Oleh :
Imam Nur Suharno
Penguatan pendidikan karakter menjadi topik utama dalam
pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hanya guru berkarakter yang dapat
melahirkan siswa berkarakter. Dan mustahil, guru yang tidak berkarakter dapat
melahirkan siswa yang berkarakter.
Ada 10 karakter yang harus ada pada diri guru sebagai
bekal menjalankan tugasnya untuk melahirkan siswa berkarakter. Pertama, salimul
aqidah (bersih akidahnya). Guru yang memiliki akidah yang bersih akan
mempersembahkan semua yang ada dalam dirinya hanya untuk Allah semata, termasuk
dalam hal mendidik siswa. Katakanlah: sesung guhnya shalatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS al-An'am [6]:
162).
Kedua, sahihul ibadah (benar ibadahnya). Guru yang benar
ibadahnya adalah guru yang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, termasuk
dalam mendidik siswa sebagai sarana ibadah kepada-Nya. Dan ibadahnya sesuai
dengan yang dicontohkan oleh Nabi SAW. Shalatlah kamu seperti yang kamu lihat
aku shalat (HR Bukhari).
Ketiga, matinul khuluq (kokoh akhlaknya). Guru yang
memiliki akhlak mulia adalah guru yang selalu menjadikan Nabi sebagai teladan
dalam hidupannya sehingga guru layak menjadi teladan bagi siswanya. Sebab Nabi
SAW adalah manusia yang memiliki akhlak mulia. Dan sesungguhnya kamu wahai
Muhammad benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS al-Qalam [68]: 68).
Keempat, qawiyyul jismi (kuat jasmaninya). Dalam
menjalankan tugasnya guru harus didukung dengan badan yang sehat dan kuat
sehingga guru mampu tampil dengan energik dalam mendidik siswa. Dalam hal ini,
Nabi SAW bersabda, Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin
yang lemah (HR Muslim).
Kelima, mutsaqqaful fikri (intelek dalam berpikir). Guru
yang berkarakter adalah guru mau belajar dan belajar serta meng ajarkannya
sehingga ilmunya bermanfaat. Maka, Katakanlah: Apakah sama orang yang berilmu
dengan orang yang tidak berilmu?" (QS az-Zumar [39]: 9).
Keenam, mujahidun linafsihi (kuat melawan hawa nafsu). Di
antara karakter guru yang berkarakter adalah guru yang dapat mengendalikan hawa
nafsu dan emosinya, bukan yang malah memperturuti nafsunya dengan sering
marah-marah. Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda, Tidak beriman seseorang dari
kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya tunduk pada ajaran Islam yang aku
bawa (HR Hakim).
Ketujuh, harisun ala waqtihi (sungguh-sungguh menjaga
waktunya). Kemampuan memanfaatkan wak tu adalah tanda sebagai guru yang
produktif. Nabi SAW ber sab da, Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima
perkara: mu damu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebe lum miskin,
lowongmu sebelum sibuk, dan hidupmu sebelum mati (HR Hakim).
Kedelapan, munadzdzamun fi syu'unihi (teratur dalam semua
urusan). Keteraturan dalam segala hal adalah karakter yang harus melekat dalam
diri seorang guru yang dibuktikan dengan kerapian administrasi pengajaran. Ali
bin Thalib pernah mengingatkan bahwa, Kebatilan yang teratur dapat mengalahkan
kebenaran yang tidak teratur.
Kesembilan, qadirun alal kasbi (mampu berusaha sendiri).
Guru yang berkarakter adalah guru yang mampu hidup mandiri, bukan menjadi beban
orang lain sehingga guru dapat fokus mendidik peserta didik. Dalam hal ini,
Nabi SAW bersabda, Tidak ada penghasilan yang lebih baik bagi seorang laki-laki
da ri pada bekerja sendiri dengan kedua tangannya (HR Ibnu Majah).
Kesepuluh, nafiun lighairihi (bermanfaat bagi orang
lain). Jelas guru harus selalu dapat memberikan manfaat kepada orang lain,
khususnya kepada peserta didik. Nabi SAW bersabda, Sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi sesama manusia (HR Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).
Semoga Allah membimbing kita para guru agar menjadi pribadi yang memiliki 10
karakter seperti di atas sehingga dapat melahirkan peserta didik yang
berkarakter. Amin.
Komentar
Posting Komentar