PERHATIKAN INTEGRITAS ANDA
Bukan karena anda tak memiliki
seorang pun pengikut, anda tak berhak disebut pemimpin. Setiap dari anda tak
lepas dari seorang pengikut, yaitu diri anda sendiri. Sebelum memimpin orang
lain, anda harus mampu memimpin diri, intelegensi dan perasaan anda sendiri.
Pemimpin sejati mencemaskan apa yang terjadi dalam diri sendiri lebih dari apa
yang terjadi di belakang mereka.
Karenanya, satukan pikiran,
perasaan dan tindakan pada tujuan. Maka anda akan memiliki integritas.
Karenanya, pimpinlah diri anda sendiri lebih baik daripada orang lain. Maka
anda akan menjadi teladan. Karenanya tunjukkan bahwa anda bertanggung jawab
penuh pada diri dan tujuan. Maka anda akan meraih kepercayaan. Tidak ada harga
murah bagi sebuah kepercayaan. Hanya integritas kuatlah yang mampu membayarnya
tunai.
ANDA MEMERLUKAN KEBERANIAN UNTUK
SUKSES
Seperti
pucuk-pucuk pohon, semakin tinggi anda berdiri semakin kencang angin menerpa.
Seperti puncak-puncak gunung, semakin tinggi anda memanjat, semakin sendiri
para pendaki. Berada di atas berarti berada di medan yang semakin berat.
Karenanya hanya pendaki-pendaki tangguh saja yang berhasil menjejakkan kakinya
di sana. Anda memerlukan keberanian untuk berhasil.
Anda harus meneguhkan tekad dan
memompakan keberanian. Anda tahu apa yang terjadi selama perjalanan menuju
keberhasilan. Tak ada jalan mudah. Namun bila anda tak memulainya, anda takkan
kemana-mana. Kecuali tetap berada di situ; di lingkaran nol besar anda. Jangan
gentar untuk melangkah sekecil apa pun. Tak perlu peduli apakah anda kelak bisa
menjejakkan kaki di puncak, jangan sampai anda kehilangan keberanian.
MILIKILAH KECERIAAN KANAK-KANAK
Tujuan adalah kebahagiaan anda.
Dan kebahagiaan haruslah menjadi tujuan anda. Kebijakan sejati mengatakan bahwa
kebahagiaan tidak terletak jauh dimana. Kebahagiaan tertanam di dalam diri anda
sendiri. Anda hanya perlu menemukannya. Sayangnya kebahagiaan seringkali
tertimbun oleh endapan rasa takut dan sedih akibat hal-hal di luar diri anda.
Untuk itu anda harus menyingkirkannya; yaitu dengan memutuskan untuk tetap
berbahagia. Dunia mungkin membuat anda bersedih namun dunia tak boleh memiliki
anda. Di dalam diri anda harus berjuang keras untuk tidak di batasi oleh
kejadian luar. Di dalam anda tetap memiliki kebahagiaan.
Mengapa tak anda perhatikan sorot
mata antusias anak-anak? Mereka tetap menemukan permainannya meski di tengah
panas terik dan hujan lebat. Mereka melakukan itu karena dorongan keceriaan dan
kebahagiaan dari dalam diri.
Diri dalam mereka tidak dibatasi
oleh dunia luar. Sedangkan orang tua mereka mungkin menggerutu karena teriknya
matahari atau lebatnya hujan. Bukankah, orang bijak adalah orang yang tidak
kehilangan kegembiraan kanak-kanaknya
BERKACALAH PADA DIRI SENDIRI
Ketika dua cermin saling
berhadapan, akan muncul pantulan yang tak terhingga. Begitulah bila anda mau
bercermin pada diri anda sendiri. Anda
akan menemukan bayangan yang
terhingga. Bayangan itu adalah kemampuan anda yang luar biasa; ketakterbatasan
yang memberi kekuatan untuk menembus batas rintangan diri. Berkacalah pada diri
sendiri, maka anda akan menemukan kekuatan.
Singkirkan cermin diri orang
lain. Karena di sana anda hanya akan melihat kekurangan dan kelemahan anda
dibanding orang lain. Lebih buruk lagi, anda hanya akan menemukan ketidakpuasan
diri. Dan ini akan menjerumuskan anda ke dalam jurang kekecewaan. Anda bukan
orang lain. Anda adalah anda yang memiliki jalan keberhasilan sendiri. Mulailah
hari ini dengan menatap wajah anda. Carilah bayangan yang tak terhingga itu. Di
sana ada kekuatan yang akan membawa anda ke puncak keberhasilan.
KEDAMAIAN YANG KITA DAMBA
Semua orang mendambakan kedamaian
hati, tak terkecuali kita. Ada orang mengira bahwa kedamaian tercapai saat
dirinya terlupa dari kesedihan.
Padahal, belum tentu ia temukan
kedamaian di tengah-tengah kegembiraan.
Seringkali, ketika kegembiraan
berlalu, kesedihan kembali merundung dirinya. Kedamaian hati tidak terletak di
antara perasaan suka dan duka. Kedamaian bukanlah untuk dirasa-rasakan. Justru,
kedamaian ditemukan saat kita mampu menguraikan semua perasaan yang berlalu
lalang dalam diri kita, untuk kemudian terlepas dari kemelekatan padanya.
Menemukan kedamaian itu bagai
berjalan menembus kabut tebal. Di saat kita tak tergoyahkan dan terus melaju,
kabut itu tersibak, terurai dan memudar. Kemudian, di depan sana kita dapati
berpendar-pendar terang. Kita pun melihat kenyataan lebih jelas lagi.
PERTANYAAN
YANG TAK PERLU DIJAWAB
Jika
seseorang bertanya pada anda, "Hal apa yang paling berharga yang telah
anda dapatkan dalam hidup ini?" Maka, jawaban apa yang anda berikan?
Apakah anda menunjukkan berapa banyak uang, tabungan dan kekayaan yang telah
anda peroleh? Padahal siapa pun tahu, seringkali uang bukanlah hal yang paling
berharga dalam hidup ini. Apakah anda membanggakan kesehatan dan kekuatan diri
anda? Padahal siapa pun tahu, pada waktunya tubuh akan menua dan renta. Atau
apakah anda membuktikan kepandaian dan kepiawaian anda? Padahal siapa pun tahu,
setinggi-tinggi langit selalu ada langit di atasnya.
Hal
yang paling berharga dalam hidup ini sesungguhnya adalah kebahagiaan batin
kita. Manusia siap menukar apa pun demi kebahagiaan hidupnya. Sayang, tak
seorang pun mampu mengukur seberapa berharga kebahagiaan yang telah kita
temukan dalam hidup ini. Kebahagiaan memang bukan untuk diukur, atau bahkan
dipertanyakan. Maka mungkin, jawaban terbaik atas pertanyaan itu adalah
senyuman tanpa kata, namun penuh makna.
JANGAN PANDANG HUTAN DARI
SEMAKNYA
Tak
ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Anda hanya perlu untuk
mengerti. Ketakutan berasal dari keterbatasan pikiran. Bukalah pikiran untuk
memahami ketakutan anda. Maka anda akan menemukan keberanian untuk
menghadapinya. Jangan sembunyikan, tunda atau berhenti untuk memecahkan masalah
anda. Karena bahayanya bukan karena masalah itu semakin membesar, namun pikiran
anda yang semakin kerdil; pandangan anda yang semakin sempit.
Berjalan
menuju keberhasilan anda adalah berjalan di hutan lebat. Jangan berhenti hanya
semak belukar. Dan jangan pandang hutan dari semaknya belaka. Anda harus mampu
melewatinya. Sekali anda mampu mengatasi ketakutan, anda memiliki ketahanan
untuk menghadapi kesulitan serupa. Pahami bahwa semua itu sangat baik bagi
kekuatan anda untuk menghadapi kesulitan yang lebih besar.
SINGKIRKAN KETAKUTAN, RAIHLAH
KEBEBASAN
Jalan
keberhasilan ini adalah milik anda. Pada saat anda menyadari bahwa anda
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatunya, dan anda tak menemukan alasan
apa pun untuk menyalahkan orang lain, di saat itulah anda menemukan jalan anda
sendiri. Di saat itulah anda menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. Hanya
anda yang mampu memikul hidup anda, bukan orang lain.
Bila
anda menganggap hidup adalah suatu tugas, tunaikanlah. Bila anda menganggap
hidup adalah beban, pikullah. Bila anda menganggap hidup adalah harta karun
yang tak terhingga, berbagilah. Kerjakan yang terbaik dari diri anda. Tujuan
hidup akan anda temukan di saat anda menjalani perjalanan anda.
Dan
yang terpenting, anda tak kan menemukan apa-apa bila diam tak melakukan
sesuatupun.
Dan
yang terpenting, anda tak kan menemukan apa-apa bila ada tidak berubah
MASALAH ADALAH HADIAH
Bila anda menganggap masalah sebagai beban,
anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai
tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang
dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat
keberhasilan di balik setiap masalah. Itu adalah anak tangga menuju kekuatan
yang lebih tinggi.
Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan
untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan.
Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh
induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan
pula, eraman hangat di
malam-malam yang dingin. Namun, ketika
mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak
elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan,
matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun
kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang.
Bila anda tak berani mengatasi masalah,
anda tak kan menjadi seseorang yang sejati.
TERIMALAH KESALAHAN APA ADANYA
Bila anda tak pernah melakukan
kesalahan, ada baiknya anda melihat lagi langkah anda. Jangan-jangan anda tak
melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis
lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan. Kesalahan
menuntun anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu,
kesalahan memimpin anda untuk mengambil tindakan yang lebih baik. Kesalahan
adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus anda kerjakan.
Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila
kesalahan menimpa anda. Karena, di balik kesalahan tersimpan kesempatan yang
tersembunyi.
Colombus melakukan
"kesalahan" yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India,
yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang
mengikuti "kesalahan" tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka.
Masihkah anda menganggapnya sebagai kesalahan?
BICARALAH DENGAN BAHASA HATI
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan
oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak
ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang
tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat
dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan
semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa
lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.
Anda tak kan dapat menghentikan tangis
seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan anda yang kuat. Atau,
membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus
mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada
anda. Mulailah melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.
TENTUKANLAH TUJUAN ANDA
Anda
memang dapat melakukannya. Dan tak seorang pun dapat menghentikan langkah anda
kecuali anda sendiri. Yang perlu anda lakukan adalah memutuskan apa yang ingin
anda raih. Tanpa tujuan, anda mungkin tak pergi kemana-mana. Atau, malah tiba
di tempat yang tak anda inginkan. Tujuan menyediakan garis start untuk memulai,
jalan untuk dilalui, dan tempat untuk dituju. Pahamilah bahwa tujuan memberi
anda segalanya. Anda hanya perlu memutuskan, maka tujuan takkan menyia-nyiakan
anda, kecuali anda memutuskan untuk tak meraihnya.
Tanpa
tujuan seluruh kekuatan anda sebagai manusia sejati bisa jadi sia-sia. Tanpa
tujuan, anda ibarat perahu kuat dengan layar terkembang yang terombang-ambing
ombak tanpa nakhoda. Seberapa tangguh perahu itu mengarungi samudra, ia takkan
mencapai pantai mana pun. Alih-alih mendarat di tanah impian, malah tenggelam
ke dasar laut menjadi sebongkah rumah ikan.
KETERBATASAN ANDA ADALAH TANGGUNG
JAWAB ANDA UNTUK MEMBEBASKANNYA
Satu-satunya
yang membatasi diri anda di jalan keberhasilan adalah pikiran anda sendiri;
yaitu pikiran yang mengatakan bahwa anda tak bisa mencapai tujuan anda. Tidak
cukup hanya sekedar memiliki tujuan, anda harus berani menyingkirkan pikiran
yang menghambat anda. Tanamkan pikiran dan sikap positif. Katakan pada diri
anda sendiri bahwa anda akan berhasil, anda mampu meraihnya; anda sanggup
mencapainya. Maka sesuatu yang luar biasa terjadi, anda memang benar-benar
berhasil meraih tujuan anda. Buanglah keterbatasan pikiran anda, maka anda akan
menemukan kebebasan serta kekuatan untuk meraih apa saja yang anda inginkan.
Tak
perlu menjadi seorang yang gagah berani untuk mengarungi angkasa luar. Dengan
pikiran yang bebas dan tak terbelenggu, Stephen Hawking, jenius cacat yang
kesulitan untuk ke kamar kecil itu, mampu bercerita tentang keajaiban alam
raya. Kini anda bisa perhatikan, keajaiban itu sebenarnya terletak di pikiran
beliau. Anda telah memilikinya, bebaskan dari belenggu keterbatasan, maka anda
dapat mewujudkan tujuan anda.
PERCAYA DIRI ADALAH KUNCI
KEBERHASILAN
Berpikirlah bahwa anda bisa
melakukan sesuatu. Pada saat anda merasa bisa, anda telah memiliki kunci
pertama keberhasilan anda, yaitu kepercayaan diri. Jauhilah orang-orang yang
berusaha memadamkan obor semangat anda. Mereka takkan pernah bisa menolong anda
sebagaimana mereka takkan pernah bisa menolong diri mereka sendiri. Rasa
percaya diri bukan saja mendorong anda untuk bisa, ia membentuk diri anda.
Tanamkan rasa percaya diri sekuat
mungkin. Teriakkan bahwa anda bisa hingga anda benar-benar mendengarkannya.
Gores dalam-dalam di lempengan hati anda. Pukul kuat-kuat dada anda. Pastikan
anda merasakan rasa bisa anda membakar seluruh tubuh, sebagaimana bahan bakar
membakar roket yang membawa anda melejit pada kenyataan bahwa anda memang bisa
melakukannya. Percaya diri adalah bahan bakar yang tak kenal habis. Ia berlipat
ganda begitu anda terus melangkah maju.
JANGAN BERHENTI, ATAU MATI
Jangan
berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun
sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Anda
hanya perlu menyadari itu. Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak
anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja
bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberikan kepuasan diri. Itulah
yang diharapkan oleh alam dari anda.
Air
yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih cepat
macet. Mesin yang tak pernah dinyalakan lebih cepat berkarat. Kaki
yang
tak pernah berolahraga lebih cepat terkena rematik. Hanya perkakas yang jarang
digunakanlah yang kita simpan dalam laci berdebu. Alam telah
mengajarkan
kunci kebahagiaan anda. Jangan berhenti untuk bergerak meraih keberhasilan
anda, atau anda akan lebih cepat tua dan tak berguna.
ANDA PERLU TERPESONA
Hiduplah dengan penuh antusiasme.
Hadapi sesuatu dengan hasrat untuk terpesona. Dunia ini sudah begitu
menakjubkan. Jangan biarkan anda
menyia-nyiakan pandangan untuk
mereguk rasa kagum. Yang anda perlukan adalah responsi yang spontan. Ada
baiknya anda sedikit mengurangi pertimbangan dan penilaian anda mengenai
positif atau negatif. Sikap antusias hanya membutuhkan dan hanya melihat sisi
positif dari segala sesuatu.
Ini bukan masalah agar anda
tampak bersemangat dan ceria dalam menjalani jalur keberhasilan anda. Namun,
ini akan meringankan anda dari hal-hal yang mengkhawatirkan. Tak ada gunanya
melihat dan mencemaskan sisi negatif. Pikiran anda terlalu jernih untuk
dibebani dengan prasangka-prasangka. Kini, biarkan rasa kagum dan imajinasi
memenuhi benak anda.
BERLAYARLAH
MENUJU PANTAI HARAPAN
Anda
adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik,
dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi
samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perahu
diciptakan, tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga. Dermaga adalah
masa lalu anda. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda. Jangan
buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada anda. Jangan
biarkan masa lalu menambat anda di situ. Lepaskan diri anda dari ketakutan dan
penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah. Berubahlah
Yang
memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu
karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang.
Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus
segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.
BERSYUKURLAH PADA APA SAJA
Anda wajib mensyukuri apa pun yang
menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk
senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan
bahwa anda tidak realistis. Namun, sebenarnya sikap anda jauh lebih realistis,
yaitu
membebaskan diri anda dari
kecemasan atas kesalahan. Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan
penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur.
Semakin banyak anda bersyukur
semakin banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari, semakin berat
beban yang anda jejalkan pada diri anda. Kebanyakan orang lebih terpaku pada
kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan
lalu mensyukurinya. Karena, anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh
kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena anda
melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di
pandangan anda.
HARGAILAH
DIRI ANDA DENGAN MENGHARGAI TUBUH ANDA
Anda
memiliki permata yang harus diletakkan di tempat terhormat, yaitu harga diri
anda. Letakkanlah harga diri anda pada tubuh yang terhormat.
Perlakukanlah
diri anda seperti meletakkan lukisan di bawah cahaya lampu terbaik. Tubuh
adalah anugerah. Hanya orang-orang yang berharga diri rendah saja yang
mengabaikan dan menyia-nyiakan tubuhnya.
Di
dalam tubuh yang terhormat terdapat diri yang terhormat. Anda takkan bisa
memahat patung yang indah dari kayu lapuk. Anda takkan mampu membangun tembok
kokoh dari tanah humus. Bukan karena tubuh anda kuat anda menjadi terhormat,
namun karena anda terhormatlah tubuh anda menjadi kuat.
ORANG
BESAR BERPIKIR BESAR
Anda
besar dengan berpikir besar. Anda kecil bila berpikir kecil. Keterbatasan anda
adalah pikiran anda. Mimpi dianugerahkan agar anda bisa
berpikir
besar. Maka bermimpilah menjadi besar. Mulailah dari pikiran anda. Keberhasilan
semata-mata bagaimana anda meletakkanya dalam pikiran. Tidak ada yang salah
pada lingkungan sekitar. Tidak pula salah pada waktu anda. Semua memberikan
tempat dan kesempatan bagi anda untuk meraih keberhasilan. Tinggal anda
mengambil langkah pertama, yaitu berpikir besar.
Tak
ada yang salah pada katak yang merindukan bulan. Tak ada yang salah pada kera
yang ingin menjadi dewa. Jangan hiraukan ucapan orang lain. Bergaullah
dengan orang-orang yang berkepribadian besar. Perlakukanlah diri anda dengan
penuh rasa hormat, maka orang lain akan menghormati anda sebagai orang besar.
KESULITAN MEMBAWA ANDA PADA KEBERHASILAN
Kita
mahfum bahwa perjalanan ini tak mudah. Cepat atau lambat kita akan melintasi
daerah yang berbatu, licin dan terjal. Kita menyebutnya sebagai masa sulit.
Bagaimana cara anda mengatasinya menentukan apakah anda bisa terus melangkah di
jalan keberhasilan atau tidak. Rintangan tampak bagai wajah yang menakutkan,
hanya bila anda memalingkan pandangan dari tujuan.
Tapi,
bagaimana anda bisa sampai di ujung cakrawala bila terhenti di situ.Bukankah
seorang murid saja harus menempuh ujian agar bisa naik kelas.
Bahkan,
agar bisa tetap berada dalam kelas pun ia harus menunaikan pekerjaan rumahnya
setiap malam.
Kita
mendapatkan intan yang terbaik dengan menggosoknya. Pedang yang tajam tercipta
karena tempaan dan panas yang melelehkan. Begitu pula, kesejatian kita takkan
terujud bila tak diuji dengan kesulitan. Kesulitanlah yang membawa anda naik ke
tangga keberhasilan yang lebih tinggi. Sedangkan, kemudahan melenakan anda
untuk tetap berputar-putar di lantai bawah.
TAK SEORANG PUN KUASA MENOLAK
ANDA
Tak seorang pun dapat menolak
atau mencampakkan anda, hanya karena mereka mengatakan tidak pada usul anda.
Bukankah anda berhak memiliki pendapat sendiri, demikian juga mereka. Jangan
menganggap apa ada dalam benak anda harus dapat disepakati oleh orang lain.
Bukalah kesempatan lebar-lebar dengan tidak menutup kesempatan bagi orang lain.
Saat usul anda tidak disepakati, terbukalah pilihan lain bagi anda. Mengiranya
sebagai penolakan sama dengan mencampakkan diri anda dari kemungkinan yang
lebih luas. Tak seorang pun kuasa menolak suatu ide kecuali menambah kokohnya
ide itu. Hanya bila anda memiliki pikiran yang sempit, ide itu akan gugur
begitu saja. Bagai debu terhembus angin.
Seandainya cuma ada satu nada tercipta,
betapa membosankannya semua komposisi. Bahkan agar kuat, bangunan pun harus
terbuat dari batu bata yang tersusun selang seling. Sedangkan tikar tak bisa
dianyam hanya dengan selajur lurus daun lontar. Perbedaan bukan hanya
melahirkan keindahan, juga kekuatan dan manfaat. Hanya mereka yang tak mengerti
yang menganggapnya sebagai bencana.
BUSANAILAH UCAPAN ANDA
DENGAN SENYUM
Tersenyumlah. Karena senyuman akan
meluluhkan banyak hal. Ia menghangatkan kepalan tangan yang menggigil. Ia
menyejukkan dada yang membara. Tak cukup anda hanya berkata-kata, lebih baik
anda meriasnya dengan busana terindah; yaitu senyuman. Tersenyumlah saat
bertatap muka, berbicara di telepon, atau menulis surat. Anda akan dikejutkan
betapa hebatnya secarik senyuman mengubah diri anda dan orang lain. Senyuman
adalah bahasa bibir yang langsung mengetuk hati. Karena tersenyum adalah
sedekah termudah, termurah dan terindah yang bisa anda berikan, jangan
sembunyikan itu di balik kebekuan hati anda.
Entah darimana anak-anak belajar melukis
wajah matahari pagi dengan selengkung senyum. Mungkin mereka tahu, segarnya
senyuman tak kalah dari segarnya matahari pagi. Mungkin pula mereka teringat,
semasa bayi dahulu, para orangtua rela berjungkir balik atau menampakkan mimik
lucu mereka, demi sebuah senyuman tulus seorang bayi. Atau, mungkin anak-anak
itu mengajari anda bahwa memulai hari dengan senyuman jauh lebih berharga
daripada memikirkan rencana-rencana lain. Cobalah.
CARILAH KESADARAN DIRI ANDA
Akuilah bahwa anda takkan
memiliki semua jawaban atas pertanyaan hidup ini. Hidup tak sekedar pertanyaan.
Hidup adalah misteri. Mudahnya, kita tak perlu mencari semua jawaban. Carilah
kesadaran akan diri anda. Tak bisa anda memberikan sesuatu pada dunia ini bila
tak tahu siapa diri anda sendiri. Anda adalah sosok unik yang tercipta dari
keputusan dan pengalaman hidup, bagaimana anda akan menggunakan cermin orang lain
untuk menemukan kesadaran akan diri sendiri.
Dan perjalanan terpenting bagi
setiap manusia adalah perjalanan ke dalam hati, menemukan diri sejati. Semakin
tinggi anda mendaki bukit, anda tiba di kaki gunung. Semakin tinggi anda
mendaki gunung, anda tiba di kaki mahameru. Semakin tinggi anda memanjat
mahameru, anda tiba di kaki langit. Kini anda tak mungkin mendaki lagi, anda
perlu terbang melayang. Hingga seperti Icarus yang lebur dalam sentuhan cahaya
matahari.
HARI ISTIRAHAT ADALAH HARI
MATAHARI
Hargailah waktu istirahat anda.
Istirahat bukanlah saat berhenti yang tak menghasilkan produktivitas apa-apa.
Atau sekedar waktu luang di antara
kesibukan. Istirahat adalah
bergerak maju dengan nafas yang teratur dan langkah yang ringan. Jangan memacu
diri anda dengan kecepatan yang sama.
Suatu saat anda akan melalui
tikungan, tanjakan atau curaman. Di situ anda perlu memindahkan persneling diri
anda, menurunkan kecepatan, meringankan kumparan. Saat itulah anda harus
menghirup nafas dalam-dalam, dan merasakan kesegaran baru. Istirahat diadakan
bukan untuk melupakan tujuan, namun memberikan kesempatan untuk memperoleh
kesadaran akan diri anda, demi sebuah langkah baru, penciptaan baru, pada jalan
keberhasilan anda. Itulah maksud dari rekreasi.
Tak salah bila orang Inggris
menyebut hari Minggu sebagai Sunday, hari matahari. Dan, itu bukanlah hari
libur untuk melangkah, namun hari untuk
menyadari bahwa ada matahari
dalam hidup anda. Cahaya matahari adalah sumber energi yang menumbuhkan
kehidupan, dan juga menggugah kesadaran bahwa anda memiliki bayang-bayang hitam
di balik sinarnya. Bila anda menjauhi cahaya, anda berjalan mengikuti
bayang-bayang hitam anda. Namun bila anda berjalan menuju cahayanya,
bayang-bayang itu tertinggal di belakang. Setiap hari adalah hari matahari,
hari cahaya, hanya bagi mereka menyadari.
PERTANDINGAN BELUM USAI HINGGA
BENAR-BENAR USAI
Jangan pernah berkata "tidak
akan pernah". Itu menutup semua pintu. Mengabaikan semua kesempatan dan
perbaikan. Sekaligus mengecilkan arti diri anda. Tak seorang pun tahu semua
jawaban. Namun sebuah kemungkinan pasti datang bila kita bersedia membuka pintu
cukup lebar. Ubahlah ketertutupan dengan memberikan maaf. Sediakan ruang yang
lebar bagi orang lain utuk mengetuk pikiran anda. Mengatakan "tidak akan
pernah" berarti menolak masa depan yang pasti datang. Tidak pernah adalah
tidak ada, kecuali dalam kesempitan pikiran yang berasal dari kesombongan anda.
Tak seorang pun bisa menolak anda
kecuali pikiran anda sendiri. Begitu pula, anda takkan kuasa menolak orang lain
kecuali dalam pikiran anda. Terimalah segala kemungkinan biarpun tampaknya
bagai keajaiban. Katakan bahwa mereka boleh datang kembali suatu saat.
Sampaikan bahwa mereka diijinkan untuk menghubungi lagi esok. Jangan
sekali-kali memaku harga mati. Sebelum peluit ditiupkan, pertandingan masih
berlagsung. Bola masih berputar. Goal pun masih mungkin tercipta. Bahkan
kemenangan pun masih bisa dirayakan.
MULAILAH MEMBERI
Bila tak seorang pun berbelas
kasih pada kesulitan anda. Atau, tak ada yang mau merayakan keberhasilan anda.
Atau tak seorang pun bersedia mendengarkan, memandang, memperhatikan apa pun
pada diri anda. Jangan masukkan ke dalam hati. Manusia selalu disibukkan oleh
urusannya sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri. Anda
tak perlu memasukkan itu ke dalam hati. Karena hanya akan menyesakkan dan
membebani langkah anda. Ringankan hidup anda dengan memberi pada orang lain.
Semakin banyak anda memberi semakin mudah anda memikul hidup ini.
Berdirilah di depan jendela. Pandanglah
keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini.
Pasti ada alasan kuat mengapa
anda hadir di sini. Bukan untuk merengek
atau meminta dunia menyanjung anda. Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan.
Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah
batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala
kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud
bila anda mau memberikannya.
MENGAKUI KESALAHAN MENDAPATKAN
KEHORMATAN
Akuilah kesalahan anda. Mengakui kesalahan
bukanlah pertanda kelemahan. Justru diperlukan kekuatan yang luar biasa besar
untuk mampu melihat dan mengakui kesalahan. Terlebih lagi untuk meminta maaf
sekaligus membangun komitmen baru untuk memperbaikinya. Sebagai manusia, anda
takkan bisa mencapai kesempurnaan. Kebijakan dan pelajaran hidup takkan
tercapai dengan mengejar kesempurnaan. Namun, kesalahan adalah teman terbaik
yang membisikkan bagaimana kita sebaiknya bertindak. Dengan mengakui kesalahan
anda membungkam semua celotehan dan mengubahnya menjadi rasa hormat. Yang perlu
anda lakukan adalah bertindak benar. Salah satunya, anda harus berani mengakui
kesalahan.
Anda mungkin masih teringat
sewaktu kanak-kanak dulu, betapa ngerinya mengakui kesalahan. Anda dihukum
berdiri di depan kelas, atau menerima
jeweran, yang meski tak
menyakitkan namun membuat hati terluka. Anda tahu, anda dihukum bukan karena
mengakui kesalahan, namun karena tak mau mengakui kesalahan pada waktunya.
Bahkan, kini pun masih banyak orang takut mengakui kesalahan. Padahal, dengan
mengakui kesalahan dan bersedia menerima konsekuensinya, anda dapat tertidur
dengan tenang di malam hari. Anda pun tak perlu takut untuk bangun keesokan
harinya. Memang, esok hari hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berani
menghadapinya.
JANGAN BIARKAN BISA MENJADI TIDAK
BISA
Mulailah mengerjakan sesuatu.
Jangan biarkan pertanyaan memenuhi benak anda sehingga melunturkan kemampuan
anda untuk melakukan sesuatu. Memang, banyak hal yang tidak bisa kita lakukan
saat ini. Karena itu tinggalkan saja. Kerjakan sesuatu yang anda bisa, meski
hanya menuliskan sebuah titik. Jangan biarkan sesuatu yang tak bisa anda
kerjakan malah menyurutkan niat anda untuk mengerjakan sesuatu yang bisa anda kerjakan.
Perhatikan saja keberanian anda untuk mengambil tindakan. Sekecil apa pun
langkah pertama yang anda tapakkan adalah langkah besar bagi keberanian anda.
Tak perlu disibukkan dengan
pertanyaan: mana yang lebih dulu, "Telor" atau "Ayam". Yang
perlu anda lakukan adalah melihat apa yang ada dalam genggaman dan
menghargainya. Yaitu, dengan mengerjakan sesuatu sebaik-baiknya. Bila telur
yang berada dalam genggaman, eramilah hingga ia menetas menjadi seekor anak
ayam. Sedangkan, bila ayam yang berada dalam genggaman, peliharalah sampai bisa
menghasilkan telur-telur. Lebih dari sekedar mempertanyakannya namun
mengerjakannya.
BERHENTILAH MENGKRITIK, MULAILAH
MENOLONG
Anda akan memiliki lebih banyak
"waktu" dengan tidak mengkritik. Setiap orang memahami sesuai dengan
prasangkanya. Dan mereka berhak mempertahankan pendiriannya. Jadi untuk apa
membebani diri anda dengan mengkritik apa yang terjadi pada diri orang lain.
Anda tak selalu memahami segala sesuatu. Mungkin saja anda tidak melihat
sesuatu yang dilihat orang lain. Namun, keterbatasan pikiran anda
mengaburkannya sehingga seolah anda yang melihat sesuatu yang tak dilihat orang
lain. Bersikaplah jujur. Sungguh jauh berbeda antara mengecam dengan menolong.
Kecaman melemahkan. Sedangkan pertolongan memperkokoh. Dan itu berlaku bagi
yang memberi maupun yang menerima.
Bila perahu anda bocor di tengah
lautan. Kritik anda pada si pembuat perahu tidak akan menolong anda dari
ketenggelaman. Anda harus menambal lubang itu atau terjun ke air untuk
berenang. Ini akan menolong anda sendiri. Semua tindakan anda merupakan
tabungan bagi diri anda sendiri, yang akan anda tarik kelak. Dan
seburuk-buruknya simpanan adalah kecaman. Sedangkan pertolongan selalu
memberikan bunga yang terbaik.
BUKAN HANYA MENDENGAR, TETAPI
DENGARKAN
Dengarkan. Bukan cuma mendengar,
namun anda harus mendengarkan. Mendengarkan adalah menyengaja mendengar.
Berikan perhatian yang tulus pada saat orang lain berbicara. Anda harus
membekukan lidah dan menutup rapat-rapat bibir anda. Orang terbiasa hidup dalam
keriuhan yang terjadi di luar dan dalam diri mereka. Mendengarkan adalah
berusaha mensepikan diri dalam anda dari perkataan anda sendiri. Tak perlu
menyepakati atau menolak ucapan orang lain. Karena mendengarkan bukanlah
menilai. Mendengarkan menangkap fakta sepolos mungkin tanpa penilaian apa-apa.
Tunggulah hingga orang lain selesai berbicara. Berikan komentar setelah anda
yakin anda mendengarkan dengan seksama.
Mendengarkan adalah kualitas
untuk hidup dalam ketenangan. Bila anda bersedia mendengarkan anda akan
mendengar suara-suara yang tak terucapkan. Hembusan nafas, degub jantung,
gemeretak otot, semilir rambut, adalah suara-suara jujur yang tak terucapkan
lewat kata-kata. Anda dianugerahi sepasang telinga untuk mendengar, dan
sebongkah hati untuk mendengarkan. Gunakan itu, maka anda akan menemukan
rahasia-rahasia yang tersembunyi, termasuk spasi di antara dua buah kata.
BERBUAT BAIK ADALAH ANDA
Salah satu harapan yang diucapkan
oleh orangtua ketika kita kecil dulu adalah "Semoga kau menjadi anak baik."
Baik merupakan kata dengan makna yang luar biasa. Anda tak perlu menjadi pintar
untuk mengetahui apa arti kata baik. Anda telah mengetahuinya semenjak anda
belum mengenal kata itu sendiri. Karena, baik adalah sifat dasar anda.
Berbuatlah baik seolah anda tak mengetahui bahwa itu kebaikan. Memang,
semestinya anda tak perlu merasa baik, karena ketika anda merasa baik, maka
kebaikan itu berjarak dari anda. Ia menjadi sesuatu yang baru bagi anda.
Saat anda mengasah pisau, anda
takkan mendapatinya menjadi tajam, hingga anda berhenti untuk menyentuh dan
merasakan ketajaman mata pisau. Saat anda memandangi kuntum bunga, anda takkan
mendapatinya merekah, hingga anda memalingkan muka untuk menemukan kembali ia
telah benar-benar mekar. Semua ini, sama dengan saat anda melakukan kebaikan,
anda tak perlu berusaha untuk menyadari kebaikan anda, karena suatu waktu anda
akan berhenti untuk menerima imbalan atas kebaikan yang telah anda perbuat.
Keinginan anda untuk merasakan buah dari kebaikan anda sekarang akan mengaburkan
motivasi juga kebaikan itu sendiri. Seperti debu yang tertiup angin.
TAPAKKAN
LANGKAH PERTAMA UNTUK KEBERHASILAN ANDA
Anda telah menuliskan tujuan anda dan
mengetahui arah yang harus dituju, maka semua itu tak akan tercapai bila anda
tidak bersedia mengambil langkah pertama. Bagian terberat dalam perjalanan
keberhasilan anda adalah keberanian untuk menapakkan langkah pertama anda.
Seluruh inti terwujudnya keberhasilan anda terletak pada saat anda memulainya.
Begitu anda telah memulai, keraguan sirna, ketakutan memudar, kekhawatiran
memupus. Semua itu terkalahkan oleh keberanian. Dan, keberanian adalah api yang
membakar habis daun kering.
Tak mudah bagi setiap pengarang untuk
mengetikkan kata pertama pada artikelnya. Tak mudah bagi setiap pelukis untuk
menyapukan goresan pertama pada kanvasnya. Tak mudah bagi setiap komponis untuk
menekan tuts nada pertama pada gubahannya. Langkah pertama adalah batu ujian
terberat bagi keberanian anda. Sebagaimana bangun di pagi buta terasa berat.
Namun anda harus melakukannya atau anda takkan beranjak dari tempat anda.
TAK ADA YANG SIA-SIA
Optimisme adalah memandang hidup
ini sebagai persembahan terbaik. Tiada sesuatu yang terjadi begitu saja dan
mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan.
Pasti ada maksud. Mungkin anda
mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya
karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani
menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.
Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah ceria.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah
optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan
alis.
Setiap tetes air yang keluar dari
mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai,
selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan
tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu suatu
saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan
dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung
dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari
setiap tetes air yang anda temui di selokan rumah anda?
JANGAN MENGELUH, ANDA TELAH
SEMPURNA UNTUK MISI ANDA
Ketika anda bercermin pagi ini,
yakinlah bahwa sosok yang anda temui di sana adalah diri anda yang sempurna.
Tiada cacat. Tiada kurang. Tak perlu anda mempertanyakan mengapa anda berparas
seperti itu, berwarna kulit ini atau bertubuh demikian. Anda telah dianugerahi
sosok terbaik; perlengkapan sempurna untuk menjalankan misi anda. Carilah
kekuatan pada diri anda sendiri. Terlalu banyak orang takut pada bayangannya
sehingga mencari bayangan orang lain. Anda hanya perlu mensyukuri apa yang ada
pada diri anda sendiri, maka anda akan menemukan kekuatan yang tak
terbayangkan. Nilai anda adalah apa yang anda karyakan bukan apa yang anda
keluhkan.
Rumput tetangga selalu tampak
lebih hijau, kata pepatah. Namun, rumput di halaman sendiri jauh lebih
berharga. Hidup ini bukan untuk mempersoalkan apa yang kita miliki, namun apa
yang dapat kita lakukan dengan apa yang kita miliki. Hidup ini terlalu singkat
untuk mencari semua jawaban, namun cukup untuk melakukan pekerjaan. Berhentilah
mengeluh. Pandanglah betapa sempurnanya anda. Jadilah kuat. Jadilah diri anda
sendiri.
PEREKAT KEMBALI PERSAHABATAN ANDA
Periksalah kembali persahabatan
yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang di sana? Atau anda telah
melupakannya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan
berarti memisahkan anda dari persahabatan. Beberapa orang mengatakan bahwa
menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apa pun sendiri. Memang
pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh
bersemak-semak. Demikiankah hidup yang ingin anda jalani? Bukan. Jangan
kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian
dari hidup anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup
anda. Berbagi kesedihan pada sahabat, mengurangi kesedihan. Berbagai
kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.
Orang bijak bilang bahwa sahabat
adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat
adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban
anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan. Di sana anda belajar
menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal
yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana
kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.
BELAJARLAH SEUMUR HIDUP ANDA
Bila anda menganggap bahwa anda
sudah tak perlu lagi belajar selepas meraih ijazah sekolah, maka anda salah
besar. Dunia sedang berjalan semakin cepat. Manusia bekerja semakin baik.
Persoalan yang muncul semakin rumit. Anda memerlukan ketrampilan-ketrampilan
baru. Bukan hanya sebagai alat untuk meraih kemajuan. Namun untuk berada di
tempat, anda dituntut untuk tahu bagaimana menjaga posisi. Karena itu, jangan
berhenti belajar. Pelajarilah hal-hal baru dengan penuh antusias. Belajar
berarti membuka diri anda pada dunia yang maha luas ini. Belajar mengingatkan,
sesungguhnya anda tak mungkin tahu semua jawaban. Belajar mengajarkan pelajaran
terpenting dalam hidup, yaitu kerendahan hati untuk bertanya.
Memang benar, sarang burung
Manyar tak mengalami perubahan sejak beabad-abad lalu. Mungkin, hingga
berabad-abad ke depan. Juga benar, ikan Salmon mungkin takkan mengubah
perjalanannya ke sungai air tawar untuk meletakkan telur-telur mereka. Namun,
kehidupan manusia selalu berubah. Bukan hanya dari tahun ke tahun, atau dari
bulan ke bulan. Tetapi, dari hari ke hari.
Manusia akan menemukan cara-cara
terbaik bagi hidup mereka. Rahasia alam ini terlalu Maha Besar untuk dimengerti
dalam seumur yang fana ini. Anda tidak harus mengetahui semua jawaban. Namun,
anda harus berusaha tahu apa yang terbaik bagi hidup anda. Untuk itu anda harus
belajar. Seumur hidup anda.
AKUILAH, ANDA MANUSIA BIASA
Ketika anda melakukan kesalahan,
sadarilah bahwa anda hanyalah manusia biasa. Dan, inti kemanusiaan adalah
ketidaksempurnaan. Anda hanya perlu menjadi lebih baik. Ini bukan berarti anda
harus melakukan kesalahan. Namun, anda harus menyadari bahwa kesempurnaan itu
tak usah diupayakan. Bila anda menuntut kesempurnaan pada diri anda sendiri,
terlebih pada orang lain, maka anda berjalan di jalur yang menyesatkan.
Kesempurnaan semacam ini tak mengijinkan kesalahan dan membunuh daya cipta.
Kesempurnaan ini hanya akan membebani langkah anda. Alih-alih melangkah maju,
anda salah melangkah atau tak memiliki kekuatan untuk berjalan. Bila anda ingin
meraih yang terbaik dari diri anda dan orang lain, maka biarkan kemanusiaan
anda menuntun arah anda, yaitu dengan petunjuk kesalahan.
Mungkin menyenangkan menonton
film dimana sang jagoan selalu menang dan tak mungkin terluka. Tapi, anda tahu
itu tidak ada. Meski hanya di film, suatu saat anda akan merasa bosan dan
dikibuli. Itulah mengapa, bila anda merasa harus selalu benar dan menganggapnya
sebagai kesempurnaan, anda menipu diri anda sendiri. Jangan biarkan anda
melakukan kesalahan. Demikian halnya, jangan paksa diri anda untuk melakukan
kesempurnaan. Akuilah bahwa anda manusia biasa. Maka, anda akan sangat
terhormat di mata anda sendiri dan orang lain.
SINGKIRKAN PRASANGKA, TEMUKAN
KEJERNIHAN PANDANGAN
Ketika anda memandang suatu
persoalan, tanggalkan prasangka-prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang
nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban
sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah
bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda
terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang
lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia
berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka,
anda menemukan pandangan yang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah
dan jalan yang lebih lebar.
Bila anda mengenakan kacamata,
maka yang melihat tetaplah mata anda. Bukan kacamata anda. Dan keadaan yang
sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan yang
terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula halnya dengan diri anda,
yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata anda. Prasangka itu
adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak
mampu melihat dengan baik. Usaplah
prasangka sebagaimana anda
menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat lebih
jelas dan jernih lagi.
KETEKUNAN ADALAH KEKUATAN ANDA
Apa yang anda raih sekarang
adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus-menerus.
Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan
dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk tetap berusaha.
Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan.
Anda harus tetap mengambil langkah selanjutnya. Jangan hanya berhenti di
langkah pertama. Memang semakin jauh anda berjalan, semakin banyak rintangan
yang menghadang. Bayangkan, andai saja kemarin anda berhenti, maka anda tidak
berada di sini sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai diri anda. Apa pun yang
anda lakukan, jangan sampai kehilangan ketekunan anda. Karena ketekunan adalah
daya tahan anda.
Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer
langkah di mulai dengan satu langkah. Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri
dari banyak langkah-langkah kecil. Dan langkah pertama keberhasilan harus anda
mulai dari rumah anda. Rumah anda yang paling baik adalah hati anda. Itulah
sebaik-baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali. Karena itu mulailah
kemajuan anda dengan memajukan hati anda, kemudian pikiran anda dan usaha-usaha
anda. Ketekunan hadir bila apa yang anda lakukan benar-benar berasal dari hati
anda.
MERENUNGLAH UNTUK KETENTRAMAN
BATIN
Sediakan beberapa menit dalam
sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera
setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur.
Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai
jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan
ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari
pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai
hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya
dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan
dapatkan ketentraman batin.
Pikiran yang digunakan itu
bagaikan air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun
yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang
pusaran. Merenung adalah menghentikan adukan. Dan membiarkan air berputar
perlahan. Perhatikan partikel sabun turun satu persatu, menyentuh dasar gelas.
Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya
partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah
air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya dengan pikiran anda
yang bening.
PEKERJAAN ANDA BISA MENUNGGU
Seberapa luas dunia yang anda
ciptakan? Banyak orang hanya memiliki dunia seluas meja tulisnya. Atau sepetak
ruang kerjanya. Atau mungkin sebesar gedung kantornya saja. Pandanglah keluar.
Tebarkan pandangan anda. Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya matahari
sore menemani perjalanan pulang anda ke rumah. Dunia anda jauh lebih luas dari
yang anda sangka. Ruang yang tersedia bukan hanya antara rumah dan ruang kerja
anda. Anda dianugerahi lautan, pegunungan, hutan, mata air dan berbagai
keindahan alam lainnya. Sadarilah bahwa semua ini tak kalah berharganya. Karena
itu, jangan sia-siakan waktu anda untuk tidak melebur dengan keindahan yang
tiada tara. Jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaan anda. Esok masih ada.
Kecuali anda mau menyesal karena di saat pandangan anda telah lamur, anda baru
tersadar akan keelokan alam ini.
Ayolah, pekerjaan bisa menunggu.
Namun umur anda takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang.
Anda tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu masih
tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran anda di bumi ini. Ketika anda
menyadari betapa berharganya itu semua, anda pun menyadari betapa berharganya
anda yang mungil ini di alam semesta yang maha luas ini. Kehadiran anda bagian
dari alam ini. Hiduplah penuh keseimbangan.
JANGAN BERSEMBUNYI DI BALIK
BAYANGAN ORANG LAIN
Banyak orang bersembunyi di balik
bayang-bayang orang lain, sekedar untuk ikut menikmati sedikit keberhasilan.
Mereka mengakui ide, jerih payah, karya dan keberhasilan orang lain sebagai
milik mereka. Bila anda melakukan hal ini, maka ini bukan saja kegagalan anda,
namun juga kekalahan telak bagi integritas anda. Akuilah keberhasilan orang
lain dengan menghargai dan menghormati apa yang telah mereka raih. Nyatakan
dengan tulus bahwa keberhasilan ini bukan milik anda. Keberhasilan semu
bagaikan pakaian indah yang terpajang di etalase toko. Seberapa bagus itu anda
katakan, tetap saja anda tidak berhak mengenakannya. Mulailah meniti
keberhasilan anda sendiri. Meski hanya setetes, keberhasilan sejati adalah mata
air bagi padang pasir anda.
Bersembunyi di balik
bayang-bayang mungkin membuat anda nyaman. Namun apa yang bisa diberikan sebuah
bayangan hanyalah kegelapan. Selama anda berjalan di bawah remang-remang,
bagaimana anda bisa mengetahui tempat yang dituju? Karena itu, keluarlah.
Tunjukkan kemampuan anda sendiri. Berjalan di bawah terik matahari selalu
melelahkan. Namun, keringat itu adalah keringat anda sendiri. Itulah kehormatan
anda, yang jauh lebih berharga daripada keberhasilan semu dengan menipu diri
sendiri.
MERENDAHKAN HATI BUKAN
MENYEPELEKAN DIRI
Anda tidak pelu mencari
sanjungan, ucapan terima kasih dan pujian dari orang lain. Sama sekali tak ada
alasan untuk itu. Anda berkarya karena anda
menyadari bahwa keberadaan anda
di sini bukan untuk sia-sia. Anda adalah anda dengan suatu tujuan. Anda sadar
betul hal ini. Oleh karena itu, lakukan segala sesuatunya dengan merendahkan
hati. Wujudkan karya anda karena ketulusan hati. Alangkah hebatnya anda bila sanjungan
tidak membesarkan diri anda; dan pujian tidak meledakkan kepala anda. Orang
lain tak perlu tahu bahwa anda yang melakukannya. Kata orang bijak, biarkan
kebaikan lahir dari tangan kananmu seolah-olah tangan kirimu tidak
mengetahuinya.
Ini sama sekali bukan anjuran
agar menjadi seperti Lone Ranger yang datang dan pergi tanpa diketahui. Namun,
kemampuan untuk merebahkan diri bagaikan padi yang masak. Semakin berarti
semakin merunduk. Bukan kehadiran anda yang berarti, namun kehadiran karya
anda. Ketika anda merendahkan diri anda di hadapan orang lain, dunia
menghormati anda. Sebaliknya, saat anda menyombongkan diri, dunia merendahkan
anda.
KALAHKAN DIRI ANDA, BUKAN ORANG LAIN
Kemenangan anda bukanlah kemenangan atas
orang lain. Namun, kemenangan anda atas diri anda sendiri. Berpacu di jalur
keberhasilan anda adalah
pertandingan untuk mengalahkan ketakutan,
keengganan, keangkuhan dan semua beban-beban yang menambat diri anda di tempat
start anda. Jerih payah anda untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak
berguna. Motivasi bukan lahir karena rasa iri, dengki atau dendam pada orang
lain. Anda tahu, keberhasilan sejati akan memberikan kebahagiaan sejati.
Sedangkan kebahagiaan sejati tak mungkin diraih oleh motivasi yang ternoda.
Pelari yang berlari untuk mengalahkan
pelari lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju orang lain. Pelari
yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah orang lain
akan menyusulnya. Inilah pelari sejati yang mengejar perbaikan diri. Ia tidak
peduli dimana dan siapa
lawan-lawannya. Ia mencurahkan diri untuk
memecahkan rekornya sendiri. Ia ingin lebih baik. Ia berkompetisi dengan
dirinya sendiri bukan dengan orang lain. Dengan demikian ia merasa tak perlu
melakukan kecurangan-kecurangan atau trik-trik agar orang lain terkalahkan.
Mengalahkan orang lain bisa jadi kekalahan anda sendiri.
DAYA CIPTA HADIR BILA ANDA PEKA
PADA SUARA ALAM
Dengan suara apakah anda memulai
hari anda? Teriakan bahwa hari sudah siang? Berita TV pagi yang menayangkan
kegelisahan? Pekik radio tetangga yang bersahut-sahutan? Betapa banyak orang
memulai harinya dengan keriuhan. Padahal mereka tahu, sepanjang harinya mereka
akan mengalami keributan yang lebih ribut. Lalu, dengan suara apakah anda
menutup hari anda? Omelan yang menyuruh anda tidur dan mematikan lampu? Dialog
TV yang membingungkan? Kentongan peronda bertalu-talu? Betapa banyak orang
menutup harinya dengan keriuhan pula. Bertanyalah pada diri sendiri, manakah
yang lebih menentramkan hati, memulai dan menutup hari dengan keriuhan atau
ketenangan? Pilihlah ketenangan! Bertemanlah dengan kesunyian. Akrabilah
kesenyapan.
Bila anda lebih suka berada dalam
keriuhan, maka pilihlah keriuhan suara alam. Suara air terjun yang bergemuruh
jauh lebih menyehatkan pikiran dan jiwa anda. Demikian pula, suara semilir
angin, hujan deras, halilintar, deburan ombak, kicau burung, kukuruyuk ayam,
gemerisik pepohonan, kecipak ikan di kolam. Berilah waktu pada diri anda untuk
menyadari keberadaan anda di alam ini. Ini bukan cara untuk meninggalkan kehidupan
anda sehari-hari. Ini adalah cara untuk memperkaya jiwa. Motivasi, inspirasi,
daya cipta datang dari kepekaan anda pada suara alam.
CARILAH SISI BAIK ORANG LAIN
Satu-satunya hal yang akan
ditunjukkan oleh orang lain, bila anda meminta, adalah sisi baiknya. Orang
cenderung menutupi kelemahannya. Orang selalu berharap kebaikannya bisa
dirasakan oleh orang lain. Bila anda memuji dengan tulus kebaikan seseorang, ia
akan berbuat lebih baik lagi. Bila anda menunjukkan minat dan penghargaan pada
karya seseorang, ia akan melakukan lebih bagus lagi. Jadi, untuk apa mencari
sisi buruk orang lain. Ini bukan saran agar anda menjadi menyenangkan dan
disukai oleh orang. Namun, agar anda bertindak efektif, produktif dan efisien.
Bukankah tujuan manajemen anda adalah menggali apa yang lebih baik dari
organisasi anda? Carilah sisi baik orang lain, anda akan mendapatkannya.
Bila anda mencela lukisan anak
TK, ia takkan menggambar lagi untuk anda. Bila anda mencemooh hasil kerja
tukang batu, ia takkan memenuhi panggilan anda lagi. Mencari sisi baik orang
lain, bukan sekedar memuji. Namun memberikan kepercayaan. Hanya orang yang
percaya yang mau mengeluarkan seluruh kemampuannya. Pada akhirnya, dengan
mencari sisi baik orang lain, anda akan menemukan sisi baik anda sendiri. Yaitu,
anda mampu menemukan hidup yang penuh kebaikan.
SINGKIRKAN
KETERBURU-BURUAN, TINGKATKAN KESIAGAAN
Bekerjalah lebih cepat. Lebih cepat. Lebih
cepat. Tak usah heran bila sekejap saja anda terperangkap dalam kesulitan.
Banyak orang menganggap lebih cepat lebih baik. Sehingga mereka menggerakkan
tangan, kaki dan tubuhnya sedemikian rupa. Namun, dalam kenyataannya bekerja
lebih cepat seringkali berarti bekerja lebih keras. Yang anda perlukan adalah
bekerja lebih cerdik. Kecerdikan tidak bertumpu pada kecepatan. Namun, pada kesiagaan
dan keterjagaan. Kesiagaan menuntun anda pada ketajaman melihat, yang mungkin
tak anda dapatkan saat berlari kencang.
Kita hidup di jaman yang menghargai
kecepatan. Komputer tercepat yang anda miliki hari ini, esok cuma seonggok
mesin lambat. Namun, kecepatan tak selalu mengalahkan kecerdikan. Juara balap
formula satu bukanlah pembalap tercepat di lintasan. Ia pembalap yang paling
sigap dan waspada. Ia pembalap yang paling cerdik mengatur kapan harus
menikung, mengerem bahkan berhenti untuk mengisi bahan bakar. Tujuan tak
mungkin tercapai dengan terburu-buru. Bersikaplah tenang, andapun jadi
pemenang. Tujuan anda takkan lari jauh kemana.
RAIHLAH
SUKSES DENGAN MEMBANTU ORANG LAIN SUKSES
Ada dua cara untuk mendaki karier anda.
Menginjak pundak orang lain, atau meminta orang lain mengangkat anda. Keduanya
bisa membawa anda ke atas. Bedanya hanya pada berapa lama anda sanggup bertahan
di sana. Mungkin anda beranggapan, tak semua orang mau menolong anda. Bukankah
mereka disibukkan dengan langkah mereka sendiri. Jika demikian, mulailah dengan
menolong orang lain meraih keberhasilan. Karier anda harus ditopang oleh tiang
kokoh. Yaitu, keberhasilan orang-orang di sekitar anda berkat bantuan anda.
Dalam lomba panjat pinang, anda harus
merelakan pundak anda diinjak oleh orang lain. Dan pundak orang di atas anda
pun diinjak oleh orang lain lagi. Menaklukkan licinnya pinang tak bisa
dilakukan sendiri. Sadarilah ketika anda di atas karier, sadar atau tidak, anda
mungkin telah menginjak pundak orang lain. Atau, orang lain telah membantu anda
naik. Seorang bijak pernah berkata, raihlah sukses dengan membantu orang lain
menggapai sukses mereka.
ORANG BEBAS ADALAH MEREKA YANG
BERTANGGUNG JAWAB PENUH
Di hari anda menyatakan
bertanggung jawab atas semua tindakan anda, termasuk kegagalan, di saat itulah
anda memahami arti kebebasan. Banyak orang mencari kebebasan dengan menyudutkan
orang lain atas kegagalan yang terjadi. Ini bukanlah kebebasan. Ini adalah
ketakutan. Bila anda telah bertekad menempuh jalan keberhasilan, yang anda
perlukan adalah rasa bebas dan keberanian. Sungguh berbeda antara keberanian
dengan ketakutan. Kebebasan melahirkan keberanian dan tanggung jawab. Anda tak
pernah tiba di puncak dengan melemparkan tanggung jawab pada orang lain.
Pepatah mengatakan, semakin
tinggi cemara semakin kencang angin menerpa. Berdiri di puncak keberhasilan
memerlukan keberanian yang tinggi. Bukan hanya karena persoalan yang anda
hadapi semakin sulit. Namun, yang terpenting adalah anda harus mempertanggungjawabkan
semuanya sendiri. Tak da tempat lagi untuk meletakkan beban anda kecuali pundak
anda sendiri. Semua itu membutuhkan satu kualitas, yaitu keberanian.
JANGAN ABAIKAN SEKECIL APA PUN
USAHA ANDA
Apa pun tindakan anda, selalu
memberikan hasil. Sekecil apa pun upaya yang anda lakukan tak pernah berakhir
dengan hampa. Bila usaha anda tidak lagi penting bagi anda, mungkin anda tak
memiliki tujuan yang jelas. Atau anda tidak menatap cukup fokus pada tujuan
anda. Jangan abaikan tujuan anda. Upaya kecil di arah yang tepat pada tujuan
jauh lebih berharga daripada usaha raksasa yang menghabiskan tenaga. Susunlah
prioritas kegiatan anda. Bukan masalah kecil atau besar. Namun harga yang harus
dibayar oleh tujuan anda.
Seorang pelompat jauh takkan
mampu melompat cukup jauh hanya dengan satu sentakan kuat. Ia memerlukan
lari-lari kecil, sebelum menghempaskan diri pada lompatan yang besar. Jangan
remehkan langkah-langkah kecil anda. Bobot tidak harus berbentuk besar. Karena
nilai tidak cukup diukur di atas timbangan atau mistar. Nilai adalah seberapa
dekat anda dengan tujuan dan harapan-harapan. Dan hanya anda yang bisa
mengukurnya. Karena anda yang memiliki dan meraih tujuan itu.
NIKMATILAH PEKERJAAN ANDA
Sudah terlalu banyak orang yang
mengeluh betapa pekerjaan mereka sungguh tak menyenangkan. Tak perlu anda
menambah daftar panjang ini. Memang pekerjaan yang diangankan tidak selalu bisa
diraih. Namun menikmati pekerjaan bukan soal apakah anda mengangankan pekerjaan
itu atau tidak. Menikmati adalah bagaimana anda menghargai diri anda sendiri.
Semakin anda mampu menghargai bahwa anda bisa mengerjakannya lebih baik,
semakin anda penuh menikmati apa yang anda kerjakan. Maka kerjakan segala
sesuatunya lebih baik. Ini bukan hanya memberikan lebih banyak keberhasilan. Tetapi,
juga memberikan lebih banyak hal yang bisa anda nikmati. Dan hidup anda pun
jauh lebih menyenangkan.
Anak-anak kecil yang bermain di
pantai tahu bagaimana menikmati apa yang mereka kerjakan. Membangun istana
pasir boleh jadi adalah kegiatan yang paling menjengkelkan. Itu bila anda
menganggap ombak laut selalu menghancurkan istana megah yang baru saja
dibentuk. Namun, bila anda
menganggap ombak sebagai bagian
dari permainan ini, maka tiada alasan bagi anda untuk tidak membangun istana
pasir yang jauh lebih megah. Menikmati pekerjaan adalah memahami setiap hal
sebagai bagian dari permainan. Dan, bukankah sesungguhnya semua ini hanyalah
permainan?
TAK PERNAH TERLALU TUA UNTUK
BERUSAHA
Jangan risaukan berapa usia anda
sekarang. Pepatah mengatakan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Bahkan, tiada kata terlambat untuk memulai langkah di jalan keberhasilan anda.
Bagaimana pun umur sudahlah lewat dan tak perlu ditarik kembali. Tak perlu juga
berpanjang-panjang menyesali betapa sedikit yang telah anda raih dalam umur
anda. Yang anda miliki adalah saat ini. Dan saat ini selalu saat yang tepat
untuk merasakan hal baru. Lepaskan tambatan anda dengan masa lalu. Berupayalah
seolah-olah anda hidup selamanya. Namun raihlah kebahagiaan anda seolah-olah esok
akan mati.
Mahatma Gandhi memulai
perundingan demi kemerdekaan India di usia 77. Dan kita semua tahu, India
mendapatkan kemerdekaannya. Bertahun-tahun, Nelson Mandela menyerukan
kebangkitan bangsa Afrika Selatan dari balik terali penjara. Dan kita semua
tahu, ia menjadi presiden Afrika Selatan di usia 75. Masih panjang daftar
pembaharu dunia yang menapaki keberhasilannya di usia senja. Bila demikian
masihkah anda beranggapan bahwa anda terlalu tua untuk berusaha?
HANYA DALAM DIAM ANDA DAPAT
MEMPERHATIKAN
Saat anda tak memiliki kata-kata
yang perlu dibicarakan, diamlah. Cukup mudah untuk mengetahui kapan waktunya
berbicara. Namun, mengetahui kapan anda harus diam adalah hal yang jauh
berbeda. Salah satu fungsi bibir adalah untuk dikatupkan. Bagaimana anda bisa
memperhatikan dan mendengarkan dengan lidah yang berkata-kata. Diamlah demi
kejernihan pandangan anda. Orang yang mampu diam di tengah keinginan untuk
berbicara mampu menemukan kesadaran dirinya. Sekali anda membuka mulut, anda
akan temui betapa banyak kalimat-kalimat meluncur tanpa disadari. Mungkin
sebagian kecil kata-kata itu tidak anda kehendaki. Seringkali orang tergelincir
oleh kerikil kecil,bukan batu besar.
Butiran mutiara indah hanya bisa
tercipta bila kerang mutiara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia
membuka lebar-lebar cangkangnya, maka pasir dan kotoran laut segera memenuhi
mulutnya. Inilah ibarat, kekuatan anda untuk diam. Kebijakan seringkali
tersimpan rapat dalam diamnya para bijak. Untuk itu, anda perlu berusaha
membukanya sekuat tenaga. Bukankah pepatah mengatakan, "diam adalah
emas"
SETIAP KEPUTUSAN MELAHIRKAN
HARAPAN
Anda berjalan di atas keputusan
yang anda buat; bukan rencana yang anda susun. Rencana hanyalah rencana sebelum
anda mengambil keputusan. Bolehlah anda menyusun rencana sebaik mungkin, namun
takkan pernah ada rencana yang sempurna. Jangan tunda sampai semua statistik
menguntungkan anda; atau semua keadaan mendukung anda. Justru keputusan andalah
yang akan mengubah semua angka dan keadaan agar dapat mendukung anda.
Keputusanlah yang mewujudkan dan memperbaiki rencana anda. Karena itu, jangan
buang waktu terlalu banyak.
Ambillah keputusan pada waktunya.
Bagi seorang pemain basket yang
baik, bukan soal apakah lemparannya masuk atau gagal. Yang paling penting
adalah melakukan lemparan sebaik mungkin pada saat itu. Kesempatan untuk
melempar tidak selalu datang setiap saat. Namun, keputusan harus diambil saat
itu. Dan tindakan harus diwujudkan sebaik-baiknya. Setiap lemparan melahirkan
harapan baik. Keputusan selalu menumbuhkan optimisme untuk meraih lebih baik
lagi.
TIDAK PERLU MENYERAH PADA SEBUAH
CEMOOHAN
Cara anda menangani cemoohan
menunjukkan bagaimana anda meletakkan kehormatan diri. Yang penting dilakukan
adalah menanyakan ke dalam diri sendiri, mengapa anda merasa dicemoohkan? Rasa
dicemoohkan terbit dari dalam, bukan dari ucapan orang lain. Semata-mata
dibiarkan menguasai diri anda sendiri. Anda memiliki pilihan untuk mau
menganggap sebuah ucapan sebagai sekedar ucapan, atau melebih-lebihkannya
menjadi sebuah cemoohan. Bila anda menyadari kehormatan yang seharusnya anda
jaga dalam diri, maka anda berhak menolak rasa tidak enak itu jauh-jauh. Jangan
biarkan cemoohan menggerogoti harga diri anda.
Apa yang menyala dalam diri para
pemain dari kesebelasan yang tidak diunggulkan, ketika mereka mampu menyamakan
kedudukan, padahal mereka telah jauh tertinggal angka dari tim lawan? Hanya
butuh seorang pemain saja yang masih menyimpan kejernihan dalam memandang;
bahwa kalau toh kalah, mereka harus kalah dengan terhormat. Ketika kehormatan
dijunjung tinggi, ia menjadi angin sejuk yang meniupkan nyawa rangkap, tenaga
baru dan inspirasi segar bagi pemain lainnya. Maka, dalam sekejap kekalahan pun
dijungkirkan. Kemenangan hanya berpihak pada mereka yang bertanding dengan
penuh harga diri.
BERHASIL ATAU GAGAL, ANDA TAK
BOLEH BERHENTI
Tidak pernah ada orang yang
selalu berhasil atau terus-menerus gagal selama hidupnya. Suatu saat mereka
pasti gagal; atau meraih keberhasilan.
Keberhasilan dan kegagalan adalah
dua sisi mata uang yang sama. Semua itu berada di cara anda memandang. Bila
anda belum pernah gagal, barangkali anda sedang terlena atau tidak berani
mengambil resiko apapun. Namun, bila anda tak pernah berhasil, mungkin anda tak
punya tujuan atau cepat berputus asa. Semua ini adalah sikap sekaligus hasil.
Lihatlah ke seluruh mata uang; bukan sisi sebelahnya saja. Maka anda akan
menemukan keberanian untuk terus melangkah. Tak peduli apakah anda berhasil
atau gagal.
Seorang pemain sepak bola ditarik
keluar oleh pelatihnya. Ia sangat kecewa. Bukankah permainannya cemerlang,
bahkan telah mencetak beberapa goal kemenangan? Terlebih lagi, penggantinya
hanya berebut bola di tengah lapangan. Meski meraih kemenangan, ia tetap
memprotes keputusan pelatih. Bila saja ia tak diganti, tak mustahil mereka
menang lebih banyak. Namun, sang pelatih bersikeras, bahwa bila ia tak diganti,
tak mustahil mereka jatuh kalah. Karena ia melupakan satu hal; pertahanan. Maka
pertimbangkan, keberhasilan manakah yang lebih berharga?
KETIDAKPUASAN HANYALAH PERSEPSI
ANDA
Anda boleh mengeluh atau malah
memprotes kondisi yang tidak anda sukai. Namun, anda sama sekali tak berhak
meruntuhkan apa yang telah dibangun bersama. Ketidakpuasan anda tidak harus
menjadi milik orang lain. Itu hanya persepsi pikiran anda atas sebuah
kenyataan; bukan kenyataan yang pasti dirasakan semua orang. Bila anda ingin
mengubah kondisi, ubahlah pikiran anda terlebih dahulu. Pahami mengapa anda
merasa tidak puas. Jangan tularkan ketidakpuasan anda pada orang lain, sebelum
anda memahami pikiran mereka. Dan sesungguhnya, anda tak pernah mampu memahami
pikiran orang lain sepenuhnya. Memperbaiki keadaan dilakukan dengan membangun;
bukan menyiram bara dengan bahan bakar ketidakpuasan.
Jadilah lebah. Meski hinggap dan
menghisap sari, lebah tak pernah merusak bunga barang sekelopakpun. Begitu pula
seharusnya anda. Dengan menularkan ketidakpuasan, mungkin anda mendorong orang
lain untuk memperbaiki keadaan, namun menimbulkan lebih banyak kerusakan di
dalam diri mereka dan anda sendiri. Karena itu tularkanlah semangat membangun
hanya karena rasa cinta kasih anda. Madu adalah cairan terbaik yang pernah
diberikan oleh alam. Itu karena lebah mewujudkan cinta kasih antar putik-putik
bunga.
KENDALIKAN PIKIRAN ANDA
Antara anda dan realitas terdapat
kaca tembus pandang. Kaca itu mudah sekali buram sehingga anda tak dapat
memandang apa adanya. Tugas anda adalah menjaga agar kaca anda tetap bersih dan
bening. Seperti air danau yang tenang. Kaca itu bernama pikiran. Jernihkanlah
pikiran anda agar anda dapat melihat dengan jelas. Buramnya pikiran disebabkan
oleh debu-debu prasangka, persepsi, khayalan dan persepsi indrawi. Singkirkan
debu perlahan-lahan. Maka kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan anda pun sirna.
Tergantikan oleh keberanian dan kegembiraan dalam memandang kenyataan.
Pikiran adalah kuda liar yang tak
mudah dikendalikan. Anda mungkin memerlukan cemeti untuk mengalihkan
pandangannya pada tujuan. Pusatkan
pikiran anda pada apa yang sedang
anda kerjakan. Jangan biarkan pikiran anda terpecah ke sana kemari. Ini bukan
sekedar pelajaran berkonsentrasi, namun kehati-hatian para orang bijak dalam
menemukan ketentraman jiwa. Semua yang bermula dari pikiran harus berakhir
dalam pikiran pula.
JADILAH CERMIN POSITIF BAGI ORANG
LAIN
Mengkritik itu mudah, karena melihat
kesalahan orang lain itu gampang. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari
kesalahan orang lain tak mungkin dapat mempermudah keadaan. Anda tak perlu
menghabiskan waktu dan tenaga anda untuk menilai apakah orang lain telah
berbuat salah atau benar. Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat
kesalahan diri sendiri. Waspadailah bila anda begitu pandai mengkritik.
Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan sebuta-butanya orang
ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya kebenaran.
Sekali anda gembira bisa
menemukan sebutir debu kesalahan orang lain, anda tergoda untuk mendapatkan
yang sebesar kerikil. Begitu seterusnya, hingga tanpa sadar anda telah
menciptakan gunung kesalahan orang. Orang tak pernah suka berkaca pada cermin
yang memantulkan kekurangan wajahnya. Maka dari itu janganlah anda menjadi
bayangan atas kesalahan orang lain. Bantulah mereka menemukan sisi positif diri
mereka. Di saat itu pula orang lain akan memantulkan sisi baik anda sendiri.
LEPASKAN BEBAN ANDA DENGAN BERTERUS
TERANG
Tanpa sadar banyak orang hidup
dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat; atau kekuatan tak memadai.
Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak
memberikan kenyamanan. Bersikaplah apa adanya. Bila anda kesulitan, jangan
tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain.
Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama; yaitu keakraban di
antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima.
Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalam kejujuran dan sikap terus
terang.
Kepura-puraan itu bagaikan bunga
mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar
asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya.
Mengapa? Karena ada detak kehidupan alam di sana. Hidup dalam kejujuran adalah
hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu
sendiri. Anda bisa memilih untuk hidup apa adanya; dan berhak menginjakkan kaki
di bumi ini. Atau, hidup berpura-pura dalam dunia ilusi.
BEKERJALAH DENGAN TENANG DAN
DAMAI
Jangan terburu-buru. Anda tak
mungkin memutar waktu lebih cepat. Atau melipat jalan lebih ringkas. Kerjakan
segala sesuatunya dengan tenang dan
damai. Anda mungkin dituntut
bekerja lebih cepat dan tepat. Namun, semua itu bukan berarti mengabaikan
ketenangan dan kehati-hatian. Sungguh jauh berbeda, antara kecepatan dengan
kesembronoan. Anda boleh berjalan bergegas atau bertindak dengan tangkas, namun
pikiran anda harus pada tempatnya dengan tenang. Kecepatan yang tepat hanya
tercapai dalam pengendalian diri.
Malam terasa panjang bagi mereka
yang sulit tidur. Namun, apakah waktu memang berjalan lambat? Tidak. Pikiran
andalah yang mendahului pagi seolah waktu tertinggal jauh di belakang. Jalan
terasa panjang bagi pejalan yang kelelahan. Namun, apakah jarak memang
bertambah jauh? Tidak. Pikiran andalah yang sudah tiba di tujuan seolah jarak
meregang panjang. Perhatikan, betapa pikiran melompat begitu jauh meninggalkan
tindakan anda. Jangan biarkan pikiran memecah keutuhan diri anda. Bersikaplah
damai dan tenang.
TAK ADA KEBERHASILAN TANPA KESABARAN
Jangan
terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan
panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan. Keringat dan
kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona
pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan
untuk berupaya. Namun, bila anda terkagum pada ketegaran seseorang dalam
berusaha, anda menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada
harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Berusahalah terus.
Pohon
besar mampu menahan terjangan badai karena memiliki batang dan akar yang kokoh.
Belasan tahun diperlukan untuk menumbuhkan dan melatih kekuatan. Bulan demi
bulan, hujan menguatkan jaringan kayunya. Tahun demi tahun, pohon-pohon besar
lain melindunginya dari terpaan hujan. Tak ada hitungan malam untuk mencetak
sebongkah batang yang tegar. Tak ada hitungan siang untuk menumbuhkan akar yang
kekar mencengkeram bumi. Hanya dengan kesabaranlah anda bisa meraih
keberhasilan. Tumbuhkan kesabaran bukan sekedar kecepatan meraih sukses.
KESALAHAN ADALAH BAGIAN DARI
PERTUMBUHAN
Kesalahan adalah bagian dari
pertumbuhan menuju keberhasilan. Bila anda meyakini hal ini, maka anda dapat
selalu mempertahankan kejernihan pandangan anda. Tentu, ini bukan agar anda
membolehkan orang lain berbuat salah setiap saat. Namun, bagaimana anda
berhati-hati dengan penilaian anda terhadap kesalahan orang lain. Sebuah
kesalahan bukan berarti akhir dari segalanya. Anda mampu membaliknya menjadi
sebuah keberhasilan yang tak terduga. Jangan tergesa-gesa mengubah pandangan
anda terhadap orang lain sebelum memberikan kesempatan bagi sebuah perubahan.
Dunia ini mencerminkan pikiran
anda. Anda yang sedih akan mendengar setiap nada lagu sebagai rintihan yang
memilukan. Sedangkan anda yang gembira akan membaca keceriaan dari setiap bait
puisi. Keburukan yang tampak di benak anda, mungkin berasal dari buramnya
cermin pikiran anda. Hentikan penilaian salah atau benar. Bersihkan dulu cermin
diri agar dunia tampak jelas apa adanya.
HADAPI KRISIS DENGAN
MENYELESAIKANNYA
Selalu ada bagian krisis dalam
perjalanan anda. Di saat bertumpuk persoalan menghadang; di saat itu anda tak
tahu harus berbuat apa; kecuali merasa tak berdaya dan hampir putus asa.
Satu-satunya jalan adalah menghadapinya. Jangan lari meninggalkan arena. Segala
sesuatunya takkan selesai hingga anda benar-benar menyelesaikannya. Tenangkan
diri anda. Mengatasi krisis bukan dengan panik, namun dengan mengerjakannya
sebaik mungkin. Percayalah tak ada masalah yang tak bisa dipecahkan selama anda
berniat menyelesaikannya.
Sebagaimana tanaman, agar tumbuh
sehat anda memerlukan lahan terbaik; berupa masa kritis dengan persoalan-persoalan
rumit. Di saat itulah anda
berkesempatan untuk mengembangkan
kepribadian yang tangguh. Karena itu jangan hindari masalah. Kelak anda
berterima kasih pada setiap persoalan yang menghadang anda sekarang. Bukankah,
akar rumput yang tertanam di batu padas lebih sulit tercerabut, ketimbang yang
tumbuh di tanah gembur.
MENGATASI MASA SULIT SELALU LAYAK
DIKENANG
Setiap pengalaman itu berharga.
Karena, hanya anda yang memiliki pengalaman anda sendiri. Dari setiap lembar
catatan hidup anda, pengalaman di masa sulitlah yang memberikan paling banyak
makna bagi diri anda sekarang. Pandanglah jauh ke depan. Masa depan hanya
menampakkan sinarnya bila anda tak pernah putus asa menghadapi persoalan anda
sekarang. Bila anda tak mampu melihat cahaya di ujung terowongan, mungkin anda
sedang berjalan berbalik arah.
Bertemanlah dengan orang-orang
tua yang telah mengecap asam garam kehidupan. Amati mereka dan ambil
pelajarannya. Mereka selalu membanggakan bagaimana mereka mampu mengatasi
kesusahan hidup di masa lalu. Betapa kesulitan hidup justru membuat mereka
bersemangat dan segar. Melewati kesusahan membuat orang bergairah. Bila anda
tidak mampu menertawakan kesulitan anda sekarang, anda tak akan memiliki
pengalaman untuk dikenang dan ditertawakan di hari kemudian.
BEKERJA
SAMA LEBIH BERHARGA KETIMBANG BERDEBAT
Menjauhlah
dari pertengkaran dan perdebatan. Berbeda paham itu mungkin saja. Namun,
perselisihan selalu menjerumuskan anda dalam perhitungan menang atau kalah.
Bila demikian, anda menyuburkan benih kebencian dan ketidakpuasan. Menang atau
kalah, anda tetap menderita oleh panasnya keburukan dalam diri anda. Jangan
menjadi orang yang menakutkan dan ingin selalu mengungguli orang lain. Ide baik
anda bukan untuk dipertahankan dalam perselisihan, namun diwujudkan dalam kerja
sama.
Kepintaran
mengucapkan kata-kata tanpa disertai tindakan bagaikan bunga yang tak
menyebarkan wangi. Kelihaian berdebat tanpa diujudkan dalam kerja sama ibarat
batang tebu yang tak memberikan gula. Tidak jadi soal bila anda tak mampu
mengutarakan ide baik dalam kata-kata. Asalkan anda berusaha keras
menyatakannya dalam tindakan. Orang-orang lebih menghargai tindakan ketimbang
ucapan. Berkata seribu kalimat jauh lebih mudah dibanding mengayunkan lengan
anda.
RAIHLAH KEBAHAGIAAN DI SETIAP
LANGKAH ANDA
Tujuan menunjukkan arah langkah
anda. Namun, alangkah naif bila anda berkata, anda berbahagia bila telah mencapai
tujuan. Jangan mencari kebahagiaan di dalam kata "bila telah".
Kebahagiaan tidak terletak di depan sana. Nikmatilah setiap langkah yang anda
lalui dengan perhatian penuh.
Kebahagiaan terletak di mana pun
anda berada. Tujuan memang bisa memberi anda kebahagiaan. Namun yang terpenting
adalah bagaimana kebahagiaan bisa menjadi tujuan anda.
Tiba di puncak gunung selalu
memberikan kepuasan. Kemasyhuran seorang pendaki tertoreh pada daftar panjang
gunung yang telah ditaklukkannya.
Namun, sesungguhnya bukan puncak
gunung yang membuat mereka begitu hebat. Pendakianlah, baik yang sukses maupun
yang gagal, yang membentuk kekuatan mereka. Tujuan akhir memang penting, namun
perjalanan mendaki jauh lebih berharga bagi kebahagiaan anda.
TERTAWALAH, PERSOALAN TIDAK
SESERIUS YANG ANDA TAKUTKAN
Terserah bagaimana anda memandang
pekerjaan anda. Namun, tidak cukup menyikapinya dengan mengerutkan dahi
dalam-dalam dan memikirkannya dengan serius. Anda membutuhkan humor. Dan
sesungguhnya hidup ini sarat dengan humor yang membuat anda tertawa. Jawablah,
mengapa komputer anda macet ketika anda menghadapi deadline? Atau, mengapa
semua orang jatuh sakit ketika pekerjaan sedang padat-padatnya? Jangan
coba-coba menjawabnya dengan keluh kesah. Hidup sedang menghibur anda dengan
humor agar anda bisa menikmatinya lebih sungguh-sungguh.
Jangan dikira pelawak, badut atau
komedian dapat melucu dengan mudah. Justru mereka sedang bersusah payah
menghibur anda. Kehidupan yang keras membuat otot-otot pipi dan bibir begitu
kaku, sampai lupa bagaimana caranya tertawa. Mereka pun diperlukan untuk
mengobati semua itu. Padahal setiap saat hidup menghibur anda dengan lelucon
yang nyata. Jangan terlalu tegang dan serius. Tertawalah. Sikapilah humor lebih
serius lagi.
TEMUKAN KESEIMBANGAN HIDUP DENGAN
MENCIPTAKAN KEHIDUPAN
Milikilah minat dan hobby. Jangan
habiskan seluruh waktu anda untuk pekerjaan. Selamanya pekerjaan tak akan
pernah habis. Carilah keseimbangan
hidup. Pelajari hal-hal baru
sehingga anda dapat menciptakan sesuatu melalui kedua belah tangan anda
sendiri. Cobalah membuat ketrampilan tangan, seperti; tas rajut, kotak surat,
hiasan dinding, atau apa saja. Tak perlu hebat. Sadari saja bahwa anda telah
mencipta sesuatu yang berguna. Betapa itu sangat baik bagi pembentukan diri
anda.
Atau, mulailah bercocok tanam.
Anda tak memerlukan ladang yang luas. Cukup beberapa pot, tanah, rabuk dan
benih-benih tanaman. Rawatlah tanaman anda hingga tunas-tunas baru bersemi.
Lihatlah betapa anda telah meneruskan sebuah kehidupan. Rasakan betapa Sang
Pencipta melalui diri anda menghidupkan benih-benih itu. Kini anda dapat
merasakan bahwa kegembiraan seorang petani bukan hanya pada saat memanen hasil,
namun juga saat menanam dan memeliharanya.
SEMUA ITU BERASAL DARI PIKIRAN
ANDA
Hidup memang tak selalu mudah.
Namun itu hanya buah dari persepsi anda terhadap lingkungan dan kejadian yang
menimpa anda. Keberhasilan yang anda raih adalah keberhasilan yang anda
pikirkan akan berhasil. Sedangkan kegagalan yang anda keluhkan juga kegagalan
yang anda pikirkan untuk gagal. Kenyataannya adalah anda mengalami sesuatu.
Kemudian anda memberikan penilaian atas kenyataan tersebut. Anda harus melihat
tujuan jauh ke depan. Dan meletakkan setiap kegagalan anda sebagai bagian dari
keberhasilan tujuan anda. Jangan pedulikan berapa kali anda merasa gagal, asal
anda tetap di jalan menuju keberhasilan anda.
Tak
peduli berapa kali seorang anak kecil terjatuh. Namun sepanjang pikiran dan
semangatnya tertuju pada keberhasilannya mengendarai sepeda, ia akan bangkit
kembali. Dan, selama ia bangkit, ia akan mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah
keberhasilan. Kegagalan dan keberhasilan adalah hasil dari pikiran anda. Dunia ini
cermin apa yang ada dalam benak anda.
BERIKANLAH MAAF
Jangan mencari-cari kesalahan
orang lain. Ini bisa memenuhi ingatan anda dengan kekeliruan dan mengobarkan
kebencian pada orang. Dengan demikian, anda mengaburkan pandangan untuk
kemajuan diri. Terlebih lagi, ini menjadi beban yang berat bagi anda. Bebaskan
diri anda dari beban-beban ini. Lepaskan, maka diri anda menjadi ringan untuk
melangkah. Anda mungkin tak bisa menghapus luka yang sudah tertoreh. Namun anda
bisa memberikan maaf. Meski tak diminta, tetap berikan maaf.
Yang terpenting, anda harus
meminta maaf pada diri anda sendiri karena telah memberatkan hidup anda dengan
hal-hal yang tak perlu. Bila sudah, maafkanlah. Rasakan betapa ringannya hati
anda. Rasakan bagai balon gas yang terlepas di udara. Selama anda menyimpan
maaf maka anda menyediakan ruang kosong yang memungkinkan anda terbang
melepaskan diri dari belenggu bumi.
JANGAN TERPAKU PADA HASIL ORANG
LAIN
Anda adalah sosok unik. Tiada
seorang pun yang dapat menyamai anda. Dengan demikian, anda pun tak perlu
berusaha menyamai orang lain. Jangan berkaca pada hasil yang dicapai oleh orang
lain. Berkacalah pada diri anda sendiri. Dalam diri anda terdapat keistimewaan
yang tak dimiliki oleh orang lain. Dan orang lain pun memiliki keistimewaan yang
tak dimiliki oleh anda. Jadi, mengapa anda harus terpaku pada pencapaian orang
lain.
Setiap apa yang ada di alam ini
berbeda. Dengan demikian kita mengenal adanya keindahan. Yang harus anda
lakukan anda menemukan keunggulan yang tersimpan dalam diri anda, dan
mempersembahkannya pada alam ini. Itulah keberhasilan hakiki. Seorang pemenang
sejati senantiasa berusaha memperbaiki catatannya, bukan mengalahkan orang
lain. Apalagi meniru-niru orang lain.
MILIKILAH PIKIRAN YANG HENING
Pejamkan mata anda. Amati apa
yang terlintas dalam benak anda. Barangkali anda melihat berkelebat-kelebat
bayangan. Mungkin anda menemukan kesenangan, ketakutan atau keinginan anda.
Mungkin juga anda mendapati imajinasi, perasaan dan emosi anda. Itu semua
adalah bentuk-bentuk pikiran anda. Ia melompat-lompat kesana-kemari. Bagai kuda
liar bertera baja panas di pahanya. Tak mudah ditangkap. Namun anda bisa
mengamatinya dan sedikit-demi-sedikit menenangkannya. Hingga anda mampu
melampirkan tali kendali dan menungganginya.
Hampir setiap sudut hidup kita
berkenaan dengan pikiran kita. Pikiran menguasai banyak tindakan dan sikap.
Namun, pikiran, seperti anda lihat
dalam pejaman mata, sangat mudah
berkeliaran. Jangan biarkan pikiran liar menguasai diri anda. Berkonsentrasilah
untuk memusatkan pikiran, dan
menenangkan pikiran. Dalam
keheningan pikiran, anda tidak hanya menemukan fenomena yang luar biasa.
