang-orang pun memiliki alasan kuat untuk mengikuti anda.

 

Ada tiga penggunaan jari telunjuk; menunjuk pada arah tertentu, meminta perhatian, dan simbol angka satu. Tujuan dinyatakan dengan acungan jari telunjuk. Karena, tujuan akan menarik perhatian semua orang tertuju pada satu arah tujuan. Dan, hanya seorang pemimpinlah yang berhak menggunakannya.

Telunjuk adalah jari kekuasaan. Bahkan, pesulap pun menggunakan telunjuknya untuk melakukan hal-hal ajaib; sebagaimana seorang pemimpin dapat membuat perbedaan besar dengan tujuannya.

 

YANG ADA HANYALAH HARI INI

 

Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu anda khawatirkan. Yang pertama; hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja. Yang kedua: hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja.

 

Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.

 

TEMUKAN KEKUATAN DALAM KEBERSAMAAN

 

Sesekali tinggalkan meja kerja anda; dan berkelilinglah. Temui orang-orang yang bekerja dengan anda di tempat kerja mereka. Lihatlah secara langsung apa yang terjadi. Pastikan segala sesuatunya memang berjalan baik. Jangan sampai anda kehilangan hubungan dan perasaan organisasi anda. Berbicaralah dengan orang-orang; dengarkan apa yang ingin mereka sampaikan; dan sampaikan apa yang ingin mereka dengarkan. Jangan anggap ini sesuatu yang mudah.

Banyak pimpinan gagal berjalan di sekitar bawahannya sendiri. Karena berbicara dan mendengarkan membutuhkan keberanian. Dan hanya mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan prasangka baik sajalah yang dapat melakukannya dengan baik.

 

Ruang kerja anda adalah jembatan penghubung; bukan tembok pemisah; antara anda dengan orang lain. Jangan sampai anda bagai terkucil kesepian di balik meja kerja anda. Berhubunganlah dengan seluruh bagian organisasi. Tiada sesuatu yang mengeratkan hubungan anda selain mengalami pengalaman bersama-sama. Kebersamaan itu menguatkan. Sebagaimana pepatah: Srigala menerkam domba yang terpisah dari kelompoknya.

 

LAKUKAN SEMUANYA DENGAN KEBAIKAN HATI

 

Apa pun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian, terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapa pun rela berkorban untuk keberhasilan anda.

 

Seorang bijak berujar: "Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu." Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.

 

HARGAILAH SENIORITAS

 

Pengetahuan didapat dari keterbukaan diri untuk mengetahui sesuatu. Sedangkan ketrampilan diasah sejalan dengan berlalunya waktu. Waktulah yang membentuk pengalaman sehingga setiap generasi dapat belajar dari para pendahulunya. Menghargai senioritas, bukan sekedar mengukur berapa panjang usia telah mengukir diri seseorang. Di balik senioritas tersimpan tempaan pengalaman, ketrampilan menangani kesulitan dan kebijakan menyelesaikan persoalan. Bersikaplah rendah hati pada para senior anda. Mereka telah melihat sesuatu yang belum anda jumpai. Belajarlah dari mereka, agar anda tak tertegun bila benar-benar menghadapinya kelak.

 

Singa mengaum. Sedangkan singa muda belajar mengaum. Auman singa muda hanya menggetarkan dahan. Sedangkan auman sang raja rimba membuat hutan mendadak sunyi senyap. Ucapan mereka yang telah mengalami memiliki bobot keyakinan.

Sedangkan, seberapapun panjang cerita mereka yang belum mengetahui hanyalah bualan yang membuat para pendengar menguap.

 

BERMAIN CURANG MENODAI KEMENANGAN

 

Tak ada jalan pintas menuju kemenangan. Bila toh anda mencari-carinya, anda mungkin akan digoda oleh taktik curang yang menjanjikan kemenangan besar.

Pemenang yang bermain curang hanya pantas mengenakan mahkota lumpur. Itulah seburuk-buruknya mahkota yang mencoreng wajah dan menodai harga diri. Tak seorang pun menyukai kelicikan. Apa pun hasil yang anda raih, orang akan lebih menghargainya bila itu berkat kerja keras dan ketekunan. Semua orang mengharapkan kemenangan. Namun, semua orang lebih menghargai kejujuran.

 

Hanya untuk bertanding selama sepuluh detik, seorang atlet lari seratus meter harus berlatih berbulan-bulan. Bahkan bertahun-tahun ia mengurung

dirinya dalam hidup yang keras dan ketat. Ia pun rela untuk tidak menikmati apa yang ada di luar sana. Mungkin tak banyak orang tahu semua usaha dan pengorbanan itu hingga ia meraih medali kemenangan. Jangan hanya merayakan kemenangan, namun hargailah apa yang ada di balik setiap tetes keringat upaya perjuangan. Maka anda takkan punya waktu lagi untuk mencemooh.

 

KENDALIKAN EMOSI ANDA

 

Pengendalian emosi diawali dari kemampuan memahami diri sendiri. Berlatihlah dengan menyediakan waktu untuk menyengaja mengamati diri. Anda dapat melakukannya di sela-sela kesibukan sehari-hari. Tak ada tindakan khusus. Cukup amati semua sensasi, perasaan dan pikiran yang muncul dalam diri anda.

Tak perlu menerima atau menolaknya. Bersikaplah seperti pengemudi dalam kendaraan "diri". Bukankah anda berwenang memberikan tumpangan atau mengabaikan semua sensasi, perasaan dan pikiran itu. Bukankah anda berkuasa atas diri anda sendiri. Hanya mereka yang cermat mengamati dirinyalah yang mampu mengendalikan diri.

 

Menenangkan kuda liar bukan dengan mencambuknya keras-keras. Itu menyakitkan dan hanya menimbulkan ketakutan. Namun mendekatinya perlahan, cermat dan berhati-hati. Bukan dengan pemaksaan; namun dengan kelembutan. Pengekangan selalu membangkitkan penolakan. Sebaliknya, pemahaman menumbuhkan penerimaan.

 

TERSENYUMLAH PADA DIRI SENDIRI

 

Kita diajar untuk memberikan senyum pada orang lain. Namun, sepertinya tak banyak orang belajar tersenyum pada dirinya sendiri. Mengapa anda tak memulainya? Ambillah cermin yang cukup besar. Bercerminlah tidak terlalu jauh atau terlalu dekat. Carilah jarak agar anda dapat melihat seluruh wajah anda dengan baik. Kemudian, tersenyumlah. Berikan senyum terbaik anda pada diri anda sendiri. Perhatikan seluruh lengkung bibir, penampakan gigi, kerut di sudut mata, garis pipi, desir rambut dekat telinga dan jangan lupa; cahaya yang terpancar dari bola mata serta air muka berseri-seri yang mengalir dari seluruh gerak senyum anda. Tersenyumlah sedemikian rupa sehingga anda bisa menerima bahwa senyum anda telah menghibur diri anda sendiri.

 

Ini bukan berlatih agar tampak cantik, tampan atau menarik. Sama sekali, bukan. Ini adalah bagaimana anda bisa menerima dan berdamai dengan diri anda sendiri. Bila anda tidak mampu bersahabat dengan senyum anda sendiri, bagaimana senyum anda bisa menyejukkan orang lain?

 

RAWATLAH APA YANG ANDA MILIKI

 

Terkadang mempertanyakan "mana yang lebih dahulu tercipta: telur atau ayam" tidak selalu relevan. Anda bisa mendebat apa pun jawaban yang diberikan. Alih-alih mendapat kejelasan, seringkali malah berputar-putar memusingkan kepala. Jauh lebih berharga bila anda menjaga apa yang anda miliki sekarang.

Bila telur yang berada dalam genggaman, eramilah hingga menetaskan anak-anak ayam. Sebaliknya, bila ayam yang anda miliki, peliharalah agar dapat memberikan telur-telurnya pada anda. Rawatlah apa yang ada dalam penjagaan anda. Gunakan itu sebaik-baiknya. Untuk itulah anda dianugerahi sesuatu.

 

Sesuatu yang bermanfaat akan semakin bermanfaat bila anda mensyukurinya. Yaitu, bila anda menggunakannya sesuai dengan tujuan, merawatnya sepenuh hati, dan menjaga agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.

Harta semakin berharga bila tidak hanya ditimbun di gudang bawah tanah; namun didermakan. Sebagaimana kendaraan yang didiamkan bertahun-tahun dalam garasi tak lebih berharga dibanding mikrolet tua yang menarik penumpang.

 

BERTINDAK CEPAT, BUKAN TERBURU-BURU

 

Acapkali pekerjaan menuntut anda untuk bergerak cepat. Kemudian banyak orang menafsirkannya sebagai terburu-buru. Padahal bertindak cepat dan terburu-buru adalah dua hal yang berbeda. Cepat adalah sigap dan tak menggoyahkan pikiran. Sedangkan terburu-buru adalah kecerobohan yang menganggu ketenangan jiwa. Anda dapat melaju dalam kecepatan tinggi dengan perhatian dan keseimbangan penuh. Namun begitu setitik ketergesaan membebani anda, maka ketenangan berubah menjadi ketegangan. Kecelakaan biasanya bukan karena kecepatan, melainkan kecerobohan.

 

Keluarlah bepergian untuk mencari udara segar. Tariklah nafas dalam-dalam dan bernafaslah secara bebas teratur. Ketergesaan membuat kita kita lupa bahwa kita ini bernafas; bahwa kita ini hidup. Rasakan ketenangan dalam tarikan dan hembusan nafas anda. Kita, seluruh manusia, disatukan dengan tali yang tak tampak. Tali itu adalah udara. Kita menghirup udara jauh ke dalam dada. Tak ada pemisah antara yang di dalam dan yang di luar, meski toh anda menahan nafas.

 

BEKERJA DEMI KEHIDUPAN SEMESTA

 

Ada yang bilang bahwa uang adalah darah perusahaan; karena selayaknya darah, uang mengalir ke seluruh penjuru membawa partikel-partikel kehidupan. Ada pula yang bilang bahwa jabatan adalah tiang penyangga organisasi; karena sebagaimana soko, jabatan adalah pengukuh tegaknya kepemimpinan sehingga jelas siapa dan apa. Namun, banyak orang bekerja tanpa memandang uang. Tak sedikit pula orang bekerja tanpa mengejar jabatan. Mereka sadar siapa dan dimana sesungguhnya mereka sedang berada. Mereka paham, bahwa kehormatan tidak terletak pada semua yang tersebut tadi. Karena, di atas semua itu, mereka bekerja atas dasar cinta dan pengabdian.

 

Kita adalah baut kecil yang terpasang pada sebuah mesin raksasa yang bernama kehidupan. Tak ada kerja yang percuma. Karena, setiap baut harus berfungsi sebagaimana ia ada. Sayangnya, baut itu dapat aus atau terpental akibat motivasi keliru yang memandang uang, sanjungan dan jabatan adalah tujuan.

Padahal ia hanyalah kembang gula pemanis gerak kita. Mari berkarya demi sesuatu yang luhur dan mulia; demi peleburan kerja kita dalam mesin raksasa alam semesta ini.

 

JANGAN MALU MEMINTA BANTUAN

 

Hendaknya anda tidak menganggap semua orang mengerti kesulitan anda. Bantuan tidak selalu datang begitu saja. Bila anda tidak meminta, bagaimana bisa mendapatkannya? Anda harus meminta. Apakah anda enggan dan malu? Takut ditolak? Atau, khawatir dikira lemah tak berdaya? Perbaruilah prasangka anda. Sampaikan permintaan anda dengan cara yang baik dan penuh percaya diri. Jangan bersikap naif. Atau seakan melepaskan tanggung jawab. Dan, yang terpenting, anda sedang meminta bukan memerintah. Anda akan terkejut, betapa orang sebenarnya senang membantu anda.

 

Bagaimana perasaan anda ketika seseorang meminta bantuan yang memang bisa anda beri? Bukankah dengan senang hati anda akan mengulurkan tangan?

Demikianlah yang dirasakan oleh orang lain. Hampir semua orang senang dimintai tolong. Hampir semua orang berbinar-binar bila dirinya dianggap mampu. Permintaan anda adalah penghargaan bagi orang lain. Biarlah sesekali orang menolak anda. Namun, hal ini tak perlu mengaburkan kesadaran bahwa anda tak hidup sendirian. Hidup berarti tolong menolong.

 

KEPENTINGAN PRIBADI MEMUTUSKAN BERKAH

 

Kesulitan kita melihat secara terang diakibatkan kepentingan diri sendiri yang berbicara; bukan ketulusan untuk mengerjakan segalanya sebaik mungkin.

Bila demikian, hendaknya anda tunggu saja prasangka akan memutarbalikkan kenyataan; kebodohan disangka pengetahuan. Bebaskan diri anda dari pengharapan pribadi yang membuat anda mau menerima suap. Bila kebanyakan orang melakukan kesalahan; itu takkan mengubah sebuah kebenaran. Mutiara yang terjatuh di kubangan tetaplah mutiara. Namun, besi yang tercelup air garam akan berkarat. Jangan ragu angkat kaki sebelum kebenaran diri anda aus dan berkarat tanpa anda sadari. Kepentingan pribadi mudah menemukan alasan pembenaran.

 

Hanya agar pestanya meriah dihadiri para undangan, sang tuan rumah meminta pawang hujan untuk menyingkirkan awan-awan tebal berisi rahmat titik-titik air jauh ke tengah lautan. Padahal awan gelap itu dinantikan oleh para petani, kebun dan katak. Padahal bumi sekitar telah cukup gerah menanti turunnya hujan. Inilah ibarat bahwa kepentingan pribadi itu sempit dan memutuskan berkah.

 

MEMANG HANYA ADA SATU PEMENANG

 

Pemenang pertandingan hanya ditentukan oleh segaris finish yang amat tipis. Begitu tipisnya sehingga juara lomba lari 100 meter mungkin takkan memenangi lomba lari 110 meter. Atau, kesebelasan pecundang boleh jadi membalikkan keadaan bila saja waktu pertandingan bukan 2 x 45 menit, melainkan 2 x 50 menit. Pemenang hanyalah pemenang pada suatu waktu dan keadaan tertentu. Tak ada pemenang tanpa batas-batas. Tak ada pula pecundang tanpa batas-batas.

Karena itu, seorang bijak pernah berkata, "Seorang pemenang yang baik harus menjadi seorang pecundang yang baik pula." Yaitu mereka yang memahami batas-batas itu dan tak berhenti hanya untuk sebuah kemenangan. Karena pertandingan terus begulir.

 

Hidup ini sangat luas dan hampir-hampir tiada bertepi. Hendaknya anda tak selalu memandang hidup ini sebagai sebuah pertandingan. Karena hidup tak mencari pemenang atau pecundang. Kalah dan menang hanya bumbu penyedap agar hidup memiliki kesukacitaan.

 

JANGAN KEHILANGAN KEGEMBIRAAN KANAK-KANAK

 

Tak ada yang lebih menakjubkan dari anak-anak selain spontanitas yang ditunjukkannya. Spontanitas yang berasal dari cara pandang hidup yang penuh keberanian dan kesukacitaan. Sehingga, setiap anak tak pernah ragu untuk bermimpi kelak menjadi dokter, insinyur atau bahkan presiden. Mereka pun tak perlu berpikir panjang membayangkan punya rumah di atas awan atau istana di dasar laut. Namun, saat kita tumbuh dewasa kita melihat dunia dari kacamata yang jauh berbeda. Kita tak berani lagi bercita-cita atau memimpikan terbang di angkasa. Lalu, kita mengatakan kita telah memiliki buah kebijaksanaan dan akal sehat. Padahal, pada saat yang bersamaan, tanpa kita sadari, kaki kita terbelenggu oleh rasa takut, cemas, dan ragu-ragu. Sehingga, kita kehilangan harapan dan keberanian untuk menghadapi apa yang terjadi.

 

Buah dari kebijaksanaan adalah lenyapnya rasa takut. Buah dari akal sehat adalah pikiran yang jernih. Mungkin anda tak lagi berkhayal lari-lari di awan, tetapi hendaknya anda tidak kehilangan keceriaan dalam menjalani hidup ini. Jangan ragu untuk menjadi kanak-kanak.

 

TAK ADA SALAHNYA TIDAK MENYESALI HARAPAN YANG TAK TERCAPAI

 

Apa jadinya bila tukang cukur memangkas rambut anda lebih pendek dari yang anda maui? Anda boleh saja menangis menyesal dan memaki-maki si tukang cukur. Dan, si tukang cukur mungkin memohon-mohon maaf sambil menawarkan ganti rugi. Tapi ia tak bisa mengembalikan apa yang telah diguntingnya.

Tenanglah sejenak. Percayalah, dalam beberapa hari kesedihan anda akan sirna. Alam akan menumbuhkan kembali rambut anda. Dan menggantikannya dengan rambut baru yang lebih sehat. Anda hanya perlu waktu saja. Bahkan, alam pun telah menyediakan sang waktu itu bagi anda. Bila demikian anda hanya perlu bersabar dan berpikir positif. Tak ada salahnya tidak menyesali apa yang tak sesuai harapan anda; serta menikmati apa yang sedang terjadi. Bahkan bila toh anda menyukai apa yang anda miliki sekarang, esok atau kelak ia akan memudar. Anda perlu memangkas rambut anda kembali, bukan?

 

Alam telah menyediakan segalanya bagi kita. Yang perlu kita lakukan adalah bekerja selaras dengan alam; yaitu mengalir bersama perubahan. Seperti batang kayu di sungai deras. Hanya bila ia berkenan melaju selaras arus, ia akan tiba di muara. Rambut hanyalah ibarat harapan anda.

 

HENTIKAN PERGUNJINGAN

 

Bagi kebanyakan orang, keburukan diri sendiri bagaikan sampah yang harus dipendam jauh di dasar bumi. Mereka menyembunyikannya rapat-rapat. Janganlah tercium keluar. Dan, janganlah terulang lagi. Itulah perlunya rasa malu.

Namun, ada sekelompok orang lain yang mengais-ngais timbunan sampah itu; mendapatkan kesenangan dari bau busuk orang lain. Bahkan menyimpan dan menebarkannya dalam setiap percakapan mereka. Itulah buruknya pergunjingan.

Tak memberikan manfaat sedikit pun bagi perbaikan kecuali semakin memburukkan hati pembicaranya. Jauhkan kesenangan menggunjing orang lain, karena hanya menunjukkan betapa lemahnya anda. Hanya orang lemah yang membicarakan kelemahan orang lain.

 

Seorang pujangga menulis, "Mulutmu adalah harimaumu." Bila anda berbicara dengan bahasa api, jangan heran bila anda mendapatkan hangus. Bila anda berbicara dengan bahasa salju, anda boleh harapkan kesejukan. Dan sebaik-baiknya perkataan adalah ucapan kerang mutiara yang hanya membuka mulutnya untuk memancarkan kemilau mutiara hikmah.

 

PERBAIKI HUBUNGAN BERMASALAH ANDA

 

Setiap hubungan dengan orang lain selalu membuka pintu perselisihan. Namun, bagaimana anda bisa lebih memahami orang lain tanpa berselisih paham? Dalam perselisihan, anda belajar untuk mengetahui batas-batas hubungan. Sehingga anda tahu mana teman, mana sahabat. Dan, tiada yang lebih menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalani hidup ini dengan ringan selain hubungan yang bermasalah. Segeralah memperbaiki hubungan anda, sebelum sahabat menjadi musuh anda. Dan, jangan segan meluruskan berbagai kerumitan karena seorang lawan pun dapat menjadi sekutu anda. Hanya karena perbedaan kepentingan, tak usah memilah-milah mana teman mana lawan.

 

Anda tak dapat memanggil seekor anjing sambil melambai-lambaikan tongkat pemukul. Seekor anjing pun takkan percaya pada ucapan lembut bila tindakan anda mengatakan berbeda. Namun, anda dapat menyeru merpati-merpati untuk hinggap di tangan anda, hanya dengan segenggam jagung. Perhatikan bagaimana anda berhubungan dengan orang lain. Apakah anda membawa sebatang tongkat atau segenggam jagung?

 

KERENDAHAN HATI

 

Kalau engkau tak sanggup menjadi beringin yang tumbuh di puncak bukit; jadilah saja belukar. Tetapi belukar yang terbaik yang tumbuh di tepi danau.

Kalau engkau tak sanggup jadi belukar; jadilah saja rumput. Tapi rumput yang terbaik yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya; jadilah saja jalan kecil,yang membawa orang ke mata air

 

Tak semua menjadi nakhoda; Tentu ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya dirimu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri. Wahai saudaraku. Bangkitlah. Bangkitlah. Dan jangan engkau titiskan setetes nodapun.

 

HENTIKAN UPAYA MENGUBAH ORANG LAIN

 

Anda mungkin tahu apa yang seharusnya orang lain lakukan untuk membenahi hidup mereka. Lalu, demi perhatian dan simpati, anda sampaikan sepatah dua patah nasehat. Anda tunjukkan jalan perubahan yang mesti ia lalui. Tetapi, tak semua orang mau menuruti telunjuk anda. Mereka mendengar namun tak bertindak.

Bila demikian, hendaknya anda tak kesal. Sadari saja, orang hanya melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Seringkali mereka tahu apa yang harus dikerjakan. Mereka hanya butuh orang lain mendengarkan keinginan mereka dan menegaskannya. Ini yang dapat membangkitkan kesadaran diri mereka. Karenanya, sediakan diri anda sebagai pendengar. Hentikan upaya anda untuk mengubah orang lain. Jauh lebih baik anda berupaya mengatasi hambatan yang membuat anda tak mampu mendengarkan suara hati orang lain.

 

Pepatah mengatakan, anda dapat membawa seekor kuda ke telaga, namun anda tak dapat memaksanya untuk minum.

Motivasi terbaik selalu datang dari dalam diri.

