Buat Renungan Kita, terlebih
sebagai seorang SUAMI, atau IKHWAN yang akan meminang calonnya! Jleb banget
Jangan jadikan aku istrimu, jika
nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu
meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas, wajah laki-laki
lain yang terlihat begitu sempurna pun tak mengalihkan pandanganku dari wajah
lelahmu setelah bekerja seharian.
Jangan jadikan aku istrimu, jika
nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun
tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di
perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku.
Jangan jadikan aku istrimu, jika
nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman
perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang
siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan
hanya teman yang tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat.
Jangan jadikan aku istrimu, jika
nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menyatakan cerai
padaku. Kamu tahu betul, kita memang berbeda dan bukan persamaan yang
menyatukan kita tapi komitmen bersama.
Jangan jadikan aku istrimu, jika
nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingatkan kesalahanku.
Sedang aku tidak tuli dan masih bisa mendengar kata-katamu yang lembut tapi
berwibawa.
Jangan pilih aku sebagai istrimu,
jika nanti setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang dan memilih
bertemu teman-temanmu. Sedang seharian aku sudah begitu lelah dengan cucian dan
setrikaan yang menumpuk dan aku tidak sempat bahkan untuk menyisir rambutku.
Anak dan rumah bukan hanya kewajibanku, karena kamu menikahiku bukan untuk jadi
pembantu tapi pendamping hidupmu. Dan jika boleh memilih, aku akan memilih
mencari uang dan kamu di rumah saja sehingga kamu akan tahu bagaimana rasanya.
Jangan pilih aku sebagai istrimu,
jika nanti kamu lebih sering di kantor dan berkutat dengan pekerjaanmu bahkan
di hari minggu daripada meluangkan waktu bersama keluarga. Aku memilihmu bukan
karena aku tahu aku akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu
persembahkan untukku. Harta tidak pernah lebih penting dari kebersamaan kita
membangun keluarga karena kita tidak hidup untuk hari ini saja.
Jangan pilih aku jadi istrimu,
jika nanti kamu malu membawaku ke pesta pernikahan teman-temanmu dan
memperkenalkanku sebagai istrimu. Meski aku bangga karena kamu memilihku tapi
takkan kubiarkan kata-katamu menyakitiku. Bagiku pasangan bukan sebuah trofi
apalagi pajangan, bukan hanya seseorang yang sedap dipandang mata. Tapi
menyejukkan batin ketika dunia tak lagi ramah menyapa. Rupa adalah anugerah
yang akan pudar terkikis waktu, dan pada saat itu kamu akan tahu kalau pikiran
dangkal telah menjerumuskanmu.
Jangan pilih aku jadi istrimu,
jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuhku tak selangsing
sekarang. Kamu tentunya tahu kalau kamu juga ikut andil besar dengan melarnya
tubuhku. Karena aku tidak lagi punya waktu untuk diriku, sedang kamu selalu
menyempatkan diri ketika teman-temanmu mengajakmu berpetualang.
Jangan buru-buru menjadikanku
istrimu, jika saat ini kamu masih belum bisa menerima kekurangan dan
kelebihanku. Sedang seiring waktu, kekurangan bukan semakin tipis tapi tambah nyata
di hadapanmu dan kelebihanku mungkin akan mengikis kepercayaan dirimu. Kamu
harus tahu perut buncitmu tak sedikitpun mengurangi rasa cintaku, dan
prestasimu membuatku bangga bukan justru terluka.
Jangan buru-buru menjadikanku
istrimu, jika saat ini kamu masih ingin bersenang-senang dengan teman-temanmu
dan beranggapan aku akan melarangmu bertemu mereka setelah kita menikah. Kamu
harus tahu akupun masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku, untuk
sekedar ngobrol atau creambath di salon. Dan tak ingin apa yang disebut
“kewajiban” membuatku terisolasi dari pergaulan, ketika aku semakin disibukkan
dengan urusan rumah tangga. Menikah bukan untuk menghapus identitas kita
sebagai individu, tapi kita tahu kita harus selalu menghormati hak masing-masing
tanpa melupakan kewajiban.
Jangan buru-buru menikahiku, jika
saat ini kamu sungkan pada orang tuaku dan merasa tidak nyaman karena waktu
semakin menunjukkan kekuasaannya. Bagiku hidup lebih dari angka yang kita sebut
umur, aku tidak ingin menikah hanya karena kewajiban atau untuk menyenangkan
keluargaku. Menikah denganmu adalah salah satu keputusan terbesar di hidupku
yang tidak ingin kusesali hanya karena terburu-buru.
Jangan buru-buru menikahiku, jika
sampai saat ini kamu masih berpikir mencuci adalah pekerjaan perempuan. Aku tak
akan keberatan membetulkan genting rumah, dan berubah menjadi satpam untuk
melindungi anak-anak dan hartamu ketika kamu keluar kota.
Hapus aku dari daftar calon
istrimu, jika saat ini kamu berpikir mempunyai lebih dari satu istri tidak
menyalahi ajaran agama. Agama memang tidak melarangnya, tapi aku melarangmu
menikahiku jika ternyata kamu hanya mengikuti egomu sebagai laki-laki yang tak
bisa hidup dengan satu perempuan saja.
Hapus aku dari daftar calon
istrimu, jika saat ini masih ada perempuan yang menarik hatimu dan rasa
penasaran membuatmu enggan mengenalkanku pada teman-temanmu. Kamu harus tahu
meski cintamu sudah kuperjuangkan, aku tidak akan ragu untuk meninggalkanmu.
Hapus aku dari daftar calon
istrimu, jika saat ini kamu berpikir menikahiku akan menyempurnakan separuh
akidahmu sedang kamu enggan menimba ilmu untuk itu. Ilmuku tak banyak untuk itu
dan aku ingin kamu jadi imamku, seorang pemimpin yang tahu kemana membawa
pengikutnya.
Jangan jadikan aku sebagai
istrimu, jika kamu berpikir bisa menduakan cinta. Kamu mungkin tak tahu
seberapa besar aku mengagungkan sebuah cinta, tapi aku juga tidak akan
menyakiti diriku sendiri jika cinta yang kupilih ternyata mengkhianatiku.
Jangan jadikan aku sebagai
istrimu, jika kamu berpikir aku mencari kesempurnaan. Aku bukan gadis naif yang
menunggu sang pangeran datang dan membawaku ke istana. Mimpi seperti itu
terlalu menyesatkan, karena sempurna tidak akan pernah ada dalam kamus manusia
dan aku bukan lagi seorang gadis yang mudah terpesona.
Jangan pernah berpikir
menjadikanku sebagai istrimu, jika kamu belum tahu satu saja alasan kenapa aku
harus menerimamu sebagai suamiku.
Monggo di renungkan bersama ya sahabat-sahaba
semua
Komentar
Posting Komentar