Justru, keheningan pikiran adalah fenomena luar biasa itu.
KEBEBASAN MENJADIKAN ANDA
BERTANGGUNG JAWAB PENUH
Anda memiliki kebebasan yang menjadikan
anda kuat tiada tara. Yaitu, kebebasan untuk memilih bagaimana anda menanggapi
semua yang terjadi di
sekitar anda dan memasukkannya ke
dalam diri anda. Ketika sesuatu yang tak diharapkan terjadi, anda bisa memilih
untuk mengumbar kemarahan, atau tenang untuk menerimanya. Ketika kesulitan
melanda, anda bisa memilih untuk terbenam dalam kepedihan, atau bersabar
menghadapinya. Kekuatan anda terletak pada bagaimana anda menggunakan kebebasan
anda untuk memilih. Kebebasan menjadikan anda bertanggung jawab penuh atas apa
yang terjadi dalam diri anda. Itu hanya terjadi bila anda senantiasa sadar dan
waspada. Milikilah kesadaran, temukan kebebasan anda.
Anda tahu kulit jeruk berasa
pahit. Sedangkan di balik kulit itu tersimpan buah yang segar dan manis. Anda
memiliki kebebasan untuk memilih kulit jeruk atau buah jeruk. Anda mengupas
kulit yang pahit dan memilih buah jeruk yang manis. Kesadaran menuntun anda
menggapai yang terbaik. Sedangkan kebebasan menunjukkan betapa kokohnya anda
yang berani memikul semua beban sendiri.
BERTINDAKLAH JUJUR DAN MENERIMA
APA ADANYA
Jangan ragu-ragu untuk bersikap,
berkata dan bertindak jujur. Kejujuran bukanlah sesuatu yang harus anda
cari-cari. Anda tak perlu melakukan apa-apa untuk berlaku jujur. Justru anda
memerlukan usaha untuk menyampaikan kebohongan. Sungguh mengejutkan, banyak
orang takut untuk bertindak jujur. Padahal kejujuran menjauhkan anda dari semua
ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran. Dan itu dapat anda temukan bila anda
berkenan menerima segala sesuatu apa adanya; hidup penuh syukur dan berterima
kasih.
Hampir seluruh persoalan hidup
bermula dari ketidakmauan menerima sesuatu apa adanya. Persepsi pikiran dapat
mengaburkan pandangan; dan menumbuhkan kekhawatiran-kekhawatiran. Bagaikan
kacamata yang menampilkan pakaian orang lain kotor, padahal dirinyalah yang
berdebu. Jangan takut untuk jujur. Jangan takut untuk menjadi benar.
DAPATKAN DUKUNGAN BUKAN SANJUNGAN
Seringkali orang membangun tembok
tebal yang menenggelamkan di kesendirian kerja. Tembok itu berupa jabatan,
status dan perbedaan struktural lain. Bagaimana pun semua itu diperlukan dalam
kerja. Namun tak seharusnya mengubah anda dari seseorang apa adanya. Seseorang
yang bergaul secara sehat dan segar. Seseorang yang menjadi dirinya sendiri
tanpa terbebani oleh predikat-predikat rapuh. Inti sebuah kerja sama adalah
kebersamaan. Anda tak mungkin lebur dalam kebersamaan bila anda memperkokoh
perbedaan.
Anda bekerja dengan orang-orang,
bukan dengan pangkat-pangkat. Anda memerlukan dukungan bukan sanjungan. Jangan
cemas untuk meruntuhkan
tembok-tembok itu. Lingkungan
lebih mencintai anda yang bersedia bersama-sama berkeringat mengerjakan
sesuatu, ketimbang sibuk memperkilat
bintang tanda jasa di dada
sendiri.
INTEGRITAS ADALAH KEUTUHAN DIRI
Satu-satunya cara mendapatkan
integritas adalah dengan mewujudkannya. Integritas tidak diperoleh dari
mana-mana. Anda tak mungkin memperolehnya di jalan, atau membelinya di toko
terlengkap sekali pun. Anda adalah pembuat, penjaja, sekaligus pembeli
integritas diri anda sendiri. Integritas berada dalam keutuhan diri anda.
Kesatuan ucapan dan tindakan. Kesesuaian pikiran dan sikap. Kebulatan tekad dan
perjuangan. Karena itu, tak ada kehilangan yang lebih berarti selain kehilangan
integritas.
Setiap upaya anda dengan
integritas menumbuhkan buah kewibawaan. Namun, sekali anda tidak melakukan sesuatu
yang anda katakan, anda mengembangbiakkan ulat rakus yang menggerogotinya.
Mungkin anda menganggap orang lain masih mempercayai anda, padahal mereka
mengamati semua gerak-gerik anda. Seperti buah yang tampak ranum, namun
membusuk di dalam tanpa anda sadari. Integritas adalah sesuatu yang harus
terus-menerus dinyatakan bukan sekedar dimiliki.
PERDALAM KEHIDUPAN SPIRITUAL ANDA
Anda tak perlu menjadi ahli agama
atau mistikus untuk memahaminya. Anda pasti mampu menghayati sisi kehidupan
spiritual. Hanya dibutuhkan kesadaran batin yang halus. Temukan dalam diri,
ikatan yang menyatukan anda dengan orang-orang, alam, kehidupan dan realita
yang lebih besar. Ambillah beberapa saat dalam waktu anda untuk menarik diri ke
dalam. Sunyikan pikiran. Rasakan ketenangan yang jernih. Orang menyebutnya
dengan istilah khusyu', meditasi, semadhi, atau kontemplasi. Apa pun namanya,
semua itu agar anda bisa memandang kehidupan ini dengan lebih suci dan penuh keberanian.
Bangunlah jauh sebelum matahari
terbit. Temukan kesunyian. Rasakan bagaimana bumi menggerakkan hari.
Berjalan-jalanlah keluar. Biarkan dingin embun dan kabut menyentuh anda.
Pandanglah ke timur. Mungkin ada guratan-guratan jingga semburat di ufuk
pertanda matahari mulai membangunkan malam. Tebarkan senyum pada orang-orang
yang bergerak di keremangan. Carilah burung yang berkicau atau bunga yang
membuka kelopaknya. Bebaskan pikiran anda. Serahkan pada alam raya. Apakah anda
mampu melebur dalam pagi nan agung ini? Bila ya, besarkan dan pujilah Yang Maha
Besar.
TIDAK PERNAH BERHENTI BELAJAR
Hidup ini adalah sekolah yang tak pernah
usai. Jadi, jangan pernah berhenti belajar. Anda mungkin tak tahu apa yang akan
terjadi esok. Itu berarti esok adalah waktu anda untuk mempelajari hal-hal
baru. Dan sesungguhnya setiap saat selalu baru. Selalu ada hal baru untuk
diserap dan diketahui. Anda bisa memutuskan untuk kembali ke bangku sekolah
untuk mendapatkan gelar. Atau, mengikuti kursus-kursus singkat. Atau sekedar
bertanya,dan membaca buku. Yang terpenting, bukalah diri anda. Jangan biarkan
kepekaan anda lenyap. Anda tak pernah tua untuk menjadi baru.
Sepanjang jaman, burung Manyar membentuk
sarangnya dengan arsitektur yang itu-itu saja. Sedangkan manusia mampu
mendirikan bangunan di atas gunung, celah-celah lembah atau dasar laut. Sejak
semula, buaya dan ular harus berjemur di bawah panas matahari untuk
menghangatkan tubuhnya. Sedangkan manusia menciptakan pendingin dan penghangat
untuk menyamankan dirinya. Beda dari semua itu adalah kemampuan belajar yang
luar biasa yang kita miliki.
Percayalah, anda takkan pernah kehabisan
menemukan hal baru dari alam ini. Apa yang manusia temukan selama ini hanya
setitik tinta dari samudra ilmu luas.
CIPTAKAN HUBUNGAN DENGAN
ORANG-ORANG
Ketrampilan tehnis dan
pengetahuan tentang pekerjaan belumlah cukup. Anda perlu mengenal orang-orang
yang terlibat di dalamnya. Cepat atau lambat, anda akan membutuhkan bantuan
mereka. Karena itu, jalinlah hubungan dengan orang-orang lain. Menciptakan
hubungan bukan hanya dengan mengingat wajah, atau mengumpulkan kartu nama
mereka. Anda harus menumbuhkan ikatan batin.
Anda harus hadir di sana
memberikan sesuatu dari anda. Dan, sesuatu itu adalah bantuan anda; dukungan
anda. Prinsip hubungan itu sangat sederhana: hubungan itu selalu imbal balik;
saling memberi dan menerima; dan tolong menolong.
Atau, anda bisa menjadi matahari,
yang tak membutuhkan apa-apa dari orang lain. Tak henti memancarkan sinarnya
demi keberlangsungan kehidupan. Matahari tak melakukan transaksi. Namun, untuk
itu anda harus berada jauh tinggi, melepaskan diri dari kepentingan sendiri,
membebaskan diri dari perbedaan-perbedaan, dan yang terpenting mengisi diri
penuh dengan cinta kasih. Bila demikian, maka pantaslah bila bumi yang
mengitari matahari.
TAHANLAH
AMARAH ANDA
Mungkin
anda beranggapan, marah itu perlu untuk melepaskan sumbat emosi. Atau, agar
orang lain tahu apa yang tidak anda sukai. Atau, agar dada anda terasa lebih
ringan. Sesungguhnya, nasehat para bijak itu sederhana; jangan sia-siakan
energi anda dengan mengumbar kemarahan. Marah tak pernah memperkokoh diri anda.
Marah justru melemahkan sendi dan tulang anda. Kesabaranlah yang memperkuat
kepribadian anda. Kesabaran tak mengenal batas, karena itu bersabar adalah kekuatan.
Ada
tiga alasan mengapa anda tak perlu marah. Pertama, marah membutakan pandangan.
Anda tak bisa berpikir jernih dalam kemarahan. Kedua, marah mengundang musuh.
Kerja sama dibangun di atas semangat bantu-membantu. Bukan, paksa-memaksa.
Apalagi disertai kemarahan. Ketiga, marah berarti kelemahan. Anda kalah saat
marah. Orang yang membuat anda marah, mengalahkan anda.
BERUSAHALAH SEBAIK MUNGKIN,
SETELAH ITU LEPASKAN
Lakukan segala sesuatunya dengan
upaya terbaik anda. Yaitu, dengan sekuat tenaga, kecerdasan tinggi, dan sepenuh
hati. Anda pun akan mampu menahan beban yang berat, memecahkan persoalan yang
rumit dan menikmati kehidupan kerja anda. Namun, setelah itu pandanglah hasil
kerja anda dari kejauhan.
Akuilah bahwa anda tak mungkin
mengetahui semua hal. Oleh karenanya, anda tak memiliki kekuasaan untuk
memastikan bahwa semua upaya anda akan berhasil. Tugas anda adalah berusaha
sebaik mungkin. Itu saja.
Harapan terkadang menjadi beban.
Itu bila anda beranggapan bahwa semua harapan yang setinggi langit itu harus
terwujud. Anda tak berhak mengucapkan kata "harus". Sungguh berbeda
antara menaruh harapan dengan memaksakan kehendak. Anda boleh berkemauan. Untuk
itu anda harus berupaya. Namun, anda tak memiliki hak untuk memutuskan apakah
kenyataan akan sesuai dengan harapan. Sekali lagi, berusahalah sebaik mungkin.
HANYA PEMIMPIN SEJATI BERTINDAK BAK
PEMIMPIN SEJATI
Tak
ada pemimpin yang tiba-tiba turun dari langit. Mereka semua harus melalui
perjalanan hidup yang panjang dan berat. Mungkin anda tak bisa melihat betapa
deras keringat mereka bercucuran, atau betapa tegang otot mereka meregang.
Karena mereka mampu mengubah semua itu menjadi kekuatan yang gilang gemilang.
Anda tak perlu harus menjadi seorang pemimpin. Bukan anda yang memutuskannya.
Namun, anda dapat bersikap, bertarung dan berjuang sebagaimana pemimpin sejati
lakukan. Dan, memang itulah yang senantiasa mereka lakukan.
Singa
yang tak pernah merasakan perihnya luka cakar dan patah kuku bukanlah raja
rimba terhebat. Elang yang tak pernah menerjang topan badai dan menembus awan
gelap bukanlah kaisar langit terkuat. Kayu terbaik didapat dari pohon yang
tumbuh dalam tempaan hujan lebat dan panas terik. Pemimpin sejati ditemukan
dalam situasi sulit dan kritis. Pertempuran hanya diperuntukkan bagi mereka
yang berani. Pecundang yang lari dan bersembunyi tak pantas merayakan
kemenangan.
AMATILAH
DIRI ANDA DAN BERTANGGUNGJAWABLAH
Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan
yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri anda. Karena andalah yang menjalani
semua ini. Bukan orang lain. Hanya saja, terlalu banyak orang tak mau memikul
tanggung jawab itu.
Bagi mereka mempertanggungjawabkannya
adalah beban. Padahal, tak seorang pemimpin pun tak merasakan kebebasan setelah
berani mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dan, tanggung jawab tertinggi
untuk mencapai kebebasan murni adalah bertanggung jawab atas diri sendiri.
Seorang bijak pernah menulis demikian:
"Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu. / Amatilah ucapanmu,
karena akan menjadi tindakanmu. / Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi
kebiasaanmu. / Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. / Amatilah
karaktermu, karena akan menjadi nasibmu."
Di atas semua itu, amatilah diri anda.
Hanya mereka yang mengenal dirinyalah yang akan mencapai ketenangan diri yang
sesungguhnya.
DENGARKAN HATI NURANI ANDA
Kalimat-kalimat ini tak lebih berharga
ketimbang yang tertera dalam diri anda. Tak perlu takjub pada apa yang terbaca
ini. Karena anda memiliki sesuatu yang luar biasa tiada tara. Ia selalu
memancarkan cahaya terang bagi jalan keberhasilan anda. Ia juga menyampaikan
petunjuk penuntun langkah anda. Ia lebih indah dari puisi mana pun. Ia lebih
merdu dari nyanyian mana pun. Ia adalah hati nurani anda. Mari, luangkan waktu
untuk mendengar dan bercakap-cakap dengan hati nurani anda sendiri. Dan temukan
cahaya itu; temukan bisikan itu.
Kepekaan itu bagai pisau. Kian tajam mata
pisau, kian halus sayatannya. Namun, anda harus mengasahnya tak kenal lelah.
Asahlah kepekaan anda.
Gunakan setiap waktu untuk menajamkan rasa.
Yaitu dengan melembutkan hati, membeningkan batin dan menjernihkan pikiran. Ini
memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun ini cara terbaik untuk menemukan harta
yang tersembunyi itu.
TETAPLAH BERSEMANGAT MESKI
SITUASI SULIT
Seringkali situasi berjalan tak
sesuai kehendak. Atau mungkin meninggalkan anda. Mulai dari, promosi terhambat,
usulan ditolak, hingga hal sepele: data komputer rusak. Semua itu bisa jadi
mengecewakan dan getir. Anda dipersilakan memilih sikap apa pun yang anda mau,
namun jangan sampai kehilangan semangat. Saat anda memilih untuk tetap semangat
dan positif, sesungguhnya pilihan itu tak banyak. Pertahankan semangat anda
meski situasi sulit dan tidak memihak anda.
Percayalah, anda takkan sanggup
kecewa selama dua puluh empat jam terus-menerus. Pada saatnya semangat anda
menemukan harapan baru. Tetaplah optimis untuk mengerjakan segala sesuatunya.
Kesulitan itu hanya sementara datang untuk pergi. Janganlah kehilangan
antusiasme dan semangat, karena itulah pegangan yang kokoh. Semangat adalah
milik anda yang hakiki.
Bukankah semangat adalah kata
lain dari "spirit"? Sedangkan "spirit" adalah ruh dan jiwa
anda.
JANGAN PERMALUKAN ORANG LAIN
Orang mungkin bisa melupakan
kemarahan anda. Tapi, ingatan bagaimana mereka dipermalukan tak mudah dihapus
begitu saja. Rasa malu dan kehormatan berpadu satu. Bila salah satunya luruh,
maka hancurlah yang lain. Janganlah mempermalukan orang lain. Itu
seburuk-buruknya sikap yang dapat dilakukan oleh seseorang pada orang lain.
Jagalah kehormatan siapa pun. Tidaklah anda menghormati orang lain kecuali
menghormati diri anda sendiri.
Tahukah anda mengapa ayam aduan
disebut ayam jago? Karena ayam jago tak pernah mengalami kekalahan. Pemilik
yang baik selalu menghentikan
pertarungan sebelum ayamnya jatuh
tersungkur. Ia tak ingin sang jagoan dipermalukan dan kehilangan harga diri
untuk kembali bertarung. Seseorang yang dipermalukan bagaikan ayam jago yang
tak bernyali berkukuruyuk lantang. Seorang yang kehilangan harga diri tak kuasa
menghadapi matahari esok hari. Bantulah orang lain menemukan harga dirinya.
Tiada kehilangan yang lebih menyedihkan selain kehilangan harga diri.
TUNJUKKAN KEPEDULIAN ANDA
Peduli selalu berbalas peduli.
Tunjukkanlah minat pribadi anda. Dan perlakukan orang lain dengan penuh
penghargaan. Orang pun akan menanggapinya lebih dari apa yang anda harapkan.
Bahkan, hanya karena anda peduli, orang akan memberikan sesuatu sebelum anda
memintanya. Kita tidak hanya berkomunikasi dengan kata-kata, namun juga dengan
perasaan-perasaan. Karena itu, tunjukkan kepedulian setulus dan sejujurnya.
Ketidaktulusan dan kepura-puraan mudah sekali tercium. Peduli bukan basa-basi.
Tunjukkan minat anda pada seorang
anak kecil, maka ia akan menggambar lebih indah dari Leonardo Da Vinci. Atau,
memainkan piano lebih hebat dari Mozart. Tunjukkan kepedulian anda pada siapa
pun, maka mereka akan melampaui keterbatasannya. Perhatian anda bagaikan
pemantik yang menyalakan api harapan dan semangat dalam diri orang lain.
Sekaligus menghangatkan hubungan-hubungan. Dan itu muncul bila anda
melakukannya penuh ketulusan. Bila tidak, orang mungkin menganggap anda sedang
mengecoh mereka.
SOPAN SANTUN ITU BERHARGA
Banyak orang bersikap menuruti
label-label yang melekat pada dirinya. Hanya karena berkedudukan tinggi,
seseorang seolah boleh meletakkan kakinya di atas meja. Atau, tertawa
terbahak-bahak memecahkan keheningan. Sedangkan, orang lain tak berhak
melakukannya. Memang benar, kepercayaan diri yang tinggi dapat ditumbuhkan
dengan sikap dominan. Namun, kekuatan anda terletak pada bagaimana bersikap
tanpa terikat pada label-label itu. Dan, sikap terbaik adalah sopan dan santun.
Tak seorang pun menolak perilaku
sopan dan tindakan santun. Itulah yang diajarkan oleh semua ajaran kebajikan.
Keramahtamahan adalah bahasa yang melintasi negara-negara. Ketinggian peradaban
diukur dari bagaimana sebuah bangsa memperlakukan manusia sebaik-baiknya.
Keunggulan organisasi anda terletak pada penghormatan karyawan mulai dari aksi
terkecil hingga keputusan terpenting.
TEMUKAN TELAGA JERNIH ANDA
Ada sebuah telaga indah. Airnya
sejuk, jernih dan tenang. Permukaannya berkilauan, bukan hanya karena
memantulkan sinar rembulan, namun batu-batu pualam yang ada di dasarnya juga
memancarkan cahaya. Kedamaian selalu meliputinya. Sayangnya, telaga itu tak
mudah di jangkau. Ia terletak di tengah hutan lebat yang dipagari oleh semak
berduri. Pepohonan tinggi dan binatang buas menghadang setiap langkah ke sana.
Siapa pun yang mampu menemui dan mereguk keindahannya, raja rimba pun tunduk
dan patuh padanya.
Telaga itu adalah hati nurani
anda, yang senantiasa menyerukan ketentraman batin. Kesejukan regukan airnya
memberi makna pada hidup anda. Sedangkan rimba lebat penuh onak dan binatang
buas adalah wujud dari pikiran, emosi, hawa nafsu dan persepsi indrawi yang
selalu menghalangi jalan anda. Tanpa disadari ia pun dapat melukai diri anda.
Namun, bila anda telah menemukan suara hati nurani itu, maka kekuatan dan
kedamaian melingkupi anda. Temukan telaga jernih milik anda. Itulah anugrah
paling berharga yang harus anda pegang teguh dalam hidup ini.
JADILAH DIRI ANDA SENDIRI
Renungkan kembali peran-peran
yang anda jalankan selama ini. Adakah kejujuran dan kesederhanaan di sana?
Atau, kepura-puraan yang merumitkan anda sendiri? Dimaklumi, banyak orang membangun
benteng berupa topeng-topeng diri yang dapat ditukar pakai di setiap keadaan.
Tak heran bila ada orang berkata, dalam sebuah karnaval, kita menggunakan
topeng di atas topeng kita.
Percayalah, itu semua menyiksa
dan semu. Temukan diri anda sesaat sebelum tertidur malam, atau segera setelah
bangun pagi. Rasakan betapa sederhana dan polosnya diri anda. Saat itu,
renungkan kembali peran yang anda jalankan.
Seorang bijak menganjurkan,
"Jadilah seperti kayu Cendana yang menerbarkan keharuman ke seluruh udara.
Mereka yang menyentuhnya turut menjadi harum. Bahkan ketika dipotong pun, kayu
Cendana memberi wangi pada pisau yang membelahnya." Anda bisa menuliskan
kembali peran anda. Peran yang "everlasting"; yang jauh melebihi usia
anda; yang layak dikenang dalam sejarah anda di bumi ini. Yaitu, peran untuk
menjadi diri anda sendiri; diri anda yang sederhana dan apa adanya.
SADARILAH KETERBATASAN ANDA,
MINTALAH BANTUAN
Demi kebaikan diri anda, mintalah
tolong pada orang lain. Meminta tolong adalah bentuk penghormatan yang selalu
menumbuhkan gairah. Pujian mungkin dapat menyejukkan telinga pendengarnya.
Namun, meminta pertolongan bagaikan tungku pembangkit energi yang menggerakkan
hati, otot dan tulang. Semua orang senang membantu bila diminta. Namun, itu
hanya bila anda menyadari betapa terbatasnya diri anda. Dan, betapa luasnya
kemungkinan yang tersedia karena anda menghargai kemampuan dan itikad baik.
Salah satu batu setapak kepemimpinan adalah bila anda dapat meraih ketulusan
dari orang lain.
Tukang cukur terbaik pun tak
sanggup mencukur rambutnya sendiri. Ia memerlukan pertolongan orang lain. Demi
hasil yang lebih baik dan tak membuat celaka. Ketrampilan tinggi dapat
menumbuhkan kepercayaan diri.
Namun, keangkuhan yang
mengabaikan keterbatasan diri dapat melukai anda. Bila anda berkeras menolak
bantuan orang lain, anda mengabaikan keluasan kesempatan. Namun, bila anda
tergantung pada tali orang lain, anda menutup mata pada kekuatan genggaman
anda.
SESUATU DIKUMPULKAN UNTUK
DIBERIKAN
Seberapa tinggi anda mendaki
karier. Seberapa luas anda meraih cakrawala. Selalu ada batas yang tak bisa
dilewati. Ini bukan batas yang menghentikan langkah; tapi batas untuk
menyesuaikan makna hidup ini. Anda pun dapat melangkah lebih ringan. Bila
selama ini anda mengumpulkan sesuatu, maka batas itu menuntun anda untuk
merelakannya lepas dari genggaman. Sadarilah kapan saatnya batas itu tiba.
Meski ada jutaan dahan kayu di
hutan, seekor Pipit cukup membutuhkan sebatang ranting untuk menggayutkan sarangnya.
Keselamatan telur-telur mereka lebih berharga dibanding seberapa banyak ranting
yang bisa dikuasai. Bagaimana anda melihat kata "cukup"? Apakah
penting bagi anda memiliki kue sebanyak-banyaknya? Padahal anda takkan bisa
menelan lebih besar dari lubang tenggorokan. Selalu ada batas untuk hal-hal
yang anda miliki. Namun, tiada kata cukup bila anda berkenan memberi. Itulah
mengapa para serdadu sejati bersedia menjadi martir di medan tempur.
RAYAKAN KEBERHASILAN BERSAMA
Bagilah keberhasilan anda.
Seberapa pun keberhasilan yang anda akui, pasti tak luput dari peran serta
orang lain. Mereka membukakan pintu dan kesempatan, meski anda tak
menyadarinya. Mereka menunjukkan jalan dan menuntun anda, melalui
kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat. Diam-diam anda pun mengambil banyak
pelajaran dan keuntungan dari mereka.
Bila demikian, apa makna
keberhasilan bagi anda? Hadiah yang pantas diterima?
Atau, sesuatu yang patut dibagi
pada setiap orang? Keberhasilan takkan kekurangan arti bila anda mau merayakan
bersama orang-orang sekitar anda.
Seorang pemain basket melakukan
"coast to coast" dan mencetak angka sambil meliuk gemilang. Hebatkah
ia? Pelatih yang jeli justru mengacungkan jempol pada ke empat pemain lainnya.
Karena, merekalah yang menyediakan ruang tembak kosong dengan menghadang
seluruh pemain lawan hingga tak berkutik?
Amati sekali lagi apa yang anda
nyatakan sebagai keberhasilan. Apakah semata-mata hasil jerih payah upaya anda
sendiri? Atau anda mampu melihat
begitu banyak orang telah
menyediakan jalan itu pada anda?
BERSIKAPLAH OBYEKTIF, HARGAI
SEMUA PENDAPAT
Seringkali pemecahan masalah
tidak datang dari para ahlinya. Namun, disampaikan oleh mereka yang berpikir sederhana
dan tak dinyana-nyana. Bersikaplah obyektif, jujur dan terbuka. Jangan sekedar
memandang siapa yang menyampaikan. Hargailah apa yang disampaikan. Tak jarang
perbaikan dipacu oleh cemoohan. Dan, itu jauh lebih berharga daripada seribu
pujian yang melenakan. Bila anda cukup terbuka terhadap semua saran, anda
menemukan betapa luasnya kesempatan.
Keindahan lukisan takkan berkurang
hanya karena anda tak mengenal pelukisnya. Jangan biarkan pendapat subyektif
menyesatkan anda. Keindahan lukisan ataupun kemerduan nyanyian tidak terletak
dalam pikiran anda. Namun, ada karena memang benar-benar ada. Bila anda tak
mampu merasakan kehadirannya, jangan-jangan anda sedang kehilangan obyektivitas
anda.
Hargailah sesuatu karena sesuatu
itu memang berharga, bukan karena sudut pandang sempit anda.
PENGHARGAAN ADALAH PENGINGAT
TERBAIK BAGI YANG ALPA
Bila anda hendak menghukum
seseorang karena kesalahannya, tundalah sejenak. Tanyakan pada diri sendiri,
apakah anda telah memberikan penghargaan pada mereka yang berkinerja baik?
Penghargaan yang disampaikan secara tepat merupakan pengingat bagi mereka yang
lalai. Ini adalah "hukuman" terhalus yang langsung menyentuh hati
seseorang. Sekaligus pemantik motivasi tanpa anda memintanya. Tak perlu menjadi
orang yang ditakuti. Sisihkan dulu berbagai tuduhan dan ancaman hukuman.
Mulailah dengan menghargai pekerjaan yang benar. Lebih banyak orang tergerak
untuk berprestasi karena kehormatan daripada hukuman.
Pelatih yang baik tidak menghukum
lumba-lumba yang tak melompat cukup tinggi. Ia justru menghadiahi ikan segar
pada lumba-lumba yang beratraksi lebih baik. Lumba-lumba pun tak senang
dihukum. Lumba-lumba pun tak mau dicemooh. Namun, perlu didorong untuk
memperbaiki kesalahan tanpa kehilangan kehormatannya. Dan, dorongan terbaik
datang dari dalam diri sendiri.
HIDUPLAH APA ADANYA
Dalam upaya anda mencari
ketenangan, jangan lantas lari dari hiruk-pikuknya kehidupan. Pandanglah
sesuatu itu melalui kacamata sederhana dan sepolos mungkin. Lalu lintas yang
riuh rendah; Anak kecil yang menangis kencang; Atau, hilir mudiknya
orang-orang. Semua itu berjalan sesuai dengan sifat alaminya. Semua itu
berjalan wajar. Dan tidak mengganggu ketenangan anda.
Karena ketenangan bukanlah
gemericik air di kolam, semilir angin perlahan atau senyapnya malam. Ketenangan
tidak berada di luar sana. Ketenangan berada dalam diri anda. Bila anda
berkenan memandang segala sesuatu apa adanya, anda dapatkan ketenangan yang tak
terhingga.
Dunia adalah cermin pikiran. Anda
yang mengatakan dunia itu ribut, sebenarnya berasal dari pikiran yang ribut.
Pikiran yang tenang adalah
pikiran yang menerima kenyataan
sewajarnya. Hiduplah tenang. Hiduplah apa adanya.
BILA ANDA HARUS MEMBUANG APEL
YANG BUSUK
Bila saat untuk melakukan
penyelamatan tiba, jangan ragu untuk mengambil tindakan tegas, segera dan
menyeluruh. Jangan tunda-tunda keputusan anda. Jangan ambil tindakan
setengah-setengah. Lakukan sepenuh hati. Jangan rasa kasihan menyurutkan
langkah anda untuk bertindak. Penyelamatan adalah penyelamatan bagi seluruh
penumpang kapal kepemimpinan anda. Meski begitu, jangan kehilangan maaf anda.
Orang-orang hanya mengikuti pemimpin yang memiliki ketegaran batu karang
prinsip dan kelembutan arus air sikap.
Ibarat, bila anda membiarkan pil
larut dalam mulut, maka anda akan merasakan betapa pahitnya. Alih-alih
menyembuhkan, khasiatnya lenyap dalam air liur anda. Anda harus menelannya
utuh-utuh. Demikian pula tindakan anda untuk menyelamatkan keadaan. Jangan
tunggu sebutir apel busuk merusak seluruh apel dalam keranjang. Buang yang
busuk. Selamatkan yang masih segar. Bersikaplah tegar dalam melihat
konsekuensi. Dan, tegas dalam mengambil keputusan.
ANDA BEBAS MEMILIH PERSEPSI
Anda dapat memilih untuk bersikap
optimis atau pesimis. Dan, semestinya itu dilakukan dengan penuh kesadaran.
Sesungguhnya, apa pun sikap yang anda pilih, ia takkan menambah atau mengurangi
sebuah realita. Sikap adalah pantulan cermin realita yang ingin anda lihat;
bukan realita itu sendiri.
Pahami keadaan sebagaimana
adanya, maka anda dapat membuka pintu kebebasan bersikap. Hanya dalam
kebebasan, sebuah tanggung jawab dapat dipikul sepenuhnya.
Udara dingin mungkin membuai anda
bermalasan dalam selimut hangat. Namun, guyuran air dingin justru menyegarkan
sekujur tubuh. Dingin itu adalah dingin yang sama. Tak ada yang salah padanya.
Persepsilah yang menggerakkan tindakan ke arah yang anda mau. Anda hanya perlu
memahami dingin sebagaimana dingin itu adanya. Temukan kemandirian untuk
memutuskan tindakan. Saat anda bersedia memanggul tanggung jawab atas hidup
anda, saat itu anda menemukan makna kebebasan bertindak.
TINDAKAN DAN WASPADA MEMUPUSKAN
KERAGUAN
Bila anda ragu, maka janganlah ragu.
Keraguan menghalangi tindakan. Keraguan adalah rasa takut yang memudarkan
kesempatan. Memang, semua orang butuh kepastian. Namun, saat badai, siapa yang
berani menjamin kemana arah angin melaju. Jangan biarkan pikiran membelenggu
anda dalam keraguan. Pupuskan keraguan dengan perhitungan cermat dan tindakan
penuh waspada.
Serdadu yang maju ke medan tempur
tak pernah tahu dari mana peluru musuh datang memburu. Mereka pun tak tahu
berapa banyak ranjau tertebar dihadapannya. Bagi serdadu tempur sejati, perlindungan
terbaik adalah keberanian dan kewaspadaan. Keduanya menumbuhkan keyakinan serta
menyingkirkan rasa takut dan ragu. Namun, keraguan tak hanya dipupuskan dengan
keyakinan. Di saat anda benar-benar tak tahu apa yang akan terjadi, anda harus
mengakui dengan setakjim-takjimnya bahwa anda benar-benar tidak tahu; dan
menyerahkan seluruh tindakan anda pada ketidaktahuan. Kerendahan hati pun
mengatasi keraguan.
JANGAN GENTAR, HADAPILAH
TANTANGAN
Bukan apa yang terlihat di
penampakan; diri dalam anda jauh lebih berharga. Penampilan luar mudah dibeli.
Padahal kekuatan anda tertanam di dalam diri melalui perjalanan hidup yang
panjang, terjal dan licin; sesuatu yang anda alami sehari-hari. Jujurlah pada
diri sendiri. Luruhkan sedikit demi sedikit topeng-topeng semu yang anda
kenakan. Ketidakjujuran mungkin tempat berlindung yang baik, namun sama sekali
bukan tempat tinggal yang menentramkan.
Tikus yang mengaum bagai singa
tetap saja lari menghindari terkaman kucing. Dua petinju yang saling bertatapan
tajam harus mengalahkan kegentaran hatinya terlebih dahulu. Bukan soal kerasnya
tulang atau besarnya otot, namun tegarnya hati yang mampu mengalahkan
kegentaran anda. Jangan takut menghadapi tantangan yang terbentang di hadapan.
Sesulit apapun masalah, ia takkan melebihi kemampuan anda untuk memikulnya.
Ayo, selesaikan semua persoalan. Untuk itulah anda berada di sini.
PANDANGLAH SEGALA SESUATUNYA
SECARA UTUH DAN BERHARGA
Sebagaimana bulan, selalu ada
sisi yang tampak dan tak tampak. Kita menyebut sisi yang terlihat sebagai sisi
positif penunjuk jalan terang yang
menumbuhkan gairah optimisme.
Sedangkan, sisi yang tak terlihat adalah sisi negatif yang mencerminkan
gambaran gelap suatu kejadian. Namun, bulan adalah keseluruhan bulan. Anda tak
dapat menyebut bulan hanya pada sisi yang berkilauan, dan meninggalkan yang
buram. Begitulah selayaknya anda memandang perjalanan hidup dan karier anda.
Pandanglah secara utuh. Pahami setiap jatuh bangun sebagai baut kecil dari
sebuah mesin raksasa kehidupan. Tak ada yang percuma. Esok hari atau
bertahun-tahun kemudian, mungkin anda menyadari tindakan kecil anda menjadi
begitu berharga.
Selalu ada sisi yang anda pahami
dan tak anda pahami. Hadapilah sisi yang tak anda pahami dengan penuh
kerendahan hati. Bukan untuk pasrah tak
berdaya. Namun, sebuah bentuk
penyerahan diri yang takjim pada misteri kehidupan. Dalam alam raya ini, kita
hanyalah setitik debu dalam ke-Maha-Agung-an yang tiada bertepi.
PEMIMPIN SEJATI MEMENANGKAN SEMUA
ORANG
Kepemimpinan itu berada dalam
jiwa. Bukan pada tongkat komando, atau simbol-simbol kehormatan lain. Bintang
tanda jasa yang bertaburan di dada
dan garis kepangkatan yang
tertoreh di pundak hanyalah gula-gula pemanis kepemimpinan anda. Jangan mudah
terkecoh. Dan jangan pula biarkan orang lain mengikuti anda karena
pernak-pernik itu. Ujian terberat kepemimpinan terletak pada kemampuan anda
melepaskan seluruh atribut yang melekat pada diri anda. Kepemimpinan diri
sendiri tidak memerlukan semua hiasan itu, namun keberanian untuk memandang
diri anda sejujur-jujurnya.
Sekelompok elang yang dipimpin
seekor parkit dapat dengan mudah dikalahkan oleh sekelompok parkit yang
dipimpin seekor elang. Jiwa yang kuat mengatasi kerentaan tubuh fisik.
Sesungguhnya tubuh sarat dengan kelemahan. Sedangkan jiwa mampu membumbung
melampaui batas-batas. Bersama pemimpin sejati, siapa pun senantiasa mengalami
kemenangan.
TEMUKAN MOTIVASI TERTINGGI ANDA
Anda tidak hanya harus bekerja
sebaik mungkin. Anda pun semestinya memiliki motivasi terbaik. Anda boleh tulis
kehormatan jabatan, gelimang harta atau sanjungan ketenaran dalam daftar
motivasi anda. Namun, pastikan semua itu tercantum pada baris terbawah yang
anda sendiri nyaris tak sempat membacanya. Jangan campur-adukkan motivasi luhur
dengan pencapaian sesaat. Mulailah memotivasi diri untuk memberikan sesuatu
yang jauh berkepanjangan demi kesejahteraan hidup umat manusia.
Embun turun ke bumi diam-diam,
jauh di pagi hari kelam, saat kebanyakan mata masih terpejam. Ia membasahi
rumput dan memberi air bagi akar-akar halus. Bunga pun bermekaran dan kehidupan
dilanjutkan. Motivasi luhur tidak tertanam di pikiran. Ia adalah pemahaman yang
tak perlu dijabarkan dengan pengertian. Terimalah peran anda dalam kehidupan
ini. Lakukan saja segala sesuatunya sekuat tenaga penuh ketulusan tanpa pamrih.
Bila anda mampu menemukan kebahagiaan, anda boleh tulis itu sebagai motivasi
nomor satu anda.
JANGAN BANGKITKAN AMARAH ORANG
LAIN
Hampir-hampir saja kemarahan itu
sia-sia. Kecuali sebagai pertanda alam akan adanya sesuatu untuk dibela, amarah
bukanlah pertahanan ataupun penyerangan. Ketika sabar adalah cahaya
gilang-gemilang, maka amarah bagai ruang gelap yang membutakan penglihatan.
Anda mungkin mampu mendorong semangat orang lain dengan membangkitkan
amarahnya. Tapi, itu hanya berlaku seperti detik pertama goresan korek api.
Bila tidak, amarah akan membakar habis dirinya. Dan anda takkan mendapatkan
apa-apa kecuali abu hitam kehancurannya.
Percayakah anda, sebuah kapal
selam ultra modern terpuruk karam hanya karena tak sengaja menabrak ranjau kuno
yang ditebar saat Perang Dunia ke dua berpuluh-puluh tahun silam? Inilah
contoh; amarah tak bisa begitu saja padam meski damai telah dijabat-tangankan.
Peperangan memang telah dihentikan. Namun, kerusakan muncul tiada terduga. Dan
mungkin berlangsung hingga beberapa generasi ke depan. Sadarkah anda, kemarahan
kecil yang anda umbar kelak menjadi ranjau yang dapat mencelakakan banyak
orang? Termasuk diri anda sendiri.
CURAHKAN YANG TERBAIK DARI DIRI
ANDA
Teruslah memperbaiki diri.
Keunggulan diraih melalui pengembangan tiada henti. Reputasi dibangun dengan
memberi arti pada tiap langkah yang anda
tapaki. Karakter terpahat oleh
tempaan kehidupan sehari-hari. Mungkin anda tak mencapai akhir kesempurnaan.
Namun, anda dapat menjadi sempurna untuk saat ini. Yaitu dengan mencurahkan
seluruh karya anda sekuat tenaga dan sepenuh hati. Setiap detik adalah detik
baru menuju penyempurnaan diri. Bila anda terus melaju di jalan ini, anda
temukan yang terbaik dari diri anda dan dari mana pun anda berada. Saat anda
menjadi sosok terbaik, anda dapat nikmati segenap kehidupan ini.
Sutra adalah kain terbaik yang
ditenun manusia. Kelembutan dan ketinggian nilainya nyaris tak kenal pudar.
Sutra baru dibiarkan tergerai menyelendang. Sedangkan yang lebih matang menjadi
pakaian kehormatan. Bahkan sutra usang pun disimpan sebagai pelindung batu
permata. Tak ada yang sirna begitu saja dari sesuatu yang berkualitas tinggi.
Terbaik berarti terbaik di mana pun dan kapan pun. Kelembutan hati dan
ketinggian budi adalah sutra yang dapat anda tenun sebagai pakaian kemuliaan
diri.
BERDAMAILAH DENGAN DIRI ANDA
SENDIRI
Dapatkah anda berada di sana
dengan pikiran tenang, meski keriuhan caci-maki berterbangan di udara? Dapatkah
anda duduk di situ dengan hati sejuk, meski kericuhan carut-marut hadir di
sekitar anda? Dapatkah anda berdiri dengan pijakan tegar, meski keributan
menderu-deru tak tentu? Dapatkah anda melindungi pikiran, hati dan pijakan agar
senantiasa tenang, sejuk dan tegar? Dapatkah anda tak terganggu oleh caci-maki,
cela dan hujat yang ditebarkan tiada arah? Apa pun yang terjadi di luar sana,
tetaplah singsingkan lengan baju, berkaryalah tanpa penuh harap, dan temukan
kedamaian dalam diri anda
sendiri.
Anda perlu memiliki kekokohan
batu karang yang tak goyah walau badai menerpa. Ini adalah prinsip kedamaian
diri. Anda pun perlu memiliki
kelenturan air sungai yang lincah
melewati batu-batu kali. Ini adalah prinsip keceriaan dalam menikmati
perjalanan kehidupan dan karier anda. Bila
anda mampu bergembira bersama
diri anda sendiri, anda sungguh-sungguh bergembira.
BERWELAS ASIHLAH
Hiduplah sedemikian rupa sehingga
anda selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai anda. Tak peduli,
apakah anda berada di rumah, kantor, jalan atau dimana pun anda berpijak,
pastikan anda menemukannya. Sesungguhnya prinsip cara hidup ini sederhana; anda
harus memberi sebelum menerima. Tebarkan welas asih anda ke segala penjuru.
Anda tak perlu membidik. Cinta akan menemukan sasaran setepat-tepatnya. Kasih
tak kenal pamrih. Hanya dari rasa rendah hati yang terdalamlah sosok cinta
sejati mengalir.
Air terjun dikenal dari deras
cucurannya. Bunga dinamai dari apa yang kuncup dan mekar. Anda dikenang dari
apa yang anda berikan. Kasih yang anda
berikan, kasih pula yang anda
terima. Hiduplah sedemikian rupa sehingga cinta kasih selalu memancar dari diri
anda.