 

PANCARKAN KEHANGATAN DIRI ANDA

 

Apakah kehangatan memancar dari pribadi anda? Seperti secangkir kopi kental yang menggairahkan tubuh? Tak mudah mendefinisikan kepribadian yang hangat. Karena memang bukan untuk ditulis dalam baris-baris teori. Melainkan, dipancarkan dalam kesantunan perilaku, kelembutan hati dan kesopanan pandangan. Dan, bukanlah kehangatan pribadi merupakan bentuk kelemahan diri.

Anda tak dapat bersikap hangat tanpa memiliki keteguhan hati dan keyakinan harga diri untuk selalu menjunjung prasangka baik serta telah mampu berdamai dengan diri anda sendiri. Pancarkan kepribadian yang mempesona seperti halnya mentari memancarkan sinar hangatnya tak peduli pada siapa pun.

 

Api ungun yang baik selalu dikelilingi para pengelana. Bukan hanya karena apinya mampu menghangatkan udara yang dingin. Melainkan juga senantiasa mengajak para pengelana itu saling merapatkan tubuh. Pribadi yang hangat bukan hanya menghangatkan hubungan anda dengan orang lain. Melainkan juga menghangatkan lingkungan sekitar dan hubungan antar orang lain. Maka, teman pun dapat menjadi saudara.

 

MENIKMATI PERSOALAN DEMI PERTUMBUHAN DIRI

 

Pandanglah persoalan anda lurus ke depan. Lihatlah apa yang anda temukan. Mendekatlah beberapa tapak. Anda mungkin melihat sesuatu yang tadinya tak tampak. Mundurlah beberapa langkah, mungkin sebagian detil memudar, namun wawasan yang lebih luas terlihat jelas. Kemudian, lihatlah dari satu sudut sisinya, mungkin anda menangkap sebuah dimensi ruang. Lalu,bergeserlah ke sudut sisi yang lain, mungkin anda menemukan dimensi baru. Selama pergerakan anda dari satu garis ke sudut-sudut pandang, jangan lepas tatapan dari persoalan itu. Amati bagaimana dimensi waktu dan ruang turut berubah menawarkan pemahaman-pemahaman baru. Anda boleh dengarkan pendapat orang lain. Mungkin mereka menangkap sesuatu yang terlepas dari tatapan anda.

 

Demikianlah bila anda menikmati sebuah lukisan. Anda melihat dari segala jarak dan sudut. Semakin cantik lukisan semakin banyak anda temukan keindahan dalam setiap jarak, sudut, dan garis edar pandang anda. Mengapa tak anda pandang permasalahan anda seperti menikmati lukisan? Persoalan bukan hanya untuk dipecahkan. Anda pun bisa menikmatinya demi pertumbuhan dan apresiasi diri.

 

SEKUTU SEKALIGUS PENGKHIANAT DIRI ANDA

 

Anda memiliki sekutu sekaligus pengkhianat yang berdiam dalam diri anda sendiri. Ia menjadi sekutu karena selalu membenarkan keputusan anda. Ia mendukung dan menyediakan argumentasi untuk mempertahankan pendirian anda.

Ia juga adalah pengkhianat karena dalam persekutuannya ia justru menutupi kesalahan yang semestinya anda ketahui. Ia mengatakan pada anda bahwa orang lainlah yang menyebabkan semua kegagalan ini. Dengan demikian anda takkan mampu memandang apa yang keliru yang terjadi pada diri anda sendiri. Padahal bila anda menyadarinya, anda tentu akan memperbaikinya demi kemajuan perjalanan anda. Sekutu sekaligus pengkhianat itu bernama pikiran; pikiran yang berpusat pada ego, ke-aku-an diri sendiri; yang tak bersedia melihat secara jernih diri anda apa adanya.

 

Pikiran yang mementingkan sang "aku" bagaikan air keruh pada sebuah telaga. Anda takkan dapat melihat kedalaman dasar telaga. Anda pun tak dapat mendapatkan ketenangan apa-apa di sana selain keriuhan gejolak pikiran yang menggelisahkan. Jernihkanlah pikiran anda. Maka, ia akan menjadi sejatinya sekutu bagi anda. Meski tak selamanya membela anda; namun ia pelindung anda.

 

HAL-HAL KECIL DAN HAL-HAL BESAR DALAM PIKIRAN ANDA

 

Hal-hal kecil? Adakah hal-hal kecil itu? Sekuntum bunga Edelweis yang tumbuh di lereng gunung mungkin hal kecil yang remeh bagi penduduk sekitar. Namun tidak bagi pendaki yang memetik dan memajangnya di meja sebagai cendera kebesaran petualangannya yang gagah berani. Dan hal-hal besar? Adakah hal-hal besar itu? Persoalan patah hati bagi seorang gadis mungkin hal terberat yang membuatnya hilang kesadaran. Namun tidak bagi pasangan yang telah menempuh perjalanan hidup yang panjang berliku. Seberapa besarkah hal kecil? Dan, seberapa kecilkah hal besar? Di manakah letak alat ukur nilai besar dan kecil?

 

Semua itu berada dalam alam pikiran anda. Besar, kecil, penting, atau sepelenya suatu hal sebanding dengan seberapa besar dan kecilnya "ke-aku-an" anda memandang. Apa yang ada di hadapan ini melintas apa adanya. Bila anda melihatnya secara apa adanya, maka tak perlu ada kecemasan, ketakutan atau bahkan keinginan untuk sebuah kehormatan.

 

HARAPAN ADALAH JAWABAN TERBAIK SAAT GAGAL

 

Tiga anak kecil bermain lompat tali. Aturannya sederhana. Dua anak memegangi tali. Sedang yang seorang berusaha melompatinya. Bila ia gagal atau tersangkut, ia harus ganti memegangi tali. Dan, yang lain mengambil giliran melompat. Ketika tali masih rendah, ia mampu melompatinya. Saat sedikit-demi-sedikit tali meninggi, ketidakyakinan mulai datang. Keraguan merambah. Namun, tekad untuk tidak kalah lebih kuat sehingga ia harus mencoba. Keyakinan diri membara saat ia mampu melompatinya meski ujung kaki menyentuh tali. Semua anak bertepuk tangan. Namun, ketika tali sejajar pandangan, ia gagal. Dengan sedikit kecewa ia ganti memegangi tali. Tahukah anda apa yang ada dalam benak anak kecil itu? Saat memegangi tali, ia menunggu ada temannya yang gagal sebagaimana ia pernah gagal. Dan berharap ia bermain lagi agar bisa melompati ketinggian yang gagal ia lalui.

 

Menjadi pemain selalu menyenangkan karena bisa merasakan keberhasilan. Namun, hanya bila anda tak kehilangan harapan di sela-sela kegagalan, anda layak menantikan saat untuk bermain kembali. Bahkan kita pun harus tahu bagaimana menjadi gagal. Tanpa itu, kita tak tahu bagaimana menjadi menang.

 

PAKAI LALU RAWATLAH

 

Kita menggunakan piring bersih lalu kotor. Maka kita cuci bersih piring kotor itu. Lalu kita pakai lagi piring bersih itu untuk dikotori. Begitu seterusnya. Kita membersihkan untuk dikotori. Dan, kita mengotori untuk dibersihkan. Bukankah ini semua bisa sia-sia belaka? Rutinitas ini mungkin menyebalkan. Tapi, mengapa anda mesti mengeluh? Inilah salah satu cara terbaik untuk mensyukuri apa yang ada pada kita sementara ini: menggunakan dan merawatnya. Menggunakan adalah cara menikmati dan mensyukuri semua ini. Sedangkan merawat adalah menjaga agar kegunaan itu tetap hadir berlipat-lipat.

 

Produktivitas kita berkaitan dengan cara kita menggunakan dan merawat modal kita. Sekali pakai lalu buang mungkin memudahkan hidup kita. Namun, dunia ini lebih menghargai dan membutuhkan mereka yang berkenan menjaga dan merawat. Karena, bukan hanya kita yang tinggal di sini sekarang, melainkan ribuan rantai generasi mendatang.

 

KUATKAN PASUKAN DENGAN KEHADIRAN ANDA

 

Ketika orang lain bersuka cita, mereka mungkin mengundang anda untuk bersama-sama merasakannya. Yang dapat anda lakukan adalah hadir dan turut tertawa. Kehadiran anda akan memantulkan kegembiraan. Karena suka cita akan terpancar berlipat-lipat bila ia dibagi rasa pada sesama. Dan, ketika orang lain berduka lara, mereka mungkin tak mengundang anda untuk merasakannya.

Tetapi hal terbaik yang dapat anda lakukan adalah hadir dan turut menghiburnya. Kehadiran anda akan menyerap kesedihan. Karena rasa duka lara yang dibagi akan memudar seiring dengan tumbuhnya kekuatan cinta di antara anda dan mereka.

 

Acapkali pemberian terbaik yang dapat kita berikan pada orang lain, bukanlah hadiah atau barang terpilih. Melainkan kehadiran sosok anda. Karena setiap orang dibekali dengan cahaya cinta kasih dalam diri mereka; karena batin-batin kita terrekat dalam benang emas bernama persaudaraan; maka tiada yang lebih menguatkan selain kehadiran anda di tengah-tengah mereka yang membutuhkan. Bukankah, keberanian pasukan yang hampir dilanda putus asa dapat meluap bila komandan tertinggi mereka turut hadir di tengah-tengah medan tempur.

 

BERCERMINLAH PADA DUNIA ANDA

 

Banyak orang tak mempercayai cermin yang mereka pandangi setiap paginya. Entah, apakah karena mereka tak menghendaki wajah yang terpantul, atau cermin itu sendiri. Tak heran bila dikenal pepatah: Buruk rupa, cermin dibelah.

 

Setiap kejadian yang melintas di hadapan kita adalah cermin pikiran. Dunia adalah segala apa yang ada dalam pikiran kita. Dunia kita adalah cermin bagi pikiran kita yang bahkan memantulkan dengan jelas sisi buram yang tersembunyi. Pikiran yang rumit tergambar pada dunia riuh baur yang menyulitkan empunya pikiran untuk menemukan ujung pangkal persoalan.

Tak heran bila banyak orang menyalahkan dunia ketika mereka tak mampu memahami pikiran sendiri. Pikiran yang tenang tercermin pada dunia sentausa yang menyejukkan sang pemilik pikiran.

Maka, ketika anda terbangun pada pagi hari, cermin apakah yang anda pakai untuk mengaca wajah diri? Sehingga tak perlu lagi ada cermin yang dibelah.

Dan, berkacalah pada cermin dunia anda karena di sanalah anda menemukan pikiran anda. Bila anda tak menghendaki maka tak perlu menyalahkan dunia lagi, namun memperbaiki diri sendiri.

 

SELESAIKAN SEMUA PERSOALAN SECARA BERTAHAP

 

Semua orang menginginkan perbaikan atas seluruh persoalan. Demikianlah seharusnya. Namun, itu tak berarti bahwa semua masalah harus dikerjakan berbarengan. Waktu menuntun kita untuk menyelesaikan setiap bagiannya satu per satu.

Pekerjaan harus digarap secara bertahap. Hanya karena satu sebab: anda tak mungkin mendirikan sebuah rumah secara bersamaan. Anda tak mungkin meminta tukang atap memasang genting, selagi tukang batu belum menyelesaikan pekerjaannya. Waktu meminta anda untuk menunggu, hingga keahlian anda memang diperlukan. Semangat yang meluap-luap untuk turut menyelesaikan persoalan tiada banyak berguna bila anda tak bersabar menanti giliran. Itu sama sekali tak membantu, melainkan menganggu.

 

Bila tukang batu sedang menggali pondasi, jangan kritik tukang kayu yang belum mendirikan rangka pintu. Dan, bila tukang batu sedang memasang tembok bata, jangan kritik tukang kayu yang belum menaikkan kuda-kuda atap.

Tataplah dalam pandangan yang lebih luas. Jangan alihkan diri anda dari tujuan yang besar. Persoalan kita takkan selesai bila semua tangan masuk dalam satu toples yang sama. Tunggulah giliran sembari mengasah kemampuan.

Dan kemampuan yang selalu anda perlukan, adalah kemampuan untuk bersabar.

 

KERJAKAN KEBAIKAN MESKI TAMPAK REMEH

 

Tak perlulah anda menilai besar kecilnya suatu perbuatan baik. Sebab seringkali sebuah perbuatan yang tampak remeh justru harus anda lakukan demi kebaikan yang teramat besar. Anda tak tahu skenario apa yang akan berlangsung setelah itu.

Mungkin perbuatan anda menyingkirkan paku dari jalan dipandang tiada berarti. Karena anda tak perlu melakukan apa-apa selain membungkuk, memungut dan meletakkannya di tempat yang aman. Namun, tindakan itu menghindarkan kaki seekor kuda yang tak bertapal dari sengatan tajamnya paku. Sehingga, sang pengendara kuda itu mampu sampai di garis depan pertempuran, dan memberitahukan pada para jendral bahwa perang telah usai. Perdamaian pun terselamatkan. Lakukan saja sebuah perbuatan baik seberapa pun kecilnya itu di mata banyak orang.

Dan jangan sekali-kali anda menganggap orang lain lebih patut melakukannya. Keengganan anda dapat menghapus kebaikan. Dan, itu bisa jadi sebuah kejahatan.

 

Tak perlulah juga anda menilai besar kecilnya jasa perbuatan baik anda. Setiap tindakan, baik maupun jahat, memerlukan pelaku. Bila anda tak melakukannya, orang lain akan menunaikannya. Menilai-nilai perbuatan baik anda hanyalah permainan "ego" yang justru menghapuskan kebaikan itu dari diri anda sendiri. Seperti, pasir kering tertiup angin; anda takkan berhak menggenggamnya, meski hanya sebutir lembut.

 

BERSIKAPLAH TERPERCAYA DALAM MEMEGANG RAHASIA

 

Ujian bagi kepercayaan terletak bilamana anda harus menyimpan sebuah rahasia. Rahasia yang menyenangkan demi sebuah kejutan dapat membuat anda berbinar-binar sehingga tak tahan untuk tidak menceritakannya pada orang lain. Bila itu terjadi, kegembiraan akan tiada lagi berharga. Rahasia mengenai kesedihan mungkin membuat anda lunglai sehingga tak kuat untuk tidak mengatakannya pada orang lain. Bila itu terjadi, kesedihan semakin merana. Rahasia itu bagai sebutir jagung pop corn di wajan berisi mentega panas. Ia akan melompat-lompat kepanasan. Dan, bila ia terlempar, ia adalah jagung yang terpecah. Jangan salahkan jagung. Tubuh anda yang tak mampu menahan gejolak diri sendirilah yang menyebabkan rahasia bukan lagi rahasia.

Bersikaplah terpercaya. Jagalah rahasia. Bila tidak, boleh jadi orang lain menganggap anda berkhianat, tak sanggup memegang amanat.

 

Agar air dalam botol tak terciprat, tutuplah botol itu rapat-rapat. Agar kata tak terucap keluar, katupkan bibir anda lekat-lekat. Anda dapat

memasukkannya lagi air yang tumpah. Tapi, sekali kata terucap, anda tak mungkin dapat menariknya kembali.

 

TAKDIR KITA YANG SAMA

 

Tak peduli apakah anda percaya akan adanya takdir atau tidak, sejatinya kita ini memiliki satu takdir yang sama; yaitu menjadi manusia yang berbahagia. Tak butuh lebih dari satu kata untuk menjabarkan kebahagiaan. Karena kebahagiaan bukan untuk didefinisikan, namun dipahami dan dipancarkan dari dalam diri anda.

 

Tak peduli apa warna kulit, bentuk mata, dan garis rambut anda. Tak peduli pula apa bahasa, keyakinan dan pegangan anda. Kita semua berhak menjadi bahagia. Dan semua ajaran kebijakan mengajak kita untuk membebaskan diri dari hambatan-hambatan yang membuat kita tak bahagia. Karena itu, tiada salahnya setelah menyisihkan waktu di akhir pekan ini untuk merenungi semua perjalanan yang sedang kita lalui, sambil menatap jauh ke depan dan ke dalam diri, kita tuliskan tujuan hidup: untuk mencapai sebuah kebahagiaan sejati.

Kebahagiaan yang membebaskan kita dari sekat-sekat antar sesama. Dan itu dimulai dengan membebaskan diri dari sekat ego kita sendiri.

 

BERSIKAPLAH TEGAK

 

Sikap tegak adalah sikap para raja dan ksatria. Mereka berdiri, berjalan dan duduk dengan tegak. Tak peduli seberapa banyak tanda kehormatan di dada, seberapa berat mahkota di kepala atau seberapa kokoh baju kebesaran melindungi tubuh, mereka menarik bahu ke belakang, meluruskan punggung, dan menatap lurus ke depan. Nilai diri tidak bergantung pada asesoris fisik yang mudah pudar. Ketegakan tubuh adalah harga diri yang berasal dari kekuatan dalam jiwa. Para raja dan ksatria sejati boleh kehilangan istana megahnya namun sama sekali tidak ketegakan diri. Itulah mengapa, mereka tetap mampu membangun kerajaan baru meski telah terkalahkan dan terbuang. Sikap tegak bukanlah sikap para pecundang. Sikap tegak milik para pemenang.

 

Seluruh sikap anda bercerita tentang kesehatan tubuh sekaligus rahasia batin anda. Sikap tegak anda menunjukkan keberanian menghadapi dunia dan seisi persoalannya. Bukan hanya tubuh anda yang tegak, namun harga diri anda pun ditegakkan.

 

TINGGALKAN ANGAN-ANGAN, WUJUDKANLAH DALAM KERJA

 

Seorang bijak pernah berkata bahwa satu-satunya hal yang bisa manusia lakukan sepanjang hari adalah bekerja. Manusia tak dapat makan, minum atau tidur terus-menerus. Namun, manusia dapat bekerja tanpa henti. Bahkan, meski sedang beristirahat sekali pun, seringkali pikiran masih bekerja mencari jawaban-jawaban. Bekerja adalah berkarya. Dan, berkarya adalah mencipta.

Sedangkan mencipta adalah milik ke-Maha-Kuasaan yang telah menghamparkan alam raya ini pada manusia. Taklah terlalu keliru bila seorang bijak lain mengatakan bahwa manusia adalah penguasa bumi semesta ini. Karena dengan kekuatan kerjanya, manusia dapat mewujudkan kesejahteraan hidupnya.

 

Dengan bekerja manusia menjadi penting dan dibutuhkan. Manusia ditimbang dari apa yang dikerjakannya. Bila telur mengibaratkan angan-angan, maka pilihlah ayam yang mengibaratkan karya cipta yang terujudkan. Maka, bukan mana yang lebih dahulu keluar: telur atau ayam. Namun, mana yang lebih berharga bagi kesejahteraan hidup kita di bumi ini. Dan, itu semua hanya tercapai melalui bekerja.

 

JADILAH SAHABAT BAGI SEMUA ORANG

 

Sepulang kerja yang melelahkan, "sahabat" anda menunggu di rumah. Dari kejauhan ia sudah mendengar ketuk langkah, dan mencium aroma keringat anda yang amat dikenalnya. Ketika anda tepat berada di hadapannya, ia segera menunjukkan senyum lebar, tatapan berbinar-binar serta menggoyang-goyangkan ekornya jenaka. Keempat kakinya bergerak-gerak seolah ingin menyergap anda.

Tak tahan lagi, ia pun menyalak menyapa tulus. Ya, "sahabat" itu hanyalah seekor anjing; dimana kita bisa belajar banyak bagaimana menjadi seorang sahabat. Seorang sahabat terlebih dahulu memberikan perhatian dan ketertarikan yang luar biasa pada orang lain, sebelum mengharapkan balasan. Bahkan, mungkin sama sekali mereka tak mengharapkan apa-apa; karena persahabatan itu sendiri sudahlah cukup.

 

Orang hanya mencurahkan rasa hangatnya bila anda berkenan menunjukkan kehangatan anda pada orang lain. Sebagaimana anda kemudian mengusap-usap kepala anjing "sahabat" kecil anda. Ketika anda menemukan sahabat yang memberikan perhatian besar yang tulus, saat itulah seluruh kepenatan anda hilang berganti dengan kerinduan dan kasih sayang. Seorang bijak pernah berujar, sesungguhnya sahabat adalah satu jiwa dalam dua tubuh.

 

BERLATIHLAH MELEPASKAN KEANGKUHAN AKU

 

Benarkah pada dasarnya manusia itu berpusat pada dirinya sendiri? Bahwa, setiap hal senantiasa diukur dengan kepentingan diri sendiri. Jika memang demikian, bagaimana kita bisa mendefinisikan sebuah kata tulus? Atau, ikhlas? Sedangkan ketulusan sama sekali tidak memerlukan apa-apa selama ukuran itu adalah sang "aku". Bukankah mustahil mengatakan sepatah kata ikhlas bila yang berucap itu adalah sang "ego" yang tak kan pernah melepaskan kepuasan dirinya sendiri? Sedangkan ego yang tak terpuaskan hanya melahirkan kegelisahan yang dibungkus kesenangan sesaat? Kepada "diri"-nya yang manakah manusia seyogyanya berpusat? Mungkinkah, kepada "diri" yang telah mampu melepaskan kebesaran sang "aku?

 

Saat anda menerima selembar foto reuni, gambar siapakah yang pertama kali anda cari? Hampir semua orang memedulikan foto wajahnya terlebih dahulu.

Bahkan hampir-hampir tidak memperhatikan wajah-wajah lainnya sebelum ia menerima penampakannya di foto itu. Apakah ini pertanda ringan bahwa kita memang selalu condong pada diri sendiri? Bilakah kita berlatih untuk mengurangi berucap, "aku... aku... aku..."?

 

RELATIVITAS PIKIRAN YANG TERBATAS

 

Panggung 1: Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab, "Syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi."

 

Panggung 2: Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, "Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya."

 

Aha! Betapa relatifnya nilai sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut "kemujuran" hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Padahal,

melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Ketika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan", di saat itu anda mampu mendengar bisikan nurani.

 

KEKUATAN BERPIKIR POSITIF

 

 

Seseorang, si A, yang sudah berjalan jauh di pedalaman selama tiga hari dan tidak mendapatkan makan ataupun minum, suatu ketika menemukan air setengah gelas. Ia berpikir negatif, "Mana mungkin air yang hanya setengah gelas itu bisa memuaskan lapar dan dahaganya yang teramat sangat." Maka setelah air yang setengah gelas itu diminum ia tidak menjadi puas dan tetap merasa lapar serta haus.

Di saat yang bersamaan, si B yang juga sudah berjalan selama tiga hari tanpa makan dan minum, menemukan air setengah gelas. Ia berpikir dengan positif, "Alangkah nikmatnya air yang walau hanya setengah gelas itu dapat memuaskan dirinya yang sudah tiga hari tanpa makan dan minum." Maka setelah air yang setengah gelas itu diminum dia merasa puas dan nikmat.

 

Mereka yang melihat dari kacamata negatif mudah tertekan. Sedangkan, mereka yang melihat setiap keadaan melalui pandangan positif, akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan.

 

MEMBERI TANPA PERTIMBANGAN

 

Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan. Apakah anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memiawakkan telinga.

Atau, anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka. Barangkali ada rasa enggan dan kesal.

Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorang pun ingin memurukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang "berlatih" memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.

 

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di hati.

 

HIDUPLAH BERSAHAJA

 

Setiap orang besar di dunia ini, yang jalan hidupnya dipanuti oleh jutaan banyak orang selama bertahun-tahun, hidup sederhana. Mungkin saja mereka memiliki kesempatan untuk menumpuk harta dan kemakmuran, namun mereka lebih suka mempunyai beberapa lembar pakaian sekedar melindungi tubuh, serta suap roti yang cukup untuk mengganjal perut. Mereka tak khawatir akan masa depan.

Mereka percaya akan alam yang teramat baik ini. Mungkin juga mereka memiliki kekuatan untuk memerintah orang lain menuruti apa maunya, namun mereka lebih suka menisik sendiri bajunya yang robek atau membantu memikul beban orang lain. Mereka yakin bahwa hanya bila mereka mampu mengatasi kesulitannya sendiri, mereka layak untuk melayani orang lain. Mereka bersahaja dalam segala hal. Juga dalam cita-cita hidup mereka: menjadikan dunia ini lebih baik bagi seluruh penghuninya.

 

Seekor tupai hanya tinggal dalam satu lubang, meski terdapat ribuan pohon besar di hutan. Seekor zebra hanya meneguk air kubangan secukupnya meski panas terik membakar gurun. Kesederhanaan adalah kekuatan. Sebab saat anda menemukan arti kata cukup, anda memahami makna sebuah kepuaasan.

 

RASA SEBUAH KETULUSAN

 

Seorang teman karib menghampiri meja kerja anda, dan memungut sebatang pensil yang patah. Pintanya, "Boleh aku pinjam ini?" Anda yang sibuk hanya menengok sekelebat dan berkata, "Ambil saja." Setelah itu anda lupa akan kejadian itu selamanya. Padahal bagi teman anda, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan tugasnya.

 

Tahukah anda bagaimana "rasa" sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaimana anda menyilakan teman dekat anda mengambil pensil patah anda. Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan. Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu.

Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak bagai pena emas. Jangan ingat-ingat perbuatan baik anda. Kebaikan yang anda letakkan dalam ingatan bagaikan debu yang tertiup angin.

 

MENEKAN AMARAH?

 

Dalam sebuah kalimat, "marah" adalah predikat yang memerlukan subyek - yaitu anda sebagai pelaku - dan obyek - yaitu kepada siapa anda marah. Benarkah marah bisa ditekan? Sedangkan marah hanyalah sebuah mekanisme pertahanan diri belaka. Menekan amarah tiada berguna bila anda tetap mengenang apa yang membuat anda marah. Alih-alih kemarahan anda lenyap, anda tergenang dalam perjuangan yang menyakitkan. Jauh lebih sehat bila anda mengambil jarak antara anda dengan apa yang membuat anda marah. Jarak itu tercipta bila anda berkenan memaafkan.

 

Hampir-hampir kita tak pernah marah bila terserang flu. Karena kita tak tahu kepada siapa kita harus marah. Bukankah virus influensa berterbangan di udara tanpa diketahui siapa penyebarnya. Kita terima begitu saja meski harus berdemam-demam. Sebaliknya, bila seseorang yang anda kenal mengirim email berisi virus komputer berbahaya dan merusak seluruh data anda, maka kemarahan anda lebih mudah meletup. Semakin anda ingat kepada siapa anda marah, semakin berkobar amarah anda. Lihatlah, betapa amarah selalu memerlukan korban. Seperti api memerlukan bahan bakar. Hanya saja, amarah tidak akan membakar habis orang lain, melainkan menghanguskan diri anda sendiri.

 

MISI HIDUP DALAM SEBUAH KERJA

 

Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah. Hampir-hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah. Lalu apa untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab, "Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun." Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh, "Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?" katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.

 

Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja. Orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya, sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tak runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati luka.

Bukankah demikian tugas kita dalam kerja: menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.

 

TUMBUHKAN KASIH, SIRNAKAN ANGKARA

 

Gunung tinggi dapat tercipta dari tumpukan-tumpukan krikil. Demikian halnya dengan kemarahan yang memuncak terwujud karena anda memelihara butir-butir kemarahan kecil dalam diri. Benarkah cara terbaik mengenyahkan amarah adalah dengan meluapkannya? Bila demikian, mengapa banyak orang menjadi pemarah padahal mereka selalu menyalurkannya lepas? Benarkah tubuh ini bagai balon yang penuh berisi angin, sehingga untuk mengempeskannya anda harus meletuskan balon itu?

 

Anda harus mengamati setiap emosi yang hadir dalam diri anda secara cermat dan berhati-hati. Dengan demikian sejak dini anda dapat mengenali setiap butir benih kekesalan dan kekecewaan yang dapat membangkitkan kemarahan. Di saat itulah anda bekerja untuk menundukkannya. Bukankah, melatih harimau buas lebih mudah dilakukan ketika ia masih kecil. Dan, cara terbaik untuk mengenyahkan benih-benih kemarahan yang menggangu diri anda adalah dengan menumbuhkan benih-benih kasih sayang dalam diri anda. Kasih sayang inilah yang akan membuahkan kesabaran, toleransi, kelembutan, kedamaian dan rasa menerima.

 

BERHENTILAH MENGELUH, HADAPI PERSOALAN

 

Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda membenahi sesuatunya. Apakah anda bermaksud menyia-nyiakan semua itu, lantas menyingkirkan beban tanggung jawab dari pundak anda? Jangan! Jangan biarkan semua kekuatan yang ada pada diri anda terjungkal hanya karena anda berkeluh kesah. Ayo, tegarkan hati.

Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena tak tahu apa jawaban atas persoalan anda. Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan anda. Ambillah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah sinar di balik awan galaksi. Dan, mulailah ambil langkah baru.

 

Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada disesali. Jika demikian, apakah anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup?

 

SEBELUM MENGATUR ORANG LAIN, ATURLAH DIRI SENDIRI

 

Bila mau, anda bisa kesal pada apa saja. Dan sepertinya mudah sekali kita menemukan sesuatu untuk dikesali. Seorang istri tetap saja kesal pada dengkur suaminya, meski ia telah mendengarkan suara itu setiap malam selama bertahun-tahun pernikahan mereka. Seorang polisi selalu kesal pada pengemudi yang sulit diatur, meski ia menghadapinya sejak hari pertama ia bekerja sebagai pengatur lalu lintas. Bila rasa kesal pada hal yang besar telah teratasi, segera saja kita menemukan kekesalan pada hal-hal kecil. Namun, sekali lagi, kekesalan itu terjadi pada anda hanya bila anda mau. Sebaliknya, anda pun bisa tidak kesal pada apa saja. Anda bisa menerima segala sesuatunya sebagaimana ia ada.

 

Mengapa kekesalan muncul? Karena anda menggunakan semua aturan yang ada dalam benak anda untuk menilai keadaan orang lain. Memang, tak sepenuhnya anda mampu mengubah apa yang terjadi. Yang terlebih penting adalah mengubah apa yang ada dalam benak anda. Singkirkan semua aturan yang anda gunakan untuk meneropong orang lain. Sesungguhnya aturan itu hanya berlaku bagi diri anda. Dan, gunakan itu untuk mengukur diri anda sendiri. Itu jauh lebih berharga.

 

KEPEMIMPINAN ITU SEDERHANA SAJA

 

Pola kepemimpinan itu sederhana saja: ada pemimpin yang memimpin, dan pengikut yang mengikuti. Namun, bila dalam langkah anda menjadi seorang pemimpin, anda hanya memusatkan perhatian pada bagaimana orang akan mengikuti anda, maka anda akan sangat mudah terperangkap dalam permainan politik dan manipulasi yang sungguh tidak perlu. Pemimpin sejati tak bersibuk-sibuk mencari pengikut. Karena, kepemimpinan bukanlah persoalan apakah anda berada di depan atau di belakang. Kepemimpinan adalah proses bagaimana anda mengupaya yang terbaik dari diri anda. Kepemimpinan adalah jerih yang berpusat pada potensi diri sendiri, dan mencurahkannya untuk kebaikan diri dan sekitar. Orang-orang akan mengikuti apa yang bermaslahat bagi mereka. Dan, ketika mereka merasakan keterbaikan atas kehadiran anda, di saat itulah anda menjadi pemimpin. Tak peduli apakah anda tahu atau tidak, diam-diam anda telah memimpin orang lain meneladani tindakan anda.

 

Jangan terkecoh pada mata garang seekor elang, lalu anda mengangkatnya sebagai pemimpin burung. Karena elang tak dapat bersiul, maka tak pantas ia memimpin sekelompok kutilang yang bercericit merdu. Karena manfaat yang diberikan oleh seseoranglah, ia diikuti, maka ia pun berhak diangkat sebagai pemimpin.

 

YANG PANTAS MENASEHATI

 

Orang yang berhak memberikan nasehat adalah mereka yang dimintai nasehat. Sedangkan orang yang pantas menasehati adalah mereka yang telah mampu mengatasi persoalannya sendiri. Bila anda, tanpa diminta, berdiri di depan banyak orang lalu berbicara mengenai bagaimana berjalan dengan baik, padahal anda sendiri masih terhuyung-huyung untuk merangkak, maka jangan kecewa bila orang menganggap ucapan anda sekedar bualan di siang hari. Tahanlah diri anda sebelum menyarankan sesuatu bagi orang lain. Tengoklah ke dalam apakah anda sebenarnya telah cukup bekal bagi persoalan itu.

 

Terkadang orang yang telah tahu banyak hal lebih suka diam dan mendengarkan keluhan orang lain ketimbang berusaha memecahkan persoalannya. Dalam diamnya mereka menjadi cermin yang memantulkan ucapan sehingga orang lain bisa mengambil jarak dan melihat masalahnya dengan lebih jernih. Terkadang jawaban terbaik datang tanpa dicari-cari; namun karena kita mampu menerima persoalan itu dengan hati lapang.

 

KENDALIKAN DIRI DARI BUAIAN SANJUNGAN

 

Menahan agar emosi tak terbakar oleh sepatah makian mungkin terasa sulit. Namun, jauh lebih sulit menahan kerusakan diri akibat sebuah sanjungan yang anda telan mentah-mentah. Bagaikan memar yang terbungkus es, sakit pun tak terasa, namun kerusakan jaringan tetap ada di sana. Bila anda tak segera mengobatinya, tubuh yang sehat lambat laun membusuk. Daya hancur sanjungan tak jauh beda dari itu. Bila makian dapat menghilangkan kesadaran seketika, sanjungan membius secara perlahan dan lembut. Di balik nikmat sejuk sebuah pujian, tersembunyi memar yang memakan kelak memakan habis kesadaran anda. Berhati-hatilah dengan setiap pujian, sanjungan dan kehormatan yang anda terima. Itu lebih mudah menamatkan riwayat karier seseorang.

 

Anda mungkin akan sangat berhati-hati saat berjalan di semak belukar berduri. Kritik pedas bisa saja menolong orang untuk membenahi dan mengokohkan pondasinya. Namun berjalan di atas pujian membuat orang puas dan lupa akan tujuan. Saat anda terbuai, saat itu anda mudah diruntuhkan.

 

PERJALANAN DAN BEKAL-BEKAL KITA

 

Membaca kisah-kisah para pionir sejati yang telah membuka hutan, membentangkan jembatan, membangun sebuah desa yang kemudian mereka persembahkan pada kita sekarang, selalu menggugah inspirasi mengenai keberanian hidup dan kekuatan bertahan yang luar biasa agung. Mereka berpindah dari dataran kering ke tanah masa depan penuh harapan di setiap tatih langkah mereka. Pernahkah anda bertanya, benda-benda apa yang mereka bawa dalam perambahan besar itu? Mungkin mereka membawa kapak dan bebesian, sekantung benih, sebungkus pakaian serta beberapa ternak. Mungkin juga mereka membawa serta anak-anak yang akan mewarisi kegigihan mereka dalam setiap sel tubuhnya. Mereka hanya membawa harapan dan generasi mendatang.

 

Sadarkah bahwa kita pun kini melakukan perjalanan besar. Sama seperti para leluhur kita: melintasi jaman menuju generasi yang telah menanti di depan sana. Mari kita tanya, apakah kita pun telah membawa bekal berupa kekuatan besi pengetahuan untuk mempertahankan hidup, segenggam benih kemakmuran, selembar pakaian moral dan etika, serta alam semesta yang memungkinkan hutan dan ternak hidup sejahtera. Dan jangan lupa untuk mengajarkan anak-anak semua keberanian hidup kita. Hanya karena kita telah hidup dengan penuh keberanian, maka tiada penderitaan yang perlu kita takutkan saat kita meninggalkanya, begitulah bisik seorang bijak.

 

MAJU TERUS DAN PERBAIKI KEPUTUSAN ANDA

 

Benarkah ada jalan kembali? Padahal waktu terus melaju ke depan. Tindakan anda untuk kembali dan menghapus semua jejak langkah hanyalah anggapan anda belaka. Nyatanya anda tetap mengalir bersama derasnya arus waktu sembari sesekali menengok ke belakang. Tak ada jalan kembali. Yang ada adalah jalan ke depan yang menuntut keberanian anda untuk menghadapinya. Anda bisa mengubah dan memperbaiki keputusan anda. Tapi anda tak bisa mundur. Itulah mengapa penyesalan takkan mengubah masa lalu; berkepanjangan dalam sesal tiada berguna. Apa pun keputusan anda, perbaikilah. Jangan sesali jalan bila yang harus anda lakukan adalah menyingkirkan kerikil dari dalam sepatu anda.

 

Prajurit-prajurit pemberani yang melakukan penyerangan dari laut, sesampainya di pantai mereka segera membakar perahu-perahu yang mereka pakai untuk berlabuh. Bagi mereka tak ada jalan mundur kecuali terus maju. Tak ada kepulangan tanpa bendera kemenangan. Begitu pula jalan kita. Sedetik yang lalu telah hangus terbakar. Hanya satu hal yang menolong kita, yaitu keberanian untuk menjalani setiap jengkal hidup ini. Dan, keberanian itu hanya lahir bila anda tahu kemenangan apa yang ingin anda bawa pulang.

 

DI BALIK SEBUAH ANYAMAN

 

Ambillah selembar karya sulam atau anyaman yang indah. Amati betapa kecermatan tangan-tangan trampil telah mampu menjalin benang warna-warni rumit menjadi sebuah citra cantik. Kemudian, balikkah sulaman itu hingga tampak bagian bawahnya. Apa yang terlihat di sana? Jemalin benang yang tak karuan, berserabutan tanpa pola. Mungkin anda masih bisa samar-samar melihat citra yang tadi tampak. Namun, lebih mudah menangkap keruwetan hilir mudik benang yang tak anda mengerti. Bila kita tahu atau cukuplah berkeyakinan bahwa pasti ada sesuatu yang indah di balik pengamatan kita, tentulah kita tak kehilangan semangat untuk menghadapi setiap kesulitan hidup ini.

 

Demikian pula penangkapan kita dari kenyataan yang tampak ini. Apakah anda melihat kekusutan luar biasa pada fakta-fakta? Atau anda telah mampu membumbung tinggi melampaui cakrawala dan menemukan semua skenario keindahan yang tercipta? Berkeyakinanlah. Karena, teramat jarang orang mampu mencapainya. Terlebih lagi, ternyata keindahan itu tak selalu dapat diungkapkan dengan kata-kata; dan keyakinan itu tak mudah ditanam.

 

SEKALI LAGI, TUJUAN MEMBERIKAN MAKNA

 

Tak bosan-bosannya orang bijak menuturkan pentingnya anda mengetahui tujuan anda. Tujuan menyemaikan harapan dan semangat untuk mencapainya. Harapan membuahkan keyakinan serta kekuatan yang luar biasa. Kekuatan menumbuhkan keberanian, ketekunan dan daya tahan. Lihatlah, betapa secarik tujuan akan memberikan anda segalanya. Tujuan bukan hanya agar anda memperoleh apa yang anda inginkan, tujuan mengukir bentuk diri anda. Lebih dari itu, tujuan mengisi hidup dengan makna. Jangan lakukan untuk sia-sia. Nyatakan tujuan anda.

 

Orang-orang lebih suka bergabung dengan mereka yang memiliki tujuan jelas. Bagaimana anda dapat memimpin orang lain bila anda tak tahu harus kemana dan berbuat apa. Kepemimpinan itu bertujuan. Sedangkan tujuan melahirkan kesetiaan dan kesediaan untuk melakukan sesuatu, bahkan berkorban. Dengan tujuan orang-orang tahu apa yang disebut kemenangan. Semua orang suka merasakan udara kemenangan. Maka, tanpa tujuan bagaimana anda memulai pertandingan?

 

KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN

 

Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar. Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa.

Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?

 

"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia".

 

MEREKA YANG TAHU MEMILIKI KEBERANIAN

 

Tahukah anda beda antara seorang pengemudi biasa dengan montir mobil yang trampil saat mereka mengendarai kendaraan yang rusak? Seorang pengemudi biasa akan berkendara dengan harap-harap cemas agar kendaraannya tidak mogok di jalan dan segera menemukan bengkel untuk memperbaiki kerusakan. Sedangkan montir mobil malah berharap kendaraan itu mogok agar ia tahu mengapa dan dimana kerusakan itu terjadi. Dengan demikian ia bisa membetulkan kerusakan itu dengan lebih tepat. Seorang montir yang baik tentu tahu bagaimana memperlakukan kendaraan dengan baik. Demikianlah ibarat seorang yang tidak tahu dengan seorang yang tahu.

 

Seorang yang tahu berani menghadapi masalah bahkan menganggapnya sebagai tujuan yang harus dipecahkan. Bila ia mampu membereskannya ia merasa bahagia dan menang atas masalah tersebut. Sedangkan seorang yang tak tahu cenderung menghindari masalah dan menyerahkannya pada orang lain untuk diatasi. Bila masalahnya teratasi, ia merasa lega seolah terbebas dari hukuman. Jika begitu, bagaimana orang yang tak tahu bisa merasakan sebuah kebahagiaan?

Bagaimana ia merasakan manisnya kemenangan bila bertanding pun ia tak memiliki nyali?

 

TERTAWALAH DEMI KEBERSIHAN JIWA

 

Seorang petinggi perusahaan besar pernah berujar, "Betapa irinya saya pada mereka." Sore itu tampak dari jendela kantor, ribuan pekerjanya sedang bergegas pulang seolah memburu gelincir matahari di barat. "Lihatlah wajah mereka berseri-seri. Mereka bisa pulang sambil tertawa, bersenda gurau dengan rekan-rekan mereka. Sedangkan saya, seringkali harus pulang larut malam membawa setumpuk persoalan. Lebih buruk lagi, tak seorang pun dapat diajak bercanda ria. Semua pegawai, bila berjumpa dengan saya, hanya berbicara tentang urusan pabrik. Ah, betapa bahagianya mereka!" Tak perlu khawatir, wahai tuan direktur. Semakin tinggi, semakin sendirilah pucuk cemara. Dan, hanya cemara yang terkuatlah yang mampu berdiri setinggi ini.

 

Namun, betapa sederhananya cermin ukuran sebuah kebahagiaan: tertawa!

Berbahagialah mereka yang masih bisa tertawa lepas; tertawa jujur; tertawa karena kegembiraan. Anda bisa berpura-pura sedih. Namun anda tak bisa berpura-pura tertawa. Kegetiran mudah tercium di sana. Belajarlah tertawa, wahai tuan direktur. Tertawa bukan hanya mengobati kepahitan hidup. Tertawa membersihkan jiwa dan menyingkirkan iri dengki. Meski hanya sesaat, tertawa benar-benar nyanyian jiwa, begitulah kata seorang bijak.

 

BAGAIMANA ANDA MAMPU KUAT BEKERJA

 

Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tak mengenal lelah? Apa pula rahasia pekerja rig lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan angin dan badai? Bagaimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angkutan, pekerja berat yang tahan membanting tulang di tengah terik panas atau dingin malam? Kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental? Sedangkan di sudut sempit yang lain, banyak orang mengeluh karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.

 

Kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja mereka; kepada keluarga nun jauh disana; kepada masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka; kepada alam yang mengasuh mereka; kepada masa depan kehidupan yang sejahtera; atau kepada hati tempat cinta itu mengalir. Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta.

 

KEPERCAYAAN DIRI BUKANLAH KESOMBONGAN DIRI

 

Hampir-hampir kesombongan itu tiada berguna. Anda memang bisa menemukan kepercayaan diri dengan bersikap arogan dan tinggi hati. Atau, anda berpikiran bahwa sedikit menunjukkan kekuasaan akan menguatkan diri anda.

Itu cuma bayangan belaka. Apalah artinya kepercayaan diri bila orang lain enggan mempercayai anda. Dan, arogansi tak pernah mendapat simpati.