AMBILAH KEPUTUSAN
Yang membedakan anda sekarang
dari kemarin adalah keputusan-keputusan yang anda ambil. Keputusan membuat anda
bergerak. Keputusan mengubah anda. Keputusan menuntaskan keraguan; dan membuka
jalan bagi pemecahan masalah. Tak seorang pun merasa nyaman tinggal dalam
keraguan. Bila anda tidak mengambil keputusan, waktu akan tetap menemukan
caranya sendiri untuk menyusun keadaan baru. Hukum alam tak membiarkan keraguan
berdiam terlalu lama.
Kita berjalan bukan di atas
rencana-rencana, tetapi di atas keputusan-keputusan. Perencanaan yang baik
memang diperlukan. Namun, jangan
harap semua keadaan mendukung
rencana anda. Tak ada perencanaan yang sempurna. Jangan tunda-tunda, ambillah
keputusan pada saatnya. Sadarilah, selalu saja ada hal yang dapat dipersalahkan
dalam keputusan anda. Namun, bagaimana anda bisa mengetahuinya tanpa
memutuskan? Sebuah keputusan justru memperbaiki rencana-rencana. Dan yang
terpenting, keputusan dapat mewujudkan harapan-harapan anda.
KESEMPATAN BERSEMBUNYI DI BALIK
KEGAGALAN
Bila anda mencari alasan untuk
sebuah kegagalan, anda bisa temukan berjuta-juta dengan mudahnya. Namun, alasan
tetaplah alasan. Ia takkan
mengubah kegagalan menjadi
keberhasilan. Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak
menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan
anda dari keberhasilan; sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah
mencari alasan untuk menutupi egagalan. Mulailah bertindak untuk meraih
keberhasilan.
Belajarlah dari penambang yang
tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia
saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari
logam. Tak jemu ia lakukan hingga
tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya anda memperlakukan
kegagalan. Kegagalan itu seperti
pasir keruh yang menyembunyikan
emas. Bila anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan,
serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka anda akan menemukan cahaya
kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua
emas yang ada di dalamnya.
PAHAMI KETAKUTAN ANDA
Rasa takut adalah kebutuhan
pertumbuhan diri. Ia membunyikan alarm jiwa agar anda melakukan sesuatu.
Ketakutan adalah pertanda anda telah terlalu lama diam tak bertindak. Jangan
perlakukan rasa takut dengan melangkah surut atau menyingkir jauh-jauh.
Alih-alih dijauhi, anda perlu memahami ketakutan anda.
Memang setiap hal baru memicu
rasa cemas. Ketidaktahuan membuat anda khawatir. Tapi, bila anda paham, rasa
takut sebenarnya penyedap yang membuat suatu masalah menjadi menarik. Ambillah
tindakan dengan berani, maka ketakutan pun tak lagi menampakkan wajah yang
menyeramkan.
Letakkan kerikil kecil dekat ke
cahaya lampu. Bila anda alihkan pandangan ke arah dinding di balik kerikil,
anda temukan bayangan hitam besar. Ketakutan melahirkan bayangan hitam besar
pada masalah anda. Namun, itu hanyalah bayangan bukan persoalan yang semestinya
anda hadapi. Jangan biarkan ketakutan mengalihkan pandangan anda dan melupakan
masalah yang sesungguhnya. Tetaplah tekun memusatkan pada tujuan anda. Niscaya,
anda melihat cahaya terang bukan bayangan hitam.
KUAT, CERDAS, DAN BERBUDI
Anda memiliki tubuh; agar mampu
memikul beban berat. Namun, bertubuh kuat belumlah cukup; tubuh mudah rapuh
termakan usia. Anda dianugerahi akal pikiran; yang mampu mengolah pengetahuan
untuk memecahkan masalah. Namun, intelektualitas tinggi belum jua cukup;
terlalu banyak pertanyaan yang tak terjawab. Di atas semua itu, anda
membutuhkan nurani; yang membisikkan kebijakan yang tak lekang ditelan waktu.
Sesungguhnya, anda pun dibekali hati; agar senantiasa menebarkan budi baik dari
dalam diri anda pada lingkungan sekitar.
Pesilat yang paripurna adalah ia
yang senantiasa mengolah tubuhnya sekuat mungkin agar mampu bergerak cepat dan
bertenaga; mengasah kecerdasannya setajam mungkin agar lihai memainkan jurus
jitu untuk bertahan dan menyerang; serta menghaluskan hatinya selembut mungkin
agar mampu mengalahkan tanpa melukai dan merendahkan kehormatan lawan. Saat
anda mampu mengendalikan kesemuanya, saat itulah anda menemukan integritas diri
yang sejati.
BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN KERJA SAMA
Mungkin anda merasa mampu
mengerjakannya sendiri. Namun yang pasti, mustahil anda mengerjakan segalanya
tanpa bantuan orang lain. Seluruh pekerjaan yang ada di dunia ini dilakukan
melalui kerja sama. Anda mengambil sesuatu; anda pun memberikan sesuatu. Sadar
atau tidak, anda bertukar-terima dengan siapa pun yang anda jumpai; tanpa melihat
atribut-atribut khayali yang tertangkap di permukaan. Sudahlah..., tak perlu
begitu naif untuk memantabkan perbedaan. Kita semua hidup di bumi yang satu.
Agar dapat membasahi seluruh
ladang, diperlukan butir-butir air hujan yang turun bersama-sama. Dan, hujan
pun tak hanya turun pada satu ladang saja. Alam mengajarkan, kemakmuran hanya
tercapai bila anda bekerja bersama-sama untuk meraihnya. Dan, ketika kemakmuran
itu turun, ia tak hanya dianugerahkan pada anda sendiri. Bersedialah untuk
memberi dan menerima dengan siapa pun. Dua belah tangan anda takkan cukup untuk
merengkuh bumi. Bekerjalah bahu-membahu. Itu jauh lebih baik.
SAMPAIKAN SALAM
Jangan langsung bicara. Jangan
ambil tindakan begitu saja. Jangan terburu berprasangka. Awali dengan sepatah
sapaan. Sertai dengan selengkung
senyuman. Dan, mantabkan dengan
serengkuh jabatan hangat. Jadilah sosok yang menebarkan kedamaian. Kemurahan
hati tercermin dari bagaimana orang lain merasa damai bersama anda.
Sebuah hari tak dimulai dengan
teriknya matahari; namun sejuknya pagi.
Sebuah malam pun tak diawali
dengan dinginnya kelam, tetapi hangatnya senja.
Semua dibuka dengan sapaan. Dan,
sapaan terbaik adalah salam. Ucapan ringan yang berat bobotnya. Karena di
situlah kehormatan anda bertumpu, dan seberapa dalam orang membuka hatinya
untuk anda. Tak banyak yang dapat anda harapkan dari seseorang yang bahkan
untuk sebuah sapaan dan salam pun ia begitu kikir.
ANDA TIDAK IDENTIK DENGAN
PERASAAN ANDA
Bila anda marah, katakan anda
mengalami perasaan marah. Bila anda bimbang, katakan anda mengalami perasaan
bimbang. Demikian pula bila anda mengalami rasa sedih, cemas, gembira, takut
dan perasaan-perasaan lain. Anda bukan perasaan anda. Dan, jangan lekatkan anda
dengan perasaan itu. Anda adalah anda yang tenang dan tekun meneliti apa yang
terjadi dalam diri. Anda bukanlah anda yang tenggelam dalam rawa perasaan. Anda
adalah sosok yang bebas memilih dengan kendali penuh dalam diri. Bila anda
mampu membebaskan diri dari jerat perasaan, anda akan temukan secercah pencerahaan.
Bintang di langit terbit dan
tenggelam. Demikian pula perasaan, muncul dan lenyap dari diri anda. Perasaan
adalah signal-signal alam yang ditawarkan
pada anda. Namun, jangan jadikan
diri anda sebagaimana perasaan anda. Angin badai boleh menderu-deru. Ombak
permukaan boleh bergejolak liar. Tetapi, di laut yang dalam, air tetap tenang.
Bahkan, pasir laut tak terusik barang sebutir pun. Itulah diri anda yang
tenang.
TANGGALKAN KEANGKUHAN, KENAKAN
KEPERCAYAAN DIRI
Jangan anda campur-adukkan kepercayaan
diri dengan keangkuhan. Kepercayaan diri merupakan kendali pribadi. Sedangkan
keangkuhan hanya memberikan kehormatan semu. Dan, itu tidak terletak di mahkota
kepala anda, melainkan duri di telapak kaki yang menjerembabkan anda secara tak
terduga. Keangkuhan akan menyia-nyiakan anda. Bahkan, tak seorang pun menyukai
keangkuhan melintas di hadapan mereka. Karenanya, tanggalkan keangkuhan dan
berjalanlah dengan takjim penuh percaya diri.
Merak diburu dan dibunuh karena
sesuatu yang dibanggakannya; yaitu bulu-bulu indahnya. Demikian pula, para raja
takluk dan terguling karena sesuatu yang diangkuhkannya; yaitu kekuasaan.
Keangkuhan itu meruntuhkan. Kebanggaan itu menjatuhkan. Ia bagaikan binatang
buruan yang membuat mata pemburu liar untuk segera menangkap dan
melumpuhkannya. Jangan biarkan diri anda menjadi sasaran empuk jerat yang
memerangkap sia-sia. Singkirkan keangkuhan, karena itu bukan milik anda.
PAHAMI MISI ANDA
Sadari misi anda; yaitu makna
anda di kehidupan ini. Jangan berhenti pada yang tampak. Temukan misi anda yang
jauh melampaui pandangan dan mengatasi pikiran. Setiap dari kita memiliki misi
yang pasti ditunaikan. Anda hanya perlu memahaminya; maka hidup pun tak lagi
terasa sia-sia.
Seorang pengemudi angkutan
pedesaan ditanya, mengapa ia berangkat pagi-pagi untuk menjalankan kendaraan
tuanya? Jawabnya, agar ia bisa mengantarkan orang-orang segera sampai di pasar
sehingga mereka bisa saling bertukar-beli barang-barang kebutuhan. Setelah itu,
mengantar anak-anak agar tidak terlambat tiba di sekolah. Kemudian, membawa
pekerja-pekerja turun ke kota agar bisa mengusahakan nafkahnya. Lalu, ia
beristirahat dan membenahi kendaraannya. Ia tidak mencari penumpang. Ia hanya
melayani apa yang menjadi kebutuhan orang.
Soal rejeki adalah soal pembagian,
bukan perburuan mati-matian. Itulah makna kehadiran diri dan kendaraannya di
gunung itu.
Apakah anda melihat sesuatu yang
luhur dalam apa yang anda kerjakan? Lihatlah lebih dalam; maka kerja anda
sangatlah berharga.
TEBARKAN CINTA KASIH
Tebarkan cinta kasih pada setiap
hembusan nafas anda. Pancarkan cinta kasih pada apa pun yang anda jumpai maupun
yang tak tampak. Seluruh apa yang ada di alam ini tercipta karena cinta kasih
yang Maha Besar; suatu kekuatan tiada bertepi yang menyentuh semua benda dan makhluk.
Bahkan, tak seekor cacing lembut pun di ujung laut gelap yang tak merasakannya.
Cinta kasih menembus ke lorong-lorong di mana sinar matahari tak mampu
menembusnya.
Barangkali, tak perlu bagi anda
untuk mengubah dunia, cukuplah dimulai dengan menebarkan cinta kasih anda
sebesar-besarnya pada siapa pun dan apa pun.
Ini bukan dogma keimanan suatu
agama tertentu, karena ajaran tentang cinta kasih terdapat pada setiap agama.
Namun, tak seorang pun bisa mengajarkan bagaimana anda menebarkan cinta kasih itu
dari dalam diri anda. Karena, sesungguhnya potensi tak terbatas itu ada pada
tiap diri manusia. Anda hanya perlu memancarkannya begitu saja. Tanpa
pertimbangan. Tanpa pemikiran. Tanpa pamrih.
TAK ADA YANG DIBERIKAN IRI SELAIN
KESEDIHAN
Detik pertama sebuah pertanyaan
muncul, "Mengapa ia lebih baik dari aku", anda diajak untuk
merefleksikan diri. Namun, ketika ego lebih senang
memuaskan "aku"-nya
sendiri, maka yang tampak adalah sebuah ketidakberuntungan. Terlebih lagi, saat
pikiran yang malas mencari-cari
pembenaran bagi ego, refleksi pun
berubah menjadi benih iri. Itulah mengapa orang bijak mengatakan iri itu
membutakan. Iri menghancurkan diri sendiri
terlebih dahulu. Karena, iri
adalah sesuatu yang diada-adakan. Itu berarti anda memiliki kemampuan untuk
melenyapkannya dengan tetap membisikkan pada diri sendiri, "jangan
iri".
Iri adalah ketikdakmampuan untuk
melihat kelimpahruahan yang ada di sekitar kita. Sedangkan refleksi menunjukkan
betapa kaya-rayanya segala hal yang diturunkan pada anda. Iri memperbesar
kesedihan. Refleksi sebaliknya menghibur dengan kegembiraan. Jangan biarkan iri
menguasai diri anda. Jangan biarkan kesusahan menyelimuti anda. Bergembira
sajalah.
KESEMPATAN TAK MEMIHAK
SIAPA-SIAPA
Kesempatan adalah waktu; karena
ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah peluang; karena anda dapat mengambil
atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan; karena ia membuka jalan-jalan
baru di masa depan. Di hadapan anda berjajar pintu-pintu kesempatan tak
terhingga yang terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan
kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi anda. Nasib tidak memihak
pada siapa-siapa; melainkan pada keputusan anda.
Kata pepatah; matahari pagi
takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak.
Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar anda mau membukakan pintu
keputusan anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yang berbeda.
Dan, kesempatan terbaik yang anda miliki adalah hidup yang hanya sekali ini.
Pergunakanlah bukan hanya sebaik-baiknya; namun yang terbaik-baiknya.
KETEKUNAN YANG MEMBERI KEKUATAN
Memang benar, ketekunan adalah
kekuatan. Namun, kekuatan yang sebenarnya berada pada bagaimana anda menghayati
setiap detil pekerjaan. Di sanalah anda menemukan kesenangan. Dan, di situlah
anda memberikan rasa cinta dan penghargaan. Kekuatan ketekunan bukan hanya
terletak pada kemampuan untuk melakukannya terus-menerus tanpa henti.
Melainkan, pada tekad dan peleburan diri dalam setiap gerak waktu. Hargailah
sebuah ketekunan dengan menghargai penyerahan diri yang ditunjukkan.
Hujan rintik-rintik yang turun
setiap hari dapat meluapkan sungai hingga meruah banjir. Sedangkan kebocoran
setetes demi tetes dapat mengeringkan
samudera menjadi gurun gersang.
Ketekunan adalah kebijakan yang diajarkan di setiap jaman. Ketekunan pada
akhirnya membawa anda pada tujuan besar.
Bukankah, sebagaimana kata
pepatah, perjalanan seribu Li dilakukan dengan melangkah setapak demi setapak?
PIMPINLAH DENGAN KETELADANAN
Kepemimpinan itu dimulai dengan
dada yang lapang. Karena, terlebih dahulu anda harus mengajari diri sendiri dan
membenahi perilaku sehingga menjadi teladan; sebelum mengajari orang lain
melalui ucapan lidah anda. Keteladanan bukanlah perintah, namun dipatuhi lebih
dari kerasnya teriakan aba-aba komando. Memiliki dada yang lapang berarti
menyediakan tempat yang luas bagi tindakan belajar. Dan, belajar adalah
menangkap kebijakan dan hikmah dari mana pun; termasuk dari pihak-pihak yang
anda anggap musuh anda.
Kesan pertama dinilai dari penampilan
anda; namun kesan terakhir selalu dinilai pada kelapangan dada anda. Bila anda
menaruh kepemimpinan anda pada kegagahan seragam, maka pastikan itu hanyalah
pengetuk perhatian pertama orang-orang anda. Pastikan, anda dapat mewariskan
sesuatu yang tak mudah lekang; yaitu keteladanan.
JAUHI SIKAP YANG DIBUAT-BUAT
Bergaullah secara wajar dan
sehat. Jauhilah sikap yang dibuat-buat.
Kelanggengan hubungan dengan
sesama terjalin oleh perilaku normal. Anda mungkin sedang belajar untuk
memperindah gerak-gerik dan sikap tubuh anda. Atau, anda boleh saja sedang
membenahi kepribadian diri. Namun, di atas semua itu, orang lain lebih menyukai
dan menghormati anda sebagaimana adanya.
Berbicaralah dengan logat anda
sendiri; tersenyumlah dengan keceriaan anda sendiri; berjalanlah dengan derap
langkah anda sendiri. Benar-benar, jadilah diri anda sendiri.
Meski orang bijak mengatakan,
"dunia adalah panggung sandiwara", itu bukan berarti anda harus
ber-"acting" sepanjang hayat. Anda mendapat suatu peran yang harus
dimainkan. Maka, mainkan peran itu sebaik-baiknya. Jangan ambil alih peran
orang lain; karena anda akan membuat-buat sikap anda. Hayati diri anda dan
bersikaplah sewajarnya. Dimana pun sikap yang dibuat-buat itu membosankan;
malah barangkali memuakkan.
CARILAH PERTOLONGAN DALAM SIKAP
TABAH
Pada saatnya anda akan menghadapi
persoalan menyangkut nama baik anda. Itu pertanda telah tiba waktunya bagi
ujian ketabahan hati. Pergunjingan,
desas-desus atau fitnah mungkin
menerpakan hawa panas yang memerahkan wajah anda. Bila anda yakin telah
berusaha sebaik mungkin mengasah dan mengukir indah citra anda, maka tiada
sesuatu yang patut ditakutkan. Ketakutan hanya untuk mereka yang belum
membersihkan cela. Jauhi sikap cengeng, karena hanya akan menyenangkan
"musuh-musuh" nama baik anda. Tetaplah tabah dan tegar.
Hujan lebat membasahi tubuh
harimau, namun takkan bisa melunturkan lorengnya. Kesulitan boleh saja
menghantam anda dari segala penjuru, namun
tak perlu melunturkan kekuatan
anda. Yakinlah, persoalan yang tak menggoyahkan anda, justru menguatkan.
Temukan pertolongan dari ketabahan
diri. Jangan biarkan kesulitan
meluruhkan nama anda. Karena itu, pepatah mengatakan, harimau mati meninggalkan
belang.
HANYA ADA SATU BUMI
Di jagat raya ini terdapat sebuah
planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan
bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu
cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di
gerak derap sang waktu. Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima
puluh milyar tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan
berhati-hati. Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi
kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya, yang diturunkan dua
juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima
milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan
manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?
Kita dapat melakukan perjalanan
akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya; menyentuh tepiannya yang tak
terbatas. Atau, perjalanan agung ke dalam diri sendiri menerobos kelamnya sang
Aku; menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta. Perjalanan
manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa tiada segala sesuatu
ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang melimpah-ruah. Karena itu,
sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama kepala yang menjulang ke langit,
tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi dan
menerima; saling mengasihi.
ANDA BERTANGGUNG JAWAB ATAS
MOTIVASI DIRI ANDA
Adalah keliru menuntut orang lain
memotivasi anda. Tak seorang pun bertanggung jawab atas timbul tenggelamnya
motivasi itu dalam diri anda,
melainkan anda sendiri. Pidato
pemimpin yang menggebu-gebu, program pelatihan yang menggairahkan atau
pernyataan visi yang penuh kalimat indah,
semua itu hanya usaha mengetuk
pintu motivasi diri anda. Bila anda tak berkenan membukanya, gedoran sekeras
apa pun takkan berguna. Karena anda bertanggung jawab atas perjalanan karier
dan hidup anda, maka bangun... bangunkan diri anda sendiri.
Anda pun tak bertanggung jawab
pada naik turunnya motivasi orang lain. Karena anda tak selalu tahu apa harapan
mereka. Motivasi selalu bertalian
dengan harapan. Sediakan tempat
bagi mereka untuk memenuhi harapan bersama; antara anda dan mereka. Kemudian
bekerjalah bahu-membahu untuk mewujudkannya. Motivasi selalu muncul dari
kegembiraan. Sedangkan kegembiraan ditemukan dalam kerja bersama.
BUKAN SEKEDAR BERTAHAN, TETAPLAH
TUMBUH
Apakah daya tahan itu? Daya tahan
bukan sekedar kekuatan untuk bertahan di tengah kesulitan. Namun, menjaga agar
tak kehilangan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang ketika situasi
memungkinkan. Ini berarti bukan sekedar memupuk ketegaran dalam menghadapi apa
yang sedang terjadi. Tapi tetap melihat masa depan tanpa kehabisan harapan dan
peluang. Karena itu daya tahan adalah seni untuk tumbuh. Sedangkan daya tumbuh
adalah seni menghadapi hidup. Kehilangan pertumbuhan sama dengan mandegnya
kehidupan anda.
Biji rumput yang runtuh di gurun
gersang takkan kehilangan daya tumbuhnya, meski ia terpendam berbulan-bulan
jauh di dalam pasir panas. Dan, ketika rintik hujan pertama turun, seketika itu
biji bergeliat merekah, menumbuhkan akar dan beranak-pinak. Demikian buah
kelapa yang bertahan di tengah ombang-ambing gelombang samudera, tetap tak
kehilangan daya tumbuhnya sesaat setelah menyentuh pantai harapan. Jangan hanya
sekedar bertahan, asahlah agar anda tak kehilangan daya tumbuh; yaitu daya
hidup anda yang sesungguhnya.
BERMAINLAH DEMI KESEGARAN GAIRAH
ANDA
Hal yang kita pelajari di masa
kecil adalah bermain. Kita berlari, bersembunyi, bahkan berkelahi pun sambil
bermain. Orang tua yang bijak
membiarkan anak-anaknya bermain
demi mengajarkan kegembiraan. Entah mengapa ketika beranjak dewasa, semuanya
begitu berubah. Hubungan bukan lagi pertemanan. Persaingan kehilangan
kelakarnya. Kerja hanya demi kepentingan diri sendiri. Tak musykil bila
keceriaan cepat memudar; tergantikan oleh prasangka dan tekanan. Padahal dunia
dapat dipandang sebagai sebuah permainan. Usia membawa kebijakan; namun itu tak
berarti anda harus kehilangan keriangan tanpa menjadi kekanak-kanakan.
Amati perilaku hewan-hewan;
kambing muda saling tanduk-menanduk; lumba-lumba berlompatan di permukaan air;
anak kucing pun berguling bercakaran. Bahkan hewan pun melatih dirinya lewat
bermain. Bermain pertanda gerak intelegensi dan kesegaran emosi. Kata orang
bijak, anda mengenal orang lebih baik dengan mengajaknya bermain satu jam
daripada berbicara berjam-jam. Jagalah gairah. Namun, tetaplah
bersungguh-sungguh dalam komitmen.
JANGAN MENGHARDIK
Bila anda meminta sesuatu,
sampaikan dengan baik. Janganlah menghardik. Meski anda memiliki hak untuk
memerintah, tak seorang pun merasa telah membolehkan anda menghardik mereka.
Hardikan itu mudah menggoyahkan harga diri pendengarnya. Ia memerahkan telinga,
memadamkan muka dan menumbuhkan dendam. Menghardik adalah tindakan semena-mena
yang dapat dilakukan oleh pita suara anda. Jangan rancukan kewibawaan dengan
suara yang hingar bingar.
Menghardik sama sekali bukan
bagian dari kepemimpinan, karena ia hanya dilakukan oleh seseorang yang putus
asa.
Suara kekasih yang lembut
terdengar; sedangkan halilintar menggelegar tak terhiraukan. Pemimpin sejati
selalu menjadi sosok yang dikasihi oleh pengikutnya. Maka sudah cukup bagi
mereka berdehem perlahan; bukannya berteriak, menjerit-jerit tak tentu untuk
menarik takjim orang lain. Bagi mereka, menghardik hanya dibolehkan pada satu
saat saja; yaitu untuk membangunkan dirinya sendiri yang mulai terlenakan oleh
kekeliruan.
LAKUKAN SESUATU YANG BARU
Cobalah pengalaman baru;
pengalaman yang menantang diri anda; membangkitkan gairah anda; namun tidak
bertentangan dengan kode moral pribadi anda. Dengan mengerjakan sesuatu yang
baru, anda dapat mengukur diri; sampai sejauh mana anda telah tumbuh dan
berkembang. Pengalaman-pengalaman itu mengajarkan bahwa tiada sesuatu yang
patut ditakutkan ketika kita bersedia mengalaminya. Dengan menantang diri sendiri
anda dapat melihat sebuah persoalan dari perspektif yang berbeda. Kepercayaan
diri tumbuh ketika kita berhasil melewati berbagai tantangan dan pengalaman
hidup.
Cobalah, mendaki gunung dan
nikmati setiap perubahan ketinggian. Atau, susuri sungai deras dan rasakan
percikan airnya. Atau, tidurlah di alam
bebas dan biarkan dingin
menggigilkan anda. Atau, melayanglah dengan parasut dan dengarlah kesunyian
desir angin di angkasa. Atau, lakukan apa pun yang baru demi perumbuhan diri
anda, kejernihan pikiran anda dan keceriaan perasaan anda. Hidup ini adalah
waktu belajar yang tak kenal henti.
Belajarlah setiap saat. Dan,
jadilah pemberani. TAK PERLU MENGHARAP TERIMA KASIH
Tetaplah berbuat kebaikan, meski
tak seorang pun berterima kasih pada anda. Jangan urungkan sebuah niat mulia
hanya karena soal pamrih terima kasih. Acapkali orang yang anda tuju tak
mengetahui perbuatan anda. Namun, orang yang tak anda nyana-nyana justru amat
merasakan manfaat itu. Cukuplah kebaikan itu mengalir dari tangan anda; tanpa harus
disadari. Bukankah ini lebih meringankan benak anda ketimbang menimbunnya
dengan beban perasaan berjasa. Itulah mengapa orang bijak pernah mengatakan,
berikan derma sedemikian rupa sehingga punggung tanganmu sendiri tak
mengetahuinya.
Mentari memancarkan cahayanya
tanpa menuntut terima kasih anda. Begitu pula, awan gelap yang menurunkan
hujan. Dan semua yang beredar di antara langit dan bumi memenuhi
kebaikan-kebaikannya tanpa pamrih apa pun dari anda. Namun
kenikmatan-kenikmatan itu segera lenyap bila anda tak mensyukurinya.
Berterima kasihlah pada setiap
kebaikan yang anda rasakan maupun tidak. Ini sama sekali bukan demi langgengnya
mentari, awan, dan semua itu. Namun, semata-mata untuk anda sendiri.
PERHATIKAN KESEJAHTERAAN PASUKAN
ANDA
Barangkali, ketrampilan dan
kecakapan tehnislah yang membawa anda ke puncak kedudukan. Tak heran, karena
pencapaian tujuan menuntut kemampuan tinggi. Namun, kepemimpinan bukan hanya
soal kecakapan tehnis. Kepemimpinan juga adalah bagaimana anda memperlakukan
orang-orang yang anda pimpin. Perlakuan adalah perhatian. Sedangkan
memperhatikan tidak sekedar menawarkan angan-angan. Orang akan merasa
sungguh-sungguh diperhatikan bila anda melakukan sesuatu yang nyata demi
kesejahteraan mereka.
Seorang jendral sejati akan menyelesaikan
kebutuhan ransum, tempat berteduh dan kesehatan bagi pasukannya, sebelum ia
memikirkan kebutuhan dirinya sendiri. Bila tiada lagi makanan yang tersisa,
cukuplah baginya akar umbi-umbian. Bila tiada lagi tempat bernaung yang
tersisa, tugasnyalah berteduh di ranting-ranting pepohonan. Seorang pemimpin
sejati memperhatikan kesejahteraan pasukannya terlebih dahulu. Ini berarti
menempatkan dirinya sebagai orang terakhir yang memperhatikan dirinya sendiri.
Karena itulah seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin; bukan pengikut.
PIKULLAH TANGGUNG JAWAB MESKI
AMAT BERAT
Kepercayaan itu terletak di
telapak tangan. Sedangkan tanggung jawab terpikul di pundak. Anda dapat
memberikan kepercayaan pada orang lain. Namun, sekali-kali tak boleh anda
melempar tanggung jawab. Semua yang terjadi pada diri dan kepemimpinan anda
sepenuhnya tanggung jawab anda. Karenanya, anda harus berjiwa besar untuk
mengakui kesalahan; bahkan bersedia memikul kesalahan orang lain atas nama
tanggung jawab kepemimpinan anda.
Kelalaian kecil seorang sersan,
tak peduli seberapa pun besarnya kegagalan, tetap merupakan tanggung jawab sang
Jenderal. Tenggelamnya kapal akibat kealpaan seorang kelasi rendah tak serta
merta membebaskan sang Nahkoda dari tuntutan. Ini bukan soal kesetiakawanan.
Ini adalah sebuah prinsip harga diri. Bupati yang melakukan kesalahan, namun
Presidenlah yang menjawab pertanyaan dunia luas. Anda tak boleh hanya mau
menyandang nama baik, tanpa bersedia menerima kemungkinan sesuatu yang buruk
terjadi.
PADUKAN TEAM ANDA DENGAN TUJUAN
YANG JELAS
Tujuan merekatkan orang-orang.
Akan tetapi, bagaimana mereka menyadarinya bila tak seorang pun mampu
menjelaskan apa tujuan organisasi anda?
Seharusnya anda adalah orang
pertama yang menghayati betul tujuan kepemimpinan anda. Tanpa itu, tak ada
pondasi yang kokoh bagi sebuah kerja sama tim. Ibarat pagar tanaman yang harus
dipangkas bila rantingnya mulai melewati batas. Semua karakter, perbedaan dan
kebebasan tunduk pada tujuan yang jelas. Tujuan adalah kekuatan. Nyatakan tujuan
anda, maka orang-orang pun memiliki alasan kuat untuk mengikuti anda.
Ada tiga penggunaan jari
telunjuk; menunjuk pada arah tertentu, meminta perhatian, dan simbol angka
satu. Tujuan dinyatakan dengan acungan jari telunjuk. Karena, tujuan akan
menarik perhatian semua orang tertuju pada satu arah tujuan. Dan, hanya seorang
pemimpinlah yang berhak menggunakannya.
Telunjuk adalah jari kekuasaan.
Bahkan, pesulap pun menggunakan telunjuknya untuk melakukan hal-hal ajaib;
sebagaimana seorang pemimpin dapat membuat perbedaan besar dengan tujuannya.
YANG ADA HANYALAH HARI INI
Seorang bijak pernah berkata,
bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu anda khawatirkan.
Yang pertama; hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi
menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja. Yang kedua: hari esok. Hingga
mentari esok hari terbit, anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa
melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja.
Yang tersisa kini hanyalah hari
ini. Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan
saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran
yang rumit. Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini
yang abadi.
TEMUKAN KEKUATAN DALAM
KEBERSAMAAN
Sesekali tinggalkan meja kerja
anda; dan berkelilinglah. Temui orang-orang yang bekerja dengan anda di tempat
kerja mereka. Lihatlah secara langsung apa yang terjadi. Pastikan segala
sesuatunya memang berjalan baik. Jangan sampai anda kehilangan hubungan dan
perasaan organisasi anda. Berbicaralah dengan orang-orang; dengarkan apa yang
ingin mereka sampaikan; dan sampaikan apa yang ingin mereka dengarkan. Jangan
anggap ini sesuatu yang mudah.
Banyak pimpinan gagal berjalan di
sekitar bawahannya sendiri. Karena berbicara dan mendengarkan membutuhkan
keberanian. Dan hanya mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan
prasangka baik sajalah yang dapat melakukannya dengan baik.
Ruang kerja anda adalah jembatan
penghubung; bukan tembok pemisah; antara anda dengan orang lain. Jangan sampai
anda bagai terkucil kesepian di balik meja kerja anda. Berhubunganlah dengan
seluruh bagian organisasi. Tiada sesuatu yang mengeratkan hubungan anda selain
mengalami pengalaman bersama-sama. Kebersamaan itu menguatkan. Sebagaimana
pepatah: Srigala menerkam domba yang terpisah dari kelompoknya.
LAKUKAN SEMUANYA DENGAN KEBAIKAN
HATI
Apa pun yang anda lakukan,
lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan
otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses
tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian,
terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan
hati, siapa pun rela berkorban untuk keberhasilan anda.
Seorang bijak berujar: "Bila
busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah
membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu." Semua tindakan anda bagaikan
bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan
kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan
datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini.
Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih. Tiada yang lebih manis
daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.
HARGAILAH SENIORITAS
Pengetahuan didapat dari
keterbukaan diri untuk mengetahui sesuatu. Sedangkan ketrampilan diasah sejalan
dengan berlalunya waktu. Waktulah yang membentuk pengalaman sehingga setiap
generasi dapat belajar dari para pendahulunya. Menghargai senioritas, bukan
sekedar mengukur berapa panjang usia telah mengukir diri seseorang. Di balik
senioritas tersimpan tempaan pengalaman, ketrampilan menangani kesulitan dan
kebijakan menyelesaikan persoalan. Bersikaplah rendah hati pada para senior
anda. Mereka telah melihat sesuatu yang belum anda jumpai. Belajarlah dari
mereka, agar anda tak tertegun bila benar-benar menghadapinya kelak.
Singa mengaum. Sedangkan singa
muda belajar mengaum. Auman singa muda hanya menggetarkan dahan. Sedangkan
auman sang raja rimba membuat hutan mendadak sunyi senyap. Ucapan mereka yang
telah mengalami memiliki bobot keyakinan.
Sedangkan, seberapapun panjang
cerita mereka yang belum mengetahui hanyalah bualan yang membuat para pendengar
menguap.
BERMAIN CURANG MENODAI KEMENANGAN
Tak ada jalan pintas menuju
kemenangan. Bila toh anda mencari-carinya, anda mungkin akan digoda oleh taktik
curang yang menjanjikan kemenangan besar.
Pemenang yang bermain curang
hanya pantas mengenakan mahkota lumpur. Itulah seburuk-buruknya mahkota yang
mencoreng wajah dan menodai harga diri. Tak seorang pun menyukai kelicikan. Apa
pun hasil yang anda raih, orang akan lebih menghargainya bila itu berkat kerja
keras dan ketekunan. Semua orang mengharapkan kemenangan. Namun, semua orang
lebih menghargai kejujuran.
Hanya untuk bertanding selama
sepuluh detik, seorang atlet lari seratus meter harus berlatih berbulan-bulan.
Bahkan bertahun-tahun ia mengurung
dirinya dalam hidup yang keras
dan ketat. Ia pun rela untuk tidak menikmati apa yang ada di luar sana. Mungkin
tak banyak orang tahu semua usaha dan pengorbanan itu hingga ia meraih medali
kemenangan. Jangan hanya merayakan kemenangan, namun hargailah apa yang ada di
balik setiap tetes keringat upaya perjuangan. Maka anda takkan punya waktu lagi
untuk mencemooh.
KENDALIKAN EMOSI ANDA
Pengendalian emosi diawali dari
kemampuan memahami diri sendiri. Berlatihlah dengan menyediakan waktu untuk
menyengaja mengamati diri. Anda dapat melakukannya di sela-sela kesibukan
sehari-hari. Tak ada tindakan khusus. Cukup amati semua sensasi, perasaan dan
pikiran yang muncul dalam diri anda.
Tak perlu menerima atau
menolaknya. Bersikaplah seperti pengemudi dalam kendaraan "diri".
Bukankah anda berwenang memberikan tumpangan atau mengabaikan semua sensasi,
perasaan dan pikiran itu. Bukankah anda berkuasa atas diri anda sendiri. Hanya
mereka yang cermat mengamati dirinyalah yang mampu mengendalikan diri.
Menenangkan kuda liar bukan
dengan mencambuknya keras-keras. Itu menyakitkan dan hanya menimbulkan
ketakutan. Namun mendekatinya perlahan, cermat dan berhati-hati. Bukan dengan
pemaksaan; namun dengan kelembutan. Pengekangan selalu membangkitkan penolakan.
Sebaliknya, pemahaman menumbuhkan penerimaan.
TERSENYUMLAH PADA DIRI SENDIRI
Kita diajar untuk memberikan
senyum pada orang lain. Namun, sepertinya tak banyak orang belajar tersenyum
pada dirinya sendiri. Mengapa anda tak memulainya? Ambillah cermin yang cukup
besar. Bercerminlah tidak terlalu jauh atau terlalu dekat. Carilah jarak agar
anda dapat melihat seluruh wajah anda dengan baik. Kemudian, tersenyumlah.
Berikan senyum terbaik anda pada diri anda sendiri. Perhatikan seluruh lengkung
bibir, penampakan gigi, kerut di sudut mata, garis pipi, desir rambut dekat
telinga dan jangan lupa; cahaya yang terpancar dari bola mata serta air muka
berseri-seri yang mengalir dari seluruh gerak senyum anda. Tersenyumlah sedemikian
rupa sehingga anda bisa menerima bahwa senyum anda telah menghibur diri anda
sendiri.
Ini bukan berlatih agar tampak
cantik, tampan atau menarik. Sama sekali, bukan. Ini adalah bagaimana anda bisa
menerima dan berdamai dengan diri anda sendiri. Bila anda tidak mampu
bersahabat dengan senyum anda sendiri, bagaimana senyum anda bisa menyejukkan
orang lain?
RAWATLAH APA YANG ANDA MILIKI
Terkadang mempertanyakan
"mana yang lebih dahulu tercipta: telur atau ayam" tidak selalu
relevan. Anda bisa mendebat apa pun jawaban yang diberikan. Alih-alih mendapat
kejelasan, seringkali malah berputar-putar memusingkan kepala. Jauh lebih
berharga bila anda menjaga apa yang anda miliki sekarang.
Bila telur yang berada dalam
genggaman, eramilah hingga menetaskan anak-anak ayam. Sebaliknya, bila ayam
yang anda miliki, peliharalah agar dapat memberikan telur-telurnya pada anda.
Rawatlah apa yang ada dalam penjagaan anda. Gunakan itu sebaik-baiknya. Untuk
itulah anda dianugerahi sesuatu.
Sesuatu yang bermanfaat akan semakin
bermanfaat bila anda mensyukurinya. Yaitu, bila anda menggunakannya sesuai
dengan tujuan, merawatnya sepenuh hati, dan menjaga agar manfaatnya dapat
dirasakan oleh lebih banyak orang.
Harta semakin berharga bila tidak
hanya ditimbun di gudang bawah tanah; namun didermakan. Sebagaimana kendaraan
yang didiamkan bertahun-tahun dalam garasi tak lebih berharga dibanding
mikrolet tua yang menarik penumpang.
BERTINDAK CEPAT, BUKAN
TERBURU-BURU
Acapkali pekerjaan menuntut anda
untuk bergerak cepat. Kemudian banyak orang menafsirkannya sebagai
terburu-buru. Padahal bertindak cepat dan terburu-buru adalah dua hal yang
berbeda. Cepat adalah sigap dan tak menggoyahkan pikiran. Sedangkan
terburu-buru adalah kecerobohan yang menganggu ketenangan jiwa. Anda dapat melaju
dalam kecepatan tinggi dengan perhatian dan keseimbangan penuh. Namun begitu
setitik ketergesaan membebani anda, maka ketenangan berubah menjadi ketegangan.
Kecelakaan biasanya bukan karena kecepatan, melainkan kecerobohan.
Keluarlah bepergian untuk mencari
udara segar. Tariklah nafas dalam-dalam dan bernafaslah secara bebas teratur.
Ketergesaan membuat kita kita lupa bahwa kita ini bernafas; bahwa kita ini
hidup. Rasakan ketenangan dalam tarikan dan hembusan nafas anda. Kita, seluruh
manusia, disatukan dengan tali yang tak tampak. Tali itu adalah udara. Kita
menghirup udara jauh ke dalam dada. Tak ada pemisah antara yang di dalam dan
yang di luar, meski toh anda menahan nafas.
BEKERJA DEMI KEHIDUPAN SEMESTA
Ada yang bilang bahwa uang adalah
darah perusahaan; karena selayaknya darah, uang mengalir ke seluruh penjuru
membawa partikel-partikel kehidupan. Ada pula yang bilang bahwa jabatan adalah
tiang penyangga organisasi; karena sebagaimana soko, jabatan adalah pengukuh
tegaknya kepemimpinan sehingga jelas siapa dan apa. Namun, banyak orang bekerja
tanpa memandang uang. Tak sedikit pula orang bekerja tanpa mengejar jabatan.
Mereka sadar siapa dan dimana sesungguhnya mereka sedang berada. Mereka paham,
bahwa kehormatan tidak terletak pada semua yang tersebut tadi. Karena, di atas
semua itu, mereka bekerja atas dasar cinta dan pengabdian.
Kita adalah baut kecil yang
terpasang pada sebuah mesin raksasa yang bernama kehidupan. Tak ada kerja yang
percuma. Karena, setiap baut harus berfungsi sebagaimana ia ada. Sayangnya,
baut itu dapat aus atau terpental akibat motivasi keliru yang memandang uang,
sanjungan dan jabatan adalah tujuan.
Padahal ia hanyalah kembang gula
pemanis gerak kita. Mari berkarya demi sesuatu yang luhur dan mulia; demi
peleburan kerja kita dalam mesin raksasa alam semesta ini.
JANGAN MALU MEMINTA BANTUAN
Hendaknya anda tidak menganggap
semua orang mengerti kesulitan anda. Bantuan tidak selalu datang begitu saja.
Bila anda tidak meminta, bagaimana bisa mendapatkannya? Anda harus meminta. Apakah
anda enggan dan malu? Takut ditolak? Atau, khawatir dikira lemah tak berdaya?
Perbaruilah prasangka anda. Sampaikan permintaan anda dengan cara yang baik dan
penuh percaya diri. Jangan bersikap naif. Atau seakan melepaskan tanggung
jawab. Dan, yang terpenting, anda sedang meminta bukan memerintah. Anda akan
terkejut, betapa orang sebenarnya senang membantu anda.
Bagaimana perasaan anda ketika
seseorang meminta bantuan yang memang bisa anda beri? Bukankah dengan senang
hati anda akan mengulurkan tangan?
Demikianlah yang dirasakan oleh
orang lain. Hampir semua orang senang dimintai tolong. Hampir semua orang
berbinar-binar bila dirinya dianggap mampu. Permintaan anda adalah penghargaan
bagi orang lain. Biarlah sesekali orang menolak anda. Namun, hal ini tak perlu
mengaburkan kesadaran bahwa anda tak hidup sendirian. Hidup berarti tolong
menolong.