Kesombongan, seberapa pun sedikitnya, hanya memicu dendam orang lain. Anda menemukan kepercayaan diri yang sejati saat anda memperlakukan orang lain, siapa pun ia, dengan penuh hormat. Kehormatan selalu berbalaskan kehormatan. Kepercayaan berimbalkan kepercayaan.

 

Sebuah pepatah mengatakan, "Jangan padamkan lilin orang lain, hanya agar lilinmu menyala paling terang." Jangan rendahkan orang lain, apa pun alasannya. Terlebih lagi hanya karena anda ingin meraih kehormatan yang lebih tinggi.

 

SIMPATI ITU UNTUK DIULURKAN

 

Jangan anggap diri anda lebih beruntung hanya karena anda mampu berkendara dalam mobil yang sejuk dan nyaman, sedangkan di luar sana orang berpayah-payah terbakar terik matahari. Memang, secara fisik anda merasakan kenyamanan yang lebih baik. Namun, anda tidak selalu bisa menilai kedalaman batin orang lain. Bahkan, mungkin tidak perlu. Canda tawa mereka yang terengah-engah di trotoar lebih sejuk daripada panasnya udara. Sedangkan, muramnya pikiran anda boleh jadi tak sanggup diredam oleh kenyamanan kendaraan anda. Oleh karena itu, sama sekali tak relevan membandingkan keberuntungan diri sendiri dengan orang lain.

 

Seorang peminta-minta yang menerima sekeping uang logam dengan penuh kegembiraan, kemudian mengucapkan sepatah doa bagi anda, bisa jadi lebih menemukan ketentraman dalam hatinya. Daripada anda yang menggenggam erat sekeping uang logam dalam saku sambil menggerutu tentang kemalasan dan kebodohan. Mungkin, sekeping uang logam yang anda ulurkan takkan mengubah nasib dunia, namun itu mengubah hati anda. Keberuntungan yang anda rasakan adalah untuk diwujudkan dalam bentuk simpati, bukan untuk menjadikan anda merasa lebih baik dari orang lain.

 

BEKERJA BUKAN SEKEDAR UNTUK MENCARI KESIBUKAN

 

Tak perlu berpura-pura sibuk. Orang dinilai dari karya yang dituntaskan dan bagaimana ia mengerjakannya. Bukan dari seberapa lama ia duduk di balik meja kerja, atau seberapa banyak pertemuan yang diikutinya, atau seberapa padat jadwal waktunya. Sungguh jauh berbeda pengertian sibuk dengan bekerja. Pekerjaan terkadang menuntut anda untuk sibuk. Namun, sibuk tidak selalu berarti bekerja. Berperilaku sibuk lebih mudah dilakukan ketimbang bekerja.

Apakah anda sibuk agar tampak bekerja? Bekerjalah bukan untuk mencari kesibukan, namun untuk menciptakan sebuah karya.

 

Ayam betina mengerami telur-telurnya dengan sikap tenang dan waspada. Karena itulah yang terbaik bagi telur-telurnya agar menetas dengan selamat. Ada orang yang mengerjakan banyak hal tanpa harus menjadi sibuk; apalagi berpura-pura sibuk. Mereka memiliki ketenangan dalam dirinya serta memberikan kepercayaan penuh waspada pada orang lain. Berjalan terburu-buru atau bersikap tergopoh-gopoh seolah tak punya waktu, mungkin mencerminkan kesibukan, namun juga sebuah ketegangan. Lihatlah, ketenangan pun memberikan hasil yang tak kalah sempurna.

 

RASAKAN SETIAP KELIMPAHAN ALAM

 

Apakah anda memperhatikan bahwa pada bulan-bulan tertentu matahari terbit agak condong di sebelah utara? Kemudian, beberapa minggu kemudian pohon mangga mengeluarkan putik-putik bunga dan meneteskan getahnya? Biasanya udara agak dingin meski tidak turun hujan. Lalu, buah rambutan meranum?

Setelah itu, lalat terasa berkembang biak banyak berdengung-dengung seolah menyambut masaknya buah nangka. Tak lama kemudian, panen buah durian pun menyusul. Apakah anda merasakan semua kelimpahan ini? Bila anda tak menyadarinya, barangkali laju kesibukan anda terlalu cepat sehingga tak sempat menangkap keindahan dan berkah yang diberikan oleh alam pada kita semua.

 

Jangan ragu untuk memperlambat langkah anda dan melihat ke sekeliling. Temukan di setiap saat, selalu saja ada kecantikan yang dapat anda resapi.

Sadarilah bagaimana awan bergerak dan berubah-ubah. Rasakan dari mana angin berhembus. Jangan angkat kaki dari alam ini meski betapa sibuknya anda.

Bukankah anda berkarya untuk membangun bumi ini. Bagaimana anda bisa memakmurkannya bila anda tidak merasa hadir sepenuhnya di pangkuan planet biru yang luar biasa cantik ini?

 

KEJUJURAN TAK PERNAH LEKANG

 

Bersiaplah selalu untuk menghadapi situasi yang menuntut kejujuran anda. Nasehat agar kita senantiasa berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang dalam keadaan "terjepit"; bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan keuntungan besar yang sudah ada dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau sedikit berdusta bukan hanya keuntungan namun juga kebanggaan yang akan diraihnya. Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung-rugi. Kejujuran adalah sebuah sikap yang tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran bukanlah sebuah pilihan.

Seseorang melakukan dusta karena ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena anda tak bisa menipu diri sendiri. Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik lirik.

 

Pepatah kuno ini tak pernah lekang bagaimana pun majunya sebuah perekonomian: "kejujuran adalah mata uang yang laku dimana-mana." Bawalah sekeping kejujuran dalam saku anda, itu melebihi mahkota raja di raja sekalipun.

 

ARTI SEKEPING UPAH

 

Seorang pemuda yang telah lama membujang akhirnya memutuskan untuk menikah dan segera mempunyai anak. Katanya, "Apalah artinya aku bekerja setiap hari, bila tak tahu kepada siapa aku harus membelanjakan upah yang kuterima?"

Apakah artinya upah bagi anda? Setiap sen upah yang anda terima adalah wujud hasil kerja dan kekuatan diri anda. Upah adalah sebentuk baru dari energi kekuatan yang mengalir melalui setiap tetes keringat anda. Energi itu sebelumnya telah mengarungi lautan komis, sinar matahari, gelombang ombak samudra bahkan dedaunan hijau. Kini ia singgah di genggaman anda. Namun, anda takkan dapat menghentikan perjalanannya. Ia harus terus melaju ke manapun ia akan mengalir.

Energi adalah aliran abadi alam raya. Itulah mengapa anda selalu berkeinginan membelanjakan upah anda. Namun, bukan sekedar menghamburkannya, anda harus menjadi tempat persinggahan terbaik bagi energi itu. Anda bisa tunjukkan jalan kemana energi itu menuju. Berikan kepada mereka yang anda cintai dengan setulus hati demi kebaikan hidup ini. Di sanalah anda temukan makna dalam setiap keping upah yang anda terima.

 

TERANGNYA PIKIRAN POSITIF

 

Entah mengapa pita film yang digunakan dalam fotografi disebut dengan film negatif. Barangkali karena kita hanya melihat bayangan hitam gelap dan kelabu di sana. Namun, bila kita bersedia mencuci dan mencetaknya dengan baik, kita akan dapati citra indah sebagaimana mestinya.

Demikian pula ibarat untuk menggambarkan pikiran negatif; pikiran yang hanya merekam gambar kelam dari setiap kejadian. Anda takkan dapati warna-warni kehidupan, karena cahaya ditangkap sebagai kegelapan. Untuk itulah, mengapa kita disarankan untuk melihat segala sesuatunya dengan kacamata positif.

Tatapan yang memandang cahaya sebagai cahaya, kebaikan sebagai kebaikan, keindahan sebagai keindahan. Tanpa cahaya, kita tak dapat melihat apa-apa.

Semua yang tampak adalah indah terpantul oleh cahaya. Mengapa, setelah menemukan cahaya, lantas kita memasukkannya ke dalam kamar gelap?

 

BILA PEKERJAAN TAK LAGI MENYENANGKAN

 

Ada kesempatan dan potensi yang tersembunyi dalam diri anda. Bila anda tak merasa nyaman dengan pekerjaan anda sekarang, kemungkinan besar anda berjalan bukan di atas potensi anda sendiri. Mari tengok diri anda jauh ke belakang hingga ke masa kanak-kanak atau remaja, dan temukan apa-apa yang pernah membuat hidup anda penuh gairah. Bila saat itu anda begitu senang bermain rumah boneka, maka apakah saat ini tangan anda tidak sedang merawat apa-apa? Bila saat itu anda begitu menikmati bersiul dan bernyanyi, maka apakah sekarang anda justru mengatupkan bibir rapat-rapat. Lakukan sesuatu yang benar-benar anda senangi; yang membuat bola mata anda berbinar-binar.

Di situlah potensi anda mendaki. Di situlah anda dapati pekerjaan dan hidup penuh gairah.

 

Seorang tua pernah berujar, bahwa ia tak menyesali apa-apa yang telah dilakukan selama hidupnya. Ia lebih menyesali apa-apa yang tak dilakukannya.

Mengapa ia menyesal? Barangkali, karena ia merasa di situlah ia mendapati kebahagiaan. Hidup memang tak perlu disesali. Namun, dijalani. Dijalani dengan melakukan hal-hal yang memberikan kebahagiaan hati.

 

PILILAH KATA-KATA DENGAN CERMAT

 

Kita berkomunikasi lewat kata-kata. Meski anda berbicara dengan bahasa tubuh dan tindakan, kata-kata tetaplah jendela bagi orang lain untuk memahami anda. Karenanya, pilihlah kata-kata dengan cermat. Ini bukan pelajaran seni berdiplomasi yang sering mengaburkan pesan. Ini sekedar ajakan agar anda merenungkan dan menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan pikiran dan emosi anda. Saat anda marah, renungkanlah kata-kata apa yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan anda. Tanpa itu, mungkin anda meracau.

 

Memilih kata-kata yang tepat hanyalah ajakan untuk meningkatkan kesadaran agar anda mampu melihat pikiran dan emosi anda, mengambil jarak serta mengendalikannya. Kata-kata semestinya menjadi alat kendali, bukan tersemburat keluar tanpa anda mampu mencegahnya. Raja menjadi raja karena mampu menemukan kata-kata yang tepat bagi telinga rakyatnya. Raja menjadi runtuh karena tak mampu menghentikan kata-kata yang tepat bagi telinga rakyatnya.

 

DIMANA KITA TEMUKAN KEBAHAGIAAN

 

Mari amati, betapa manusia sibuk berlalu-lalang di muka bumi ini. Berusaha ke sana kemari. Dari barat ke timur. Dari puncak gunung sampai ke pesisir pantai. Dari pagi hingga petang. Mengarungi pucuk-pucuk langit. Menyelami palung-palung samudra. Apakah yang kau cari wahai manusia? Hingga kau rela berpayah membanting segala upaya.

 

Sesungguhnya, apa pun yang kita cari, kita hanya mencari sebongkah kebahagiaan hidup. Sebagian orang berhenti mencarinya saat mereka menerima sejumput nafkah, atau menemukan secuil kekuasaan, atau mereguk sekejap ketenaran. Mereka menganggap kebahagiaan berada di balik yang mereka dapatkan itu. Hanya teramat sedikit sekali orang yang tak mencari kebahagiaan di sela-sela semua itu. Mereka berkeyakinan, kebahagiaan tidak melekat dimana-mana. Kebahagiaan mereka temukan sembari melepaskan diri dari apa pun pandangan mereka tentang dunia ini. Kebahagiaan adalah kebebasan.

Kehadiran kita di muka bumi ini untuk menorehkan sedikit kemakmuran, bagi masa kini dan ribuan generasi mendatang. Kita sumbangkan setitik kebahagiaan lewat kesejahteraan hidup bersama.

 

LUASKAN PANDANGAN ANDA

 

Seorang bijak pernah bercerita, Ada tiga orang tukang batu sedang bekerja. Yang pertama berkata, "Aku sedang menyusun batu bata-batu bata ini." Yang ke dua berkata, "Aku sedang mendirikan tembok." Sedangkan yang ke tiga berkata, "Aku sedang membangun sebuah istana."

 

Sedang apakah anda? Apakah anda mampu melihat sesuatu yang besar, jauh melintasi cakrawala, mengatasi kesempitan pandangan, dan melewati batas-batas pikiran? Kita semua memang sedang menyusun batu-batu kecil, merekatkannya dengan batu-batu orang lain untuk mewujudkan selembar dinding batu. Namun, pada saat yang sama di sisi yang tak selalu tampak, bangsa-bangsa dan generasi-generasi lain juga menegakkan dinding-dinding yang bila ditautkan membentuk sebuah istana megah. Tiada sesuatu, meski hanya sebesar biji bayam, yang sia-sia. Lakukan karya anda, meski kecil, namun penuh cinta dan kebaikan. Maka, anda menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi kesempurnaan bangunan istana kehidupan ini.

 

BAGAIMANAKAH MENEMUKAN KETENANGAN

 

Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah anda menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin anda mencobanya dengan memasukkan telapak tangan anda ke dalam air. Atau, menghadangnya dengan ke dua belah kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.

 

Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda, semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.

 

KESEDIHAN DAN KEGEMBIRAAN ITU SEMENTARA

 

Ada kalanya tiba masa-masa sulit; yang membuat hidup serasa penuh kepedihan dan keluh kesah. Namun, pada saatnya jua tibalah masa-masa kegembiraan; yang membuat hidup terasa ringan dan terang. Tanpa sadar bibir kita basah dengan senyuman. Sesungguhnya, kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, keriangan dan emosi-emosi lain hanyalah sementara. Sebagaimana sesaatnya malam ditelan siang. Tak selamanya kesedihan dan kegembiraan melanda anda. Semua itu datang silih berganti, tanpa selalu dapat dinanti.

 

Yang perlu anda pahami adalah kesementaraan ini. Kesementaraan menunjukkan bahwa emosi-emosi itu bukanlah milik anda. Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap anda. Ia bukanlah anda. Saat gembira sadarilah kegembiraan itu. Saat sedih pahamilah kesedihan itu. Saat anda penuh dengan kesadaran akan emosi anda, saat itu anda bersentuhan dengan jiwa yang tenang milik anda.

 

BAHU TEMPAT MEMIKUL DAN BERSANDAR

 

Apa gunanya bahu? Ia diciptakan untuk memikul beban. Bahu mampu memanggul beban berat yang sulit dijinjing oleh tangan. Bahu juga sanggup menahan timpaan yang tak bisa disandang oleh kepala. Bahu memang diciptakan untuk menerima sesuatu yang tak ringan. Karena itulah kepangkatan dilekatkan di bahu. Tanda pangkat adalah lambang tanggung jawab dan wewenang. Itulah kekuasaan. Hanya tanggung jawab yang berbobotlah yang pantas disematkan sebagai tanda kepangkatan di bahu. Mungkin anda tak memiliki bintang pangkat yang patut diberikan bagi orang-orang anda. Namun, bukan berarti anda tak bisa menyematkannya pada mereka. Tepuklah bahu mereka yang telah memikul beban berat. Itulah bintang kepangkatan yang bisa anda berikan dengan setulus hati. Di bahulah mereka menemukan kekuatan dirinya. Di bahulah anda menghargai kekuatan mereka.

 

Jangan lupa, bahu juga tempat bersandar bagi mereka yang terhempas dalam badai kesulitan hidup. Kekuatan bahu anda bukan hanya terletak pada seberapa keras dan kuatnya bahu anda bisa memikul. Melainkan juga, seberapa lembut bahu anda bisa dijadikan sandaran bagi orang lain.

 

SALAM KEPADA SEMUA

 

Tak peduli siapa pun anda, bila jari anda tersulut api, melepuhlah tanpa ayal. Api tak mengenal siapa nama anda, apa kebangsaan dan kelompok, serta semua atribut-atribut yang anda bawa sepanjang hari. Api akan membakar. Sia-sialah kesombongan jari di hadapan sang api yang melepuhkan.

 

Karena kita berpijak di atas bumi yang sama, meringkuk di bawah langit yang sama, berusaha di terik matahari yang sama, maka sesungguhnya tiada guna keangkuhan atas nama diri sendiri, atas nama kebangsaan, atas nama kelompok, bahkan atas nama segala sesuatunya. Sejatinya manusia bergerombol dalam satu ras, yaitu ras manusia. Maka, atas nama manusialah kita berjabatan tangan.

Mari, kita singkirkan perbedaan yang kita agung-agungkan. Setiap manusia unik, itu adalah pasti. Namun, di hadapan keAgungan Penguasa Alam Raya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, manusia adalah sama merayap, sama merangkak, sama bersujud, sama mengangkat tangan, sama menengadahkan kepala, sama mempersembahkan air mata. Tak ada benteng yang patut kita tinggikan, selain persaudaraan antar sesama kita.

 

TERIMA KASIH PADA MATAHARI, BULAN, DAN BINTANG

 

Kita semestinya berterima kasih pada matahari, bulan dan bintang gemintang. Setelah menempuh perjalanan selama berjuta-juta tahun, kini pada penghujung abad ini, mereka mempertemukan hari-hari kegembiraan dan persaudaraan bagi seluruh umat di tanah air kita. Maka tiada yang lebih indah selain kita rengkuh persaudaraan atas nama kemanusiaan. Menodai keindahan ini sama saja dengan mengkhianati matahari, mencemooh bulan dan menghina-dinakan kuasa bintang gemintang. Perbedaan dalam hati, mari kita selesaikan dengan bahasa hati. Perbedaan dalam genggaman, mari kita tuntaskan dengan jabatan tangan. Kita tak mungkin bergandengan bila kepalan kita pertahankan.

 

Kita semestinya berterima kasih pada matahari, bulan dan bintang gemintang. Kita membutuhkan momentum terbaik sebagai titik tolak langkah yang lebih baik. Matahari, bulan dan bintang gemintang telah menyajikan momentum itu bagi kita, umat manusia. Terserah apakah manusia mau melihatnya sebagai cahya penuntun ke masa depan yang lebih cerah. Atau, membiarkannya berlalu meninggalkan manusia semakin terpuruk pada keparauan.

 

TUMBUHLAH PADA TANAH KEBENARAN

 

Agar pohon kebenaran dapat tumbuh kuat dan berbuah lebat, ia harus tumbuh di tanah kebenaran pula. Maka ia akan kokoh tak tergoyahkan oleh amukan badai yang coba-coba menumbangkannya. Demikian pula dengan anda, agar kebenaran terpancar dari tindakan dan ucapan anda, ia harus tumbuh dalam pikiran dan hati kebenaran pula. Maka anda akan memiliki pijakan dan kuda-kuda yang kokoh dalam menghadapi godaan yang coba-coba meruntuhkan kebenaran anda. Inilah yang disebut dengan integritas. Integritas selalu bermula dan bemuara pada kebenaran.

 

Sayangnya keterbatasan pikiran seringkali membuat kebenaran berarti membenarkan diri sendiri. Karena itu patut dipahami bahwa kebenaran yang kita yakini hanyalah setitik noktah pada sebuah bidang gradasi warna. Noktah itu semestinya bergerak perlahan tanpa anda sadari dari sisi pekat menuju sisi cemerlang. Dan untuk menggerakkannya anda perlu memiliki keluasan hati yang menerima setiap perbedaan, serta keyakinan bahwa noktah-noktah milik orang lain yang berada pada bidang warna yang berbeda juga bergerak menuju ke kecermelangan yang tiada bertepi itu; hingga warna-warna itu lenyap pada kebenderangan yang sama; sebagaimana warna-warna itu pernah lenyap dalam kekelaman yang sama.

 

KUATKANLAH JIWA ANDA

 

Jadilah laksana pensil. Meski pensil patah berkali-kali, batu jelaga hitam di dalamnya masih bisa anda pakai untuk menulis. Bahkan hingga ke patahan terakhir, pensil tak kehilangan "jiwanya"; sang batu jelaga hitam itu. Ketika batang pensil telah lenyap terserut, sang "jiwa" pensil tetap abadi.

Mungkin ia kini telah membentuk sketsa seorang pelukis, atau coretan rumus fisika seorang jenius, atau hanya sekedar garapan pekerjaan rumah seorang murid sekolah dasar. Bahkan ketika sang pelukis atau sang jenius telah tiada, sketsa itu dikenang dalam pigura, dan rumus fisika itu telah mengubah hidup banyak orang.

 

Jadilah jiwa yang kuat. Meski tubuh anda dipatahkan berkali-kali, jangan sampai kehilangan jiwa kuat anda. Karena kekuatan jiwa mengilhami diri anda sendiri. Dan, ketika jiwa kuat anda mengilhami orang lain, ia menjadi abadi, dikenang dalam tindakan dan mengubah hidup banyak orang. Keabadian memang tidak terletak pada tubuh fisik anda, namun pada jiwa anda; si batu jelaga hitam pensil itu.

 

SETIAP ORANG MEMILIKI PEMBELA

 

Seburuk-buruknya orang yang anda benci, masihlah ia memiliki pembela. Entah seorang atau berapa. Bahkan, sejelek-jeleknya orang yang dihujat, dicaci maki dan disingkirkan oleh masyarakat banyak, tetaplah ia memiliki pelindung. Para pembela dan pelindung itu memberikan tempat saat ia disingkirkan; memberikan pertahanan saat ia dijatuhkan. Mengapa demikian?

Karena seburuk-buruknya seseorang di pandangan banyak mata, tetaplah berhak untuk dicintai. Dan anda pun berhak mencintai orang lain, meski banyak yang mengangkat tanda tak setuju.

 

Pahamilah bahwa saat anda menyatakan kebencian anda pada seseorang, barangkali ada lebih banyak orang yang pernah merasakan kebaikannya.

Sehingga hujatan dan caci maki yang sebenarnya dilontarkan padanya justru melukai hati orang lain; yang bahkan anda sendiri pun tak tahu, mungkin di antara mereka ada sekutu-sekutu anda sendiri. Dan, resiko buruk yang bisa saja terjadi adalah anda kehilangan sekutu-sekutu anda seiring dengan permusuhan anda dengan lawan anda.

 

Percaya Diri, Diri yang Mana?

 

Banyak orang pandai menyarankan agar kita memiliki kepercayaan diri yang kuat. Pertanyaannya adalah diri yang manakah yang patut kita percayai.

Apakah panca indera kita? Padahal kejituan panca indera seringkali tak lebih tumpul dari ujung pena yang patah. Apakah tubuh fisik kita? Padahal sejalan dengan lajunya usia, kekuatan tubuh memuai seperti lilin terkena panas. Ataukah pikiran kita? Padahal keunggulan pikiran tak lebih luas dari setetes air di samudera ilmu. Atau mungkin perasaan kita? Padahal ketajaman perasaan seringkali tak mampu menjawab persoalan logika. Lalu diri yang manakah yang patut kita percayai?

 

Semestinya kita tak memecah-belah diri menjadi berkeping-keping seperti itu. Diri adalah diri yang menyatukan semua pecahan-pecahan diri yang kita ciptakan sendiri. Kesatuan itulah yang disebut dengan integritas. Dan hanya sebuah kekuatan dari dalam diri yang paling dalamlah yang mampu merengkuh menyatukan anda. Diri itulah yang patut anda percayai, karena ia mampu menggenggam kekuatan fisik, keunggulan pikiran dan kehalusan budi anda.

 

JANGAN ASAL BEKERJA KERAS

 

Tak jadi masalah bila anda bekerja keras, berpayah-payah hingga larut malam, serta membanting tulang tak terperi. Asalkan anda menemukan kebahagiaan dalam setiap tetes keringat anda. Atau setidaknya anda merasakan keceriaan dalam setiap gerak kerja anda. Maka kelelahan pun terbayar tunai dengan wajah anda yang berseri-seri. Bukankah hanya kegembiraan yang anda cari selama ini?

 

Namun semua itu akan sia-sia bila anda mengisi kerja keras anda dengan keluhan dan bersungut-sungut. Apalagi bila tak sedikit orang melontarkan kekecewaannya pada anda. Bukankah kekecewaan mereka amat dengan mudah menjadi kekecewaan anda pula. Di situlah letak perbedaan antara orang yang bekerja karena kelimbungan diri, tak mampu menemukan pijakan yang berharga dalam kerja mereka, dengan mereka yang bekerja penuh kepribadian. Maka, jangan asal bekerja keras; nikmatilah. Bila anda tak menemukannya, tinggalkan. Cari, carilah yang membuat anda menyenangi dan disenangi pekerjaan anda.

 

TETAPLAH MENGHIASI DIRI ANDA SEBAIK-BAIKNYA

 

Apakah anda pernah tersipu-sipu karena kepergok tanpa riasan muka? Atau, mungkin anda pernah malu luar biasa karena salah mengenakan pakaian pada suatu acara? Sejak kecil, sadar atau tidak, kita belajar untuk berdandan, memilih baju yang kita sukai, menyisir menurut kesenangan, dan menghiasi diri sebaik-baiknya. Kita berusaha menampilkan citra yang kita inginkan. Ada masanya kita gelisah dengan potongan rambut, berganti-ganti warna pakaian, atau mungkin sedih dengan bentuk garis mata. Itulah salah satu alasan mengapa mode bisa berubah lebih cepat daripada cuaca di musim tak tentu. Itu semua tak mengapa. Karena pada masanya kelak, anda akan merasa tentram dengan semua yang anda miliki. Anda menyebutnya sebagai masa ketenangan; atau barangkali masa kematangan. Masa di mana anda telah menemukan dan menerima diri anda sendiri sebagaimana adanya.

 

Tetaplah berpenampilan baik. Tetaplah menghiasi diri anda. Karena orang yang tak memiliki harga diri biasanya memang tak menghargai penampilan dirinya. Namun, tentu saja, harga terbaik bagi diri anda adalah bila anda mampu menemukan dan menjadi diri anda sendiri. Bersegeralah menjumpai masa ketentraman itu.

 

BEBASKAN DIRI ANDA DARI JEBAKAN HUTANG

 

Ah, betapa bahagianya bila kita benar-benar memiliki apa yang kita "miliki". Akui saja, betapa banyak orang "memiliki" harta, mendiami rumah atau mengendarai kendaraan atas nama "bukan" miliknya sendiri; melainkan atas nama sebuah kertas pengakuan hutang. Akui saja, betapa banyak orang memburu kepemilikan, padahal yang digenggamnya hanyalah sebuah pinjaman. Dan, agaknya kini segala sesuatu yang berhubungan dengan hutang piutang menjadi begitu mudah didapat. Kita memang patut berterima kasih, karena dengannya banyak orang bisa meraih kesejahteraan hidup yang lebih baik.

 

Namun, sungguh tak sama antara pinjaman demi kesejahteraan hidup dengan pinjaman yang menjerat hidup. Jauh lebih menyenangkan bila anda terbebas dari jerat hutang. Jauh lebih membebaskan bila anda memiliki apa yang anda miliki. Pertimbangkan apakah anda kini sedang berupaya memperbaiki kehidupan anda atau memperburuknya. Sejatinya, kita berhutang sepenuhnya pada hidup ini, namun hidup tak pernah menagihnya pada kita. Tidak juga beserta bunga-bunganya.

 

TIUPAN YANG MENGHANGATKAN SEKALIGUS MENYEJUKKAN

 

Saat udara dingin, bagian tubuh yang mudah menggigil beku adalah telapak tangan kita. Tahukah anda cara termudah untuk menghangatkannya? Ya!, anda bisa meniup-niup telapak tangan anda. Udara yang terhembus dari mulut anda akan memuaikan dingin dan menghangatkan telapak tangan anda. Dan, saat udara dingin, kita dapat menghangatkan seluruh tubuh dengan meneguk secangkir kopi anas. Tapi tentu tak mudah bagi kita untuk meminum kopi yang sedang mendidih. Tahukah anda cara termudah untuk mendinginkan kopi panas itu? Ya!, anda bisa meniup-niupnya. Udara yang terhembus dari mulut anda akan menyingkirkan panas dan menyejukkan permukaan kopi. Kini anda bisa mereguknya dengan suka cita.

 

Lihatlah!, tiupan yang sama itu mampu menghangatkan dingin, sekaligus menyejukkan panas. Mengapa tiupan kita bisa melakukan "keajaiban" seperti ini? Karena, tiupan itu berasal dari hembusan nafas kita. Dan nafas adalah tali jiwa kehidupan. Karena hidup itu sendiri adalah sebuah ketakjuban. Maka, jangan lukai hembusan nafas anda dengan kata-kata yang memanaskan hati yang panas dan membekukan hati yang kaku.

 

DANAU YANG TAK MENGALIR KE LAUT

 

Seorang pengelana pernah menulis, bahwa di suatu wilayah gurun terdapat dua buah danau yang mengalir ke dalamnya banyak sungai. Letak danau-danau itu tidaklah berjauhan. Namun, keduanya menampakkan perbedaan fenomena alam yang luar biasa. Danau pertama adalah danau biasa berair tawar yang segar. Ia memiliki beberapa anak sungai yang mengalir ke hilir. Ia adalah danau sebagaimana danau lain dengan kehidupan sewajarnya. Sedangkan danau kedua, yang lebih besar, menjadi keanehan yang tiada taranya. Ia tak memiliki anak sungai yang mengalirkan airnya ke laut. Hanya sengat panas gurun yang menguapkan airnya. Tak heran bila kandungan mineral dan garamnya teramat tinggi. Begitu tinggi sehingga kita dapat mengapung di permukaan begitu saja. Hampir-hampir tak ada kehidupan dalam danau itu. Pantaslah bila peta mencatatnya dengan nama "Laut Mati".

 

Begitulah kedua danau itu menjadi ibarat mengenai apa jadinya bila kita hanya berupaya mengumpulkan kepemilikan tanpa sekalipun membagikannya pada orang lain. Kehidupan yang wajar adalah kehidupan yang saling menerima dan memberi. Peta lebih tahu apa julukan bagi mereka yang suka menggenggamkan tangan, tanpa mau mengulurkannya.

 

BUKAN HANYA BEKERJA BERSAMA

 

Terkadang kita terpesona melihat pohon palem dalam ruang kerja kita menyeruakkan setangkai bunga pucat kekuningan. Mungkin selama ini kita tak menyadari kehadiran tanaman itu, sampai ia memanggil-manggil perhatian kita melalui gerumbul bunganya. Atau, barangkali kita juga acuh tak acuh pada burung-burung gereja yang bertengger di atas jendela kantor, karena memang begitulah mereka biasa adanya. Hingga suatu saat mereka menarik kekaguman kita lewat cericit anak-anaknya yang baru menetas beberapa hari lalu.

 

Tak jarang, banyak orang seolah tak "kenal" pada rekan kerja yang bertugas di sisi lain gedung kantor mereka; hingga suatu saat mereka menerima berita gembira tentang pernikahan atau kelahiran bayinya yang ke sekian. Saat itu tiba-tiba kita baru sadar bahwa sesuatu telah terjadi di "luar" sana. Selalu ada kehidupan yang berjalan berdampingan dengan kesibukan anda sendiri.

Karena memang dunia milik semua orang. Bila anda luput menyadarinya, mereka pasti akan berusaha mengejutkan anda. Kesalahan banyak dari kita adalah hanya sekedar bekerja bersama, tanpa menyadari bahwa kita pun hidup bersama.

Tanpa itu, kehidupan kerja dirasa hambar dan kering.

 

IMBALAN JATUH TAK JAUH DARI USAHA

 

Kata sebuah pepatah, "Langit itu adil." Pasukan yang lebih gigih berperang, lebih gagah bertempur - tak peduli apakah mereka percaya atau tidak pada sang langit - akan meraih kemenangan. Pengusaha yang lebih tekun bekerja, lebih giat berusaha - tak peduli apakah ia yakin atau tidak pada sang langit - akan memperoleh penghasilan.

 

Hukum alam itu sederhana saja. Barang siapa mencelupkan jarinya ke air mendidih, akan mendapatkan lepuh. Sayangnya, angan-angan sering membuat kita mengingkari hukum ini. Hanya karena kita merasa lebih percaya pada sang langit, kita berharap emas jatuh ke pangkuan begitu saja. Padahal tiada imbalan yang dapat diraih tanpa usaha. Usaha dan imbalan tak pernah jauh kemana. Sebuah keyakinan memberi makna pada usaha yang kita terima; sehingga imbalan bukan hanya mempertebal kantung, melainkan juga memenuhi jiwa. Usaha memperkaya tangan. Keyakinan memperkaya batin.

 

DIAM ADALAH KESEMPATAN EMAS

 

Jangan sampai anda kehilangan kesempatan emas. Bila pepatah bijak mengatakan "diam adalah emas", maka diam adalah sebuah kesempatan emas yang patut anda dapatkan. Janganlah anda kehilangan kesempatan emas; yaitu kesempatan untuk diam.

 

Banyak orang menganggap bahwa kesempatan hanya didapat bila mereka bergerak, berbicara atau angkat tindakan. Layaklah bila mereka lalu berlomba-lomba untuk bergerak secepat-cepatnya, berbicara sekeras-kerasnya, atau bertindak sekuat-kuatnya. Padahal, terkadang sebuah kesempatan yang paling baik datang saat kita berkenan untuk tenang, diam dan terpekur. Bukankah ada orang bijak juga yang berkata bahwa kesempatan datang secara diam-diam. Maka, bagaimana anda mendengar jejak langkahnya yang senyap bila anda sibuk bersuara.

Bagaimana anda melihat kehadirannya yang samar bila anda tak cukup awas. Bagaimana anda menyentuhnya wujudnya yang lembut bila anda selalu berkelebat.

Jangan takut untuk diam.

Karena kesempatan untuk diam tak selalu datang setiap saat.

 

LEBIH DARI SEKEDAR UCAPAN TERIMA KASIH

 

Seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar. Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membulat terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana. Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya, "Ambil saja buatmu nak. Tak usah dibayar." Si ibu mengucapkan terima kasih lalu berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar." Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda empat mereka.

 

Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa? Tidakkah kau terpanggil untuk membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima kasih? Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan sikap tulus lebih membahagiakan.

Tahukah kau, wahai ibu, hati nenek tua itu teramat terang; jauh lebih terang dari lampu yang menerangi temaram senja ini.

 

TINGGALKAN SAJA KETIDAKPUASAN ANDA

 

Apakah anda menyenangi pekerjaan anda? Bila tidak, tinggalkan saja. Namun bila anda tak mampu meninggalkannya, maka senangilah pekerjaan anda. Bila anda tak bisa menemukan sesuatu yang anda senangi, maka terimalah pekerjaan itu apa adanya. Namun, bila anda masih juga berberat hati, maka singkirkan apa yang tak anda senangi dari pekerjaan itu. Tetapi, bila anda tetap tak bisa melakukannya, maka tinggalkan saja. Namun bila anda tak mampu meninggalkannya, maka ulangi terus seluruh pertanyaan di atas hingga anda mendapat keberanian untuk berhenti dan keluar dari lingkaran ini.

 

Diperlukan satu tindakan untuk memutuskan rantai ketidakpuasan; atau anda berputar-putar dalam jerat kekecewaan tiada tentu. Dan, tindakan itu adalah keberanian untuk meninggalkan ketidakpuasan itu.

 

MULAILAH DARI TETANGGA TERDEKAT

 

Cukup banyak orang yang mampu bersikap sempurna dalam lingkungan kerjanya, namun seolah kehilangan kepribadian itu saat berada di lingkungan rumah mereka. Bukan hanya itu, mudah sekali bagi mereka mengundang decak kagum orang lain atas prestasi profesinya, tetapi gagal meraih simpati tetangga terdekatnya. Mengapa? Bukankah kebaikan tetaplah kebaikan dimana pun ia berada. Bila "sikap baik" tergantung pada tempat dan waktu, maka "kebaikan" itu hanyalah topeng penutup keburukan yang lain. Ajaran moral para bijak tua itu sederhana saja, bersikaplah paripurna. Kapan pun. Di mana pun. Bahkan meski anda hanya seorang diri.

 

Pepatah mengatakan, jangan tebarkan aroma masakanmu ke tetangga sebelah bila kau tak berkenan membaginya pada mereka. Jangan anda banggakan kehebatanmu di seberang pulau sana, bila tetangga sebelah rumah tak sekali pun merasakan kehebatan itu. Mulailah dari yang dekat. Mulailah dari tetangga kita sendiri.

 

ANDA TERBAIK BAGI SAAT INI

 

Benarkah anda dapat menjadi apa yang anda pikirkan? Memang benar, pikiran itu tak terbatas. Dalam dunia pikiran, anda dapat menjadi apa pun yang anda mau. Namun, apakah pada kenyataannya kini anda menjadi apa yang pernah anda pikirkan? Memang benar, banyak orang berkata bahwa ia telah menjadi seseorang yang pernah diangankannya. Namun, mengapa hanya itu yang terujud, sedangkan bukankah masih banyak angan-angan lain yang pernah ia impikan? Di lain sisi, banyak orang mengaku bahwa ia tak pernah mengangankan sosoknya sekarang, bahkan terbesit pun tidak. Apakah anda masih ingin menjadi seseorang yang anda idam-idamkan?

 

Seyogyanya anda menerima apa pun sosok anda sekarang sebagaimana adanya.

Bila anda berusaha melacak jejak anda ke belakang, akan anda temui bahwa pikiran-pikiran itu lebih merupakan tafsiran dan pemaknaan atas perjalanan anda; tidak selalu kenyataan itu sendiri. Dan ketika ia bersentuhan dengan harapan, ia menjadi angan-angan, menjadi impian. Anda benar-benar menjadi bila anda mampu menerima. Dan, apa pun jadinya anda kini, terlepas dari apa kata pikiran anda, itulah yang terbaik bagi anda. Bila esok masih tersedia, biarkan esok menjadikan anda yang terbaik bagi esok hari saja.

 

PANDANGLAH DENGAN TATAPAN SEDERHANA

 

Benarkah kita sedang mengalami masa yang sungguh-sungguh buruk?

Sedemikian buruknya sehingga hampir setiap saat kita dengar berita mencekam, riuh, seolah tak ada lagi rasa damai? Tidak! Hendaknya anda tidak mudah terjebak pada apa kata orang lain. Berusahalah lebih mempercayai pandangan anda sendiri. Pandanglah sekitar anda dengan pandangan yang sederhana; pandangan mata dan pandangan hati. Lihatlah, betapa di tengah suasana yang kata orang tiada menentu ini, anda masih temukan pancaran kebahagiaan dari mereka yang membangun keluarga baru, pertanda harapan hidup sejahtera tiada jua padam; tangan-tangan pengemis tak urung menengadah, pertanda harapan mereka pada masih adanya orang-orang yang memiliki belas kasih; pedagang kaki lima tetap ulet menggelar usahanya, pertanda roda kehidupan belumlah berhenti;

anak-anak kecil dengan riang berlarian ke sekolah, pertanda cahaya kegembiraan tak memudar dari muka bumi.

 

Terserah pada anda, apakah anda lebih suka melihat kemurungan atau harapan. Apakah anda terhenti pada keriuhan atau kedamaian. Jalin-jemalin ini memang tak mudah dimengerti. Namun, bila anda berkenan mengembalikan pandangan anda yang sederhana itu, anda masih temukan jutaan kebaikan.

 

TIADA KEGAGALAN TANPA UPAYA

 

Seyogyanya anda tidak mudah kesal pada sesuatu yang tidak berjalan semestinya. Terkadang orang telah berusaha sebaik mungkin, namun tetap saja ada kesalahan di sana-sini. Atau malah gagal. Kekesalan mudah melanda bila anda hanya melihat kesalahan yang terjadi, bukan upaya di balik itu.

Sedangkan penghargaan diberikan karena anda mengerti kesulitan yang harus dilalui oleh mereka, meski akhirnya gagal juga. Bahkan kegagalan pun terujud karena upaya.

 

Bila toh anda kesal, tentukan batas waktu kapan kekesalan itu harus berakhir. Kekesalan selama satu minggu semestinya ditamat-riwayatkan pada akhir pekan. Masa libur adalah masa untuk memutuskan rantai kejengahan anda. Kekesalan sepanjang hari seharusnya dipudarkan oleh istirahat semalam.

Itulah cara menghargai anugerah tidur nyenyak anda. Bila anda membiarkan kesal kembali mendikte sesaat setelah anda bangun di pagi hari, maka percumalah tidur malam anda lalui. Sia-sialah anda menerima hangatnya mentari. Tak ada kerja yang menarik bila anda memulainya dengan kekesalan.

 

MEMANG TAK MUDAH MENJADI PEMIMPIN

 

Amati sekeliling anda. Mungkin akan anda jumpai seseorang atau beberapa rang yang menyandang beban di pundak mereka. Bukan hanya beban mereka sendiri, melainkan juga beban orang lain. Bahkan beban anda juga. Beban itu teramat berat. Namun seringkali mereka seolah berdiri tanpa teman dan menanggung tanggung jawab itu sendiri. Beban itu semakin berat karena banyak orang menganggap bahwa mereka sepantasnya melakukan itu sendiri. Tahukah anda siapakah mereka?

 

Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang anda angkat. Anda meletakkan harapan pada mereka. Anda meminta mereka bekerja dan menunjukkan jalan. Sementara anda mengekor di belakang. Semestinya anda turut mengangkat cangkul, menggemburkan bumi dan menebar benih kemakmuran. Orang-orang yang tak tahu diri hanya bisa berteriak bahwa jalan itu salah, tanpa mau menyingsingkan lengan baju membantu membersihkan semak belukar. Memang tak mudah menjadi pemimpin, apalagi seorang yang sejati. Karena itu hanya segelintir saja yang bersedia berdiri di depan. Sedangkan para pecundang bersembunyi di barisan terbelakang. Namun berlari paling kencang ketika masa panen tiba. Dimana pun pecundang tak memiliki setetespun rasa malu.

 

TUTUPILAH KESALAHAN DENGAN MAAF

 

Hampir-hampir mustahil kita bisa melupakan kesalahan seseorang. Meski pun kita telah memberikan maaf setulus-tulusnya, kesalahan itu seringkali masih tersimpan di benak. Luka sakit hati bolehlah terlupakan, namun kesalahan tak jarang masih menari-nari. Memang, sesuatu yang sudah tertoreh tetaplah tertoreh. Kesalahan tak dapat dihapus dari catatan sejarah. Karena itu memaafkan bukanlah melupakan, apalagi menghapus segalanya. Memaafkan adalah menutup - menutupi kekhilafan dari sangkaan orang lain dan kegeraman diri sendiri. Memaafkan adalah melindungi kayu kering dari sambaran petir yang akan membakar hutan.

 

Pepatah mengatakan, anda tak mungkin mengubur kapak perang bila tangkainya masih kelihatan. Mustahil mengakhiri pertempuran amarah bila anda tak mengubur habis kesalahan orang lain dengan maaf yang tulus. Memaafkan adalah membiarkan masa lalu tetap menjadi bagiannya sendiri. Dan membuka kertas bersih untuk dituliskan lagi; entah oleh keberhasilan atau kegagalan. Siapa tahu?

 

MUDAH MARAH, MUDAH MELUPAKANNYA

 

Ada orang, agaknya dengan sedikit bangga, berkata bahwa "Memang aku mudah marah, tapi aku segera melupakannya." Mereka dianugerahi kemampuan untuk menyembuhkan sendiri luka hatinya. Tak heran, meski amarahnya meledak-ledak tak terkendali, hanya dalam hitungan detik mereka sudah berbaikan lagi; bersendau gurau seolah tak terjadi sesuatu apa. Betapa, sebuah anugerah yang tak ternilai.