KEPENTINGAN PRIBADI MEMUTUSKAN
BERKAH
Kesulitan kita melihat secara
terang diakibatkan kepentingan diri sendiri yang berbicara; bukan ketulusan
untuk mengerjakan segalanya sebaik mungkin.
Bila demikian, hendaknya anda
tunggu saja prasangka akan memutarbalikkan kenyataan; kebodohan disangka
pengetahuan. Bebaskan diri anda dari pengharapan pribadi yang membuat anda mau
menerima suap. Bila kebanyakan orang melakukan kesalahan; itu takkan mengubah
sebuah kebenaran. Mutiara yang terjatuh di kubangan tetaplah mutiara. Namun,
besi yang tercelup air garam akan berkarat. Jangan ragu angkat kaki sebelum
kebenaran diri anda aus dan berkarat tanpa anda sadari. Kepentingan pribadi
mudah menemukan alasan pembenaran.
Hanya agar pestanya meriah
dihadiri para undangan, sang tuan rumah meminta pawang hujan untuk
menyingkirkan awan-awan tebal berisi rahmat titik-titik air jauh ke tengah
lautan. Padahal awan gelap itu dinantikan oleh para petani, kebun dan katak.
Padahal bumi sekitar telah cukup gerah menanti turunnya hujan. Inilah ibarat
bahwa kepentingan pribadi itu sempit dan memutuskan berkah.
MEMANG HANYA ADA SATU PEMENANG
Pemenang pertandingan hanya
ditentukan oleh segaris finish yang amat tipis. Begitu tipisnya sehingga juara
lomba lari 100 meter mungkin takkan memenangi lomba lari 110 meter. Atau,
kesebelasan pecundang boleh jadi membalikkan keadaan bila saja waktu
pertandingan bukan 2 x 45 menit, melainkan 2 x 50 menit. Pemenang hanyalah
pemenang pada suatu waktu dan keadaan tertentu. Tak ada pemenang tanpa
batas-batas. Tak ada pula pecundang tanpa batas-batas.
Karena itu, seorang bijak pernah
berkata, "Seorang pemenang yang baik harus menjadi seorang pecundang yang
baik pula." Yaitu mereka yang memahami batas-batas itu dan tak berhenti
hanya untuk sebuah kemenangan. Karena pertandingan terus begulir.
Hidup ini sangat luas dan
hampir-hampir tiada bertepi. Hendaknya anda tak selalu memandang hidup ini
sebagai sebuah pertandingan. Karena hidup tak mencari pemenang atau pecundang.
Kalah dan menang hanya bumbu penyedap agar hidup memiliki kesukacitaan.
JANGAN KEHILANGAN KEGEMBIRAAN
KANAK-KANAK
Tak ada yang lebih menakjubkan
dari anak-anak selain spontanitas yang ditunjukkannya. Spontanitas yang berasal
dari cara pandang hidup yang penuh keberanian dan kesukacitaan. Sehingga,
setiap anak tak pernah ragu untuk bermimpi kelak menjadi dokter, insinyur atau
bahkan presiden. Mereka pun tak perlu berpikir panjang membayangkan punya rumah
di atas awan atau istana di dasar laut. Namun, saat kita tumbuh dewasa kita
melihat dunia dari kacamata yang jauh berbeda. Kita tak berani lagi
bercita-cita atau memimpikan terbang di angkasa. Lalu, kita mengatakan kita
telah memiliki buah kebijaksanaan dan akal sehat. Padahal, pada saat yang
bersamaan, tanpa kita sadari, kaki kita terbelenggu oleh rasa takut, cemas, dan
ragu-ragu. Sehingga, kita kehilangan harapan dan keberanian untuk menghadapi
apa yang terjadi.
Buah dari kebijaksanaan adalah
lenyapnya rasa takut. Buah dari akal sehat adalah pikiran yang jernih. Mungkin
anda tak lagi berkhayal lari-lari di awan, tetapi hendaknya anda tidak
kehilangan keceriaan dalam menjalani hidup ini. Jangan ragu untuk menjadi
kanak-kanak.
TAK ADA SALAHNYA TIDAK MENYESALI
HARAPAN YANG TAK TERCAPAI
Apa jadinya bila tukang cukur
memangkas rambut anda lebih pendek dari yang anda maui? Anda boleh saja
menangis menyesal dan memaki-maki si tukang cukur. Dan, si tukang cukur mungkin
memohon-mohon maaf sambil menawarkan ganti rugi. Tapi ia tak bisa mengembalikan
apa yang telah diguntingnya.
Tenanglah sejenak. Percayalah,
dalam beberapa hari kesedihan anda akan sirna. Alam akan menumbuhkan kembali
rambut anda. Dan menggantikannya dengan rambut baru yang lebih sehat. Anda hanya
perlu waktu saja. Bahkan, alam pun telah menyediakan sang waktu itu bagi anda.
Bila demikian anda hanya perlu bersabar dan berpikir positif. Tak ada salahnya
tidak menyesali apa yang tak sesuai harapan anda; serta menikmati apa yang
sedang terjadi. Bahkan bila toh anda menyukai apa yang anda miliki sekarang,
esok atau kelak ia akan memudar. Anda perlu memangkas rambut anda kembali,
bukan?
Alam telah menyediakan segalanya
bagi kita. Yang perlu kita lakukan adalah bekerja selaras dengan alam; yaitu
mengalir bersama perubahan. Seperti batang kayu di sungai deras. Hanya bila ia
berkenan melaju selaras arus, ia akan tiba di muara. Rambut hanyalah ibarat
harapan anda.
HENTIKAN PERGUNJINGAN
Bagi kebanyakan orang, keburukan
diri sendiri bagaikan sampah yang harus dipendam jauh di dasar bumi. Mereka
menyembunyikannya rapat-rapat. Janganlah tercium keluar. Dan, janganlah
terulang lagi. Itulah perlunya rasa malu.
Namun, ada sekelompok orang lain
yang mengais-ngais timbunan sampah itu; mendapatkan kesenangan dari bau busuk
orang lain. Bahkan menyimpan dan menebarkannya dalam setiap percakapan mereka.
Itulah buruknya pergunjingan.
Tak memberikan manfaat sedikit
pun bagi perbaikan kecuali semakin memburukkan hati pembicaranya. Jauhkan
kesenangan menggunjing orang lain, karena hanya menunjukkan betapa lemahnya
anda. Hanya orang lemah yang membicarakan kelemahan orang lain.
Seorang pujangga menulis,
"Mulutmu adalah harimaumu." Bila anda berbicara dengan bahasa api,
jangan heran bila anda mendapatkan hangus. Bila anda berbicara dengan bahasa
salju, anda boleh harapkan kesejukan. Dan sebaik-baiknya perkataan adalah
ucapan kerang mutiara yang hanya membuka mulutnya untuk memancarkan kemilau
mutiara hikmah.
PERBAIKI HUBUNGAN BERMASALAH ANDA
Setiap hubungan dengan orang lain
selalu membuka pintu perselisihan. Namun, bagaimana anda bisa lebih memahami
orang lain tanpa berselisih paham? Dalam perselisihan, anda belajar untuk
mengetahui batas-batas hubungan. Sehingga anda tahu mana teman, mana sahabat.
Dan, tiada yang lebih menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalani hidup ini
dengan ringan selain hubungan yang bermasalah. Segeralah memperbaiki hubungan
anda, sebelum sahabat menjadi musuh anda. Dan, jangan segan meluruskan berbagai
kerumitan karena seorang lawan pun dapat menjadi sekutu anda. Hanya karena
perbedaan kepentingan, tak usah memilah-milah mana teman mana lawan.
Anda tak dapat memanggil seekor
anjing sambil melambai-lambaikan tongkat pemukul. Seekor anjing pun takkan
percaya pada ucapan lembut bila tindakan anda mengatakan berbeda. Namun, anda
dapat menyeru merpati-merpati untuk hinggap di tangan anda, hanya dengan
segenggam jagung. Perhatikan bagaimana anda berhubungan dengan orang lain.
Apakah anda membawa sebatang tongkat atau segenggam jagung?
KERENDAHAN HATI
Kalau engkau tak sanggup menjadi
beringin yang tumbuh di puncak bukit; jadilah saja belukar. Tetapi belukar yang
terbaik yang tumbuh di tepi danau.
Kalau engkau tak sanggup jadi
belukar; jadilah saja rumput. Tapi rumput yang terbaik yang memperkuat tanggul
pinggiran jalan. Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya; jadilah saja jalan
kecil,yang membawa orang ke mata air
Tak semua menjadi nakhoda; Tentu
ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya
dirimu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri. Wahai saudaraku.
Bangkitlah. Bangkitlah. Dan jangan engkau titiskan setetes nodapun.
HENTIKAN UPAYA MENGUBAH ORANG
LAIN
Anda mungkin tahu apa yang
seharusnya orang lain lakukan untuk membenahi hidup mereka. Lalu, demi perhatian
dan simpati, anda sampaikan sepatah dua patah nasehat. Anda tunjukkan jalan
perubahan yang mesti ia lalui. Tetapi, tak semua orang mau menuruti telunjuk
anda. Mereka mendengar namun tak bertindak.
Bila demikian, hendaknya anda tak
kesal. Sadari saja, orang hanya melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
Seringkali mereka tahu apa yang harus dikerjakan. Mereka hanya butuh orang lain
mendengarkan keinginan mereka dan menegaskannya. Ini yang dapat membangkitkan
kesadaran diri mereka. Karenanya, sediakan diri anda sebagai pendengar.
Hentikan upaya anda untuk mengubah orang lain. Jauh lebih baik anda berupaya
mengatasi hambatan yang membuat anda tak mampu mendengarkan suara hati orang
lain.
Pepatah mengatakan, anda dapat
membawa seekor kuda ke telaga, namun anda tak dapat memaksanya untuk minum.
Motivasi terbaik selalu datang
dari dalam diri.
PANCARKAN KEHANGATAN DIRI ANDA
Apakah kehangatan memancar dari
pribadi anda? Seperti secangkir kopi kental yang menggairahkan tubuh? Tak mudah
mendefinisikan kepribadian yang hangat. Karena memang bukan untuk ditulis dalam
baris-baris teori. Melainkan, dipancarkan dalam kesantunan perilaku, kelembutan
hati dan kesopanan pandangan. Dan, bukanlah kehangatan pribadi merupakan bentuk
kelemahan diri.
Anda tak dapat bersikap hangat
tanpa memiliki keteguhan hati dan keyakinan harga diri untuk selalu menjunjung
prasangka baik serta telah mampu berdamai dengan diri anda sendiri. Pancarkan
kepribadian yang mempesona seperti halnya mentari memancarkan sinar hangatnya
tak peduli pada siapa pun.
Api ungun yang baik selalu
dikelilingi para pengelana. Bukan hanya karena apinya mampu menghangatkan udara
yang dingin. Melainkan juga senantiasa mengajak para pengelana itu saling
merapatkan tubuh. Pribadi yang hangat bukan hanya menghangatkan hubungan anda
dengan orang lain. Melainkan juga menghangatkan lingkungan sekitar dan hubungan
antar orang lain. Maka, teman pun dapat menjadi saudara.
MENIKMATI PERSOALAN DEMI
PERTUMBUHAN DIRI
Pandanglah persoalan anda lurus
ke depan. Lihatlah apa yang anda temukan. Mendekatlah beberapa tapak. Anda
mungkin melihat sesuatu yang tadinya tak tampak. Mundurlah beberapa langkah,
mungkin sebagian detil memudar, namun wawasan yang lebih luas terlihat jelas.
Kemudian, lihatlah dari satu sudut sisinya, mungkin anda menangkap sebuah
dimensi ruang. Lalu,bergeserlah ke sudut sisi yang lain, mungkin anda menemukan
dimensi baru. Selama pergerakan anda dari satu garis ke sudut-sudut pandang,
jangan lepas tatapan dari persoalan itu. Amati bagaimana dimensi waktu dan
ruang turut berubah menawarkan pemahaman-pemahaman baru. Anda boleh dengarkan
pendapat orang lain. Mungkin mereka menangkap sesuatu yang terlepas dari
tatapan anda.
Demikianlah bila anda menikmati
sebuah lukisan. Anda melihat dari segala jarak dan sudut. Semakin cantik
lukisan semakin banyak anda temukan keindahan dalam setiap jarak, sudut, dan
garis edar pandang anda. Mengapa tak anda pandang permasalahan anda seperti
menikmati lukisan? Persoalan bukan hanya untuk dipecahkan. Anda pun bisa
menikmatinya demi pertumbuhan dan apresiasi diri.
SEKUTU SEKALIGUS PENGKHIANAT DIRI
ANDA
Anda memiliki sekutu sekaligus
pengkhianat yang berdiam dalam diri anda sendiri. Ia menjadi sekutu karena
selalu membenarkan keputusan anda. Ia mendukung dan menyediakan argumentasi
untuk mempertahankan pendirian anda.
Ia juga adalah pengkhianat karena
dalam persekutuannya ia justru menutupi kesalahan yang semestinya anda ketahui.
Ia mengatakan pada anda bahwa orang lainlah yang menyebabkan semua kegagalan
ini. Dengan demikian anda takkan mampu memandang apa yang keliru yang terjadi
pada diri anda sendiri. Padahal bila anda menyadarinya, anda tentu akan
memperbaikinya demi kemajuan perjalanan anda. Sekutu sekaligus pengkhianat itu
bernama pikiran; pikiran yang berpusat pada ego, ke-aku-an diri sendiri; yang
tak bersedia melihat secara jernih diri anda apa adanya.
Pikiran yang mementingkan sang
"aku" bagaikan air keruh pada sebuah telaga. Anda takkan dapat
melihat kedalaman dasar telaga. Anda pun tak dapat mendapatkan ketenangan apa-apa
di sana selain keriuhan gejolak pikiran yang menggelisahkan. Jernihkanlah
pikiran anda. Maka, ia akan menjadi sejatinya sekutu bagi anda. Meski tak
selamanya membela anda; namun ia pelindung anda.
HAL-HAL KECIL DAN HAL-HAL BESAR
DALAM PIKIRAN ANDA
Hal-hal kecil? Adakah hal-hal
kecil itu? Sekuntum bunga Edelweis yang tumbuh di lereng gunung mungkin hal
kecil yang remeh bagi penduduk sekitar. Namun tidak bagi pendaki yang memetik
dan memajangnya di meja sebagai cendera kebesaran petualangannya yang gagah
berani. Dan hal-hal besar? Adakah hal-hal besar itu? Persoalan patah hati bagi
seorang gadis mungkin hal terberat yang membuatnya hilang kesadaran. Namun
tidak bagi pasangan yang telah menempuh perjalanan hidup yang panjang berliku.
Seberapa besarkah hal kecil? Dan, seberapa kecilkah hal besar? Di manakah letak
alat ukur nilai besar dan kecil?
Semua itu berada dalam alam
pikiran anda. Besar, kecil, penting, atau sepelenya suatu hal sebanding dengan
seberapa besar dan kecilnya "ke-aku-an" anda memandang. Apa yang ada
di hadapan ini melintas apa adanya. Bila anda melihatnya secara apa adanya,
maka tak perlu ada kecemasan, ketakutan atau bahkan keinginan untuk sebuah
kehormatan.
HARAPAN ADALAH JAWABAN TERBAIK
SAAT GAGAL
Tiga anak kecil bermain lompat
tali. Aturannya sederhana. Dua anak memegangi tali. Sedang yang seorang
berusaha melompatinya. Bila ia gagal atau tersangkut, ia harus ganti memegangi
tali. Dan, yang lain mengambil giliran melompat. Ketika tali masih rendah, ia
mampu melompatinya. Saat sedikit-demi-sedikit tali meninggi, ketidakyakinan
mulai datang. Keraguan merambah. Namun, tekad untuk tidak kalah lebih kuat
sehingga ia harus mencoba. Keyakinan diri membara saat ia mampu melompatinya
meski ujung kaki menyentuh tali. Semua anak bertepuk tangan. Namun, ketika tali
sejajar pandangan, ia gagal. Dengan sedikit kecewa ia ganti memegangi tali.
Tahukah anda apa yang ada dalam benak anak kecil itu? Saat memegangi tali, ia
menunggu ada temannya yang gagal sebagaimana ia pernah gagal. Dan berharap ia bermain
lagi agar bisa melompati ketinggian yang gagal ia lalui.
Menjadi pemain selalu
menyenangkan karena bisa merasakan keberhasilan. Namun, hanya bila anda tak
kehilangan harapan di sela-sela kegagalan, anda layak menantikan saat untuk
bermain kembali. Bahkan kita pun harus tahu bagaimana menjadi gagal. Tanpa itu,
kita tak tahu bagaimana menjadi menang.
PAKAI LALU RAWATLAH
Kita menggunakan piring bersih
lalu kotor. Maka kita cuci bersih piring kotor itu. Lalu kita pakai lagi piring
bersih itu untuk dikotori. Begitu seterusnya. Kita membersihkan untuk dikotori.
Dan, kita mengotori untuk dibersihkan. Bukankah ini semua bisa sia-sia belaka?
Rutinitas ini mungkin menyebalkan. Tapi, mengapa anda mesti mengeluh? Inilah
salah satu cara terbaik untuk mensyukuri apa yang ada pada kita sementara ini:
menggunakan dan merawatnya. Menggunakan adalah cara menikmati dan mensyukuri
semua ini. Sedangkan merawat adalah menjaga agar kegunaan itu tetap hadir
berlipat-lipat.
Produktivitas kita berkaitan
dengan cara kita menggunakan dan merawat modal kita. Sekali pakai lalu buang
mungkin memudahkan hidup kita. Namun, dunia ini lebih menghargai dan
membutuhkan mereka yang berkenan menjaga dan merawat. Karena, bukan hanya kita
yang tinggal di sini sekarang, melainkan ribuan rantai generasi mendatang.
KUATKAN PASUKAN DENGAN KEHADIRAN
ANDA
Ketika orang lain bersuka cita,
mereka mungkin mengundang anda untuk bersama-sama merasakannya. Yang dapat anda
lakukan adalah hadir dan turut tertawa. Kehadiran anda akan memantulkan
kegembiraan. Karena suka cita akan terpancar berlipat-lipat bila ia dibagi rasa
pada sesama. Dan, ketika orang lain berduka lara, mereka mungkin tak mengundang
anda untuk merasakannya.
Tetapi hal terbaik yang dapat
anda lakukan adalah hadir dan turut menghiburnya. Kehadiran anda akan menyerap
kesedihan. Karena rasa duka lara yang dibagi akan memudar seiring dengan
tumbuhnya kekuatan cinta di antara anda dan mereka.
Acapkali pemberian terbaik yang
dapat kita berikan pada orang lain, bukanlah hadiah atau barang terpilih.
Melainkan kehadiran sosok anda. Karena setiap orang dibekali dengan cahaya
cinta kasih dalam diri mereka; karena batin-batin kita terrekat dalam benang
emas bernama persaudaraan; maka tiada yang lebih menguatkan selain kehadiran
anda di tengah-tengah mereka yang membutuhkan. Bukankah, keberanian pasukan
yang hampir dilanda putus asa dapat meluap bila komandan tertinggi mereka turut
hadir di tengah-tengah medan tempur.
BERCERMINLAH PADA DUNIA ANDA
Banyak orang tak mempercayai
cermin yang mereka pandangi setiap paginya. Entah, apakah karena mereka tak
menghendaki wajah yang terpantul, atau cermin itu sendiri. Tak heran bila
dikenal pepatah: Buruk rupa, cermin dibelah.
Setiap kejadian yang melintas di
hadapan kita adalah cermin pikiran. Dunia adalah segala apa yang ada dalam
pikiran kita. Dunia kita adalah cermin bagi pikiran kita yang bahkan
memantulkan dengan jelas sisi buram yang tersembunyi. Pikiran yang rumit
tergambar pada dunia riuh baur yang menyulitkan empunya pikiran untuk menemukan
ujung pangkal persoalan.
Tak heran bila banyak orang
menyalahkan dunia ketika mereka tak mampu memahami pikiran sendiri. Pikiran
yang tenang tercermin pada dunia sentausa yang menyejukkan sang pemilik
pikiran.
Maka, ketika anda terbangun pada
pagi hari, cermin apakah yang anda pakai untuk mengaca wajah diri? Sehingga tak
perlu lagi ada cermin yang dibelah.
Dan, berkacalah pada cermin dunia
anda karena di sanalah anda menemukan pikiran anda. Bila anda tak menghendaki
maka tak perlu menyalahkan dunia lagi, namun memperbaiki diri sendiri.
SELESAIKAN SEMUA PERSOALAN SECARA
BERTAHAP
Semua orang menginginkan
perbaikan atas seluruh persoalan. Demikianlah seharusnya. Namun, itu tak
berarti bahwa semua masalah harus dikerjakan berbarengan. Waktu menuntun kita
untuk menyelesaikan setiap bagiannya satu per satu.
Pekerjaan harus digarap secara
bertahap. Hanya karena satu sebab: anda tak mungkin mendirikan sebuah rumah
secara bersamaan. Anda tak mungkin meminta tukang atap memasang genting, selagi
tukang batu belum menyelesaikan pekerjaannya. Waktu meminta anda untuk
menunggu, hingga keahlian anda memang diperlukan. Semangat yang meluap-luap
untuk turut menyelesaikan persoalan tiada banyak berguna bila anda tak bersabar
menanti giliran. Itu sama sekali tak membantu, melainkan menganggu.
Bila tukang batu sedang menggali
pondasi, jangan kritik tukang kayu yang belum mendirikan rangka pintu. Dan,
bila tukang batu sedang memasang tembok bata, jangan kritik tukang kayu yang
belum menaikkan kuda-kuda atap.
Tataplah dalam pandangan yang
lebih luas. Jangan alihkan diri anda dari tujuan yang besar. Persoalan kita
takkan selesai bila semua tangan masuk dalam satu toples yang sama. Tunggulah
giliran sembari mengasah kemampuan.
Dan kemampuan yang selalu anda
perlukan, adalah kemampuan untuk bersabar.
KERJAKAN KEBAIKAN MESKI TAMPAK
REMEH
Tak perlulah anda menilai besar
kecilnya suatu perbuatan baik. Sebab seringkali sebuah perbuatan yang tampak
remeh justru harus anda lakukan demi kebaikan yang teramat besar. Anda tak tahu
skenario apa yang akan berlangsung setelah itu.
Mungkin perbuatan anda
menyingkirkan paku dari jalan dipandang tiada berarti. Karena anda tak perlu
melakukan apa-apa selain membungkuk, memungut dan meletakkannya di tempat yang
aman. Namun, tindakan itu menghindarkan kaki seekor kuda yang tak bertapal dari
sengatan tajamnya paku. Sehingga, sang pengendara kuda itu mampu sampai di
garis depan pertempuran, dan memberitahukan pada para jendral bahwa perang
telah usai. Perdamaian pun terselamatkan. Lakukan saja sebuah perbuatan baik
seberapa pun kecilnya itu di mata banyak orang.
Dan jangan sekali-kali anda
menganggap orang lain lebih patut melakukannya. Keengganan anda dapat menghapus
kebaikan. Dan, itu bisa jadi sebuah kejahatan.
Tak perlulah juga anda menilai
besar kecilnya jasa perbuatan baik anda. Setiap tindakan, baik maupun jahat,
memerlukan pelaku. Bila anda tak melakukannya, orang lain akan menunaikannya.
Menilai-nilai perbuatan baik anda hanyalah permainan "ego" yang
justru menghapuskan kebaikan itu dari diri anda sendiri. Seperti, pasir kering
tertiup angin; anda takkan berhak menggenggamnya, meski hanya sebutir lembut.
BERSIKAPLAH TERPERCAYA DALAM
MEMEGANG RAHASIA
Ujian bagi kepercayaan terletak
bilamana anda harus menyimpan sebuah rahasia. Rahasia yang menyenangkan demi
sebuah kejutan dapat membuat anda berbinar-binar sehingga tak tahan untuk tidak
menceritakannya pada orang lain. Bila itu terjadi, kegembiraan akan tiada lagi
berharga. Rahasia mengenai kesedihan mungkin membuat anda lunglai sehingga tak
kuat untuk tidak mengatakannya pada orang lain. Bila itu terjadi, kesedihan
semakin merana. Rahasia itu bagai sebutir jagung pop corn di wajan berisi
mentega panas. Ia akan melompat-lompat kepanasan. Dan, bila ia terlempar, ia
adalah jagung yang terpecah. Jangan salahkan jagung. Tubuh anda yang tak mampu
menahan gejolak diri sendirilah yang menyebabkan rahasia bukan lagi rahasia.
Bersikaplah terpercaya. Jagalah
rahasia. Bila tidak, boleh jadi orang lain menganggap anda berkhianat, tak
sanggup memegang amanat.
Agar air dalam botol tak
terciprat, tutuplah botol itu rapat-rapat. Agar kata tak terucap keluar,
katupkan bibir anda lekat-lekat. Anda dapat
memasukkannya lagi air yang
tumpah. Tapi, sekali kata terucap, anda tak mungkin dapat menariknya kembali.
TAKDIR KITA YANG SAMA
Tak peduli apakah anda percaya
akan adanya takdir atau tidak, sejatinya kita ini memiliki satu takdir yang
sama; yaitu menjadi manusia yang berbahagia. Tak butuh lebih dari satu kata
untuk menjabarkan kebahagiaan. Karena kebahagiaan bukan untuk didefinisikan,
namun dipahami dan dipancarkan dari dalam diri anda.
Tak peduli apa warna kulit,
bentuk mata, dan garis rambut anda. Tak peduli pula apa bahasa, keyakinan dan
pegangan anda. Kita semua berhak menjadi bahagia. Dan semua ajaran kebijakan
mengajak kita untuk membebaskan diri dari hambatan-hambatan yang membuat kita
tak bahagia. Karena itu, tiada salahnya setelah menyisihkan waktu di akhir
pekan ini untuk merenungi semua perjalanan yang sedang kita lalui, sambil
menatap jauh ke depan dan ke dalam diri, kita tuliskan tujuan hidup: untuk
mencapai sebuah kebahagiaan sejati.
Kebahagiaan yang membebaskan kita
dari sekat-sekat antar sesama. Dan itu dimulai dengan membebaskan diri dari
sekat ego kita sendiri.
BERSIKAPLAH TEGAK
Sikap tegak adalah sikap para
raja dan ksatria. Mereka berdiri, berjalan dan duduk dengan tegak. Tak peduli
seberapa banyak tanda kehormatan di dada, seberapa berat mahkota di kepala atau
seberapa kokoh baju kebesaran melindungi tubuh, mereka menarik bahu ke
belakang, meluruskan punggung, dan menatap lurus ke depan. Nilai diri tidak
bergantung pada asesoris fisik yang mudah pudar. Ketegakan tubuh adalah harga
diri yang berasal dari kekuatan dalam jiwa. Para raja dan ksatria sejati boleh
kehilangan istana megahnya namun sama sekali tidak ketegakan diri. Itulah
mengapa, mereka tetap mampu membangun kerajaan baru meski telah terkalahkan dan
terbuang. Sikap tegak bukanlah sikap para pecundang. Sikap tegak milik para
pemenang.
Seluruh sikap anda bercerita
tentang kesehatan tubuh sekaligus rahasia batin anda. Sikap tegak anda
menunjukkan keberanian menghadapi dunia dan seisi persoalannya. Bukan hanya
tubuh anda yang tegak, namun harga diri anda pun ditegakkan.
TINGGALKAN ANGAN-ANGAN,
WUJUDKANLAH DALAM KERJA
Seorang bijak pernah berkata bahwa
satu-satunya hal yang bisa manusia lakukan sepanjang hari adalah bekerja.
Manusia tak dapat makan, minum atau tidur terus-menerus. Namun, manusia dapat
bekerja tanpa henti. Bahkan, meski sedang beristirahat sekali pun, seringkali
pikiran masih bekerja mencari jawaban-jawaban. Bekerja adalah berkarya. Dan,
berkarya adalah mencipta.
Sedangkan mencipta adalah milik
ke-Maha-Kuasaan yang telah menghamparkan alam raya ini pada manusia. Taklah
terlalu keliru bila seorang bijak lain mengatakan bahwa manusia adalah penguasa
bumi semesta ini. Karena dengan kekuatan kerjanya, manusia dapat mewujudkan
kesejahteraan hidupnya.
Dengan bekerja manusia menjadi
penting dan dibutuhkan. Manusia ditimbang dari apa yang dikerjakannya. Bila
telur mengibaratkan angan-angan, maka pilihlah ayam yang mengibaratkan karya
cipta yang terujudkan. Maka, bukan mana yang lebih dahulu keluar: telur atau
ayam. Namun, mana yang lebih berharga bagi kesejahteraan hidup kita di bumi
ini. Dan, itu semua hanya tercapai melalui bekerja.
JADILAH SAHABAT BAGI SEMUA ORANG
Sepulang kerja yang melelahkan,
"sahabat" anda menunggu di rumah. Dari kejauhan ia sudah mendengar
ketuk langkah, dan mencium aroma keringat anda yang amat dikenalnya. Ketika
anda tepat berada di hadapannya, ia segera menunjukkan senyum lebar, tatapan
berbinar-binar serta menggoyang-goyangkan ekornya jenaka. Keempat kakinya
bergerak-gerak seolah ingin menyergap anda.
Tak tahan lagi, ia pun menyalak
menyapa tulus. Ya, "sahabat" itu hanyalah seekor anjing; dimana kita
bisa belajar banyak bagaimana menjadi seorang sahabat. Seorang sahabat terlebih
dahulu memberikan perhatian dan ketertarikan yang luar biasa pada orang lain,
sebelum mengharapkan balasan. Bahkan, mungkin sama sekali mereka tak
mengharapkan apa-apa; karena persahabatan itu sendiri sudahlah cukup.
Orang hanya mencurahkan rasa
hangatnya bila anda berkenan menunjukkan kehangatan anda pada orang lain.
Sebagaimana anda kemudian mengusap-usap kepala anjing "sahabat" kecil
anda. Ketika anda menemukan sahabat yang memberikan perhatian besar yang tulus,
saat itulah seluruh kepenatan anda hilang berganti dengan kerinduan dan kasih
sayang. Seorang bijak pernah berujar, sesungguhnya sahabat adalah satu jiwa
dalam dua tubuh.
BERLATIHLAH MELEPASKAN KEANGKUHAN
AKU
Benarkah pada dasarnya manusia
itu berpusat pada dirinya sendiri? Bahwa, setiap hal senantiasa diukur dengan
kepentingan diri sendiri. Jika memang demikian, bagaimana kita bisa
mendefinisikan sebuah kata tulus? Atau, ikhlas? Sedangkan ketulusan sama sekali
tidak memerlukan apa-apa selama ukuran itu adalah sang "aku".
Bukankah mustahil mengatakan sepatah kata ikhlas bila yang berucap itu adalah
sang "ego" yang tak kan pernah melepaskan kepuasan dirinya sendiri?
Sedangkan ego yang tak terpuaskan hanya melahirkan kegelisahan yang dibungkus
kesenangan sesaat? Kepada "diri"-nya yang manakah manusia seyogyanya
berpusat? Mungkinkah, kepada "diri" yang telah mampu melepaskan
kebesaran sang "aku?
Saat anda menerima selembar foto
reuni, gambar siapakah yang pertama kali anda cari? Hampir semua orang
memedulikan foto wajahnya terlebih dahulu.
Bahkan hampir-hampir tidak
memperhatikan wajah-wajah lainnya sebelum ia menerima penampakannya di foto
itu. Apakah ini pertanda ringan bahwa kita memang selalu condong pada diri
sendiri? Bilakah kita berlatih untuk mengurangi berucap, "aku... aku...
aku..."?
RELATIVITAS PIKIRAN YANG TERBATAS
Panggung 1: Jauh di sebuah dusun
nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar
keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab,
"Syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas
kebersihan di gedung tinggi."
Panggung 2: Di sebuah gedung
perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan tentang
seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab,
"Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya
tidak sebaik namanya."
Aha! Betapa relatifnya nilai
sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata
tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber
harapan panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut
"kemujuran" hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang
ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Padahal,
melalui tatapan hati nurani,
tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Ketika anda
menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat
"keberuntungan", di saat itu anda mampu mendengar bisikan nurani.
KEKUATAN BERPIKIR POSITIF
Seseorang, si A, yang sudah
berjalan jauh di pedalaman selama tiga hari dan tidak mendapatkan makan ataupun
minum, suatu ketika menemukan air setengah gelas. Ia berpikir negatif,
"Mana mungkin air yang hanya setengah gelas itu bisa memuaskan lapar dan
dahaganya yang teramat sangat." Maka setelah air yang setengah gelas itu
diminum ia tidak menjadi puas dan tetap merasa lapar serta haus.
Di saat yang bersamaan, si B yang
juga sudah berjalan selama tiga hari tanpa makan dan minum, menemukan air
setengah gelas. Ia berpikir dengan positif, "Alangkah nikmatnya air yang
walau hanya setengah gelas itu dapat memuaskan dirinya yang sudah tiga hari
tanpa makan dan minum." Maka setelah air yang setengah gelas itu diminum
dia merasa puas dan nikmat.
Mereka yang melihat dari kacamata
negatif mudah tertekan. Sedangkan, mereka yang melihat setiap keadaan melalui
pandangan positif, akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan.
MEMBERI TANPA PERTIMBANGAN
Cobalah untuk mengawali suatu
hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang
tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa
receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan.
Apakah anda sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen
bernyanyi memiawakkan telinga.
Atau, anda sedang berada dalam
mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak
peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain
sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka.
Barangkali ada rasa enggan dan kesal.
Tekanlah perasaan itu seiring
dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorang pun ingin memurukkan dirinya
menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang "berlatih" memberi;
mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu
mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih
sayang.
Memberi tanpa pertimbangan bagai
menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari
dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri.
Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak
terletak di tangan, melainkan di hati.
HIDUPLAH BERSAHAJA
Setiap orang besar di dunia ini,
yang jalan hidupnya dipanuti oleh jutaan banyak orang selama bertahun-tahun,
hidup sederhana. Mungkin saja mereka memiliki kesempatan untuk menumpuk harta
dan kemakmuran, namun mereka lebih suka mempunyai beberapa lembar pakaian sekedar
melindungi tubuh, serta suap roti yang cukup untuk mengganjal perut. Mereka tak
khawatir akan masa depan.
Mereka percaya akan alam yang
teramat baik ini. Mungkin juga mereka memiliki kekuatan untuk memerintah orang
lain menuruti apa maunya, namun mereka lebih suka menisik sendiri bajunya yang
robek atau membantu memikul beban orang lain. Mereka yakin bahwa hanya bila
mereka mampu mengatasi kesulitannya sendiri, mereka layak untuk melayani orang
lain. Mereka bersahaja dalam segala hal. Juga dalam cita-cita hidup mereka:
menjadikan dunia ini lebih baik bagi seluruh penghuninya.
Seekor tupai hanya tinggal dalam
satu lubang, meski terdapat ribuan pohon besar di hutan. Seekor zebra hanya
meneguk air kubangan secukupnya meski panas terik membakar gurun. Kesederhanaan
adalah kekuatan. Sebab saat anda menemukan arti kata cukup, anda memahami makna
sebuah kepuaasan.
RASA SEBUAH KETULUSAN
Seorang teman karib menghampiri
meja kerja anda, dan memungut sebatang pensil yang patah. Pintanya, "Boleh
aku pinjam ini?" Anda yang sibuk hanya menengok sekelebat dan berkata,
"Ambil saja." Setelah itu anda lupa akan kejadian itu selamanya.
Padahal bagi teman anda, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan
tugasnya.
Tahukah anda bagaimana
"rasa" sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti pernah memberikan
sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya.
Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah
rasa yang tak terasa, sebagaimana anda menyilakan teman dekat anda mengambil
pensil patah anda. Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan
terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan.
Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah
itu.
Sehingga selalu ada rasa
keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga
untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun
tampak bagai pena emas. Jangan ingat-ingat perbuatan baik anda. Kebaikan yang
anda letakkan dalam ingatan bagaikan debu yang tertiup angin.
MENEKAN AMARAH?
Dalam sebuah kalimat,
"marah" adalah predikat yang memerlukan subyek - yaitu anda sebagai
pelaku - dan obyek - yaitu kepada siapa anda marah. Benarkah marah bisa
ditekan? Sedangkan marah hanyalah sebuah mekanisme pertahanan diri belaka.
Menekan amarah tiada berguna bila anda tetap mengenang apa yang membuat anda
marah. Alih-alih kemarahan anda lenyap, anda tergenang dalam perjuangan yang
menyakitkan. Jauh lebih sehat bila anda mengambil jarak antara anda dengan apa
yang membuat anda marah. Jarak itu tercipta bila anda berkenan memaafkan.
Hampir-hampir kita tak pernah
marah bila terserang flu. Karena kita tak tahu kepada siapa kita harus marah.
Bukankah virus influensa berterbangan di udara tanpa diketahui siapa
penyebarnya. Kita terima begitu saja meski harus berdemam-demam. Sebaliknya,
bila seseorang yang anda kenal mengirim email berisi virus komputer berbahaya
dan merusak seluruh data anda, maka kemarahan anda lebih mudah meletup. Semakin
anda ingat kepada siapa anda marah, semakin berkobar amarah anda. Lihatlah,
betapa amarah selalu memerlukan korban. Seperti api memerlukan bahan bakar.
Hanya saja, amarah tidak akan membakar habis orang lain, melainkan
menghanguskan diri anda sendiri.
MISI HIDUP DALAM SEBUAH KERJA
Seorang wanita tua, bertubuh
gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang bulat, duduk menggelar
nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut
yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi
mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting adalah harganya yang luar
biasa murah. Hampir-hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga
sedemikian rendah. Lalu apa untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab, "Bisa
numpang makan dan beli sedikit sabun." Tapi bukankah ia bisa menaikkan
harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh, "Lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa
beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?" katanya sambil
menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke
tempat kerja.
Ah! Betapa cantiknya, bila
sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja. Orang-orang yang memahami
benar kehadiran karyanya, sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik
kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar
tak runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak keras
berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati luka.
Bukankah demikian tugas kita
dalam kerja: menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.
TUMBUHKAN KASIH, SIRNAKAN ANGKARA
Gunung tinggi dapat tercipta dari
tumpukan-tumpukan krikil. Demikian halnya dengan kemarahan yang memuncak
terwujud karena anda memelihara butir-butir kemarahan kecil dalam diri.
Benarkah cara terbaik mengenyahkan amarah adalah dengan meluapkannya? Bila
demikian, mengapa banyak orang menjadi pemarah padahal mereka selalu
menyalurkannya lepas? Benarkah tubuh ini bagai balon yang penuh berisi angin,
sehingga untuk mengempeskannya anda harus meletuskan balon itu?
Anda harus mengamati setiap emosi
yang hadir dalam diri anda secara cermat dan berhati-hati. Dengan demikian
sejak dini anda dapat mengenali setiap butir benih kekesalan dan kekecewaan
yang dapat membangkitkan kemarahan. Di saat itulah anda bekerja untuk
menundukkannya. Bukankah, melatih harimau buas lebih mudah dilakukan ketika ia
masih kecil. Dan, cara terbaik untuk mengenyahkan benih-benih kemarahan yang
menggangu diri anda adalah dengan menumbuhkan benih-benih kasih sayang dalam
diri anda. Kasih sayang inilah yang akan membuahkan kesabaran, toleransi,
kelembutan, kedamaian dan rasa menerima.
BERHENTILAH MENGELUH, HADAPI
PERSOALAN
Pantaskah anda mengeluh? Padahal
anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah
anda berkesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda
membenahi sesuatunya. Apakah anda bermaksud menyia-nyiakan semua itu, lantas
menyingkirkan beban tanggung jawab dari pundak anda? Jangan! Jangan biarkan
semua kekuatan yang ada pada diri anda terjungkal hanya karena anda berkeluh
kesah. Ayo, tegarkan hati.
Tegakkan bahu. Jangan biarkan
semangat hilang hanya karena tak tahu apa jawaban atas persoalan anda. Jangan
biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan anda. Ambillah nafas dalam-dalam.
Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah
sinar di balik awan galaksi. Dan, mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang
lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak
terdengar, karena mereka tak sempat lagi mengeluh. Beban kehidupan yang berat
lebih suka mereka jalani daripada disesali. Jika demikian, apakah anda lebih
suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup?
SEBELUM MENGATUR ORANG LAIN,
ATURLAH DIRI SENDIRI
Bila mau, anda bisa kesal pada
apa saja. Dan sepertinya mudah sekali kita menemukan sesuatu untuk dikesali.
Seorang istri tetap saja kesal pada dengkur suaminya, meski ia telah
mendengarkan suara itu setiap malam selama bertahun-tahun pernikahan mereka.
Seorang polisi selalu kesal pada pengemudi yang sulit diatur, meski ia
menghadapinya sejak hari pertama ia bekerja sebagai pengatur lalu lintas. Bila
rasa kesal pada hal yang besar telah teratasi, segera saja kita menemukan
kekesalan pada hal-hal kecil. Namun, sekali lagi, kekesalan itu terjadi pada
anda hanya bila anda mau. Sebaliknya, anda pun bisa tidak kesal pada apa saja.
Anda bisa menerima segala sesuatunya sebagaimana ia ada.
Mengapa kekesalan muncul? Karena
anda menggunakan semua aturan yang ada dalam benak anda untuk menilai keadaan
orang lain. Memang, tak sepenuhnya anda mampu mengubah apa yang terjadi. Yang
terlebih penting adalah mengubah apa yang ada dalam benak anda. Singkirkan
semua aturan yang anda gunakan untuk meneropong orang lain. Sesungguhnya aturan
itu hanya berlaku bagi diri anda. Dan, gunakan itu untuk mengukur diri anda
sendiri. Itu jauh lebih berharga.
KEPEMIMPINAN ITU SEDERHANA SAJA
Pola kepemimpinan itu sederhana
saja: ada pemimpin yang memimpin, dan pengikut yang mengikuti. Namun, bila
dalam langkah anda menjadi seorang pemimpin, anda hanya memusatkan perhatian
pada bagaimana orang akan mengikuti anda, maka anda akan sangat mudah
terperangkap dalam permainan politik dan manipulasi yang sungguh tidak perlu.