 

Seorang bijak pernah berujar, "Bukankah demikian pula ketika bom atom dijatuhkan? Diperlukan beberapa menit saja untuk lari dari area peledakan.

Namun, lihatlah kerusakan yang terjadi. Rasanya seabad tak cukup untuk menyembuhkan kerusakan yang terjadi." Amarah menimbulkan dua luka; di hati si empunya dan lebih dalam lagi di hati si korban. Mungkin mudah mengobati luka hati sendiri. Tetapi, apakah anda menjamin kesembuhan luka orang lain?

Anugerah yang lebih bercahaya adalah bila anda mampu membantu menyembuhkan luka hati orang lain.

 

PERBAHARUILAH IKRAR ANDA

 

Kiranya kita memerlukan momentum untuk melakukan sebuah perubahan. Semakin besar perubahan kita ikrarkan, semakin besar pula momentum itu kita rayakan. Kita menyebutnya: abad baru, tahun baru, bulan baru, minggu baru bahkan hari baru. Perubahan selalu bersaudara dengan kebaharuan. Dan, yang baharu selalu menyandang harapan akan perbaikan.

 

Jagad yang mengikrarkan perubahan peradaban membutuhkan tonggak abad baru untuk menuliskan sejarah. Sebuah bangsa yang mencanangkan kejayaan memahat harapan pada segaris tipis detik-detik tahun baru. Sedangkan perhitungan rugi laba dihitung setiap bulan untuk menyusun langkah taktis baru yang lebih jitu. Tak sedikit dari kita yang memperbaiki janji pada Illahi di tempat-tempat ibadah setiap minggu baru. Bagi pasangan suami-istri, pertengkaran pun sebaiknya diselesaikan tak lewat tengah malam, agar esok benar-benar tercipta hari baru. Bahkan, bagi jiwa yang selalu merindu akan kecerahan cahaya, maka setiap detik adalah detik yang baru. Setiap saat adalah saat yang baru untuk menjadi baru.

 

KENANGLAH KEBAIKAN ORANG-ORANG DALAM HIDUP ANDA

 

Banyak orang keluar masuk dalam hidup kita. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas keras. Ada yang telah lama berjalan beiringan, tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada. Semua orang yang pernah singgah dalam hidup kita bagaikan manik-manik pembentuk mosaik catatan sejarah. Gambaran itu sebenarnya telah terbentuk, hanya saja tak pernah selesai. Atau kita salah lihat, sehingga seringkali tak bisa dinikmati keindahan karyanya.

 

Ambillah waktu sejenak untuk mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup anda. Kenanglah seluruh kebaikan mereka serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan. Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat. Juga tiada salahnya mengenang mereka yang pernah anda anggap musuh dan pengkhianat. Atau yang tak pernah anda tahu nama dan wajahnya. Bagaimana pun mereka telah turut memahat pribadi anda; menyapukan tinta pada lukisan hidup anda; menyiangi tanaman jiwa anda.

Kenanglah dalam genangan cinta yang tak bertepi. Hanya dalam tatapan cintalah anda bisa memandang indahnya kehidupan ini. Karena tiada secuilpun hidup yang perlu disesali, maka hanya cinta dan kasih sayanglah jawabannya.

 

JAGALAH SEMANGAT PENGABDIAN ANDA

 

Ketika anda memutuskan untuk bekerja melayani masyarakat banyak, ketika itu anda patut menyadari bahwa suatu saat masyarakat akan menyerap anda. Semakin baik karya anda, semakin dalam masyarakat akan memiliki diri anda. Mereka akan membutuhkan tenaga, pikiran, karya bahkan darah anda. Dan itu berarti pengorbanan. Namun, satu garis tegas yang harus anda jaga, anda tak boleh kehilangan kepribadian anda. Karena kepribadian itulah yang membuat anda berbeda. Dan, perbedaan itulah yang menjadikan karya anda kuat.

 

Namun, di balik kepribadian itu ada sesuatu yang jauh lebih berharga; yaitu kesediaan untuk mengabdi dan mencurahkan upaya bagi masyarakat. Jagalah dian itu agar tak mudah padam. Karena itu cungkupkanlah dalam hati, bukan di atas ke-aku-an yang menginginkan sanjungan atau imbal balik apa pun. Pujian orang banyak tidak butuh dibanggakan. Perlu sedikit kerendahan hati. Karena ia adalah bahan bakar terbaik untuk semua pekerjaan sosial anda.

 

BERKEPEMIMPINAN PADA NURANI

 

Kepada siapakah kita mendapatkan kepemimpinan yang mengayomi semua orang?

Pyuh!, betapa sulitnya menjawab pertanyaan ini. Bila kita baca koran, dengar radio atau nonton tv, yang kita temukan adalah kebuntuan besar. Ketika orang merujuk si A, di saat sama ia mencela si B. Sedangkan, ketika orang lain menunjuk si C, ia juga menikam si D. Bahkan di kalangan mereka yang dianggap pemimpin pun tak bersepakat tentang banyak hal besar. Zaman apakah ini?

Bagaimana lokomotif bisa berjalan bila tak ada masinis yang menunjuk dengan telunjuk agungnya?

 

Mari kita coba runtuhkan semua perhitungan matematika politik. Kita lebih membutuhkan pelajaran perdamaian. Berhentilah sejenak menunjuk sana-sini.

Inilah zaman dimana kita semestinya belajar dan diajar menemukan kepemimpinan sejati di halaman rumah sendiri - ia bernama nurani. Memang pemimpin ini tak bersuara lantang karena ia tak terletak di bibir. Ia pun tak berlagak garang, karena ia tak mengandalkan kepalan. Ia berbisik lembut, sejuk, terang dan damai. Karena ia terletak di hati; ia bergelar hati nurani. Mari kita angkat suara hati nurani sebagai pemimpin agung kita di masa yang penuh kerancuan ini. Karena hanya ia yang pantas dijunjung di segala zaman.

 

BERTRANSAKSIKAN KASIH SAYANG

 

Seorang pengusaha lanjut usia duduk di hadapan para direkturnya. Baru saja ia menggoreskan tanda setuju untuk menaikkan upah buruhnya di atas ketetapan. Ini adalah yang ke sekian kalinya. Beberapa direktur mengajukan keberatan, "Bila kita lakukan ini setiap tahun, beberapa tahun lagi kita harus tutup usaha ini." Sang pengusaha menjawab dengan pelan dan dalam, "Itu berarti kalian harus bekerja lebih keras lagi. Bila usaha ini tak mampu memberikan upah yang layak bagi pekerjanya, lebih baik kita buka usaha lain.

Aku tak dirikan pabrik ini untuk menjadi raksasa ekonomi. Aku hanya ingin kita bekerja demi kesejahteraan orang yang ada di sini dan mereka yang membeli produk kita. Aku percaya, hanya bila kita bekerja demi kesejahteraan banyak oranglah, kita menjadi raksasa yang sesungguhnya."

 

Takkah anda merugi, wahai tuan pengusaha? "Ah, anak muda! Rasa bahagia yang ada dalam dada ini tak mungkin terbayarkan. Bila kau catat itu sebagai pendapatan dalam penghitungan rugi laba, ia kubawa hingga akhir hayat.

Sedangkan uang akan sirna begitu kau belanjakan. Tahukah kau usaha macam apa ini? Inilah usaha bertransaksikan kasih sayang. Inilah usaha berjual-belikan cinta kasih," demikian bisik tuan pengusaha itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

 

JANGAN UKUR KEBERHASILAN DARI TEPUK TANGAN PENONTON

 

Bila anda melakukan sesuatu yang baik dan orang memuji, lalu ada rasa senang, maka itu tak apa. Rasa senang muncul bukan karena kehendak anda.

Rasa senang itu bagai belaian alam yang mengusap keringat anda; mengubah butir-butirnya menjadi gula-gula pemanis. Namun, bila kemudian anda menikmatinya dan bekerja demi memperoleh kesenangan dari pujian itu, maka itu mara. Itu petaka. Saat itu anda telah kehilangan kebebasan dalam berkebaikan. Anda seolah bekerja keras agar orang lain puas, padahal gelisah menanti ceceran remah-remah sanjungan. Jangan demikian. Jangan timbang keberhasilan anda dari seberapa tinggi saluir orang lain pada anda.

 

Seluruh bakat anda anugerah alam, maka kembalikan ia pada alam. Lepaskan itu sebagaimana anda melepaskan rajawali. Seperti kata seorang pujangga bahwa rajawali milik langit, biarkan ia ditelan langit.

 

BEKERJA, ITULAH YANG SEMESTINYA

 

Ketika orang lain berbicara sejuta basa, tetaplah anda bekerja. Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda. Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka, jangan putuskan kerja anda.

Bekerjalah dengan doa dan harapan; "Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta." Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita kerjakan.

 

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang matari tak mengaso sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya; menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja, mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.

 

SIAPAKAH YANG HARUS LEBIH DULU MENYAPA?

 

Ketika dua orang pekerja berpapasan, siapakah yang semestinya menyapa terlebih dahulu? Apakah sang atasan, sebagai tanda penghargaan pada bawahan?

Ataukah sang bawahan, sebagai tanda penghormatan pada atasan? Uh! Betapa rumit bila sebuah pintu kehangatan harus terkunci dengan simbol-simbol peringkat kepangkatan. Betapa sulit bila secarik senyum harus diukur panjang pendeknya dengan penggaris kedudukan.

 

Tak ada yang harus terlebih dahulu melontarkan sapa. Tak ada yang mesti menunggu memberikan salam. Karena persaudaraan tidak bisa diperintah dalam lembar-lembar tugas dan wewenang. Persaudaraan ditanam, disemai dan ditunai.

Siapa pun anda, di dalam samudra persaudaraan, sama basahnya. Hanya hati yang terbukalah yang selalu mendahului untuk menebarkan salam.

 

TUGAS KITA BERUPAYA, BUKAN MENJAMIN HASIL

 

Dua orang pengayuh becak mencari penumpang di depan sebuah mall. Kemarin, yang seorang rajin menawarkan becak pada pengunjung yang lalu lalang dan mendapat banyak pemasukan. Sedangkan yang lain, seharian hanya berteduh dari terik, harus puas dengan uang tak seberapa. Tetapi, esok hari, situasi berbalik. Ia yang rajin menjajakan becaknya nyaris tak membawa uang pulang.

Malah yang duduk-duduk di bangku becaknya dihampiri penumpang. Mengapa ada kenyataan seperti ini? Ada orang rajin bekerja lalu menerima imbalan yang menyenangkan. Kita sebut itu "usaha". Ada orang seolah tak melakukan apa, malah mendapat hasil tiada kepalang. Kita bilang itu "keberuntungan". Bagi yang tak menemukan jawaban, hanya bergumam, "Yah, itulah bola nasib."

 

Sesungguhnya hampir-hampir kita tak berkuasa atas diri kita sendiri. Kita tak mampu memerintahkan segores luka untuk sembuh semau kita. Apalagi kuasa penuh atas roda kehidupan ini. Karenanya, orang bijak tak henti bertutur agar kita tetap bekerja sekuat tenaga, jangan terlepas dari doa dan harapan, namun setelah itu serahkan semuanya pada kehendak Penguasa Semesta; berserah diri sepenuhnya.

 

BISAKAH KITA BERTINDAK ADIL PADA KEKUATAN?

 

Dua ekor singa bertikai hebat. Masing-masing mengaku kuat. Dan, perkelahian pun berlangsung hebat. Pohon-pohon tumbang terkena amuknya. Hewan-hewan kecil lintang pukang menyelamatkan nyawanya. Hanya singa kuat lain yang bisa melerai pertarungan itu. Rimba lebih membutuhkan kedamaian, ketimbang perkelahian. Namun, dapatkah singa ketiga ini bertindak bijak dan adil?

Dapatkah ia berpihak pada kepentingan seisi rimba? Sedangkan ia dihadapkan pada kekuasaan yang luar biasa besar. Takkah ia melibatkan diri dalam perebutan itu secara diam-diam. Karena, dalam rimba hanya boleh ada satu raja.

 

Dapatkah kita benar-benar bertindak bijak dan adil pada sebuah kekuasaan? Takkah kita tergiur untuk memihak pada kekuasaan itu sendiri? Bila perrebutan kekuasaan tak berujung, dan semua kekuatan dikerahkan demi gelar sang raja rimba, maka mungkin hanya ada satu hukum yang dipakai - hukum rimba. Dan itu berarti, bersiap-siaplah wahai pelanduk untuk mati sia-sia.

 

BERPENDAPATLAH SECARA NYATA

 

Anda berhak berpendapat dan membenarkan sebenar-benarnya. Demikian pula orang lain. Jadi mengapa harus bersusah-payah meyakinkan orang lain akan kebenaran pendapat anda? Jauh lebih baik memulainya dengan jagaan agar anda tidak disalah mengerti. Namun demikian, toh orang lebih suka mendengarkan apa yang ingin ia dengarkan. Jadi mengapa merepotkan diri dalam jebakan perbedaan pendapat?

 

Anda berhak membenarkan dan menyalahkan pendapat orang lain. Demikian pula orang lain. Jadi mengapa bersikeras mempertahankan pendapat sendiri? Jauh lebih baik anda menjaga agar pendengaran anda cukup terbuka akan suara kebenaran yang sayup-sayup datang. Namun demikian, toh orang lebih suka mengatakan apa yang ingin ia katakan. Jadi, sekali lagi, mengapa menjerumuskan diri dalam pusaran debat yang tak berujung pangkal? Bukankah telah lama tiba waktunya bagi kita untuk bekerja – berpendapat dengan seluruh tubuh secara nyata.

 

BERHATI-HATILAH DENGAN KEINGINAN ANDA

 

Semula hanya ada ketertarikan akan sesuatu. Dan itu tersirat sekerjap saja. Ketika pikiran mulai menimbang-nimbang kepatutan diri, muncullah keinginan untuk memiliki. Mungkin hanya bagai sepeletik titik api yang tak menyakitkan. Sayangnya keinginan itu tak mudah terpuaskan. Terlebih lagi bila pikiran mulai mengukur-ukur kemampuan, bolehlah ada sedikit hasrat - sepercik bunga api. Semakin panjang rancangan disusun, semakin tinggi angan-angan membumbung, semakin kuat hasrat mewujud, jadilah ia setumpuk ambisi. Dan, ambisi adalah api yang berkobar. Kobaran yang menggelapkan mata menuntun pikiran untuk menempuh semua jalan demi tercapai sang cita. Kini ia menunjukkan wajah aslinya: nafsu!

 

Mari kita berhati-hati menyimpan minyak dalam dada. Karena sepeletik titik api keinginan dapat menyala menjadi kobaran nafsu yang semakin sulit dikendali. Dan, minyak itu adalah pikiran.

 

JANGAN PERMAINKAN KEKUATAN CINTA

 

Karena orang berhak mencintai siapapun, maka orang berhak membela yang dikasihinya. Dan, cinta adalah sebuah permainan emosi. Logika pun tunduk padanya. Semakin dalam panah cinta menusuk, semakin runduk lidah dari alasan-alasan. Seperti ada benang kaca yang menjalin dari hati ke hati.

Karenanya bila kekasih terluka, dada ini yang menderita. Bila kekasih terjatuh, kaki ini yang terkilir. Bila kekasih disulut bara, apinya meradang di sekujur tubuh. Memang cinta itu buta. Namun kekuatannya jangan dikira. Sekali anda mempermainkan rasa cinta, seumur hidup anda takkan melupakan akibatnya.

 

Pemimpin yang terburuk pun berhak untuk dicintai. Dan, jangan permainkan cinta itu. Bagi sang perindu, cinta itu suci. Tak patut dijadikan dadu untuk memenangkan perjudian yang hanya mempertaruhkan keberuntungan semata.

 

PEMIMPIN YANG BERKERINGAT SAMA

 

Seorang pemuda berjalan ke seluruh pelosok negeri. Ia tunjukkan cara menemukan air. Ia ceritakan kisah-kisah perdamaian. Bila malam tiba, tak segan ia bersenda gurau di gardu-gardu ronda. Ia ajarkan anak-anak beberapa bait doa dan nasehat untuk terus belajar. Di saat yang sama ia layangkan surat pada raja tentang apa yang dilihat di perjalanannya. Berpuluh-puluh tahun kemudian, pemuda itu sakit dan terkapar sekarat. Orang-orang tahu ia adalah raja mereka yang sesungguhnya. Mereka tumpah ruah di lapangan dan jalan-jalan. memiawikkan kesedihan, memanjatkan doa, serta menghiburnya dengan gurauan dan cerita yang pernah ia sampaikan dulu. Pemuda itu hanya membisikkan sesuatu yang membuat orang-orang terpingkal-pingkal sambil meneteskan air mata. "Ah, betapa indahnya hidup ini ditemani tawa. Dan betapa syahdunya air mata."

 

Seorang pemimpin yang dicintai adalah pemimpin yang tumbuh bersama rakyatnya. Ia mengenakan caping, baju dan alas kaki yang sama dikenakan rakyatnya. Ia berbicara dan bersenda gurau dengan bahasa rakyatnya. Cinta tak muncul dalam semalam. Ia ditanam dan dipupuk selama sebuah generasi. Karenanya, janganlah bermimpi menjadi pemimpin yang dicintai bila belum pernah merasakan bahwa keringat kita sama asinnya. Darah kita sama merahnya.

 

FAKTA YANG BUKAN FAKTA

 

Adakah fakta berbicara? Mari perhatikan fakta ini: Sebuah rumah terbakar habis. Tidak satu pun rumah di sebelahnya ikut terbakar. Dan, diketahui kemarin sore pemilik rumah baru saja berkelahi dengan tetangga terdekatnya. Inilah fakta.

 

"Ya, tetapi bukankah aneh sekali. Mengapa hanya rumah itu yang terbakar?" Ups, pernyataan ini bukanlah fakta, melainkan sebuah keheranan yang muncul dalam diri. Sedangkan fakta ada di luar sana. "Ya, tetapi ia baru saja bertengkar dengan tetangganya. Mungkinkah kebakaran disulut oleh tetangganya itu?" Ups, pertanyaan ini pun bukan fakta, melainkan sebuah kecurigaan.

Sedangkan fakta tidak perlu mencurigai apa-apa. Kata orang, "fakta itu suci". Bila demikian siapakah yang berbicara? Fakta? Atau, anda? Sekali anda menangkap fakta, pikiran takkan tinggal diam. Ia bergerak, menimbang dan menilai, menarik kesimpulan sendiri, berprasangka dan akhirnya berbicara.

Maka, fakta yang disampaikan melalui lidah anda, seringkali menjadi bukan fakta lagi.

 

MENGABDI PADA KEMANUSIAAN

 

Untuk mengabdi pada sebuah kota, tak harus anda jadi camat atau bupati. Pada saatnya anda akan turun dan diganti. Untuk mengabdi pada sebuah negara, tak harus anda jadi presiden atau menteri. Tak lama, rakyat akan berbondong-bondong menentukan pilihannya lagi. Jangan persempit sebuah pengabdian hanya karena seperangkat jabatan atau tanda pangkat yang tak mesti. Mengabdilah sedemikian rupa sehingga nilai pengabdian itu takkan uzur karena usia, dan takkan lekang karena kedudukan. Mengabdilah atas nama kemanusiaan demi kesejahteraan hidup sesama.

 

Seorang bijak pernah berkata bahwa jabatan tertinggi yang pantas disandang oleh manusia adalah sebagai pemakmur bumi. Dan itu, bisa kita lakukan dimana pun bumi kita pijak, di kapan pun usia kita berputar. Bahkan, bisa kita kerjakan hanya dengan tangan telanjang. Tanpa perlu pengangkatan. Tanpa perlu jabatan.

 

ATURLAH WAKTU UNTUK MENGATUR KEHIDUPAN

 

Betapa hebatnya waktu mengatur kita. Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas. Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata. Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang, semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam. Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

 

Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan. Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri karena kita tegakkan kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu.

Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.

 

KITA BELAJAR CINTA DARI APA PUN

 

Kita belajar apa itu cinta dari seorang ibu yang menyusui anaknya dalam gendongan, sedangkan kedua belah tangannya sibuk menisik selimut keluarga. Dalam dadanya tiada sesuatu apa selain ketulusan memberi atas nama cinta.

Kita belajar apa itu cinta dari seorang ayah yang membawa pulang sejumput padi dan setuang air setelah seharian berterik-terik di ladang. Dalam dadanya tiada sesuatu apa selain kegembiraan memberi atas nama cinta. Karena cinta bukan hanya sekedar pelukan hangat, belaian lembut, atau kata-kata penuh dayu, bahkan cinta bukan hanya cinta yang kita rasakan saat jatuh cinta. Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada di muka bumi. Dari cahya matari. Dari sepasang merpati. Dari sorot mata anak-anak yang menanti pemberian. Dari sujud dan tengadah doa. Dari apa pun!

 

Dari seluruh kelahiran, yang kita sambut dengan cinta, hingga kematian yang kita larung dalam cinta, kita hanya belajar satu hal: cinta. Dan kehadiran kita dalam hidup ini pun tiada maksud lain selain mewujudkan cinta. Karena itu, tiada yang pantas kita lakukan selain atas nama cinta kita yang teragung.

 

JANGAN SEDIH BERKEPANJANGAN

 

Mengapa ada kesedihan? Ada anak kecil yang menangis karena mainannya rusak. Ada ibu yang bersedu-sedan terbayang anaknya yang jauh di sana. Ada petani yang bersedih-hati memikirkan sawahnya yang terjangkit hama. Ada pemuda yang merana rindu akan kekasih yang tak tampak di mata. Kesedihan hampir selalu berwajah derita. Kesedihan hampir selalu berkawan sengsara. Lalu, mengapa ada kesedihan?

 

Rasa sedih adalah anugerah alam. Ia hadir karena kita memiliki kasih sayang. Ia adalah ujung lain dari titian tali cinta. Tanpa cinta, tak ada kesedihan.

Mereka yang tersentuh sedih, mampu menikmati apa itu cinta. Namun, janganlah kesedihan menjadi kelemahan. Karena tak seorang pun dapat berenang-renang di lautan kesedihan kecuali tenggelam dan karam tiada tentu. Kesedihan hanya isyarat bahwa ada sesuatu yang anda cintai. Bila anda berkepanjangan dalam kesdihan, itu pertanda penyesalan yang tak berakhir. Karena itu, jangan biarkan kesedihan berdiam dalam diri lebih lama dari saat datangnya. Kesedihan hanya pengingat yang manis bahwa anda masih memiliki cinta yang harus ditunaikan.

 

KEBEBAAN HARUS BERARTI PEDULI

 

Bila anda anggap anda tak punya beban, bolehlah anda bicara apa saja. Mengkritik siapa saja. Atau, berpendapat dimana saja. Anda mungkin mengira diri anda bebas dan tak perlu takut pada apa pun. Namun, pertanyaannya ialah: benarkan anda tidak memiliki beban meski hanya secuil?

 

Setiap orang dianugerahi bahu. Itu berarti, setiap orang sedang memikul beban, tak peduli apakah beban itu kasat mata atau terawang saja. Bahu adalah tempat tugas, tanggung jawab dan kepedulian bertengger. Jadi bila anda merasa tanpa beban lalu bebas begitu saja, maka jangan-jangan anda sedang merasa tidak bertanggung jawab. Atau bahkan sedang tidak peduli!

Kebebasan berbicara bukan alasan untuk tidak bertanggung jawab. Kebebasan bertindak bukan alasan untuk tidak peduli. Mari, sebelum berbicara, sebelum bertindak, kita tanyakan apakah kita benar-benar telah paham tanggungjawab kita. Dan, Apakah kita telah benar-benar peduli.

 

HAL-HAL KECIL SEBELUM PULANG KANTOR

 

Sebelum anda meninggalkan kantor seusai jam kerja yang melelahkan, mari sempatkan memeriksa hal-hal kecil berikut.

Apakah air minum anda masih tersisa? Bila ya, teguklah habis, atau anda bisa menyiramkannya pada tanaman ruangan yang juga butuh kesegaran. Setiap tetes air tentulah berguna. Jadi jangan sia-siakan.

Periksa pula, apakah lampu, pendingin ruangan dan komputer anda masih menyala? Bila ya, segera matikan. Meski energi tak pernah lenyap, namun bukan alasan untuk boros.

Luangkan juga waktu anda untuk menengok, apakah masih ada rekan-rekan anda yang bekerja hingga larut? Bila ya, alangkah manisnya bila anda sapa sejenak. Meski anda tak membantu menyelesaikan pekerjaannya, namun kehangatan selalu meringankan beban dan mengobati kelelahan.

 

Di balik hal-hal kecil seringkali terselip butir-butir mutiara makna yang tak ternilai. Terlebih lagi, bila itu kita lakukan atas dasar kepedulian dan kehangatan pribadi. Berikan perhatian tulus dan penuh kasih pada apa-apa yang ada di sekitar kita. Kerasnya persaingan usaha tak boleh mengikis kelembutan jiwa.

 

JANGAN BIARKAN EGO MENDUSTAI CINTA

 

Bila tak cukup berhati-hati, segera saja kesedihan dapat berubah menjadi ketakutan yang mencekam. Ketakutan akan kehilangan. Ketakutan akan keterlepasan. Itu pertanda, cinta terukir dalam goresan yang keliru. Itu isyarat, cinta telah terjerat, sebagaimana perangkap melumpuhkan rusa yang terperosok, membiarkan anda terdekam dalam lubang gelap. Padahal, kemelekatan adalah simpul terrumit ketidakbahagiaan yang harus diurai, yang berasal dari keinginan ego untuk memiliki. Sedangkan cinta tak perlu memiliki. Cinta selalu memberi. Maka, tak ada yang diberikan sang ego, ke-aku-an, selain penderitaan yang tak terperi.

 

Cinta yang tulus adalah padi, yang mana para petani telah tanam dan tuai. Sedangkan keinginan untuk memiliki adalah rumput-rumput gulma, yang bila tak disiangi akan tumbuh lebih besar dari sang padi. Mata yang buta menganggapnya padi. Pikiran yang alpa mengharap panen darinya. Padahal tak ada sebutir biji padi pun yang dapat ditanak dari beribu-ribu rumput gelagah. Jadi, jangan biarkan ego mendustai cinta tulus anda.

 

ALAM YANG HUMORIS

 

Pernahkah kita alami hal-hal ini: Ketika hujan deras mengguyur, kita alpa membawa payung. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas terik datang membakar hari. Sebalkah anda?

Atau mungkin kita pernah begitu terburu-buru mengejar waktu, tetapi lalu lintas tersendat-sendat seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju tenang, pengendara belakang malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. Sebalkah anda? Uh! Mengapa keadaan seringkali tak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan "ketidakmujuran"?

 

Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata.

Kejengkelan itu muncul dari kerena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan tak tercapai, tak ada salahnya kita sambut dengan senyum - meski kecut, tak apa.

 

SIAPA YANG SEHARUSNYA MENGALAH?

 

Dua kendaraan, truk besar dan becak ringkih, bertemu di sebuah puncak jembatan sempit. Harus ada yang mau mundur ke ujung jembatan. Bila tidak, jangan harap mereka bisa melintas. Supir truk minta pengayuh becak mau mengalah. Lebih mudah bagi becak kecil untuk mundur. "Tapi, aku harus kepayahan mendaki jembatan ini lagi!" tolak pengayuh becak. Sebaliknya, ia malah menyuruh supir mau memundurkan truknya. Bukankah, tak ada kesulitan bagi tenaga mesin untuk bergerak?. "Tentu saja, tetapi sulit bagiku untuk memundurkan kendaraan sebesar ini!" Supir truk bersikeras. Menurut anda, siapakah yang harus mengalah? Yang kuat? Atau, yang lemah?

 

Bicara soal mengalah, bukan bicara siapa yang kuat atau lemah. Namun, siapa yang berkenan memenangkan hati dan pikirannya dari keinginan untuk mengalahkan orang lain. Mengalah tak selalu lemah dan kalah. Lebih sering mengalah membutuhkan ketegaran dan kekuatan jiwa.

 

BETAPA HEBATNYA KEBOHONGAN

 

Jangan remehkan kebohongan. Kekuatannya mampu meruntuhkan sebuah negara. Kekuatannya pula banyak dipakai oleh raja-raja untuk tetap berada di atas tahta. Maka, adalah naif, jika anda berkata, berbohong hanya dilakukan oleh anak-anak yang tertangkap basah membolos sekolah. Berbohong adalah kekuatan besar, karena untuk berbohong manusia harus berkekuatan besar pula.

Diperlukan kecerdasan tinggi untuk menyusun ribuan argumentasi. Dibutuhkan kekerasan otot baja untuk mengubah fakta dan data nyata. Bahkan, manusia harus memicikkan hatinya agar sebuah kebohongan menampakkan wajah kebenaran.

 

Lihatlah, untuk sebuah kebohongan manusia harus mengerahkan waktu dan usaha - yang terbaik pula! Sedangkan untuk bersikap jujur, manusia hanya perlu berlaku apa adanya. Karena itu, jangan terkejut bila banyak orang melihat kebohongan lebih menawan daripada cahaya kejujuran. Di dalam belitan hawa nafsu, kejujuran nyaris tak pernah laku.

 

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH

 

Benarkah kita, manusia, memiliki kebebasan yang sebebas-bebasnya? Bila ya, mengapa ketika kita menginginkan madu, yang ada hanya susu? Baiklah jika demikian, kita mungkin bebas memilih di antara pilihan-pilihan yang ada. Bisa jadi pilihan itu tak terkira banyaknya atau teramat batas.

Pertanyaannya, mengapa toh pada akhirnya kita harus memilih dan hanya memilih satu pilihan?

 

Mari kita bahas hal ini dengan pelan dan lembut. Bagaimana jika dikatakan, bahwa sebenarnya manusia itu tak mempunyai pilihan? Hanya ada satu pilihan yang harus dan pasti akan "dipilihnya". Itulah pilihan terbaik bagi saat ini. Itulah pilihan yang nyata. Sedangkan "pilihan-pilihan" lain yang seolah tampak adalah ujud bayangan ketakutan dan kesenangan yang melonjak-lonjak dalam alam pikiran. Mereka hanya memain-mainkan emosi dan perasaan.

Pertanyaan lebih lanjut: apa jadinya bila kita tak punya pilihan dalam hidup ini? Ah, jangan salah kira, demi kelangsungan hidup, tentu kita mempunyai pilihan dengan segala akibat dan konsekuensinya. Namun, demi kebebasan batin, kita tak perlu memilih. Kita hanya perlu menerima hidup ini sesederhana mungkin dan sepolos adanya. Kita hanya perlu menjalaninya dengan sebersih hati. Dari situ kita akan temukan makna kebeserahan diri.

 

MELALAIKAN KEPEKAAN INDRA

 

Seringkali manusia itu aneh dan sulit dimengerti. Kita bilang ingin menikmati keindahan alam, lalu menonton acara televisi tentang kehidupan liar yang menakjubkan. Kita lupa di selokan kecil depan rumah, nyamuk dan katak beranak-pinak dengan sejahtera. Kita lebih takjub pada apa yang ada di layar kaca daripada kehidupan nyata yang menyapa kita setiap hari.

 

Kita bilang kita ingin menikmati suara alam, lalu mendengarkan musik tentang angin berdesir. Kita alpa di bebatuan sudut rumah, cengkerik menggesek-gesekan ulir sayapnya menciptakan nyanyian penuh pesona. Kita lebih kagum pada suara alam yang dimainkan oleh perangkat audio, dan menutup telinga dari suara guntur memecah langit bersahut-sahutan.

 

Kita bilang ingin menemukan ketentraman jiwa. Tetapi, kita tak suka bangun di pagi buta merasakan keheningan alam yang sesungguhnya. Kita ingin menikmati hidup ini, tetapi tak mau mengasah kepekaan indra dan jiwa.

Mengapa?

 

PETUALANGAN SEHARI-HARI

 

Seorang pendaki sejati tak bosan-bosannya mendaki gunung yang sama berkali-kali. Mengapa? Karena ia tahu bagaimana menikmati setiap titian pendakian. Baginya, tak pernah ada halimun yang sama. Semak dan pepohonan selalu berganti warna. Awan senantiasa menampakkan lekuk-lekuk baru. Dan, puncak gunung pun memberikan reguk kebahagiaan yang belum pernah dirasakan.

 

Kita mungkin telah melalui jalan yang sama antara rumah dan kantor selama bertahun-tahun. Maukah anda, dalam satu minggu ke depan, menjadikannya sebagai petualangan pribadi? Bila ya, amati setiap jarak yang anda tempuh.

Lihatlah wajah-wajah yang anda temui di jalan. Pepohonan dan daun-daun di taman kota. Kios, warung dan toko. Sinar matahari yang terpantul di kaca gedung tinggi. Gumpalan asap mobil. Coretan di tembok-tembok kota. Apa saja!, semua yang anda jumpai. Berikan perhatian. Namun, jangan masukkan ke dalam hati demi sebuah penilaian. Nikmati saja petualangan ini tanpa perlu mengukur baik-buruknya semua itu. Terima saja ia adanya. Dan, saat memasuki ruang kerja, bolehlah anda anggap tiba di puncak pendakian. Maka, kata bosan pun bisa kita lupakan dalam rutinitas sehari-hari.

 

BERMANFAATLAH

 

Semestinya kita ini bermanfaat dari pucuk rambut hingga ke ujung kaki. Seperti pohon kelapa yang seluruh tubuhnya bisa kita gunakan: daun, batang, buah, akar, hingga sabut dan tempurungnya, tak ada yang terbuang percuma. Demikian juga pohon pisang yang tak satu pun bagiannya yang tak bisa dipakai untuk sesuatu. Juga berbagai tumbuh-tumbuhan lain, mulai dari pohon tinggi menjulang yang tumbuh di hutan-hutan hingga semak dan ilalang yang bertebaran di lereng gunung dan padang rumput. Semuanya memberikan manfaat. Semuanya berguna. Tak ada yang sia-sia.

 

Lalu mengapa banyak orang merasa hidupnya yang hanya sekelebat ini tersia-sia? Anugerah yang ada dalam diri manusia sudah begitu berharga: panca indera, anggota tubuh, akal pikiran, hingga sebongkah hati nurani.

Semuanya tentu bukan untuk hal percuma. Itulah sebabnya, seorang bijak pernah berkata, "Bila manusia yang tak memberikan manfaat bagi sesama, maka apa lagi yang diharapkan darinya?"

 

BIARKAN AKAL SEHAT MEMILIH

 

Bayangkan anda mendapat tawaran pindah kerja dengan gaji yang terlalu menarik untuk ditolak. Anda perlu gunakan akal sehat untuk menghitung-hitung soal ekonomi, waktu, tenaga, dan lain-lain. Akal sehat menuntun pada keputusan terbaik demi kemakmuran anda. Namun, di saat yang sama, mungkin saja terselip sesuatu yang teramat halus yang menggelitik pertimbangan akal sehat. Yaitu: rasa bangga sekaligus kekhawatiran menghadapi pekerjaan baru. Atau, kekecewaan sekaligus keamanan pada apa yang ada sekarang. Maka, akal sehat pun terombang-ambing di gemuruh ombak pertimbangan tiada tentu.

 

Mampukah kita membebaskan batin dari rasa bangga, takut, kecewa dan ribuan rasa lain? Karena semakin lama ia menjerat, semakin lemah pertimbangan akal sehat tadi. Biarkan akal sehat memutuskan. Dan, biarkan batin tetap tenang menerima semua keputusan. Apa yang dilakukan si batin yang tenang inilah yang dimaksud dengan "memilih untuk tidak memilih". Menyerahkan segala sesuatunya pada keberserahan diri.

 

PERSOALAN TAKKAN LEBIH BESAR DARI KETAKUTAN

 

Seorang bijak pernah berkata, "Jika di depanmu ada gunung untuk didaki, jangan tunggu ia menjadi bukit." Jika di hadapan kita bertumpuk persoalan yang harus dipecahkan, tak usah berharap akan selesai dengan sendirinya.

Bila anda tak mau mengambil kesempatan itu, persoalan akan mencari orang yang tepat untuk menyelesaikannya - yaitu orang yang bersedia untuk tumbuh dan berkembang. Dan, ketika anda menghindar dari hadangan sebuah persoalan, keberanian anda mengerut hingga tak lebih dari sejentik kekerdilan hati.

 

Memang, kita sedang menghadapi persoalan yang luar biasa berat, seolah takkan sanggup pundak ini memikul beban. Tetapi, mari kita percaya, bahwa sebesar apa pun ujian, ia takkan lebih besar dari ketakutan kita. Melalui persoalan kita tahu siapa emas siapa lumpur. Bukankah emas selalu bercampur lumpur sebelum diuji dengan sungguh-sungguh. Bahkan untuk benih yang kelak disemai, petani pun memilih yang terbaik.

 

BICARA DENGAN BAHASA HATI

 

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.

 

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.

 

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda. Mulailah melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.

 

MENGASAH DIRI

 

Penebang mengasah kapaknya. Pemburu mengencangkan busurnya. Penulis meraut pensilnya. Mereka harus memperbarui peralatannya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tak banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang tumpul dan aus. Tak ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang renta. Tak sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah. Maka, apa yang harus anda asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?

 

Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia. Maka tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa.

Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu kemakmuran. Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.

 

JANGAN BERHENTI HANYA KARENA KRITIK

 

Jangan berhenti hanya karena kritik dilontarkan pada anda. Bolehlah anda berhenti sejenak untuk mengatur nafas, mengukur kemampuan dan menentukan arah yang tepat. Namun, sekecil apa pun, langkah maju harus diambil. Jangan surutkan langkah bila anda telah teguh pada pendirian. Keraguan takkan mendorong anda ke puncak keberhasilan.

 

Satu-satunya yang boleh menyurutkan langkah anda hanyalah bila anda merasa tak bahagia dalam perjalanan itu. Anda perlu renungi lagi apakah tujuan ini benar-benar memberikan kebahagiaan? Apakah anda dapat menikmati setiap langkah, meski sulit? Bila tidak, sudah sepantasnya anda berhenti dan meneropong kembali seluruh perjalanan anda.

 

Kuda mungkin berlari kencang karena lecutan cemeti yang menyakitkan. Kritik bukanlah lecutan cemeti. Anda melaju bukan karena kritik apalagi kecaman. Namun karena anda yakin berjalan di atas jalan keberhasilan selalu memberikan kebahagiaan.

 

BERSYUKURLAH

 

Semestinya anda mensyukuri apa pun yang menimpa anda. Ini bukan soal keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin berkata bahwa anda tidak realistis. Namun, bersyukur adalah sikap menerima kenyataan. Adakah yang lebih realistis sebelum anda terbebas dari kecemasan dan ketakutan akan kenyataan?

 

Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup selain sikap bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima. Semakin jauh anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri sendiri.

Banyak orang terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat keberhasilan lalu mensyukurinya. Anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan anda.

 

TERUSLAH BERGERAK, TERUSLAH BERKARYA

 

Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari anda.

 

Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini: Jangan berhenti berkarya, atau anda segera menjadi tua dan tak berguna.

 

BERHATI-HATILAH DENGAN PENILAIAN ANDA

 

Jangan tergesa-gesa mengubah pandangan terhadap orang lain hanya karena mereka melakukan suatu kesalahan. Berilah tempat pada kesalahan. Bila anda yakin, kesalahan adalah bagian dari pertumbuhan menuju kematangan diri, tak perlu anda terpaling dari kejernihan pandangan.

 

Amati penilaian anda. Berhati-hatilah dengannya. Penilaian yang terpaku pada kesalahan mudah mengaburkan penglihatan. Penilaian adalah pantulan pikiran. Keburukan yang tampak mungkin berasal dari cermin pikiran yang keruh. Karena itu, ada baiknya berhenti menghakimi orang lain. Mulailah membersihkan cermin diri sendiri agar dunia tampak lebih jelas apa adanya.

 

MENDAKI TANGGA KARIR

 

Anda takkan dapat menaiki tangga tanpa menyandarkannya pada dinding atau bahu tangga yang lain. Hanya segelintir pemain akrobat yang mampu melakukannya dengan baik tanpa bantuan penyangga apa-apa. Namun mereka harus menjalani latihan keras selama bertahun-tahun. Sedangkan dalam hidup ini, seringkali kita bukanlah pemain sirkus, melainkan hanya seseorang yang berlaku wajar sebagaimana alam ajarkan. Maka, seringkih apa pun sandaran yang ada, kita tetap memerlukannya untuk mencapai ketinggian.

 

Demikian pula yang terjadi pada setiap pendakian karir. Anda takkan dapat menapaki anak tangga karir tanpa menyandarkannya pada dinding kemajuan orang lain, atau bahu pengorbanan orang lain. Pahamilah hal ini baik-baik. Bila tidak, pijakan anda rapuh dan goyah karena keangkuhan diri atau menafikan sumbangsih orang lain pada hidup anda. Pondasi karir itu sederhana saja, yaitu kerja sama antara anda dengan orang lain.

 

APA KATA ORANG LAIN TENTANG ANDA

 

Banyak orang takut pada pendapat orang lain tentang diri mereka. Padahal, suka atau tidak, orang lain pasti memiliki pendapat tentang diri anda. Dan, anda pun takkan mampu menghentikannya. Sebaliknya, bila mau, boleh-boleh saja anda membalas mengatakan sesuatu tentang orang lain. Sayangnya berbantah-bantahan tentang hal ini tak selamanya menolong keadaan. Jadi, mengapa risau?

 

Seringkali ketakutan muncul karena kita berusaha membenarkan atau menyalahkan pendapat-pendapat itu. Padahal, semestinya tak perlulah itu menambah atau mengambil sesuatu dari anda. Yang lebih buruk lagi adalah, bila anda hanya ingin mendengar sesuatu yang anda sukai saja, dan menolak apa yang tak ingin terdengar. Setuju atau tidak, seringkali ini tak lebih dari ajang pengingkaran diri. Biarlah orang lain mengatakan sesuatu tentang anda. Bila itu bermanfaat, kenakan sebagai perbaikan diri. Bila tidak, terimalah. Setidaknya ada orang yang memperhatikan anda. Dan, itu bukanlah hal yang buruk.

 

YANG DATANG PASTI AKAN PERGI

 

Apa pun yang kita kumpulkan, cepat atau lambat, pasti akan pergi. Harta yang kita simpan; kehormatan yang kita perjuangkan; dan semua yang diaku sebagai milik sendiri selalu mencari jalan keluar dari genggaman kita. Ibarat, arus sungai yang rindu akan lautnya. Sekuat apapun bendungan menghadang, air akan menemukan celah untuk meneruskan tetesannya. Atau, angin akan mengangkat mereka ke awan-awan tebal dan menjatuhkannya ke atas samudera. Apa pun yang terjadi, semua itu akan pergi.

 

Jika toh mereka tak meninggalkan kita, suatu saat kitalah yang akan meninggalkan mereka. Kita akan meninggalkan semua ini. Karenanya, jangan terburu mengaku beruntung atas segunung harta atau selangit kehormatan kita raih. Di saat semua itu pergi, tak selalu pantas kita meratapinya sebagai kemalangan. Maka, tak ada yang lebih baik selain selalu bersiap melepaskan. Bagi bendungan, tekanan arus air adalah beban berat. Bagi kita, tumpukan harta tak kalah beratnya. Maka, bila ia harus pergi, relakan kepergiannya. Ini membuat hati jauh lebih lapang dan ringan.

 

BERANI MENGHADAPI HIDUP

 

Hanya teramat sedikit, dan sedikit sekali, orang mampu menghadapi hidup ini dengan gagah berani.

Kegagahan tak harus menampakkan otot kekar, wajah tegar, atau suara menggelegar.

Keberanian tak mesti ditunjukkan di medan pertempuran atau jadi pahlawan yang namanya terukir di batu-batu peringatan.