Pemimpin sejati tak bersibuk-sibuk mencari pengikut. Karena, kepemimpinan
bukanlah persoalan apakah anda berada di depan atau di belakang. Kepemimpinan
adalah proses bagaimana anda mengupaya yang terbaik dari diri anda.
Kepemimpinan adalah jerih yang berpusat pada potensi diri sendiri, dan
mencurahkannya untuk kebaikan diri dan sekitar. Orang-orang akan mengikuti apa
yang bermaslahat bagi mereka. Dan, ketika mereka merasakan keterbaikan atas
kehadiran anda, di saat itulah anda menjadi pemimpin. Tak peduli apakah anda
tahu atau tidak, diam-diam anda telah memimpin orang lain meneladani tindakan
anda.
Jangan terkecoh pada mata garang
seekor elang, lalu anda mengangkatnya sebagai pemimpin burung. Karena elang tak
dapat bersiul, maka tak pantas ia memimpin sekelompok kutilang yang bercericit
merdu. Karena manfaat yang diberikan oleh seseoranglah, ia diikuti, maka ia pun
berhak diangkat sebagai pemimpin.
YANG PANTAS MENASEHATI
Orang yang berhak memberikan
nasehat adalah mereka yang dimintai nasehat. Sedangkan orang yang pantas
menasehati adalah mereka yang telah mampu mengatasi persoalannya sendiri. Bila
anda, tanpa diminta, berdiri di depan banyak orang lalu berbicara mengenai
bagaimana berjalan dengan baik, padahal anda sendiri masih terhuyung-huyung untuk
merangkak, maka jangan kecewa bila orang menganggap ucapan anda sekedar bualan
di siang hari. Tahanlah diri anda sebelum menyarankan sesuatu bagi orang lain.
Tengoklah ke dalam apakah anda sebenarnya telah cukup bekal bagi persoalan itu.
Terkadang orang yang telah tahu
banyak hal lebih suka diam dan mendengarkan keluhan orang lain ketimbang
berusaha memecahkan persoalannya. Dalam diamnya mereka menjadi cermin yang
memantulkan ucapan sehingga orang lain bisa mengambil jarak dan melihat
masalahnya dengan lebih jernih. Terkadang jawaban terbaik datang tanpa
dicari-cari; namun karena kita mampu menerima persoalan itu dengan hati lapang.
KENDALIKAN DIRI DARI BUAIAN
SANJUNGAN
Menahan agar emosi tak terbakar
oleh sepatah makian mungkin terasa sulit. Namun, jauh lebih sulit menahan
kerusakan diri akibat sebuah sanjungan yang anda telan mentah-mentah. Bagaikan
memar yang terbungkus es, sakit pun tak terasa, namun kerusakan jaringan tetap
ada di sana. Bila anda tak segera mengobatinya, tubuh yang sehat lambat laun membusuk.
Daya hancur sanjungan tak jauh beda dari itu. Bila makian dapat menghilangkan
kesadaran seketika, sanjungan membius secara perlahan dan lembut. Di balik
nikmat sejuk sebuah pujian, tersembunyi memar yang memakan kelak memakan habis
kesadaran anda. Berhati-hatilah dengan setiap pujian, sanjungan dan kehormatan
yang anda terima. Itu lebih mudah menamatkan riwayat karier seseorang.
Anda mungkin akan sangat
berhati-hati saat berjalan di semak belukar berduri. Kritik pedas bisa saja
menolong orang untuk membenahi dan mengokohkan pondasinya. Namun berjalan di
atas pujian membuat orang puas dan lupa akan tujuan. Saat anda terbuai, saat
itu anda mudah diruntuhkan.
PERJALANAN DAN BEKAL-BEKAL KITA
Membaca kisah-kisah para pionir
sejati yang telah membuka hutan, membentangkan jembatan, membangun sebuah desa
yang kemudian mereka persembahkan pada kita sekarang, selalu menggugah
inspirasi mengenai keberanian hidup dan kekuatan bertahan yang luar biasa
agung. Mereka berpindah dari dataran kering ke tanah masa depan penuh harapan
di setiap tatih langkah mereka. Pernahkah anda bertanya, benda-benda apa yang
mereka bawa dalam perambahan besar itu? Mungkin mereka membawa kapak dan
bebesian, sekantung benih, sebungkus pakaian serta beberapa ternak. Mungkin
juga mereka membawa serta anak-anak yang akan mewarisi kegigihan mereka dalam
setiap sel tubuhnya. Mereka hanya membawa harapan dan generasi mendatang.
Sadarkah bahwa kita pun kini
melakukan perjalanan besar. Sama seperti para leluhur kita: melintasi jaman
menuju generasi yang telah menanti di depan sana. Mari kita tanya, apakah kita
pun telah membawa bekal berupa kekuatan besi pengetahuan untuk mempertahankan
hidup, segenggam benih kemakmuran, selembar pakaian moral dan etika, serta alam
semesta yang memungkinkan hutan dan ternak hidup sejahtera. Dan jangan lupa
untuk mengajarkan anak-anak semua keberanian hidup kita. Hanya karena kita
telah hidup dengan penuh keberanian, maka tiada penderitaan yang perlu kita
takutkan saat kita meninggalkanya, begitulah bisik seorang bijak.
MAJU TERUS DAN PERBAIKI KEPUTUSAN
ANDA
Benarkah ada jalan kembali?
Padahal waktu terus melaju ke depan. Tindakan anda untuk kembali dan menghapus
semua jejak langkah hanyalah anggapan anda belaka. Nyatanya anda tetap mengalir
bersama derasnya arus waktu sembari sesekali menengok ke belakang. Tak ada
jalan kembali. Yang ada adalah jalan ke depan yang menuntut keberanian anda
untuk menghadapinya. Anda bisa mengubah dan memperbaiki keputusan anda. Tapi
anda tak bisa mundur. Itulah mengapa penyesalan takkan mengubah masa lalu;
berkepanjangan dalam sesal tiada berguna. Apa pun keputusan anda, perbaikilah.
Jangan sesali jalan bila yang harus anda lakukan adalah menyingkirkan kerikil
dari dalam sepatu anda.
Prajurit-prajurit pemberani yang
melakukan penyerangan dari laut, sesampainya di pantai mereka segera membakar
perahu-perahu yang mereka pakai untuk berlabuh. Bagi mereka tak ada jalan
mundur kecuali terus maju. Tak ada kepulangan tanpa bendera kemenangan. Begitu
pula jalan kita. Sedetik yang lalu telah hangus terbakar. Hanya satu hal yang
menolong kita, yaitu keberanian untuk menjalani setiap jengkal hidup ini. Dan,
keberanian itu hanya lahir bila anda tahu kemenangan apa yang ingin anda bawa
pulang.
DI BALIK SEBUAH ANYAMAN
Ambillah selembar karya sulam
atau anyaman yang indah. Amati betapa kecermatan tangan-tangan trampil telah
mampu menjalin benang warna-warni rumit menjadi sebuah citra cantik. Kemudian,
balikkah sulaman itu hingga tampak bagian bawahnya. Apa yang terlihat di sana?
Jemalin benang yang tak karuan, berserabutan tanpa pola. Mungkin anda masih
bisa samar-samar melihat citra yang tadi tampak. Namun, lebih mudah menangkap
keruwetan hilir mudik benang yang tak anda mengerti. Bila kita tahu atau
cukuplah berkeyakinan bahwa pasti ada sesuatu yang indah di balik pengamatan
kita, tentulah kita tak kehilangan semangat untuk menghadapi setiap kesulitan
hidup ini.
Demikian pula penangkapan kita
dari kenyataan yang tampak ini. Apakah anda melihat kekusutan luar biasa pada fakta-fakta?
Atau anda telah mampu membumbung tinggi melampaui cakrawala dan menemukan semua
skenario keindahan yang tercipta? Berkeyakinanlah. Karena, teramat jarang orang
mampu mencapainya. Terlebih lagi, ternyata keindahan itu tak selalu dapat
diungkapkan dengan kata-kata; dan keyakinan itu tak mudah ditanam.
SEKALI LAGI, TUJUAN MEMBERIKAN
MAKNA
Tak bosan-bosannya orang bijak
menuturkan pentingnya anda mengetahui tujuan anda. Tujuan menyemaikan harapan
dan semangat untuk mencapainya. Harapan membuahkan keyakinan serta kekuatan
yang luar biasa. Kekuatan menumbuhkan keberanian, ketekunan dan daya tahan.
Lihatlah, betapa secarik tujuan akan memberikan anda segalanya. Tujuan bukan
hanya agar anda memperoleh apa yang anda inginkan, tujuan mengukir bentuk diri
anda. Lebih dari itu, tujuan mengisi hidup dengan makna. Jangan lakukan untuk
sia-sia. Nyatakan tujuan anda.
Orang-orang lebih suka bergabung
dengan mereka yang memiliki tujuan jelas. Bagaimana anda dapat memimpin orang
lain bila anda tak tahu harus kemana dan berbuat apa. Kepemimpinan itu
bertujuan. Sedangkan tujuan melahirkan kesetiaan dan kesediaan untuk melakukan
sesuatu, bahkan berkorban. Dengan tujuan orang-orang tahu apa yang disebut
kemenangan. Semua orang suka merasakan udara kemenangan. Maka, tanpa tujuan
bagaimana anda memulai pertandingan?
KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN
Dahulu, ada seorang pengusaha
yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu
pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan.
Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana.
Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus
berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar. Setelah lama
tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak
dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya
sudah beberapa.
Orang-orang pun masih mengenal
masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar
saat meladeni para pembeli. Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?
"Harapan nak! Jangan
kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena
harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon
meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun
kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu
untuk menghadapi dunia".
MEREKA YANG TAHU MEMILIKI
KEBERANIAN
Tahukah anda beda antara seorang
pengemudi biasa dengan montir mobil yang trampil saat mereka mengendarai
kendaraan yang rusak? Seorang pengemudi biasa akan berkendara dengan
harap-harap cemas agar kendaraannya tidak mogok di jalan dan segera menemukan
bengkel untuk memperbaiki kerusakan. Sedangkan montir mobil malah berharap
kendaraan itu mogok agar ia tahu mengapa dan dimana kerusakan itu terjadi.
Dengan demikian ia bisa membetulkan kerusakan itu dengan lebih tepat. Seorang
montir yang baik tentu tahu bagaimana memperlakukan kendaraan dengan baik.
Demikianlah ibarat seorang yang tidak tahu dengan seorang yang tahu.
Seorang yang tahu berani
menghadapi masalah bahkan menganggapnya sebagai tujuan yang harus dipecahkan.
Bila ia mampu membereskannya ia merasa bahagia dan menang atas masalah
tersebut. Sedangkan seorang yang tak tahu cenderung menghindari masalah dan
menyerahkannya pada orang lain untuk diatasi. Bila masalahnya teratasi, ia
merasa lega seolah terbebas dari hukuman. Jika begitu, bagaimana orang yang tak
tahu bisa merasakan sebuah kebahagiaan?
Bagaimana ia merasakan manisnya
kemenangan bila bertanding pun ia tak memiliki nyali?
TERTAWALAH DEMI KEBERSIHAN JIWA
Seorang petinggi perusahaan besar
pernah berujar, "Betapa irinya saya pada mereka." Sore itu tampak
dari jendela kantor, ribuan pekerjanya sedang bergegas pulang seolah memburu
gelincir matahari di barat. "Lihatlah wajah mereka berseri-seri. Mereka
bisa pulang sambil tertawa, bersenda gurau dengan rekan-rekan mereka. Sedangkan
saya, seringkali harus pulang larut malam membawa setumpuk persoalan. Lebih
buruk lagi, tak seorang pun dapat diajak bercanda ria. Semua pegawai, bila
berjumpa dengan saya, hanya berbicara tentang urusan pabrik. Ah, betapa
bahagianya mereka!" Tak perlu khawatir, wahai tuan direktur. Semakin
tinggi, semakin sendirilah pucuk cemara. Dan, hanya cemara yang terkuatlah yang
mampu berdiri setinggi ini.
Namun, betapa sederhananya cermin
ukuran sebuah kebahagiaan: tertawa!
Berbahagialah mereka yang masih
bisa tertawa lepas; tertawa jujur; tertawa karena kegembiraan. Anda bisa
berpura-pura sedih. Namun anda tak bisa berpura-pura tertawa. Kegetiran mudah
tercium di sana. Belajarlah tertawa, wahai tuan direktur. Tertawa bukan hanya
mengobati kepahitan hidup. Tertawa membersihkan jiwa dan menyingkirkan iri
dengki. Meski hanya sesaat, tertawa benar-benar nyanyian jiwa, begitulah kata
seorang bijak.
BAGAIMANA ANDA MAMPU KUAT BEKERJA
Bagaimana seseorang tahan
berjam-jam bekerja seolah tak mengenal lelah? Apa pula rahasia pekerja rig
lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan angin dan badai?
Bagaimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angkutan, pekerja berat
yang tahan membanting tulang di tengah terik panas atau dingin malam? Kekuatan
apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental?
Sedangkan di sudut sempit yang lain, banyak orang mengeluh karena persoalan
yang tak lebih besar dari ujung kuku.
Kekuatan itu bernama cinta. Cinta
yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapakah mereka
mempersembahkan hasil kerja mereka; kepada keluarga nun jauh disana; kepada
masyarakat banyak yang membutuhkan karya mereka; kepada alam yang mengasuh
mereka; kepada masa depan kehidupan yang sejahtera; atau kepada hati tempat
cinta itu mengalir. Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang
waktu kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang
kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai,
yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas
nama cinta.
KEPERCAYAAN DIRI BUKANLAH
KESOMBONGAN DIRI
Hampir-hampir kesombongan itu
tiada berguna. Anda memang bisa menemukan kepercayaan diri dengan bersikap
arogan dan tinggi hati. Atau, anda berpikiran bahwa sedikit menunjukkan
kekuasaan akan menguatkan diri anda.
Itu cuma bayangan belaka. Apalah
artinya kepercayaan diri bila orang lain enggan mempercayai anda. Dan, arogansi
tak pernah mendapat simpati.
Kesombongan, seberapa pun
sedikitnya, hanya memicu dendam orang lain. Anda menemukan kepercayaan diri
yang sejati saat anda memperlakukan orang lain, siapa pun ia, dengan penuh
hormat. Kehormatan selalu berbalaskan kehormatan. Kepercayaan berimbalkan
kepercayaan.
Sebuah pepatah mengatakan,
"Jangan padamkan lilin orang lain, hanya agar lilinmu menyala paling
terang." Jangan rendahkan orang lain, apa pun alasannya. Terlebih lagi
hanya karena anda ingin meraih kehormatan yang lebih tinggi.
SIMPATI ITU UNTUK DIULURKAN
Jangan anggap diri anda lebih
beruntung hanya karena anda mampu berkendara dalam mobil yang sejuk dan nyaman,
sedangkan di luar sana orang berpayah-payah terbakar terik matahari. Memang,
secara fisik anda merasakan kenyamanan yang lebih baik. Namun, anda tidak
selalu bisa menilai kedalaman batin orang lain. Bahkan, mungkin tidak perlu. Canda
tawa mereka yang terengah-engah di trotoar lebih sejuk daripada panasnya udara.
Sedangkan, muramnya pikiran anda boleh jadi tak sanggup diredam oleh kenyamanan
kendaraan anda. Oleh karena itu, sama sekali tak relevan membandingkan
keberuntungan diri sendiri dengan orang lain.
Seorang peminta-minta yang
menerima sekeping uang logam dengan penuh kegembiraan, kemudian mengucapkan
sepatah doa bagi anda, bisa jadi lebih menemukan ketentraman dalam hatinya.
Daripada anda yang menggenggam erat sekeping uang logam dalam saku sambil
menggerutu tentang kemalasan dan kebodohan. Mungkin, sekeping uang logam yang
anda ulurkan takkan mengubah nasib dunia, namun itu mengubah hati anda.
Keberuntungan yang anda rasakan adalah untuk diwujudkan dalam bentuk simpati,
bukan untuk menjadikan anda merasa lebih baik dari orang lain.
BEKERJA BUKAN SEKEDAR UNTUK
MENCARI KESIBUKAN
Tak perlu berpura-pura sibuk.
Orang dinilai dari karya yang dituntaskan dan bagaimana ia mengerjakannya.
Bukan dari seberapa lama ia duduk di balik meja kerja, atau seberapa banyak
pertemuan yang diikutinya, atau seberapa padat jadwal waktunya. Sungguh jauh
berbeda pengertian sibuk dengan bekerja. Pekerjaan terkadang menuntut anda
untuk sibuk. Namun, sibuk tidak selalu berarti bekerja. Berperilaku sibuk lebih
mudah dilakukan ketimbang bekerja.
Apakah anda sibuk agar tampak
bekerja? Bekerjalah bukan untuk mencari kesibukan, namun untuk menciptakan
sebuah karya.
Ayam betina mengerami
telur-telurnya dengan sikap tenang dan waspada. Karena itulah yang terbaik bagi
telur-telurnya agar menetas dengan selamat. Ada orang yang mengerjakan banyak
hal tanpa harus menjadi sibuk; apalagi berpura-pura sibuk. Mereka memiliki ketenangan
dalam dirinya serta memberikan kepercayaan penuh waspada pada orang lain.
Berjalan terburu-buru atau bersikap tergopoh-gopoh seolah tak punya waktu,
mungkin mencerminkan kesibukan, namun juga sebuah ketegangan. Lihatlah,
ketenangan pun memberikan hasil yang tak kalah sempurna.
RASAKAN SETIAP KELIMPAHAN ALAM
Apakah anda memperhatikan bahwa
pada bulan-bulan tertentu matahari terbit agak condong di sebelah utara?
Kemudian, beberapa minggu kemudian pohon mangga mengeluarkan putik-putik bunga
dan meneteskan getahnya? Biasanya udara agak dingin meski tidak turun hujan.
Lalu, buah rambutan meranum?
Setelah itu, lalat terasa
berkembang biak banyak berdengung-dengung seolah menyambut masaknya buah
nangka. Tak lama kemudian, panen buah durian pun menyusul. Apakah anda
merasakan semua kelimpahan ini? Bila anda tak menyadarinya, barangkali laju
kesibukan anda terlalu cepat sehingga tak sempat menangkap keindahan dan berkah
yang diberikan oleh alam pada kita semua.
Jangan ragu untuk memperlambat
langkah anda dan melihat ke sekeliling. Temukan di setiap saat, selalu saja ada
kecantikan yang dapat anda resapi.
Sadarilah bagaimana awan bergerak
dan berubah-ubah. Rasakan dari mana angin berhembus. Jangan angkat kaki dari
alam ini meski betapa sibuknya anda.
Bukankah anda berkarya untuk
membangun bumi ini. Bagaimana anda bisa memakmurkannya bila anda tidak merasa
hadir sepenuhnya di pangkuan planet biru yang luar biasa cantik ini?
KEJUJURAN TAK PERNAH LEKANG
Bersiaplah selalu untuk
menghadapi situasi yang menuntut kejujuran anda. Nasehat agar kita senantiasa
berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang
dalam keadaan "terjepit"; bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan
keuntungan besar yang sudah ada dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau
sedikit berdusta bukan hanya keuntungan namun juga kebanggaan yang akan
diraihnya. Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung-rugi. Kejujuran
adalah sebuah sikap yang tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran
bukanlah sebuah pilihan.
Seseorang melakukan dusta karena
ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena anda tak bisa
menipu diri sendiri. Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik
lirik.
Pepatah kuno ini tak pernah
lekang bagaimana pun majunya sebuah perekonomian: "kejujuran adalah mata
uang yang laku dimana-mana." Bawalah sekeping kejujuran dalam saku anda,
itu melebihi mahkota raja di raja sekalipun.
ARTI SEKEPING UPAH
Seorang pemuda yang telah lama
membujang akhirnya memutuskan untuk menikah dan segera mempunyai anak. Katanya,
"Apalah artinya aku bekerja setiap hari, bila tak tahu kepada siapa aku
harus membelanjakan upah yang kuterima?"
Apakah artinya upah bagi anda?
Setiap sen upah yang anda terima adalah wujud hasil kerja dan kekuatan diri
anda. Upah adalah sebentuk baru dari energi kekuatan yang mengalir melalui
setiap tetes keringat anda. Energi itu sebelumnya telah mengarungi lautan
komis, sinar matahari, gelombang ombak samudra bahkan dedaunan hijau. Kini ia
singgah di genggaman anda. Namun, anda takkan dapat menghentikan perjalanannya.
Ia harus terus melaju ke manapun ia akan mengalir.
Energi adalah aliran abadi alam
raya. Itulah mengapa anda selalu berkeinginan membelanjakan upah anda. Namun,
bukan sekedar menghamburkannya, anda harus menjadi tempat persinggahan terbaik
bagi energi itu. Anda bisa tunjukkan jalan kemana energi itu menuju. Berikan
kepada mereka yang anda cintai dengan setulus hati demi kebaikan hidup ini. Di
sanalah anda temukan makna dalam setiap keping upah yang anda terima.
TERANGNYA PIKIRAN POSITIF
Entah mengapa pita film yang
digunakan dalam fotografi disebut dengan film negatif. Barangkali karena kita
hanya melihat bayangan hitam gelap dan kelabu di sana. Namun, bila kita
bersedia mencuci dan mencetaknya dengan baik, kita akan dapati citra indah
sebagaimana mestinya.
Demikian pula ibarat untuk
menggambarkan pikiran negatif; pikiran yang hanya merekam gambar kelam dari
setiap kejadian. Anda takkan dapati warna-warni kehidupan, karena cahaya
ditangkap sebagai kegelapan. Untuk itulah, mengapa kita disarankan untuk
melihat segala sesuatunya dengan kacamata positif.
Tatapan yang memandang cahaya
sebagai cahaya, kebaikan sebagai kebaikan, keindahan sebagai keindahan. Tanpa
cahaya, kita tak dapat melihat apa-apa.
Semua yang tampak adalah indah
terpantul oleh cahaya. Mengapa, setelah menemukan cahaya, lantas kita
memasukkannya ke dalam kamar gelap?
BILA PEKERJAAN TAK LAGI
MENYENANGKAN
Ada kesempatan dan potensi yang
tersembunyi dalam diri anda. Bila anda tak merasa nyaman dengan pekerjaan anda
sekarang, kemungkinan besar anda berjalan bukan di atas potensi anda sendiri.
Mari tengok diri anda jauh ke belakang hingga ke masa kanak-kanak atau remaja,
dan temukan apa-apa yang pernah membuat hidup anda penuh gairah. Bila saat itu
anda begitu senang bermain rumah boneka, maka apakah saat ini tangan anda tidak
sedang merawat apa-apa? Bila saat itu anda begitu menikmati bersiul dan
bernyanyi, maka apakah sekarang anda justru mengatupkan bibir rapat-rapat.
Lakukan sesuatu yang benar-benar anda senangi; yang membuat bola mata anda
berbinar-binar.
Di situlah potensi anda mendaki.
Di situlah anda dapati pekerjaan dan hidup penuh gairah.
Seorang tua pernah berujar, bahwa
ia tak menyesali apa-apa yang telah dilakukan selama hidupnya. Ia lebih
menyesali apa-apa yang tak dilakukannya.
Mengapa ia menyesal? Barangkali,
karena ia merasa di situlah ia mendapati kebahagiaan. Hidup memang tak perlu
disesali. Namun, dijalani. Dijalani dengan melakukan hal-hal yang memberikan
kebahagiaan hati.
PILILAH KATA-KATA DENGAN CERMAT
Kita berkomunikasi lewat
kata-kata. Meski anda berbicara dengan bahasa tubuh dan tindakan, kata-kata
tetaplah jendela bagi orang lain untuk memahami anda. Karenanya, pilihlah
kata-kata dengan cermat. Ini bukan pelajaran seni berdiplomasi yang sering
mengaburkan pesan. Ini sekedar ajakan agar anda merenungkan dan menemukan
kata-kata yang tepat untuk menyatakan pikiran dan emosi anda. Saat anda marah,
renungkanlah kata-kata apa yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan anda. Tanpa
itu, mungkin anda meracau.
Memilih kata-kata yang tepat
hanyalah ajakan untuk meningkatkan kesadaran agar anda mampu melihat pikiran
dan emosi anda, mengambil jarak serta mengendalikannya. Kata-kata semestinya
menjadi alat kendali, bukan tersemburat keluar tanpa anda mampu mencegahnya.
Raja menjadi raja karena mampu menemukan kata-kata yang tepat bagi telinga
rakyatnya. Raja menjadi runtuh karena tak mampu menghentikan kata-kata yang
tepat bagi telinga rakyatnya.
DIMANA KITA TEMUKAN KEBAHAGIAAN
Mari amati, betapa manusia sibuk
berlalu-lalang di muka bumi ini. Berusaha ke sana kemari. Dari barat ke timur.
Dari puncak gunung sampai ke pesisir pantai. Dari pagi hingga petang.
Mengarungi pucuk-pucuk langit. Menyelami palung-palung samudra. Apakah yang kau
cari wahai manusia? Hingga kau rela berpayah membanting segala upaya.
Sesungguhnya, apa pun yang kita
cari, kita hanya mencari sebongkah kebahagiaan hidup. Sebagian orang berhenti
mencarinya saat mereka menerima sejumput nafkah, atau menemukan secuil kekuasaan,
atau mereguk sekejap ketenaran. Mereka menganggap kebahagiaan berada di balik
yang mereka dapatkan itu. Hanya teramat sedikit sekali orang yang tak mencari
kebahagiaan di sela-sela semua itu. Mereka berkeyakinan, kebahagiaan tidak
melekat dimana-mana. Kebahagiaan mereka temukan sembari melepaskan diri dari
apa pun pandangan mereka tentang dunia ini. Kebahagiaan adalah kebebasan.
Kehadiran kita di muka bumi ini
untuk menorehkan sedikit kemakmuran, bagi masa kini dan ribuan generasi
mendatang. Kita sumbangkan setitik kebahagiaan lewat kesejahteraan hidup
bersama.
LUASKAN PANDANGAN ANDA
Seorang bijak pernah bercerita,
Ada tiga orang tukang batu sedang bekerja. Yang pertama berkata, "Aku
sedang menyusun batu bata-batu bata ini." Yang ke dua berkata, "Aku
sedang mendirikan tembok." Sedangkan yang ke tiga berkata, "Aku
sedang membangun sebuah istana."
Sedang apakah anda? Apakah anda
mampu melihat sesuatu yang besar, jauh melintasi cakrawala, mengatasi
kesempitan pandangan, dan melewati batas-batas pikiran? Kita semua memang
sedang menyusun batu-batu kecil, merekatkannya dengan batu-batu orang lain
untuk mewujudkan selembar dinding batu. Namun, pada saat yang sama di sisi yang
tak selalu tampak, bangsa-bangsa dan generasi-generasi lain juga menegakkan
dinding-dinding yang bila ditautkan membentuk sebuah istana megah. Tiada
sesuatu, meski hanya sebesar biji bayam, yang sia-sia. Lakukan karya anda,
meski kecil, namun penuh cinta dan kebaikan. Maka, anda menyumbangkan sesuatu
yang berharga bagi kesempurnaan bangunan istana kehidupan ini.
BAGAIMANAKAH MENEMUKAN KETENANGAN
Coba anda lempar sebutir kerikil
ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan
tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah
anda menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin anda mencobanya dengan
memasukkan telapak tangan anda ke dalam air. Atau, menghadangnya dengan ke dua
belah kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan
sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan.
Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan
membiarkannya berhenti sendiri.
Demikian pula dengan ketenangan
dan pikiran. Semakin keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda, semakin
sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan
riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri
dimulai dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari
ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang.
KESEDIHAN DAN KEGEMBIRAAN ITU
SEMENTARA
Ada kalanya tiba masa-masa sulit;
yang membuat hidup serasa penuh kepedihan dan keluh kesah. Namun, pada saatnya
jua tibalah masa-masa kegembiraan; yang membuat hidup terasa ringan dan terang.
Tanpa sadar bibir kita basah dengan senyuman. Sesungguhnya, kesedihan,
kegembiraan, kekecewaan, keriangan dan emosi-emosi lain hanyalah sementara.
Sebagaimana sesaatnya malam ditelan siang. Tak selamanya kesedihan dan kegembiraan
melanda anda. Semua itu datang silih berganti, tanpa selalu dapat dinanti.
Yang perlu anda pahami adalah
kesementaraan ini. Kesementaraan menunjukkan bahwa emosi-emosi itu bukanlah
milik anda. Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap
anda. Ia bukanlah anda. Saat gembira sadarilah kegembiraan itu. Saat sedih
pahamilah kesedihan itu. Saat anda penuh dengan kesadaran akan emosi anda, saat
itu anda bersentuhan dengan jiwa yang tenang milik anda.
BAHU TEMPAT MEMIKUL DAN BERSANDAR
Apa gunanya bahu? Ia diciptakan
untuk memikul beban. Bahu mampu memanggul beban berat yang sulit dijinjing oleh
tangan. Bahu juga sanggup menahan timpaan yang tak bisa disandang oleh kepala.
Bahu memang diciptakan untuk menerima sesuatu yang tak ringan. Karena itulah
kepangkatan dilekatkan di bahu. Tanda pangkat adalah lambang tanggung jawab dan
wewenang. Itulah kekuasaan. Hanya tanggung jawab yang berbobotlah yang pantas
disematkan sebagai tanda kepangkatan di bahu. Mungkin anda tak memiliki bintang
pangkat yang patut diberikan bagi orang-orang anda. Namun, bukan berarti anda
tak bisa menyematkannya pada mereka. Tepuklah bahu mereka yang telah memikul
beban berat. Itulah bintang kepangkatan yang bisa anda berikan dengan setulus
hati. Di bahulah mereka menemukan kekuatan dirinya. Di bahulah anda menghargai
kekuatan mereka.
Jangan lupa, bahu juga tempat
bersandar bagi mereka yang terhempas dalam badai kesulitan hidup. Kekuatan bahu
anda bukan hanya terletak pada seberapa keras dan kuatnya bahu anda bisa memikul.
Melainkan juga, seberapa lembut bahu anda bisa dijadikan sandaran bagi orang
lain.
SALAM KEPADA SEMUA
Tak peduli siapa pun anda, bila
jari anda tersulut api, melepuhlah tanpa ayal. Api tak mengenal siapa nama
anda, apa kebangsaan dan kelompok, serta semua atribut-atribut yang anda bawa
sepanjang hari. Api akan membakar. Sia-sialah kesombongan jari di hadapan sang
api yang melepuhkan.
Karena kita berpijak di atas bumi
yang sama, meringkuk di bawah langit yang sama, berusaha di terik matahari yang
sama, maka sesungguhnya tiada guna keangkuhan atas nama diri sendiri, atas nama
kebangsaan, atas nama kelompok, bahkan atas nama segala sesuatunya. Sejatinya
manusia bergerombol dalam satu ras, yaitu ras manusia. Maka, atas nama
manusialah kita berjabatan tangan.
Mari, kita singkirkan perbedaan
yang kita agung-agungkan. Setiap manusia unik, itu adalah pasti. Namun, di
hadapan keAgungan Penguasa Alam Raya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
manusia adalah sama merayap, sama merangkak, sama bersujud, sama mengangkat
tangan, sama menengadahkan kepala, sama mempersembahkan air mata. Tak ada
benteng yang patut kita tinggikan, selain persaudaraan antar sesama kita.
TERIMA KASIH PADA MATAHARI,
BULAN, DAN BINTANG
Kita semestinya berterima kasih
pada matahari, bulan dan bintang gemintang. Setelah menempuh perjalanan selama
berjuta-juta tahun, kini pada penghujung abad ini, mereka mempertemukan
hari-hari kegembiraan dan persaudaraan bagi seluruh umat di tanah air kita.
Maka tiada yang lebih indah selain kita rengkuh persaudaraan atas nama
kemanusiaan. Menodai keindahan ini sama saja dengan mengkhianati matahari,
mencemooh bulan dan menghina-dinakan kuasa bintang gemintang. Perbedaan dalam
hati, mari kita selesaikan dengan bahasa hati. Perbedaan dalam genggaman, mari
kita tuntaskan dengan jabatan tangan. Kita tak mungkin bergandengan bila
kepalan kita pertahankan.
Kita semestinya berterima kasih
pada matahari, bulan dan bintang gemintang. Kita membutuhkan momentum terbaik
sebagai titik tolak langkah yang lebih baik. Matahari, bulan dan bintang
gemintang telah menyajikan momentum itu bagi kita, umat manusia. Terserah
apakah manusia mau melihatnya sebagai cahya penuntun ke masa depan yang lebih
cerah. Atau, membiarkannya berlalu meninggalkan manusia semakin terpuruk pada
keparauan.
TUMBUHLAH PADA TANAH KEBENARAN
Agar pohon kebenaran dapat tumbuh
kuat dan berbuah lebat, ia harus tumbuh di tanah kebenaran pula. Maka ia akan
kokoh tak tergoyahkan oleh amukan badai yang coba-coba menumbangkannya.
Demikian pula dengan anda, agar kebenaran terpancar dari tindakan dan ucapan
anda, ia harus tumbuh dalam pikiran dan hati kebenaran pula. Maka anda akan
memiliki pijakan dan kuda-kuda yang kokoh dalam menghadapi godaan yang
coba-coba meruntuhkan kebenaran anda. Inilah yang disebut dengan integritas.
Integritas selalu bermula dan bemuara pada kebenaran.
Sayangnya keterbatasan pikiran
seringkali membuat kebenaran berarti membenarkan diri sendiri. Karena itu patut
dipahami bahwa kebenaran yang kita yakini hanyalah setitik noktah pada sebuah
bidang gradasi warna. Noktah itu semestinya bergerak perlahan tanpa anda sadari
dari sisi pekat menuju sisi cemerlang. Dan untuk menggerakkannya anda perlu
memiliki keluasan hati yang menerima setiap perbedaan, serta keyakinan bahwa
noktah-noktah milik orang lain yang berada pada bidang warna yang berbeda juga
bergerak menuju ke kecermelangan yang tiada bertepi itu; hingga warna-warna itu
lenyap pada kebenderangan yang sama; sebagaimana warna-warna itu pernah lenyap
dalam kekelaman yang sama.
KUATKANLAH JIWA ANDA
Jadilah laksana pensil. Meski
pensil patah berkali-kali, batu jelaga hitam di dalamnya masih bisa anda pakai
untuk menulis. Bahkan hingga ke patahan terakhir, pensil tak kehilangan
"jiwanya"; sang batu jelaga hitam itu. Ketika batang pensil telah
lenyap terserut, sang "jiwa" pensil tetap abadi.
Mungkin ia kini telah membentuk
sketsa seorang pelukis, atau coretan rumus fisika seorang jenius, atau hanya
sekedar garapan pekerjaan rumah seorang murid sekolah dasar. Bahkan ketika sang
pelukis atau sang jenius telah tiada, sketsa itu dikenang dalam pigura, dan
rumus fisika itu telah mengubah hidup banyak orang.
Jadilah jiwa yang kuat. Meski
tubuh anda dipatahkan berkali-kali, jangan sampai kehilangan jiwa kuat anda.
Karena kekuatan jiwa mengilhami diri anda sendiri. Dan, ketika jiwa kuat anda
mengilhami orang lain, ia menjadi abadi, dikenang dalam tindakan dan mengubah
hidup banyak orang. Keabadian memang tidak terletak pada tubuh fisik anda,
namun pada jiwa anda; si batu jelaga hitam pensil itu.
SETIAP ORANG MEMILIKI PEMBELA
Seburuk-buruknya orang yang anda
benci, masihlah ia memiliki pembela. Entah seorang atau berapa. Bahkan,
sejelek-jeleknya orang yang dihujat, dicaci maki dan disingkirkan oleh
masyarakat banyak, tetaplah ia memiliki pelindung. Para pembela dan pelindung
itu memberikan tempat saat ia disingkirkan; memberikan pertahanan saat ia
dijatuhkan. Mengapa demikian?
Karena seburuk-buruknya seseorang
di pandangan banyak mata, tetaplah berhak untuk dicintai. Dan anda pun berhak
mencintai orang lain, meski banyak yang mengangkat tanda tak setuju.
Pahamilah bahwa saat anda
menyatakan kebencian anda pada seseorang, barangkali ada lebih banyak orang
yang pernah merasakan kebaikannya.
Sehingga hujatan dan caci maki
yang sebenarnya dilontarkan padanya justru melukai hati orang lain; yang bahkan
anda sendiri pun tak tahu, mungkin di antara mereka ada sekutu-sekutu anda
sendiri. Dan, resiko buruk yang bisa saja terjadi adalah anda kehilangan
sekutu-sekutu anda seiring dengan permusuhan anda dengan lawan anda.
Percaya Diri, Diri yang Mana?
Banyak orang pandai menyarankan
agar kita memiliki kepercayaan diri yang kuat. Pertanyaannya adalah diri yang
manakah yang patut kita percayai.
Apakah panca indera kita? Padahal
kejituan panca indera seringkali tak lebih tumpul dari ujung pena yang patah.
Apakah tubuh fisik kita? Padahal sejalan dengan lajunya usia, kekuatan tubuh
memuai seperti lilin terkena panas. Ataukah pikiran kita? Padahal keunggulan
pikiran tak lebih luas dari setetes air di samudera ilmu. Atau mungkin perasaan
kita? Padahal ketajaman perasaan seringkali tak mampu menjawab persoalan
logika. Lalu diri yang manakah yang patut kita percayai?
Semestinya kita tak memecah-belah
diri menjadi berkeping-keping seperti itu. Diri adalah diri yang menyatukan
semua pecahan-pecahan diri yang kita ciptakan sendiri. Kesatuan itulah yang
disebut dengan integritas. Dan hanya sebuah kekuatan dari dalam diri yang
paling dalamlah yang mampu merengkuh menyatukan anda. Diri itulah yang patut
anda percayai, karena ia mampu menggenggam kekuatan fisik, keunggulan pikiran
dan kehalusan budi anda.
JANGAN ASAL BEKERJA KERAS
Tak jadi masalah bila anda
bekerja keras, berpayah-payah hingga larut malam, serta membanting tulang tak
terperi. Asalkan anda menemukan kebahagiaan dalam setiap tetes keringat anda.
Atau setidaknya anda merasakan keceriaan dalam setiap gerak kerja anda. Maka
kelelahan pun terbayar tunai dengan wajah anda yang berseri-seri. Bukankah
hanya kegembiraan yang anda cari selama ini?
Namun semua itu akan sia-sia bila
anda mengisi kerja keras anda dengan keluhan dan bersungut-sungut. Apalagi bila
tak sedikit orang melontarkan kekecewaannya pada anda. Bukankah kekecewaan
mereka amat dengan mudah menjadi kekecewaan anda pula. Di situlah letak
perbedaan antara orang yang bekerja karena kelimbungan diri, tak mampu
menemukan pijakan yang berharga dalam kerja mereka, dengan mereka yang bekerja
penuh kepribadian. Maka, jangan asal bekerja keras; nikmatilah. Bila anda tak
menemukannya, tinggalkan. Cari, carilah yang membuat anda menyenangi dan
disenangi pekerjaan anda.
TETAPLAH MENGHIASI DIRI ANDA
SEBAIK-BAIKNYA
Apakah anda pernah tersipu-sipu
karena kepergok tanpa riasan muka? Atau, mungkin anda pernah malu luar biasa
karena salah mengenakan pakaian pada suatu acara? Sejak kecil, sadar atau
tidak, kita belajar untuk berdandan, memilih baju yang kita sukai, menyisir
menurut kesenangan, dan menghiasi diri sebaik-baiknya. Kita berusaha
menampilkan citra yang kita inginkan. Ada masanya kita gelisah dengan potongan
rambut, berganti-ganti warna pakaian, atau mungkin sedih dengan bentuk garis
mata. Itulah salah satu alasan mengapa mode bisa berubah lebih cepat daripada
cuaca di musim tak tentu. Itu semua tak mengapa. Karena pada masanya kelak,
anda akan merasa tentram dengan semua yang anda miliki. Anda menyebutnya
sebagai masa ketenangan; atau barangkali masa kematangan. Masa di mana anda
telah menemukan dan menerima diri anda sendiri sebagaimana adanya.
Tetaplah berpenampilan baik.
Tetaplah menghiasi diri anda. Karena orang yang tak memiliki harga diri
biasanya memang tak menghargai penampilan dirinya. Namun, tentu saja, harga
terbaik bagi diri anda adalah bila anda mampu menemukan dan menjadi diri anda
sendiri. Bersegeralah menjumpai masa ketentraman itu.
BEBASKAN DIRI ANDA DARI JEBAKAN
HUTANG
Ah, betapa bahagianya bila kita
benar-benar memiliki apa yang kita "miliki". Akui saja, betapa banyak
orang "memiliki" harta, mendiami rumah atau mengendarai kendaraan
atas nama "bukan" miliknya sendiri; melainkan atas nama sebuah kertas
pengakuan hutang. Akui saja, betapa banyak orang memburu kepemilikan, padahal
yang digenggamnya hanyalah sebuah pinjaman. Dan, agaknya kini segala sesuatu
yang berhubungan dengan hutang piutang menjadi begitu mudah didapat. Kita
memang patut berterima kasih, karena dengannya banyak orang bisa meraih
kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Namun, sungguh tak sama antara
pinjaman demi kesejahteraan hidup dengan pinjaman yang menjerat hidup. Jauh
lebih menyenangkan bila anda terbebas dari jerat hutang. Jauh lebih membebaskan
bila anda memiliki apa yang anda miliki. Pertimbangkan apakah anda kini sedang
berupaya memperbaiki kehidupan anda atau memperburuknya. Sejatinya, kita
berhutang sepenuhnya pada hidup ini, namun hidup tak pernah menagihnya pada kita.
Tidak juga beserta bunga-bunganya.
TIUPAN YANG MENGHANGATKAN
SEKALIGUS MENYEJUKKAN
Saat udara dingin, bagian tubuh
yang mudah menggigil beku adalah telapak tangan kita. Tahukah anda cara
termudah untuk menghangatkannya? Ya!, anda bisa meniup-niup telapak tangan
anda. Udara yang terhembus dari mulut anda akan memuaikan dingin dan
menghangatkan telapak tangan anda. Dan, saat udara dingin, kita dapat
menghangatkan seluruh tubuh dengan meneguk secangkir kopi anas. Tapi tentu tak
mudah bagi kita untuk meminum kopi yang sedang mendidih. Tahukah anda cara
termudah untuk mendinginkan kopi panas itu? Ya!, anda bisa meniup-niupnya.