Karena, ternyata aturan keberanian dalam hidup ini sangat sederhana: hadapi saja dengan senyum di bibir, kesederhanaan berpikir, dan kegembiraan dalam dzikir.

 

Bukankah hidup ini tak lebih dari sebuah permainan yang tak perlu diselesaikan dengan menang atau kalah. Menikmati setiap jengkal permainan jauh lebih berharga ketimbang kemenangan itu sendiri. Karenanya, tak banyak guna bersenang-senang bila dalam diri masih ada berlembar-lembar ketakutan.

Hampir sia-sia bahak tawa sedangkan hati resah penuh keinginan. Mari jalani hidup ini dengan kegembiraan seutuhnya. Saat kita berani menghadapinya, kita temukan bahwa hidup ini indah... sangat indah.

 

MENCARI TUJUAN HIDUP

 

Sebab hidup menyodorkan terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab, tak sedikit orang mencari tahu apa tujuan hidup ini. Sebagian memikirkannya keras-keras, namun jawaban yang dirumuskan tak jua menentramkan hatinya.

Sebagian yang lain merenungkannya dalam nurani dalam-dalam, namun sang pikiran masih penuh gelak bertanya-tanya. Ada orang yang mengaku telah menemukan dalam akal dan budi hatinya, namun mereka kehilangan itu saat harus melewati hidup sehari-hari.

 

Benarkah tujuan hidup ini bisa ditemukan dengan memikirkannya keras-keras, atau merenungkannya dalam-dalam? Bukankah begitu banyak orang merasa tak perlu sibuk mencari tahu apa jawabannya. Bagi mereka, menjalani hidup sebaik-baiknya, menikmati setiap detik dengan ketentraman pikiran dan kerendahan hati adalah lebih dari cukup ketimbang setumpuk kalimat jawaban dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di balik kata-kata - seindah apapun kata itu digoreskan - melainkan dalam hidup itu sendiri yang kita temukan sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya.

 

KEBERHASILAN DI BALIK PEMBERIAN

 

Dengan apakah keberhasilan anda ukur? Apakah dengan seberapa tebal kantung pundi-pundi yang anda miliki? Apakah dengan seberapa tinggi puncak kekuasaan yang anda daki? Ataukah dengan seberapa panjang barisan pengagum yang mengikuti?

 

Kebanyakan orang mengukur keberhasilan mereka dengan penggaris kepemilikan. Mereka merasa berhasil saat mampu mengumpulkan apa yang mereka inginkan: kekayaan, kedudukan, ketenaran, bahkan kehormatan. Itu bukanlah masalah, karena setiap orang berhak memberikan makna apa pun pada pencapaiannya.

 

Namun, bagaimana bila kita coba ukur keberhasilan bukan dengan seberapa banyak yang bisa kita raih dan kumpulkan, melainkan dengan apa yang bisa kita beri dan sumbangkan? Tentu kita akan lihat dunia ini dengan pandangan yang jauh berbeda. Bahkan, mungkin bisa kita reguk kebahagiaan yang lebih berharga. Cobalah.

 

BAGIAN TERINDAH DARI PERJALANAN

 

"Akhir pekan lalu," demikian kata salah seorang rekan. "Kami berlibur ke luar kota dan bermalam di tempat yang sudah lama kami angankan. Udaranya sejuk. Pemandangannya luar biasa cantik. Apa yang kami lihat jauh lebih indah daripada yang kami bayangkan sebelumnya. Liburan yang benar-benar menyenangkan. Suatu saat cobalah kau berkunjung ke sana." Rekan tadi terdiam sejenak, lalu ia melanjutkan, "Namun, di saat pulang aku sadari, ternyata bagian terindah dari liburan ini adalah perjalanan kembali ke rumah."

 

Sejauh-jauh kita pergi, rumah adalah tempat kembali. Dari rumah jualah semestinya kita memulai. Banyak orang mencari ketentraman di luasnya dunia, namun yang dicari tergolek tak jauh dari sudut rumah sendiri. Mustahil kita temukan kedamaian di luar sana, sebelum kita tanam di halaman rumah nurani.

Dan, rumah terbaik adalah hati ini. Karenanya, mulailah dari hati, lalu kembalilah pada hati.

 

TAK CUKUP KATA

 

Seandainya burung punya tangan, akankah ia menulis untuk anak-anaknya tentang pelajaran terbang? Tentang bagaimana mengepakkan sayap, menelusuri angin, atau menukik berkelok-kelok?

Pasti tidak. Bahkan tak perlu. Sebab, manusia pun tak banyak menggunakan kata-kata untuk melukiskan sesuatu.

Tak perlu seorang penari menulis bagaimana sebuah tarian pantas dilenggokkan.

Tak usah seorang pemahat menulis bagaimana sebuah bongkah kayu harus diukir.

Tak cukup kata untuk mengungkapkan semua itu. Karena, yang dibutuhkan adalah contoh nyata - teladan - yang dapat disentuh, dirasa, dan kasat mata.

 

Tak habis orang menulis bertebal-tebal kitab untuk mengungkapkan: "bagaimanakah menjadi seorang pemimpin yang baik." Betapa terbatasnya kata, bahkan untuk sebuah yang "baik" pun takkan pernah cukup untuk melukiskannya.

Itulah mengapa pemimpin yang baik tak berada di balik kata-kata, melainkan menjadi sebuah teladan - contoh nyata - yang dapat disentuh, dirasa, dan kasat mata.

 

LEBIH INDAH DARI TAMAN INDAH

 

Seseorang membuat kolam kecil di sudut taman depan rumah. Dihiasinya dengan terjunan air, dan dipeliharanya beberapa ekor ikan cantik. Keseluruhan taman itu tampak begitu indah. Seminggu kemudian, beberapa ekor ikannya mati karena sirkulasi air yang kurang baik. Lalu dipasanglah sebuah pompa untuk memutar air dan udara. Keindahan kolam itu sedikit terganggu. Penempatan pompa itu agak dipaksakan. Sebulan kemudian, lagi beberapa ekor ikan mati.

Kolam itu terlalu kecil, banyak kotoran menumpuk sehingga kualitas airnya agak buruk. Terpaksa ia bongkar satu sisi kolam untuk memasang penyaring.

Kali ini keindahan kolam itu nyaris sirna. Bongkar pasang itu tak lagi sedap dipandang. Namun ia malah gembira dan lega. Mengapa? Karena kini ikan-ikannya hidup sehat.

 

Seringkali kita membangun keindahan, namun sedikit demi sedikit kita rombak demi menjaga sebuah kehidupan. Karena kita tahu kehidupan itu sendiri jauh lebih indah daripada seribu taman indah dengan kolam-kolamnya.

pengawas

 

KEKECEWAAN YANG MELEMAHKAN

 

Seringkali ketidakmauan untuk menerima kelemahan orang lain disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menerima kelemahan diri sendiri. Juga, seringkali keseganan mengakui keunggulan orang lain dikarenakan keengganan mengakui kelemahan diri sendiri. Sebenarnya "kelemahan" diri bukan untuk diakui atau ditolak, melainkan dipahami. "Kelemahan" tampak karena kita biasa membandingkan diri sendiri dengan orang lain. "Kelemahan" terlihat karena kita tak cukup mengenal diri sendiri. "Kelemahan" membebani karena kita tak berkenan menerima diri ini apa adanya.

 

Janganlah apa yang tampak bersinar-sinar pada dada orang lain meredupkan apa yang semestinya berbinar-binar dalam dada ini. Berkaca pada cermin orang lain lebih banyak memberikan kekecewaan. Dan, tak mungkin kita berdiri tegak bersama hati kecewa. Maka kekecewaan itulah sang kelemahan yang sesungguhnya.

 

MENINGGALKAN DENGAN SENYUM

 

Mengapa kita takut mati?

Mari kita telusuri dengan hati-hati persoalan ini. Sebenarnya siapakah yang takut mati itu?

Tubuhkah? Tidak, setiap hari tubuh belajar untuk semakin renta. Pada saatnya ia malah terpuruk tak berdaya.

Perasaankah? Tidak juga, setiap detik perasaan datang silih berganti. Ia bagaikan awan yang berubah-ubah bentuk tanpa disadari.

Jika demikian, siapakah yang sesungguhnya takut mati? Apakah sang aku?

 

Seringkali ketakutan kita akan mati berasal dari tak sederhananya pikiran dalam memandang kematian. Mungkinkah pikiran, dengan aku yang selalu ingin menjadi ada, mampu menjawab sesuatu yang harus meniadakan aku itu sendiri?

Karenanya, lebih sering kematian itu tidak untuk dipikirkan, namun diterima sebagai teman seperjalanan hidup yang selalu membisikkan agar kita selalu berbuat baik bagi hidup. Lebih dari sekedar baik, melainkan yang terbaik-baiknya. Hanya bila kita telah memberikan hidup kita sepenuhnya pada hidup ini, kita berhak meninggalkan hidup ini dengan senyum.

 

BILA KEBAIKAN ANDA DIRAGUKAN

 

Mungkin anda merasa sudah berbuat baik serta menjaganya dari pamrih yang tak perlu. Namun masih ada juga orang lain yang mempertanyakan itikad baik anda. Bahkan mencurigai serta mencium seolah-olah ada bau busuk di balik semua perbuatan anda. Bila demikian yang terjadi, janganlah berkecil hati. Ini hanyalah sebuah batu ujian yang harus anda lalui demi mencapai anak tangga ketulusan.

 

Pamrih tulus tak perlu diukur, karena ia memang tak terukur. Bagaimana mungkin anda mengukur sebuah kemurnian? Kita ukur emas melalui logam lain yang mencemari kemurniannya. Maka, bila anda terbuai-buai senang pada kebaikan anda, atau berlama-lama kecewa karena celaan orang lain, maka pertimbangkan sekali lagi pamrih-pamrih anda. Keinginan untuk mendengar pujian adalah sebentuk pamrih juga yang semestinya tak diperlukan dalam ketulusan.

 

JANGAN TERBURU MENYERAH

 

Tunggu dulu, jangan terburu berputus asa. Bila jalan keluar tak jua tampak, jangan terburu mengambil langkah mundur. Seringkali pemecahan masalah terletak tak jauh dari keputusan untuk menyerah. Begini saja, jika anda nyaris mengangkat tangan, beristirahatlah sejenak. Istirahat bukan berarti berhenti, melainkan meredakan pikiran, menjernihkan perasaan, dan menyadari kembali irama nafas. Anda takkan menemukan jalan keluar yang terang dalam emosi dan kecerdasan yang teraduk berkecamuk. Sebenarnya tak ada jalan buntu. Selalu ada jalan keluar, hanya saja mungkin kita tak menyukainya. Padahal seringkali apa yang tak kita sukai justru lebih baik daripada yang kita sukai.

 

Contohlah semut. Hadanglah jalan seekor semut dengan telapak tangan kita. Perhatikan, ia takkan berhenti termangu-mangu atau mundur. Ia malah memanjati telapak tangan, mencoba menelusupi sela-sela jari, atau memutarinya. Ia takkan berhenti. Ia takkan menyerah. Ia terus maju. Ia mencari semua jalan. Karena itu, kita kagum dengannya.

 

GERAK CEPAT SANG PIKIRAN

 

Mari perhatikan bagaimana pikiran kita berkelana. Pagi hari, sekejap setelah terjaga, bahkan kelopak mata pun belum lagi terbuka, pikiran segera mendahului kantuk. Sebagian sudut melompat jauh ke depan, membawa banyak harapan dan angan-angan. Ia menarik-narik kita dari pembaringan. Sudut yang lain terjengkang ke belakang, mengembalikan berbagai bayangan hitam ketakutan. Ia meminta kita untuk tetap meringkuk-ringkuk di sudut selimut.

 

Lihatlah, hanya sekejap saja bandul itu berayun-ayun lagi. Ketenangan yang diberikan tidur lelap semalam nyaris tak berarti. Pikiran berlari-lari cepat ke depan ke belakang, tanpa sempat berhenti sejenak untuk menikmati kekinian sang waktu dalam pikiran itu sendiri. Itulah mengapa banyak orang bijak bangun pagi-pagi buta, tenggelam dalam ketekunan pengheningan diri untuk menyerap hadirnya detak kehidupan. Lebih mudah menyeimbangkan gerak bandul ketika belum jauh terayun. Bila kita tak mampu berpikir sederhana sesaat setelah bangun tidur, bagaimana kita bisa berpikir tenang di saat pikiran itu harus digunakan?

 

MENGHARAPKAN ALAM HIJAU LESTARI

 

Kita saksikan di dunia ini ada banyak petualang melakukan hal-hal luar biasa. Ada yang bertahun-tahun hidup di hutan lebat tinggal bersama orang utan dalam penangkaran. Ada yang berbulan-bulan menyusuri gurun gersang hanya untuk menemukan biji pertama yang merekah ketika musim penghujan datang, Ada yang berminggu-minggu menyelinap di pasir pantai sekedar mengintip bagaimana penyu-penyu bertelur. Mereka tak peduli apa dan dimana mereka harus makan dan tidur. Barangkali mereka juga sudah lupa cara menyisir rambut sendiri. Mereka lebih suka mencatat dan abadikan semua pengalaman itu untuk kita yang jauh di sini. Kita hanya bisa berdecak kagum atas kegigihan yang mereka tunjukkan. Kekuatan apakah yang ada di balik semua itu?

 

Ialah kekuatan cinta pada keragaman hayati di dunia ini. Kekuatan harapan akan alam hijau lestari demi ribuan anak cucu mendatang. Kekuatan cita-cita untuk mencapai bumi damai yang menjunjung tinggi kehidupan sentausa. Maka, takkah terbuka mata hati kita yang lebih suka membuang beberapa butir nasi yang enggan kita habiskan dari piring makan siang kita?

 

KEINDAHAN SETIAP SAAT

 

Cobalah memulai suatu hari anda dengan berniat untuk merasakan keindahan yang hadir di setiap saat. Lepaskan pikiran. Lapangkan hati. Tangkaplah keindahan dari apa pun yang ada. Mungkin terasa janggal, namun cobalah dengan tidak menilai-nilai apa pun yang terjadi. Seringkali sebuah penilaian tak lain hanyalah alasan yang mengaburkan keindahan.

 

Ketika hujan turun, rasakan kesejukan yang tertebar ke penjuru bumi. Nikmati setiap kemilau tetes hujan. Nantikan kilat dan guntur bersahutan, sebagaimana anda menanti kilatan lampu tustel seorang fotografer agung yang menangkap senyum terbaik anda. Ketika panas tiba, rasakan kehangatan menyelimuti udara. Carilah sinar matari bagai burung-burung kecil mengeringkan bulu-bulu sayapnya. Bahkan ketika hujan dan panas datang bersamaan, selalu ada keindahan di sana. Bukankah hanya karena hujan dan sinar mataharilah, pelangi menampakan kecantikannya?

 

SEBENTANG JARING KEPERCAYAAN

 

Bila anda tak percaya pada seseorang, maka kebaikan apa pun yang dilakukannya tetap mengundang keraguan dalam diri anda. Tanpa disadari anda mendapati selalu saja ada kesalahan dalam tindakannya. Ketidakpercayaan menyayat lebih tajam daripada kritik pedas.

 

Sebaliknya, bila anda percaya pada seseorang, semua kekeliruan yang dilakukannya adalah titik tolak untuk melakukan perbaikan. Tanpa disadari anda terdorong untuk membenahi dan mengisi kekurangan yang ada. Kepercayaan adalah jaring penyelamat bagi setiap peloncat yang gagal.

 

Keberhasilan bukan hanya karena kerja keras anda sendiri, pasti ada sebentang jaring kepercayaan yang dihamparkan oleh para pembimbing anda.

Sedangkan kegagalan seringkali diakibatkan gagalnya anda meraih kepercayaan orang lain. Uniknya, anda hanya akan meraih kepercayaan manakala anda mau mempercayai orang lain pula. Tali yang kuat terpilin dalam simpul yang kuat.

Saling mempercayai adalah simpul yang jauh lebih kuat.

 

PERLUKAH MENCARI JALAN PINTAS?

 

Keberhasilan tak diperoleh begitu saja. Ia adalah buah dari pohon kerja keras. Jangan terlalu berharap pada kemujuran. Tahukah anda apa itu kemujuran? Bukankah, kita tak selalu mampu menjelaskan dari mana datangnya kemujuran. Sadarilah bahwa segala sesuatu perlu berjalan alami dan semestinya. Pertumbuhan diri adalah proses mendaki tangga. Anda harus melalui anak tangga satu per satu. Tak perlu repot mencari-cari jalan pintas, karena tak ada jalan pintas. Hargai saja setiap langkah kecil yang membawa anda maju. Ketergesaan adalah beban yang memberati langkah saja.

 

Amatilah jalan lurus anda. Tak peduli bergelombang atau berbatu, selama anda yakin berada di jalan yang tepat, maka melangkahlah terus. Dan, jalan yang tepat itu adalah jalan yang menuntun anda menjadi diri anda sendiri.

 

RANTAI YANG MENGIKAT KAKI

 

Seorang pawang gajah pernah bercerita bahwa gajah harus dilatih sejak masih kecil dan lemah. Pertama-tama kaki bayi gajah diikat dengan rantai baja yang kuat pada sebuah tonggak yang kokoh. Gajah hanya bisa berjalan sejauh panjang rantai. Jika ia berusaha melarikan diri, rantai baja akan menahannya. Biasanya ia akan mencoba memutuskan rantai itu dengan menariknya kuat-kuat, namun ia masih terlalu lemah untuk bisa mengalahkan kekuatan rantai baja. Ini berlangsung selama bertahun-tahun sampai tertanam dalam benak gajah bahwa ia takkan pernah mampu memutuskan rantai yang mengikat kakinya. Dengan demikian sang pawang bisa membawa gajah bekerja di ladang dan hutan tanpa khawatir melarikan diri. Lalu, apalah bedanya rantai baja dengan tali ijuk, bila sang gajah tetap saja menganggap dirinya takkan mampu mengalahkan apa yang mengikat kakinya?

 

Apakah hal ini terjadi pada hidup kita? Jika selama ini kita membiarkan diri terbelenggu pada pengalaman masa lalu, tanpa sedikit pun ada keberanian untuk menginsafinya, maka jangan salahkan siapa-siapa jika kita takkan pernah mampu melepaskan diri dari penyesalan.

 

BERKENAN MEMBERI

 

Mungkin tak seorang pun bersimpati pada kesulitan anda. Atau mau mendengar dan memperhatikan keluhan anda. Itu tak apa. Biarkan saja. Manusia selalu disibukkan oleh urusannya sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingan egonya. Jadi mengapa anda harus kesal dan memasukkannya ke dalam hati? Hidup ini sederhana, bila kita tak selalu menuntut belas kasih dari orang lain. Hidup ini terasa manis, ketika kita bersedia menolong pada orang lain tanpa pamrih. Semakin banyak anda memberi, semakin ringan langkah anda jadinya.

 

Cobalah berdiri di depan jendela dan pandanglah keluar. Tanyakan pada diri anda, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat anda hadir di sini. Tentu, bukan untuk merengek atau meminta sanjungan. Namun, demi sebuah kegunaan yang takkan sia-sia. Bahkan seekor cacing tanah pun menggeliat untuk menggemburkan sawah. Apalagi anda yang telah sempurna untuk seluruh tugas hidup anda. Namun, itu hanya terwujud bila anda berkenan memberi.

 

JANGAN HABISKAN WAKTU UNTUK MENGKRITIK

 

Anda akan memiliki lebih banyak "waktu" dengan tidak mengkritik. Setiap orang memahami sesuai prasangkanya. Setiap orang berhak mempertahankan pendiriannya. Jadi untuk apa anda menyusahkan diri dengan mengkritik apa yang terjadi pada orang lain. Anda takkan mampu memahami semua hal. Anda mungkin tidak melihat apa yang dilihat orang lain. Keterbatasan pikiran dan prasangkalah yang membuat anda takabur sehingga seolah-olah melihat apa yang tak dilihat orang lain.

 

Bila perahu anda bocor di tengah lautan. Kritik pada si pembuat perahu tak akan menolong anda dari ketenggelaman. Anda harus menambal lubang, atau terjun ke air dan berenang. Ini menolong anda sendiri. Semua tindakan bagai simpanan yang akan anda tarik kelak. Dan seburuk-buruknya simpanan adalah kecaman. Sedangkan pertolongan selalu memberikan bunga yang terbaik.

 

MENGAPA HARUS MEMILIKI?

 

Di manakah kita bisa temukan keindahan hidup? Di sebuah sudut alun-alun kota ini, sepasang suami istri pedagang kaki lima meringkuk dalam tenda dikelilingi oleh beberapa anaknya. Hujan deras turun sejak petang. Penganan yang dipajang sudah dingin dari tadi. Tapi mereka tetap saling bercanda sambil membiarkan suara radio kecil meramaikan suasana dengan sedikit gemerisik. Kau pasti rugi, pak? "Ya, tidak apa-apa, semoga besok cuaca terang," demikian jawabnya. "Kami ini pedagang kecil, mas. Tak punya apa-apa. Jadi kalau toh rugi, kami tak kehilangan apa-apa. Orang yang takut kehilangan biasanya mereka yang merasa memiliki apa yang diusahakannya. Padahal, siapa yang bisa menjamin malam ini tidak hujan? Betapa hebatnya pemilik hujan itu sehingga bisa membuat warung kami tak ada pengunjung? Bahkan kami sendiri tidak kuasa atas perniagaan ini."

 

Ah, betapa sederhananya. Bila kita mengaku berkuasa atas apa yang kita "miliki", kita tercebur dalam lautan ilusi yang menenggelamkan saat apa yang kita "miliki" hanyut terdera ombak. "Memiliki" adalah rantai besi yang mengikat kita pada batu karang dasar laut. Menyadari ketidakkuasaan diri di hadapan semesta raya adalah kunci pembuka rantai itu.

Komentar