Udara yang terhembus dari mulut anda akan menyingkirkan panas dan menyejukkan
permukaan kopi. Kini anda bisa mereguknya dengan suka cita.
Lihatlah!, tiupan yang sama itu
mampu menghangatkan dingin, sekaligus menyejukkan panas. Mengapa tiupan kita
bisa melakukan "keajaiban" seperti ini? Karena, tiupan itu berasal
dari hembusan nafas kita. Dan nafas adalah tali jiwa kehidupan. Karena hidup
itu sendiri adalah sebuah ketakjuban. Maka, jangan lukai hembusan nafas anda
dengan kata-kata yang memanaskan hati yang panas dan membekukan hati yang kaku.
DANAU YANG TAK MENGALIR KE LAUT
Seorang pengelana pernah menulis,
bahwa di suatu wilayah gurun terdapat dua buah danau yang mengalir ke dalamnya
banyak sungai. Letak danau-danau itu tidaklah berjauhan. Namun, keduanya
menampakkan perbedaan fenomena alam yang luar biasa. Danau pertama adalah danau
biasa berair tawar yang segar. Ia memiliki beberapa anak sungai yang mengalir
ke hilir. Ia adalah danau sebagaimana danau lain dengan kehidupan sewajarnya.
Sedangkan danau kedua, yang lebih besar, menjadi keanehan yang tiada taranya.
Ia tak memiliki anak sungai yang mengalirkan airnya ke laut. Hanya sengat panas
gurun yang menguapkan airnya. Tak heran bila kandungan mineral dan garamnya
teramat tinggi. Begitu tinggi sehingga kita dapat mengapung di permukaan begitu
saja. Hampir-hampir tak ada kehidupan dalam danau itu. Pantaslah bila peta
mencatatnya dengan nama "Laut Mati".
Begitulah kedua danau itu menjadi
ibarat mengenai apa jadinya bila kita hanya berupaya mengumpulkan kepemilikan
tanpa sekalipun membagikannya pada orang lain. Kehidupan yang wajar adalah
kehidupan yang saling menerima dan memberi. Peta lebih tahu apa julukan bagi
mereka yang suka menggenggamkan tangan, tanpa mau mengulurkannya.
BUKAN HANYA BEKERJA BERSAMA
Terkadang kita terpesona melihat
pohon palem dalam ruang kerja kita menyeruakkan setangkai bunga pucat
kekuningan. Mungkin selama ini kita tak menyadari kehadiran tanaman itu, sampai
ia memanggil-manggil perhatian kita melalui gerumbul bunganya. Atau, barangkali
kita juga acuh tak acuh pada burung-burung gereja yang bertengger di atas
jendela kantor, karena memang begitulah mereka biasa adanya. Hingga suatu saat
mereka menarik kekaguman kita lewat cericit anak-anaknya yang baru menetas
beberapa hari lalu.
Tak jarang, banyak orang seolah
tak "kenal" pada rekan kerja yang bertugas di sisi lain gedung kantor
mereka; hingga suatu saat mereka menerima berita gembira tentang pernikahan
atau kelahiran bayinya yang ke sekian. Saat itu tiba-tiba kita baru sadar bahwa
sesuatu telah terjadi di "luar" sana. Selalu ada kehidupan yang berjalan
berdampingan dengan kesibukan anda sendiri.
Karena memang dunia milik semua
orang. Bila anda luput menyadarinya, mereka pasti akan berusaha mengejutkan
anda. Kesalahan banyak dari kita adalah hanya sekedar bekerja bersama, tanpa
menyadari bahwa kita pun hidup bersama.
Tanpa itu, kehidupan kerja dirasa
hambar dan kering.
IMBALAN JATUH TAK JAUH DARI USAHA
Kata sebuah pepatah, "Langit
itu adil." Pasukan yang lebih gigih berperang, lebih gagah bertempur - tak
peduli apakah mereka percaya atau tidak pada sang langit - akan meraih
kemenangan. Pengusaha yang lebih tekun bekerja, lebih giat berusaha - tak
peduli apakah ia yakin atau tidak pada sang langit - akan memperoleh
penghasilan.
Hukum alam itu sederhana saja.
Barang siapa mencelupkan jarinya ke air mendidih, akan mendapatkan lepuh.
Sayangnya, angan-angan sering membuat kita mengingkari hukum ini. Hanya karena
kita merasa lebih percaya pada sang langit, kita berharap emas jatuh ke
pangkuan begitu saja. Padahal tiada imbalan yang dapat diraih tanpa usaha.
Usaha dan imbalan tak pernah jauh kemana. Sebuah keyakinan memberi makna pada
usaha yang kita terima; sehingga imbalan bukan hanya mempertebal kantung,
melainkan juga memenuhi jiwa. Usaha memperkaya tangan. Keyakinan memperkaya
batin.
DIAM ADALAH KESEMPATAN EMAS
Jangan sampai anda kehilangan
kesempatan emas. Bila pepatah bijak mengatakan "diam adalah emas",
maka diam adalah sebuah kesempatan emas yang patut anda dapatkan. Janganlah
anda kehilangan kesempatan emas; yaitu kesempatan untuk diam.
Banyak orang menganggap bahwa
kesempatan hanya didapat bila mereka bergerak, berbicara atau angkat tindakan.
Layaklah bila mereka lalu berlomba-lomba untuk bergerak secepat-cepatnya,
berbicara sekeras-kerasnya, atau bertindak sekuat-kuatnya. Padahal, terkadang
sebuah kesempatan yang paling baik datang saat kita berkenan untuk tenang, diam
dan terpekur. Bukankah ada orang bijak juga yang berkata bahwa kesempatan
datang secara diam-diam. Maka, bagaimana anda mendengar jejak langkahnya yang
senyap bila anda sibuk bersuara.
Bagaimana anda melihat
kehadirannya yang samar bila anda tak cukup awas. Bagaimana anda menyentuhnya
wujudnya yang lembut bila anda selalu berkelebat.
Jangan takut untuk diam.
Karena kesempatan untuk diam tak
selalu datang setiap saat.
LEBIH DARI SEKEDAR UCAPAN TERIMA
KASIH
Seorang anak merengek minta
dibelikan jagung bakar. Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang
dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik
nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya
membulat terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang
tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum
melirik anak kecil yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang
entah kemana. Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung
bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya,
"Ambil saja buatmu nak. Tak usah dibayar." Si ibu mengucapkan terima
kasih lalu berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung
bakar." Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda
empat mereka.
Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa
kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah
kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa? Tidakkah kau terpanggil
untuk membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima
kasih? Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan sikap tulus
lebih membahagiakan.
Tahukah kau, wahai ibu, hati
nenek tua itu teramat terang; jauh lebih terang dari lampu yang menerangi
temaram senja ini.
TINGGALKAN SAJA KETIDAKPUASAN
ANDA
Apakah anda menyenangi pekerjaan
anda? Bila tidak, tinggalkan saja. Namun bila anda tak mampu meninggalkannya,
maka senangilah pekerjaan anda. Bila anda tak bisa menemukan sesuatu yang anda
senangi, maka terimalah pekerjaan itu apa adanya. Namun, bila anda masih juga
berberat hati, maka singkirkan apa yang tak anda senangi dari pekerjaan itu.
Tetapi, bila anda tetap tak bisa melakukannya, maka tinggalkan saja. Namun bila
anda tak mampu meninggalkannya, maka ulangi terus seluruh pertanyaan di atas
hingga anda mendapat keberanian untuk berhenti dan keluar dari lingkaran ini.
Diperlukan satu tindakan untuk
memutuskan rantai ketidakpuasan; atau anda berputar-putar dalam jerat
kekecewaan tiada tentu. Dan, tindakan itu adalah keberanian untuk meninggalkan
ketidakpuasan itu.
MULAILAH DARI TETANGGA TERDEKAT
Cukup banyak orang yang mampu
bersikap sempurna dalam lingkungan kerjanya, namun seolah kehilangan
kepribadian itu saat berada di lingkungan rumah mereka. Bukan hanya itu, mudah
sekali bagi mereka mengundang decak kagum orang lain atas prestasi profesinya,
tetapi gagal meraih simpati tetangga terdekatnya. Mengapa? Bukankah kebaikan
tetaplah kebaikan dimana pun ia berada. Bila "sikap baik" tergantung
pada tempat dan waktu, maka "kebaikan" itu hanyalah topeng penutup
keburukan yang lain. Ajaran moral para bijak tua itu sederhana saja,
bersikaplah paripurna. Kapan pun. Di mana pun. Bahkan meski anda hanya seorang
diri.
Pepatah mengatakan, jangan
tebarkan aroma masakanmu ke tetangga sebelah bila kau tak berkenan membaginya
pada mereka. Jangan anda banggakan kehebatanmu di seberang pulau sana, bila
tetangga sebelah rumah tak sekali pun merasakan kehebatan itu. Mulailah dari
yang dekat. Mulailah dari tetangga kita sendiri.
ANDA TERBAIK BAGI SAAT INI
Benarkah anda dapat menjadi apa
yang anda pikirkan? Memang benar, pikiran itu tak terbatas. Dalam dunia
pikiran, anda dapat menjadi apa pun yang anda mau. Namun, apakah pada
kenyataannya kini anda menjadi apa yang pernah anda pikirkan? Memang benar,
banyak orang berkata bahwa ia telah menjadi seseorang yang pernah
diangankannya. Namun, mengapa hanya itu yang terujud, sedangkan bukankah masih
banyak angan-angan lain yang pernah ia impikan? Di lain sisi, banyak orang
mengaku bahwa ia tak pernah mengangankan sosoknya sekarang, bahkan terbesit pun
tidak. Apakah anda masih ingin menjadi seseorang yang anda idam-idamkan?
Seyogyanya anda menerima apa pun
sosok anda sekarang sebagaimana adanya.
Bila anda berusaha melacak jejak
anda ke belakang, akan anda temui bahwa pikiran-pikiran itu lebih merupakan
tafsiran dan pemaknaan atas perjalanan anda; tidak selalu kenyataan itu
sendiri. Dan ketika ia bersentuhan dengan harapan, ia menjadi angan-angan,
menjadi impian. Anda benar-benar menjadi bila anda mampu menerima. Dan, apa pun
jadinya anda kini, terlepas dari apa kata pikiran anda, itulah yang terbaik
bagi anda. Bila esok masih tersedia, biarkan esok menjadikan anda yang terbaik
bagi esok hari saja.
PANDANGLAH DENGAN TATAPAN
SEDERHANA
Benarkah kita sedang mengalami
masa yang sungguh-sungguh buruk?
Sedemikian buruknya sehingga
hampir setiap saat kita dengar berita mencekam, riuh, seolah tak ada lagi rasa
damai? Tidak! Hendaknya anda tidak mudah terjebak pada apa kata orang lain.
Berusahalah lebih mempercayai pandangan anda sendiri. Pandanglah sekitar anda
dengan pandangan yang sederhana; pandangan mata dan pandangan hati. Lihatlah,
betapa di tengah suasana yang kata orang tiada menentu ini, anda masih temukan
pancaran kebahagiaan dari mereka yang membangun keluarga baru, pertanda harapan
hidup sejahtera tiada jua padam; tangan-tangan pengemis tak urung menengadah,
pertanda harapan mereka pada masih adanya orang-orang yang memiliki belas
kasih; pedagang kaki lima tetap ulet menggelar usahanya, pertanda roda
kehidupan belumlah berhenti;
anak-anak kecil dengan riang
berlarian ke sekolah, pertanda cahaya kegembiraan tak memudar dari muka bumi.
Terserah pada anda, apakah anda
lebih suka melihat kemurungan atau harapan. Apakah anda terhenti pada keriuhan
atau kedamaian. Jalin-jemalin ini memang tak mudah dimengerti. Namun, bila anda
berkenan mengembalikan pandangan anda yang sederhana itu, anda masih temukan
jutaan kebaikan.
TIADA KEGAGALAN TANPA UPAYA
Seyogyanya anda tidak mudah kesal
pada sesuatu yang tidak berjalan semestinya. Terkadang orang telah berusaha
sebaik mungkin, namun tetap saja ada kesalahan di sana-sini. Atau malah gagal.
Kekesalan mudah melanda bila anda hanya melihat kesalahan yang terjadi, bukan
upaya di balik itu.
Sedangkan penghargaan diberikan
karena anda mengerti kesulitan yang harus dilalui oleh mereka, meski akhirnya
gagal juga. Bahkan kegagalan pun terujud karena upaya.
Bila toh anda kesal, tentukan
batas waktu kapan kekesalan itu harus berakhir. Kekesalan selama satu minggu
semestinya ditamat-riwayatkan pada akhir pekan. Masa libur adalah masa untuk
memutuskan rantai kejengahan anda. Kekesalan sepanjang hari seharusnya dipudarkan
oleh istirahat semalam.
Itulah cara menghargai anugerah
tidur nyenyak anda. Bila anda membiarkan kesal kembali mendikte sesaat setelah
anda bangun di pagi hari, maka percumalah tidur malam anda lalui. Sia-sialah
anda menerima hangatnya mentari. Tak ada kerja yang menarik bila anda
memulainya dengan kekesalan.
MEMANG TAK MUDAH MENJADI PEMIMPIN
Amati sekeliling anda. Mungkin
akan anda jumpai seseorang atau beberapa rang yang menyandang beban di pundak
mereka. Bukan hanya beban mereka sendiri, melainkan juga beban orang lain.
Bahkan beban anda juga. Beban itu teramat berat. Namun seringkali mereka seolah
berdiri tanpa teman dan menanggung tanggung jawab itu sendiri. Beban itu
semakin berat karena banyak orang menganggap bahwa mereka sepantasnya melakukan
itu sendiri. Tahukah anda siapakah mereka?
Mereka adalah pemimpin-pemimpin
yang anda angkat. Anda meletakkan harapan pada mereka. Anda meminta mereka
bekerja dan menunjukkan jalan. Sementara anda mengekor di belakang. Semestinya
anda turut mengangkat cangkul, menggemburkan bumi dan menebar benih kemakmuran.
Orang-orang yang tak tahu diri hanya bisa berteriak bahwa jalan itu salah,
tanpa mau menyingsingkan lengan baju membantu membersihkan semak belukar.
Memang tak mudah menjadi pemimpin, apalagi seorang yang sejati. Karena itu
hanya segelintir saja yang bersedia berdiri di depan. Sedangkan para pecundang
bersembunyi di barisan terbelakang. Namun berlari paling kencang ketika masa
panen tiba. Dimana pun pecundang tak memiliki setetespun rasa malu.
TUTUPILAH KESALAHAN DENGAN MAAF
Hampir-hampir mustahil kita bisa
melupakan kesalahan seseorang. Meski pun kita telah memberikan maaf
setulus-tulusnya, kesalahan itu seringkali masih tersimpan di benak. Luka sakit
hati bolehlah terlupakan, namun kesalahan tak jarang masih menari-nari. Memang,
sesuatu yang sudah tertoreh tetaplah tertoreh. Kesalahan tak dapat dihapus dari
catatan sejarah. Karena itu memaafkan bukanlah melupakan, apalagi menghapus
segalanya. Memaafkan adalah menutup - menutupi kekhilafan dari sangkaan orang
lain dan kegeraman diri sendiri. Memaafkan adalah melindungi kayu kering dari
sambaran petir yang akan membakar hutan.
Pepatah mengatakan, anda tak
mungkin mengubur kapak perang bila tangkainya masih kelihatan. Mustahil
mengakhiri pertempuran amarah bila anda tak mengubur habis kesalahan orang lain
dengan maaf yang tulus. Memaafkan adalah membiarkan masa lalu tetap menjadi
bagiannya sendiri. Dan membuka kertas bersih untuk dituliskan lagi; entah oleh
keberhasilan atau kegagalan. Siapa tahu?
MUDAH MARAH, MUDAH MELUPAKANNYA
Ada orang, agaknya dengan sedikit
bangga, berkata bahwa "Memang aku mudah marah, tapi aku segera
melupakannya." Mereka dianugerahi kemampuan untuk menyembuhkan sendiri
luka hatinya. Tak heran, meski amarahnya meledak-ledak tak terkendali, hanya
dalam hitungan detik mereka sudah berbaikan lagi; bersendau gurau seolah tak
terjadi sesuatu apa. Betapa, sebuah anugerah yang tak ternilai.
Seorang bijak pernah berujar,
"Bukankah demikian pula ketika bom atom dijatuhkan? Diperlukan beberapa
menit saja untuk lari dari area peledakan.
Namun, lihatlah kerusakan yang
terjadi. Rasanya seabad tak cukup untuk menyembuhkan kerusakan yang
terjadi." Amarah menimbulkan dua luka; di hati si empunya dan lebih dalam
lagi di hati si korban. Mungkin mudah mengobati luka hati sendiri. Tetapi,
apakah anda menjamin kesembuhan luka orang lain?
Anugerah yang lebih bercahaya
adalah bila anda mampu membantu menyembuhkan luka hati orang lain.
PERBAHARUILAH IKRAR ANDA
Kiranya kita memerlukan momentum
untuk melakukan sebuah perubahan. Semakin besar perubahan kita ikrarkan,
semakin besar pula momentum itu kita rayakan. Kita menyebutnya: abad baru,
tahun baru, bulan baru, minggu baru bahkan hari baru. Perubahan selalu
bersaudara dengan kebaharuan. Dan, yang baharu selalu menyandang harapan akan
perbaikan.
Jagad yang mengikrarkan perubahan
peradaban membutuhkan tonggak abad baru untuk menuliskan sejarah. Sebuah bangsa
yang mencanangkan kejayaan memahat harapan pada segaris tipis detik-detik tahun
baru. Sedangkan perhitungan rugi laba dihitung setiap bulan untuk menyusun
langkah taktis baru yang lebih jitu. Tak sedikit dari kita yang memperbaiki
janji pada Illahi di tempat-tempat ibadah setiap minggu baru. Bagi pasangan
suami-istri, pertengkaran pun sebaiknya diselesaikan tak lewat tengah malam,
agar esok benar-benar tercipta hari baru. Bahkan, bagi jiwa yang selalu merindu
akan kecerahan cahaya, maka setiap detik adalah detik yang baru. Setiap saat
adalah saat yang baru untuk menjadi baru.
KENANGLAH KEBAIKAN ORANG-ORANG
DALAM HIDUP ANDA
Banyak orang keluar masuk dalam
hidup kita. Ada yang melintas dalam segmen singkat, namun membekas keras. Ada
yang telah lama berjalan beiringan, tetapi tak disadari arti kehadirannya. Ada
pula yang begitu jauh di mata, sedangkan penampakannya melekat di hati. Ada
yang datang pergi begitu saja seolah tak pernah ada. Semua orang yang pernah
singgah dalam hidup kita bagaikan manik-manik pembentuk mosaik catatan sejarah.
Gambaran itu sebenarnya telah terbentuk, hanya saja tak pernah selesai. Atau
kita salah lihat, sehingga seringkali tak bisa dinikmati keindahan karyanya.
Ambillah waktu sejenak untuk
mengenang mereka yang pernah hadir dalam hidup anda. Kenanglah seluruh kebaikan
mereka serta kebaikan yang mungkin tersembunyi di balik tabir kekecewaan.
Mereka adalah orangtua dan guru, sanak dan kerabat, teman serta sahabat. Juga
tiada salahnya mengenang mereka yang pernah anda anggap musuh dan pengkhianat.
Atau yang tak pernah anda tahu nama dan wajahnya. Bagaimana pun mereka telah
turut memahat pribadi anda; menyapukan tinta pada lukisan hidup anda; menyiangi
tanaman jiwa anda.
Kenanglah dalam genangan cinta
yang tak bertepi. Hanya dalam tatapan cintalah anda bisa memandang indahnya
kehidupan ini. Karena tiada secuilpun hidup yang perlu disesali, maka hanya
cinta dan kasih sayanglah jawabannya.
JAGALAH SEMANGAT PENGABDIAN ANDA
Ketika anda memutuskan untuk
bekerja melayani masyarakat banyak, ketika itu anda patut menyadari bahwa suatu
saat masyarakat akan menyerap anda. Semakin baik karya anda, semakin dalam
masyarakat akan memiliki diri anda. Mereka akan membutuhkan tenaga, pikiran,
karya bahkan darah anda. Dan itu berarti pengorbanan. Namun, satu garis tegas
yang harus anda jaga, anda tak boleh kehilangan kepribadian anda. Karena
kepribadian itulah yang membuat anda berbeda. Dan, perbedaan itulah yang
menjadikan karya anda kuat.
Namun, di balik kepribadian itu
ada sesuatu yang jauh lebih berharga; yaitu kesediaan untuk mengabdi dan
mencurahkan upaya bagi masyarakat. Jagalah dian itu agar tak mudah padam.
Karena itu cungkupkanlah dalam hati, bukan di atas ke-aku-an yang menginginkan
sanjungan atau imbal balik apa pun. Pujian orang banyak tidak butuh
dibanggakan. Perlu sedikit kerendahan hati. Karena ia adalah bahan bakar
terbaik untuk semua pekerjaan sosial anda.
BERKEPEMIMPINAN PADA NURANI
Kepada siapakah kita mendapatkan
kepemimpinan yang mengayomi semua orang?
Pyuh!, betapa sulitnya menjawab
pertanyaan ini. Bila kita baca koran, dengar radio atau nonton tv, yang kita
temukan adalah kebuntuan besar. Ketika orang merujuk si A, di saat sama ia
mencela si B. Sedangkan, ketika orang lain menunjuk si C, ia juga menikam si D.
Bahkan di kalangan mereka yang dianggap pemimpin pun tak bersepakat tentang
banyak hal besar. Zaman apakah ini?
Bagaimana lokomotif bisa berjalan
bila tak ada masinis yang menunjuk dengan telunjuk agungnya?
Mari kita coba runtuhkan semua
perhitungan matematika politik. Kita lebih membutuhkan pelajaran perdamaian.
Berhentilah sejenak menunjuk sana-sini.
Inilah zaman dimana kita
semestinya belajar dan diajar menemukan kepemimpinan sejati di halaman rumah
sendiri - ia bernama nurani. Memang pemimpin ini tak bersuara lantang karena ia
tak terletak di bibir. Ia pun tak berlagak garang, karena ia tak mengandalkan
kepalan. Ia berbisik lembut, sejuk, terang dan damai. Karena ia terletak di
hati; ia bergelar hati nurani. Mari kita angkat suara hati nurani sebagai
pemimpin agung kita di masa yang penuh kerancuan ini. Karena hanya ia yang
pantas dijunjung di segala zaman.
BERTRANSAKSIKAN KASIH SAYANG
Seorang pengusaha lanjut usia
duduk di hadapan para direkturnya. Baru saja ia menggoreskan tanda setuju untuk
menaikkan upah buruhnya di atas ketetapan. Ini adalah yang ke sekian kalinya.
Beberapa direktur mengajukan keberatan, "Bila kita lakukan ini setiap
tahun, beberapa tahun lagi kita harus tutup usaha ini." Sang pengusaha
menjawab dengan pelan dan dalam, "Itu berarti kalian harus bekerja lebih
keras lagi. Bila usaha ini tak mampu memberikan upah yang layak bagi pekerjanya,
lebih baik kita buka usaha lain.
Aku tak dirikan pabrik ini untuk
menjadi raksasa ekonomi. Aku hanya ingin kita bekerja demi kesejahteraan orang
yang ada di sini dan mereka yang membeli produk kita. Aku percaya, hanya bila
kita bekerja demi kesejahteraan banyak oranglah, kita menjadi raksasa yang
sesungguhnya."
Takkah anda merugi, wahai tuan
pengusaha? "Ah, anak muda! Rasa bahagia yang ada dalam dada ini tak
mungkin terbayarkan. Bila kau catat itu sebagai pendapatan dalam penghitungan
rugi laba, ia kubawa hingga akhir hayat.
Sedangkan uang akan sirna begitu
kau belanjakan. Tahukah kau usaha macam apa ini? Inilah usaha bertransaksikan
kasih sayang. Inilah usaha berjual-belikan cinta kasih," demikian bisik
tuan pengusaha itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
JANGAN UKUR KEBERHASILAN DARI
TEPUK TANGAN PENONTON
Bila anda melakukan sesuatu yang
baik dan orang memuji, lalu ada rasa senang, maka itu tak apa. Rasa senang
muncul bukan karena kehendak anda.
Rasa senang itu bagai belaian
alam yang mengusap keringat anda; mengubah butir-butirnya menjadi gula-gula
pemanis. Namun, bila kemudian anda menikmatinya dan bekerja demi memperoleh
kesenangan dari pujian itu, maka itu mara. Itu petaka. Saat itu anda telah
kehilangan kebebasan dalam berkebaikan. Anda seolah bekerja keras agar orang
lain puas, padahal gelisah menanti ceceran remah-remah sanjungan. Jangan
demikian. Jangan timbang keberhasilan anda dari seberapa tinggi saluir orang
lain pada anda.
Seluruh bakat anda anugerah alam,
maka kembalikan ia pada alam. Lepaskan itu sebagaimana anda melepaskan
rajawali. Seperti kata seorang pujangga bahwa rajawali milik langit, biarkan ia
ditelan langit.
BEKERJA, ITULAH YANG SEMESTINYA
Ketika orang lain berbicara
sejuta basa, tetaplah anda bekerja. Cangkullah sawah itu dan taburi dengan
benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja
anda. Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika orang lain
saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda. Senandungkan
seranai pengundang angin dan gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur
nyenyak mereka, jangan putuskan kerja anda.
Bekerjalah dengan doa dan
harapan; "Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta."
Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah mereka untuk
mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. Bila mereka tak jua berkenan,
jangan kecil hati. Terus dan tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang
semestinya kita kerjakan.
Apa pun yang terjadi di muka
bumi, sang matari tak mengaso sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku
pembakaran raksasanya; menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada
alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja, mengubah
energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.
SIAPAKAH YANG HARUS LEBIH DULU
MENYAPA?
Ketika dua orang pekerja
berpapasan, siapakah yang semestinya menyapa terlebih dahulu? Apakah sang
atasan, sebagai tanda penghargaan pada bawahan?
Ataukah sang bawahan, sebagai
tanda penghormatan pada atasan? Uh! Betapa rumit bila sebuah pintu kehangatan
harus terkunci dengan simbol-simbol peringkat kepangkatan. Betapa sulit bila
secarik senyum harus diukur panjang pendeknya dengan penggaris kedudukan.
Tak ada yang harus terlebih
dahulu melontarkan sapa. Tak ada yang mesti menunggu memberikan salam. Karena
persaudaraan tidak bisa diperintah dalam lembar-lembar tugas dan wewenang.
Persaudaraan ditanam, disemai dan ditunai.
Siapa pun anda, di dalam samudra
persaudaraan, sama basahnya. Hanya hati yang terbukalah yang selalu mendahului untuk
menebarkan salam.
TUGAS KITA BERUPAYA, BUKAN
MENJAMIN HASIL
Dua orang pengayuh becak mencari
penumpang di depan sebuah mall. Kemarin, yang seorang rajin menawarkan becak
pada pengunjung yang lalu lalang dan mendapat banyak pemasukan. Sedangkan yang
lain, seharian hanya berteduh dari terik, harus puas dengan uang tak seberapa.
Tetapi, esok hari, situasi berbalik. Ia yang rajin menjajakan becaknya nyaris
tak membawa uang pulang.
Malah yang duduk-duduk di bangku
becaknya dihampiri penumpang. Mengapa ada kenyataan seperti ini? Ada orang
rajin bekerja lalu menerima imbalan yang menyenangkan. Kita sebut itu
"usaha". Ada orang seolah tak melakukan apa, malah mendapat hasil
tiada kepalang. Kita bilang itu "keberuntungan". Bagi yang tak menemukan
jawaban, hanya bergumam, "Yah, itulah bola nasib."
Sesungguhnya hampir-hampir kita
tak berkuasa atas diri kita sendiri. Kita tak mampu memerintahkan segores luka
untuk sembuh semau kita. Apalagi kuasa penuh atas roda kehidupan ini.
Karenanya, orang bijak tak henti bertutur agar kita tetap bekerja sekuat
tenaga, jangan terlepas dari doa dan harapan, namun setelah itu serahkan
semuanya pada kehendak Penguasa Semesta; berserah diri sepenuhnya.
BISAKAH KITA BERTINDAK ADIL PADA
KEKUATAN?
Dua ekor singa bertikai hebat. Masing-masing
mengaku kuat. Dan, perkelahian pun berlangsung hebat. Pohon-pohon tumbang
terkena amuknya. Hewan-hewan kecil lintang pukang menyelamatkan nyawanya. Hanya
singa kuat lain yang bisa melerai pertarungan itu. Rimba lebih membutuhkan
kedamaian, ketimbang perkelahian. Namun, dapatkah singa ketiga ini bertindak
bijak dan adil?
Dapatkah ia berpihak pada
kepentingan seisi rimba? Sedangkan ia dihadapkan pada kekuasaan yang luar biasa
besar. Takkah ia melibatkan diri dalam perebutan itu secara diam-diam. Karena,
dalam rimba hanya boleh ada satu raja.
Dapatkah kita benar-benar
bertindak bijak dan adil pada sebuah kekuasaan? Takkah kita tergiur untuk
memihak pada kekuasaan itu sendiri? Bila perrebutan kekuasaan tak berujung, dan
semua kekuatan dikerahkan demi gelar sang raja rimba, maka mungkin hanya ada
satu hukum yang dipakai - hukum rimba. Dan itu berarti, bersiap-siaplah wahai
pelanduk untuk mati sia-sia.
BERPENDAPATLAH SECARA NYATA
Anda berhak berpendapat dan
membenarkan sebenar-benarnya. Demikian pula orang lain. Jadi mengapa harus
bersusah-payah meyakinkan orang lain akan kebenaran pendapat anda? Jauh lebih
baik memulainya dengan jagaan agar anda tidak disalah mengerti. Namun demikian,
toh orang lebih suka mendengarkan apa yang ingin ia dengarkan. Jadi mengapa
merepotkan diri dalam jebakan perbedaan pendapat?
Anda berhak membenarkan dan
menyalahkan pendapat orang lain. Demikian pula orang lain. Jadi mengapa
bersikeras mempertahankan pendapat sendiri? Jauh lebih baik anda menjaga agar
pendengaran anda cukup terbuka akan suara kebenaran yang sayup-sayup datang.
Namun demikian, toh orang lebih suka mengatakan apa yang ingin ia katakan.
Jadi, sekali lagi, mengapa menjerumuskan diri dalam pusaran debat yang tak
berujung pangkal? Bukankah telah lama tiba waktunya bagi kita untuk bekerja –
berpendapat dengan seluruh tubuh secara nyata.
BERHATI-HATILAH DENGAN KEINGINAN
ANDA
Semula hanya ada ketertarikan
akan sesuatu. Dan itu tersirat sekerjap saja. Ketika pikiran mulai
menimbang-nimbang kepatutan diri, muncullah keinginan untuk memiliki. Mungkin
hanya bagai sepeletik titik api yang tak menyakitkan. Sayangnya keinginan itu
tak mudah terpuaskan. Terlebih lagi bila pikiran mulai mengukur-ukur kemampuan,
bolehlah ada sedikit hasrat - sepercik bunga api. Semakin panjang rancangan
disusun, semakin tinggi angan-angan membumbung, semakin kuat hasrat mewujud,
jadilah ia setumpuk ambisi. Dan, ambisi adalah api yang berkobar. Kobaran yang
menggelapkan mata menuntun pikiran untuk menempuh semua jalan demi tercapai
sang cita. Kini ia menunjukkan wajah aslinya: nafsu!
Mari kita berhati-hati menyimpan
minyak dalam dada. Karena sepeletik titik api keinginan dapat menyala menjadi
kobaran nafsu yang semakin sulit dikendali. Dan, minyak itu adalah pikiran.
JANGAN PERMAINKAN KEKUATAN CINTA
Karena orang berhak mencintai
siapapun, maka orang berhak membela yang dikasihinya. Dan, cinta adalah sebuah
permainan emosi. Logika pun tunduk padanya. Semakin dalam panah cinta menusuk,
semakin runduk lidah dari alasan-alasan. Seperti ada benang kaca yang menjalin
dari hati ke hati.
Karenanya bila kekasih terluka,
dada ini yang menderita. Bila kekasih terjatuh, kaki ini yang terkilir. Bila
kekasih disulut bara, apinya meradang di sekujur tubuh. Memang cinta itu buta.
Namun kekuatannya jangan dikira. Sekali anda mempermainkan rasa cinta, seumur
hidup anda takkan melupakan akibatnya.
Pemimpin yang terburuk pun berhak
untuk dicintai. Dan, jangan permainkan cinta itu. Bagi sang perindu, cinta itu
suci. Tak patut dijadikan dadu untuk memenangkan perjudian yang hanya
mempertaruhkan keberuntungan semata.
PEMIMPIN YANG BERKERINGAT SAMA
Seorang pemuda berjalan ke
seluruh pelosok negeri. Ia tunjukkan cara menemukan air. Ia ceritakan
kisah-kisah perdamaian. Bila malam tiba, tak segan ia bersenda gurau di
gardu-gardu ronda. Ia ajarkan anak-anak beberapa bait doa dan nasehat untuk
terus belajar. Di saat yang sama ia layangkan surat pada raja tentang apa yang
dilihat di perjalanannya. Berpuluh-puluh tahun kemudian, pemuda itu sakit dan
terkapar sekarat. Orang-orang tahu ia adalah raja mereka yang sesungguhnya.
Mereka tumpah ruah di lapangan dan jalan-jalan. memiawikkan kesedihan,
memanjatkan doa, serta menghiburnya dengan gurauan dan cerita yang pernah ia
sampaikan dulu. Pemuda itu hanya membisikkan sesuatu yang membuat orang-orang
terpingkal-pingkal sambil meneteskan air mata. "Ah, betapa indahnya hidup
ini ditemani tawa. Dan betapa syahdunya air mata."
Seorang pemimpin yang dicintai
adalah pemimpin yang tumbuh bersama rakyatnya. Ia mengenakan caping, baju dan
alas kaki yang sama dikenakan rakyatnya. Ia berbicara dan bersenda gurau dengan
bahasa rakyatnya. Cinta tak muncul dalam semalam. Ia ditanam dan dipupuk selama
sebuah generasi. Karenanya, janganlah bermimpi menjadi pemimpin yang dicintai
bila belum pernah merasakan bahwa keringat kita sama asinnya. Darah kita sama
merahnya.
FAKTA YANG BUKAN FAKTA
Adakah fakta berbicara? Mari
perhatikan fakta ini: Sebuah rumah terbakar habis. Tidak satu pun rumah di
sebelahnya ikut terbakar. Dan, diketahui kemarin sore pemilik rumah baru saja
berkelahi dengan tetangga terdekatnya. Inilah fakta.
"Ya, tetapi bukankah aneh
sekali. Mengapa hanya rumah itu yang terbakar?" Ups, pernyataan ini
bukanlah fakta, melainkan sebuah keheranan yang muncul dalam diri. Sedangkan
fakta ada di luar sana. "Ya, tetapi ia baru saja bertengkar dengan
tetangganya. Mungkinkah kebakaran disulut oleh tetangganya itu?" Ups,
pertanyaan ini pun bukan fakta, melainkan sebuah kecurigaan.
Sedangkan fakta tidak perlu
mencurigai apa-apa. Kata orang, "fakta itu suci". Bila demikian
siapakah yang berbicara? Fakta? Atau, anda? Sekali anda menangkap fakta,
pikiran takkan tinggal diam. Ia bergerak, menimbang dan menilai, menarik
kesimpulan sendiri, berprasangka dan akhirnya berbicara.
Maka, fakta yang disampaikan
melalui lidah anda, seringkali menjadi bukan fakta lagi.
MENGABDI PADA KEMANUSIAAN
Untuk mengabdi pada sebuah kota,
tak harus anda jadi camat atau bupati. Pada saatnya anda akan turun dan
diganti. Untuk mengabdi pada sebuah negara, tak harus anda jadi presiden atau
menteri. Tak lama, rakyat akan berbondong-bondong menentukan pilihannya lagi.
Jangan persempit sebuah pengabdian hanya karena seperangkat jabatan atau tanda
pangkat yang tak mesti. Mengabdilah sedemikian rupa sehingga nilai pengabdian itu
takkan uzur karena usia, dan takkan lekang karena kedudukan. Mengabdilah atas
nama kemanusiaan demi kesejahteraan hidup sesama.
Seorang bijak pernah berkata
bahwa jabatan tertinggi yang pantas disandang oleh manusia adalah sebagai
pemakmur bumi. Dan itu, bisa kita lakukan dimana pun bumi kita pijak, di kapan
pun usia kita berputar. Bahkan, bisa kita kerjakan hanya dengan tangan
telanjang. Tanpa perlu pengangkatan. Tanpa perlu jabatan.
ATURLAH WAKTU UNTUK MENGATUR
KEHIDUPAN
Betapa hebatnya waktu mengatur
kita. Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita
berkemas. Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya
jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal
masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata. Namun, esok hari, ketika
lonceng jam mulai kerja berdentang, semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia
terlampau banyak tidur semalam. Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali.
Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu
membangunkan kita.
Saat kita mengatur waktu,
sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu
adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur
kehidupan. Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan
diri karena kita tegakkan kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan
waktu.
Maka, hanya mereka yang tak kenal
akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.
KITA BELAJAR CINTA DARI APA PUN
Kita belajar apa itu cinta dari
seorang ibu yang menyusui anaknya dalam gendongan, sedangkan kedua belah
tangannya sibuk menisik selimut keluarga. Dalam dadanya tiada sesuatu apa
selain ketulusan memberi atas nama cinta.
Kita belajar apa itu cinta dari seorang
ayah yang membawa pulang sejumput padi dan setuang air setelah seharian
berterik-terik di ladang. Dalam dadanya tiada sesuatu apa selain kegembiraan
memberi atas nama cinta. Karena cinta bukan hanya sekedar pelukan hangat,
belaian lembut, atau kata-kata penuh dayu, bahkan cinta bukan hanya cinta yang
kita rasakan saat jatuh cinta. Kita belajar apa itu cinta dari apa pun yang ada
di muka bumi. Dari cahya matari. Dari sepasang merpati. Dari sorot mata
anak-anak yang menanti pemberian. Dari sujud dan tengadah doa. Dari apa pun!
Dari seluruh kelahiran, yang kita
sambut dengan cinta, hingga kematian yang kita larung dalam cinta, kita hanya
belajar satu hal: cinta. Dan kehadiran kita dalam hidup ini pun tiada maksud
lain selain mewujudkan cinta. Karena itu, tiada yang pantas kita lakukan selain
atas nama cinta kita yang teragung.
JANGAN SEDIH BERKEPANJANGAN
Mengapa ada kesedihan? Ada anak
kecil yang menangis karena mainannya rusak. Ada ibu yang bersedu-sedan
terbayang anaknya yang jauh di sana. Ada petani yang bersedih-hati memikirkan
sawahnya yang terjangkit hama. Ada pemuda yang merana rindu akan kekasih yang
tak tampak di mata. Kesedihan hampir selalu berwajah derita. Kesedihan hampir
selalu berkawan sengsara. Lalu, mengapa ada kesedihan?
Rasa sedih adalah anugerah alam.
Ia hadir karena kita memiliki kasih sayang. Ia adalah ujung lain dari titian
tali cinta. Tanpa cinta, tak ada kesedihan.
Mereka yang tersentuh sedih,
mampu menikmati apa itu cinta. Namun, janganlah kesedihan menjadi kelemahan.
Karena tak seorang pun dapat berenang-renang di lautan kesedihan kecuali
tenggelam dan karam tiada tentu. Kesedihan hanya isyarat bahwa ada sesuatu yang
anda cintai. Bila anda berkepanjangan dalam kesdihan, itu pertanda penyesalan
yang tak berakhir. Karena itu, jangan biarkan kesedihan berdiam dalam diri
lebih lama dari saat datangnya. Kesedihan hanya pengingat yang manis bahwa anda
masih memiliki cinta yang harus ditunaikan.
KEBEBAAN HARUS BERARTI PEDULI
Bila anda anggap anda tak punya
beban, bolehlah anda bicara apa saja. Mengkritik siapa saja. Atau, berpendapat
dimana saja. Anda mungkin mengira diri anda bebas dan tak perlu takut pada apa
pun. Namun, pertanyaannya ialah: benarkan anda tidak memiliki beban meski hanya
secuil?
Setiap orang dianugerahi bahu.
Itu berarti, setiap orang sedang memikul beban, tak peduli apakah beban itu
kasat mata atau terawang saja. Bahu adalah tempat tugas, tanggung jawab dan
kepedulian bertengger. Jadi bila anda merasa tanpa beban lalu bebas begitu
saja, maka jangan-jangan anda sedang merasa tidak bertanggung jawab. Atau
bahkan sedang tidak peduli!
Kebebasan berbicara bukan alasan
untuk tidak bertanggung jawab. Kebebasan bertindak bukan alasan untuk tidak
peduli. Mari, sebelum berbicara, sebelum bertindak, kita tanyakan apakah kita benar-benar
telah paham tanggungjawab kita. Dan, Apakah kita telah benar-benar peduli.
HAL-HAL KECIL SEBELUM PULANG
KANTOR
Sebelum anda meninggalkan kantor
seusai jam kerja yang melelahkan, mari sempatkan memeriksa hal-hal kecil
berikut.
Apakah air minum anda masih
tersisa? Bila ya, teguklah habis, atau anda bisa menyiramkannya pada tanaman
ruangan yang juga butuh kesegaran. Setiap tetes air tentulah berguna. Jadi
jangan sia-siakan.
Periksa pula, apakah lampu,
pendingin ruangan dan komputer anda masih menyala? Bila ya, segera matikan.
Meski energi tak pernah lenyap, namun bukan alasan untuk boros.
Luangkan juga waktu anda untuk
menengok, apakah masih ada rekan-rekan anda yang bekerja hingga larut? Bila ya,
alangkah manisnya bila anda sapa sejenak. Meski anda tak membantu menyelesaikan
pekerjaannya, namun kehangatan selalu meringankan beban dan mengobati
kelelahan.
Di balik hal-hal kecil seringkali
terselip butir-butir mutiara makna yang tak ternilai. Terlebih lagi, bila itu
kita lakukan atas dasar kepedulian dan kehangatan pribadi. Berikan perhatian
tulus dan penuh kasih pada apa-apa yang ada di sekitar kita. Kerasnya
persaingan usaha tak boleh mengikis kelembutan jiwa.
JANGAN BIARKAN EGO MENDUSTAI
CINTA
Bila tak cukup berhati-hati,
segera saja kesedihan dapat berubah menjadi ketakutan yang mencekam. Ketakutan
akan kehilangan. Ketakutan akan keterlepasan. Itu pertanda, cinta terukir dalam
goresan yang keliru. Itu isyarat, cinta telah terjerat, sebagaimana perangkap
melumpuhkan rusa yang terperosok, membiarkan anda terdekam dalam lubang gelap.
Padahal, kemelekatan adalah simpul terrumit ketidakbahagiaan yang harus diurai,
yang berasal dari keinginan ego untuk memiliki. Sedangkan cinta tak perlu
memiliki. Cinta selalu memberi. Maka, tak ada yang diberikan sang ego,
ke-aku-an, selain penderitaan yang tak terperi.
Cinta yang tulus adalah padi,
yang mana para petani telah tanam dan tuai. Sedangkan keinginan untuk memiliki
adalah rumput-rumput gulma, yang bila tak disiangi akan tumbuh lebih besar dari
sang padi. Mata yang buta menganggapnya padi. Pikiran yang alpa mengharap panen
darinya. Padahal tak ada sebutir biji padi pun yang dapat ditanak dari
beribu-ribu rumput gelagah. Jadi, jangan biarkan ego mendustai cinta tulus
anda.
ALAM YANG HUMORIS
Pernahkah kita alami hal-hal ini:
Ketika hujan deras mengguyur, kita alpa membawa payung. Lalu kita pun berbasah
kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas terik
datang membakar hari. Sebalkah anda?
Atau mungkin kita pernah begitu
terburu-buru mengejar waktu, tetapi lalu lintas tersendat-sendat seolah
membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju tenang, pengendara
belakang malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah. Sebalkah
anda? Uh! Mengapa keadaan seringkali tak bersahabat? Mereka seakan meledek,
mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut dengan
"ketidakmujuran"?
Sadari saja, itu adalah cara alam
menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri
sendiri, dan bergurau secara nyata.
Kejengkelan itu muncul dari
kerena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri
sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan tak tercapai, tak ada salahnya kita
sambut dengan senyum - meski kecut, tak apa.
SIAPA YANG SEHARUSNYA MENGALAH?
Dua kendaraan, truk besar dan
becak ringkih, bertemu di sebuah puncak jembatan sempit. Harus ada yang mau
mundur ke ujung jembatan. Bila tidak, jangan harap mereka bisa melintas. Supir
truk minta pengayuh becak mau mengalah. Lebih mudah bagi becak kecil untuk
mundur. "Tapi, aku harus kepayahan mendaki jembatan ini lagi!" tolak
pengayuh becak. Sebaliknya, ia malah menyuruh supir mau memundurkan truknya.
Bukankah, tak ada kesulitan bagi tenaga mesin untuk bergerak?. "Tentu
saja, tetapi sulit bagiku untuk memundurkan kendaraan sebesar ini!" Supir
truk bersikeras. Menurut anda, siapakah yang harus mengalah? Yang kuat? Atau,
yang lemah?
Bicara soal mengalah, bukan
bicara siapa yang kuat atau lemah. Namun, siapa yang berkenan memenangkan hati
dan pikirannya dari keinginan untuk mengalahkan orang lain. Mengalah tak selalu
lemah dan kalah. Lebih sering mengalah membutuhkan ketegaran dan kekuatan jiwa.
BETAPA HEBATNYA KEBOHONGAN
Jangan remehkan kebohongan.
Kekuatannya mampu meruntuhkan sebuah negara. Kekuatannya pula banyak dipakai
oleh raja-raja untuk tetap berada di atas tahta. Maka, adalah naif, jika anda
berkata, berbohong hanya dilakukan oleh anak-anak yang tertangkap basah
membolos sekolah. Berbohong adalah kekuatan besar, karena untuk berbohong
manusia harus berkekuatan besar pula.
Diperlukan kecerdasan tinggi
untuk menyusun ribuan argumentasi. Dibutuhkan kekerasan otot baja untuk
mengubah fakta dan data nyata. Bahkan, manusia harus memicikkan hatinya agar
sebuah kebohongan menampakkan wajah kebenaran.
Lihatlah, untuk sebuah kebohongan
manusia harus mengerahkan waktu dan usaha - yang terbaik pula! Sedangkan untuk
bersikap jujur, manusia hanya perlu berlaku apa adanya. Karena itu, jangan
terkejut bila banyak orang melihat kebohongan lebih menawan daripada cahaya
kejujuran. Di dalam belitan hawa nafsu, kejujuran nyaris tak pernah laku.
MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH
Benarkah kita, manusia, memiliki
kebebasan yang sebebas-bebasnya? Bila ya, mengapa ketika kita menginginkan
madu, yang ada hanya susu? Baiklah jika demikian, kita mungkin bebas memilih di
antara pilihan-pilihan yang ada. Bisa jadi pilihan itu tak terkira banyaknya
atau teramat batas.
Pertanyaannya, mengapa toh pada
akhirnya kita harus memilih dan hanya memilih satu pilihan?
Mari kita bahas hal ini dengan
pelan dan lembut. Bagaimana jika dikatakan, bahwa sebenarnya manusia itu tak
mempunyai pilihan? Hanya ada satu pilihan yang harus dan pasti akan
"dipilihnya". Itulah pilihan terbaik bagi saat ini. Itulah pilihan
yang nyata. Sedangkan "pilihan-pilihan" lain yang seolah tampak
adalah ujud bayangan ketakutan dan kesenangan yang melonjak-lonjak dalam alam
pikiran. Mereka hanya memain-mainkan emosi dan perasaan.
Pertanyaan lebih lanjut: apa
jadinya bila kita tak punya pilihan dalam hidup ini? Ah, jangan salah kira,
demi kelangsungan hidup, tentu kita mempunyai pilihan dengan segala akibat dan
konsekuensinya. Namun, demi kebebasan batin, kita tak perlu memilih. Kita hanya
perlu menerima hidup ini sesederhana mungkin dan sepolos adanya. Kita hanya
perlu menjalaninya dengan sebersih hati. Dari situ kita akan temukan makna
kebeserahan diri.
MELALAIKAN KEPEKAAN INDRA
Seringkali manusia itu aneh dan
sulit dimengerti. Kita bilang ingin menikmati keindahan alam, lalu menonton
acara televisi tentang kehidupan liar yang menakjubkan. Kita lupa di selokan
kecil depan rumah, nyamuk dan katak beranak-pinak dengan sejahtera. Kita lebih
takjub pada apa yang ada di layar kaca daripada kehidupan nyata yang menyapa
kita setiap hari.
Kita bilang kita ingin menikmati
suara alam, lalu mendengarkan musik tentang angin berdesir. Kita alpa di
bebatuan sudut rumah, cengkerik menggesek-gesekan ulir sayapnya menciptakan
nyanyian penuh pesona. Kita lebih kagum pada suara alam yang dimainkan oleh
perangkat audio, dan menutup telinga dari suara guntur memecah langit
bersahut-sahutan.
Kita bilang ingin menemukan
ketentraman jiwa. Tetapi, kita tak suka bangun di pagi buta merasakan
keheningan alam yang sesungguhnya. Kita ingin menikmati hidup ini, tetapi tak
mau mengasah kepekaan indra dan jiwa.
Mengapa?
PETUALANGAN SEHARI-HARI
Seorang pendaki sejati tak
bosan-bosannya mendaki gunung yang sama berkali-kali. Mengapa? Karena ia tahu
bagaimana menikmati setiap titian pendakian. Baginya, tak pernah ada halimun
yang sama. Semak dan pepohonan selalu berganti warna. Awan senantiasa
menampakkan lekuk-lekuk baru. Dan, puncak gunung pun memberikan reguk
kebahagiaan yang belum pernah dirasakan.
Kita mungkin telah melalui jalan
yang sama antara rumah dan kantor selama bertahun-tahun. Maukah anda, dalam
satu minggu ke depan, menjadikannya sebagai petualangan pribadi? Bila ya, amati
setiap jarak yang anda tempuh.
Lihatlah wajah-wajah yang anda
temui di jalan. Pepohonan dan daun-daun di taman kota. Kios, warung dan toko.
Sinar matahari yang terpantul di kaca gedung tinggi. Gumpalan asap mobil.
Coretan di tembok-tembok kota. Apa saja!, semua yang anda jumpai. Berikan
perhatian. Namun, jangan masukkan ke dalam hati demi sebuah penilaian. Nikmati
saja petualangan ini tanpa perlu mengukur baik-buruknya semua itu. Terima saja
ia adanya. Dan, saat memasuki ruang kerja, bolehlah anda anggap tiba di puncak
pendakian. Maka, kata bosan pun bisa kita lupakan dalam rutinitas sehari-hari.
BERMANFAATLAH
Semestinya kita ini bermanfaat
dari pucuk rambut hingga ke ujung kaki. Seperti pohon kelapa yang seluruh
tubuhnya bisa kita gunakan: daun, batang, buah, akar, hingga sabut dan
tempurungnya, tak ada yang terbuang percuma. Demikian juga pohon pisang yang
tak satu pun bagiannya yang tak bisa dipakai untuk sesuatu. Juga berbagai
tumbuh-tumbuhan lain, mulai dari pohon tinggi menjulang yang tumbuh di
hutan-hutan hingga semak dan ilalang yang bertebaran di lereng gunung dan
padang rumput. Semuanya memberikan manfaat. Semuanya berguna. Tak ada yang
sia-sia.
Lalu mengapa banyak orang merasa
hidupnya yang hanya sekelebat ini tersia-sia? Anugerah yang ada dalam diri
manusia sudah begitu berharga: panca indera, anggota tubuh, akal pikiran,
hingga sebongkah hati nurani.
Semuanya tentu bukan untuk hal
percuma. Itulah sebabnya, seorang bijak pernah berkata, "Bila manusia yang
tak memberikan manfaat bagi sesama, maka apa lagi yang diharapkan
darinya?"
BIARKAN AKAL SEHAT MEMILIH
Bayangkan anda mendapat tawaran
pindah kerja dengan gaji yang terlalu menarik untuk ditolak. Anda perlu gunakan
akal sehat untuk menghitung-hitung soal ekonomi, waktu, tenaga, dan lain-lain.
Akal sehat menuntun pada keputusan terbaik demi kemakmuran anda. Namun, di saat
yang sama, mungkin saja terselip sesuatu yang teramat halus yang menggelitik
pertimbangan akal sehat. Yaitu: rasa bangga sekaligus kekhawatiran menghadapi
pekerjaan baru. Atau, kekecewaan sekaligus keamanan pada apa yang ada sekarang.
Maka, akal sehat pun terombang-ambing di gemuruh ombak pertimbangan tiada
tentu.
Mampukah kita membebaskan batin
dari rasa bangga, takut, kecewa dan ribuan rasa lain? Karena semakin lama ia
menjerat, semakin lemah pertimbangan akal sehat tadi. Biarkan akal sehat
memutuskan. Dan, biarkan batin tetap tenang menerima semua keputusan. Apa yang
dilakukan si batin yang tenang inilah yang dimaksud dengan "memilih untuk
tidak memilih". Menyerahkan segala sesuatunya pada keberserahan diri.
PERSOALAN TAKKAN LEBIH BESAR DARI
KETAKUTAN
Seorang bijak pernah berkata,
"Jika di depanmu ada gunung untuk didaki, jangan tunggu ia menjadi
bukit." Jika di hadapan kita bertumpuk persoalan yang harus dipecahkan,
tak usah berharap akan selesai dengan sendirinya.
Bila anda tak mau mengambil
kesempatan itu, persoalan akan mencari orang yang tepat untuk menyelesaikannya
- yaitu orang yang bersedia untuk tumbuh dan berkembang. Dan, ketika anda
menghindar dari hadangan sebuah persoalan, keberanian anda mengerut hingga tak
lebih dari sejentik kekerdilan hati.
Memang, kita sedang menghadapi
persoalan yang luar biasa berat, seolah takkan sanggup pundak ini memikul
beban. Tetapi, mari kita percaya, bahwa sebesar apa pun ujian, ia takkan lebih
besar dari ketakutan kita. Melalui persoalan kita tahu siapa emas siapa lumpur.
Bukankah emas selalu bercampur lumpur sebelum diuji dengan sungguh-sungguh.
Bahkan untuk benih yang kelak disemai, petani pun memilih yang terbaik.
BICARA DENGAN BAHASA HATI
Tak ada musuh yang tak dapat
ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih
sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada
kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak
dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati,
maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot
dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani
segala sesuatunya.
Anda tak kan dapat menghentikan
tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau,
membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus
mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada
anda. Mulailah melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda.
MENGASAH DIRI
Penebang mengasah kapaknya.
Pemburu mengencangkan busurnya. Penulis meraut pensilnya. Mereka harus
memperbarui peralatannya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas.
Tak banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang tumpul dan aus. Tak ada
buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang renta. Tak sebuah kata bisa
tertulis dari pensil yang patah. Maka, apa yang harus anda asah agar tetap
meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?
Anda memiliki sesosok tubuh yang
pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan yang segera tak banyak berarti
tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati nurani yang mudah diburamkan oleh
debu-debu dunia. Maka tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa
menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa.
Tiada yang perlu kita asah selain
pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu
kemakmuran. Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang
memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.
JANGAN BERHENTI HANYA KARENA
KRITIK
Jangan berhenti hanya karena
kritik dilontarkan pada anda. Bolehlah anda berhenti sejenak untuk mengatur
nafas, mengukur kemampuan dan menentukan arah yang tepat. Namun, sekecil apa
pun, langkah maju harus diambil. Jangan surutkan langkah bila anda telah teguh
pada pendirian. Keraguan takkan mendorong anda ke puncak keberhasilan.
Satu-satunya yang boleh
menyurutkan langkah anda hanyalah bila anda merasa tak bahagia dalam perjalanan
itu. Anda perlu renungi lagi apakah tujuan ini benar-benar memberikan
kebahagiaan? Apakah anda dapat menikmati setiap langkah, meski sulit? Bila
tidak, sudah sepantasnya anda berhenti dan meneropong kembali seluruh
perjalanan anda.
Kuda mungkin berlari kencang
karena lecutan cemeti yang menyakitkan. Kritik bukanlah lecutan cemeti. Anda
melaju bukan karena kritik apalagi kecaman. Namun karena anda yakin berjalan di
atas jalan keberhasilan selalu memberikan kebahagiaan.
BERSYUKURLAH
Semestinya anda mensyukuri apa
pun yang menimpa anda. Ini bukan soal keberuntungan. Bersyukur menuntun anda
untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin
berkata bahwa anda tidak realistis. Namun, bersyukur adalah sikap menerima
kenyataan. Adakah yang lebih realistis sebelum anda terbebas dari kecemasan dan
ketakutan akan kenyataan?
Bersyukur mendorong anda untuk
bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang meringankan hidup selain
sikap bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima.
Semakin jauh anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri
sendiri.
Banyak orang terpaku pada
kegagalan lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat keberhasilan lalu
mensyukurinya. Anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh
kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena
melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di
pandangan anda.
TERUSLAH BERGERAK, TERUSLAH
BERKARYA
Jangan berhenti. Bukan karena
berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam
mengajarkan bahwa anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski anda berdiam diri
di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah,
bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja
memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari anda.
Air yang tak bergerak lebih cepat
busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak
dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang
disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini: Jangan berhenti
berkarya, atau anda segera menjadi tua dan tak berguna.
BERHATI-HATILAH DENGAN PENILAIAN
ANDA
Jangan tergesa-gesa mengubah
pandangan terhadap orang lain hanya karena mereka melakukan suatu kesalahan. Berilah
tempat pada kesalahan. Bila anda yakin, kesalahan adalah bagian dari
pertumbuhan menuju kematangan diri, tak perlu anda terpaling dari kejernihan
pandangan.
Amati penilaian anda.
Berhati-hatilah dengannya. Penilaian yang terpaku pada kesalahan mudah
mengaburkan penglihatan. Penilaian adalah pantulan pikiran. Keburukan yang
tampak mungkin berasal dari cermin pikiran yang keruh. Karena itu, ada baiknya
berhenti menghakimi orang lain. Mulailah membersihkan cermin diri sendiri agar
dunia tampak lebih jelas apa adanya.
MENDAKI TANGGA KARIR
Anda takkan dapat menaiki tangga
tanpa menyandarkannya pada dinding atau bahu tangga yang lain. Hanya segelintir
pemain akrobat yang mampu melakukannya dengan baik tanpa bantuan penyangga
apa-apa. Namun mereka harus menjalani latihan keras selama bertahun-tahun.
Sedangkan dalam hidup ini, seringkali kita bukanlah pemain sirkus, melainkan
hanya seseorang yang berlaku wajar sebagaimana alam ajarkan. Maka, seringkih
apa pun sandaran yang ada, kita tetap memerlukannya untuk mencapai ketinggian.
Demikian pula yang terjadi pada
setiap pendakian karir. Anda takkan dapat menapaki anak tangga karir tanpa
menyandarkannya pada dinding kemajuan orang lain, atau bahu pengorbanan orang
lain. Pahamilah hal ini baik-baik. Bila tidak, pijakan anda rapuh dan goyah
karena keangkuhan diri atau menafikan sumbangsih orang lain pada hidup anda.
Pondasi karir itu sederhana saja, yaitu kerja sama antara anda dengan orang
lain.
APA KATA ORANG LAIN TENTANG ANDA
Banyak orang takut pada pendapat orang
lain tentang diri mereka. Padahal, suka atau tidak, orang lain pasti memiliki
pendapat tentang diri anda. Dan, anda pun takkan mampu menghentikannya.
Sebaliknya, bila mau, boleh-boleh saja anda membalas mengatakan sesuatu tentang
orang lain. Sayangnya berbantah-bantahan tentang hal ini tak selamanya menolong
keadaan. Jadi, mengapa risau?
Seringkali ketakutan muncul
karena kita berusaha membenarkan atau menyalahkan pendapat-pendapat itu.
Padahal, semestinya tak perlulah itu menambah atau mengambil sesuatu dari anda.
Yang lebih buruk lagi adalah, bila anda hanya ingin mendengar sesuatu yang anda
sukai saja, dan menolak apa yang tak ingin terdengar. Setuju atau tidak,
seringkali ini tak lebih dari ajang pengingkaran diri. Biarlah orang lain
mengatakan sesuatu tentang anda. Bila itu bermanfaat, kenakan sebagai perbaikan
diri. Bila tidak, terimalah. Setidaknya ada orang yang memperhatikan anda. Dan,
itu bukanlah hal yang buruk.
YANG DATANG PASTI AKAN PERGI
Apa pun yang kita kumpulkan,
cepat atau lambat, pasti akan pergi. Harta yang kita simpan; kehormatan yang
kita perjuangkan; dan semua yang diaku sebagai milik sendiri selalu mencari
jalan keluar dari genggaman kita. Ibarat, arus sungai yang rindu akan lautnya.
Sekuat apapun bendungan menghadang, air akan menemukan celah untuk meneruskan
tetesannya. Atau, angin akan mengangkat mereka ke awan-awan tebal dan
menjatuhkannya ke atas samudera. Apa pun yang terjadi, semua itu akan pergi.
Jika toh mereka tak meninggalkan
kita, suatu saat kitalah yang akan meninggalkan mereka. Kita akan meninggalkan
semua ini. Karenanya, jangan terburu mengaku beruntung atas segunung harta atau
selangit kehormatan kita raih. Di saat semua itu pergi, tak selalu pantas kita
meratapinya sebagai kemalangan. Maka, tak ada yang lebih baik selain selalu
bersiap melepaskan. Bagi bendungan, tekanan arus air adalah beban berat. Bagi
kita, tumpukan harta tak kalah beratnya. Maka, bila ia harus pergi, relakan
kepergiannya. Ini membuat hati jauh lebih lapang dan ringan.
BERANI MENGHADAPI HIDUP
Hanya teramat sedikit, dan
sedikit sekali, orang mampu menghadapi hidup ini dengan gagah berani.
Kegagahan tak harus menampakkan
otot kekar, wajah tegar, atau suara menggelegar.
Keberanian tak mesti ditunjukkan
di medan pertempuran atau jadi pahlawan yang namanya terukir di batu-batu
peringatan.
Karena, ternyata aturan
keberanian dalam hidup ini sangat sederhana: hadapi saja dengan senyum di
bibir, kesederhanaan berpikir, dan kegembiraan dalam dzikir.
Bukankah hidup ini tak lebih dari
sebuah permainan yang tak perlu diselesaikan dengan menang atau kalah.
Menikmati setiap jengkal permainan jauh lebih berharga ketimbang kemenangan itu
sendiri. Karenanya, tak banyak guna bersenang-senang bila dalam diri masih ada
berlembar-lembar ketakutan.
Hampir sia-sia bahak tawa
sedangkan hati resah penuh keinginan. Mari jalani hidup ini dengan kegembiraan
seutuhnya. Saat kita berani menghadapinya, kita temukan bahwa hidup ini
indah... sangat indah.
MENCARI TUJUAN HIDUP
Sebab hidup menyodorkan terlalu
banyak pertanyaan yang tak terjawab, tak sedikit orang mencari tahu apa tujuan
hidup ini. Sebagian memikirkannya keras-keras, namun jawaban yang dirumuskan
tak jua menentramkan hatinya.
Sebagian yang lain merenungkannya
dalam nurani dalam-dalam, namun sang pikiran masih penuh gelak bertanya-tanya.
Ada orang yang mengaku telah menemukan dalam akal dan budi hatinya, namun
mereka kehilangan itu saat harus melewati hidup sehari-hari.
Benarkah tujuan hidup ini bisa
ditemukan dengan memikirkannya keras-keras, atau merenungkannya dalam-dalam?
Bukankah begitu banyak orang merasa tak perlu sibuk mencari tahu apa
jawabannya. Bagi mereka, menjalani hidup sebaik-baiknya, menikmati setiap detik
dengan ketentraman pikiran dan kerendahan hati adalah lebih dari cukup
ketimbang setumpuk kalimat jawaban dan pernyataan. Tujuan hidup tak berada di
balik kata-kata - seindah apapun kata itu digoreskan - melainkan dalam hidup
itu sendiri yang kita temukan sewaktu kita sungguh-sungguh menjalaninya.
KEBERHASILAN DI BALIK PEMBERIAN
Dengan apakah keberhasilan anda
ukur? Apakah dengan seberapa tebal kantung pundi-pundi yang anda miliki? Apakah
dengan seberapa tinggi puncak kekuasaan yang anda daki? Ataukah dengan seberapa
panjang barisan pengagum yang mengikuti?
Kebanyakan orang mengukur
keberhasilan mereka dengan penggaris kepemilikan. Mereka merasa berhasil saat
mampu mengumpulkan apa yang mereka inginkan: kekayaan, kedudukan, ketenaran,
bahkan kehormatan. Itu bukanlah masalah, karena setiap orang berhak memberikan
makna apa pun pada pencapaiannya.
Namun, bagaimana bila kita coba
ukur keberhasilan bukan dengan seberapa banyak yang bisa kita raih dan
kumpulkan, melainkan dengan apa yang bisa kita beri dan sumbangkan? Tentu kita
akan lihat dunia ini dengan pandangan yang jauh berbeda. Bahkan, mungkin bisa
kita reguk kebahagiaan yang lebih berharga. Cobalah.
BAGIAN TERINDAH DARI PERJALANAN
"Akhir pekan lalu,"
demikian kata salah seorang rekan. "Kami berlibur ke luar kota dan
bermalam di tempat yang sudah lama kami angankan. Udaranya sejuk. Pemandangannya
luar biasa cantik. Apa yang kami lihat jauh lebih indah daripada yang kami
bayangkan sebelumnya. Liburan yang benar-benar menyenangkan. Suatu saat cobalah
kau berkunjung ke sana." Rekan tadi terdiam sejenak, lalu ia melanjutkan,
"Namun, di saat pulang aku sadari, ternyata bagian terindah dari liburan
ini adalah perjalanan kembali ke rumah."
Sejauh-jauh kita pergi, rumah
adalah tempat kembali. Dari rumah jualah semestinya kita memulai. Banyak orang
mencari ketentraman di luasnya dunia, namun yang dicari tergolek tak jauh dari
sudut rumah sendiri. Mustahil kita temukan kedamaian di luar sana, sebelum kita
tanam di halaman rumah nurani.
Dan, rumah terbaik adalah hati
ini. Karenanya, mulailah dari hati, lalu kembalilah pada hati.
TAK CUKUP KATA
Seandainya burung punya tangan,
akankah ia menulis untuk anak-anaknya tentang pelajaran terbang? Tentang
bagaimana mengepakkan sayap, menelusuri angin, atau menukik berkelok-kelok?
Pasti tidak. Bahkan tak perlu.
Sebab, manusia pun tak banyak menggunakan kata-kata untuk melukiskan sesuatu.
Tak perlu seorang penari menulis
bagaimana sebuah tarian pantas dilenggokkan.
Tak usah seorang pemahat menulis
bagaimana sebuah bongkah kayu harus diukir.
Tak cukup kata untuk
mengungkapkan semua itu. Karena, yang dibutuhkan adalah contoh nyata - teladan
- yang dapat disentuh, dirasa, dan kasat mata.
Tak habis orang menulis
bertebal-tebal kitab untuk mengungkapkan: "bagaimanakah menjadi seorang
pemimpin yang baik." Betapa terbatasnya kata, bahkan untuk sebuah yang
"baik" pun takkan pernah cukup untuk melukiskannya.
Itulah mengapa pemimpin yang baik
tak berada di balik kata-kata, melainkan menjadi sebuah teladan - contoh nyata
- yang dapat disentuh, dirasa, dan kasat mata.
LEBIH INDAH DARI TAMAN INDAH
Seseorang membuat kolam kecil di
sudut taman depan rumah. Dihiasinya dengan terjunan air, dan dipeliharanya
beberapa ekor ikan cantik. Keseluruhan taman itu tampak begitu indah. Seminggu
kemudian, beberapa ekor ikannya mati karena sirkulasi air yang kurang baik.
Lalu dipasanglah sebuah pompa untuk memutar air dan udara. Keindahan kolam itu
sedikit terganggu. Penempatan pompa itu agak dipaksakan. Sebulan kemudian, lagi
beberapa ekor ikan mati.
Kolam itu terlalu kecil, banyak
kotoran menumpuk sehingga kualitas airnya agak buruk. Terpaksa ia bongkar satu
sisi kolam untuk memasang penyaring.
Kali ini keindahan kolam itu
nyaris sirna. Bongkar pasang itu tak lagi sedap dipandang. Namun ia malah
gembira dan lega. Mengapa? Karena kini ikan-ikannya hidup sehat.
Seringkali kita membangun keindahan,
namun sedikit demi sedikit kita rombak demi menjaga sebuah kehidupan. Karena
kita tahu kehidupan itu sendiri jauh lebih indah daripada seribu taman indah
dengan kolam-kolamnya.
pengawas
KEKECEWAAN YANG MELEMAHKAN
Seringkali ketidakmauan untuk menerima
kelemahan orang lain disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menerima kelemahan
diri sendiri. Juga, seringkali keseganan mengakui keunggulan orang lain
dikarenakan keengganan mengakui kelemahan diri sendiri. Sebenarnya
"kelemahan" diri bukan untuk diakui atau ditolak, melainkan dipahami.
"Kelemahan" tampak karena kita biasa membandingkan diri sendiri
dengan orang lain. "Kelemahan" terlihat karena kita tak cukup
mengenal diri sendiri. "Kelemahan" membebani karena kita tak berkenan
menerima diri ini apa adanya.
Janganlah apa yang tampak
bersinar-sinar pada dada orang lain meredupkan apa yang semestinya
berbinar-binar dalam dada ini. Berkaca pada cermin orang lain lebih banyak
memberikan kekecewaan. Dan, tak mungkin kita berdiri tegak bersama hati kecewa.
Maka kekecewaan itulah sang kelemahan yang sesungguhnya.
MENINGGALKAN DENGAN SENYUM
Mengapa kita takut mati?
Mari kita telusuri dengan
hati-hati persoalan ini. Sebenarnya siapakah yang takut mati itu?
Tubuhkah? Tidak, setiap hari
tubuh belajar untuk semakin renta. Pada saatnya ia malah terpuruk tak berdaya.
Perasaankah? Tidak juga, setiap
detik perasaan datang silih berganti. Ia bagaikan awan yang berubah-ubah bentuk
tanpa disadari.
Jika demikian, siapakah yang
sesungguhnya takut mati? Apakah sang aku?
Seringkali ketakutan kita akan
mati berasal dari tak sederhananya pikiran dalam memandang kematian. Mungkinkah
pikiran, dengan aku yang selalu ingin menjadi ada, mampu menjawab sesuatu yang
harus meniadakan aku itu sendiri?
Karenanya, lebih sering kematian
itu tidak untuk dipikirkan, namun diterima sebagai teman seperjalanan hidup
yang selalu membisikkan agar kita selalu berbuat baik bagi hidup. Lebih dari
sekedar baik, melainkan yang terbaik-baiknya. Hanya bila kita telah memberikan
hidup kita sepenuhnya pada hidup ini, kita berhak meninggalkan hidup ini dengan
senyum.
BILA KEBAIKAN ANDA DIRAGUKAN
Mungkin anda merasa sudah berbuat
baik serta menjaganya dari pamrih yang tak perlu. Namun masih ada juga orang
lain yang mempertanyakan itikad baik anda. Bahkan mencurigai serta mencium
seolah-olah ada bau busuk di balik semua perbuatan anda. Bila demikian yang
terjadi, janganlah berkecil hati. Ini hanyalah sebuah batu ujian yang harus
anda lalui demi mencapai anak tangga ketulusan.
Pamrih tulus tak perlu diukur,
karena ia memang tak terukur. Bagaimana mungkin anda mengukur sebuah kemurnian?
Kita ukur emas melalui logam lain yang mencemari kemurniannya. Maka, bila anda
terbuai-buai senang pada kebaikan anda, atau berlama-lama kecewa karena celaan
orang lain, maka pertimbangkan sekali lagi pamrih-pamrih anda. Keinginan untuk
mendengar pujian adalah sebentuk pamrih juga yang semestinya tak diperlukan
dalam ketulusan.
JANGAN TERBURU MENYERAH
Tunggu dulu, jangan terburu
berputus asa. Bila jalan keluar tak jua tampak, jangan terburu mengambil
langkah mundur. Seringkali pemecahan masalah terletak tak jauh dari keputusan
untuk menyerah. Begini saja, jika anda nyaris mengangkat tangan, beristirahatlah
sejenak. Istirahat bukan berarti berhenti, melainkan meredakan pikiran,
menjernihkan perasaan, dan menyadari kembali irama nafas. Anda takkan menemukan
jalan keluar yang terang dalam emosi dan kecerdasan yang teraduk berkecamuk.
Sebenarnya tak ada jalan buntu. Selalu ada jalan keluar, hanya saja mungkin
kita tak menyukainya. Padahal seringkali apa yang tak kita sukai justru lebih
baik daripada yang kita sukai.
Contohlah semut. Hadanglah jalan
seekor semut dengan telapak tangan kita. Perhatikan, ia takkan berhenti
termangu-mangu atau mundur. Ia malah memanjati telapak tangan, mencoba
menelusupi sela-sela jari, atau memutarinya. Ia takkan berhenti. Ia takkan
menyerah. Ia terus maju. Ia mencari semua jalan. Karena itu, kita kagum
dengannya.
GERAK CEPAT SANG PIKIRAN
Mari perhatikan bagaimana pikiran
kita berkelana. Pagi hari, sekejap setelah terjaga, bahkan kelopak mata pun
belum lagi terbuka, pikiran segera mendahului kantuk. Sebagian sudut melompat
jauh ke depan, membawa banyak harapan dan angan-angan. Ia menarik-narik kita
dari pembaringan. Sudut yang lain terjengkang ke belakang, mengembalikan
berbagai bayangan hitam ketakutan. Ia meminta kita untuk tetap
meringkuk-ringkuk di sudut selimut.
Lihatlah, hanya sekejap saja
bandul itu berayun-ayun lagi. Ketenangan yang diberikan tidur lelap semalam
nyaris tak berarti. Pikiran berlari-lari cepat ke depan ke belakang, tanpa
sempat berhenti sejenak untuk menikmati kekinian sang waktu dalam pikiran itu
sendiri. Itulah mengapa banyak orang bijak bangun pagi-pagi buta, tenggelam
dalam ketekunan pengheningan diri untuk menyerap hadirnya detak kehidupan.
Lebih mudah menyeimbangkan gerak bandul ketika belum jauh terayun. Bila kita
tak mampu berpikir sederhana sesaat setelah bangun tidur, bagaimana kita bisa
berpikir tenang di saat pikiran itu harus digunakan?
MENGHARAPKAN ALAM HIJAU LESTARI
Kita saksikan di dunia ini ada
banyak petualang melakukan hal-hal luar biasa. Ada yang bertahun-tahun hidup di
hutan lebat tinggal bersama orang utan dalam penangkaran. Ada yang berbulan-bulan
menyusuri gurun gersang hanya untuk menemukan biji pertama yang merekah ketika
musim penghujan datang, Ada yang berminggu-minggu menyelinap di pasir pantai
sekedar mengintip bagaimana penyu-penyu bertelur. Mereka tak peduli apa dan
dimana mereka harus makan dan tidur. Barangkali mereka juga sudah lupa cara
menyisir rambut sendiri. Mereka lebih suka mencatat dan abadikan semua
pengalaman itu untuk kita yang jauh di sini. Kita hanya bisa berdecak kagum
atas kegigihan yang mereka tunjukkan. Kekuatan apakah yang ada di balik semua
itu?
Ialah kekuatan cinta pada
keragaman hayati di dunia ini. Kekuatan harapan akan alam hijau lestari demi
ribuan anak cucu mendatang. Kekuatan cita-cita untuk mencapai bumi damai yang
menjunjung tinggi kehidupan sentausa. Maka, takkah terbuka mata hati kita yang
lebih suka membuang beberapa butir nasi yang enggan kita habiskan dari piring
makan siang kita?
KEINDAHAN SETIAP SAAT
Cobalah memulai suatu hari anda
dengan berniat untuk merasakan keindahan yang hadir di setiap saat. Lepaskan
pikiran. Lapangkan hati. Tangkaplah keindahan dari apa pun yang ada. Mungkin
terasa janggal, namun cobalah dengan tidak menilai-nilai apa pun yang terjadi.
Seringkali sebuah penilaian tak lain hanyalah alasan yang mengaburkan
keindahan.
Ketika hujan turun, rasakan
kesejukan yang tertebar ke penjuru bumi. Nikmati setiap kemilau tetes hujan.
Nantikan kilat dan guntur bersahutan, sebagaimana anda menanti kilatan lampu
tustel seorang fotografer agung yang menangkap senyum terbaik anda. Ketika
panas tiba, rasakan kehangatan menyelimuti udara. Carilah sinar matari bagai
burung-burung kecil mengeringkan bulu-bulu sayapnya. Bahkan ketika hujan dan
panas datang bersamaan, selalu ada keindahan di sana. Bukankah hanya karena
hujan dan sinar mataharilah, pelangi menampakan kecantikannya?
SEBENTANG JARING KEPERCAYAAN
Bila anda tak percaya pada
seseorang, maka kebaikan apa pun yang dilakukannya tetap mengundang keraguan
dalam diri anda. Tanpa disadari anda mendapati selalu saja ada kesalahan dalam
tindakannya. Ketidakpercayaan menyayat lebih tajam daripada kritik pedas.
Sebaliknya, bila anda percaya
pada seseorang, semua kekeliruan yang dilakukannya adalah titik tolak untuk
melakukan perbaikan. Tanpa disadari anda terdorong untuk membenahi dan mengisi kekurangan
yang ada. Kepercayaan adalah jaring penyelamat bagi setiap peloncat yang gagal.
Keberhasilan bukan hanya karena
kerja keras anda sendiri, pasti ada sebentang jaring kepercayaan yang
dihamparkan oleh para pembimbing anda.
Sedangkan kegagalan seringkali
diakibatkan gagalnya anda meraih kepercayaan orang lain. Uniknya, anda hanya
akan meraih kepercayaan manakala anda mau mempercayai orang lain pula. Tali
yang kuat terpilin dalam simpul yang kuat.
Saling mempercayai adalah simpul
yang jauh lebih kuat.
PERLUKAH MENCARI JALAN PINTAS?
Keberhasilan tak diperoleh begitu
saja. Ia adalah buah dari pohon kerja keras. Jangan terlalu berharap pada
kemujuran. Tahukah anda apa itu kemujuran? Bukankah, kita tak selalu mampu
menjelaskan dari mana datangnya kemujuran. Sadarilah bahwa segala sesuatu perlu
berjalan alami dan semestinya. Pertumbuhan diri adalah proses mendaki tangga.
Anda harus melalui anak tangga satu per satu. Tak perlu repot mencari-cari
jalan pintas, karena tak ada jalan pintas. Hargai saja setiap langkah kecil
yang membawa anda maju. Ketergesaan adalah beban yang memberati langkah saja.
Amatilah jalan lurus anda. Tak
peduli bergelombang atau berbatu, selama anda yakin berada di jalan yang tepat,
maka melangkahlah terus. Dan, jalan yang tepat itu adalah jalan yang menuntun
anda menjadi diri anda sendiri.
RANTAI YANG MENGIKAT KAKI
Seorang pawang gajah pernah
bercerita bahwa gajah harus dilatih sejak masih kecil dan lemah. Pertama-tama
kaki bayi gajah diikat dengan rantai baja yang kuat pada sebuah tonggak yang
kokoh. Gajah hanya bisa berjalan sejauh panjang rantai. Jika ia berusaha
melarikan diri, rantai baja akan menahannya. Biasanya ia akan mencoba
memutuskan rantai itu dengan menariknya kuat-kuat, namun ia masih terlalu lemah
untuk bisa mengalahkan kekuatan rantai baja. Ini berlangsung selama
bertahun-tahun sampai tertanam dalam benak gajah bahwa ia takkan pernah mampu
memutuskan rantai yang mengikat kakinya. Dengan demikian sang pawang bisa
membawa gajah bekerja di ladang dan hutan tanpa khawatir melarikan diri. Lalu,
apalah bedanya rantai baja dengan tali ijuk, bila sang gajah tetap saja
menganggap dirinya takkan mampu mengalahkan apa yang mengikat kakinya?
Apakah hal ini terjadi pada hidup
kita? Jika selama ini kita membiarkan diri terbelenggu pada pengalaman masa
lalu, tanpa sedikit pun ada keberanian untuk menginsafinya, maka jangan
salahkan siapa-siapa jika kita takkan pernah mampu melepaskan diri dari
penyesalan.
BERKENAN MEMBERI
Mungkin tak seorang pun
bersimpati pada kesulitan anda. Atau mau mendengar dan memperhatikan keluhan
anda. Itu tak apa. Biarkan saja. Manusia selalu disibukkan oleh urusannya
sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingan egonya. Jadi mengapa anda
harus kesal dan memasukkannya ke dalam hati? Hidup ini sederhana, bila kita tak
selalu menuntut belas kasih dari orang lain. Hidup ini terasa manis, ketika
kita bersedia menolong pada orang lain tanpa pamrih. Semakin banyak anda
memberi, semakin ringan langkah anda jadinya.
Cobalah berdiri di depan jendela
dan pandanglah keluar. Tanyakan pada diri anda, apa yang bisa anda berikan pada
dunia ini. Pasti ada alasan kuat anda hadir di sini. Tentu, bukan untuk
merengek atau meminta sanjungan. Namun, demi sebuah kegunaan yang takkan
sia-sia. Bahkan seekor cacing tanah pun menggeliat untuk menggemburkan sawah.
Apalagi anda yang telah sempurna untuk seluruh tugas hidup anda. Namun, itu
hanya terwujud bila anda berkenan memberi.
JANGAN HABISKAN WAKTU UNTUK
MENGKRITIK
Anda akan memiliki lebih banyak
"waktu" dengan tidak mengkritik. Setiap orang memahami sesuai
prasangkanya. Setiap orang berhak mempertahankan pendiriannya. Jadi untuk apa
anda menyusahkan diri dengan mengkritik apa yang terjadi pada orang lain. Anda
takkan mampu memahami semua hal. Anda mungkin tidak melihat apa yang dilihat
orang lain. Keterbatasan pikiran dan prasangkalah yang membuat anda takabur
sehingga seolah-olah melihat apa yang tak dilihat orang lain.
Bila perahu anda bocor di tengah
lautan. Kritik pada si pembuat perahu tak akan menolong anda dari
ketenggelaman. Anda harus menambal lubang, atau terjun ke air dan berenang. Ini
menolong anda sendiri. Semua tindakan bagai simpanan yang akan anda tarik
kelak. Dan seburuk-buruknya simpanan adalah kecaman. Sedangkan pertolongan
selalu memberikan bunga yang terbaik.
MENGAPA HARUS MEMILIKI?
Di manakah kita bisa temukan
keindahan hidup? Di sebuah sudut alun-alun kota ini, sepasang suami istri
pedagang kaki lima meringkuk dalam tenda dikelilingi oleh beberapa anaknya.
Hujan deras turun sejak petang. Penganan yang dipajang sudah dingin dari tadi.
Tapi mereka tetap saling bercanda sambil membiarkan suara radio kecil
meramaikan suasana dengan sedikit gemerisik. Kau pasti rugi, pak? "Ya,
tidak apa-apa, semoga besok cuaca terang," demikian jawabnya. "Kami
ini pedagang kecil, mas. Tak punya apa-apa. Jadi kalau toh rugi, kami tak
kehilangan apa-apa. Orang yang takut kehilangan biasanya mereka yang merasa
memiliki apa yang diusahakannya. Padahal, siapa yang bisa menjamin malam ini
tidak hujan? Betapa hebatnya pemilik hujan itu sehingga bisa membuat warung
kami tak ada pengunjung? Bahkan kami sendiri tidak kuasa atas perniagaan
ini."
Ah, betapa sederhananya. Bila
kita mengaku berkuasa atas apa yang kita "miliki", kita tercebur
dalam lautan ilusi yang menenggelamkan saat apa yang kita "miliki"
hanyut terdera ombak. "Memiliki" adalah rantai besi yang mengikat
kita pada batu karang dasar laut. Menyadari ketidakkuasaan diri di hadapan
semesta raya adalah kunci pembuka rantai itu.
Komentar
Posting Komentar